Anda di halaman 1dari 7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada sub bab ini membahas teori yang berhubungan dengan penelitian
seperti kajian pustaka yang terdiri dari pengertian prestasi belajar ,pengertian
metode diskusi , tujuan Metode diskusi ,langkah-langkah pembelajaran model
metode diskusi , dan pengertian pembelajaran ipa .

1. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut sardiman A.M (2001 : 46) “prestasi adalah kemampuan nyata


yang merupakan hasil interaksi antar berbagai faktor yang berpengaruh baik
dalam maupun luar individu dalam belajar .” setiap individu memiliki proses
belajar. Para pakar pendidikan mengemukakan penegrtian yang berbeda antara
satu dengan yang lainnya,namun demikian mengacu pada prinsip yang sama yaitu
setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu perubahannya

Menurut pandangan Goog dan Brophy dalam Uno (2006 : 15 )


menyatakan bahwa “belajar merupakan proses atau interaksi yang dilakukan
seseorang dalam memperoleh sesuatu yang abaru dalam perubahan perilaku
sebagai hasil dari pengalaman itu sendiri “ sedangakan Galloway dalam Uno
nmenyatakan “ belajar sebagai suatu perubahan perilaku seseorang yang relatif
cenderung tetap sebai akibat adanya penguatan “ .

Menurut Syah (2012:224) prestasi belajar dapat mengungkapan perubahan


tingkah laku pembelajaran dalam ranah kognitif ,afektif , dan psikomotor .
Menurut sugono (2008: 101) prestasi belajar adalah pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan melalui mata pembelajran ,lazim nya
ditunjukan dengan nilai tes atau nilai lain yang diberikan guru .
Dari banyak pengertian prestasi belajar menurut para ahli ,maka penulis
menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu pencapaian atau hasil akhir
yang bisa dilihat setelah terjadinya proses pembelajran . agar dapat mengetahui
prestasi belajar siswa ,penelitian memberikan evaluasi atau tes terhadap materi
pembeljran yang telah diajarkan .

2. Pengertian Metode Diskusi

Menurut Suryosubroto (1997), metode diskusi adalah suatu cara penyajian


bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-
kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan
pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas
suatu masalah. Menurut Suryosubroto (1997), metode diskusi adalah suatu cara
penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa
(kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna
mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif
pemecahan atas suatu masalah

Suryosubroto (1997) juga menambahkan bahwa dalam kelompok diskusi


hendaknya dipilih seorang pemimpin diskusi, yaitu siswa yang lebih memahami
atau menguasai masalah yang akan didiskusikan, berwibawa dan disenangi oleh
teman-temannya, berbahasa baik dan lancar serta dapat bertindak tegas, adil dan
demokratis. Adapun tugas pimpinan diskusi sendiri adalah sebagai pengatur dan
pengarah jalannya diskusi, pengatur lalu lintas percakapan serta sebagai penengah
dan penyimpul berbagai pendapat

 Djamarah (2006: 87) menjelaskan bahwa metode diskusi merupakan cara


pembelajaran yang mana siswa dihadapkan pada suatu pertanyaan atau pernyataan
yang memiliki sifat problematis untuk kemudian dipecahkan secara bersama-
sama. Metode jenis ini sangat erat kaitannya dengan problem solving atau
pemecahan masalah.
Syaiful Sagala (2009: 208), menjelaskan bahwa metode diskusi merupakan
suatu percakapan yang bersifat ilmiah yang responsif berisi pendapat-pendapat
maupun ide-ide dari beberapa orang yang terkumpul dalam kelompok dimana
terarah untuk memecahkan suatu masalah. Wina Sanjaya (2009: 154)
menjelaskan bahwa metode diskusi bertujuan untuk memecahkan suatu kasus atau
masalah, menambah maupun memahami pengetahuan, menjawab suatu
pertanyaan, serta bertujuan membuat keputusan.
Kegiatan diskusi dapat dilakukan oleh dua orang ataupun lebih, puluhan,
bahkan ratusan atau ribuan, dalam situasi resmi ataupun tak resmi; dengan
persiapan yang matang dan terencana disertai dengan aturan yang jelas, atau
kegiatan berbicara di tempat tak resmi dengan tujuan tertentu; berbicara boleh
berbeda; tetapi tetap merupakan satu kesatuan, menghasilkan ide-ide meskipun
berbeda, tetapi tetap satu tujuan, bukan kehendak pribadi, melainkan tujuan
kelompok, diwarnai dialog, tanya jawab, atau saling tukar pendapat, beradu
argumentasi dengan bukti dan alasan, boleh ada penolakan pendapat atau gagasan,
memberi tanggapan, saran, kritik, dan usul, di sisi lain dapat dikemukakan
informasi lengkap dan terperinci membawa hasil baik berupa kesimpulan,
kesepakatan, pemikiran alternatif, dan lain-lain sebagai hasil pemikiran bersama
Tujuan Metode Diskusi.

1. Rumusan masalah yang telah memiliki solusi diberikan kepada siswa.


2. Agar siswa bisa menyelesaikan permasalahan.
3. Siswa bisa melakukan penyampaian pendapat secara runtut sehingga
pendapat yang mereka sampaikan mudah diterima.
4. Melatih siswa untuk bisa menghargai segala pendapat yang diajukan orang
lain. Walaupun pendapat tersebut bertentangan
Langkah-langkah dalam Metode Pembelajaran Diskusi

Langkah-langkah Diskusi menurut Daryanto (2013 : 12-13), Berikut ini


akan diuraikan prosedur penyelenggaraan diskusi yang meliputi 2 fase,yaitu :
Fase Persiapan, ini biasanya terdiri atas langkah-langkah sebagi berikut:
1. Mempelajari subyek (area) yang akan didiskusikan.
2. Membagi peserta menjadi kelompok-kelompok dan memberi pengarahan
siapa menjadi apa (ketua/sekretaris,peserta biasa,dan pengamat)
3. Mementukan tujuan instruksional khusus yang ingin dicapai dalam diskusi itu.
4. Mengidentifikasi hasil-hasil belajar apa yang seharusnya dikuasai peserta
(apakah konsep,prinsip, dan lain-lain).
5. Menunjukan dan menguaraikan dengan jelas problema yang akan dipecahkan
dalam diskusi (briefing).
6. Meyiapkan dan membagikan bahan-bahan (hand-out) kepada peserta.
7. Mengembangkan agenda yang mencakup semua point yang dibutuhkan dalam
rangka pemecaha masalah.
8. Mengatur ruangan dan tempat duduk,papan tulis,dan alat-alat bantu yang akan
dipergunakan.
Fase Pelaksanaan
Fase ini tersusun atas kontinu sebagai berikut :
Pembukaan Diskusi
Dalam pembukaan diskusi yang perlu diperhatikan adalah penciptaan prakondisi
sehingga perhatian dan sikap mental peserta digiring dan disipakan agar
terkonsentrasi pada hal-hal yang akan dibicarakan dalam diskusi,usaha tersebut
dapat berupa :
1. Membuat outline singkat situasi yang akan didiskusikan.
2. Senantiasa memberikan pertanyaan-pertanyaan pada point-point yang penting
yang ada hubungannya dengan masalah yang bersangkutan.
3. Memberikan ilustrasi, demonstrasi atau bentuk lain yang dapat menarik
perhatian peserta.
Pemeliharaan Diskusi
Dalam pemeliharaan ini sebaiknya diterapkan bentuk-bentuk
reinforcement sehingga mendorong peserta untuk berpartisipasi secara aktif.
Pemeliharaan perasaan itu sanagat penting yang menyebabkan seseorang merasa
dihargai dan diperhatikan serta diikutsertakan sehingga mendorong timbulnya
sikap bertanggungjawab dan rasa memiliki.
Penutup diskusi
1. Agar para peserta menjadi mantap dan tidak merasa mengambang akan hasil
diskusinya maka dalam penutupan diskusi segera.
2. Segera dibuatka rangkuman dan kesimpulan yang tepat dan jelas.
3. Kalau terpaksa dalam menyimpulkan diskusi itu terjadi kompromi maka
jangan biarkan diskusi itu menjadi terkantung-kantung.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi Pembelajaran
a. Kelebihan Media Diskusi

Menurut Anitah, et.al. (2009 : 5.22), mengemukakan bahwa kelebihan


Metode Diskusi antara lain sebagai berikut.
1. Bertukar pikiran.
2. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai
jalan dan bukan satu jalan.
3. Menghayati permasalahan.
4. Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling
mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh
keputusan yang lebih baik.
5. Merangsang siswa untuk berpendapat.
6. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun
berbeda dengan pendapatnya sendiri dan membiasakan bersikap toleransi.
b. Kelemahan metode Diskusi
Menurut Anitah, et.al. (2009 : 5.22), mengemukakan bahwa kelemahan
Metode Diskusi antara lain sebagai berikut.
1. Relatif memerlukan waktu yang lebih banyak.
2. Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
3. Materi pembelajaran dapat menjadi lebih luas.
4. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
5. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara;.
6. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.
A. .Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Pengertian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan khusus yaitu dengan


melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori dan
demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain
(Abdullah, 1998: 18). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam
secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan sistematis dan
IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan (Sri Sulistyorini, 2007: 39).

Menurut Iskandar IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa


yang terjadi alam (Iskandar, 2001: 2). Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata
pelajaran di SD yang dimaksudkan agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan
dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari
pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan,
penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan. Pada prinsipnya, mempelajari IPA
sebagai cara mencari tahu dan cara mengerjakan atau melakukan dan membantu
siswa untuk memahami alam sekitar secara lebih mendalam hakikat pembelajaran
ipa (Depdiknas dalam Suyitno, 2002: 7)
B. . Tujuan Pendidikan IPA

Tujuan Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di SD bertujuan agar


siswa:

1. Mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap sains,
teknologi dan masyarakat.
2. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yang
akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains dalam
kehidupan sehari-hari.
5. Mengalihkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman ke bidang
pengajaran lain.
6. Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

C. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA


Standar Kompetensi (SK) yanga akan diteliti oleh peneliti adalah
SK 3.Memahami hubungan antara struktur organ tumbuhan dengan
fungsinya, serta pemeliharaannya. Sedangkan Kompetensi Dasar (KD )
3.2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan
fungsinya

Materi pokok dalam kedua KD yang akan diteliti tersebut adalah


(1)Menjelaskan hubungan antara struktur akar tumbuhan dengan fungsinya
(2.)Menjelaskan hubungan antara struktur batang tumbuhan dengan fungsinya
(3) Menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya
(4) Menjelaskan hubungan antara bunga dengan fungsinya

Anda mungkin juga menyukai