LINGKUNGAN LAUT
UNTUK PERENCANAAN
WILAYAH PESISIR
Oleh:
Dr. Ir. Subandono Diposaptono, M.Eng
Hp. 0 8 1 3 5 5 0 3 0 3 1 0
Surabaya, 17-03-2017
Subandono
KALIMAT BIJAK
• Negara kuat adalah negara yang menghadap laut. Sebaliknya, negara lemah adalah
negara yang memunggungi laut. (Lin Zexu, 1785 – 1851)
• Globalisasi dimulai dari laut. Sebab, di era perdagangan bebas ini lebih dari 95
persen menggunakan domain laut. (Dr Sam TangredI, pakar maritim Amerika)
• Presiden pertama RI Soekarno juga telah lama menyadari bahwa laut memegang
peran sangat penting dan strategis dalam mewujudkan kemajuan bangsa. Artinya,
jika ingin menjadi negara maju, kuasailah lautan.
• Sebagai negara maritim, samudra, laut, selat dan teluk adalah masa depan
peradaban kita. Kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudra,
dan memunggungi selat dan teluk. Ini saatnya kita mengembalikan semuanya
sehingga 'Jalesveva Jayamahe', di laut justru kita jaya, sebagai semboyan kita di
masa lalu bisa kembali. (Pidato Pelantikan Presiden ke-7 Republik Indobesia Ir.
H. Joko Widodo Senin, 20 Oktober 2014)
P otensi Sumberdaya Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Memiliki 17,504 pulau dan 99.903 km
panjang garis pantai
Wilayah Pesisir Provinsi Produktivitas hayati tinggi dengan
keanekaragaman hayati laut tropis
terkaya di dunia
Pusat kegiatan rekreasi, transportasi,
industri, permukiman, pelabuhan,
bisnis, jasa lingkungan dll.
Kontribusi ekonomi sektor kelautan dan
perikanan pada GDP : sebesar 24,5%
dari total GDP nasional, hanya + 2,5%
berasal dari komoditas perikanan
55% produksi perikanan berasal
dari wilayah pesisir
Wilayah pesisir Indonesia
mengandung sekitar 2.500 spesies
moluska, 2.000 spesies krustase, 6
spesie penyu, 30 spesies mamalia
laut, dan lebih dari 2.000 spesies
ikan. Luas terumbu karang
mencapai 32.935 km2 (sekitar
16,5% dari luas terumbu dunia), dan
terdiri atas 70 genus dan lebih dari
500 spesies karang.
Rentan terhadap perubahan lingkungan
dan ancaman bencana
Konflik Pemanfaatan Ruang
Ilegal Fishing dan merusak
Produksi Peikanan menurun sejak 1990
Overfishing, tamgkapan semakin kecil
dan fishing ground semakin jauh
MASA DEPAN LAUT
Laut akan semakin terbuka
Pengguna sumberdaya laut akan semakin banyak
Laut akan semakin sesak dan kompetitif
KONFLIK PEMANFAATAN RUANG DAN SUMBER DAYA SEMAKIN MENINGKAT!
Penduduk Dunia 2015 = 7,2M
2050 = 9,3 M
BAGAIMANA MENGHADAPI MASA DEPAN LAUT
YANG SEMAKIN SESAK DAN KOMPETITIF ?
RZ KSN
RTRW Nasional RTR Pulau 1:
RTRL Nasional
1000K
RZ KSNT
RTR KSN
RZ Antar Wilayah
(Teluk, Selat, Laut)
RDTR Kabupaten
RTRW Kabupaten
RTR Kws Strategis
Kab.
RTRW Kota
RTR Kws Strategis
Kota
WILAYAH PERENCANAAN RZWP-3-K
Mengikuti RTRW
Karena alasan alasan tersebut maka harus ada suatu proses yang dilakukan oleh
masyarakat atau negara untuk memutuskan sumberdaya alam laut yang mana yang dapat
dimanfaatkan seiring jalannya waktu dan terrsedianya ruang. Proses tersebut adalah
perencanaan zonasi.
Subandono
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau-pulau Kecil (PWP3K)
“proses perencanaan, pemanfaatan, pengawasan, dan
pengendalian sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil antar
sektor, antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah, antara ekosistem
darat dan laut, serta antara ilmu pengetahuan dan manajemen untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat”
Tujuan pengelolaan WP3K mewujudkan harmonisasi antara kepentingan pembangunan
ekonomi dan pelestarian sumber daya WP-3-K dengan memperhatikan karakteristik dan
keunikan wilayah
Pengukuran dengan
Memberikan gambaran tentang morfologi dasar laut, dan penentuan
Metode Pemeruman
Bathimetri alokasi ruang untuk pariwisata, pelabuhan, pertambangan, perikanan
1 (Kedalaman Laut) dengan Ecosounder yang
budidaya, perikanan tangkap demersal dan pelagis, industri maritim,
terintegrasi dgn GPS, serta
konservasi, alur laut, reklamasi
Interpolasi Spasial
Geologi dan
Geomorfologi Laut Memberikan gambaran komposisi substrat dan bentuk lahan dasar laut,
(Substrat Dasar Laut Interpretasi Citra Satelit
2 dan penentuan alokasi ruang untuk pariwisata, pelabuhan,
dan deposit pasir dan Pengukuran Lapangan
pertambangan, perikanan budidaya, konservasi, alur laut, reklamasi
laut)
Kecerahan Memberikan gambaran kemampuan cahaya menembus kolom Interpretasi Citra Satelit dan
6 (Sebaran Nilai perairan, dan Penentuan alokasi ruang untuk pariwisata dan Ground Check Berdasarkan
Kecerahan) perikanan budidaya Variabiltas Nilai Kecerahan,
serta Interpolasi Spasial
Pengukuran Langsung,
8 pH Penentuan alokasi ruang untuk perikanan budidaya Analisis Laboratorium,
(Sebaran Nilai pH) Interpolasi Spasial
PENGGUNAAN PETA TEMATIK RZWP-3-K
NO PARAMETER PENGGUNAAN DATA METODE PENGUMPULAN DATA
Penentuan alokasi ruang untuk pariwisata, Interpretasi Citra Satelit. Ground Check
Ekosistem Pesisir pelabuhan, pertambangan, perikanan untuk mengidentifikasi Kondisi terumbu
11
(Terumbu Karang) budidaya, perikanan tangkap demersal, karang melalui metode Manta Tow dan
konservasi, reklamasi Point Transek
Penentuan alokasi ruang untuk pariwisata, Interpretasi Citra Satelit. Ground Check
12 Lamun perikanan budidaya, perikanan tangkap Padang Lamun melalui metode Transek
demersal, konservasi Kuadrat
Penentuan alokasi ruang untuk pariwisata, Interpretasi Citra Satelit. Ground Check
pelabuhan, pertambangan, perikanan untuk mengidentifikasi Persentase Tutupan
13 Mangrove budidaya, perikanan tangkap demersal, mangrove dan Kerapatan Batang dengan
konservasi, reklamasi metode Plot / Petak
subandono.diposaptono@yahoo.com - KKP
Arus, Gelombang,
Pencemaran, Sedimen, TSS,
Interpretasi Citra dll.
Groundcheck
Data Spasial Hasil pengolahan Citra:
SST, Klorofil, Substrat Dasar Laut, TSS,
Ekosistem Pesisir, Pemanfaatan Wil. Laut yg Verifikasi model
Ada (mengecek keandalan/relia-
bilitas model)
Diposaptono (2016)
Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
39 Jl. Medan Merdeka Timur No. 16, Jakarta 10041 | www.kkp.go.id
IDENTIFIKASI FISHING GROUND PELAGIS KECIL
95 mil
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC
BANGGAI
SEBARAN FISHING GROUND BULANAN DARI TAHUN 2007-2014
01 02
FISHING GROUND BULANAN
03 04
SEBARAN FISHING GROUND BULANAN DARI TAHUN 2007-2014
05 06
FISHING GROUND BULANAN
07 08
SEBARAN FISHING GROUND BULANAN DARI TAHUN 2007-2014
09 10
FISHING GROUND BULANAN
11 12
SEBARAN FISHING GROUND KOMPOSIT DARI TAHUN 2007-2014
FLUKTUASI FISHING GROUND BULANAN DARI TAHUN 2007-2014
jan feb mar apr may jun jul aug sep oct nov dec
IMAJINASI ALOKASI RUANG DI PERAIRAN LAUT
CATATAN :
1. Pola Ruang dan Struktur Ruamg
Daratan Pesisir mengikuti RTRW
yang berlaku.
2. Sempadan pantai diatur di Perda
RTRW (Perpres 51/2016)
3. Pola Ruang dan Struktur Ruang
daratan pesisir tidak perlu
digambarkan di RZWP-3-K
Subandono
Terima
Kasih