1.2 Tujuan
1. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh nilai tugas akhir dan mendapat
gelar Ahli Madya pada Universitas Papua
2. Untuk mengetahui evaluasi perhitungan baiya pemboran dengan
menggunakan perhitungan biaya per foot dan biaya per hari.
1.3 Permasalahan
1. Apakah metode perhitungan biaya per foot dan biaya per hari dapat
diterapakan untuk lapangan pengeboran
2. Bagaimana cara mengolah data dan perhitungan biaya per foot dan biaya per
hari
2
geologi bawah permukaan. jenis material konstruksi dan efisiensi peralatan dan
tempat Serta rencana pemboran dan produksi selanjutnya. Program casing dan
penyemenan telah selesai dan memcapai formasi produktif selanjutnya Sumur
diselesaikan untuk tahap fluida hidrokarbon kepermukaan. penampang surnur
mulai dari wellhead di permukaan, rangkaian casing dan semen sampai ke tubing
yang berhubungan langsung dengan formasi produktif.
2. Karakteristik Batuan
Karakteristik batuan merupakan faktor yang tidak dapat diubah. sehingga
sulit untuk dikontrol dan batuan tersebut tidak dapat ditentukan pasti kondisi dan
keadaannya. Karakteristik batuan ini meliputi sifat fisik dan sifat mekanik
batuan, serta kondisi yang terjadi pada batuan. Adapun sifat fisik batuan
diantaranya adalah porositas, densitas batuan, permeabilitas. Saturasi dan
kompresibilitas batuan. Sifat mekanik batuan diantaranya adalah kuattekan
(Strength) batuan, drilabilitas batuan, poissons ratio, kekerasan dan abrasivitas
batuan. elastisitas, serta duktilitas. Sedangkan kondisi pada batuan merupakan
suatu keadaan yang dialami oleh batuan yang berupa tekanan dan temperature
yang bekerja pada formasi batuan.
3
3. Kombinasi WOB dan RPM
Pada suatu pemboran terdapat suatu kondisi yang terjadi pada pahat,
yaitu berupa beratan pada pahat Weight On Bit (WOB) dan kecepatan putaran
pahat Rotation Per Minute (RPM). Beratan pada pahat (WOB) adalah beban
diatas pahat yang diberikan pada batuan dengan arah vertikal kebawah.
Sedangkan kecepatan putaran menyatakan jumlah putaran pahat per menit
yang bertujuan untuk memberikan gaya horizontal terhadap permukaan
batuan. Kedua kondisi ini diperlukan untuk menembus formasi batuan yang
sedang dibor. Untukmendapatkan Iaju penembusan yang optimum. maka
diperlukan kombinasi dari harga WOB dan RPM yang sesuai dengan formasi
batuan yang sedang ditembus. pada umumnya untuk menembus lapisan
formasi yang keras, maka harga WOB lebih besar dibandingkan dengan harga
RPM. Begitu pula sebaliknya untuk menembus formasi yang lunak, harga
WOB lebih kecil diiringi dengan harga RPM yang besar.
4. Fluida Pemboran
Fluida pemboran atau lumpur pemboran sangat penting dalam suatu
operasi pemboran. Oleh karena itu lumpur pemboran harus disiapkan sebaik-
baiknya dan disesuaikan dengan kondisi formasi yang sedang ditembus.
Adapun sitat-sitat fisik lumpur yang berperan dalam Suatu operasi adalah
densitas. Viskositas. gel Strength. filtration loss dan mud cake kandungan
padatan. Serta kandungan minyak. Lumpur pemboran yang biasa digunakan
dalam industri minyak dan gas dapat dibedakan meniadi: Air Gas Water-
Based Muds. dan Oli based mud dan Air-Gas Sistem ini menggunakan suatu
sirkulasi fluida berupa udara, gas. atau air yang dapat memberikan
keuntungan ekonomis pada area batuan keras dengan sedikit mengubah
volume atau kuantitas air.
5. Problem Pemboran (Hole problem)
Problem pemboran atau hole problem adalah hal-hal atau masalah yang
terjadi Saat operasi pengeboran Sedang belangsung. Masalah atau problem
tersebut mengakibatkan operasi pengeboran tidak berjalan lancar dan hai ini
dapai menyebabkan pembengkakan biaya pemboran. Problem pemboran atau
4
hole problem tersebut meliputi, pipa terjepit (pipe sticking), sloughing shale.
serta loss circulation.
7. Lost Circulation
Lost circulation adalah hilangnya sebagaian atau seluruh volume lumpur
(fluida pemboran) masuk kedalam Hal ini dapat disebabkan karena
pengeboran menembus zona loss (seperti goa-goa), ataupun karena formasi
rnempunyai permeabilitas besar. Secara umum lost circulation
5
kornplesi, jenis biaya ini dihitung pada line komplesi. Dimana untuk drill
stern test pada komplesi menjadi production test, dan untuk open hole
electric logging, pada line komplesi menjadi cased hole electric logging
service, sedangkan untuk cementing masuk dalarn line cementing untuk
komplesi.
6
digunakan dalam operasi pemboran itu bisa sama ataupun berbeda
dengan perencanaannya.
Perhitungan biaya per root dan biaya per hari pada suatu pengeboran
digunakan sebagai acuan untuk mengetahui tahapan-tahapan biaya pada suatu
operasi pemboran. Biaya tersebut dihitung dari total biaya yang dikeluarkan
dibagi dengan kedalaman yang ditempuh atau jumlah hari yang digunakan
sampai Saat biaya tersebut dihitung. pada umurnnya biaya ini dihitung pada
dua tahapan, yaitu Saat pengeboran sampai target kedalaman yang diinginkan
sebelum running produksi (total dryhole) dan pada akhir keseluruhan
pengeboran (completed). Untuk menghitung besarnya biaya rata-rata per foot
dan biaya rata-rata harinya, dibutuhkan data biaya sampai total dry hole dan
biaya akhir mengenai biaya suatu (Total Drilling Cost). Total Drilling cost
adalah biaya keseluruhan dari segala kebutuhan untuk suatu operasi
pengeboran sampai selesainya pengeboran tersebut yang meliputi semua
biaya tangible dan Sernua biaya intangible. Untuk menghitung biaya rata-rata
per foot sampai Saat total dry hole dan sampai akhir suatu pengeboran dapat
menggunakan Persamaan sebagai berikut:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎𝐷𝑟𝑦ℎ𝑜𝑙𝑒
Biaya Rata - Rata Per Foot Dryhole = ,$ 1 ft
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚𝑎𝑛
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎𝐷𝑟𝑦ℎ𝑂𝑙𝑒
Biaya Rata - Rata Per Foot Keseluruhan = ,$ 1 ft
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚𝑎𝑛(𝑀𝐷)
Sedangakan untuk menghitung biaya rata-rata per hari Saat dry hole dan
biaya rata-rata hari secara keseluruhan untuk suatu pengeboran surnur
menggunakan Persamaan berikut ini;
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎𝐷𝑟𝑦ℎ𝑜𝑙𝑒
Biaya Rata - Rata Per Foot Dryhole = ,$/ day
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢𝐷𝑟𝑦𝐻𝑜𝑙𝑒(ℎ𝑎𝑟𝑖)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙/𝐷𝑟𝑖𝑙𝑙𝑖𝑛𝑔𝐶𝑜𝑠𝑡
Cost Per Day Keseluruhan = ,$ / day
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑏𝑜𝑟𝑎𝑛(ℎ𝑎𝑟𝑖)
7
Dalam mencari dan mengupulkan data-data yang akan digunakan
dalam penyusunan tugas akhir ini penulis menggunakan metode yaitu:
1. Metode studi pustaka
Penulis mencari literatur dan data-data biaya pemboran yang
diperlukan dalam menyusun tugas akhir. Dari literatur dan data-
data biaya pengeboran yang sudah terkumpul maka penulis dapat
menentukan spesifikasi peralatan pemboran secara rinci.
2. Pengolahan Data
Setelah penulis mengumpul data yang diperlukan dalam
menyusun tugas akhir, selanjutnya penulis melakukan pengolahan
data sesuai dengan materi yang dibahas agar tidak keluar dari
permasalahan. Perumusan yang digunakan adalah rumus per foot
pada untuk mengetahui rata-rata biaya suatu pengeboran.
8
DAFTARA PUSTAKA
Moore, P.c. •Drilling Practices Manual", The petroleum publishing co., Tulsa,
1974.
Rudi Rubiandini. R. S.. Dr. Ir.. •reknik Pemboran Jurusan Teknik perminyakan,
Fakultas Teknologi Mineral, UPN •Veteran". yogyakarta. 1993.
9
LAMPIRAN
10
BIODATA MAHASISWA
11
12
UNIVERSITAS PAPUA
** KARTU RENCANA STUDI **
Semester : Gasal 2021 / 2022
Program Studi : TEKNIK PERMINYAKAN DAN GAS BUMI - D3
Reguler
NIM : 201741017 M. FAIZAL KAMISOPA
NO. KODE MATAKULIAH SKS KELAS HARI JAM
1 C41044 KERJA PRAKTEK 2 C41044
2 C41400 TUGAS AKHIR 4 C41400
TOTAL SKS 6
13