ADULTUS :
Telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna / dewasa
Masa Dewasa dibagi menjadi 3 bagian :
1. Masa Dewasa Awal/Dini/Early Adulthood
2. Masa Dewasa Madya/Middle Adulthood
3. Masa Dewasa Akhir/Lanjut Usia/Late Adulthood/Old Age
EARLY ADULTHOOD ( 21-40 years) : Merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola
kehidupan baru dan harapan baru
Masa Dewasa Akhir/ Late Adulthood / Lanjut Usia adalah usia manusia diatas usia > 65
tahun
Tidak semua mengalami usia ini. Umumnya manusia yang dapat mencapai usia ini memiliki
life expectancy yang tinggi.
Life expectancy setiap bangsa dan negara berbeda-beda.
Indonesia Life expectancy adalah 72 tahun (data Bank Dunia tahun 2018) dan rata-rata usia
hidup rakyat Indonesia adalah 69 tahun (WHO tahun 2019)
Life expectancy dipengaruhi oleh faktor biologis (misal keluarga kuat dan awet muda),
nutrisi, akses pelayanan kesehatan, kebersihan dan keamanan (safety).
Aspek Kognitif
Kemampuan berpikir menurun Mudah lupa, konsentrasi terbatas
Kemampuan analisa dan problem solving baik efektif berdasarkan pengalaman
Penyakit yg mempengaruhi kognitif Alzheimer dan Dementia (pikun)
Muncul Wisdom (kebijaksanaan) Kemampuan berpikir mendalam hasil dari hikmah
pengalaman hidup sehingga melihat hidup lebih bermakna untuk dijalani, kematangan emosi
dan rasa menolong kemanusiaan (altruistik)
Aspek Emosi
Teori Erikson mengatakan pribadi Lansia mengalami 2 kemungkinan : Ego Integrity vs
Despair. Lansia dapat mengalami integritas diri yang baik atau mengalami kesulitan di masa
tua. Hal ini dipengaruhi pengalaman hidupnya di masa muda.
Reminiscence Adanya usaha mengingat kehidupan masa lalu (life review) untuk
mendapatkan hikmah dan makna hidup serta penerimaan diri seutuhnya.
Peningkatan dalam kehidupan spiritual. Tidak hanya bergabung dengan agama/religi tertentu.
Adanya keinginan untuk makna ke-Tuhanan dan relativitas hidup (makna dibalik perubahan-
perubahan yang terus berlangsung selama hidup).
Kebahagiaan (psychological well-being) di masa tua dipengaruhi kondisi kesehatan,
aktif/tidak berkegiatan, adanya dukungan sosial dari keluarga/org terdekat.
Aspek Sosial
Hubungan Lansia yang mengalami perubahan :
1) Hub perkawinan kepuasan pernikahan dgn pasangan, perceraian, menikah kembali,
kehidupan menjanda/duda (bila pasangan meninggal/bercerai), kehidupan lansia lajang,
dan lansia menikah tanpa anak
2) Hub keluarga dengan saudara yang masih hidup, dengan anak yang telah dewasa/tua,
dengan cucu/buyut
3) Hub pertemanan teman yang masih hidup, teman di panti jompo, teman tetangga,
caretaker (pengasuh)
Succesful Aging
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan hidup di masa tua :
1. Rasa optimis dan percaya diri pada kemampuan menjaga kondisi fisik dan kesehatan
2. Mampu memilih secara selektif kegiatan yang produktif dan melatih berpikir
3. Penguatan konsep diri dan penerimaan kondisi diri di masa tua
4. Mampu menerima dan mengendalikan emosi dengan matang, khususnya dalam
mengambil hikmah hidup, menikmati kehidupan sosial
5. Menerima perubahan hidup khususnya penurunan kemampuan
6. Meningkatkan spiritualitas dan keyakinan beragama, sehingga mempersiapkan kematian
dengan rasa tenang dan terkendali
7. Dapat bersikap mandiri namun tetap terbuka pada bantuan orang lain (bila diperlukan)
8. Memiliki hubungan dengan orang lain yang berkualitas, khususnya mendapat dukungan
sosial dan pertemanan yang menyenangkan.
Mempersiapkan kematian
Sikap terhadap kematian berbeda-beda pada setiap usia
Di usia childhood upaya memahami bahwa mati adalah “tidak hidup” di dunia, khususnya
akibat berhentinya fungsi biologis (berhenti detak jantung, tidak lagi ada nyawa, dsb)
Di usia remaja upaya mengingat adanya kematian, hidup sementara dan kematian dapat
datang kapan saja (sakit, kecelakaan, dsb)
Di usia dewasa Penurunan fisik mengingatkan pada resiko kematian, munculnya
kecemasan pada kematian (tidak siap mati), upaya menerima kematian sebagai kepastian
hidup dan mulai mempersiapkan kematian