Anda di halaman 1dari 4

Nama : Putri Gandari

Kelas : 4B Pendidikan Geografi

Sistem Informasi Geografis


Pengertian SIG yaitu sistem informasi khusus yang mengolah data yang mempunyai informasi
spasial (bereferensi keruangan). Dengan istilah lain, sistem informasi geografis adalah sistem
komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola, dan
menampilkan informasi referensi geografis, seperti data yang diidentifikasi berdasarkan
lokasinya dalam database.
Hubungan SIG dengan Database
Perangkat Lunak (Software)
Software atau perangkat lunak adalah alat yang digunakan untuk melakukan proses
penyimpanan, analisis, visualisasi data secara spasial atau non spasial. Perangkat lunak terdiri
didalam SIG terdiri dari:
 Alat untuk mengimput dan memanipulasi data SIG
 Data Base Management System (DBMS)
 Alat untuk analisa data
 Alat untuk menayangkan data dari hasil analisa
Data
Secara prinsipnya data terdiri dari dua jenis dalam SIG, yaitu:
 Data Spasial
Data spasial merupakan perwujudan nyata suatu daerah yang ada di permukaan bumi. Secara
umum dipresentasikan dalam bentuk peta, gambar berformat digital dan disimpan dalam bentuk
koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk image (raster) yang mempunyai nilai tertentu.
 Data Non Spasial
Data non spasial merupata data berupa tabel yang mana tabel tersebut memiliki isi informasi
yang dimiliki oleh obyek dalam data spasial. Data itu berbentuk data tabular yang satu sama lain
di integrasikan dengan data spasial yang ada.
Hubungan SIG dengan Digital Mapping
SIG Berbasis Web
WebGIS bisa dikatakan adalah sebuah web mapping yang berarti pemetaan internet, tetapi bukan
memetakan internet, dan tidak berarti hanya menampilkan peta (yang berupa gambar yang statis)
ke dalam sebuah situs internet. Jika hanya menampilkan peta statis pada sebuah situs, tidak
perbedaan antara web mapping dengan peta yang ada pada media tradisional lainya. Web
mapping memanfaatkan fungsi interaktivitas yang ada pada aplikasi GIS dalam bentuk web.

Arsitektur GIS berbasis web.

Pada gambar di atas, interaksi antara klien dengan server berdasar skenario permintaan dan
respon. Web browser di sisi klien mengirimkan permintaan ke web server.
Karena web server tidak memiliki kemampuan pemrosesan peta, permintaan yang berkaitan
dengan pemrosesan peta akan diteruskan oleh web server ke server aplikasi dan Mapserver.
Hasil pemrosesan akan dikembalikan lagi melalui web server, terbungkus dalam bentuk berkas
HTML atau applet.

Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan sistem informasi lainnya yang membuatnya
menjadi berguna untuk berbagai kalangan untuk menjelaskan kejadian, merencanakan strategi,
dan memprediksi apa yang akan terjadi. Kemampuan SIG antara lain memetakan letak,
memetakan kuantitas, memetakan kerapatan (densities), memetakan perubahan, dan memetakan
apa yang ada di dalam dan di luar suatu area.

Aplikasi SIG

Pada sebuah aplikasi SIG, terdapat beberapa fasilitas yang merupakan standar untuk melengkapi
peta yang tampil di layar monitor, antara lain: legenda (legend), skala, zoom in/out, pan (dengan
fasilitas pan peta dapat digeser-geser untuk melihat daerah yang dikehendaki), searching,
pengukuran, informasi, dan link. Aplikasi SIG dapat memvisualkan secara 2 dimensi ataupun 3
dimensi, dapat berjalan di desktop ataupun di web.

Sumber : http://majalah1000guru.net/2012/01/sistem-informasi-geografis/

Hubungan SIG Dengan Surveying


SIG mempunyai kemampuan untuk  menghubungkan berbagai data pada satu titik tertentu di
bumi, menghubungkannya, lalu menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya. Data yang
diolah pada SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis dan
merupakan lokasi yang memiliki system koordinat tertentu sebagai referensinya. Sehingga
aplikasi SIG dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti; kondisi, lokasi, trend, pola dan
permodelan (Aronaff, 1989 dalam Anggoro, TI. dkk, 2019)
Menurut Prahasta (2002), SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk mengumpulkan,
memeriksa, mengintegrasikan, dan menganalisa informasi-informasi yang berhubungan dengan
permukaan bumi. Pada dasarnya, istilah sistem informasi geografi merupakan gabungan dari tiga
unsur pokok yaitu sistem, informasi, dan geografi. Dengan demikian, pengertian terhadap ketiga
unsur-unsur pokok ini akan sangat membantu dalam memahami SIG. Dengan melihat unsur-
unsur pokoknya, maka jelas SIG merupakan salah satu sistem informasi dengan tambahan unsur
“geografis”. SIG merupakan suatu sistem yang menekankan pada unsur “informasi geografis”.
Menurut Jogiyanto (2005), informasi diartikan sebagai data yamg diolah menjadi bentuk yang
lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya, kemudian istilah “geografis” merupakan
bagian dari spasial (keruangan). Kedua istilah ini sering digunakan secara bergantian atau
tertukar hingga timbul istilah yang ketiga, geospasial. Ketiga istilah ini mengandung pengertian
yang sama di dalam konteks SIG. Penggunakan “geografis” mengandung pengertian suatu
persoalan mengenai bumi: permukaan dua atau tiga dimensi.
Istilah “informasi geografis” mengandung pengertian informasi mengenai tempat-tempat yang
terletak di permukaan bumi, pengetahuan mengenai posisi dimana suatu objek terletak di
permukaan bumi, dan informasi mengenai keterangan-keterangan (atribut) yang terdapat di
permukaan bumi yang posisinya diberikan atau diketahui.
Dengan memperhatikan pengertian sistem informasi, maka SIG adalah suatu kesatuan formal
yang terdiri dari berbagai sumberdaya fisik dan logika yang berkenaan dengan objek-objek yang
terdapat di permukaan bumi. Jadi SIG juga merupakan sejenis perangkat lunak yang dapat
digunakan untuk pemasukan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan, dan keluaran infromasi
geografis berikut atribut-atributnya.
Sumber : https://frastatraining.com/jurnal-surveying-sistem-informasi-geospasial-sig/
Hubungan SIG Dengan Remote Sensing
Sistem Informasi Geografi SIG adalah sebuah teknik dari penyimpanan dari hasil proses yang
dilakukan oleh penginderaan jauh. Hasil yang didapatkan dari penginderaan jauh itu akan
dianalisa dan dimodifikasi dengan teknik SIG yang kemudian bisa menghasilkan data dan
informasi yang lebih mudah digunakan oleh pemakai. Penginderaan jauh hanya akan
menghasilkan sebuah gambaran permukaan bumi yang bersifat nyata. Akan tetapi proses untuk
mengkaji informasi penampakan yang jelas harus digunakanlah SIG itu.
Hasil dari penginderaan jauh misalnya adalah sebuah citra satelit atau foto udara. Hasil citra itu
akan sulit dianalisis karena bentuknya berupa foto nyata dari permukaan bumi. Nah kemudian
setelah dimasukkan ke dalam SIG dan kemudian ditambahkan data-data lapangan yang lain
maka akan menghasilkan peta gambaran yang lebih informatif seperti bisa didapatkan peta rupa
bumi, peta curah hujan, peta kontur dan sebagainya.
Jadi proses penginderaan jauh adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang foto udara yang
kemudian pengkajian  dan analisisnya menggunakan SIG.
Hubungan SIG dengan Photogrammetry
Fotogrametri atau aerial surveying adalah teknik pemetaan melalui foto udara. Hasil pemetaan
secara fotogrametrik berupa peta foto dan tidak dapat langsung dijadikan dasar atau lampiran
penerbitan peta.
Memulai dengan Fotogrametri sebagai penjelasan sendiri seperti terminologinya, secara
sederhana berarti teknik pengukuran koordinat 3 dimensi yang pada dasarnya menggunakan foto.
Prinsip dasar yang diterapkan dalam fotogrametri disebut Triangulasi udara. Triangulasi udara
berarti mengambil foto dari setidaknya dua titik pada objek atau permukaan. Ini juga disebut
"garis pandang" dari mana koordinat 3-Dimensi dari titik-titik perhatian dihasilkan dengan
memotong garis pandang secara matematis.
Fotogrametri digunakan oleh Albert Meydenbauer, arsitek Prusia yang merancang beberapa peta
topografi paling awal. Baru-baru ini, Fotogrametri terkenal digunakan dalam pemetaan topografi
dan secara luas meningkatkan aplikasinya pada arsitektur, kedokteran, teknik, geologi, dan
bidang lain yang membutuhkan produksi data 3D yang tepat. Fotogrametri dapat dilakukan
terutama dengan dua cara yaitu fotogrametri interpretif dan fotogrametri metrik.
Jenis Fotogrametri yang Digunakan dengan GIS
1. Fotogrametri interpretif
Fotogrametri dengan GIS dan Penginderaan jauh dengan GIS
Dasar-dasar Fotogrametri dan Penginderaan jauh dengan GIS
Ini adalah jenis fotogrametri yang lebih banyak mempelajari untuk mengidentifikasi ciri-ciri fisik
fotografi seperti bentuk, bayangan, tata letak atau pola yang menambah kualitas dan profesi pada
informasi dalam foto. Jenis ini dilakukan oleh fotografi normal namun, Anda membutuhkan
lebih banyak foto, dari sudut yang berbeda sehingga Anda dapat menilai atribut foto.
2. Fotogrametri Metrik
Ini adalah jenis fotogrametri di mana foto diambil dengan pengukuran yang tepat dari atribut foto
termasuk ketinggian fitur, posisi, ukuran sebenarnya, lokasi relatif, dan banyak detail kuantitatif
foto lainnya. Foto-foto ini diambil dengan menggunakan kamera metrik yang umum di bidang
teknik.
Sumber : http://uizentrum.de/photogrammetry-and-remote-sensing-with-gis/?lang=en

Anda mungkin juga menyukai