Anda di halaman 1dari 15

http://jp.feb.unsoed.ac.

id

ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN


PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA
KEUANGAN SEKTOR PERBANKAN
(STUDI PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2009-2013)

Oleh:
Yoga Wira Atmaja1), Riswan2), & Tohir2)
Email : yogawiraatmaja@yahoo.com
1)
Alumni Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Jenderal Soedirman
2)
Dosen Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Jenderal Soedirman

ABSTRACT

The purpose of this study is to analyze the influence of institusional ownership,


board of directors, audit committee, company size and leverage toward Cash Flow
Return On Assets (CFROA). The population is listed banking at Bursa Efek Indonesia
(BEI) that chooses for 2009 until 2013 as the sample. The method of the research is
purposive sampling, there were 23 companies will be used as observation data.
Analytical tool used is linier multiple regression analysis. Results show that
institutional ownership have not influence to cash flow return on assets. While board of
directors, audit committee, size firm and leverage have influence to cash flow return on
assets.

Keywords : Cash Flow Return On Assets (CFROA), institusional ownership, board of


directors, audit committee, company size and leverage.

PENDAHULUAN Pengalaman dari krisis keuangan global


tersebut mendorong perlunya
Sebagian besar negara peningkatan efektivitas kinerja
berkembang dalam membangun perbankan (Dewayanto, 2010).
perekonomiannya masih ditopang oleh Kinerja keuangan bank yang
sektor perbankan, sehingga bank optimal penting untuk menciptakan
berperan utama sebagai sumber industri perbankan nasional yang lebih
berkembang, dimana bank menduduki kuat sehingga dapat mendukung
posisi dominan dalam sistem ekonomi perekonomian Indonesia yang maju
khususnya sebagai mesin pertumbuhan dengan membantu peningkatan sektor
ekonomi. Saat krisis moneter melanda riil. Melihat kondisi bermasalah
Indonesia pada pertengahan 1997 sektor tersebut, pemerintah menjalankan
perbankanlah yang paling merasakan kebijakan reformasi perbankan dan
dampaknya, mengakibatkan krisis memberi perhatian lebih dalam tata
perbankan terparah dalam sejarah kelola perbankan di Indonesia. Hal ini
perbankan nasional yang menyebabkan terlihat dari pembenahan fundamental
penurunan kinerja perbankan nasional. dalam Perbankan Indonesia melalui

1
Performance – Vol. 21 No. 1 Maret 2015

Arsitektur Perbankan Indonesia (API) ekonomi. Kedua, di negara yang


pada tahun 2004. Arsitektur Perbankan ditandai oleh pasar modal yang belum
Indonesia memiliki 6 (enam) pilar salah berkembang, bank berperan utama bagi
satunya adalah menciptakan good sumber pembiayaan perusahaan. Ketiga,
corporate governance dalam rangka bank merupakan lembaga pokok dalam
memperkuat kondisi internal perbankan mobilisasi simpanan nasional. Keempat,
nasional yang terletak pada pilar ke IV. liberalisasi sistem perbankan baik
Selain itu juga, pada tahun 2006 Bank melalui privatisasi maupun deregulasi
Indonesia mengeluarkan peraturan yang ekonomi menyebabkan manajer bank
berhubungan dengan corporate memiliki keleluasaan yang lebih besar
governance pada Bank Umum yaitu dalam menjalankan operasi bank (Arun,
PBI No.8/4/2006 yang kemudian Turner, 2003 dalam Supriyatno 2006).
direvisi menjadi PBI No 8/14/2006. Corporate governance merupakan
Pada tanggal 29 April 2013 Bank solusi yang ditawarkan oleh agency
Indonesia kembali menerbitkan surat theory untuk membantu hubungan
edaran No. 15/15/DPNP yang pemilik dan manajer, dan diharapkan
ditunjukan kepada semua bank umum dengan penerapannya dapat
konvensional di Indonesia, perihal memberikan kepercayaan terhadap
pelaksanaan good corporate agent (manajemen) dalam mengelola
governance bagi bank umum. Dalam kekayaan principal (investor), dan
melakukan penilaian sendiri (self principal menjadi lebih yakin bahwa
assessment) tingkat kesehatan bank agent tidak akan melakukan suatu
dengan menggunakan pendekatan risiko kecurangan untuk kesejahteraan agent.
(Risk Based Bank Ratting/RBBR) baik Permasalahan agensi dapat memicu
secara individual maupun secara terjadinya biaya keagenan (agency
konsolidasi yang antara lain mencakup cost). Agency costs dapat ditekan
penilaian faktor Good Corporate dengan kepemilikan institusional.
Governance (Surat Edaran BI, Kepemilikan institusional yang
No.15/15/DPNP tahun 2013). merupakan salah satu indikator penting
Banyak ahli yang berpendapat dalam corporate governance,
bahwa kelemahan di dalam penerapan diharapkan dapat berfungsi sebagai alat
corporate governance merupakan salah untuk memberikan keyakinan kepada
satu sumber kerawanan ekonomi yang para investor bahwa tidak adanya tindak
menyebabkan memburuknya kecurangan di dalam perusahaan.
perekonomian negara-negara tersebut Penelitian Beiner et al. (2003) dan
pada tahun 1997 dan 1998 (Husnan, Susanti (2011) menyatakan bahwa
2001). Corporate governance pada kepemilikan institusional mempunyai
industri perbankan di negara hubungan yang positif dan signifikan
berkembang seperti halnya Indonesia terhadap kinerja perusahaan.
pada pasca krisis keuangan menjadi Berkaitan dengan dewan direksi,
semakin penting mengingat beberapa Jensen (1993) dan Lipton dan Lorsch
hal. Pertama, bank menduduki posisi (1992) dalam Beiner, et al. (2003)
dominan dalam sistem ekonomi, merupakan yang pertama
khususnya sebagai mesin pertumbuhan menyimpulkan bahwa jumlah dewan

2
http://jp.feb.unsoed.ac.id

direksi merupakan bagian dari Berbeda dengan penelitian yang


mekanisme corporate governance, dilakukan Anggraini (2013)
pernyataan tersebut didukung oleh menunjukkan bahwa ukuran perusahaan
penelitian Dewayanto (2010), Hermalin tidak memiliki pengaruh signifikan
dan Weisbach (2003) dalam Beiner, et terhadap nilai perusahaan.
al. (2003) yang berhasil menemukan Leverage adalah penggunaan
adanya pengaruh ukuran dewan direksi assets dan sumber dana (sources of
dalam meningkatkan kinerja keuangan founds) oleh perusahaan yang memiliki
perusahaan. Dewan direksi memiliki biaya tetap dengan maksud agar
kuasa yang besar dalam mengelola meningkatkan keuntungan potensial
sumber daya yang ada di dalam pemegang saham. Hubungan antara
perusahaan dan dalam menentukan struktur modal dengan kualitas
arah kebijakan perusahaan untuk jangka corporate governance suatu perusahaan
pendek maupun jangka panjang. Lain terdapat dua alternatif penjelasan.
halnya dengan Iqbal Bukhori dan Hamidah, dkk (2013) berhasil
Raharja (2012) yang hasil penelitiannya menemukan adanya hubungan negatif
menunjukkan bahwa ukuran dewan antara leverage terhadap profitabilitas
direksi tidak berpengaruh terhadap bank yang go public di Indonesia.
kinerja perusahaan. Penelitian Obradovich dan Amarjit
Komite Audit mempunyai peran (2013) justru berhasil menemukan
yang sangat penting dan strategis dalam adanya hubungan positif dan signifikan
hal memelihara kredibilitas proses antara leverage perusahaan terhadap
penyusunan laporan keuangan seperti kinerja keuangan perusahaan.
halnya menjaga terciptanya sistem Berdasarkan latar belakang
pengawasan perusahaan yang memadai tersebut, maka peneliti tertarik untuk
serta dilaksanakannya Good Corporate melakukan penelitian mengenai,
Governance. Penelitian Dewayanto “Analisis Pengaruh Good Corporate
(2010) menunjukan bahwa komite audit Governance, Ukuran Perusahaan, dan
memiliki pengaruh postif terhadap Leverage Perusahaan terhadap Kinerja
kinerja keuangan, berbeda dengan Keuangan Sektor Perbankan: (Studi
penelitian yang dilakukan Anggraini Pada Perusahaan Perbankan Yang
(2013) menunjukkan bahwa komite Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
audit tidak memiliki pengaruh (BEI) Tahun 2009-2013)”.
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Ukuran perusahaan menjadi tolok Perumusan Masalah Penelitian
ukur besar kecilnya suatu perusahaan
dan menjadi salah satu kriteria yang 1. Apakah ada pengaruh corporate
dipertimbangkan oleh investor dalam governance yang dinilai dari
strategi berinvestasi. Obradovich dan kepemilikan institusional terhadap
Gill (2013) dan Dewayanto (2010) kinerja keuangan?
menemukan bahwa ukuran perusahaan 2. Apakah ada pengaruh corporate
mempunyai hubungan positif dan governance yang dinilai dari ukuran
signifikan terhadap kinerja keuangan dewan direksi terhadap kinerja
perusahaan di dalam penelitiannya. keuangan?

3
Performance – Vol. 21 No. 1 Maret 2015

3. Apakah ada pengaruh corporate Hipotesis Penelitian


governance yang dinilai dari komite
audit terhadap kinerja keuangan? H1 : Kepemilikan Institusional
4. Apakah ada pengaruh ukuran berpengaruh positif terhadap
perusahaan terhadap kinerja kinerja keuangan.
keuangan? H2 : Ukuran Dewan Direksi
5. Apakah ada pengaruh leverage berpengaruh positif terhadap
perusahaan terhadap kinerja kinerja keuangan.
keuangan? H3 : Komite Audit berpengaruh positif
terhadap kinerja keuangan.
Tujuan Penelitian H4 : Ukuran Perusahaan berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan.
1. Untuk mengetahui dan menganalisis H5 : Leverage Perusahaan berpengaruh
pengaruh Kepemilikan Institusional negatif terhadap kinerja keuangan.
terhadap kinerja keuangan.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis METODE ANALISIS
pengaruh Ukuran Dewan Direksi
terhadap kinerja keuangan. Objek Penelitian
3. Untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh Komite Audit terhadap Obyek penelitian dalam penelitian
kinerja keuangan. ini adalah corporate governance
4. Untuk mengetahui dan menganalisis (kepemilikan institusional, ukuran
pengaruh Ukuran Perusahaan dewan direksi, komite audit), ukuran
terhadap kinerja keuangan. perusahaan, leverage perusahaan dan
5. Untuk mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan pada perusahaan
pengaruh Leverage Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
terhadap kinerja keuangan. Indonesia.

Model Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini


adalah seluruh perusahaan perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Sedangkan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini diambil dengan
menggunakan metode purposive
sampling, yaitu teknik penetapan
sampel dengan didasarkan pada kriteria
tertentu yang dapat memberikan
informasi yang maksimal (Suliyanto,
2008:125). Adapun kriteria yang
Gambar 1: Model Penelitian
digunakan adalah sebagai berikut:

4
http://jp.feb.unsoed.ac.id

1. Perusahaan perbankan yang selalu 2. Variabel Independen


terdaftar di Bursa Efek Indonesia  Kepemilikan Institusional
pada tahun 2009-2013. Kepemilikan institusional diukur
2. Perusahaan perbankan yang denngan menggunakan indikator
mempublikasikan laporan keuangan persentase jumlah saham yang
tahunan (annual report) secara dimiliki oleh institusi dari seluruh
lengkap periode 2009-2013 dalam saham yang beredar (Boediono,
Indonesian Capital Market Directory 2005:175):
(ICMD) dan memiliki informasi
lengkap mengenai kepemilikan
institusional, ukuran dewan direksi,
komite audit, ukuran perusahaan dan  Ukuran Dewan Direksi
leverage perusahaan. Ukuran dewan direksi diukur
dengan jumlah dewan direktur
Jenis dan Sumber Data dalam perusahaan (Beiner et al.,
2003):
Jenis data dalam penelitian ini
adalah data sekunder, yaitu data yang  Komite Audit
diperoleh secara tidak langsung dari Komite audit diukur dengan
perusahaan melainkan data diperoleh menggunakan jumlah anggota
dari pihak ketiga yaitu Indonesian komite audit yang ada di
Capital Market Directory (ICMD) dan perusahaan (Kep. 29/PM/2004):
situs resmi Bursa Efek Indonesia
(http://www.idx.co.id). Data sekunder
dalam penelitian ini adalah data laporan  Ukruan Perusahaan
tahunan perusahaan perbankan tahun Ukuran perusahaan diukur dengan
2009 sampai 2013. menggunakan logaritma natural
(Ln) dari besaran total aset yang
Definisi Konseptual dan Operasional dimiliki oleh perusahaan (Susanti,
2011):
1. Variabel Dependen
 Kinerja Keuangan  Leverage Perusahaan
Kinerja keuangan diproksikan Leverage perusahaan diukur
dengan menggunakan rasio cash menggunakan debt ratio (DR).
flow return on asset (CFROA). Rasio ini mengukur berapa besar
Rasio yang mengukur kinerja aktiva perusahaan yang dibiayai
keuangan perusahaan yang oleh kreditur. Semakin tinggi debt
dihitung dengan laba sebelum ratio (DR) semakin besar jumlah
bunga dan pajak di tambah modal pinjaman yang digunakan
dengan depresiasi lalu dibagi didalam menghasilkan
dengan total aktiva: (Ujiyantho keuntungan bagi perusahaan
dan B.A. Pramuka, 2007). (Syamsudin, 2011:54):

5
Performance – Vol. 21 No. 1 Maret 2015

bahwa bahwa keseluruhan variabel


Teknik Analisis Data memiliki nilai tolerance > 0,1 dan
memiliki nilai VIF lebih kecil dari
Analisis data yang digunakan 10, maka dapat dipastikan bahwa
dalam penelitian ini adalah uji asumsi data dinyatakan terbebas dari gejala
klasik dan analisis regresi linier multikolinieritas.
berganda dengan menggunakan SPSS
17.0 for windows.

HASIL ANALISIS

Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

3. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas berarti ada
varian pada model regresi yang tidak
sama (konstan). Untuk menguji
apakah suatu penelitian terkena
gejala heterosedastisitas dapat
Pengujian normalitas dilakukan dilakukan dengan menggunakan Uji
dengan uji Kolmogorov-Smirnov, Park. Uji Park dilakukan dengan
data dinyatakan menyebar secara meregresikan semua variabel bebas
normal apabila hasil uji standardized terhadap nilai Ln residual kuadrat
residual-nya memiliki nilai p-value (Ln e2).
lebih besar dari α (0,05).
Berdasarkan pengujian pada tabel 1,
diperoleh nilai Asymp.Sig = 0,357
lebih besar dari α = 0,05 maka
residual dinyatakan menyebar
dengan normal.

2. Uji Multikolinieritas

Variabel dinyatakan bebas dari Berdasarkan output pada tabel


gejala multikolinieritas apabila hasil 3, dapat diketahui bahwa tidak terjadi
pengujian multikolinieritas menun- gejala heteroskedastisitas karena
jukkan nilai VIF lebih kecil dari 10 semua variabel (Ln KI, Ln UD, Ln
dan nilai tolerance > 0,1 (Suliyanto, KA, Ln UP dan Ln LP) > 0,05.
2008:235). Berdasarkan pengujian
diperoleh hasil disajikan pada tabel
10. Nilai pada Tabel 2 membuktikan

6
http://jp.feb.unsoed.ac.id

4. Uji Autokorelasi dan dU = 1,7874, maka hasil


Pengujian autokorelasi pengujian berada pada daerah 2
dilakukan dengan teknik Durbin- sampai 4-dU yang bermakna tidak
Watson, berdasarkan pengujian terdapat gejala autokorelasi. Hasil
diperoleh nilai DWhitung sebesar perhitungan tersaji pada gambar 2.
1,865 sedangkan nilai dL = 1,6063

Analisis Regresi Linier Berganda 1. Koefisien Determinasi (Adjusted R-


Square)
Besarnya pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat
ditunjukkan oleh nilai koefisien
determinasi adjusted r-square (Adj
R2), dari hasil pengujian yang
disajikan pada tabel 4 diketahui nilai
adjusted r-square sebesar 0,385. Hal
ini menunjukkan bahwa kinerja
keuangan dengan menggunakan cash
flow return on asset dapat dijelaskan
oleh kepemilikan institusional,
ukuran dewan direksi, komite audit,
ukuran perusahaan, dan leverage
perusahaan sebesar 38,5 persen
sedangkan 61,5 persen sisanya
Sehingga dapat disusun persamaan dijelaskan oleh variabel lain yang
regresinya sebagai berikut: tidak diteliti. Sedangkan Standar
Y = 0,348 – 0,002 (X1) – 0,012 (X2) + Error of Estimate (SEE) sebesar
0,002 (X3) + 0,005 (X4) – 0,104 (X5) + 0,00952024. Makin kecil nilai SEE
e akan membuat model regresi
semakin tepat dalam memprediksi
variabel dependen.

7
Performance – Vol. 21 No. 1 Maret 2015

2. Pengujian secara Simultan (Uji F) 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa,


Berdasarkan pengujian dengan secara parsial variabel kepemilikan
α = 0,05, maka diperoleh nilai F institusional tidak berpengaruh
hitung sebesar 15,281 sedangkan terhadap kinerja keuangan dan
dengan df (k-1) dan (n-k) = (6-1) dan memiliki arah yang koefisien negatif.
(115-6) diperoleh nilai F tabel Dengan demikian, hipotesis pertama
sebesar 2,30. Diketahui nilai F hitung yang menyatakan bahwa terdapat
lebih besar dari F tabel (15,281 > pengaruh positif dari kepemilikan
2,30) maka dapat diartikan terdapat institusional terhadap kinerja
pengaruh secara simultan dari keuangan ditolak.
variabel kepemilikan institusional, Hasil penelitian ini
ukuran dewan direksi, komite audit, menunjukkan bahwa kepemilikan
ukuran perusahaan, dan leverage institusional menunjukkan hubungan
perusahaan terhadap kinerja yang negatif dan tidak berpengaruh
keuangan CFROA. terhadap kinerja keuangan. Hal itu
disebabkan karena para calon
3. Pengujian secara Parsial (Uji t) investor jika ingin menanamkan
Untuk mengetahui secara saham, mereka tidak melihat siapa
parsial variabel variabel kepemilikan investor institusionalnya. Melainkan
institusional, ukuran dewan direksi, melihat manajemen perusahaan dan
komite audit, ukuran perusahaan, dan nilai perusahaan tersebut (Puspa
leverage perusahaan terhadap kinerja Arum, 2011). Dengan demikian,
keuangan CFROA digunakan uji t. kepemilikan institusional tidak
Adapun hasil analisis dengan mampu menjadi mekanisme untuk
menggunakan α = 0,05 dan df (n-k) meningkatkan nilai perusahaan.
diketahui nilai bernilai 1,658. Namun hasil penelitian ini
tidak sesuai dengan pendapat yang
Pembahasan Hipotesis dikemukakan oleh Faisal (2004)
yang menyatakan bahwa semakin
1. Hipotesis Pertama (H1) besar kepemilikan institusional,
Hipotesis pertama (H1) maka akan semakin efisien
menyatakan bahwa kepemilikan pemanfaatan aktiva perusahaan serta
institusional (X1) berpengaruh akan dilakukan tindakan pencegahan
positif terhadap kinerja keuangan. terhadap pemborosan yang dilakukan
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat oleh manajemen. Kepemilikan
bahwa pada taraf signifikansi level 5 institusional merupakan besarnya
persen. Diketahui nilai t hitung jumlah saham yang dimiliki institusi
sebesar -1,046 dengan α = 0,05 dari total saham yang beredar.
diperoleh nilai t tabel sebesar -1,658. Pemilik atau investor ini merupakan
Hal ini karena nilai t hitung variabel pemilik sementara yang berfokus
kepemilikan institusional lebih besar pada laba jangka pendek (current
dari nilai t tabel, atau karena nilai earning), sebagaimana dikemukakan
Sig. variabel kepemilikan oleh Porter (1992). Apabila pemilik
institusional (0,298) lebih besar dari tidak merasakan keuntungan dari

8
http://jp.feb.unsoed.ac.id

investasi tersebut maka, pemilik bisa variabel ukuran dewan direksi


saja melikuidasi sahamnya dan pada (0,035) lebih kecil dari 0,05 maka
akhirnya akan mempengaruhi harga dapat disimpulkan bahwa, secara
saham secara keseluruhan. Hal ini parsial variabel ukuran dewan direksi
berarti bahwa kepemilikan insti- berpengaruh terhadap kinerja
tusional belum mampu menjadi keuangan dan memiliki arah yang
mekanisme untuk yang meningkat- koefisien negatif. Dengan demikian,
kan nilai perusahaan. hipotesis kedua yang menyatakan
Hapsoro (2008) menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dari
kepemi-likkan institusional tidak ukuran dewan dieksi terhadap kinerja
berpe-ngaruh terhadap kinerja keuangan ditolak.
perusahaan disebabkan karena Hasil penelitian ini
pemilik mayoritas institusi ikut menunjukkan bahwa ukuran dewan
dalam pengendalian perusahaan, direksi menunjukkan hubungan yang
sehingga cenderung bertindak untuk negatif dan berpengaruh terhadap
kepentingan mereka sendiri kinerja keuangan. Hasil penelitian ini
meskipun dengan mengor-bankan sesuai dengan hasil penelitian yang
kepentingan pemilik mino-ritas. dilakukan oleh Dewayaanto (2010)
Menurut Ardy dan Yeterina (2013) yang menemukan adanya pengaruh
adanya asimetri informasi antara antara ukuran dewan direksi terhadap
pihak pemegang saham dengan kinerja keuangan. Allen dan Gale
manajer menyebabkan manajer (2000) dalam Beiner et al. (2003)
selaku pengelola perusahaan akan mengemukakan ukuran dewan
bisa mengendalikan perusahaan direksi memiliki hubungan yang
karena memiliki informasi lebih negatif terhadap kinerja keuangan,
mengenai perusahaan dibandingkan karena dewan direksi yang
pemegang saham. Sehingga adanya jumlahnya besar menjadi kurang
kepemilikan institusi tidak menjamin efektif daripada dewan yang
monitoring kinerja manajer dapat jumlahnya kecil. Hal ini diduga
berjalan efektif. karena jumlah dewan direksi yang
besar maka akan memperbesar
2. Hipotesis Kedua (H2) permasalahan agensi sehingga
Hipotesis kedua (H2) cenderung menghambat pencapaian
menyatakan bahwa ukuran dewan tujuan perusahaan.
direksi (X2) berpengaruh positif Loderer dan Peyer (2002)
terhadap kinerja keuangan. dalam Beiner et al. (2003) juga
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat menemukan bukti bahwa jumlah
bahwa pada taraf signifikansi level 5 dewan direksi yang besar akan
persen. Diketahui nilai t hitung menghasilkan kinerja yang rendah.
sebesar -2,141 dengan α = 0,05 Perusahaan dengan ukuran dewan
diperoleh nilai t tabel sebesar -1,658. direksi yang terlampau besar
Hal ini karena nilai t hitung variabel sejatinya akan mempersulit fungsi
ukuran dewan direksi lebih kecil dari direksi itu sendiri dari sisi koordinasi
nilai t tabel, atau karena nilai Sig. maupun dari sisi banyaknya

9
Performance – Vol. 21 No. 1 Maret 2015

kemungkinan kebijakan yang dapat terciptanya sistem pengawasan peru-


diambil sehingga akan menurunkan sahaan yang memadai serta dilaksa-
kualitas profit yang dapat dicapai nakannya good corporate gover-
perusahaan. nance. Dengan berjalannya fungsi
komite audit secara efektif, maka
3. Hipotesis Ketiga (H3) control terhadap perusahaan akan
Hipotesis ketiga (H3) lebih baik sehingga, konflik
menyatakan bahwa komite audit keagenan yang terjadi akibat
(X3) berpengaruh positif terhadap keinginan manajemen untuk mening-
kinerja keuangan. Berdasarkan tabel katkan kesejahteraannya sendiri
4 dapat dilihat bahwa pada taraf dapat diminimalisasi.
signifikansi level 5 persen. Diketahui Bagi perusahaan publik,
nilai t hitung sebesar 2,082 dengan α Bapepam telah mengeluarkan Surat
= 0,05 diperoleh nilai t tabel sebesar Edaran Nomor: SE-03/PM/2000
1,658. Hal ini karena nilai t hitung yang mensyaratkan pembentukan
variabel komite audit lebih besar dari komite audit di perusahaan publik
nilai t tabel, atau karena nilai Sig. Indonesia yang terdiri dari sedikitnya
variabel komite audit (0,040) lebih tiga orang, diketuai oleh komisaris
kecil dari 0,05 maka dapat independen perusahaan dengan dua
disimpulkan bahwa, secara parsial orang eksternal yang independen
variabel komite audit berpengaruh terhadap perusahaan serta menguasai
terhadap kinerja ke-uangan dan dan memiliki latar belakang
memiliki arah yang koefisien positif. akuntansi dan keuangan. Dalam
Dengan demikian, hipotesis ketiga pelaksanaan tugasnya, komite audit
yang menyatakan bahwa terdapat mempunyai fungsi membantu dewan
pengaruh positif dari komite audit komisaris untuk: meningkatkan
terhadap kinerja keuangan dapat kualitas laporan keuangan; mencipta-
diterima. kan iklim disiplin dan pengendalian
Hasil penelitian ini yang dapat mengurangi kesempatan
menunjukkan bahwa komite audit terjadinya penyimpangan dalam
menunjukkan hubungan yang positif pengelolaan perusahaan; meningkat-
dan memiliki pengaruh terhadap kan efektivitas fungsi internal audit
kinerja keuangan. Hasil ini sejalan maupun eksternal audit; dan
dengan penelitian yang dilakukan mengidentifikasi hal-hal yang me-
oleh Obradovich (2013) dan merlukan perhatian dewan komisaris.
Dewayanto (2010) yang menyatakan Sehingga dengan keberadaan
bahwa komite audit mempunyai komite audit akan membuat
hubungan positif dan signifikan peningkatan kepercayaan investor
terhadap kinerja keuangan terhadap akuntabilitas perusahaan
perusahaan. Komite audit mempu- tersebut. Dengan kata lain, investor
nyai peran yang sangat penting dan mulai memperhatikan kepatuhan
strategis dalam hal memelihara perusaha-an dalam penerapan GCG,
kredibilitas proses penyusunan lapor- khususnya keberadaan komite audit
an keuangan seperti halnya menjaga dalam proses pengambilan keputusan

10
http://jp.feb.unsoed.ac.id

sehubungan dengan investasinya ukuran perusahaan mempunyai


pada perusahaan tersebut. Keberada- hubungan positif dan signifikan
an komite audit mengindikasikan terhadap kinerja keuangan
tingginya kualitas pemonitoran perusahaan.
terhadap perusahaan sehingga akan Perusahaan dengan aset yang
meminimalkan tindakan-tindakan besar dapat dengan mudah
manajemen untuk memanipulasi mengakses pasar modal. Dengan
laporan keuangan untuk mening- adanya kemudahan mengakses pasar
katkan kinerja perusahaan (Beasly, modal, perusahaan tersebut memiliki
1996 dalam Susanti, 2011). fleksibilitas dan kemampuan menda-
patkan dana (Puspitasari dan
4. Hipotesis Keempat (H4) Ernawati, 2010). Selain itu, ukuran
Hipotesis keempat (H4) perusahaan dalam hal ini perusahaan
menyatakan bahwa ukuran perbankan yang besar lebih
perusahaan (X4) berpengaruh positif diinginkan karena memungkinkan
terhadap kinerja keuangan. bank menyediakan menu jasa
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat keuangan yang lebih luas.
bahwa pada taraf signifikansi level 5 Perusahaan dengan total aset yang
persen. Diketahui nilai t hitung besar mencerminkan kemapanan
sebesar 4,163 dengan α = 0,05 perusahaan, serta perusahaan tersebut
diperoleh nilai t tabel sebesar 1,658. memiliki kondisi keuangan yang
Hal ini karena nilai t hitung variabel lebih baik dan stabil.
ukuran perusahaan lebih besar dari
nilai t tabel, atau karena nilai Sig. 5. Hipotesis Kelima (H5)
variabel ukuran perusahaan (0,000) Hipotesis kelima (H5)
lebih kecil dari 0,05 maka dapat menyatakan bahwa leverage
disimpulkan bahwa, secara parsial perusahaan (X5) berpengaruh negatif
variabel ukuran perusahaan berpe- terhadap kinerja keuangan.
ngaruh terhadap kinerja keuangan Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat
dan memiliki arah yang koefisien bahwa pada taraf signifikansi level 5
positif. Dengan demikian, hipotesis persen. Diketahui nilai t hitung
keempat yang menyatakan bahwa sebesar -4,229 dengan α = 0,05
terdapat pengaruh positif dari ukuran diperoleh nilai t tabel sebesar -1,658.
perusahaan terhadap kinerja keuang- Hal ini karena nilai t hitung variabel
an dapat diterima. leverage perusahaan lebih kecil dari
Hasil penelitian ini konsisten nilai ttabel, atau karena nilai Sig.
dengan penelitian yang dilakukan variabel leverage perusahaan (0,000)
oleh Dewayanto (2010) yang lebih kecil dari 0,05 maka dapat
menunjuk-kan bahwa ada hubungan disimpulkan bahwa, secara parsial
yang positif dan signifikan antara variabel leverage perusahaan
ukuran perusahaan dengan kinerja berpengaruh terhadap kinerja
keuangan. Penelitian lain yang keuangan dan memiliki arah yang
sejalan, yaitu penelitian Obradovich koefisien negatif. Dengan demikian,
(2013) yang juga menemukan bahwa hipotesis kelima yang menyatakan

11
Performance – Vol. 21 No. 1 Maret 2015

bahwa terdapat pengaruh negatif dari Dalam industri perbankan,


leverage perusahaan terhadap kinerja pemilik dana (bond holders) dapat
keuangan dapat diterima. diartikan sebagai para penyimpan.
Hasil penelitian ini sesuai Terlebih lagi, dengan adanya
dengan penelitian yang dilakukan penjaminan simpanan, para
oleh Hamidah dkk. (2013) penyimpan cenderung bersikap pasif
menemukan adanya hubungan dalam melakukan pengendalian
negatif antara leverage dan kualitas untuk mencegah setiap usaha
corporate governance. Penelitian peningkatan risiko yang dilakukan
Baruci dan Falini (2004) dalam oleh pemegang saham (Merton, 1977
Suwito, Herawaty (2005) juga tidak dalam Bugshan 2005).
berhasil menemukan adanya Hal ini semakin mendorong
hubungan antara leverage dan pemegang saham bank untuk
peningkatan kinerja. Bagi sektor meningkatkan risiko usaha dengan
perbankan yang sebagian besar melakukan penggeseran risiko (risk
operasi usahanya ditopang oleh utang shifting). Fungsi pengendalian
dari penyimpan (antara lain: sepenuhnya menjadi tanggung jawab
tabungan, deposito masyarakat), penjamin simpanan (deposit insurer).
manfaat tersebut perlu mendapat Mengingat penjamin simpanan
telaah lebih lanjut. Justru sebaliknya, belum tentu dapat melakukan
utang bagi bank dapat menimbulkan pengendalian sepenuhnya maka
masalah keagenan yang cukup serius. setiap kerugian bank yang timbul
Hal ini disebabkan oleh keputusan- pada akhirnya ditanggung oleh para
keputusan keuangan akan diambil pembayar pajak, dalam hal ini
oleh pemilik (lewat pihak masyarakat (Kane, 1986, 1987 dalam
manajemen yang diangkat oleh Bugshan 2005).
pemilik) sedemikian rupa sehingga Perusahaan dengan tingkat
apabila keputusan tersebut ternyata leverage yang tinggi termotivasi
bekerja dengan baik, maka untuk melakukan manajemen laba
manfaatnya akan dinikmati oleh agar terhindar dari pelanggaran
seluruh pemilik perusahaan, tetapi penjanjian utang, selain itu agar
bila gagal, pemberi kredit (dalam perusahaan tidak terancam default
industri perbankan, para penyimpan) yaitu tidak dapat memenuhi
diminta untuk ikut menanggung kewajiban pembayaran utang pada
kerugian tersebut (Husnan, 2001). waktunya. Supaya laba yang
Dengan kata lain, masalah keagenan dilaporkan tinggi maka manajer
ini timbul sebagai akibat adanya harus mengurangi biaya-biaya.
perilaku penyimpangan moral oleh Implikasinya adalah adanya
pemegang saham (shareholders) kecenderungan manajemen
untuk memaksimumkan keuntungan melakukan kecurangan pada laporan
dengan cara meningkatkan risiko keuangan, yang akhirnya akan
usaha atas beban pemilik dana menurunkan kinerja perusahaan.
(bondholders).

12
http://jp.feb.unsoed.ac.id

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI perusahaan. Disarankan untuk lebih


mempertimbangkan sejauh mana
Kesimpulan perusahaan memperhatikan dan
menerapkan konsep corporate
1. Kepemilikan institusional tidak governance sebelum
berpengaruh terhadap kinerja menginvestasikan dananya pada
keuangan. perusahaan tersebut.
2. Ukuran dewan direksi berpengaruh
negatif terhadap kinerja keuangan. DAFTAR PUSTAKA
3. Komite audit berpengaruh positif
terhadap kinerja keuangan. Adrian Sutedi, S.H., M.H. 2012. Good
4. Ukuran perusahaan berpengaruh Corporate Governance.
positif terhadap kinerja keuangan. Jakarta: Sinar Grafika.
5. Leverage perusahaan berpengaruh Ardy W, Yulius dan Yeterina W.N.
negatif terhadap kinerja keuangan. 2013. Pengaruh Struktur
Kepemilikan Terhadap
Implikasi Profitabilitas Perusahaan
1. Penerapan Good Corporate Manufaktur di Indonesia.
Governance (GCG) akan Jurnal Akuntansi dan
memperbaiki citra perbankan, Keuangan, Vol. 15, No. 1, Mei
mengingat dalam GCG terkandung 2013, 15-26.
lima prinsip yang dianggap positif
bagi pengelolaan sebuah perusahaan, Anggraini, Dina. 2013. Pengaruh Good
yaitu prinsip keterbukaan atau Corporate Governance
transparansi, prinsip akuntabilitas, Terhadap Nilai Perusahaan
prinsip tanggung jawab Pada Perusahaan Textile,
(responsibility), prinsip Garment yang Terdaftar di
independensi, dan prinsip kewajaran. Bursa Efek Indonesia (BEI)
2. Pihak manajemen perusahaan Periode 2009-2012.
hendaknya memperhatikan komite Universitas Maritim Raja Ali
audit dan ukuran perusahaan yang Haji Tanjungpinang.
sudah terbukti berdasarkan Bank Indonesia. 2012. Booklet
perhitungan kuantitatif berpengaruh Perbankan Indonesia.
positif terhadap kinerja keuangan. Direktorat Perizinan dan
Serta memperhatikan leverage Informasi Perbankan.
perusahaan dan ukuran dewan direksi
yang memiliki pengaruh negatif _______. Peraturan Bank Indonesia
signifikan terhadap kinerja keuangan. (PBI) No.8/4/PBI/2006 tentang
3. Para investor sebaiknya berhati-hati Pelaksanakan prinsip-prinsip
dalam pengambilan keputusan bisnis, Good Corporate Governance
tidak hanya terfokus pada informasi bagi Bank Umum.
laba, tetapi juga mempertimbangkan _______. Surat Edaran Bank Indonesia
informasi non keuangan, seperti No. 15/15/DPNP tahun 2013
keberadaan mekanisme internal tentang Pelaksanaan Good

13
Performance – Vol. 21 No. 1 Maret 2015

Corporate Governance Bagi Dissertation, Bond University


Bank Umum. Quensland, Australia.
Bapepam. 2000. Pembentukan dan Dewayanto, Totok. 2010. Pengaruh
Pedoman Pelaksanaan Kerja Mekanisme Good Corporate
Komite Audit. Surat Edaran Governance Terhadap Kinerja
Nomor: SE-03/PM/2000. Perbankan Nasional (studi pada
_______. 2004. Pembentukan dan perusahaan perbankan yang
Pedoman Pelaksanaan Kerja terdaftar di bei periode 2006-
Komite Audit. Lampiran 2008). Fokus Ekonomi. Vol 5
Keputusan Ketua BAPEPAM No.2. Desember 2010:104-123.
Nomor: Kep-29/PM/2004. Faisal. 2004. Analisis Agency Cost,
Beiner. S., W. Drobetz, F. Schmid dan Struktur Kepemilikan dan
H. Zimmermann. 2003. Is Mekanisme Corporate
Board zise An Independent Governance. Simposium
Corporate Governance Nasional VII, Ikatan Akuntansi
Mechanism ?. Indonesia.
http://www.wwz.unibaz.ch/ Hamidah, dkk. 2013. Pengaruh
cofi/publications/papers/2003/0 Corporate Governance Dan
6.03.pdf Leverage Terhadap
Boediono, Gideon SB. 2005. Kualitas Profitabilitas Bank Yang Go
Laba: Studi Pengaruh Public Di Indonesia. Jurnal
Mekanisme Corporate Riset Manajemen Sains
Governance dan Dampak Indonesia (JRMSI) Vol. 4, No.
Manajemen Laba dengan 2 : 2013.
Menggunakan Analisis Jalur. Hapsoro, Dody. 2008. Pengaruh
Simposium Nasional Akuntansi Mekanisme Corporate
VIII Solo. Governance Terhadap Kinerja
http://kehrenz.files.wordpress. Perusahaan: Studi Empiris Di
com/2007/07/kakpm-09.pdf Pasar Modal Indonesia. Jurnal
Brigham, Eugene F. dan J. F. Houston. Akuntansi Dan Manajemen,
2011. Fundamentals of Vol. 19, No. 3, Desember
Financial Management, Dasar- 2008.
dasar Manajemen Keuangan. Husnan, Suad. 2001. Corporate
Jakarta : Salemba Empat. Governance dan Keputusan
Bugshan, Turki. 2005. Corporate Pendanaan: Perbandingan
Governance, Earing Kinerja Perusahaan Dengan
Management and the Pemegang Saham Pengendali
Information Content of Perusahaan Multinasional dan
Accounting Earnings, Bukan Multinasional. Jurnal
Theoritical Model and Riset Akuntansi, Manajemen,
Empirical Tests, A Ekonomi Vol. 1 No.1. Februari
2001:1-12 .

14
http://jp.feb.unsoed.ac.id

Iqbal Bukhori, Raharja. 2012. Puspitasari, Filia dan Endang Ernawati.


“Pengaruh Good Corporate 2010. Pengaruh Mekanisme
Governance Dan Ukuran Corporate Governance
Perusahaan Terhadap Kinerja Terhadap Kinerja Keuangan.
Perusahaan (Studi Empiris Jurnal Manajemen Teori dan
Pada Perusahaan Yang Terapan. Tahun 3, No. 2,
Terdaftar Di BEI 2010)”. Agustus 2010.
Diponegoro Journal Of Suliyanto. 2008. Teknik Proyeksi Bisnis.
Accounting. http://ejournal- Andi : Yogyakarta.
s1.undip.ac.id/index.php/accou
nting _______. 2011. Ekonometrika Terapan
Teori dan Aplikasi dengan
Kasmir , S.E., MM. 2000. Manajemen SPSS. Andi: Yogyakarta.
Perbankan. Divisi Buku
Perguruan Tinggi. Jakarta: Supriyatno. 2006. Pengaruh Corporate
PT.Raja Grafindo Persada. Governance dan Bentuk
Kepemilikan terhadap Kinerja
Komite Nasional Kebijakan Keuangan Bank di Indonesia.
Governance (KNKG), 2006, Disertasi. UGM. Yogyakarta.
Pedoman Umum Good
Corporate Governance Susanti, Serli Ike Ari. 2011. Pengaruh
Indonesia, Jakarta. kualitas corporate governance,
kualitas audit, dan earning
Obradovich, John and Gill, Amarjit. management terhadap kinerja
2013. The impact of corporate perusahaan. Jurnal Ekonomi &
governance and financial Bisnis. Vol. 5 No.2.
leverage on the value of
American Firm. Eurojournal. Suwito,E., Herawati,A. 2005. Analisis
Publishing, Inc. 2012. Pengaruh Karakteristik
Perusahaan Terhadap Tindakan
Porter, M. 1992. “Capital Disadvantage: Perataan Laba Yang Dilakukan
America’s Failing Capital Oleh perusahaan yang
Investment System”. Harvard Terdaftar di Bursa Efek
Business Review, Vol. 70, pp. Jakarta. Seminar Nasional
65-82. Akuntansi. SNA VIII Solo, 15 –
Puspa Arum, Mas Yuroh. 2012. 16 September 2005.
Hubungan Kepemilikan Ujiyantho, Arief Muh. dan B.A.
Manajerial Dan Kepemilikan Pramuka. 2007. “Mekanisme
Institusional Terhadap Kinerja Corporate Governance,
Keuangan Pada Perusahaan Manajemen Laba dan Kinerja
Go Public Di Indonesia. Keuangan.” Simposium
Skripsi: Program S1 Sekolah Nasional Akuntansi X,
Tinggi Ilmu Ekonomi Makasar, 26-28 Juli.
Perbanas, Surabaya.
http://www.idx.co.id diakses 2014.
http://www.iicg.org diakses 2014.

15

Anda mungkin juga menyukai