Disamping itu, kita juga harus mengikuti perilaku Rasulullah Saw, manusia sempurna yang menjadi penyampai
kebenaran kepada hamba Allah. Insan kamil yang membawa petunjuk jalan lurus untuk menggapai rahmat dan ridlo
Allah Swt. Rasul akhir zaman yang mengusung ajaran dengan prinsip akhlakul karimah dan rahmatan lil alamin.
Artinya: ”Shalat berjamaah lebih utama dari shalat sendiri dengan selisih 27 derajat.” (HR. Bukhari & Muslim).
Shalat yang dilakukan dengan cara berjamaah juga lebih mudah untuk dapat diterima disisi Allah, sebagaimana
dijelaskan dalam kitab I’anatuthalibin, dengan berjamaah kekurangan salah seorang peserta jamaah dapat
disempurnakan dengan yang lain, sehingga seluruhnya dinilai menjadi shalat yang sempurna. Ibarat menjual buah jeruk,
jika dijual satu persatu, tentu pembeli hanya akan memilih jeruk yang benar-benar bagus dan segar. Namun jika buah
jeruk itu dijual dengan cara borongan, maka jeruk yang kurang bagus pun akan turut terbeli, demikian pula halnya
dengan ibadah shalat kita.
Mengenai hal ini, Rasulullah Saw. dalam sabda Beliau mengibaratkan, bahwa harimau hanya akan memakan kambing
yang jauh dari kawanannya, setan akan mudah merasuki orang yang terpisah dari jamaahnya, yang tidak melaksanakan
shalat dengan berjamaah. Rasulullah Saw. bersabda:
ن َما ُْ لَ بَدْوُ أ َ ُْو لَ ْرٌَةُ فه
ُْ ً ثَالَثَةُ هم َ لَّ ْال َج َما
ُ ُعةُ فه ٌْ ههمُ تمَام ُ علَ ٌْ ههمُ ا ْستَحْ َوذَُ إه َ الذئْبُ ٌَأْكلُ فَإهنَّ َما به ْال َج َما
َ ٌْ ع هُة فَعَلٌَْنَُ ال َّش
َ ُطان ْالمَ ه
اصٌَ ُةَ ه
Artinya: “Tidaklah di suatu desa atau sahara, tidak didirikan shalat berjamaah di antara mereka kecuali mereka akan
dikuasai dan dikalahkan oleh setan. Maka dirikanlah shalat jamaah, karena sesungguhnya harimau akan memakan
kambing yang jauh dari kawanannya.” (HR. Abu Dawud).
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian
jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya),
jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.” (QS. an-Nisa`: 59).
Artinya: “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat: 13).
Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah….
Shalat berjamaah juga memiliki peran yang sangat penting bagi persatuan dan kesatuan, serta kerukunan hidup
bermasyarakat. Sebab, dengan selalu melaksanakan shalat berjamaah di masjid, seorang muslim bisa lebih sering
bertemu dengan saudara seiman, berbincang, dan bercengkrama. Hingga keakraban dan rasa saling mencintai antar
mereka dapat tumbuh subur dan bersemi. Dengan begitu, mereka juga bisa saling belajar satu sama lain dan saling
mengingatkan bila ada yang salah di antara mereka. Karena seorang muslim adalah cermin bagi muslim yang lain,
sebagaimana Rasulullah Saw. bersabda:
َ ْالمؤْ همنُ هم ْرآةُ أ َ هخ ٌْ هُه إهذَا َرأَى فه ٌْ َها
ْ َ عٌْبا أ
صلَ َحه
Artinya: “Seorang mukmin adalah cermin bagi saudaranya. Ketika ia melihat kekurangan pada cermin itu, maka
benahilah.” (HR. Bukhari).
Bahkan, seorang ulama berkata, persatuan dan kesatuan penduduk suatu daerah dapat dilihat dari pelaksanaan shalat
jamaah di daerah tersebut. Jika shalat berjamaah bisa terlaksana dengan baik dan sesuai dengan tatacaranya, dengan
barisan yang rapat dan lurus, dapat dipastikan persatuan penduduknya juga baik. Sebaliknya, jika jamaah di daerah
tersebut kurang maksimal, tentu persatuan penduduk tersebut mudah terpecah belah.
Saat ini, sekian banyak masjid dibangun dengan megah dan mewah, namun sekian banyak pula masjid kosong dan sepi
tak berpenghuni. Pada kesempatan kali ini, saya mengajak jamaah sekalian untuk menyemarakkan kembali masjid dan
surau. Jangan sampai kesibukan duniawi kita membuat diri kita lupa dan meninggalkan shalat berjamaah. Dengan itu,
semoga kita tergolong sebagai orang beriman yang digambarkan dalam firman Allah Swt. dalam al Quran al-Karim:
َُن ْالم ْهتَدهٌن ُْ َ سى أولَ هئنَُ أ
َُ ن ٌَكونوا هم ََُّ َّل
َ َّللا فَع ُ ش هإ َّ صالَُة َ َوآَت َى
َُ الزكَاُة َ َولَ ُْم ٌَ ْخ َُ َالِل َو ْالٌَ ْو هُم اْآلَ هخ هُر َوأَل
َّ ام ال ُن آ َ َمنَُ هب َّه
ُْ ّللا َم
ُاج َُد َّه
س هَ هإنَّ َما ٌَ ْعمرُ َم
Artinya: “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari
kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah,
maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At-
Taubah: 18).
َّ ُالذ ْك هُر ْال َح هكٌ هُْم فَا ْست َ ْغ هفروهُ إهنَّهُ ه َُو الت َّ َّواب
ُالر هحٌم ُآن ْالعَ ه
َونَفَعَنَا َوإهٌَّاك ُْم به َما فه ٌْ هُه همنَُ اْآلٌَاتهُ َو ه،ظٌ هْم ًُ َولَك ُْم فهً ْالم ْر ه
ُْ ارنَُ للاُ هل
َ َب
Artinya: “Akhlak yang mulia adalah menyesuaikan diri dengan kebiasaan orang lain, selama tidak bertentangan dengan
ajaran agama.”
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah…
Semoga kita bisa meneladani segala perilaku mulia Rasulullah Saw, dan bisa bersikap proporsional, sesuai situasi dan
kondisi yang kita hadapi. Kelak, semoga kita ditempatkan bersama Rasulullah Saw di tempat yang mulia. Amiin.
، آن ْالعَ هظٌ هُْم
ًُ َولَك ُْم فهً ْالم ْر ه
ُْ ارنَُ للاُ هل ََُّ ّللا َو ْالٌَ ْو َُم اْآلَ هخ َُر َوذَك ََُر
َ َ ب, ّللا َكثهٌرا ََُّ ن ٌَ ْرجوَُ ن كَاُْ سنَةُ هل َم ُ لَمَ ُْد كَانَُ لَك ُْم فهً َرسو ه, ٌم
ُل َّه
َ ّللا أس َْوةُ َح ُالر هج ه
َّ ان َ ٌْ ش
ُط ه َّ ن ال ُأَعوذُ بـه َّه
َُ الِل هم
َّ ُالذ ْك هُر ْال َح هكٌ هُْم فَا ْست َ ْغ هفروهُ إهنَّهُ ه َُو الت َّ َّواب
ُالر هحٌم َونَفَعَنَا َوإهٌَّاك ُْم به َما فه ٌْ هُه همنَُ اْآلٌَاتهُ َو ه