BAB I Pendahuluan
BAB I Pendahuluan
PENDAHULUAN
Pada tahun 1950 untuk pertama kalinya membran diproduksi dalam skala industri.
Produksi ini dilakukan oleh Sartorius Werke GmbH yaitu sebuah perusahaan Jerman yang
bergerak di bidang manufaktur. Sebelumnya membran hanya dibuat dalam skala kecil untuk
aplikasi di laboratorium. Meskipun demikian, terobosan yang sangat fundamental dalam
perkembangan teknologi membran adalah ketika pada akhir tahun 1950-an, Loeb & Sourajan
menemukan membran asimetris. Membran tersebut terdiri atas lapisan atas yang dense (tidak
berpori) dan lapisan pendukung yang berpori. Membran ini memiliki laju permeasi yang
lebih tinggi dibandingkan membran simetris (Muldar dkk, 1996).
Saat ini aplikasi membran telah merambah ke berbagai industri diantaranya industri
logam (metal recovery, pengendalian polusi, pengayaan udara untuk pembakaran), industri
makanan, bioteknologi (pemisahan, pemurnian, sterilisasi, byproduct recovery), serta industri
kulit dan tekstil (sensible heat recovery, pengendalian polusi, chemicals recovery) (Wenten,
2002). Membran dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara. Berdasarkan asalnya membran
dapat diklasifikasikan sebagai membran biologis (membran yang menyelubungi seluruh sel
penyususn mahluk hidup) dan membran sintetik (buatan). Membran sintetik dapat dibedakan
menjadi membran organik dan membran anorganik. Berdasarkan strukturnya maka membran
dapat diklasifikasikan menjadi membran simetris atau membran asimetris. Berdasarkan
konfigurasinya membran dibedakan menjadi membran datar (flat/sheet) dan membran
tubular. Sedangkan untuk modul membran dibedakan menjadi modul membran plate and
frame, spiral wound, tubular, kapiler, dan hollow fiber (Widiasa, 2000).
Berbagai bahan sintetik dapat digunakan untuk membuat membran. Bahan tersebut
dapat berupa materi organik (polimer) ataupun materi anorganik (keramik, gelas, logam).
Tujuan dari pembuatan membran adalah memodifikasi bahan tersebut dengan proses yang
tepat untuk menghasilkan tipe membran yang sesuai untuk proses pemisahan yang
diinginkan. Secara umum terdapat beberapa proses pembuatan membran yaitu proses
sintering, streching, track-etching, phasa inversion, dan coating (Jasson, 1994)
Salah satu keuntungan dari aplikasi teknologi membran adalah rendahnya energi yang
digunakan. Pemisahan yang berbasis membran tidak berdasarkan hasil kesetimbangan fasa
yang menggunakan banyak energi. Selain itu aplikasi teknologi membran juga dapat
dilakukan pada kondisi normal sehingga perubahan fasa dapat dihindari. Perubahan fasa akan
mempengaruhi kualitas bahan dan produk yang dihasilkan. Oleh karena itu teknologi
membran merupakan teknologi yang sesuai untuk diterapkan di industri farmasi, kimia, dan
makanan.
Daftar Pustaka
Mulder, M., Basic Principles of Membrane Technology. 2nd ed. 1996, Netherlands: Kluwer
Academic Publisher.
Wenten, I.G., Recent development in membrane science and its industrial applications. J Sci
Technol Membrane Sci Technol, 2002. 24(Suppl): p. 1010-1024
Widiasa, I.N., Wisjnuprapto, and Wenten, I.G., Kinerja Bioreaktor Membran Hollow Fiber
Untuk Hidrolisis Pati, in Seminar Nasional: Fundamental dan Aplikasi Teknik Kimia. 2000:
ITS. Surabaya.
Jonsson, G. and Wenten, I.G. Control of concentration polarization, fouling and protein
transmission of microfiltration processes within the agro-based industry. in Proceedings of
the ASEAN-EC Workshop on Membrane Technology in Agro-Based Industry, Kuala-
Lumpur, Malaysia. 1994.