Anda di halaman 1dari 12

TEKNIK PENGENDALIAN LONGSOR

DI DESA NGALANG, KECAMATAN GEDANGSARI, KABUPATEN


GUNUNGKIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun oleh
Vivi Livia Yasinta Kaurow
114140027/TL

kepada
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA

Desember, 2020
Lembar Pengesahan Karya Tulis Ilmiah

TEKNIK PENGENDALIAN LONGSOR DI DESA NGALANG,


KECAMATAN GEDANGSARI, KABUPATEN GUNUNGKIDUL,
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Disusun oleh
Vivi Livia Yasinta Kaurow
114140027/TL

Tanggal 28 Desember 2020 Tanggal 28 Desember 2020


Pembimbing I Pembimbing II

Ir.Suharwanto,M.T Aditya Pandu Wicaksono,M.Si.,M.S


Teknik Pengendalian Longsor di Desa Ngalang, Kecamatan Gedangsari,
Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Vivi Livia Yasinta Kaurow, Ir. Suharwanto,M.T, Aditya Pandu Wicaksono, M.Si.,M.Sc
Teknik Lingkungan, Teknologi Mineral, UPN “Veteran” Yogyakarta,
Jl. Ring Road Utara No. 104, Ngropoh, Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta, 55283

INTISARI
Longsor yang terjadi di Desa Ngalang dikarenakan cuaca ekstrim yaitu siklon cempaka dengan
curah hujan yang tinggi pada november tahun 2017 yang diduga sebagai salah satu faktor pemicunya.
Kondisi alam daerah penelitian mendukung terjadinya longsor, dilihat dari bentuklahan bukit dengan
beberapa kelas kemiringan lereng yaitu yaitu topografi datar - hampir datar (0% - 2%), topografi
berombak dengan lereng miring (8% - 13%), topografi dengan lereng agak terjal (14%-20%), dan
topografi dengan lereng terjal (21% - 55%). Menurut informasi warga, setiap musim penghujan selalu
terjadi longsoran-longsoran kecil di daerah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk Menentukan
karakteristik longsor di daerah penelitian, mengetahui tingkat kerawanan longsor berdasarkan nilai
faktor keamanan, serta menentukan pengendalian bencana, serta upaya pengelolaan lingkungan yang
sesuai.
Penelitian ini menggunakan beberapa metode yaitu metode pengambilan data dengan cara
faktor dan pemetaan. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling dengan pertimbangan
longsor dengan material tanah. Metode analisis data yang digunakan yaitu faktor analisis data deskriptif
dan analisis laboratorium. Metode pengolahan data menggunakan metode Felenius. Parameter yang
digunakan untuk menentukan arahan pengelolaaan yaitu curah hujan, satuan batuan, kemiringan lereng
dan bentuklahan, struktur geologi, sifat fisik dan mekanika tanah, penggunaan lahan, dan vegetasi.
Hasil yang didapatkan berupa nilai faktor keamanan lereng dengan menggunakan metode
fellenius sebesar 5,707 yang berarti lereng dalam keadaan stabil. Tipe longsoran di daerah penelitian
yaitu gelinciran (slide) dengan material berupa tanah. Teknik pengendalian longsor yang digunakan
sebagai arahan pengelolaan di daerah penelitian yaitu dengan menanaman vegetasi berupa rumput
vetiver serta membuatan saluran drainase.

Kata Kunci: Longsor, Faktor Keamanan, Rumput Vetiver, Metode Felenius

ABSTRACT
The landslide in Ngalang Village due to extreme weather is a cyclone with high rainfall on
November 2017 which is suspected to be one of the trigger factors. The natural condition of the research
area supports the occurrence of landslides, judging by the shape of the hill with several classes of slope,
namely flat topography - almost flat (0% - 2%), choppy topography with slope slopes (8% - 13%),
topography with a rather steep slope (14%-20%), and topography with steep slopes (21% - 55%).
According to residents' information, every rainy season there are always small avalanches in the area
This research aims to determine the characteristics of landslides in the research area, know the level
of landslide insecurity based on the value of safety factors, as well as determine disaster control, as
well as appropriate environmental management efforts.
This research uses several methods, namely data retrieval method by means of surveying and
mapping. Sampling technique is purposive sampling with consideration of landslides with soil
material. The data analysis method used is descriptive data analysis techniques and laboratory
analysis. The data processing method uses the Felenius method. The parameters used to determine the
direction of processing are rainfall, rock units, slope slope and land formation, geological structure,
physical properties and soil mechanics, land use, and vegetation.
The result is the value of slope safety factors using the Felenius method of 5,707 which means
the slope is in a stable state. The type of avalanche in the research area is a slide with material in the
form of soil. Landslide control techniques used as processing directives in research areas are by
planting vegetation in the form of vetiver grass and make a drainage system.

Keywords: Landslide, Safety Factor, Vetiver Grass, Felenius Method

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Longsor yang terjadi di Desa Ngalang dikarenakan cuaca ekstrim yaitu siklon cempaka

dengan curah hujan yang tinggi pada tanggal 28 november tahun 2017 sebesar 225 mm/hari yang

diduga sebagai salah satu faktor pemicunya. Kondisi alam daerah penelitian secara fisik sudah

memiliki potensi tinggi terjadinya longsor dikarenakan aktivitas manusia yang tidak

memperhatikan keseimbangan lingkungan, hal tersebut menjadi salah satu alasan bagi penulis

melakukan penelitian dengan tema longsor di daerah ini. Longsor di daerah penelitian ini sempat

menutup akses jalan. Diperlukan penelitian untuk mengetahui tingkat kerawanan longsor

berdasarkan nilai faktor keamanan di daerah tersebut, kemudian memberikan arahan atau

penanggulangan bencananya, serta upaya pengelolaan lingkungan yang sesuai, demi

keberlangsungan pemanfaatan lahan yang berkelanjutan serta terjaminnya rasa aman terhadap

masyarakat yang terkait.

1.2 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui karakteristik longsor di Desa Ngalang

2. Mengetahui tingkat kerawanan longsor berdasarkan nilai faktor keamanan di Desa Ngalang

3. Mengetahui cara pengendalian bencana longsor, serta upaya pengelolaan lingkungan yang

sesuai di Desa Ngalang


II. Metode Penelitian

Metode yang digunakan yaitu pengambilan data, analisis laboratorium, dan pengolahan

data. Metode pengambilan data yang digunakan yaitu survei dan pemetaan yang bertujuan untuk

memperoleh data-data dan inforrmasi secara aktual, baik mengenai data jenis tanah, pengukuran

kemiringan lereng, data satuan batuan, pengambilan sampel tanah, dan lain-lain. Kemudian

dilakukan pemetaan dengan memindahkan data-data tersebut untuk diolah menjadi bentuk peta

eksisting.

Metode analisis laboratorium yang digunakan adalah uji sifat fisik dan uji sifat

mekanika tanah. Sifat fisik yang akan diuji adalah kadar air dan bobot satuan isi tanah

sedangkan sifat mekanika tanah yang akan diuji yaitu kuat geser dan kohesi. Data pengujian

laboratorium ini digunakan untuk menghitung nilai faktor keamanan lereng.

Metode analisis data dilakukan dengan teknik analisis deskriptif yang bertujuan

untuk menganalisis data primer dan sekunder yang diperoleh di tahap lapangan secara

terperinci dan sesuai keadaan di lapangan. Analisis data menggunakan metode Felenius

dan dilakukan dengan 2 cara yaitu perhitungan menggunakan aplikasi Rocscience Slide

serta perhitungan manual. Hasil dari analisis tersebut dapat menunjukan nilai faktor

keamanan.

III. Hasil dan Pembahasan

3.1 Hasil Perhitungan Nilai Faktor Keamanan dengan Metode Felenius

Kemiringan lereng yang terjal pada daerah penelitian berkaitan erat dengan

terganggunya kestabilan lereng sehingga potensi terjadi longsor sangat besar. Jenis tanah

di daerah penelitian merupakan tanah latosol dengan tekstur tanah lempung yang memiliki

porositas tinggi dan bersifat impermeabel, dimana air yang meresap lebih banyak sehingga
membuat beban pada tanah atau tanah menjadi lebih berat dan berpotensi untuk terjadi

longsor karena tanah pada lereng menjadi tidak stabil.

Siklon tropis cempaka yang terjadi pada tanggal 27 November 2017 memiliki nilai

curah hujan sebesar 225 mm/hari. Air hujan yang turun dapat mengikis permukaan tanah

dan mengganggu kestabilan lereng, sedangkan air hujan yang menyerap dalam tanah akan

membuat tanah menjadi berat dan berpotensi terjadi longsor karena lereng tidak stabil.

Sedangkan penggunaan lahan berupa tegalan, semak/belukar, permukiman dan kebun,

dapat mempengaruhi kestabilan lereng di daerah penelitian jika melebihi daya dukung.

Serta vegetasi berakar serabut yang dominan di daerah penelitian seperti pohon pisang,

kelapa, dan jati yang hanya mengikat lapisan tanah dan tidak mengikat sampai ke lapisan

batuan sehingga beban tanah bertambah. Aktivitas masyarakat yang mayoritas bertani dan

berkebun juga menambah faktor pemicu longsor karena pemilihan vegetasi yang kurang

tepat sehingga baiknya dilakukan penelitian dalam pemilihan vegetasi yang tepat serta

pembuatan drainase agar lereng menjadi stabil dan dapat digunakan untuk menanam. Selain

itu, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bencana longsor dan penanggulangannya

menjadi salah satu pemicu terjadinya longsor karena tidak ada penanganan terhadap lereng

yang tidak stabil.

Perhitungan faktor keamanan menggunakan metode fellenius dengan tinggi lereng

55meter dan kemiringan 27°. Penentuan faktor keamanan menggunakan perangkat lunak

Rocscience Slide. Data yang diperlukan dalam menghitung nilai faktor keamanan lereng

yaitu berupa data geometri lereng (sudut kemiringan, lebar dan ketinggian), sifat fisik tanah

(bobot isi), dan mekanika tanah (sudut geser dalam, dan kohesi). Lereng yang diteliti

memiliki nilai bobot isi sebesar 12,644 kN/m3, kohesi sebesar 30,782974 kN/m2, dan sudut
geser dalam sebesar 63,78°. Berdasarkan hasil perhitungan nilai faktor keamanan yang

diteliti adalah 5,448 yang masuk dalam kondisi lereng relatif stabil. Namun area lereng

yang masih berpotensi terjadinya longsor berada pada bagian mahkota longsor hingga

sebagian tubuh longsor sehingga diperlukan adanya arahan pengendalian untuk

meminimalisir potensi bencana.

Gambar 3.1 Analisis Penentuan Faktor Keamanan pada Lereng


dengan Menggunakan Metode Fellenius
3.2 Pengendalian Longsor

Teknik pengendalian yang digunakan untuk mengendalikan longsor di daerah

penelitian yaitu:

- Pengendalian longsor dengan penanaman vegetasi menggunakan tanaman berupa

rumput vetiver. Rumput vetiver merupakan tanaman tropis sejenis rumput-rumputan

berukuran besar yang berakar cukup dalam hingga 5,2meter dengan pertumbuhan yang

cepat, memiliki batang yang kaku dan keras sehingga tahan terhadap aliran air.
Penanaman vegetasi menggunakan system pot. Setrip rumput vetiver terdiri dari 2 baris

masing-masing rumput vetiver berjarak 20 cm dan antar baris berjarak 10 cm. Semakin

rapat penanaman rumput vetiver, semakin baik pula usahanya dalam menahan air

limpasan. Keefektifan penggunaan rumput vetiver dapat dilihat dari kesesuaian Panjang

akar rumput vetiver dengan kedalaman area yang berpotensi longsor sehingga akar dari

rumput vetiver dapat berfungsi dengan baik yaitu mengikat tanah yang berpotensi

bergerak sehingga menjadi lebih stabil.

- Rencana pembuatan saluran drainase yang didasarkan pada curah hujan yang tinggi

untuk periode 10 tahun. Analisis curah hujan maksimum dan perhitungan debit air

limpasan digunakan untuk menentukan dimensi dari saluran drainase tersebut. Hasil

perhitungan terdapat pada lampiran. Dimensi saluran drainase horizontal yaitu lebar

saluran dasar (b) sebesar 0,775 meter, lebar permukaan (B) sebesar 1,623 meter, dan

tinggi saluran (h) sebesar 0,424 meter. Dimensi saluran vertical yaitu lebar saluran

dasar (b) sebesar 1,305 meter, lebar permukaan (B) sebesar 2,733 meter, dan tinggi

saluran (h) sebesar 0,714 meter. Saluran drainase tersebut diharapkan dapat

meminimalisir limpasan air permukaan dan rembesan-rembesan air ke dalam tubuh

lereng sehingga tingkat kestabilan lereng menjadi relatif aman.


Gambar 6.1 Desain Arahan Pengelolaan dengan Penanaman Vegetasi

Gambar 6.2 Desain Arahan Pengelolaan dengan Pembuatan Drainase

IV. Kesimpulan

Hasil perhitungan nilai faktor keamanan lereng dengan metode fellenius menggunakan

aplikasi Rocscience Slide sebesar 5,448 sedangkan hasil perhitungan manual sebesar 5,707

(selisih hasil perhitungan sebesar 0,259) yang berarti lereng dalam keadaan stabil. Tipe

longsor di daerah penelitian adalah gelinciran (slide) dengan material berupa tanah. Teknik

pengendalian longsor yang sesuai sebagai arahan pengelolaan di daerah penelitian adalah
dengan penanaman vegetasi berupa rumput vetiver sebagai pengikat massa tanah serta

pembuatan saluran drainase sebagai pengatur jalannya air sehingga mengurangi

pengikisan tanah oleh air.

V. Saran

1. Sebaiknya warga setempat tidak melakukan aktivitas yang dapat mengganggu


kestabilan lereng sehingga meminimalisir faktor pemicu terjadinya longsor.
2. Perlu dilakukan penelitian mengenai permasalahan mataair yang ada di daerah

penelitian dikarenakan menurut warga sekitar, setelah kejadian longsor November 2017

tersebut terbukanya sumber mataair yang baru sedangkan sumber mataair yang lama

tertutup dan tidak bisa untuk digunakan.

3. Peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan data curah hujan yang terbaru agar

hasilnya dapat lebih menyesuaikan dengan kondisi waktu penelitian.

4. Apabila ingin menanam vegetasi pada lereng yang berpotensi longsor, sebaiknya warga

mempertimbangkan jenis tanaman, dalam hal ini disarankan tanaman dengan kondisi

akar yang mampu mengikat tanah.


DAFTAR PUSTAKA

Hardiyatmo, H.C. 2006. Penanganan Tanah Longsor dan Erosi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Invanni, Ichsan dan Nasiah. 2014. Identifikasi Daerah Rawan Bencana Longsor
Lahan Sebagai Upaya Penanggulangan Bencana Di Kabupaten Sinjai.
Sinjai: Jurnal Sainsmat Vol. 3 (2)

Karnawati, Dwikorita. 2002. Bencana Alam Gerakan Tanah di Indonesia Th 2001. Jakarta:
BPPT.

Karnawati, Dwikorita. 2005. Bencana Alam Gerak Massa Tanah di Indonesia dan Upaya
Penanggulangannya. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada

Kementrian Pekerjaan Umum. 2009. Penanaman Ruput Vetiver untuk Pengendalian Erosi dan
Pencegahan Longsoran Dangkal pada Lereng Jalan. Bandung: kementrian Pekerjaan
Umum.

Nazir, M. 1999. Metode Penelitian, Cetakan Ketiga. Jakarta. Ghalia Indonesia.

Noor, D. 2011. Geologi untuk perencanaan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Nugroho, H.P. 2008. Kerawanan Longsorlahan Di Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto.


Jurnal Geografi. Vol. 7 (14)

Puturuhu, Ferad. 2015. Mitigasi Bencana dan Penginderaan Jauh. Yogyakarta: Graha Ilmu

Rachman, Achmad., Ai Dariah, Sidik Haddy Tala’ohu, dan Umi Haryati. 2007. Teknologi
Pengendalian Longsor. Departemen Petanian.

Setianingsih, S., 2018. Teknik Pengelolaan Stabilitas Lereng Bekas Pertambangan


Andesit di Desa Bantar Karet, Kecamatan Naggung, Kabupaten Bogor, Jawa
Barat. Jurusan Teknik Lingkungan UPN “Veteran” Yogyakarta.

Sungkowo, Andi. 2017. Buku Panduan Penulisan Skripsi. Yogyakarta. Program


Studi Teknik Lingkungan UPN “Veteran” Yogyakarta.

Truong, Paul. Tran Tan Van, Elise Pinners, dan David Booth. 2011. Penerapan
Sistem Vetiver. The Indonesian Vetiver Network.

Van Zuidam, R.A. & Van Zuidam-Cancelado, F.I. 1979. Terrain analysis and
classification using aerial photographs. A geomorphological approach. ITC
Textbook of Photo-interpretation. ITC. Enschede.
Wesley, L.D. 2017. Mekanika Tanah. Yogyakarta: Penerbit Andi

Zakaria, Zufialdi. 2009. Analisis Kestabilan Lereng Tanah.

Anda mungkin juga menyukai