Anda di halaman 1dari 5

Khutbah Jum’at[1]

24 Maret 2023
Ringkasan Fiqih Puasa
Khutbah I
َ َ َ ْ َ َ ِّ َ َّ َ َ َ َ َّ َ َ َّ َ َ ْ ‫لل ُال‬ ْ
ُ‫آل‬ ُ َ ‫ ُ َو‬،‫دل ُ َعدنان‬
ُ‫َع ُ ه ه‬ ُ‫َع ُُممدُ ُس هي هُد ُو ه‬ ُ ُ ُ‫الصَلةُ ُوالسَلم‬ ُ ‫ ُو‬،‫ان‬ ‫ه‬
َّ‫ادلي‬
َّ ُ ‫ك‬ ُ ‫احلَمدُ ُ هُ ه ه‬
‫ل‬ ‫م‬
َ َّ َ ْ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َّ َ َّ ْ َ َ ْ َ َ َ ‫الز‬
َّ ُ‫َعُ َم ُِّر‬ ََ ْ ََ ْ َ َ
ُ‫ن‬
ُ ‫لُالمنـزهُُع ه‬ ُ ُ‫ك‬ ُ ‫َشي‬ ‫ه‬ ُُ
‫ّل‬ ُ‫ه‬
ُ ‫د‬ ‫ح‬ ‫و‬ ُ‫الل‬
ُ ُُ
‫ّل‬ ‫إ‬ ُ
‫ه ه‬ُ
‫ل‬ ‫إ‬ ُُ
‫ّل‬ ُُ
‫ن‬ ‫أ‬ ُ‫د‬
ُ ‫ه‬ ‫ش‬ ‫أ‬ ‫و‬ ُ ، ‫ان‬
‫ه‬ ‫م‬ ‫ه‬ ُ ُ‫وصح هب هُهُوتابه هعي هُه‬
َ َ ْ َّ ْ َ َ ْ َ ً َّ َ َ َ ِّ َ َّ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ َ َّ َ َ ْ َ َّ ْ ْ
ُ‫ن‬
ُ ‫ي َُك‬ ُ ‫اَّل‬
‫ه‬ ُ ‫ل‬
ُ ‫و‬‫س‬ ‫ر‬‫و‬ ُ ‫ه‬
ُ ‫د‬ ‫ب‬ ‫ع‬ ُ ‫ا‬ ‫د‬‫م‬ ‫ُم‬ ُ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫د‬ ‫ي‬
‫ه‬ ‫س‬ ُ ُ
‫ن‬ ‫أ‬ ُ ‫د‬
ُ ‫ه‬ ‫ش‬ ‫أ‬‫و‬ ُ ، ‫ن‬‫ان ُو ُالم ه‬
‫َك‬ ُ‫اْله هُة ُوالزم ه‬ ‫اْلس همي هُة ُو ه‬ ‫ه‬
َ ْ
ُ ،‫خلقهُُالق ْرآن‬
َْ َّ َ َ َْ ْ َ َ ْ ْ ْ ِّ َ ‫َ َ َّ ْ م‬ ْ َ َّ َ
ُ‫ف‬
ُ ‫لُ ه‬ ُ‫ ُالقائه ه‬،‫ان‬ ‫لل ُالمن ه‬ ُ‫س ُ هبتقوى ُا ه‬ ُ ‫إن ُأو هصيك ُم ُونف ه‬ ُ ‫ ُف ه‬،‫ح هن‬ ُ ‫اد ُالر‬ ُ ‫ ُ هعب‬،‫أما ُبعد‬
ْ
‫ ُ َشه ُْر َر َمضَ َان ٱ ذ َِّلى ُٱن ِز َل ِفي ِه ٱلْ ُق ْر َء ُان هُدى ِللنذ ِاس َوب َ ِينَـت ِم َن ٱلْهُدَ ى‬:‫آن‬ ُ‫هكتَابه هُه ُالق ْر ه‬
‫نُك ٱ ذلشه َْر فَلْ َي ُص ْم ُه ۖ َو َمن ََك َن َم ِريضً ا َٱ ْو عَ َل َس َفر فَ ِعدذة ِم ْن َٱ ذَّي ٍم‬ ُ ُ ‫َوٱلْ ُف ْرقَ ِان ۚ فَ َمن َشهِدَ ِم‬
َ ْ ‫ُس َو ََل يُ ِريدُ ِب ُ ُُك ٱلْ ُع‬
‫س َو ِل ُت ْ ِْكلُوا ٱلْ ِع ذد َة َو ِل ُت َك ِ ُّبوا ٱ ذ ََّلل عَ َل َما هَدَ ى ُ ُْك‬ َ ْ ‫ُٱخ ََر ۗ ُي ِريدُ ٱ ذ َُّلل ِب ُ ُُك ٱلْي‬
ُ )185 :‫ون (البقرة‬ َ ‫َول َ َعل ذ ُ ُْك ت َ ْش ُك ُر‬
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Takwa adalah sebaik-baik bekal untuk meraih kebahagiaan abadi di
akhirat. Oleh karena itu, khatib mengawali khutbah yang singkat ini dengan
wasiat takwa. Marilah kita semua selalu meningkatkan ketakwaan kita
kepada Allah subhanahu wata’ala dengan melaksanakan semua kewajiban
dan meninggalkan segenap larangan.
Hadirin sidang jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah,
Hukum wajibnya puasa Ramadhan termasuk ma’lum min ad-din bi adh-
dharurah, artinya hukumnya telah sama-sama diketahui oleh ulama dan
orang awam dari kalangan umat Islam. Kewajiban puasa Ramadhan telah
tetap dengan dalil al-Qur’an, hadits dan ijma’. Allah ta’ala berfirman:
)185 :‫نُك ٱ ذلشه َْر فَلْ َي ُص ْم ُه ۖ (البقرة‬
ُ ُ ‫فَ َمن َشهِدَ ِم‬
Maknanya: “Karena itu, barang siapa di antara kamu mendapati bulan itu,
maka berpuasalah” (QS. Al-Baqarah: 185)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

1
Oleh Ustadz Nur Rohmad, Katib Syuriyah MWCNU Kec. Dawarblandong, Kab. Mojokerto dan
Pengasuh Majelis Ilmu dan Dzikir “NURUL FALAH”, Mojokerto. No. wa: 081515785373

1
َ َّ َ َ ْ َّ ً َّ َ َّ َ َ ِّ َ َّ ْ َ َ َ َ ْ َ ََ َ ْ َ
ُ‫َل هُة‬
ُ ‫الص‬
ُ ُُ‫للُ ُوهُإ ُقامه‬
ُ‫ُم ُمداُ ُرسُ ُولُُا ه‬ُ ُ‫ن‬
ُ ‫إُإّلُاللُُ ُوُأ‬ َُ ‫ّل‬
ُ ُ‫ن‬ُ ‫اد هُةُ ُأ‬
ُ ‫ش ُه‬
ُ ُ:ُ‫خس‬ ُ ُ‫َع‬ُ ُُ‫َلم‬ ُ ‫س‬
ُ ‫نُاإل‬ ُ‫به‬
َ َ ََ ْ َ ْ ِّ َ َ َ َّ َ ْ َ
)ُ‫انُ(رواهُُالخاري‬ ُ ‫ض‬ ُ ‫وص ُومهُُ ُر ُم‬
ُ ُ‫ت‬ ُ ‫ال ُيْ ه‬
َُ ُ‫ج‬ ُ‫ح ه‬
ُ ‫َك هُةُ ُو‬
ُ ‫الز‬
ُ ُ‫ُوهُإ ُي ُتا هُء‬
Maknanya: “Islam dibangun atas lima perkara: Bersaksi bahwa tiada sesuatu
apapun yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan
Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, haji ke Baitullah dan puasa
Ramadhan” (HR al-Bukhari)
Karenanya, barang siapa yang mengingkari kewajiban puasa
Ramadhan, maka ia telah mendustakan agama dan melepaskan diri dari
agama yang mulia ini, kecuali apabila ia baru masuk Islam atau seperti orang
yang tumbuh hidup di daerah yang jauh dari kaum Muslimin dan ia belum
pernah mendengar sama sekali hukum wajibnya puasa Ramadhan.
Seseorang yang dipertemukan oleh Allah dengan bulan Ramadhan
dan dimudahkan berpuasa Ramadhan, hendaklah ia memuji Allah dan
bersyukur kepada-Nya atas nikmat ini. Karena puasa adalah ketaatan dan
kewajiban yang agung.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Dikarenakan seorang muslim tidak boleh melakukan sesuatu sehingga
ia mengetahui apa yang Allah halalkan dan haramkan darinya, maka dalam
kesempatan khutbah yang singkat ini, khatib akan menyampaikan beberapa
hal penting seputar hukum-hukum puasa. Hal itu agar setiap dari kita
mengetahui apa yang dibutuhkan terkait ilmu tentang ibadah yang mulia ini.
Hadirin jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah,
Puasa Ramadhan diwajibkan atas setiap muslim yang mukallaf (baligh
dan berakal). Tidak sah dilakukan oleh perempuan yang haid dan nifas, dan
diwajibkan bagi keduanya mengqadla’. Boleh bagi musafir untuk tidak
berpuasa Ramadhan dengan syarat-syarat tertentu meskipun tidak terasa
berat baginya berpuasa. Dibolehkan juga untuk tidak berpuasa bagi orang
sakit yang ada harapan sembuh tapi ia merasa berat berpuasa dengan rasa
berat yang tidak tertahankan, dan wajib baginya mengqadla’. Perempuan
hamil dan menyusui yang tidak berpuasa karena mengkhawatirkan janinnya;
mengkhawatirkan gugurnya janin atau khawatir jika puasa maka air susunya
berkurang sehingga membahayakan bayi, maka keduanya diwajibkan
mengqadla’ dan membayar fidyah dalam madzhab Syafi’i. Sedangkan dalam
madzhab Hanafi, keduanya tidak diwajibkan fidyah. Adapun jika keduanya
mengkhawatirkan kondisi dirinya, bukan kondisi janin atau bayinya, maka
hanya diwajibkan qadla’. Dan orang yang tidak kuat puasa disebabkan
usianya yang telah renta atau sakit menahun yang tidak ada harapan
sembuh, maka wajib baginya fidyah.

2
Fidyah adalah ukuran satu mudd, yakni satu cakupan dua telapak
tangan ukuran sedang dari makanan pokok daerah setempat. Dalam
madzhab Hanafi, orang yang tua renta yang tidak mampu berpuasa
dibolehkan dikeluarkan fidyahnya berupa nominal uang senilai makanan
siang dan makanan malam yang mengenyangkan untuk setiap hari yang ia
tinggalkan puasanya. Dalam madzhab Hanafi pula, sah jika fidyah itu
dibayarkan di awal bulan untuk satu bulan ke depan, atau diakhirkan
pembayarannya di akhir bulan untuk satu bulan yang telah lewat. Hadirin,
hal seperti itu yang dilakukan oleh banyak kalangan pada masa sekarang
adalah sesuai dengan pendapat ini. Perbedaan pendapat di kalangan ulama
adalah keluasan dan kelonggaran bagi umat islam.
Hadirin rahimakumullah,
Puasa memiliki dua rukun.
Pertama, niat. Tempatnya adalah hati. Karenanya tidak disyaratkan
untuk diucapkan dengan lisan. Niat diwajibkan pada setiap hari bulan
Ramadhan karena setiap hari adalah ibadah tersendiri seperti halnya dua
shalat yang dipisah dan disela dengan salam. Dalam puasa wajib, disyaratkan
tabyit dan ta’yin dalam niat. Tabyit adalah menjatuhkan niat di malam hari,
yaitu waktu antara maghib dan dan terbitnya fajar. Sedangkan ta’yin adalah
menentukan apakah puasa yang dilakukan adalah puasa Ramadhan, nadzar
atau kaffarah misalkan. Barang siapa yang tidak berniat puasa Ramadhan di
malam hari sampai masuk waktu shalat shubuh, maka ia tidak boleh makan,
minum dan seluruh perkara yang membatalkan puasa sampai tiba waktu
maghrib dan wajib baginya mengqadla’nya. Hal ini dalam madzhab Syafi’i.
Sedangkan dalam madzhab Hanafi, bagi orang yang belum niat puasa
Ramadhan di malam hari, sah baginya berniat setelah terbitnya fajar dan
sebelum pertengahan hari selama ia belum melakukan hal-hal yang
membatalkan puasa, seperti makan dan minum. Dan dalam madzhab Maliki,
niat puasa Ramadhan cukup dilakukan di malam pertama Ramadhan untuk
satu bulan seluruhnya.
Kedua, menahan diri dari seluruh perkara yang membatalkan puasa
dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari. Di antara hal yang
membatalkan puasa adalah setiap benda yang masuk ke rongga badan
melalui lubang yang terbuka. Lubang-lubang di badan yang dikategorikan
terbuka adalah hidung, mulut, qubul, dubur dan telinga. Mata tidak
termasuk. Karenanya, tidak batal puasa seseorang yang meneteskan cairan
di matanya.
Begitu juga tidak batal seseorang yang tidur sepanjang hari. Tidak
batal puasa seseorang yang makan atau minum dalam keadaan lupa dan
seseorang yang memasukkan obat ke tubuhnya melalui lubang yang tidak

3
terbuka, seperti suntik di otot atau urat kulit. Sedangkan memasukkan obat
melalui lubang kelamin atau lubang dubur, maka hal itu membatalkan puasa.
Batal puasa seseorang yang muntah dengan sengaja, yaitu seseorang
yang ingin memuntahkan apa yang ada di perutnya dengan memasukkan
jarinya atau bulu ayam ke dekat tenggorokannya. Adapun seseorang yang
muntah dengan tidak disengaja, maka puasanya tidak batal dengan syarat ia
tidak menelan kembali air ludahnya yang bercampur dengan muntahan.
Tidak batal puasa seseorang yang menelan ludahnya yang murni (tidak
bercampur dengan apapun) selama air ludah masih berada di dalam mulut.
Sedangkan apabila ludah itu bercampur dengan darah atau bercampur
dengan sesuatu yang dimasukkan ke dalam mulut, lalu ditelan, maka hal itu
membatalkan puasa. Batal puasa juga seseorang yang dengan sengaja
menelan kembali dahak yang telah melewati makhrajُ‫ح‬, artinya telah sampai
ke dalam mulut. Adapun jika belum melewati makhrajُ‫ ح‬lalu ditelan kembali,
maka tidak membatalkan puasa.
Di antara perkara yang membatalkan puasa adalah riddah. Riddah
adalah memutus iman dengan ucapan, perbuatan atau keyakinan. Maka
barang siapa yang melakukan salah satu jenis riddah: ucapan, perbuatan
atau keyakinan, maka ia telah keluar dari Islam, menjadi sirna seluruh amal
kebaikannya dan batal puasanya. Riddah adalah seperti mencaci Allah,
mencaci agama Islam, mencaci salah satu malaikat atau nabi. Begitu juga
melecehkan syiar-syiar Allah, seperti shalat, puasa, zakat dan haji. Begitu
pula mendustakan sesuatu yang telah tetap dalam syariat. Barang siapa
yang melakukan riddah, maka ia telah keluar dari agama, batal puasanya,
wajib baginya kembali ke dalam Islam dengan dua kalimat syahadat,
menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa sampai maghrib jika ia
berada di siang hari Ramadhan, dan wajib baginya mengqadla’ puasanya
langsung pada hari kedua bulan Syawal.
Terakhir, khatib menasihatkan kepada kita semua untuk menuntaskan
belajar ilmu agama yang fardhu ain seputar puasa kepada guru yang
terpercaya dan bersanad sehingga puasa kita betul-betul berlandaskan ilmu
dan sesuai dengan tuntunan syariat. Jangan sampai salah seorang di antara
kita termasuk mereka yang disebutkan oleh baginda Nabi shallallahu ‘alaihi

َ َّ َ ْ ْ َّ
wasallam dalam hadits berikut ini:
َّ َّ َ ْ َ َ َ َْ
َُ ‫ّلُ ُال‬
ُ‫سهرُُ(رواه‬ ُ ‫نُ هُق َُيا هُم هُهُهُإ‬
ُْ ‫لُ هُم‬
ُ ُ‫س‬
ُ ‫لي‬ُ ُُ‫بُ ُق ُاهئم‬
ُ ُ‫اْل ُوعُُ ُور‬ ُ ‫ص ُيَا هُم هُهُهُإ‬
ُ ُ‫ّل‬ ُْ ‫لُ هُم‬
ُ ‫نُ ه‬ ُ ُ‫س‬
ُ ‫صا ُئهمُُ ُل ُي‬ ُ َّ ُ‫ر‬
ُ َ ُ‫ب‬
ُ )‫النسايئُوغريه‬
Maknanya: “Betapa banyak orang yang berpuasa, ia tidak mendapatkan apa-
apa dari puasanya kecuali rasa lapar, dan betapa banyak orang yang

4
‫‪melakukan qiyam al-lail, ia tidak memperoleh apa-apa kecuali bergadang” (HR.‬‬
‫)‪An-Nasa’ai dan lainnya‬‬
‫‪Hadirin yang dirahmati Allah,‬‬
‫‪Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini.‬‬

‫َ ْ َْ ْ م َ ََ ْ َْ‬
‫‪Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.‬‬
‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫ْ‬ ‫َ ْ َ َ ْ َ ْ َ ْ ْ َّ َ ْ َ‬
‫لُولكم‪ُ،‬فاستغ هفروه‪ ُ،‬هإنهُُه ُوُالغفورُُالر هحيمُ‪ُ .‬‬
‫اللُ ه ُ‬
‫لُ ُهذاُوأستغ هفرُُ ُ‬
‫أقولُُقو ه ُ‬

‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ‬


‫‪Khutbah II‬‬
‫ِّ َ‬ ‫ِّ‬ ‫ََ‬ ‫َ ْ‬
‫آل ُ َوأ ْص َحابه هُهُ‬ ‫َع ُ ه هُ‬ ‫َع ُ َس هِّي هدنا ُُم َّمدُ ُالمص َطَف‪َ ُ ،‬و َ ُ‬ ‫ل ُ َوأ َس هلمُ ُ َ ُ‬ ‫لل ُ َوكَف‪َ ُ ،‬وأ َص ه ُْ‬ ‫احل َ ْمدُ ُ هُ‬
‫ْ‬ ‫َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َّ َ ِّ َ َ َ َّ ً َ‬ ‫َ ْ ْ َ َ َ ْ َ َ ْ َّ َ َّ‬
‫ن ُس هيدنا ُُممدا ُعبدُهُُ‬ ‫ك ُل‪ُ ،‬وأشهدُ ُأ ُ‬ ‫َشي ُ‬ ‫ّل ُ ه‬ ‫ّل ُاللُ ُوحدهُ ُ ُ‬ ‫ل ُ هإ ُ‬ ‫ّل ُ هإ ُ‬
‫نُ ُ‬ ‫ل ُالوفا‪ُ.‬أشهدُ ُأ ُ‬ ‫أه ه ُ‬
‫َو َرس ْولُ‪ُ .‬‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ َّ َ ْ َ َ َ َ ْ‬
‫ل ُالع هظي هُمُ‬ ‫لل ُالع ه هُِّ‬ ‫س ُبهتقوى ُا هُ‬ ‫ُأما ُبعد‪ُ ،‬فيا ُأيها ُالمس هلمون‪ُ ،‬أو هصيك ُم ُونف ه ُ‬
‫َ ْ َ ْ َ َّ َ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ َّ َ َ َّ َ َ َ َ ِّ ْ َ ْ َ َ َ َّ‬
‫نُ‬ ‫ال‪ ُ:‬هإ ُ‬ ‫َعُن هب هي هُهُالك هري هُمُفق ُ‬ ‫اللُأمرك ُمُبهأمرُُع هظيم‪ُ،‬أمرك ُمُ هبالصَل هُةُوالسَلمهُُ ُ‬ ‫نُ ُ‬ ‫واعلمواُأ ُ‬
‫آمنوا ُ َصلوا ُ َعلَيْ ُه ُ َو َسلِّموا ُت َ ْسل ً‬ ‫ين ُ َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ َّ‬ ‫َ‬ ‫َ َ َ َ ََ‬ ‫َ َََ‬
‫يما‪ُ،‬‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ُ‬ ‫اَّل‬
‫ه‬ ‫ُ‬ ‫ا‬‫ه‬ ‫ي‬ ‫أ‬ ‫ُ‬ ‫ا‬‫ي‬ ‫ُ‬ ‫‪،‬‬ ‫ب‬‫ِّ‬ ‫َّ‬
‫انل‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫َع‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ون‬ ‫ل‬ ‫ص‬ ‫ي‬ ‫ُ‬ ‫ه‬
‫ُ‬ ‫ت‬ ‫ك‬ ‫الل ُوم ه‬
‫ئ‬ ‫َل‬ ‫ُ‬
‫هه‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ ِّ َ َ َّ َ َ َ َّ ْ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ َّ َ ِّ َ‬
‫َعُ‬‫َع ُ َس هيِّ هدنا ُ هإبْ َرا ههيْ َُم ُ َو َ ُ‬ ‫تُ َ ُ‬ ‫آل ُس هي هدنا ُُممدُ ُكما ُصلي ُ‬ ‫َع ُ هُ‬ ‫َع ُ َس هيِّ هدنا ُُم َّمدُ ُ َو َ ُ‬ ‫لُ َ ُ‬ ‫اللُه ُم ُص هُ‬
‫َ‬ ‫َ ِّ َ َ َّ َ َ َ َ ْ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ ِّ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ‬
‫َعُ َس هيِّ هدناُ‬ ‫تُ َ ُ‬ ‫آل ُس هي هدناُُممدُُكماُبارك ُ‬ ‫َعُ هُ‬ ‫َع ُ َس هيِّ هدناُُم َّمدُُ َو َ ُ‬ ‫كُ َ ُ‬ ‫ار ُ‬ ‫آلُس هي هدناُ هإبرا ههي ُمُوب ه‬ ‫هُ‬
‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ ِّ َ ْ َ ْ َ ْ ْ َ َ ْ َ َّ َ َ ْ َ‬ ‫َْ َْ َ ََ‬
‫يُ‬ ‫َميْدُ‪ُ.‬اللُه َُّم ُاغ هُف ُْر ُلهلم ْس هل هم َُ‬ ‫ه‬ ‫ُ‬ ‫د‬
‫ُ‬ ‫ي‬ ‫ح‬ ‫ه‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ك‬ ‫ن‬ ‫إ‬
‫ه‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ي‬ ‫م‬‫ه‬ ‫ال‬ ‫ع‬ ‫ال‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ف‬ ‫ه‬ ‫ُ‬ ‫‪،‬‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫ه‬
‫ه‬ ‫ا‬ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫إ‬ ‫ُ‬
‫ه ه ه‬‫ا‬ ‫ن‬ ‫د‬
‫ه‬ ‫ي‬ ‫س‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫آل‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫َع‬ ‫هإبرا ههي ُم ُو‬
‫ال ََل ُءَُ‬ ‫اد َف ُْع ُ َع َّنا ُ ْ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ ْ َ َْْ‬ ‫َ‬ ‫َْ ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ ْ َْ َ ْ ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ ْ‬
‫ات‪ُ ،‬امهلل ُ‬ ‫ات ُاْلحيا هُء ُ همنه ُم ُواْلمو ه‬ ‫ي ُوالمؤ همن ه ُ‬ ‫ات ُوالمؤ هم هن ُ‬ ‫والمس هلم ه ُ‬
‫ْ‬ ‫ْ َ ْ ْ َ َ َّ‬ ‫َ َْ َ َ َ َْ َ َ َ َْ ْ َ َ َ ْ ْ َ َ َ َْ ْ‬
‫ف ُالمختَ هلف ُة ُ َوالش َدائه َُد ُ َوال هم َح َن‪َ ُ ،‬ماُ‬ ‫غ ُ َوالسيو ُ‬ ‫ال َُ‬ ‫اء ُوالمنك ُر ُو‬ ‫اء ُوالفحش ُ‬ ‫والغَل ُء ُوالوب ُ‬
‫ْ ْ ْ َ َ َّ ً َّ َ َ َ ِّ‬ ‫َ‬ ‫َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َّ ً َ ْ ْ‬
‫كُ‬ ‫َع ُ هُ‬ ‫كُ ُ‬ ‫ي َُعمة‪ ُ ،‬هإن ُ‬ ‫ان ُالمس هل هم ُ‬ ‫ن ُبَل هُ‬ ‫َلنا ُهذا ُخاص ُة ُو هم ُ‬ ‫ن ُب ه‬ ‫ظه ُر ُ همنها ُوما ُبطن‪ ُ ،‬هم ُ‬
‫َ ْ َ‬
‫َشءُُق هديْرُ ُ‬
‫َ‬ ‫ْ َْ ََْ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ‬ ‫َْ ْ َ ْ ْ‬ ‫َ َْ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬
‫نُ‬ ‫ه ُع ه ُ‬ ‫ب ُوين ُ‬ ‫ان ُو هإيتا هُء ُ هذي ُالقر ُ‬ ‫َ‬
‫الل ُيأمرُ ُبهالعد هُل ُواإلحس هُ‬ ‫إن ُ ُ‬ ‫لل‪ُ ُ ،‬‬ ‫اد ُا ه‬ ‫هعبَ ُ‬
‫ْ‬ ‫َ ْ‬ ‫ْ َ َ َّ ْ َ َ َّ ْ َ َ‬ ‫َ ْ َ َ ْ ْ َ َ َْ‬
‫اللُال َع هظيْ َُمُيَذك ْرك ُْمُ‬ ‫ن‪ُ.‬فاذكرواُ ُ‬ ‫غ‪ُ،‬يَ هعظك ُمُلعلك ُم ُتذكرو ُ‬ ‫حشا هُءُو َال ْمنك هُرُوال ه‬ ‫الف‬
‫ََ ْ‬
‫للُأك َ ُ‬
‫ب‪.‬‬ ‫َّلكرُُا هُ‬ ‫و ه‬

‫‪Ustadz Nur Rohmad, Anggota Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur,‬‬
‫‪Aswaja NU Center PCNU Kab. Mojokerto dan Dosen STAI Al-Azhar, Gresik‬‬
‫‪5‬‬

Anda mungkin juga menyukai