1
melalui tempat laki-laki lalu mengucapkan selamat kepada semua yang ada di
depan (pengantin laki-laki, pengantin perempuan, maupun orang tua
mereka).secara bergiliran. Lalu, setelah mengucapkan selamat langsung
menuju tempat perasmanan dan makan di tempat laki-laki. Tamu perempuan
masuk melalui tempat perempuan lalu mengucapkan selamat kepada semua
yang ada di depan (pengantin perempuan, pengantin laki-laki, maupun orang
tua mereka) secara bergiliran. Lalu, mereka perasmanan dan makan di tempat
perempuan (lihat Gambar 3). Ucapan selamat dari tamu laki-laki dilaksanakan
bergiliran dan tidak bersamaan dengan ucapan selamat dari tamu perempuan.
Pertanyaannya adalah bolehkah pelaminan syabab seperti itu? Jawabannya
adalah boleh, sebab ini termasuk infishal tamm. Syaratnya, pengantin
perempuan tidak tabarruj.
5. Di sini (Indonesia) umumnya ada tetangga atau keluarga yang
menyelenggarakan walimah. Sudah dapat dipastikan bahwa pengantin
perempuannya tabarruj, terjadi ikhtilath antara laki-laki dan perempuan.
a. Bagaimana hukumnya syabab menghadiri acara tersebut? Mandub
menjelaskan dengan membaca:
يض َح َر ٌج َواَل َعلَى َأ ْنفُ ِس ُك ْم َأ ْن تَْأ ُكلُوا ِم ْن بُيُوتِ ُك ْم ِ ج َح َر ٌج َواَل َعلَى ْال َم ِر ِ ْس َعلَى اَأْل ْع َمى َح َر ٌج َواَل َعلَى اَأْل ْع َر َ لَي
َأ م ُ
ك ت
ِْ َ َّ ِ ْ و ا مع ت ُو ي ُ ب َأ م
ِْ َ ِ ْ وُ
ك م ا م عْ َأ ت ُو ي ُ ب َأ م
ِْ َ ِ ْ و ُ
ك تا و َ
خ َأ ت ُو ي ُ ب َأ م ُ
ك نا
ِْ ِإ َ ِ ْ و و خْ ت ُو يُ ب َأ م ُ
ك
ِْ َّ َ ِ ْ و ت ا هم ُأ ت ُو ي ُ ب َْأوْ بُي ِ َ َ ِئ ْ و
َأ م ُ
ك ا باء ت ُو
ْ َأ َأ ُ ُ ْأ
ْس َعلَ ْيك ْم جُ نَا ٌح ْن تَ كلوا َج ِميعًا وْ شتَاتًا فَِإ َذا َأ ُ ُ
َ ص ِديقِك ْم لَي َأ ْ
َ ْت خَ ااَل تِك ْم وْ َما َملَكتُ ْم َمفَاتِ َحهُ و َأ ُ ِ ت َأ ْخ َوالِ ُك ْم َأوْ بُيُو ِ بُيُو
َت لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْعقِلُون ِ َ ُ ا ي آْلا م كُ َ ل ُ هَّللا ُ
ِّن
n ي بُ
َ ِ ي ك َ ل َ
ذ َ
ك ً ة َ بِّ يَ ط ً ة كَ ر ا بم هَّللا
َ َُ ِ ِ ِ ِ ِ ْ ِ دنْ ع ْ
ن م ً ة َّ يح َ ت م ُ
ك سُ ف ْ
ن َأ ى َ ل ع
َ وا م ِّ
ُ َ ل سَ ف اً تُو يُ ب م ْ َُد َخ ْلت
Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula)
bagi orang sakit, dan tidak (pula) bagi dirimu sendiri, makan (bersama-sama
mereka) di rumah kamu sendiri atau di rumah bapak-bapakmu, di rumah ibu-ibumu,
di rumah saudara-saudaramu yang laki-laki, di rumah saudaramu yang perempuan,
di rumah saudara bapakmu yang laki-laki di rumah saudara bapakmu yang
perempuan, di rumah saudara ibumu yang laki-laki di rumah saudara ibumu yang
perempuan, di rumah yang kamu miliki kuncinya atau di rumah kawan-kawanmu.
Tidak ada halangan bagi kamu makan bersama-sama mereka atau sendirian.
Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah-rumah (ini) hendaklah
kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada
dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik.
Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat (Nya) bagimu, agar kamu memahaminya
(TQS. An-Nur[24]:61).
Juga membacakan kasus Umar bin Khathab yang pernah makan bersama dalam
suatu nampan yang diantaranya ada perempuan di suatu acara walimah. Namun, ini
khusus untuk makan dan minum, tidak termasuk buah-buahan, snack, dll. Hukum
menghadirinya boleh, namun memang masih ada syubhat kecuali kalau makannya
menyendiri. Disamping itu tetap harus terikat dengan hukum syara seperti
menundukkan pandangan (ghadhul bashar) dll.
b. Bila syabab hadir pada walimah seperti itu, lalu makan menyendiri
atau sekedar mengucapkan selamat setelah itu pulang, apakah harus diberi
sanksi idari? Jawabannya: Dia tidak diberi sanksi (tidak di’iqob).
c. Bila ada seorang syabab melihat ada syabab lain yang menghadirinya,
apakah syabab yang melihat tersebut harus melapor kepada struktur?
Jawaban: Hukum asalnya seorang syabab tidak boleh memata-matai
siapapun sesama muslim. Terkait dengan hal ini perlu dilihat, apakah
kehadiran syabab di walimah tersebut berdampak buruk bagi syarikah atau
tidak. Bila berdampak buruk, misalnya syabab melihat orang-orang disitu
2
saling berbisik menjelekkan kehadiran syabab yang dikenal sebagai
representasi syarikah seperti Jubir atau syabab yang dikenal sebagai aktivis
syarikah, maka syabab yang melihat itu perlu menyampaikan kejadian
tersebut ke struktur karena kehadirannya berdampak negatif bagi syarikah.
Sedangkan, apabila tidak berdampak buruk maka tidak perlu disampaikan
kepada struktur. Namun demikian, syabab sebagai hamilud dakwah
seyogyanya menghindari perkara syubhat seperti itu.[]
Catatan:
Syabab sejatinya menjadi model islami bagi masyarakat.
Syabab terus berupaya untuk mengubah kebiasaan
masyarakat yang bertentangan dengan syariat Islam (seperti
kasus ikhtilath dalam walimah) menjadi berdasarkan ajaran
Islam.
Syabab berupaya untuk menghindarkan diri dari perkara-
perkara syubhat.
3
Gambar 1
KOSONG
(Untuk Foto keluarga yang datang)
Pengantin Pengantin
Laki-laki Perempuan
Tamu Tamu
Laki-laki Perempuan
Pembatas
Gambar 2
Tamu Pagar
Laki-laki
Pintu
Pengantin Rumah
Laki-laki
Rumah
Dinding
Pengantin Ket:
Dan Tamu Jalur Ikhwan
Perempuan Jalur Akhwat
4
Gambar 3
Tamu Tamu
Laki-Laki Perempuan
Ket:
Jalur Ikhwan
Jalur Akhwat