Anda di halaman 1dari 6

Perkembangan Masa Dewasa

MASA DEWASA (ADULTHOOD)

 ADULTUS :
 Telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna / dewasa
 Masa Dewasa dibagi menjadi 3 bagian :
1. Masa Dewasa Awal/Dini/Early Adulthood
2. Masa Dewasa Madya/Middle Adulthood
3. Masa Dewasa Akhir/Lanjut Usia/Late Adulthood/Old Age

EARLY ADULTHOOD ( 21-40 years) : Merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola
kehidupan baru dan harapan baru

 CIRI-CIRI MASA DEWASA AWAL


1. Masa pengaturan (settle down)
2. Masa reproduktif
3. Masa bermasalah
4. Masa ketegangan emosional
5. Masa keterasingan sosial
6. Masa komitmen
7. Masa ketergantungan
8. Masa perubahan nilai
9. Masa penyesuaian cara kehidupan baru
10. Masa kreatif

 TUGAS PERKEMBANGAN DEWASA AWAL


 Mencapai interdependensi emosional, sosial dan ekonomi yang dipusatkan pada harapan
masyarakat yang mencakup :
1. Mulai bekerja
2. Memilih pasangan
3. Belajar hidup dengan pasangan
4. Mulai membina keluarga
5. Mengasuh anak
6. Mengelola rumah tangga
7. Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara
8. Mencari kelompok sosial yang cocok

MIDDLE ADULTHOOD (40-60 years) : Merupakan periode penyesuaian diri terhadap


perubahan fisik, mental dan peran sosial

 Periode perubahan kemampuan fisik dan mental


 CIRI-CIRI DEWASA MADYA :
1. Periode yang ditakuti
2. Masa transisi
3. Masa stress
4. Masa berbahaya
5. Masa awkward (canggung)
6. Masa berprestasi
7. Dinilai dengan standar ganda
8. Masa evaluasi
9. Masa jenuh dan sepi (loneliness)

 TUGAS PERKEMBANGAN DEWASA MADYA


1. Menerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dan fisiologis 
2. Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai individu 
3. Membantu anak-anak remaja belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan
berbahagia 
4. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karir pekerjaan 
5. Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang dewasa 
6. Mencapai tanggung jawab sosial dan warga Negara secara penuh.
7. Menyesuaikan diri dengan orang tua yang telah lansia.

LATE ADULTHOOD (>60 years) : Merupakan periode penyesuaian diri pada


kemunduran kemampuan dan persiapan kematian

 CIRI-CIRI MASA LANJUT USIA


1. Periode kemunduran
2. Perbedaan individual pada efek menua tergantung genetik, lifestyle dan pola pemikiran
3. Usia tua dinilai dalam kriteria berbeda (secara perkembangan)
4. Masa yang dinilai tidak menyenangkan
5. Masa tua dianggap tidak produktif
6. Masa ingin kembali muda
7. Masa penyesuaian peran
8. Kelompok usia minoritas

 TUGAS PERKEMBANGAN LANSIA


1. Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan
2. Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya income
3. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan
4. Membentuk hubungan dengan orang seusia
5. Mengatur kehidupan fisik yang memuaskan
6. Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes

TIPE LIFE EVENT


1. Normative, Age-Graded Events
Contoh : menikah, melahirkan anak, menopause, pension
2. Normative, History-Graded Events
Contoh : perang, pergerakan politik, imigrasi massal, eksodus, krisis ekonomi
3. Nonnormative Events
Contoh : kecelakaan, sakit, perceraian
MEASUREMENT OF LIFE EVENTS (PENGUKURAN ACARA HIDUP)
 Dilakukan pengukuran tingkat stress atau perubahan tingkah laku yang dialami Individu
berkaitan dengan berbagai event yang berbeda. Berikut ini adalah daftar life-events yang
disusun berdasarkan ranking
1. Death of spouse 23. Son or daughter leaving home
2. Divorce 24. Trouble with in-laws
3. Marital separation 25. Outstanding personal achievement
4. Jail term 26. Wife begin or stop work
5. Death of close family member 27. Begin or end school
6. Personal injury or illness 28. Change in living condition
7. Marriage 29. Revision of personal habits
8. Fired at work 30. Trouble with boss
9. Marital reconciliation 31. Change in work hours or conditions
10. Retirement 32. Change in residence
11. Change in health of family member 33. Change in school
12. Pregnancy 34. Change in recreation
13. Sex difficulties 35. Change in church activities
14. Gain of new family member 36. Change in social activities
15. Business readjustment 37. Mortgage or loan for less purchase
16. Change in financial state (car, TV)
17. Death of close friend 38. Change in sleeping habits
18. Change to different line of work 39. Change in number of family get
19. Change in number of arguments with together
spouse 40. Change in eating habits
20. Mortgage or loan for major purchase 41. Vacation
(house, etc) 42. Christmas
21. Foreclosure of mortgage or loan 43. Minor violation of law
22. Change in responsibilities at work

1. Kematian pasangan 16. Perubahan kondisi keuangan


2. Perceraian 17. Kematian teman dekat
3. Pemisahan pernikahan 18. Ubah ke pekerjaan yang berbeda
4. Istilah penjara 19. Perubahan jumlah argumen dengan
5. Kematian anggota keluarga dekat pasangan
6. Cedera atau penyakit pribadi 20. Hipotek atau pinjaman untuk
7. Pernikahan pembelian besar (rumah, dll)
8. Dipecat di tempat kerja 21. Penyitaan hipotek atau pinjaman
9. Rekonsiliasi pernikahan 22. Perubahan tanggung jawab di tempat
10. Pensiun kerja
11. Perubahan kesehatan anggota 23. Putra atau putri meninggalkan rumah
keluarga 24. Masalah dengan mertua
12. Kehamilan 25. Prestasi pribadi yang luar biasa
13. Kesulitan bercinta 26. Istri mulai atau berhenti bekerja
14. Keuntungan anggota keluarga baru 27. Mulai atau akhiri sekolah
15. Penyesuaian bisnis 28. Perubahan kondisi kehidupan
SOCIOHISTORICAL CONTEXT

29. Revisi kebiasaan pribadi 37. Hipotek atau pinjaman untuk


30. Masalah dengan bos pembelian yang lebih sedikit (mobil,
31. Perubahan jam atau kondisi kerja TV)
32. Ubah tempat tinggal 38. Ubah kebiasaan tidur
33. Perubahan di sekolah 39. Perubahan jumlah keluarga
34. Perubahan rekreasi berkumpul
35. Perubahan dalam kegiatan gereja 40. Ubah kebiasaan makan
36. Perubahan dalam kegiatan sosial 41. Liburan
42. Natal
43. Pelanggaran kecil terhadap hukum

Masa Tua (Old Age)

 Masa Dewasa Akhir/ Late Adulthood / Lanjut Usia adalah usia manusia diatas usia > 65
tahun
 Tidak semua mengalami usia ini. Umumnya manusia yang dapat mencapai usia ini memiliki
life expectancy yang tinggi.
 Life expectancy setiap bangsa dan negara berbeda-beda.
 Indonesia Life expectancy adalah 72 tahun (data Bank Dunia tahun 2018) dan rata-rata usia
hidup rakyat Indonesia adalah 69 tahun (WHO tahun 2019)
 Life expectancy dipengaruhi oleh faktor biologis (misal keluarga kuat dan awet muda),
nutrisi, akses pelayanan kesehatan, kebersihan dan keamanan (safety).

Aspek Fisik Lansia


 Mengalami penurunan signifikan dalam berbagai kemampuan dan kondisi fisik yaitu :
1. Sistem syaraf  kecepatan berkurang
2. Penglihatan  Muncul katarak, kacamata plus, dsb
3. Pendengaran  Muncul agak tuli / kurang dengar / budeg
4. Pengecapan  Kurang merasa, segala terasa hambar kurang enak makan (ditambah gigi
ompong)
5. Pernafasan & pergerakan tubuh  Sering kesulitan nafas (terutama jika memiliki riwayat
perokok), rawan celaka/injury, rematik
6. Penurunan sistem imun tubuh  Mudah sakit
7. Pola tidur  Lebih cepat terbangun, susah tidur

Aspek Kognitif
 Kemampuan berpikir menurun  Mudah lupa, konsentrasi terbatas
 Kemampuan analisa dan problem solving baik  efektif berdasarkan pengalaman
 Penyakit yg mempengaruhi kognitif  Alzheimer dan Dementia (pikun)
 Muncul Wisdom (kebijaksanaan)  Kemampuan berpikir mendalam hasil dari hikmah
pengalaman hidup sehingga melihat hidup lebih bermakna untuk dijalani, kematangan emosi
dan rasa menolong kemanusiaan (altruistik)

Aspek Emosi
 Teori Erikson mengatakan pribadi Lansia mengalami 2 kemungkinan : Ego Integrity vs
Despair. Lansia dapat mengalami integritas diri yang baik atau mengalami kesulitan di masa
tua. Hal ini dipengaruhi pengalaman hidupnya di masa muda.
 Reminiscence  Adanya usaha mengingat kehidupan masa lalu (life review) untuk
mendapatkan hikmah dan makna hidup serta penerimaan diri seutuhnya.
 Peningkatan dalam kehidupan spiritual. Tidak hanya bergabung dengan agama/religi tertentu.
Adanya keinginan untuk makna ke-Tuhanan dan relativitas hidup (makna dibalik perubahan-
perubahan yang terus berlangsung selama hidup).
 Kebahagiaan (psychological well-being) di masa tua  dipengaruhi kondisi kesehatan,
aktif/tidak berkegiatan, adanya dukungan sosial dari keluarga/org terdekat.

Aspek Sosial
 Hubungan Lansia yang mengalami perubahan :
1) Hub perkawinan  kepuasan pernikahan dgn pasangan, perceraian, menikah kembali,
kehidupan menjanda/duda (bila pasangan meninggal/bercerai), kehidupan lansia lajang,
dan lansia menikah tanpa anak
2) Hub keluarga  dengan saudara yang masih hidup, dengan anak yang telah dewasa/tua,
dengan cucu/buyut
3) Hub pertemanan  teman yang masih hidup, teman di panti jompo, teman tetangga,
caretaker (pengasuh)

Succesful Aging
 Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan hidup di masa tua :
1. Rasa optimis dan percaya diri pada kemampuan menjaga kondisi fisik dan kesehatan
2. Mampu memilih secara selektif kegiatan yang produktif dan melatih berpikir
3. Penguatan konsep diri dan penerimaan kondisi diri di masa tua
4. Mampu menerima dan mengendalikan emosi dengan matang, khususnya dalam
mengambil hikmah hidup, menikmati kehidupan sosial
5. Menerima perubahan hidup khususnya penurunan kemampuan
6. Meningkatkan spiritualitas dan keyakinan beragama, sehingga mempersiapkan kematian
dengan rasa tenang dan terkendali
7. Dapat bersikap mandiri namun tetap terbuka pada bantuan orang lain (bila diperlukan)
8. Memiliki hubungan dengan orang lain yang berkualitas, khususnya mendapat dukungan
sosial dan pertemanan yang menyenangkan.

Mempersiapkan kematian
 Sikap terhadap kematian berbeda-beda pada setiap usia
 Di usia childhood  upaya memahami bahwa mati adalah “tidak hidup” di dunia, khususnya
akibat berhentinya fungsi biologis (berhenti detak jantung, tidak lagi ada nyawa, dsb)
 Di usia remaja  upaya mengingat adanya kematian, hidup sementara dan kematian dapat
datang kapan saja (sakit, kecelakaan, dsb)
 Di usia dewasa  Penurunan fisik mengingatkan pada resiko kematian, munculnya
kecemasan pada kematian (tidak siap mati), upaya menerima kematian sebagai kepastian
hidup dan mulai mempersiapkan kematian

Tahap-tahap menuju mati (stage of dying)


 Menurut Kubler-Ross (1969) berdasarkan penelitian pada 200 pasien sekarat maka tahap
menuju mati :
1. Denial
2. Anger
3. Bargaining
4. Depression
5. Acceptance

Reaksi pada kematian


 Bereavement : kesedihan akibat kehilangan orang yang dicintai
 Mourning : tingkah laku berduka yang diterima secara kultural (misal menggunakan baju
hitam, menangis, dsb)
 Grief : duka mendalam yang menimbulkan stres fisik dan emosi.
 Tahap grief  1) menerima kenyataan atas kematian/kehilangan, 2) berusaha melewati rasa
sakit, 3) penyesuaian diri pada kehidupan tanpa orang yang meninggal, 4) menerima
hubungan hanya bersifat ikatan batin dengan yang meninggal dan move on dengan hidup.

Al-Qur’an Tentang kematian


 QS Ali Imran : 185 “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.”
 QS. Jumu’ah : 8 “Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya,
maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan
kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu
apa yang telah kamu kerjakan.”
 Selama kita merasakan hidup, maka kita harus bersiap untuk mati.

Anda mungkin juga menyukai