Anda di halaman 1dari 3

Assalamualaikum warahmatullahi Wabarkaatuh

Temen temen semua hadir kembali dengan artikel FKI hehe…


Kali ini kita mau bahas gimana sih hukum pembullyan dalam islam?
dan juga adab bercanda dalam islam? Simak yuk pembahasan nya dibawah ini hehe

Terdapat banyak dalil yang melarang kita untuk saling mendzalimi. Baik dzalim secara
fisik, dzalim lisan, maupun dzalim perasaan. Tak terkecuali menghina orang lain di
depan umum, agar dia menjadi bahan tertawaan. Seperti tradisi bulliying di masyarakat
kita. Bagi sebagian orang, bisa membully itu prestasi. Apalagi jika yang banyak
menertawakan korban yang dibully. Membully yang dia lakukan berhasil.

Dia sakit hati… Dia meradang…, namun tidak ada kemampuan untuk membalas… dia
hanya bisa diam. Bahkan kadang menangis. Dia terdzalimi, namun semua justru
menertawakannya.

Dulu sempat ada seseorang yang malayangkan pertanyaan ke kami, dan dia
mengisahkan masa lalunya ketika masih sekolah. Ketika dia mengingatnya, dia tidak
sanggup untuk memaafkan kawannya yang suka membully.

Tradisi Bullying, Tradisi Dzalim


Memang benar, korban tidak membalasnya ketika di dunia, tapi bisa jadi korban akan
menuntutnya ketika di akhirat. Dan anda perlu yakini, bahwa Allah tidak akan pernah
melupakan tindakan kedzaliman antar-sesama hamba-Nya. Allah berfirman,

ِ ‫تشْخَصُ ف‬
‫ِيه‬ َ ٍ
‫ْم‬‫َو‬
‫لي‬ِ ْ
‫هم‬ ‫َخِر‬
ُُ ‫يؤ‬ُ ‫َا‬
‫نم‬َِّ َ‫ُو‬
‫ن إ‬ ‫لم‬ِ‫َّا‬
‫ُ الظ‬
‫َل‬‫ْم‬
‫يع‬َ ‫َّا‬
‫َم‬ ‫ِا‬
‫ًل ع‬ ‫َاف‬ َّ َّ
‫اَّللَ غ‬ ‫َن‬
‫ْسَب‬
‫تح‬ ََ
َ ‫َل‬ ‫و‬

‫َار‬
ُ ‫بص‬َْ‫اْل‬
ْ

“Janganlah sekali-kali kamu mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh
orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai
hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak karena melihat siksa. (QS. Ibrahim:
42).
Kedzaliman sering kita lupakan, padahal Allah selalu menghitungnya. Jika tidak selesai
di dunia, berlanjut sampai akhirat. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bercerita
tentang orang yang bangkrut,

Beliau bersabda,

َِّ
‫ن‬ ‫َال‬
‫ إ‬:َ ‫َاع‬
‫ ق‬.َ ‫مت‬َ َ‫ََل‬ ُ‫َ َل‬
‫ه و‬ ‫هم‬َْ
‫ِر‬‫ْ د‬
‫من‬َ ‫َا‬ ‫ْل‬
‫ِسُ ف‬
‫ِين‬ ‫ُف‬
‫الم‬ ُ َ
ْ :‫الوا‬ ‫ْل‬
‫ِسُ؟ ق‬ ‫ُف‬ ْ ِ‫من‬
‫الم‬ َ‫ُو‬
َ ‫ن‬ ‫در‬ ََ
ْ‫ت‬ ‫أ‬

َْ
‫د‬‫َق‬ ‫ْت‬
‫ِي و‬ ََ
‫يأ‬ ‫َاة‬
‫ٍ و‬ ‫َك‬‫َز‬ ‫َام‬
‫ٍ و‬ ‫ِي‬‫َص‬
‫ًَلة و‬
‫ِص‬‫ِ ب‬
‫مة‬َ‫َا‬
‫ِي‬ ْ َ
‫الق‬ ‫ْم‬
‫يو‬ ‫ْت‬
َ ‫ِي‬ َ ْ
‫يأ‬ ‫من‬َ ‫ِي‬
‫مت‬َُّ
‫ْ أ‬
‫ِن‬ ‫ْل‬
‫ِسَ م‬ ‫َف‬ ْ
‫الم‬

‫َى‬
‫ْط‬ ‫َي‬
‫ُع‬ َ‫ه‬
‫ ف‬،‫ذا‬ َ َ
‫َب‬‫َر‬
‫َض‬ َ‫ه‬
‫ و‬،‫ذا‬ َ َ
‫دم‬َ َ‫َك‬
‫َسَف‬ َ‫ه‬
‫ و‬،‫ذا‬ َ َ
‫مال‬ ‫َل‬
َ َ ‫َك‬
‫َأ‬ َ‫ه‬
‫ و‬،‫ذا‬ َ َ
‫ذف‬ََ
‫َق‬ َ‫ه‬
‫ و‬،‫ذا‬ ‫َم‬
َ َ ‫شَت‬

‫ما‬ ‫ْض‬
َ ‫َي‬ َْ
ُ ‫ن‬
‫يق‬ ‫َ أ‬
‫ْل‬‫َب‬ ُ‫ت‬
‫ه ق‬ ُ‫َا‬ ‫ْ ح‬
‫َسَن‬ ‫َت‬ ‫َن‬
‫ِي‬ ْ‫إ‬
‫ن ف‬ َِ ‫ِه‬
‫ ف‬،ِ ‫َات‬ ‫ْ ح‬
‫َسَن‬ ‫ِن‬ َ‫ه‬
‫ذا م‬ ََ
‫ِ و‬
‫ِه‬‫َات‬ ‫ْ ح‬
‫َسَن‬ ‫ِن‬ َ‫ه‬
‫ذا م‬ َ

‫َّار‬
ِ ‫ِي الن‬
‫َ ف‬
‫ِح‬‫َر‬
‫َّ ط‬
‫ثم‬ ُ ِ
‫ْه‬ ََ
‫لي‬ ‫ْ ع‬
‫َت‬ ‫ُر‬
‫ِح‬ ‫َط‬
‫ْ ف‬
‫هم‬ َ‫َا‬
ُ‫يا‬ ‫َط‬‫ْ خ‬
‫ِن‬ َ‫ُخ‬
‫ِذ م‬ ‫ْه‬
‫ِ أ‬ ََ
‫لي‬ ‫ع‬

“Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut itu?”

Para sahabat menjawab, “Orang yang bangkrut di tengah-tengah kita adalah orang
yang tidak punya uang dan tidak punya harta.”

Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan,

“Orang yang bangkrut dari umatku adalah yang datang pada hari kiamat nanti dengan
membawa pahala shalat, puasa, dan zakat, (namun) ia telah menghina si A, menuduh
berzina si B, memakan harta si C, menumpahkan darah si D, dan memukul si E. Maka
si A diberi pahala kebaikannya dan si B, si C… diberi pahala kebaikannya. Apabila amal
kebaikannya habis sebelum terbayar (semua) kedzalimannya, dosa-dosa mereka yang
dizalimi itu diambil lalu dilemparkan kepadanya, kemudian dia dilemparkan ke dalam
neraka.” (HR. Muslim 2581)

Tidak Ada Hijab untuk Doanya


Orang yang didzalimi doanya sangat mustajab.

Hingga Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan,


‫َاب‬ َّ َ
‫اَّللِ حِج‬ ‫ْن‬
‫بي‬ََ ََ
‫ها و‬ ‫ْن‬
‫بي‬ ‫ها َلي‬
َ َ‫ْس‬ َ‫ن‬َّ‫إ‬
َِ‫ ف‬،ِ ُْ
‫لوم‬ ‫َظ‬ ََ
‫ة الم‬ ‫ْو‬
‫دع‬َ ِ َّ
‫اتق‬

Takutlah kalian terhadap doanya orang yang didzalimi. Karena tidak ada tabir antar dia
dengan Allah. (HR. Bukhari 2448).

Dalam riwayat lain, beliau mengatakan,

‫بة‬ ‫َج‬
َ‫َا‬ ‫مسْت‬
ُ ِ ُْ
‫لوم‬ ‫َظ‬ ْ ‫ة‬
‫الم‬ َُ
‫ْو‬ َ
‫دع‬

Doanya orang yang didzalimi itu mustajab.. (HR. Bukhari 3059)

Karena itulah, dulu para ulama ketakutan ketika mendzalimi orang lain. Jangan-jangan
orang yang mendzalimi ini mendoakan keburukan untuknya.

Yazid bin Hakim mengatakan,

‫ وأنا أعلم أنه َل ناصر له إَل هللا؛‬،‫ا قط هيبتي رجًلا ظلمته‬


‫ما هبت شيئا‬

! ‫ حسبك هللا! هللا بيني وبينك‬:‫فيقول لي‬

Belum pernah saya merasa segan melebihi segan terhadap wibawa orang yang saya
dzalimi. Sementara saya tahu, tidak ada yang akan menolongnya kecuali Allah. Lalu dia
mengatakan kepadaku, ‘Saya pasrahkan perbuatanmu kepada Allah! Diantara kita ada
Allah!’ (Sirajul Muluk, at-Thurthusyi, hlm. 151).

Berhasil mengalahkan orang lain dalam bullying, bukan prestasi. Karena kita tidak
diciptakan untuk bertanding saling menghina.

Membully bisa jadi dosa yang tidak kita sadari, meskipun kita menganggapnya
membahgiakan.

sumber :

https://konsultasisyariah.com/30546-pem-bully-bisa-dituntut-di-akhirat.html

Anda mungkin juga menyukai