Profil Ketenagakerjaan Provinsi Papua 2020
Profil Ketenagakerjaan Provinsi Papua 2020
tp
s:
//p
a pu
a.
bp
s.
go
.id
o .id
s .g
. bp
ua
p
pa
s ://
tp
ht
ISSN : 2477-4553
No. Publikasi : 94000.2124
Katalog : 2303003.94
Naskah:
Badan Pusat Statistik Provinsi Papua
o .id
.g
Penyunting:
Badan Pusat Statistik Provinsi Papua s
. bp
ua
Penerbit:
tp
Pencetak:
Badan Pusat Statistik Provinsi Papua
Sumber Ilustrasi:
freepik.com, pngtree.com, clipart-library.com, pngwing.com, pngitem.com
o .id
pembangunan di bidang ketenagakerjaan.
s .g
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, dan memberi
bp
perhatian sehingga publikasi ini bisa terwujud dengan segala keterbatasan dan
.
ua
kekurangannya.
p
pa
publikasi yang lebih baik di masa yang akan datang. Besar harapan kami
s
tp
Penanggung Jawab
Adriana Helena Carolina. S.E, M.M.
Editor
Sugiyanto, S.ST, M.Si.
Pengolah Data
Aditya Hans Pradipta, S.ST.
.id
Penulis
o
Erfal Andika Tarigan, S.ST.
.g
Aditya Hans Pradipta, S.ST.
s
bp
Layout
.
ua
Desain Sampul
://
.id
1.3 Maksud dan Tujuan 5
o
1.4 Sistematika Penulisan 5
.g
Bab 2 Konsep dan Definisi 7
s
bp
2.1 Konsep Ketenagakerjaan 9
.
2.2 Definisi 10
ua
3.1 Penduduk Usia Kerja menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur 18
://
.id
7.4 Perkembangan Indikator Tenaga Kerja 74
o
7.5 Penduduk Bukan Angkatan Kerja 75
.g
Bab 8 Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Ketenagakerjaan 77
s
bp
Bab 9 Kesimpulan 83
.
p ua
pa
s ://
tp
ht
Tabel 3.1 Penduduk Usia Kerja menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin 20
Tahun 2020
Tabel 3.2 Penduduk Usia Kerja menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin 21
Tahun 2020
Tabel 3.3 Penduduk Usia Kerja menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin 23
Tahun 2020
Tabel 4.1 Angkatan Kerja menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin Tahun 29
.id
2020
o
.g
Tabel 4.2 Angkatan Kerja menurut Kabupaten/Kota dan Pendidikan yang 31
Ditamatkan Tahun 2020 s
. bp
Tabel 5.1 Penduduk 15 Tahun ke atas yang Bekerja menurut Kelompok Umur dan 35
ua
Tabel 5.2 Penduduk 15 Tahun ke atas yang Bekerja menurut Kabupaten/Kota dan 38
://
Tabel 6.1 Pengangguran menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin Tahun 2020 59
Tabel 6.2 Pengangguran menurut Jenis Kegiatan dan Jenis Kelamin Tahun 2020 60
Tabel 7.3 Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) menurut Kabupaten/Kota dan Jenis 73
Kelamin Tahun 2020
.id
Kegiatan Tahun 2020
o
Tabel 8.1 Dampak Covid-19 Terhadap Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis 80
.g
Kelamin dan Daerah Tempat Tinggal
s
bp
Tabel 8.2 Dampak Covid-19 Terhadap Penduduk Usia Kerja Menurut Kelompok 81
.
Umur
p ua
pa
s ://
tp
ht
Gambar 3.1 Persentase Penduduk Usia Kerja menurut Kegiatan Utama Tahun 2020 22
Gambar 4.1 Angkatan Kerja menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Tahun 28
2020
Gambar 4.2 Angkatan Kerja menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2020 30
Gambar 5.1 Persentase Penduduk 15 Tahun ke atas yang Bekerja menurut Jenis 36
Kelamin dan kelompok Umur Tahun 2020
.id
Gambar 5.2 Persentase Penduduk 15 Tahun ke atas yang Bekerja menurut 39
o
.g
Pendidikan yang Ditamatkan Tahun 2020
s
bp
Gambar 5.3 Persentase Penduduk 15 Tahun ke atas yang Bekerja menurut 44
Kabupaten/Kota dan Lapangan Usaha Tahun 2020
.
ua
Gambar 5.4 Persentase Penduduk 15 Tahun ke atas yang Bekerja menurut Jumlah 46
p
pa
Gambar 5.5 Persentase Penduduk 15 Tahun ke atas yang Bekerja menurut Status 48
s
Gambar 5.6 Persentase Penduduk 15 Tahun ke atas yang Bekerja menurut Status 49
Pekerjaan dan Kabupaten/Kota Tahun 2020
Gambar 5.7 Persentase Penduduk 15 Tahun ke atas yang Bekerja menurut Status 51
Pekerjaan dan Lapangan Usaha Tahun 2020
Gambar 5.8 Persentase Penduduk 15 Tahun ke atas yang Bekerja menurut Status 52
dan Jenis Kelamin Tahun 2020
Gambar 5.9 Persentase Penduduk 15 Tahun ke atas yang Bekerja menurut Status 53
dan Kabupaten/Kota Tahun 2020
Gambar 6.1 Pengangguran menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 58
2020
Gambar 6.3 Setengah Penganggur menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin 63
Tahun 2020
Gambar 7.1 TPAK menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2020 68
o.id
s .g
bp
.
p ua
pa
s ://
tp
ht
komponen penting. Jumlah angkatan kerja, penduduk yang bekerja, angka pengangguran
ekonomi yang tinggi dapat mendorong terciptanya lapangan pekerjaan, dan sebaliknya
semakin banyak tenaga kerja yang terserap maka akan meningkatkan produktivitas dan
.id
pertumbuhan ekonomi. Untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi,
o
strategi/perencanaan di bidang ketenagakerjaan mutlak diperlukan. Oleh karena itu, data
s .g
terkait ketenagakerjaan perlu disediakan sebagai bahan perencanaan dan evaluasi.
bp
Badan Pusat Statistik sebagai instansi penyedia data berupaya untuk memenuhi
.
ua
kebutuhan tersebut. Data ketenagakerjaan diperoleh dari Survei Angkatan Kerja Nasional
p
pa
(SAKERNAS). Pelaksanaan Sakernas tahun 2020 dilakukan secara semesteran, yakni pada
s ://
bulan Februari dan Agustus. Secara umum SAKERNAS yang dilaksanakan pada semester 1
tp
ht
dapat digunakan untuk mengestimasi keadaan tenaga kerja sampai level provinsi.
Sementara itu, khusus untuk semester 2 (Agustus) dapat menyajikan data sampai level
ini telah menggunakan jumlah penduduk hasil proyeksi setelah Survei Penduduk Antar
Melalui survei ini dapat diperoleh gambaran umum ketenagakerjaan seperti jumlah
tenaga kerja yang tersedia, jumlah pengangguran, tingkat penyerapan tenaga kerja menurut
lapangan usaha, dan status pekerjaan dari penduduk yang bekerja. Selain itu, indikator-
indikator penting ketenagakerjaan seperti Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat
Kesempatan Kerja (TKK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) juga dapat diketahui.
ketenagakerjaan yang terbilang komplek. Jika dilihat dari segi kuantitas, jumlah angkatan
kerja maupun penduduk yang bekerja mengalami peningkatan setiap tahunnya. Saat tahun
2018 jumlah angkatan kerja sebanyak 1.856.461 meningkat menjadi 1.857.300 pada tahun
2019. Sedangkan pada tahun 2020 menjadi 1.767.403. Pada periode 2019 menuju 2020,
angka pengangguran naik dari 3,51 persen menjadi 4,28 persen. Secara umum, tingkat
pengangguran di Papua masih tergolong rendah dan bahkan lebih rendah dibanding angka
o .id
Kondisi ini semestinya menjadi kondisi ideal untuk dapat memacu pertumbuhan
s .g
ekonomi. Dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi maka akan meningkatkan
bp
kesejahteraan hidup masyarakat, yang selanjutnya dapat menurunkan angka kemiskinan.
.
ua
terbilang rendah dan angkatan kerja yang tersedia dalam jumlah yang banyak, tidak serta
s://
merta berdampak pada penurunan angka kemiskinan. Di tingkat nasional, Papua merupakan
tp
provinsi dengan persentase penduduk miskin terbanyak, yaitu sebesar 26,80 persen (kondisi
ht
adalah rendahnya kualitas tenaga kerja. Pendidikan dan keahlian rendah, jenis pekerjaan
yang dilakukan pun adalah yang tidak membutuhkan skill tinggi, seperti bertani. Dampaknya
pendapatan yang diterima juga relatif kecil. Hal inilah yang menyebabkan tingginya tingkat
kemiskinan di Papua.
Publikasi ini rutin disusun setiap tahun untuk memberikan gambaran mengenai
kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Papua. Selain itu, dalam publikasi ini juga memuat
Publikasi Profil Ketenagakerjaan di Provinsi Papua 2020 disusun dari data SAKERNAS
bulan Agustus 2020. Pembahasan dibatasi hanya sampai tingkat kabupaten/kota, mengingat
1.3.1 Mengetahui komposisi penduduk usia kerja dirinci menurut jenis kelamin, jenis
.id
kegiatan, dan kelompok umur;
o
.g
1.3.2 Mengetahui karakteristik angkatan kerja menurut jenis kelamin, pendidikan,
s
bp
kelompok umur;
.
ua
pendidikan, kelompok umur, lapangan usaha, status pekerjaan, jam kerja, dan
://
sektor formal/informal;
s
tp
1.4.1 Bab I. Berisi tentang latar belakang, ruang lingkup, tujuan, dan sistematika
penulisan.
1.4.2 Bab II. Berisi konsep dan definisi yang digunakan dalam pengumpulan data
ketenagakerjaan.
jenis kelamin, kelompok umur, dan kegiatan terbanyak selama seminggu yang lalu.
1.4.4 Bab IV. Berisi tentang karakteristik angkatan kerja, termasuk didalamnya bukan
angkatan kerja yang dirinci menurut jenis kelamin, kelompok umur, dan
pendidikan.
1.4.5 Bab V. Menjelaskan tentang kondisi penduduk yang bekerja yang dirinci menurut
o .id
1.4.6 Bab VI. Berisi karakteristik pengangguran menurut jenis kelamin, kelompok umur,
s .g
dan pendidikan.
.bp
p ua
pa
s ://
tp
ht
oleh Badan Pusat Statistik mengacu The Labor Force Concept yang disarankan oleh
International Labor Organization (ILO). Konsep ini membagi penduduk menjadi dua
kelompok, yaitu penduduk usia kerja dan penduduk bukan usia kerja. Konsep tersebut
o .id
s .g
. bp
p ua
pa
s ://
tp
ht
- Penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun
dan lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja,
dan pengangguran.
o .id
- Penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15
s .g
tahun dan lebih) yang masih sekolah, mengurus rumah tangga atau melaksanakan
bp
kegiatan lainnya.
.
ua
Penduduk Bekerja
p
pa
- Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud
s ://
sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut
termasuk pula kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu
usaha/kegiatan ekonomi.
pekerjaan tetapi selama seminggu yang lalu tidak bekerja karena berbagai sebab,
seperti: sakit, cuti, menunggu panenan, mogok, dan sebagainya, termasuk mereka
yang sudah diterima bekerja tetapi selama seminggu yang lalu belum mulai
bekerja. Mulai tahun 2011, mereka yang sudah diterima bekerja tetapi selama
(sesuai konsep ILO, hal. 97 “An ILO Manual on Concepts and Methods”).
a. Pegawai pemerintah/swasta yang sedang tidak masuk bekerja karena cuti, sakit,
b. Petani yang mengusahakan tanah pertanian dan sedang tidak bekerja karena alasan
sakit atau menunggu pekerjaan berikutnya (menunggu panenan atau menunggu hujan
.id
keahlian, yang sedang tidak bekerja karena sakit, menunggu pesanan dan sebagainya.
o
Misalnya: dalang, tukang cukur, tukang pijat, dan sebagainya.
Klasifikasi Formal–Informal s .g
. bp
Beberapa pihak, mendefinisikan kegiatan informal hanya berdasarkan status pekerjaan,
p ua
namun dalam publikasi ini, pendekatan batasan kegiatan informal diambil dari kombinasi antara
pa
jenis pekerjaan utama dan status pekerjaan. Batas kegiatan informal dapat dilihat seperti pada
s ://
bagan berikut :
tp
ht
mendapatkan pekerjaan.
Mencari pekerjaan adalah kegiatan seseorang yang tidak bekerja dan pada saat survei
o .id
a. Yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan.
s .g
b. Yang sudah pernah bekerja, karena sesuatu hal berhenti atau diberhentikan dan
bp
sedang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan. Usaha mencari pekerjaan ini
.
ua
tidak terbatas pada seminggu sebelum pencacahan, jadi mereka yang sedang
p
pa
dari satu minggu yang lalu tetap dianggap sebagai mencari pekerjaan. Mereka
tp
yang sedang bekerja atau yang sedang dibebas tugaskan, baik akan dipanggil
ht
kembali ataupun tidak, dan berusaha untuk mendapatkan pekerjaan, tidak dapat
Mempersiapkan suatu usaha adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam rangka
mencari lokasi/ tempat, mengurus surat ijin usaha, dan sebagainya, telah/sedang dilakukan.
yang nantinya cenderung pada pekerjaan sebagai berusaha sendiri (own account worker)
atau sebagai berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tak dibayar atau sebagai berusaha
seminggu yang lalu saja, tetapi bisa dilakukan beberapa waktu yang lalu asalkan seminggu
.id
yang lalu masih berusaha untuk mempersiapkan suatu kegiatan usaha.
o
Setengah Penganggur adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari
s
35 jam seminggu). Setengah Penganggur terdiri dari:
.g
bp
a. Setengah Penganggur adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal
.
ua
(kurang dari 35 jam seminggu), dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia
p
pa
menerima pekerjaan.
s ://
b. Pekerja Paruh Waktu adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal
tp
ht
(kurang dari 35 jam seminggu), tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak
Penduduk Bukan Angkatan Kerja adalah penduduk usia 15 tahun atau lebih yang tidak
termasuk Angkatan Kerja yang dibedakan menurut jenis kegiatan yang menggunakan waktu
dari pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi selama seminggu yang
dianggap bekerja.
c. Kegiatan lainnya adalah kegiatan seseorang selain disebut di atas, yakni kegiatan
yang dilakukan secara aktif misal: berolah raga, hobby, sosial kemasyarakatan dll,
Pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah tingkat pendidikan yang dicapai seseorang
o .id
setelah mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi suatu tingkatan sekolah dengan
(tidak termasuk jam kerja istirahat resmi dan jam kerja yang digunakan untuk hal-hal di luar
p
pa
pekerjaan) selama seminggu yang lalu. Bagi pedagang keliling, jumlah jam kerja dihitung
s ://
mulai berangkat dari rumah sampai tiba kembali di rumah dikurangi waktu yang tidak
tp
ht
seseorang bekerja.
Jenis pekerjaan/jabatan adalah macam pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang atau
ditugaskan kepada seseorang yang sedang bekerja atau yang sementara tidak bekerja. Jenis
pekerjaan ini mengikuti KBJI (Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan Indonesia) 2002 yang mengacu
Upah/gaji bersih adalah penerimaan buruh/karyawan berupa uang atau barang yang
dengan harga setempat. Penerimaan bersih yang dimaksud tersebut adalah setelah
perusahaan/kantor/majikan.
Status pekerjaan adalah kedudukan seseorang dalam melakukan pekerjaan di suatu unit
a. Berusaha sendiri, adalah bekerja atau berusaha dengan menanggung resiko secara
ekonomis, yaitu dengan tidak kembalinya ongkos produksi yang telah dikeluarkan
dalam rangka usahanya tersebut, serta tidak menggunakan pekerja dibayar maupun
pekerja tak dibayar, termasuk yang sifat pekerjaannya memerlukan teknologi atau
o .id
keahlian khusus.
s .g
b. Berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tak dibayar, adalah bekerja atau berusaha
bp
atas resiko sendiri, dan menggunakan buruh/pekerja tak dibayar dan atau
.
ua
c. Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar, adalah berusaha atas resiko sendiri dan
s ://
maupun barang. Buruh yang tidak mempunyai majikan tetap, tidak digolongkan
majikan tetap jika memiliki 1 (satu) majikan (orang/rumah tangga) yang sama dalam
lain/majikan/institusi yang tidak tetap (lebih dari 1 majikan dalam sebulan terakhir) di
usaha pertanian baik berupa usaha rumah tangga maupun bukan usaha rumah tangga
barang, dan baik dengan sistem pembayaran harian maupun borongan. Usaha
perikanan, dan perburuan, termasuk juga jasa pertanian. Majikan adalah orang atau
f. Pekerja bebas di non pertanian adalah seseorang yang bekerja pada orang
lain/majikan/institusi yang tidak tetap (lebih dari 1 majikan dalam sebulan terakhir), di
.id
usaha non pertanian dengan menerima upah atau imbalan baik berupa uang maupun
o
barang dan baik dengan sistem pembayaran harian maupun borongan. Usaha non
s .g
pertanian meliputi : usaha di sektor pertambangan, industri, listrik, gas dan air, sektor
bp
konstruksi/bangunan, perdagangan, angkutan, pergudangan dan komunikasi, sektor
.
ua
keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan, tanah dan jasa perusahaan, sektor jasa
p
pa
kemasyarakatan, sosial, dan perorangan. Huruf e dan f yang dikembangkan mulai pada
s ://
publikasi 2001, pada tahun 2000 dan sebelumnya dikategorikan pada huruf d dan a
tp
ht
g. Pekerja tak dibayar adalah seseorang yang bekerja membantu orang lain yang
berusaha dengan tidak mendapat upah/gaji, baik berupa uang maupun barang.
- Anggota rumah tangga dari orang yang dibantunya, seperti istri/anak yang membantu
- Bukan anggota rumah tangga tetapi keluarga dari orang yang dibantunya, seperti famili
- Bukan anggota rumah tangga dan bukan keluarga dari orang yang dibantunya, seperti
orang yang membantu menganyam topi pada industri rumah tangga tetangganya.
Penduduk usia kerja adalah bagian dari penduduk yang usianya sudah dipandang
mampu untuk bekerja memproduksi barang dan jasa. Dalam istilah ketenagakerjaan,
penduduk usia kerja biasa disebut sebagai tenaga kerja. Potensi ekonomi yang dimiliki oleh
suatu wilayah dapat dilihat dari banyaknya tenaga kerja. Penduduk yang berpartisipasi aktif
dalam pasar tenaga kerja disebut dengan angkatan kerja. Yang digolongkan sebagai
angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja dan yang sedang menganggur (mencari
.id
pekerjaan). Sementara itu, penduduk yang bersekolah, mengurus rumah tangga, dan
o
melakukan kegiatan lain selain bekerja atau mencari pekerjaan digolongkan sebagai bukan
s .g
angkatan kerja. Batasan usia yang digunakan Indonesia dalam pengelompokan penduduk
bp
usia kerja mengacu pada konsep International Labour Organiation (ILO), yaitu 15 tahun ke
.
ua
atas.
p
pa
Pada tahun 2020, penduduk usia kerja di Provinsi Papua ada sebanyak 2.449.145
s ://
orang. 69,65 persen penduduk usia kerja berada pada rentang usia 15-44 tahun. Sisanya,
tp
ht
30,35 persen berusia 45 tahun ke atas. Dominasi kelompok usia muda ini merupakan
potensi yang besar dalam pergerakan perekonomian di Provinsi Papua jika diiringi dengan
Secara umum, persentase penduduk usia kerja laki-laki masih lebih besar
dibandingkan perempuan, 53,11 berbanding 46,89 persen. Pada tabel 3.1, dapat dilihat
bahwa persentase penduduk usia kerja terbesar ada pada kelompok usia 25-29 tahun,
yaitu sekitar 12,87 persen. Sementara itu, yang persentase terkecil ada pada usia 65 tahun
.id
55-59 71.799 57.693 129.492 55,45 44,55 100,00 5,29
o
60-64 63.176 45.695 108.871 58,03 41,97 100,00 4,45
.g
65+ 51.827 41.900 93.727 55,30 44,70 100,00 3,83
s
bp
Total 1.300.741 1.148.404 2.449.145 53,11 46,89 100,00 100,00
Sumber: Sakernas Agustus 2020
.
p ua
Besarnya jumlah penduduk usia muda harus dapat dimaksimalkan demi terciptanya
pa
kondisi perekonomian yang lebih baik. Dominasi ini merupakan kesempatan sekaligus
s ://
tantangan bagi para pemangku kebijakan untuk dapat meningkatkan kualitas sehingga
tp
ht
mereka mampu untuk bersaing di dunia kerja dan mencapai tingkat produktivitas yang
diharapkan.
Pada tahun 2020, Kota Jayapura menjadi penyumbang terbesar jumlah penduduk
usia kerja di Provinsi Papua. Jumlahnya mencapai 237.444 orang atau sekitar 9,69 persen
dari total seluruh kabupaten/kota. Kabupaten Merauke, Mimika, dan Jayawijaya menyusul
setelahnya dengan masing-masing persentasenya sebesar 7,23 persen, 6,53 persen, dan
6,40 persen. Sementara itu, tiga besar kabupaten dengan jumlah penduduk usia kerja
Tabel 3.2 Penduduk Usia Kerja Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin, 2020
Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota Total Share
Laki-Laki Perempuan
(1) (2) (3) (4) (5)
Merauke 92.856 84.217 177.073 7,23
Jayawijaya 80.783 76.081 156.864 6,40
Kabupaten Jayapura 51.148 44.949 96.097 3,92
Nabire 59.215 50.730 109.945 4,49
.id
Kepulauan Yapen 36.237 34.549 70.786 2,89
Biak Numfor 56.298 53.217 109.515 4,47
o
.g
Paniai 62.465 53.678 116.143 4,74
Puncak Jaya 49.683s 42.502 92.185 3,76
bp
Mimika 92.903 67.010 159.913 6,53
.
Penduduk usia kerja dapat dibagi ke dalam dua kelompok berdasarkan kegiatan
utama yang dilakukan. Pertama, angkatan kerja, yaitu mereka yang mempunyai kegiatan
utama bekerja dan pengangguran. Kedua, bukan angkatan kerja, yaitu mereka yang sedang
Konsep ini memiliki beberapa kelemahan. Pertama, tidak dapat mencakup pekerja
anak. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, yang dimasukkan ke dalam penduduk usia
.id
kerja adalah mereka yang berusia 15 tahun ke atas sementara kenyataan di lapangan
o
.g
banyak ditemukan anak usia 15 tahun ke bawah yang sudah bekerja. Dengan konsep
s
bp
tersebut, meski sudah aktif bekerja, mereka tidak digolongkan ke dalam angkatan kerja.
.
ua
Kedua, konsep ini masih menganut asas eksklusifitas. Seorang penduduk hanya dapat
p
digolongkan dalam satu kategori. Padahal kenyataannya, tidak sedikit juga yang dapat
pa
melakukan dua kegiatan secara bersamaan. Sebagai contoh, mahasiswa yang kuliah
s ://
(sekolah) sambil bekerja, mereka hanya dapat dimasukkan dalam satu kategori kegiatan.
tp
ht
Gambar 3.1 Persentase Penduduk Usia Kerja Menurut Kegiatan Utama, 2020
4%
17% Bekerja
Pengangguran
7% Sekolah
penduduk usia kerja di Provinsi Papua memiliki kegiatan utama bekerja dan 3 persennya
kerja, 17 persen mengurus rumah tangga, 7 persen sekolah dan sisanya 4 persen
Kualitas penduduk usia kerja, salah satunya dapat dilihat dari tingkat pendidikan
yang ditamatkan. Dalam hal ini, dapat dilihat pada tabel 3.3 sebagian besar penduduk usia
kerja di Provinsi Papua memiliki pendidikan yang rendah. 873.906 orang atau sekitar 35,68
o .id
persen penduduk usia kerja di Provinsi Papua tidak punya ijazah SD. Dilihat dari jenis
s .g
kelaminnya, pada tingkat pendidikan tersebut (SD ke bawah), perempuan lebih besar
bp
persentasenya. Sementara itu, untuk tingkat pendidikan SMP ke atas, laki-laki lebih
.
ua
mendominasi.
p
pa
Tabel 3.3 Penduduk Usia Kerja Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin, 2020
://
Jumlah Persentase
s
Pendidikan Ditamatkan
tp
usia kerja di Papua menyebabkan daya saing yang rendah. Sebaliknya, kesempatan bagi
sangatlah terbuka.
Halaman Kosong
p
pa
s ://
tp
ht
kerja yang aktif dalam perekonomian. Aktif berarti berusaha untuk menghasilkan atau
memproduksi barang dan jasa. Angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bekerja dan
Jumlah angkatan kerja di Papua pada tahun 2020 adalah 1.767.403 orang. Sekitar 59
o .id
sebelumnya, diketahui bahwa perbandingan jumlah penduduk usia kerja antara laki-laki
s .g
dan perempuan tidak berbeda jauh (53 banding 47 persen). Akan tetapi, jika melihat
bp
tingkat keaktifan dalam perekonomian, penduduk laki-laki selalu lebih banyak yang terlibat.
.
ua
Hal ini dimungkinkan karena banyak perempuan usia kerja yang memilih untuk fokus
p
pa
mengurus rumah tangga, yakni 17 persen dari total penduduk usia kerja.
s ://
Keputusan untuk masuk dalam pasar kerja salah satunya dipengaruhi oleh faktor
tp
perekonomian ada pada rentang usia 25-44 tahun. Ada 919.179 angkatan kerja pada
rentang usia tersebut, atau 52 persen dari total angkatan kerja. Puncaknya ada pada
rentang usia 25-29 tahun di mana sekitar 246.380 orang atau 13,97 persen angkatan kerja
berada di sana. Di usia 50 tahun ke atas, jumlah angkatan kerja cenderung jauh menurun.
Hal ini wajar terjadi seiring dengan kecenderungan penduduk yang meninggalkan pasar
65+
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44 Perempuan
35-39 Laki-Laki
30-34
.id
25-29
o
.g
20-24
15-19 s
bp
0 50 000 100 000 150 000
.
ua
8,48, 7,28 dan 7,03 persen dari total. Akan tetapi, hal tersebut tidak serta merta dapat
menggeneralisasi bahwa jumlah angkatan kerja yang banyak selalu berada di daerah yang
dikatakan sebagai perkotaan. Pada tabel 4.1, kita dapat melihat bahwa banyaknya jumlah
persen), Tolikara (5,33 persen), dan Puncak Jaya (4,42 persen). Kabupaten Supiori memiliki
jumlah angkatan kerja terkecil yaitu 9.836 orang atau sekitar 0,56 persen dari total.
.id
Mimika 75.457 26.024 101.481 5,74
o
Boven Digoel 23.160 12.727 35.887 2,03
.g
Mappi 27.285 15.718 43.003 2,43
Asmat 29.044 s 23.367 52.411 2,97
bp
Yahukimo 65.715 51.103 116.818 6,61
.
ua
Salah satu variabel yang dapat memberikan gambaran mengenai kualitas angkatan
kerja adalah pendidikan. Gambar 4.2 menunjukkan bagaimana kondisi angkatan kerja di
Provinsi Papua yang masih didominasi oleh mereka yang berpendidikan rendah, bahkan
Gambar 4.2 Angkatan Kerja Menurut Pendidikan Ditamatkan dan Jenis Kelamin, 2020
Laki-Laki Perempuan
.id
354 905
328 945
o
287 673
s.g
bp
170 655
.
ua
144 612
116 934 107 280 106 582
p
78 459
pa
71 358
s ://
tp
Dilihat dari sisi gender, gambar 4.2 menunjukkan bahwa pada angkatan kerja yang
tidak memiliki ijazah SD lebih didominasi oleh perempuan meski selisihnya tidak terlalu
banyak. Sebaliknya, di tingkat pendidikan yang lebih tinggi, laki-laki lebih dominan. Selisih
terbesar adalah pada tingkat pendidikan SMA dengan perbandingan hampir 3 banding 1.
Secara umum, dapat kita lihat pada tahun 2020 bahwa jumlah angkatan kerja dengan
pendidikan SD ke bawah masih banyak, persentase separuh lebih dari total. Sementara itu,
grafik terendah ditunjukkan oleh tingkat pendidikan Diploma dan Universitas, di mana
.id
Mimika 7,94 24,57 11,48 44,96 11,05
o
Boven Digoel 17,61 25,88 17,74 28,82 9,95
.g
Mappi 36,53 26,68 12,56 20,13 4,11
Asmat 51,75 21,51s 6,61 9,57 10,56
bp
Yahukimo 54,29 23,42 10,79 9,10 2,40
.
ua
sekitar 38,69 persen. Akan tetapi, ada beberapa kabupaten/kota yang persentasenya relatif
rendah. Di Kabupaten Nabire, Jayapura, Biak Numfor, dan Mimika persentasenya di bawah
10 persen, bahkan di Kota Jayapura sangat rendah yaitu di bawah 5 persen. Sementara itu,
di Kabupaten Puncak, 82,77 persen angkatan kerjanya tidak memiliki ijazah SD. Angka
tersebut adalah yang tertinggi di Papua disusul oleh Kabupaten Lanny Jaya sekitar 81,34
persen dan Tolikara 72,08 persen. Dapat dilihat pada tabel 4.2 bahwa masih banyak
kabupaten di Papua yang memiliki angkatan kerja tanpa ijazah SD di atas 50 persen.
o .id
Minimnya fasilitas pendidikan dan tenaga pengajar di wilayah sulit ditengarai menjadi
s .g
penyebab utama rendahnya pendidikan angkatan kerja di Provinsi Papua.
bp
Untuk kelompok tingkat pendidikan tinggi, Kota Jayapura menunjukkan perbedaan
.
ua
yang signifikan dibanding dengan kabupaten lain. Lebih dari 70 persen angkatan kerja di
p
pa
Kota Jayapura memiliki tingkat pendidikan SMA ke atas yakni 48,72 persen untuk SMA dan
s ://
27,49 persen untuk Diploma/Universitas. Kabupaten Nabire juga menunjukkan angka yang
tp
cukup baik dengan persentase angkatan kerja berpendidikan SMA ke atas mencapai 57,32
ht
persen. Kabupaten lain yang memiliki persentase angkatan kerja berpendidikan SMA ke
atas lebih dari 50 persen adalah Kabupaten Mimika, Jayapura dan Biak Numfor.
rentang usianya. Dari tabel 5.1 dapat kita lihat bahwa mayoritas penduduk bekerja ada
pada rentang usia yang masih muda. Persentase terbesar ada pada kelompok umur 30-34
tahun dengan jumlah 240.154 orang atau sekitar 13,60 persen dari total. Kelompok umur di
bawahnya (25-29 tahun) juga memiliki persentase yang hampir sama yaitu sekitar 13,60
persen. Sementara itu, memasuki kelompok usia 50 tahun ke atas, trennya cenderung
o .id
menurun. Hal ini dimungkinkan terjadi seiring dengan banyaknya pekerja yang
s
produktivitasnya mulai menurun dan memasuki usia pensiun.
.g
bp
Pada tahun 2020, jumlah penduduk bekerja di Provinsi Papua sebanyak 1.691.745
.
ua
orang atau sebesar 95,72 persen dari total angkatan kerja. Dari seluruh penduduk bekerja,
p
pa
Jenis Kelamin
Kelompok Umur Total Share (%)
Laki-laki Perempuan
(1) (2) (3) (4) (5)
15 - 19 46.570 44.423 90.993 5,38
20 - 24 95.828 69.698 165.526 9,78
25 - 29 131.486 98.539 230.025 13,60
30 - 34 132.823 97.331 230.154 13,60
35 - 39 122.415 88.129 210.544 12,45
40 - 44 123.496 86.492 209.988 12,41
45 - 49 102.686 72.290 174.976 10,34
50 - 54 91.117 63.765 154.882 9,16
55 - 59 62.502 39.935 102.437 6,06
60 - 64 48.440 27.057 75.497 4,46
65 + 31.364 15.359 46.723 2,76
Total 988.727 703.018 1.691.745 100,00
Sumber: Sakernas Agustus 2020
belum banyaknya penduduk yang terjun ke pasar kerja di rentang usia 15-24 tahun. Hal
tersebut dimungkinkan karena penduduk usia muda yang cenderung memilih untuk
banyak bekerja pada kelompok usia 30-34 tahun, sementara perempuan paling banyak
o .id
Laki-Laki Perempuan
s .g
bp
35,84 32,87
38,98
.
48,82
p
pa
s ://
64,16 67,13
tp
15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65+
antara 32 hingga hingga 48 persen pada tahun 2020. Berdasarkan gambar 5.1, persentase
terbesar perempuan yang bekerja adalah pada kelompok usia 15-19 tahun yaitu sekitar
48.82 persen, sedangkan persentase terendahnya pada kelompok usia 65 tahun ke atas
yaitu sekitar 32,87 persen. Sebaliknya, pada dua kelompok itu juga laki-laki berada di
persentase terendah dan tertingginya. Dari gambar 5.1 juga dapat kita lihat bahwa pada
yang bekerja lebih dominan. Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun memasuki usia
lanjut, menurut kodratnya penduduk laki-laki masih memiliki tanggung jawab ekonomi
kabupaten/kota mirip dengan pola sebaran angkatan kerja pada bahasan sebelumnya. Kota
.id
Jayapura, Kabupaten Jayawijaya, dan Kabupaten Merauke menyumbang jumlah penduduk
o
.g
bekerja dengan persentase yang relatif tinggi, masing-masing 7,83 persen, 7,41 persen, dan
s
bp
7,09 persen dari total. Kabupaten lain yang persentasenya relatif tinggi dari yang lain
.
ua
adalah Kabupaten Yahukimo, Mimika, dan Tolikara masing-masing menyumbang lebih dari
p
5 persen.
pa
://
dengan persentase penduduk bekerja terkecil yakni kurang dari satu persen. Kabupaten
ht
Supiori memiliki penduduk bekerja 9.431 orang atau sekitar 0,56 persen dari total di
Provinsi Papua. Sementara itu, penduduk bekerja di Mamberamo Raya dan Waropen
masing-masing berjumlah 10.533 orang (0,62 persen) dan 13.401 orang (0,79 persen).
Dari kategori jenis kelamin, laki-laki masih mendominasi pasar kerja di Provinsi
Papua. Kabupaten yang mengalami fenomena berbeda adalah Kabupaten Lanny Jaya dan
Mamberamo Tengah di mana penduduk yang bekerja lebih banyak perempuan daripada
laki-laki.
Jenis Kelamin
Kabupaten/Kota Total Share (%)
Laki-laki Perempuan
(1) (2) (3) (4) (5)
Merauke 75.811 44.097 119.908 7,09
Jayawijaya 68.762 56.599 125.361 7,41
Jayapura 34.008 20.863 54.871 3,24
Nabire 48.450 27.644 76.094 4,50
Kepulauan Yapen 23.358 17.058 40.416 2,39
Biak Numfor 34.433 28.170 62.603 3,70
Paniai 39.900 27.372 67.272 3,98
Puncak Jaya 46.522 30.488 77.010 4,55
.id
Mimika 69.854 23.713 93.567 5,53
o
Boven Digoel 21.056 11.927 32.983 1,95
.g
Mappi 25.280 15.240 40.520 2,40
Asmat 28.209 s 22.956 51.165 3,02
bp
Yahukimo 62.913 49.373 112.286 6,64
.
ua
untuk melihat seberapa besar pasar tenaga kerja dapat menyerap tenaga kerja
berdasarkan tingkat pendidikannya. Pada tahun 2019, lebih dari separuh penduduk bekerja
di Provinsi Papua berpendidikan SD ke bawah. 40 persen tidak punya ijazah dan 16 persen
hanya menamatkan SD. Penduduk bekerja yang berpendidikan SMP ada sekitar 13 persen
Di satu sisi, kondisi ini bisa diartikan bahwa penyerapan tenaga kerja di Provinsi
o .id
Papua cukup baik meskipun dengan tingkat pendidikan yang rendah. Akan tetapi, di sisi
s .g
lain, perlu kita ingat bahwa konsep bekerja dalam Sakernas adalah apapun jenjang
bp
pendidikan yang ditamatkan, jika seseorang melakukan pekerjaan paling sedikit dari satu
.
ua
jam seminggu yang lalu (saat pencacahan) maka dianggap bekerja. Artinya, di sini perlu
p
pa
perhatikan bahwa kualitas pekerjaan hingga kelayakan pendapatan yang diterima oleh
s ://
penduduk yang bekerja sangat ditentukan oleh jenjang pendidikan yang ditamatkan.
tp
ht
Dip/Univ
10%
Tanpa Ijazah
40%
SMA/Sederajat
21%
.id
Puncak Jaya 51.802 11.052 4.103 6.121 3.932
o
Mimika 7.947 23.748 10.884 41.347 9.641
.g
Boven Digoel 6.270 8.885 5.908 8.942 2.978
Mappi 15.186 10.374 s 4.999 8.195 1.766
bp
Asmat 26.517 11.126 3.186 4.804 5.532
.
ua
serta Puncak Jaya cenderung memiliki banyak pekerja dengan pendidikan SD ke bawah. Hal
ini ditengarai karena minimnya fasilitas pendidikan dan tenaga pengajar di wilayah
tersebut. Kita juga dapat melihat bahwa di saat yang sama pekerja dengan pendidikan
tinggi jumlahnya sangat kecil. Kondisi ini dimungkinkan terjadi karena penduduk dengan
pendidikan tinggi bermigrasi menuju tempat yang menyediakan jenis pekerjaan sesuai
dengan minat dan kompetensinya. Pekerja dengan pendidikan tinggi lebih banyak
o .id
mendiami daerah perkotaan. Oleh karena itu, wilayah yang lebih maju seperti Kota
s .g
Jayapura, Mimika, Merauke, dan Nabire memiliki jumlah penduduk bekerja dengan
bp
pendidikan SMA ke atas yang relatif tinggi.
.
ua
Kondisi yang terjadi sampai tahun 2020 ini menunjukkan bahwa ketersediaan
p
pa
fasilitas pendidikan dan tenaga pengajar harus lebih diperhatikan dalam rangka
s ://
meningkatkan kualitas output dari pekerjaan yang dilakukan. Tentunya bukan tugas yang
mudah untuk mewujudkannya di tengah kondisi daerah yang sulit seperti di Papua. Akan
tetapi, bukan hal yang mustahil juga jika pemerintah daerah baik di tingkat provinsi
maupun kabupaten terus berupaya dengan gotong royong mewujudkan hal itu.
bekerja. Klasifikasi lapangan usaha yang digunakan BPS mengikuti Klasifikasi Baku Lapangan
menunjukkan sektor ekonomi mana yang paling banyak menyerap tenaga kerja.
.id
Puncak Jaya 90,67 0,22 9,12 100,00
o
Mimika 28,70 20,64 50,65 100,00
.g
Boven Digoel 56,12 8,42 35,47 100,00
Mappi 65,48 s 4,42 30,09 100,00
bp
Asmat 70,12 2,96 26,92 100,00
.
ua
sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Papua. Persentasenya 66,91 persen
dari total atau secara jumlah sekitar 1.131.947 orang. Sekitar 27,33 persen atau setara
dengan 462.354 orang bekerja di sektor jasa. Sisanya, sekitar 5,76 persen atau 97.445
Secara umum, kita dapat melihat bahwa khususnya di wilayah pegunungan, sektor
o .id
Jaya, Dogiyai, dan Deiyai, persentasenya lebih dari 95 persen. Akan tetapi, tidak demikian
s .g
pada kabupaten/kota dengan wilayah lebih mudah yang mengalami pergeseran
bp
penyerapan tenaga kerja ke sektor sekunder dan tersier. Di Kabupaten Nabire, Biak
.
ua
Numfor, dan Mimika, persentase penyerapan tenaga pada sektor jasa mencapai lebih dari
p
pa
50 persen. Bahkan di Kota Jayapura, persentase tenaga kerja di sektor jasa mencapai 80,31
s ://
persen dan menyisakan sektor pertanian di angka 7,16 persen. Di Kota Jayapura, sektor
tp
kedua yang banyak menyerap tenaga kerja adalah manufaktur, yaitu sekitar 12,53 persen.
ht
masing wilayah. Semakin maju dan berkembang suatu wilayah, kemungkinan pergeseran
aktivitas ekonomi dari sektor primer terhadap sektor sekunder dan tersier akan semakin
besar. Dengan bertambahnya unit-unit usaha baru, maka distribusi penyerapan tenaga
kerja pun akan semakin meningkat. Gambar 5.4 menunjukkan bagaimana pola sebaran
Nduga
Lanny Jaya
Dogiyai
Deiyai
Yahukimo
Mamberamo Tengah
Paniai
Puncak Jaya
.id
Puncak
o
Intan Jaya
.g
Mamberamo Raya
s
bp
Tolikara
Yalimo
.
ua
Jayawijaya
pa
Manufaktur
Asmat
://
Jasa
Mappi
s
tp
Supiori
ht
Keerom
Boven Digoel
Sarmi
Kepulauan Yapen
Merauke
Waropen
Kabupaten Jayapura
Biak Numfor
Nabire
Mimika
Kota Jayapura
tingkat pendidikan Sekolah Dasar ke bawah mendominasi sektor pertanian di Papua. Meski
demikian, ada sejumlah 15.277 orang atau sekitar satu persen yang berpendidikan diploma
.id
Pertanian 639.837 217.491 137.461 121.884 15.277 1.131.950
o
Manufaktur 12.712 14.131 17.634 46.390 6.554 97.421
.g
Jasa 22.034 46.911 58.217 194.182 141.030 462.374
s
bp
Total 674.583 278.533 213.312 362.456 162.861 1.691.745
Sumber: Sakernas Agustus 2020
.
p ua
Jika dilihat secara keseluruhan, tampak bahwa pada lapangan pekerjaan selain
pa
://
pertanian cenderung menyerap penduduk bekerja dengan pendidikan SMP ke atas lebih
s
tp
banyak. Contohnya pada sektor listrik, gas, dan air minum di mana 90 persen lebih pekerja
ht
berpendidikan SMA ke atas. Hal serupa terjadi pada sektor jasa keuangan dan asuransi, dan
jasa kesehatan dan kegiatan sosial di mana pada kedua sektor tersebut, 40 persen lebih
pekerja memiliki pendidikan diploma ke atas dan hanya 1-2 persen pekerja yang
berpendidikan SD ke bawah.
.id
Salah satu indikator untuk melihat produktivitas pekerja adalah dengan melihat
o
.g
jumlah jam kerjanya. Identifikasi ini bermanfaat untuk mengetahui proporsi penduduk
s
bp
bekerja yang dapat dikategorikan sebagai pekerja penuh atau setengah pengangguran,
.
ua
atau yang jumlah jam kerjanya kurang dari jam kerja normal. Konsep yang umum
p
pa
digunakan adalah seseorang dikatakan sebagai pekerja penuh jika bekerja minimal 35 jam
://
selama seminggu, tidak termasuk jam istirahat resmi dan jam kerja yang digunakan untuk
s
tp
15-24 Jam
21%
25-34 Jam
54%
Papua beraktivitas dengan jumlah jam kerja normal (35 jam ke atas). Sementara itu, 82
persen pekerja masuk dalam kategori setengah menganggur atau memiliki jam kerja 1-34
pekerjanya untuk bekerja pada jam kerja 25-34 jam. Paling tidak 35 persen dari total
pekerja di masing-masing sektor. Terkecuali pada sektor manufaktur, di mana pada sektor
ini lebih banyak pekerja yang memiliki jam kerja di atas 35 jam meski secara persentase
o .id
tidak terpaut jauh.
s .g
Tabel 5.7 Persentase Penduduk 15 Tahun Atas yang Bekerja Menurut
bp
Lapangan Pekerjaan dan Jumlah Jam Kerja, 2020
.
ua
unit/kegiatan usaha. Dari status pekerjaan inilah pengkategorian pekerja sektor formal dan
informal dapat dilakukan. Status pekerjaan yang digunakan oleh BPS adalah sebagai
berikut:
1. Berusaha sendiri
402,0 391,9
o .id
s .g
234,3
205,8
. bp
ua
116,6 111,9
98,9 90,5
p
pa
1 2 3 4 5 6 7
s
tp
Provinsi Papua berstatus pekerja keluarga/tidak dibayar dan berusaha dibantu buruh tidak
Pada gambar 5.5 terlihat bahwa hampir di semua status pekerjaan, laki-laki
keluarga/tidak dibayar, di mana pekerja perempuan lebih banyak dari laki-laki dengan
perbandingan sekitar 3 banding 1. Kondisi ini memberikan kesimpulan bahwa secara umum
laki-laki masih lebih dominan dalam status pekerjaan yang layak, atau dalam bahasa lain
Kota Jayapura
Deiyai
Intan Jaya
.id
Dogiyai
Puncak
o
.g
Yalimo
Mamberamo Tengah
s
bp
Lanny Jaya
Nduga
.
ua
Mamberamo Raya
Supiori
p
pa
Waropen
Keerom Berusaha Sendiri
://
Tolikara
tp
Buruh/Karyawan
Pegunungan Bintang
ht
Pekerja Bebas
Yahukimo
Asmat Pekerja Keluarga
Mappi
Boven Digoel
Mimika
Puncak Jaya
Paniai
Biak Numfor
Kepulauan Yapen
Nabire
Kabupaten Jayapura
Jayawijaya
Merauke
Lanny Jaya, Puncak, dan Mamberamo Tengah. Sangat sedikit pekerja dengan status
o .id
Jasa
.g
Berusaha Sendiri
s
bp
Berusaha Dibantu Buruh
Manufaktur
.
Buruh/Karyawan
ua
Pekerja Bebas
p
pa
Pekerja Keluarga
Pertanian
s ://
Ditinjau berdasarkan lapangan usaha, terlihat pada gambar 5.7 bahwa pada sektor
jasa dan manufaktur didominasi oleh pekerja dengan status buruh/karyawan dengan
perbedaan persentase yang cukup signifikan yaitu 58,65 persen untuk jasa dan 45,35
persen untuk manufaktur. Sementara itu, untuk sektor pertanian, didominasi oleh mereka
yang berstatus berusaha dibantu buruh dan pekerja keluarga/tidak dibayar. Total
persentase keduanya mencapai 81,81 persen. Pekerja dengan status berusaha sendiri
belum terlalu banyak di Provinsi Papua dengan persentase 16,72 persen di sektor
pertanian, 25,12 persen di sektor manufaktur, dan 23,51 persen di sektor jasa.
Pada tahun 2020 di Provinsi Papua terdapat 339.754 orang yang bekerja di sektor
formal. Jumlah tersebut setara dengan 20,08 persen dari total penduduk bekerja.
Sementara itu, sejumlah 1.351.991 atau sekitar 79,92 persen bekerja di sektor informal.
Jumlah pekerja di sektor informal erat kaitannya dengan banyaknya penduduk bekerja di
sektor pertanian. Seperti yang ada pada bahasan sebelumnya, sektor pertanian
o .id
pekerja sektor informal.
s .g
bp
Gambar 5.8 Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas yang Bekerja
Menurut Status dan Jenis Kelamin, 2020
.
p ua
Laki-Laki Perempuan
pa
s ://
tp
Di kedua sektor, laki-laki memiliki rasio yang lebih besar. Di sektor formal,
informal perbedaannya lebih kecil yaitu 54,91 persen untuk pekerja laki-laki dan 45,09
persennya perempuan.
Nduga 100,00
Deiyai 98,14
Lanny Jaya 97,82
Dogiyai 97,13
Paniai 96,12
Puncak Jaya 95,69
Yahukimo 95,42
Mamberamo Tengah 93,77
Intan Jaya 93,66
.id
Tolikara 92,72
o
Mamberamo Raya 92,47
.g
Puncak 89,95
s
bp
Yalimo 87,17
Pegunungan Bintang 85,82
.
ua
Mappi 79,84
://
Supiori 79,12
s
Keerom 77,80
tp
Merauke 71,13
Kepulauan Yapen 70,53
Biak Numfor 67,93
Waropen 67,92
Sarmi 66,71
Nabire 61,16
Mimika 59,21
Boven Digoel 56,36
Kota Jayapura 43,53
seperti pada gambar 5.9, maka dapat kita ketahui bahwa pekerja formal lebih banyak
terdapat di wilayah perkotaan atau wilayah yang relatif mudah di Provinsi Papua.
Contohnya di Kota Jayapura yang persentase pekerja formalnya mencapai 56,47 persen.
o .id
s .g
. bp
p ua
pa
s ://
tp
ht
Halaman Kosong
p
pa
s ://
tp
ht
tenaga kerja (excess supply) pada pasar kerja dibanding lowongan yang tersedia.
Pada tahun 2020, jumlah pengangguran yang ada di Provinsi Papua adalah
sebanyak 75.658 orang atau sebesar 4,28 persen dari total angkatan kerja. Banyak
o .id
pemerhati ketenagakerjaan berpendapat bahwa nilai ini terlalu kecil. Namun, perlu diingat
s .g
kembali dalam konsep bahwa seseorang yang bekerja atau membantu bekerja asalkan
bp
lebih dari 1 jam selama seminggu yang lalu pada referensi pengamatan maka tergolong
.
ua
sebagai bekerja.
p
pa
kelompok umur dan jenis kelamin. Secara umum, jumlah pengangguran paling tinggi
tp
berada pada kelompok usia 20-24 tahun. Pola ini sama dengan tahun-tahun sebelumnya.
ht
Hal ini ditenggarai karena banyaknya output dari dunia pendidikan yang tidak langsung
terserap dalam pasar tenaga kerja. Pada segmen kelompok umur tersebebut banyak
pemuda-pemudi yang masih harus mencari pekerjaan atau mempersiapkan usaha. Jika
terjadi di usia 25-29 tahun, sedangkan pada kelompok laki-laki juga terjadi di usia 20-24
Laki-Laki Perempuan
12 246
9 851
6 504
5 958 6 113
5 149
4 752 4 475
4 223
3 216
.id
2 621
1 944 1 932
1 216 1 164
o
1 331 764 766 673
406
.g
354 0
15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 s45-49 50-54 55-59 60-64 65+
bp
Sumber: Sakernas Agustus 2020
.
p ua
hampir 50 ribu orang atau sekitar 66 persen. Jika ditinjau menurut kabupaten/kota,
tp
ht
pengangguran terbanyak terjadi di Kota Jayapura sebesar 17.409 orang (23 persen dari
total). Hal ini dimungkinkan terjadi karena banyak penduduk dari berbagai kabupaten yang
datang untuk mencari pekerjaan di wilayah ibukota provinsi. Besarnya anggapan bahwa
lebih banyak peluang dan fasilitas yang disediakan dibandingkan dengan wilayah lainnya
dari satu persen. Artinya hampir semua angkatan kerja terserap dalam pasar tenaga kerja
yang tersedia. Kabupaten tersebut antara lain : Dogiyai, Deiyai, Mamberamo Tengah,
Mamberamo Raya, Intan Jaya, Yalimo, Puncak, Supiori, Lanny Jaya, Paniai, dan Nduga. Jika
ditinjau lebih dalam, sebelas kabupaten dengan angka pengangguran di bawah satu
Jenis Kelamin
Kabupaten Total Share (%) TPT
Laki-laki Perempuan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Merauke 2.623 1.635 4.258 5,63 3,43
Jayawijaya 2.021 1.208 3.229 4,27 2,51
Kabupaten Jayapura 3.944 2.377 6.321 8,35 10,33
Nabire 3.394 2.031 5.425 7,17 6,65
.id
Kepulauan Yapen 1.032 1.228 2.260 2,99 5,3
Biak Numfor 5.509 1.745 7.254 9,59 10,38
o
.g
Paniai 562 0 562 0,74 0,83
Puncak Jaya 1.170
s 0 1.170 1,55 1,5
bp
Mimika 5.603 2.311 7.914 10,46 7,8
.
mempersiapkan usaha, putus asa/ merasa tidak mungkin dapat kerja, dan sudah
mempunyai pekerjaan tapi belum mulai bekerja. Tabel 6.2 berikut menyajikan gambaran
Tabel 6.2 Pengangguran Menurut Jenis Kegiatan dan Jenis Kelamin, 2020
.id
Jenis Kelamin Persen-
Kategori Pengangguran Total
o
Laki-laki Perempuan tase
.g
(1) (2) (3) (4) (5)
Mencari Pekerjaan s
40.021 22.057 62.078 82,05
bp
Mempersiapkan Usaha 2.027 670 2.697 3,56
.
Mulai Bekerja
Total 49.740 25.918 75.658 100,00
://
terbesar adalah yang mencari pekerjaan sekitar 82,05 persen. Mereka yang mencari
pekerjaan adalah mereka yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha mendapatkan
pekerjaan; mereka yang sudah pernah bekerja, karena suatu hal berhenti atau
diberhentikan dan sedang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan; serta mereka yang
bekerja atau mempunyai pekerjaan, tetapi karena suatu hal masih berusaha untuk
Persentase terkecil terdapat pada kegiatan putus asa (merasa tidak mungkin
mendapatkan pekerjaan), yaitu sebesar 1,29 persen, disusul oleh kegiatan mempersiapkan
usaha sebesar 3,56 persen. Mempersiapkan usaha cenderung pada pekerjaan yang
tetap. Hal ini menunjukkan bahwa keinginan penduduk untuk berwiraswasta atau
membuka usaha sendiri sangat kecil, dan mereka lebih memilih mencari pekerjaan
daripada membuka lapangan usaha. Di samping itu ada sekitar 13,09 persen
pengangguran yang sudah diterima bekerja, namun belum mulai bekerja. Hampir pasti
angka ini akan bergeser dari status sebagai pengangguran menjadi bekerja.
.id
Kualitas dan kompetensi sumber daya manusia dalam pasar tenaga kerja dapat
o
.g
ditingkatkan melalui sarana pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang yang
s
bp
termasuk angkatan kerja akan meningkatkan tingkat produktivitas dalam pekerjaannya.
.
ua
Untuk itu, analisis pengangguran menurut tingkat pendidikan dapat digunakan sebagai
p
persentase pengangguran yang memiliki tingkat pendidikan cukup tinggi di suatu wilayah.
ht
seperti disajikan pada gambar 6.2. Sebagian besar pengangguran di Provinsi Papua
lebih bersifat selektif dalam memilih pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan dan atau
keterampilan yang mereka miliki. Seringkali terjadi bahwa lapangan pekerjaan yang
tersedia tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sementara itu, mereka memiliki
kecenderungan untuk lebih memilih mencari pekerjaan di sektor formal daripada informal,
Dari sisi permintaan pasar tenaga kerja, tenaga kerja dengan pendidikan yang lebih
tinggi akan memiliki konsekuensi pemberian upah kerja yang lebih tinggi pula. Dengan
demikian, permintaan tenaga kerja cenderung lebih besar untuk pekerja dengan tingkat
pendidikan yang lebih rendah, terutama lulusan SMP, SD dan di bawah SD. Sehingga
dengan memberi upah yang lebih rendah, biaya produksi menjadi lebih kecil.
.id
Gambar 6.2 Pengangguran Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan, 2020
o
s .g
bp
Tanpa Ijazah
.
Dip/Univ
ua
12%
20%
p
pa
Sekolah Dasar
12%
s ://
SMP/Sederajat
tp
13%
ht
SMA/Sederajat
43%
Penduduk yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu)
Provinsi Papua Tahun 2020 adalah sebanyak 849.225 orang, yang terdiri dari 190.463 orang
setengah penganggur (22,43 persen) dan 658.762 pekerja paruh waktu (87,57 persen).
kategori pengangguran. Hal ini karena pekerja paruh waktu memang tidak sedang mencari
pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain, meskipun jam kerjanya kurang dari
Gambar 6.3 Setengah Penganggur Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2020
Laki-Laki Perempuan
19 294 19 619
.id
16 472
15 053 15 777
o
.g
11 740
11 025
s
bp
9 896 10 609
8 490 8 708
.
8 062 8 154
ua
7 339
5 286
p
pa
3 944 3 574
493
294
s
tp
15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65+
ht
Setengah penganggur terpaksa paling banyak berada pada kelompok umur 25-29
tahun (35.396 orang). Pada kelompok usia ini, kecenderungan mencari pekerjaan atau
menerima tawaran pekerjaan lain masih tinggi. Artinya mereka yang masih bekerja di
bawah jam kerja normal masih punya keinginan untuk menambah pekerjaan lain (paruh
waktu) atau mencari pekerjaan lain yang lebih sesuai. Dengan semakin meningkatnya umur,
Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, secara umum jumlah setengah penganggur
lebih banyak laki-laki dibanding perempuan. Hal ini terjadi di hampir semua kategori
usia 25-29 tahun dan perlahan keduanya menurun pada usia 65 tahun ke atas.
Gambar 6.4 Persentase Setengah Penganggur Menurut Pendidikan yang Ditamatkan, 2020
6%
.id
SMP/Sederajat
o
SMA/Sederajat
s .g
13% Dip/Univ
.bp
ua
14%
p
pa
://
justru didominasi oleh pekerja yang berpendidikan SD ke bawah atau tidak memiliki ijazah
SD, yaitu sekitar 60 persen. Penduduk yang berpendidikan rendah cenderung bekerja
seadanya, dan masih mencari pekerjaan yang lebih baik karena tuntutan ekonomi.
TPAK adalah ukuran proporsi penduduk usia kerja yang terlibat secara aktif di pasar
kerja, baik dengan bekerja, mencari pekerjaan atau mempersiapkan usaha. Ukuran ini
merupakan indikasi relatif dari pasokan tenaga kerja tersedia yang terlibat dalam produksi
Secara keseluruhan, TPAK Provinsi Papua pada tahun 2020 adalah sebesar 72,16
persen. Umumnya TPAK laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan. Pada level provinsi,
TPAK laki-laki adalah 79,84 persen, sementara perempuan 63,47 persen. Begitu juga TPAK
o .id
pada Kabupaten/Kota, di mana partisipasi laki- laki lebih tinggi daripada perempuan kecuali
s .g
pada Kabupaten Nduga, Mamberamo Tengah, Tolikara, dan Lanny Jaya.
bp
TPAK paling tinggi terdapat di Kabupaten Nduga yaitu 96,25 persen, kemudian
.
ua
Tolikara (92,94 persen), dan Deiyai (89,65 persen). Sedangkan TPAK terendah di Kabupaten
p
pa
Lanny Jaya yaitu 36,65 persen. Tingginya TPAK di Kabupaten Nduga antara lain dipengaruhi
s ://
Jika dilihat berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin, maka tingkat partisipasi
ht
perempuan dalam kegiatan ekonomi selalu lebih rendah daripada laki-laki. Hal ini terjadi
hampir pada setiap kelompok umur, kecuali pada kelompok umur 15-19 tahun. Partisipasi
laki-laki dan perempuan paling tinggi adalah pada usia 45-49 tahun (90,29 persen dan
72,91 persen). Hal ini berarti usia tersebut merupakan puncak di mana penduduk usia kerja
100,00
50,00
.id
40,00 36,28 36,66
37,25 Laki-Laki Perempuan
o
30,00
.g
15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65+
Sumber: Sakernas Agustus 2020 s
. bp
ua
umum lebih rendah dibandingkan partisipasi angkatan kerja laki-laki. Namun pada
pa
://
beberapa kabupaten di Papua, TPAK perempuan malah lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
s
tp
Kabupaten tersebut antara lain: Nduga, Mamberamo Tengah, Tolikara, dan Lanny Jaya.
ht
Selebihnya adalah kabupaten yang memiliki TPAK laki-laki lebih tinggi dibandingkan TPAK
perempuan.
.id
Mimika 81,22 38,84 63,46
o
Boven Digoel 89,41 58,80 75,48
.g
Mappi 80,11 47,58 64,09
Asmat 87,89 s 75,28 81,78
bp
Yahukimo 92,90 78,07 85,77
.
ua
persentase pengangguran terhadap angkatan kerja. TPT Provinsi Papua pada tahun 2019
adalah sebesar 4,28 persen terhadap total angkatan kerja. Jika ditinjau berdasarkan
kelompok umur, kelompok umur dengan nilai TPT tertinggi berada pada rentang usia 20-24
tahun dengan nilai TPT 9,91. Hal ini dapat terjadi karena penduduk angkatan kerja yang
berada pada kelompok umur tersebut belum terlibat aktif dalam kegiatan ekonomi dan
masih berusaha mendapatkan pekerjaan atau mempersiapkan usaha, sehingga nilai TPT
o .id
nya relatif tinggi. Sementara itu, kelompok umur 50 hingga 64 tahun memiliki TPT di bawah
dua persen. Artinya, penduduk pada segmen usia tersebut aktif secara ekonomi dalam s .g
bp
pasar tenaga kerja.
.
ua
12,00 11,33
s
tp
10,00
ht
9,26
8,68
7,88
8,00
6,97
6,19
6,00
4,40
4,00
4,00 3,53 3,58
3,20
2,49
2,16 2,08 1,88
2,00 1,81 1,48
1,39 1,21 1,37
0,55
0,00
0,00
15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65+
Laki-Laki Perempuan
.id
Mimika 7,43 8,88 7,80
o
Boven Digoel 9,08 6,29 8,09
.g
Mappi 7,35 3,04 5,77
s
bp
Asmat 2,87 1,76 2,38
Yahukimo 4,26 3,39 3,88
.
ua
Jayapura sebesar 11,62 persen. Menyusul berikutnya adalah Kabupaten Biak Numfor
sebesar 10,38 persen. Di sisi lain, sebagian besar kabupaten di daerah pegunungan
memiliki TPT dibawah 2 persen. Artinya hampir tidak ada pengangguran di kabupaten-
kabupaten tersebut.
Semakin kecil persentase TPT menunjukkan semakin besarnya tenaga kerja yang
bidang ketenagakerjaan. Apabila terlalu banyak tenaga kerja yang tidak tertampung di
.id
o
lapangan usaha, atau lapangan usaha sangat terbatas untuk menyerap tenaga kerja yang
s .g
terindikasi melalui TPT yang tinggi, maka akan berpotensi menimbulkan masalah sosial
bp
seperti kejahatan, demonstrasi dan lainnya.
.
p ua
Selain TPAK dan TPT, masih ada satu indikator ketenagakerjaan yaitu Tingkat
s ://
Kesempatan Kerja (TKK), merupakan persentase tenaga kerja yang terserap pada seluruh
tp
ht
sektor-sektor yang ada terhadap angkatan kerja. Dengan kata lain, TKK merupakan selisih
Semakin tinggi TKK, semakin banyak tenaga kerja yang terserap, akhirnya semakin
stabil keadaan suatu daerah dalam hal ketenagakerjaan. Nilai TKK Provinsi Papua Tahun
Dari Tabel 7.3 dapat dilihat nilai TKK menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota.
Berdasarkan jenis kelamin, Nilai TKK perempuan yaitu 96,44 sedikit lebih tinggi
.id
Puncak Jaya 97,55 100,00 98,50
o
Mimika 92,57 91,12 92,20
.g
Boven Digoel 90,92 93,71 91,91
Mappi 92,65 s 96,96 94,23
bp
Asmat 97,13 98,24 97,62
.
ua
Dogiyai dan Deiyai. Kedua kabupaten tersebut menyentuh angka 99,79 persen dan 99,59
persen. Sebagian besar kabupaten/kota di Provinsi Papua menunjukkan nilai TKK yang
tinggi. Tingginya TKK di Papua disebabkan sebagian besar tenaga kerja yang tidak memiliki
keahlian atau tingkat pendidikan yang cukup tidak langsung menganggur, tetapi mereka
masih bisa terlibat secara ekonommi dalam sektor pertanian yang umumnya masih bersifat
.id
7.4 Perkembangan Indikator Tenaga Kerja
o
.g
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, penduduk usia kerja juga
s
bp
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2018 jumlah penduduk usia kerja
.
ua
adalah sebanyak 2.349.469 orang, meningkat menjadi 2.414.281 orang pada tahun 2019,
p
dan kembali meningkat menjadi 2.449.145 orang pada tahun 2020. Selama kurun waktu
pa
2018 hingga 2019, peningkatan penduduk usia kerja berbanding lurus dengan peningkatan
s ://
sebenarnya bukan kondisi ideal yang diharapkan. Tujuan pembangunan yang ideal yang
diharapkan adalah menurunkan angka pengangguran dan meningkatkan TPAK. Pada tahun
2018 TPT mencapai sekitar 3,0 persen, dan meningkat sepanjang periode 2018-2020
menjadi 4,28. Kondisi ini juga mempengaruhi penurunan TPAK dari 79,02 persen di tahun
2018 menjadi 72,16 persen di tahun 2020. Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi
.id
7.5 Penduduk Bukan Angkatan Kerja
o
.g
Bahasan ini sengaja ditampilkan satu bab bersama indikator ketenagakerjaan,
s
bp
sehingga dapat diketahui penyebaran penduduk bukan angkatan kerja. Bukan angkatan
.
ua
kerja adalah penduduk usia kerja yang tidak bekerja maupun sementara tidak bekerja.
p
Dengan kata lain, aktivitas yang dijalani oleh penduduk bukan angkatan kerja adalah
pa
://
Secara keseluruhan, pada tahun 2020 sebagian besar penduduk bukan angkatan
ht
kerja di Papua adalah mengurus rumah tangga yaitu sebesar 62 persen. Selanjutnya
penduduk yang bersekolah sebesar 25 persen dan yang melakukan kegiatan lainnya ada
kerja terbesar adalah Kota Jayapura, yakni 87.640 orang. Kegiatan penduduk yang bukan
angkatan kerja di Kota Jayapura didominasi oleh mengurus rumah tangga, yaitu sebanyak
52,73 persen.
Jenis Kegiatan
Kabupaten/Kota Total
Sekolah Mengurus Ruta Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5)
Merauke 12.644 32.244 8.019 52.907
Jayawijaya 10.711 14.486 3.077 28.274
Kabupaten Jayapura 10.135 19.037 5.733 34.905
Nabire 8.967 16.245 3.214 28.426
Kepulauan Yapen 5.781 15.166 7.163 28.110
Biak Numfor 11.652 18.113 9.893 39.658
.id
Paniai 6.786 40.154 1.369 48.309
o
Puncak Jaya 1.150 12.235 620 14.005
.g
Mimika 10.827 39.812 7.793 58.432
Boven Digoel 1.995 s 8.226 1.437 11.658
bp
Mappi 5.230 15.043 3.823 24.096
.
ua
Keerom
Waropen 2.267 5.782 1.171 9.220
ht
Desember 2019. Kasus pertama di Indonesia diumumkan oleh Presiden pada tanggal 2
Maret 2020. Selanjutnya, Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi oleh WHO pada tanggal 16
Maret 2020. Sejak dinyatakan sebagai pandemi, berbagai daerah di Indonesia menerapkan
kegiatan yang mengumpulkan banyak orang, hingga pengetatan akses keluar masuk
daerah.
o .id
.g
Pandemi Covid-19 tidak hanya menimbulkan masalah kesehatan, namun juga sektor
s
bp
perekonomian yang menurun akibat adanya pembatasan. Penurunan tersebut juga
.
ua
berdampak pada dinamika ketenagakerjaan. Pada pendataan Sakernas Agustus 2020, BPS
p
mencoba menangkap dampak pandemi Covid-19 pada penduduk usia kerja dengan
pa
a. Penganggur;
2020;
Kondisi a dan b merupakan dampak pandemi Covid-19 bagi mereka yang berhenti
bekerja, sedangkan kondisi c dan d merupakan dampak pandemi Covid-19 yang dirasakan
.id
Total 142.274 82.343 148.262 81.355 229.617
Penduduk Usia Kerja (PUK) 1.300.741 1.148.404 730.420 1.718.725 2.449.145
o
.g
Persentase terhdap PUK (%) 11,32 7,17 20,30 4,73 9,38
1.Penghitungan dengan menggunakan penimbang hasil proyeksi SUPAS 2015
s
bp
2.Pengangguran Karena Covid-19 adalah penganggur yang pernah berhenti bekerja karena Covid-
19 selama bulan Februari-Agustus 2020
.
3.Bukan Angkatan Kerja (BAK) Karena Covid-19 adalah penduduk usia kerja yang termasuk dalam
ua
kategori bukan angkatan kerja karena Covid-19 selama bulan Februari-Agustus 2020
4.Sementara Tidak Bekerja karena Covid-19 adalah penduduk bekerja namun karena Covid-19
p
Dari total 2.449.145 orang penduduk usia kerja di Provinsi Papua pada bulan
s
tp
Agustus 2020, sebanyak 229.617 orang merasakan dampak pandemi Covid-19 dalam
ht
pekerjaan mereka. Jumlah tersebut setara dengan 9,38 persen. Dari seluruh komponen,
dampak yang paling banyak dirasakan oleh penduduk usia kerja di Provinsi Papua adalah
pengurangan jam kerja. Hal tersebut ditengarai karena pemberlakuan pembatasan aktivitas
oleh pemerintah, sehingga para pekerja tidak dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan
jam kerja biasanya. Sementara itu, penduduk usia kerja yang selama pandemi Covid-19
hingga Agustus 2020 berstatus sementara tidak bekerja berjumlah 8.559 orang. Penduduk
usia kerja yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid-19 dan menjadi pengangguran
mencapai 2.529 orang. Selanjutnya, penduduk usia kerja yang tidak bekerja maupun
rumah tangga, kursus secara daring, dan sebagainya, berjumlah 1.935 orang.
Dilihat dari jenis kelaminnya, penduduk usia kerja laki-laki lebih banyak merasakan
Persentasenya 11,32 berbanding 7,17 persen terhadap total penduduk usia kerja di
masing-masing jenis kelamin. Sementara itu, jika dilihat dari daerah tempat tinggalnya,
penduduk usia kerja di daerah perkotaan merasakan dampak pandemi Covid-19 yang jauh
leih besar dibandingkan perdesaan. Jumlahnya mencapai 20,30 persen dari total penduduk
o .id
usia kerja, empat kali lipat lebih besar dari persentase penduduk usia kerja yang terdampak
di perdesaan. s .g
bp
Apabila dilihat berdasarkan distribusi kelompok umur, sekitar 83,10 persen
.
ua
penduduk usia kerja yang merasakan dampak pandemi Covid-19 secara keseluruhan pada
p
pa
semua komponen berada pada kelompok usia dewasa (25-59 tahun). 8,09 persen berada
s ://
pada kelompok usia muda (15-25 tahun), dan 8,81 persen pada kelompok usia 60 tahun ke
tp
Kelompok Umur
Nilai Total
Muda (15-24) Dewasa (25-59) Lansia (60+)
(1) (2) (3) (4) (5)
Jumlah 18.556 190.827 20.224 229.617
Persentase (%) 8,09 83,10 8,81 100,00
Halaman Kosong
p
pa
s ://
tp
ht
ketenagakerjaan di Provinsi Papua pada tahun 2020. Berikut beberapa kesimpulan yang
Penduduk usia kerja di Papua pada tahun 2020 mencapai 2.449.145 orang, di
mana persentase penduduk usia kerja laki-laki lebih banyak daripada perempuan dan
jumlah terbesar penduduk usia kerja terdapat pada kelompok usia muda yaitu 25-29
.id
tahun yang mencapai 12,87 persen. Kabupaten di Papua yang memiliki penduduk usia
o
.g
kerja terbanyak adalah Kota Jayapura sebanyak 9,69 persen (237.444 orang). Kegiatan
s
bp
utama seminggu yang lalu bagi penduduk usia kerja di Papua adalah aktivitas bekerja
.
ua
Jumlah penduduk angkatan kerja di Papua pada tahun 2020 adalah 1.767.403
s
tp
orang. Kota Jayapura memiliki persentase penduduk angkatan kerja paling tinggi adalah
ht
Kota Jayapura (8,48 persen) dan Jayawijaya (7,28 persen). Tingkat pendidikan angkatan
kerja di Papua masih tergolong rendah, di mana jumlahnya lebih dari separuh dari total
angkatan kerja adalah SD Ke bawah yaitu 38,69 persennya berpendidikan tidak tamat
SD atau tidak memiliki ijazah SD dan yang menamatkan SD sebanyak 16,27 persen.
Penduduk bekerja di Papua pada tahun 2020 ada sebanyak 1.691.475 orang atau
setara dengan 69,07 persen dari total penduduk usia kerja. Jumlah terbanyak pekerja
berada pada usia 30-34 tahun yang besarnya mencapai 13,60 persen dari seluruh
pekerja. Sementara itu, lebih dari separuh pekerja berpendidikan SD ke bawah. Pekerja
iv. Pengangguran
Jumlah pengangguran di Provinsi Papua pada tahun 2020 sebanyak 75.658 orang
atau sekitar 4,28 persen dari total angkatan kerja, di mana 65,74 persen adalah laki-laki
.id
pada kelompok usia 20-24 tahun. Sementara itu, lebih dari separuh penganggur adalah
o
.g
berpendidikan tinggi (SMA ke atas). Menurut kegiatannya, pengangguran karena mencari
s
bp
pekerjaan dengan persentase paling besar yaitu sekitar 82,05 persen. Pengangguran
.
ua
terbanyak ada di Kota Jayapura sebanyak 23 persen dari total angkatan kerja di Papua.
p
pa
Secara umum TPAK di Provinsi Papua tergolong tinggi, yaitu sebesar 72,16 persen.
s
tp
kecuali pada Kabupaten Nduga, Mamberamo Tengah, Tolikara dan Lanny Jaya.
Pada tahun 2020, TPT Provinsi Papua adalah sebesar 4,28 persen. Kota Jayapura
memiliki tingkat pengangguran paling tinggi di Papua, yaitu sebesar 11,62 persen dan
memperlihatkan adanya perubahan. Hal ini ditunjukkan dengan penurunan TPAK dari
persen menjadi 4,28 persen. Indikator dasar inilah menunjukkan adanya dinamika
pengangguran akan kembali menurun dengan semakin banyaknya tenaga kerja yang
penduduk usia kerja di Provinsi Papua. Dampak yang paling banyak dirasakan adalah
o .id
pengurangan jam kerja.
s .g
. bp
p ua
pa
://
s
tp
ht