Anda di halaman 1dari 36

1.

) Disajikan ilustrasi berkaitan dengan klasifikasi nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila,
peserta didik dapat menjelaskan makna salah satu nilai Pancasila tersebut dengan benar

1. Nilai yang terkandung dalam sila pertama Pancasila adalah nilai religius atau nilai ketuhanan

2. Nilai yang terkandung dalam sila kedua Pancasila adalah nilai kemanusiaan

3. Nilai yang terkandung dalam sila ketiga Pancasila adalah nilai persatuan bangsa

4. Nilai yang terkandung dalam sila keempat Pancasila adalah nilai kerakyatan

5. Nilai yang terkandung dalam sila kelima Pancasila adalah nilai keadilan sosial

2.) Peserta didik dapat memberikan contoh nilai praksis Pancasila dalam kebijakan
pemerintahan NKRI dengan tepat

Sila pertama: menyeimbangkan hubungan antar manusia dan dengan Yang Maha Kuasa.

Sila kedua: menjadikan keberpengalamanan orang lain sebagai dasar pertimbangan dari keputusan yang
akan dibuat.

Sila ketiga: mengedepankan keutuhan antar masyarakat Indonesia.

Sila keempat: menjadikan demokrasi sebagai asas yang berlaku di masyarakat.

Sila kelima: menempatkan keadilan sebagai cita-cita bangsa Indonesia.

3.) Disajikan ilustrasi tentang kebijakan pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan


negara, peserta didik dapat mengaitkan kebijakan tersebut dengan nilai dasar Pancasila
dengan tepat.

A.Nilai Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan

Hakikat sila ini adalah demokrasi. Demokrassi dalam arti umum, yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat.
Permusyawaratan, artinya mengusahakan putusan bersama secara bulat, baru sesudah itu diadakan
tindakan bersama. Di sini terjadi simpul yang penting yaitu mengusahakan outusan bersama secara
bulat.

Dalam melakukan putusan diperlukan kejujuran bersama. Hal yang perlu diingat bahwa keputusasn
bersama dilakukan secara bulat sebagai konsekuensi adanya kejujuran bersama.

Perbedaan secara umum demokrasi di negara barat dan di negara Indonesia, yaitu terletak pada
permusyawaratan rakyat.

B.Nilai Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Beriku nilai-nilainya:

Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan berkelanjutan.

Seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan bagi kebahagiaan bersama menurut potensi
masing-masing.

Melindungi yang lemah agar kelompok warga massyarakat dapat bekerja sesuai dengan bidangnya

C.Nilai Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Berikut nilai-nilai penyelenggaraannya:

Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan karena manusia mempunyai
sifat universal.

Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa, hal ini juga bersifat universal.

Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah. Hal ini berarti yang dituju masyarakat Indonesia
adalah keadilan dan peradaban yang tidak pasif. Perlu pelurusan dan penegakan hukum yang kuat jika
terjadi penyimpangan, karena keadilan harus direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

4.)Disajikan bagan tentang struktur lembaga-lembaga negara, peserta didik dapat


menentukan salah satu sistem pembagian kekuasaan negara menurut UUD NRI 1945 dengan
tepat

1.Kekuasaan Konstitutif

Kekuasaan konstitutif adalah kekuasaan yang berfungsi mengubah dan mengesahkan Undang-undang
Dasar. Kekuasaan ini dijalankan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Tugas dan wewenang
MPR tersebut termaktub dalam Pasal 3 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Kekuasaan Eksekutif

Kekuasaan eksekutif adalah kekuasaan yang berfungsi untuk menjalankan undang-undang dan
menyelenggarakan pemerintahan negara. Kekuasaan eksekutif dipegang oleh seorang presiden dan
wakilnya, sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 4 ayat (1) UUD 1945

3. Kekuasaan Legislatif

Kekuasaan Legislatif adalah kekuasaan yang berfungsi membentuk dan mengesahkan undang-undang.
Kekuasaan dijalankan oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Hal tersebut dijelaskan dalam Pasal 20 ayat (1)
UUD 1945.

4. Kekuasaan Yudikatif

Kekuasaan Yudikatif (sering kali disebut sebagai kekuasaan kehakiman) merupakan kekuasaan yang
berfungsi untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Kekuasaan
yudikatif dipegang oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi sebagaimana diatur dalam Pasal 24
ayat (2) UUD 1945.

5. Kekuasaan eksaminatif/inspektif

Kekuasaan eksaminatif/inspektif merupakan kekuasaan yang memiliki fungsi menyelenggarakan


pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Kekuasaan eksaminatif/inspektif
dipegang oleh Badan Pemeriksa Keuangan.

Hal tersebut diatur dalam Pasal 23 E ayat (1) UUD 1945. yang menyatakan bahwa untuk memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara maka diadakan satu Badan Pemeriksa
Keuangan yang bebas dan mandiri.

6. Kekuasaan Moneter

Kekuasaan moneter merupakan kekuasaan yang berfungsi untuk menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter; mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran; serta Peserta didik dapat
menentukan komponen sistem

pertahanan dan keamanan RI berdasarkan ketentuan Pasal


30 Ayat (2) UUD NRI 1945 dengan tepatmemelihara kestabilan nilai rupiah.

Kekuasaan ini dipegang oleh Bank Indonesia selaku bank sentral di Indonesia. Kekuasaan ini dijelaskan
dalam Pasal 23 D UUD 1945

5.)Disajikan ilustrasi tentang perwujudan kekuasaan negara di Republik Indonesia, peserta


didik dapat memberikan contoh penerapan kekuasaan eksekutif di negara Republik Indonesia
dengan benar

Eksekutif: wewenang presiden dalam mengangkat dan memberhentikan menterinya, wewenang kabinet
mwnyusun progran kerja

6.)Peserta didik dapat menyebutkan ketentuan UUD NRI 1945 tentang wilayah negara
dengan benar

Ketentuan UUD NRI 1945 tentang wilayah negara dengan benar adalah diambil dari Pasal 25 A UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang dimana tertuliskan bahwa "Negara Kesatuan Republik
Indonesia adlaah sebuah negara kepulauan yang berciri nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan
hak-haknya ditetapkan oleh undang-undang

7.)Peserta didik dapat menginterpretasi ketentuan Pasal 26 ayat (1) UUD NRI 1945 dengan
tepat

Bunyi Pasal 26 Ayat 1 dan 2 UUD 1945 adalah (1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
(2) Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia

8.)Peserta didik dapat menentukan komponen sistem pertahanan dan keamanan RI


berdasarkan ketentuan Pasal 30 Ayat (2) UUD NRI 1945 dengan tepat

Pasal 30 ayat 2 UUD 1945: “Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia,sebagai kekuatan utama,dan rakyat,sebagai kekuatan pendukung.
9.)Disajikan ilustrasi tentang kebijakan pemerintah dalam menjamin kebebasan beragana di
Indonesia, peserta didik dapat menghubungkan kebijakan tersebut dengan ketentuan Pasal
29 UUD NRI 1945 dengan tepat

Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan
untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu".Kandungan kebebasan beragama dan
berkeyakinan ini adalah pasal hak asasi manusia (HAM) yang tegas dan diatur dalam Undang-Undang
Dasar (UUD) 1945.Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-3 berbunyi "Atas berkat rahmat Allah Yang
Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang
bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya".

10.)Disajikan ilustrasi tentang kebijakan pemerintah dalam pengelolaan kekayaan alam,


peserta didik dapat menghubungkan kebijakan tersebut dengan ketentuan Pasal 33 ayat (3)
UUD NRI 1945 dengan tepat

Bunyi pasal 33 UUD 1945 sebagai berikut: ayat (1) berbunyi; Perekonomian disusun sebagai usaha
bersama berdasar atas azas kekeluargaan, ayat (2); Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara
dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara,  ayat (3) menyebutkan ; Bumi, air
dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat, ayat (4),

Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip


kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional dan ayat (5);  Ketentuan lebih lanjut
mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang

11.) Disajikan data yang berkaitan dengan kewenangan lembaga negara, peserta didik dapat
menentukan kewenangan dari salah satu lembaga negara Indonesia dengan tepat.

1 Presiden dan Wakil Presiden

Presiden memiliki wewenang dan kekuasaan yaitu sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan yang
mengatur seluruh berjalannya sistem serta dibantu oleh wakil presiden.

Presiden dan wakil presiden adalah bagian dari lembaga eksekutif dengan memegang jabatan selama
lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam masa jabatan yang samaberdasarkan UUD 1945
pasal 7.Presiden memiliki wewenang dan kekuasaan yaitu sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan yang mengatur seluruh berjalannya sistem serta dibantu oleh wakil presiden.

2.Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

Majelies Permusyawaratan Rakyat (MPR) terdiri dari seluruh anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

MPR sebagai lembaga negara sesuai dengan Pasal 3 UUD 1945 mempunyai tugas dan wewenang yaitu:

- Mengubah dan menetapkan UUD

Melantik presiden dan wakil presiden

- Memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya menurut UUD.

- Melakukan penyuapan.

- Melakukan tindak pidana berat lainnya atau perbuatan tercela.

- Terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden dan wakil presiden

3.Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

DPR memilki dua jenis yaitu DPR RI yang berada di pusat dan DPRD di daerah baik tingkat satu atau
tingkat dua.

Jumlah anggota dari DPR sebanyak 550 orang yang diatur dalam Undang-Undang No.22 Tahun 2003.

Sedangkan tugas dan wewenang DPR adalah:

- Anggota DPR merangkap sebagai anggota MPR.

- DPR bersama-sama pemerintah menetapkan undang-undang.

- DPR menetapkan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

- DPR memberikan persetujuan kepada presiden atas pernyataan perang, membuat perdamaian dan
perjanjian dengan negara lain.

- DPR mengajukan rancangan undang-undang

4.Dewan Perwakilan Daerah (DPD)

Anggota DPD dipilih dari setiap provinsi melalui pemilu dan berjumlah empat orang.Adapun jumlah
keseluruhan anggota DPD tidak boleh dari sepertiga jumlah anggota DPR.

Tugas dan wewenang DPD diatur dalam pasal 22 D UUD 1945 yaitu:
- Mengajukan kepada DPR RUU tentang otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan
dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam ekonomi lainnya, serta
yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.

- Memberikan pertimbangan kepada DPR atas RUU APBN dan RUU yang berkaitan dengan pajak,
pendidikan, dan agama.

- Melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU tentang otonomi daerah, pembentukan dan pemekaran,
penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan ekonomi,
pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, agama serta menyampaikan hasil pengawasan ke DPR.

5.Mahkamah Agung (MA)

Mahkamah Agung merupakan pengadilan yang tertinggi di Indonesia sedangkan susunan dalam
strukturnya telah tertuan dalam UU No.5 Tahun 2004 tentang Mahkamah Agung yang merupakan
perubahan dari Undang-Undang No.14 tahun 1985

Berikut adalah susunan Mahkamah Agung :

- Pimpinan yang terdiri dari ketua dan dua wakil ketua.

- Hakim anggota

- Panitera

- Sekretaris

Sedangkan wewenangnya adalah:

a. Mengawasi terhadap pengadilan di bawahnya.

b. Memberi pertimbangan hukum kepada lembaga-lembaga tinggi lainya.

c. Memberi petunjuk, teguran, atau peringatan yang dianggap perlu kepada seluruh pengadilan di
Indonesia.

6.Mahkamah Konstitusi (MK)

Mahkamah Konstitusi mempunyai sembilan hakim konstitusi yang mana tiga diajukan oleh MA, tiga
diajukan oleh DPR, dan tiga lainnya diajukan oleh presiden.

Sedangkan wewenang dari MK adalah:

- Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir untuk menguji undang-undang terhadap UUD.
- Memutus sengketa kewenangan lembaga negara

- Memutus pembubaran partai politik dan perselisihan tentang hasil pemilu.

- Wajib memberi putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh
presiden atau wakil presiden menurut UUD

7.Komisi Yudisial (KY)

Komisi Yudisial diatur dalam UUD 1945 pasal 24 B ayat (1), (2), (3), dan (4).

Sementara itu memiliki wewenang yaitu mengusulkan pengangkatan hakim agung serta menjaga dan
menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, dan perilaku hakim

12.)Disajikan ilustrasi tentang kerjasama antar lembaga negara dalam sistem ketatanegaraan
di Indonesia, peserta didik dapat memberikan contoh kerjasama antara Presiden dengan DPR
dengan tepat

1.Presiden menyatakan perang harus dengan dengan persetujuan DPR.

2. Presiden membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain harus dengan dengan persetujuan
DPR.

3. Presiden membuat perjanjian internasional yang menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi
kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara dan/atau mengharuskan perubahan atau
pembentukan undang-undang harus dengan persetujuan DPR.

13.)Peserta didik dapat menganalisis proses pembagian kekuasaan di Indonesia dengan tepat

1.Pembagian kekuasaan vertikal

Kekuasaan vertikal merupakan pembagian kekuasaan menurut tingkatnya, yakni pembagian kekuasaan
antara beberapa tingkatan pemerintah.

Pada pasal 18 ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas
daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,
kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang.

Pada kekuasaan vertikal muncul sebagai konsekuensi diterapkannya asa desentralisasi. Di mana
pemerintah pusatmenyerahkan wewenang kepada pemerintah daerah.

Sistem yang dipakai dengan adanya itu dengan otonomi daerah. Di mana pemerintah daerah
mengurusi urusan daerahnya.

Pembagian kekuasaan secara vertikal contohnya:

Presiden

Gubernur

Wali kota/Bupati

Camat

Lurah/Kepala Desa

Kepala Dukuh

RW

RT

2.Pembagian Kekuasaan Horizontal

Pembagian kekuasaan horizontal merupakan pembagian kekuasaan menurut fungsi lembaga-lembaga


tertentu, yakni legislatif, eksekutif, dan yudikatif.

Dalam UUD 1945, kekuasaan secara horizontal pembagian kekuasaan negara dilakukan pada tingkatan
pemerintah pusat dan pemberintah daerah. Pada pembagian kekuasaan di pemerintah pusat
berlangsung antara lembaga-lembaga negara yang sederajat.Namun adanya perubahana UUD 1945
terjadi pergeseran pembagian kekuasaan di pemerintah pusat.

14.)Peserta didik dapat menunjukkan pelaksana pemerintahan daerah dengan tepat.

Secara kelembagaan, pemerintah daerah dapat berperan sebagai:


Fasilitator

Peran pemerintah sebagai fasilitator melakukan dua kegiatan, yaitu:

Sebagai fasilitas anatara stakeholder yang melakukan kerja sama secara informal dan membuat
kesepakatan di antara kedua belah pihak.

Kedua belah pihak mengikat perjanjian (MOU) melalui pemerintah daerah baik tingkat pertama maupun
kedua dan rekomendasi pemerintah pusat.

Enterpreneurship

Peran pemerintah daerah sebagai enterpreneurship melakukan dua kegiatan, sebagai berikut:

Mengelola dan memobilisasi sumber daya yang dimiliki

Membentuk badan usaha bersama dengan beberapa daerah dan swasta dalam bentuk serta bidang
tertentu

Kewenangan pemerintah daerah

Perencanaan dan pengendalian pembangunan

Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang

Penyelenggaraan ketertiban umum dan kententraman masyarakat

Penyediaan sarana dan prasarana umum

Penanganan bidang kesehatan

Penyelenggaraan pendidikan

Penanggulangan masalah sosial

Pelayanan bidang ketenagakerjaan

Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah

Pengendalian lingkungan hidup

Pelayanan pertanahan

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000, kewenangan provinsi sebagai daerah otonom
meliputi bidang-bidang:

15.)Disajikan ilustrasi tentang hubungan antara pemerintah pusat dan daerah, peserta didik
dapat mengidentifikasi hubungan pemerintah pusat dan daerah berdasarkan Pasal 18 A ayat
(1) dengan tepat
Pasal 18 Ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 mengatur dengan jelas bahwa: “Negara Kesatuan Republik
Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota,
yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai Pemerintahan, yang diatur dengan undang-
undang.”
16.)Disajikan uraian tentang pelaksanaan Desentralisasi/Otonomi Daerah, peserta didik
dapat menginterpretasikan perbedaan nilai unitaris dan nilai dasar desentralisasi territorial
dalam pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia dengan tepat

Nilai otonomi daerah

Menurut buku Hukum Pemda: Otonomi Daerah dan Implikasinya (2013) karya Busrizalti, terdapat dua
nilai dasar yang dikembangkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terkait
pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia

Berikut dua nilai dasar otonomi daerah di Indonesia:

Nilai unitaris

Nilai unitaris diwujudkan dalam pandangan bahwa Indonesia tidak memiliki kesatuan pemerintahan lain
di dalamnya yang bersifat negara.Artinya kedaulatan berada di tangan rakyat, bangsa, dan negara
Republik Indonesia. Tidak akan terbagi di antara kesatuan-kesatuan pemerintahan.

Nilai dasar desentralisasi teritorial

Nilai ini bersumber dari isi dan jiwa Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Di mana pemerintah diwajibkan melaksanakan politik desentralisasi dan dekonsentralisasi di
bidang ketatanegaraan.

Dari dua nilai tersebut, desentralisasi di Indonesia terpusat pada pembentukan daerah-daerah otonom
dan pelimpahan sebagian kekuasaan dan kewenangan pemerintah pusat ke pemerintah daerah

Prinsip otonomi daerah

Prinsip yang dianut otonomi daerah adalah nyata, di mana otonomi diperlukan sesuai dengan situasi dan
kondisi obyektif di daerah.

Kemudian bertanggung jawab untuk memperlancar atau menyekaraskan pembangunan di seluruh


pelosok tanah air. Selain itu juga dinamis, selalu menjadi saranan dan dorongan untuk lebih baik dan
maju.

Terdapat lima prinsip dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, yaitu:

Prinsip kesatuan
Dalam melaksanakan otonomi daerah, mengutamakan aspirasi perjuangan rakyat untuk memperkokoh
negara kesatuan dan mempertinggi kesejahteraan masyarakat lokal.

Prindip riil dan tanggung jawab

Pemberian otonomi kepada daerah mrupakan otonomi yang nyata dan bertanggung jawan bagi
kepentingan warga daerah. Pemerintah daerah memiliki peran mengatur dinamikan pemerintahan dan
pembangunan di daerah

Prinsip penyebaran

Memberikan kemungkinan kepada masyarakat untuk kreatif dalam membangun daerahnya. Sehingga
desentralisasi dilaksanakan dengan asas dekonsentrasi.

Prinsip keserasian

Adanya otonomi daerah harus mengutamakan aspek keserasian dan tujuan di samping aspek demokrasi

Prinsip pemberdayaan

Tujuan diberikannya otono daerah adalah meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan
pemerintah di daerah, khususnya pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu untuk
menjaga kestabilan politik dan kesatuan bangsa

17.)Peserta didik dapat memberikan contoh hubungan wewenang pemerintahan pusat dan
daerah menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan tepat

[Pasal 18 ayat (1) UUD 1945] memerintahkan agar setiap undang-undang yang mengatur tentang
Pemerintahan Daerah wajib menetapkan bahwa Pemerintahan Provinsi maupun Pemerintahan
Kabupaten dan kota terdiri dari unsur Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

18.)Disajikan ilustrasi tentang pelaksanaan otonomi daerah, peserta didik dapat mengkaji
alasan yang melatarbelakangi penerapan otonomi daerah pada negara kesatuan Republik
Indonesia dengan benar

Dengan demikian yang melatarbelakangi dilaksanankannnya otonomi daerah secara nyata di Indonesia
adalah ketidakpuasan masyarakat yang berada di daerah yang kaya sumber daya alam namun
kehidupan masyarakatnya tetap berada dibawah garis kemiskinan

19.)Disajikan beberapa aspek tentang wawasan nusantara, peserta didik dapat


mengidentifikasi aspek alamiah (Tri Gatra) wawasan nusantara
Aspek alamiah wawasan nusantara terdiri dari 3 (tiga) aspek, yang disebut sebagai aspek trigatra.
Adapun aspek trigatra dalam wawasan nusantara terdiri dari letak geografis, kependudukan, dan
kekayaan alam. Salah satu aspek alamiah wawasan nusantara adalah letak geografis

20.)Disajikan data periodesasi tentang upaya pemajuan HAM di Indonesia, peserta didik
dapat mengidentifikasi upaya pemajuan HAM periode 1998 - sekarang dengan tepat

Pemajuan dan Perlindungan HAM di Indonesia (1998-Sekarang)

Pergantian pemerintahan pada tahun 1998 memberikan dampak yang sangat besar pada pemajuan dan
perlindungan HAM di Indonesia. Hal ini tentu berbanding terbalik dari masa Orde Baru yang berlawanan
dengan pemajuan dan perlindungan HAM.

Mengutip buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas X, beberapa hal yang dilakukan demi
pemajuan dan perlindungan HAM di antaranya adalah penyusunan peraturan perundang-undangan
yang berkaitan dengan pemberlakuan HAM dalam kehidupan ketatanegaraan dan kemasyarakatan di
Indonesia.

Selain itu, pengkajian dan ratifikasi terhadap instrumen HAM internasional semakin ditingkatkan. Hasil
dari pengkajian tersebut menunjukkan banyaknya norma dan ketentuan hukum nasional, khususnya
yang terkait dengan penegakan HAM diadopsi dari hukum dan instrumen internasional dalam bidang
HAM.

Lebih lanjut, strategi penegakan HAM pada periode ini dilakukan melalui dua tahap, yaitu tahap status
penentuan (prescriptive status) dan tahap penataan aturan secara konsisten (rule consistent behaviour).

Pada tahap status penentuan telah ditetapkan beberapa ketentuan perundang-undangan tentang HAM,
seperti amandemen konstitusi negara (Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945),
ketetapan MPR (TAP MPR), Undang-Undang (UU), peraturan pemerintah dan ketentuan perundang-
undangan lainnya.

Tahap penataan aturan secara konsisten mulai dilakukan pada masa pemerintahan Presiden ke-3
Indonesia Habibie. Tahap ini ditandai dengan penghormatan dan pemajuan HAM dengan
dikeluarkannya TAP MPR No. XVII/MPR/1998 tentang HAM dan disahkannya (diratifikasi) sejumlah
konvensi HAM internasional.

Konvensi HAM yang diratifikasi antara lain:

Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan Kejam Lainnya dengan UU Nomor 5/1999;

Konvensi ILO Nomor 87 tentang Kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak untuk Berorganisasi
dengan Keppres Nomor 83/1998;
Konvensi ILO Nomor 105 tentang Penghapusan Kerja Paksa dengan UU Nomor 19/1999;

Konvensi ILO Nomor 111 tentang Diskriminasi dalam Pekerjaan dan Jabatan dengan UU Nomor 21/1999;

Konvensi ILO Nomor 138 tentang Usia Minimum untuk Diperbolehkan Bekerja dengan UU Nomor
20/1999.

Selain itu, pada masa ini juga dicanangkan program “Rencana Aksi Nasional HAM" pada 15 Agustus 1998
yang didasarkan pada empat hal sebagai berikut:

1. Persiapan pengesahan perangkat internasional di bidang HAM.

2. Desiminasi informasi dan pendidikan bidang HAM.

3. Penentuan skala prioritas pelaksanaan HAM.

4. Pelaksanaan isi perangkat internasional di bidang HAM yang telah diratifikasi melalui perundang-
undangan nasional.

21.)Disajikan contoh kasus pelanggaran HAM, peserta didik dapat menentukan jenis
pelanggaran HAM tersebut dengan tepat

Pembersihan PKI (1965-1966)

Penembakan Misterius (1982-1986)

3. Tragedi Talangsari (1989)

4. Tragedi Rumoh Geudong, Aceh (1989-1998)

Pembunuhan Marsinah (1993)

6. Tragedi Trisakti (1998)

7. Penculikan Aktivis 97/98 (1997-1998)

Tragedi Semanggi I & II (1998-1999)

Beberapa bentuk-bentuk pelanggaran HAM ringan yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari

Diskriminasi terhadap seseorang.

Pengrusakan terhadap sesuatu.

Kelalaian dalam menetapkan peraturan.


Pencemaran nama baik dan masih banyak lagi yang lainya.

Pelanggaran HAM di sekolah

Desktiminasi guru terhadap murid berdasarkan harta yang dimilikinya.

Siswa mengejek temanya yang lain.

Pembuliand atau menghina siswa lain.

Melakukan pemalakan dan penganiaayan siswa lain.

Tanwuran antar siswa yang berada satu sekolah maupun sekolah lain.

Tindak penganiayaan guru tehadap murid yang memberi hukuman secara fisik yang mencelakai murid.

Murid yang tidak mengerjakan PR.

22.)Peserta didik dapat memberikan contoh alasan pentingnya pengakuan, penghormatan


dan penegakan HAM dengan tepat

Penghormatan terhadap hak asasi manusia akan berjalan secara maksimal jika ada penegakan hak asasi
manusia. Dengan adanya penegakan hak asasi manusia tentunya akan mengakhiri tindakan main hakim
sendiri yang biasanya menjadi pemicu terjadinya pelanggaran hak asasi manusia baik yang kategori biasa
maupun berat.

23.)Peserta didik dapat menjelaskan makna salah satu pilar demokrasi di Indonesia menurut
Ahmad Sanusi dengan tepat
1.Demokrasi Yang Berketuhanan Yang Maha Esa

Demokrasi dalam hal ini memiliki arti bahwa sistem penyelenggaraan sebuah negara, haruslah berpatok
pada kaidah dasar ketuhanan yang maha esa.Kaidah dasar ini harus dapat diterapkan dan diberlakukan
secara konsisten dalam perkembangannya.Hal ini tentunya bersesuaian dengan penerapan nilai
pancasila sila pertama dalam kehidupan sehari hari. Dengan prinsip ini pemerintah berharap masyarakat
mampu untuk memiliki pola pikir yang jauh dari kata buruk.Sebab dengan berpedoman terhadap semua
ajaran dan kaidah tuhan mampu meminimalisir adanya perbuatan tercela yang berada dalam konteks
pelanggaran Hak Asasi Manusia.Oleh karenanya, prinsip demokrasi dengan berketuhanan yang maha
esa juga mampu menjadi kontrol sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
2. Demokrasi dengan Kecerdasan

Dalam hal ini penerapan sistem demokrasi tidak hanya perlu dilakukan dengan paksaan.Melainkan
untuk dapat melaksanakan fungsinya dalam mengatur serta menyelenggarakan pemerintahan menurut
UUD 1945 sangat diperlukan sebuah kecerdasan.Dalam pelaksanaannya demokrasi lebih menuntut pada
kecerdasan rohaniah, kecerdasan aqliyah, kecerdasan rasional serta kecerdasan emosional.Dalam
penerapannya bukan melulu mengenai kekuatan naluri,kekuatan otot, dan semata mata kekuatan
massa.

3. Demokrasi yang Berkedaulatan Rakyat

Prinsip demokrasi pancasila ini adalah kekuasaan tertingi berada pada tangan rakyat. Dalam prinsip
demokrasi Indonesia rakyatlah yang memiliki kedaulatan penuh.Dalam hal menampung aspirasi
masyarakat, Pemerintah Indonesia membentuk sebuah perwakilan rakyat.Yang dalam tugasnya,
berfungsi untuk menampung segala aspirasi dan pendapat rakyat mengenai kebijakan pemerintah yang
ditetapkan. Dewan perwakilan rakyat ini terdiri atas MPR, DPR, DPD, serta DPRD.Suara rakyat yag telah
ditampung oleh dewan perwakilan aan disampaikan secara jelas dan tepat kepada pemerintah, selaku
pembuatan kebijakan.

3. Demokrasi dengan Rule of Law

Demokrasi yang didasarkan pada hukum, memiliki empat makna penting,Pertama, kekuasaan negara
Republik Indonesia itu harus mengandung, melindungi, serta mengembangkan kebenaran hukum (legal
truth).Bukan malah mengandung demokrasi yang ugal-ugalan, demokrasi dagelan, atau demokrasi
manipulatif.Kedua, kekuasaan negara itu haruslah memberikan keadilan hukum (legal justice) kepada
seluruh warganya tanpa pandang bulu bukan demokrasi yang terbatas pada keadilan formal dan kepura
puraan.Ketiga, kekuasaan negara itu menjamin adanya kepastian hukum (legal security) bukan
demokrasi yang membiarkan kesemrawutan atau anarki.Keempat, kekuasaan negara itu
mengembangkan manfaat atau kepentingan hukum (legal interest), seperti kedamaian dan
pembangunan negara. Bukan malah demokrasi yang justru mempopulerkan fitnah dan hujatan yang
mampu menciptakan perpecahan, permusuhan, dan kerusakan.

5.Demokrasi dengan Pemisahan Kekuasaan Negara

Artinya, demokrasi menurut UUD 1945 mengakui adanya kekuasaan negara RI yang tak terbatas secara
hukum. Demokrasi dikuatkan dengan pemisahan kekuasaan negara.Yang kemudian akan diserahkan
kepada badan-badan negara yang bertanggung jawab menangani permasalahan itu.Demokrasi menurut
UUD 1945 mengenal pembagian dan pemisahan kekuasaan (division and separation of power), dengan
sistem pengawasan dan perimbangan (check and balances).

6. Demokrasi dengan Hak Asasi Manusia


Melalui prinsip demokrasi ini, demokrasi menurut UUD 1945 mengakui adanya proses penegakan Hak
Asasi Manusia. Yang dalam perkembangannya, tidak hanya ditujukan untuk menghormati hak asasi
manusia saja.Melainkan juga, bertujuan untuk meningkatkan martabat serta derajat masyarakat
Indonesia seutuhnya.Tentunya hal ini sangat bersesuaian dengan prinsip yang dipegang Indonesia.
Bahwa dalam Pembukaan UUD 1945 Indonesia menentang segala bentuk pelanggaran Hak Asasi
Manusia, terlebih mengenai penjajahan.Selain itu, Indonesia juga mempertegas hal tersebut melalui UU
No. 39 Th 1999 yang juga membahas mengenai Hak asasi manusia.

7. Demokrasi dengan Pengadilan Yang Merdeka

Dalam hal ini pelaksanaan demokrasi menurut UUD 1945 menghendaki pemberlakuan sistem
pengadilan yang merdeka (independen) tanpa campur tangan dari pihak lainnya.Hal tersebut memberi
peluang seluas-luasnya pada semua pihak yang berkepentingan terlebih untuk mencari dan menemukan
hukum yang seadil-adilnya.

Di muka pengadilan yang merdeka itu, penggugat dengan pengacaranya, penuntut umum dan

terdakwa beserta dengan pengacaranya mempunyai hak yang sama dalam hukum.Salah satu hak nya
ialah untuk mengajukan pertimbangan, dalil-dalil, fakta-fakta, saksi, serta alat bukti.

8. Demokrasi dengan Otonomi Daerah

Prinsip demokrasi otonomi daerah menyebabkan dibentuknya beberapa daerah otonomi. Yang mana
setiap pemerintah daerah diberi wewenang untuk dapat mengembangkan daerahnya masing sesuai
dengan potensi sumber daya alam di tiap daerah.Dalam pelaksanaannya prinsip ini bertujuan agar
pemerintah daerah mampu mengatur serta menyelenggarakan urusan urusan pemerintahannya.Dan
hasilnya akan dilaporkan dan disampaikan dari pemerintah daerah ke pemerintah pusat.

9. Demokrasi dengan Kemakmuran

Artinya, demokrasi bukan hanya membahas mengenai kebebasan dan hak, kewajiban dan tanggung
jawab, asal mengorganisir kedaulatan rakyat atau pembagian kekuasaan kenegaraan.Melainkan prinsip
demokrasi juga berfokus pada pembangunan Indonesia sebagai negara kemakmuran.Yang mana, dalam
pemanfaatan segala sumber daya alam di Indonesia dipergunakan semuanya untuk memenuhi
kehidupan rakyat. Hal tersebut telah ditegaskan pada UUD 1945 tepat pada pasal 33ayat (3).Bahwa lagi
lagi rakyat memiliki hak untuk menikmati semua potensi sumber daya alam yang ada sebagai wujud
mencapai kemakmuran.

10. Demokrasi yang Berkeadilan Sosial


Artinya demokrasi menurut UUD 1945 menggariskan adanya keadilan sosial di antara berbagai
kelompok, golongan dan lapisan masyarakat.Dalam hal ini tidak ada golongan, lapisan, kelompok, satuan
atau organisasi yang diberi perhatian khusus dari negara. Semua diperlakukan sesuai dengan hak hak
masyarakat Indonesia.

24.)Disajikan ilustrasi tentang penerapan Demokrasi Pancasila, Peserta didik dapat mengkaji
pentingnya penerapan demokrasi yang berkeadilan sosial dengan tepat

pentingnya penerapan demokrasi yang berkeadilan sosial adalah dalam rangka meningkatkan partisipasi
masyarakat terhadap kebijakan pemerintah yang pro kepentingan kelompoknya

25.)Peserta didik dapat menyebutkan landasan konstitusional

UUD 1945 sebagai Landasan Konstitusional

26.)Disajikan ilustrasi tentang proses yurisprudensi oleh hakim, peserta didik dapat
menentukan penafsiran yang dilakukan hakim dalam membuat yurisprudensi dengan tepat.

Dalam membuat yurisprudensi, biasanya seorang hakim akan melaksanakan berbagai macam
penafsiran, misalnya: Penafsiran secara gramatikal (tata bahasa), yaitu penafsiran berdasarkan arti kata.
Penafsiran secara historis, yaitu penafsiran berdasarkan sejarah terbentuknya undang-undang

27.)Peserta didik dapat menunjukkan hubungan peran Indonesia di organisasi internasional


dengan program pembangunan nasional dengan tepat

ASEAN (Association of South East Asian Nations

Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB)

Peran Indonesia dalam hubungan internasional juga tergabung dalam Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).
Indonesia aktif dan ikut andil dalam menjaga perdamaian duniaBahkan saat ini Indonesia mampu masuk
dalam struktur anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020 bersama Jerman, Afrika
Selatan, Belgia, dan Republik Dominika.Keanggotaan tersebut merupakan yang keempat bagi Indonesia.
Sebelumnya menjadi anggota tidak tetap DK PBB pada 1974-1975, 1995-1996, dan 2007-2008.

Hubungan bilateral dan multiteral

Indonesia juga menjalin hubungan bilateral dan multiteral dengan beberapa negara.Hubungan
Indonesia dengan negara-negara lain sudah dimulai sejak Indonesia memproklamasikan kemerdekaan
pada 17 Agustus 1945.Dalam menjalin kerja sama tersebut, Indonesia senantiasa mempromosikan
bentuk kehidupan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai saling menghormati.Tidak mencampuri
urusan dalam negeri negara lain, penolakan penggunaan kekerasan serta konsultasi dan mengutamakan
konsensus dalam proses pengambilan keputusan.Sejauh ini Indonesia sudah menjalin kerjasama
bilateral dengan 162 negara serta satu teritori khusus yang berupa non-self governing territory.

terbagi dalam delapan kawasan di Afrika, Timur Tengah, Asia Timur dan Pasifik, Asia Selatan dan Tengah,
Amerika Utara dan Tengah, Amerika Selatan dan Karibia, Eropa Barat, dan Eropa Tengah dan Timur.

Gerakan Non Blok (GNB)

Gerasan Non Blok (GNB) menempati posisi khusus dalam politik luar negeri Indonesia. Karena Indonesia
sejak awal memiliki peran sentral dalam pendirian GNB.Bagi Indonesia, GNB sangat penting. Karena
tidak sekedar dari peran selama ini dikontribusikan.Tapi juga mengingat prinsip dan tujuan GNP yang
merupakan refleksi dari perjuangan dan tujuan kebangsaan Indonesia yang tertuang dalam UUD 1945.

Organisasi Konferensi Islam (OKI)

Pembentukan OKI semula didorong oleh keprihatinan negara-negara Islam atas berbagai masalah yang
dihadapi umat Islam.Tujuan pembentukan OKI untuk meningkatkan solidaritas Islam di antara negara
anggota, mengoordinasikan kerja sama antar negara anggota.Kemudian mendukung perdamaian dan
keamanan internasional, serta melindungi tempat-tempat suci Islam. Membantu perjuangan
pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.

29.)Disajikan uraian berkaitan dengan hubungan internasional, peserta didik dapat


menentukan arti penting hubungan internasional bagi Indonesia dengan tepat

Arti pentingnya hubungan internasional bagi bangsa Indonesia adalah untuk memperkuat jalinan
kerjasama dibidang ekonomi, politik dan keamanan, dan juga pendidikan sehingga Indonesia semakin
berkembang

30.)Disajikan data tentang ancaman di berbagai bidang (ipolek sosbud hankam), peserta didik
dapat menentukan ancaman di bidang sosial yang berdampak pada integritas nasional
dengan tepat

Sosial budaya

Ancaman dalam bidang sosial budaya ada dua macam, dari dalam dan dari luar. Ancaman dari dalam
berupa, isu kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan ketakadilan. Ancaman dari luar berupa,
masuknya nilai-nilai budaya asing yang susah terbendungIsu-isu ini menjadi titik awal munculnya
masalah separatisme, terorisme dan kekerasan. Sementara ancaman dari luar, muncul sebagai akibat
dari globalisasi, seperti:

gaya hidup konsumtif dan selalu mengonsumsi barang dari luar negeri;

munculnya hedonisme, seperti mabuk-mabukan, foya-foya, pergaulan bebas, dan lain-lain;

adanya sikap individualisme;

munculnya gejala westernisasi, yaitu gaya hidup yang selalu berorientasi pada budaya barat tanpa
diseleksi terlebih dulu;

memudarnya semangat gotong royong, kepedulian dan solidaritas pada sesama;

lunturnya nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat.

31.)Peserta didik dapat mengidentifikasi perbedaan antara hak warga negara dengan hak asai
manusia

Hak asasi manusia bersifat universal, yakni berlaku di seluruh negara di dunia. Sementara itu, hak warga
negara bersifat terbatas sehingga hanya berlaku bagi seorang warga di negaranya. Hak warga negara
diatur dan dibatasi peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara bersangkutan.3 Des 2021

32.)Peserta didik mampu mendefinisikan makna hakikat kewajiban warganegara

Kewajiban warga negara merupakan hal yang wajib dilakukan warga negara untuk dapat
mempertahankan status warga negaranya. Setiap warga negara Indonesia memiliki beberapa kewajiban
sesuai dengan amanat UUD 1945 pada pasal-pasal berikut

33.)Peserta didik dapat menganalisis substansi hak dan kewajiban warga negara dalam nilai
instrumental Pancasila
Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Instrumental

Nilai instrumental Pancasila yang berkaitan dengan hak asasi manusia di antaranya sebagai berikut.

UUD 1945 Pasal 28A hingga 28J

Pasal 28A hingga 28J UUD 1945 mengatur hak asasi manusia yang meliputi hak asasi pribadi, hak asasi
budaya, hak asasi peradilan, hak asasi ekonomi, hak asasi sipil dan politik, serta hak asasi hukum

Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia

Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia menugaskan kepada lembaga-
lembaga tinggi negara dan seluruh aparatur pemerintah untuk menghormati, menegakkan, dan
menyebarluaskan pemahaman mengenai hak asasi manusia kepada seluruh masyarakat.
Tap MPR ini juga menugaskan untuk segera meratifikasi berbagai instrumen Perserikatan Bangsa-Bangsa
tentang Hak Asasi Manusia sepanjang tidak bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945.

Tap MPR nomor XVII tahun 1998 bab 1 mencakup Piagam HAM yang menjelaskan bahwa hak asasi
manusia adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia secara kodrati, universal, dan abadi
sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa, meliputi hak untuk hidup, hak berkeluarga, hak
mengembangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan, hak-hak berkomunikasi, hak keamanan, dan hak
kesejahteraan yang tidak boleh diabaikan atau dirampas oleh siapapun.

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1999

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1999 berisi peraturan tentang
Pengadilan Hak Asasi Manusia.

Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2002

Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2002 berisi peraturan tentang Tata Cara Perlindungan terhadap
Korban dan Saksi dalam Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Berat.

Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2002

Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2002 berisi peraturan tentang Kompensasi, Restitusi, dan
Rehabilitasi terhadap Korban Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat.

Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993

Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993 berisi peraturan tentang Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.

Keputusan Presiden Nomor 83 Tahun 1998

Keputusan Presiden Nomor 83 Tahun 1998 berisi peraturan tentang Pengesahan Konvensi Nomor 87
tentang Kebebasan Berserikat dan Perlindungan untuk Berorganisasi.
Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 2001

Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 2001 berisi peraturan tentang Pembentukan Pengadilan HAM
pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Pengadilan Negeri Medan, dan Pengadilan Negeri Makassar.

34.)Peserta didik dapat menunjukkan landasan konstitusional perwujudan hak dan kewajiban
warga negara dengan tepat

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, landasan konstitusional perwujudan hak dan kewajiban warga
negara terdapat dalam uud nri 1945 terutama pasal 27 s.d 34

35.)Disajikan contoh kasus pelanggaran hak warga negara, peserta didik dapat menentukan peran serta
dalam upaya penegakan hak warga negara

Penangkapan seseorang yang tidak berlandaskan hukum. ...

Tindakan kekerasan oleh beberapa oknum mengatasnamakan agama. ...

Plagiat hingga pelanggaran hak cipta. ...

Pendidikan yang tidak merata.

1. Contoh pelanggaran di bidang hukum

Dalam kasus ini, pelanggaran terjadi ketika ada penangkapan yang salah hingga perbedaan perlakuan
terhadap tersangka. Biasanya, semua ini dilakukan oleh para oknum yang mendapatkan kekayaan,
jabatan, dan sebagainya--dari tersangka yang memiliki status atau uang berlimpah.

2. Contoh pelanggaran di bidang ekonomi

Sesuai pasal 27 Ayat 2 UUD RI Tahun 1945, semua warga negara berhak mendapat pekerjaan dan
kehidupan yang layak. Dari sini, terjadi contoh pelanggaran ketika masih banyaknya pengangguran dan
kemiskinan di sekitar kita.

3. Contoh pelanggaran di bidang HAM

Hak asasi manusia (HAM) ditekankan pada Pasal 28 A-28 J UUD RI Tahun 1945. Pelanggaran di bidang ini
terjadi ketika pemerkosaan, pembunuhan, penculikan, kekerasan, dan segala macam hal yang tak
sejalan dengan HAM termasuk kategori pelanggaran hak warga negara juga.

4. Contoh pelanggaran hak pendidikan

Hak warga negara di bidang pendidikan pun tidak luput dari kasus pelanggaran, yakni terlihat dari kasus
angka putus sekolah yang tinggi di Indonesia. Terlukis dalam Pasal 31 Ayat 1 UUD 1945 bahwa “setiap
warga negara berhak mendapat pendidikan". Jika kasus angka putus sekolah, entah terjadi karena apa,
berarti hak pendidikan sudah dilanggar.
5. Contoh pelanggaran hak cipta

Kasus ini mungkin tidak disadari terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan disaksikan secara langsung. Kita
dapat melihatnya dari kasus pembajakan DVD/VCD, lalu plagiarisme tugas sekolah, kuliah, karya, dan
lain-lain.

35.)Peserta didik dapat memberikan contoh solusi untuk mencegah pelanggaran hak dan
kewajiban warga negara dengan tepat
Contoh upaya pencegahan pelanggaran hak dan kewajiban warga negara adalah : .

Di lingkungan keluarga = Saling menghormati dan menyayangi antar anggota keluarga.

Di lingkungan sekolah = Bersikap tenggang rasa dan penuh toleransi antar sesama.

Di lingkungan masyarakat = Mentaati aturan dan norma yang berlaku di masyarakat.

Di lingkungan bangsa dan negara = Mendemo, mengkritik, serta mengawasi segala bentuk kebijakan
yang merugikan rakyat.

36.)Disajikan wacana tentang kasus pengingkaran kewajiban warga negara, peserta didik
dapat menentukan keterkaitan ilustrasi/kasus tersebut dengan salah satu nilai Pancasila
dengan benar

1. Tidak atau menghindari membayar pajak

Tidak atau menghindari membayar pajak adalah pengingkaran kewajiban sebagai warga negara
terhadap Pasal 23 ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi "Segala pajak untuk keperluan negara berdasarkan
undang-undang." Pengingkaran terhadap pajak mencakup pajak kendaraan, pajak bumi dan bangunan,
pajak penghasilan, pajak penjualan, dan lain-lain.Warga negara wajib membayar pajak karena pajak
adalah salah satu sumber dana pembangunan yang hasilnya dinikmati warga negara, seperti jalan raya
dan fasilitasnya.

2. Melanggar hak asasi manusia lain

Pelanggaran hak asasi manusia adalah pengingkaran kewajiban sebagai warga negara yang tercantum
dalam Pasal 28 J ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi "Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia
orang lain." Salah satu bentuk pelanggaran hak asasi manusia adalah membunuh orang lain yang
merupakan pelanggaran hak hidup.Hak asasi manusia dimiliki oleh setiap warga negara. Karena itu,
setiap warga negara wajib menghormati dan menghargai hak asasi manusia orang lain agar dapat hidup
dengan kondusif.

3. Pelanggaran terhadap kewajiban pendidikan dasar


UUD 1945 Pasal 31 ayat 1 amandemen menyebutkan pentingnya pendidikan bagi manusia sebagai
sebuah kewajiban bagi setiap warga negara. Pasal tersebut berbunyi "Setiap warga negara wajib
mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya."Pendidikan dasar yang dimaksud di
atas yaitu pendidikan formal sampai jenjang SMP. Siapapun warga negara yang tidak memberikan
keleluasaan seseorang mendapatkan pendidikan dasar berarti melanggar undang-undang.

4. Tidak ikut serta dalam pembelaan negara

Pasal 30 ayat 1 UUD 1945 berbunyi "Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara." Artinya, tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta membela
negara sesuai perannya masing-masing.Contoh pelanggaran dan pengingkaran kewajiban sebagai warga
negara dalam membela negara yaitu seorang warga negara yang tidak mau tahu dengan lingkungannya
dan negaranya, atau melakukan sesuatu yang memecah belah bangsa Indonesia.

5. Tidak ikut serta dalam mencapai tujuan pembangunan nasional

Tujuan pembangunan nasional Indonesia terdapat dalam pokok pikiran dalam UUD 1945 alinea 4, yaitu
memajukan kecerdasan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, melindungi segenap bangsa
Indonesia, dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia. Kewajiban untuk ikut serta mencapai tujuan
pembangunan nasional terdapat dalam UU Nomor 20 tahun 2003.Contoh pengingkaran kewajiban
sebagai warga negara dalam mencapai tujuan pembangunan nasional yaitu warga negara yang tidak
peduli dengan pendidikan di lingkungan terutama keluarganya, warga negara yang ikut membuat
kerusuhan di negara lain, dan warga negara yang mengambil hak warga negara.

6. Tidak menaati peraturan lalu lintas

Setiap warga negara punya kewajiban menaati peraturan lalu lintas sebagai bagian dari penghormatan
terhadap hak asasi manusia orang lain dan melaksanakan UU Lalu Lintas.Contoh perbuatan yang
melanggar lalu lintas yaitu tidak punya surat kendaraan yang lengkap, parkir di sembarang tempat,
melanggar lampu merah, dan membuat orang celaka dengan pelanggaran lalu lintas

7. Merusak fasilitas umum

Merusak fasilitas umum adalah contoh pengingkaran kewajiban sebagai warga negara terhadap
lingkungan dan terhadap hak asasi manusia orang lain. Contoh perusakan fasilitas umum yaitu merusak
telepon umu, mencoret-coret halte, merusak kendaraan umum, merusak jembatan, merusak toilet
umum atau tidak menggunakannya dengan bersih, dan lain-lain.
8. Membuang sampah sembarangan

Membuang sampah sembarangan adalah contoh pengingkaran kewajiban sebagai warga negara
terhadap lingkungan dan alam sekitar serta terhadap hak asasi manusia orang lain. Sebab, lingkungan
dan alam sekitar bermanfaat bagi manusia. Membuang sampah sembarangan dapat mengakibatkan
lingkungan kotor dan banjir, sehingga merugikan orang lain.

9. Tidak berpartisipasi dalam kegiatan lingkungan

Contoh kegiatan lingkungan yaitu ikut serta dalam siskamling, membayar iuran warga, dan membantu
korban bencana alam. Tidak ikut siskamling adalah contoh pengingkaran kewajiban sebagai warga
negara terhadap lingkungan.

Tidak membayar iuran warga sama halnya dengan tidak membayar pajak karena digunakan untuk
kesejahteraan umum. Sementara itu, tidak membantu korban bencana alam adalah contoh
pengingkaran kewajiban membela negara.

10. Tidak jujur dan melakukan korupsi

Tindak korupsi adalah contoh pengingkaran kewajiban sebagai warga negara dalam membela negara,
menghormati hak asasi manusia lain, dan ikut serta mencapai tujuan pembangunan nasional. Tindak
korupsi adalah bentuk tidak jujur yang merugikan masyarakat banyak dalam mencapai kesejahteraan
dan hak-haknya.

Mengapa terjadi pengingkaran hak dan kewajiban warga negara? Ada empat faktor penyebab terjadinya
pengingkaran hak dan kewajiban warga negara, yaitu rasa egois, rendahnya kesadaran terhadap
kewajiban, sikap tidak toleransi dan tidak menghargai orang lain, dan penyalahgunaan kekuasaan

37.)negaraDisajikan data kasus-kasu pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga


negara, peserta didik dapat menganalisis perbedaan kasus pelanggaran dan pengingkaran

Bentuk pelanggaran hak warga negara

Dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan (2020) karya Damri dan Fauzi Eka Putra, dijelaskan bahwa ada
beberapa bentuk pelanggaran terhadap hak warga negara, yaitu:
Penangkapan dan penahanan seseorang demi menjaga stabilitas tanpa berlandaskan hukum.

Penggunaan budaya kekerasan untuk menindak warga negara yang dianggap melakukan tindakan
ekstrem yang dinilai oleh pemerintah dapat mengganggu stabilitas keamanan dan membahayakan
kelangsungan hidup warga negara.

Pembungkaman kebebasan pers dengan cara mencabut SIUP, khususnya terhadap pers yang dianggap
mengkritisi kebijakan pemerintah, dengan dalih mengganggu stabilitas keamanan.

Pembatasan terhadap hak warga untuk berkumpul, berserikat, dan menyampaikan pendapat.

Hukuman mati, bentuk hukuman ini dianggap kontroversial sebab setiap manusia memiliki hak untuk
hidup. Hak untuk hidup merupakan puncak dari hak asasi manusia.

Penggusuran rumah, kebijakan pemerintah melakukan penggusuran dianggap sebagai bentuk


pelanggaran terhadap hak warga negara.

Bentuk pengingkaran kewajiban warga negara

Pelanggaran hak warga negara salah satunya disebabkan oleh pengingkaran kewajiban warga negara.
Bentuk tindakan yang mencerminkan pengingkaran kewajiban warga negara, antara lain:

Membuang sampah sembarangan

Tidak membayar pajak

Merusak fasilitas negara, contohnya mencorat-coret bangunan milik umum, merusak jaringan telepon,
dan lain-lain.

Tidak berpartisipasi dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.

Tidak menaati undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Tidak menaati hukum lalu lintas, contohnya tidak memakai helm saat berkendara, tetap berkendara
padahal tidak memiliki SIM, tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas, dan sebagainya.

Tidak menghormati lambang, bendera, dan lagu kebangsaan.

38.)Peserta didik dapat menjelaskan konsep , keberhasilan proses perlindungan dan


penegakan hukum Menurut Soerjono Soekanto

Menurut Soerjono Soekanto, keberhasilan proses perlindungan dan penegakan hukum bergantung pada
berbagai faktor. Berikut berbagai faktor keberhasilan proses perlindungan dan penegakan hukum
tersebut.
Hukum, yakni undang-undang yang dibuat harus sesuai dan tidak bisa bertentangan dengan ideologi
negara.

Pengak hukum (berbagai pihak yang secara langsung terlibat dalam upaya penegakan hukum) perlu
menjalankan tugasnya secara profesional sesuai dengan peranannya masing-masing.

Masyarakat harus mengetahui, memahami, dan menaati hukum yang berlaku dengan penuh kesadaran.

Sarana dan fasilitas yang mendukung upaya penegakan hukum, meliputi tenaga manusia yang terdidik
dan terampil, peralaan yang memadai, organisasi yang baik, keuangan yang mencukupi, dan lain
sebagainya.

Kebudayaan yang melingkupi berbagai nilai yang mendasari hukum yang berlaku, berbagai nilai yang
merupakan konsepsi abstrak menganai apa yang dipandang baik sehingga dianut, dan apa yang
dipandang buruk sehingga dihindari.

39.)Disajikan uraian tentang praktik perlindungan dan penegakkan hukum, peserta didik
dapat menyimpulkan arti penting perlindungan dan penegakkan hukum di Indonesia dengan
tepat.
Pentingnya perlindungan dan penegakan hukum adalah untuk menciptakan tatanan masyarakat yang
adil, damai yang sejahtera dengan tanpa adanya pelanggaran HAM dan pelanggaran hukum lainnya
seperti pembunuhan, penipuan dan lain sebagainya

40.)Disajikan uraian tentang proses perlindungan dan penegakan hukum diindonesia, peserta
didik dapat menganalisis tujuan perlindungan dan penegakan hukum

tujuan: 1.Tujuan utama dari proses penegakan hukum adalah memberikan jaminan terlaksananya
keadilan. 2. perlindungan terhadap harkat martabat manusia, ketentraman dan kepastian hukum sesuai
dengan Undang-Undang Dasar 1945. 3.menjaga ketertiban rakyat
41.)Peserta didik mampu menjelaskan peran kepolisian dalam menjaminkeadilan dan
kedamaian
kepolisian republik indonesia sebagai lembaga penegak hukum berperan dalam memelihara keamanan
dan ketertiban masyarakat. berikut contoh peran kepolisian dalam menjamin keadilan dan kedamaian
dalam masyarakat yaitu e. melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan.

42.)Peserta didik mampu menunjukan landasan hukum peran KomisiPemberantasan


Korupsidalam menjamin keadilan dankedamaian

Berikut Tugas, Wewenang, dan Struktur Organisasi KPK

A. Tugas KPK
Dikutip dari Bab II Pasal 6 UU Nomor 30 Tahun 2002 terdapat lima tugas utama yang dibebankan pada
lembaga KPK. Berikut tugasnya:

Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi

Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi

Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi

Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi

Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara

B. Wewenang KPK

Masih mengutip dari Bab yang sama, pada Pasal 7 dijelaskan tentang wewenang yang bisa dilakukan
oleh lembaga KPK di antaranya:

Mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi

Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi

Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi kepada instansi yang terkait

Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang melakukan
pemberantasan tindak pidana korupsi

Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi

43.)Disajikan ilustrasi tentang kemajuan IPTEK, peserta didik dapat memberikan contoh Sikap
Selektif terhadap Pengaruh Kemajuan Ipteks pada salah satu Bidang (Ipoleksosbudhankam)
yang berdampak pada keutuhan NKRI dengan tepat

Sikap Selektif terhadap Pengaruh Kemajuan IPTEK dalam Berbagai Bidang

Dalam tulisan ini, akan dijabarkan sikap selektif terhadap IPTEK yang dapat diterapkan di
berbagai bidang.

Sejumlah bidang yang perlu sikap hati-hati menghadapi kemajuan IPTEK adalah bidang politik,
ekonomi, dan sosial budaya. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
Sikap Selektif terhadap Pengaruh Kemajuan IPTEK di Bidang Politik

Terdapat beberapa hal yang harus dijadikan panduan bangsa Indonesia ketika mengikuti
kemajuan IPTEK dalam bidang politik, yakni demokrasi, kebebasan, keterbukaan, dan hak asasi
manusia.Keempat hal ini merupakan standardisasi yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB)Apabila suatu negeri, termasuk Indonesia menentang standardisasi tersebut,
tentunya akan mendapatkan beberapa kerugian, misalnya dianggap sebagai musuh bersama,
diberikan sanksi embargo dalam berbagai bidang yang akan berdampak buruk dalam kehidupan
bangsa.Menanggapi hal ini, pemerintah Indonesia harus menggunakan Pancasila sebagai
pedoman untuk menunjukan eksistensi sebagai negara kuat, mandiri, tidak meninggalkan kerja
sama, saling menguntungkan, menghargai hak, dan lainnya.

Sikap selektif terhadap IPTEK di bidang politik ditunjukkan dengan tindakan sebagai berikut:

Mengembangkan demokratisasi dalam segala bidang.Mengaktifkan masyarakat sipil dalam


arena politik.Mengadakan reformasi lembaga-lembaga politik agar menjalankan fungsi dan
peranannya secara baik dan benar.

Memperkuat kepercayaan rakyat dengan cara menegakkan pemerintahan yang bersih dan
berwibawa.

Menegakkan supremasi hukum.

Memperkuat posisi Indonesia dalam kancah politik internasional

Sikap Selektif terhadap Pengaruh Kemajuan IPTEK di Bidang Ekonomi

Pada kenyataanya, persaingan ekonomi dikuasai oleh negara-negara maju. Keadaan ini
tentunya memberikan ruang sempit bagi negara-negara berkembang.

Dalam hal ini, Indonesia menganut sistem ekonomi kerakyatan yang dapat digunakan sebagai
senjata utama untuk mengatasi efek negatif perkembangan IPTEK.
Beberapa hal yang dapat dilakukan pemerintah Indonesia untuk mewujudkan tujuan itu adalah
sebagai berikut:

Sistem ekonomi dikembangkan untuk memperkuat produksi domestik untuk pasar dalam
negeri sehingga memperkuat perekonomian rakyat.

Pertanian sebaiknya dijadikan prioritas utama karena mayoritas penduduk Indonesia


bermatapencaharian sebagai petani.

Industri-industri sebaiknya menggunakan bahan baku dari dalam negeri sehingga tidak
bergantung impor dari luar negeri.

Menguatkan sistem perekonomian berorientasi pada kesejahteraan rakyat. Artinya, segala


sesuatu yang menguasai hajat hidup orang banyak haruslah berharga murah dan terjangkau.

Tidak bergantung pada badan-badan multilateral seperti pada IMF, Bank Dunia, dan WTO.

Mempererat kerja sama dengan sesama negara berkembang untuk bersama-sama menghadapi
kepentingan negara-negara maju.

Sikap Selektif terhadap Pengaruh Kemajuan IPTEK di Bidang Sosial Budaya

Pada bidang sosial budaya, perkembangan IPTEK membawa pengaruh dalam bentuk gaya
hidup, gaya pakaian, dasar ikatan hidup bermasyarakat, serta keterbukaan informasi dan ilmu
pengetahuan.

Bagi Indonesia, pengaruh tersebut harus disaring menggunakan nilai-nilai Pancasila

sebagai jati diri bangsa.

Beberapa nilai dan perilaku yang harus diterapkan bangsa Indonesia untuk bersikap selektif
terhadap kemajuan IPTEK di bidang sosial budaya sebagai berikut:

Terbuka terhadap inovasi dan perubahan.

Merawat kearifan lokal, budaya, dan adat istiadat masyarakat Indonesia yang beragam.

Berorientasi pada masa depan daripada masa lampau.


Dapat memanfaatkan kegunaan IPTEK secara efektif dan efisien, bukan hanya silau dengan
tampilan, misalnya gaya berpakaian atau gaya hidup konsumtif.

Menghargai pekerjaan sesuai dengan prestasi.

Menggunakan potensi lingkungan secara tepat untuk pembangunan berkelanjutan.

Menghargai dan menghormati hak-hak asasi manusia.

44.)Disajikan ilustrasi tentang perkembangan Ipteks, Peserta didik dapat mengkaji dampak
positif kemajuan ipteks bagi Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara

Majunya fasilitas kesehatan dan juga pendidikan yang ada pada masyarakat indonesia sehingga
meningkatkan angka kesejahteraan masyarakat. Membantu pemerintah dalam menciptakan
pemerintahan yang baik bagi rakyat. Memajukan pemikiran masyarakat indonesia. Menciptakan produk
dalam negeri yang dapat bersaing di dunia.

45.)Disajikan ilustrasi tentang perkembangan Ipteks, Peserta didik dapat mengkaji dampak
negatif kemajuan ipteks bagi Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara
Munculnya sikap individualisme, yaitu sikap mementingkan diri sendiri dan tidak memikirkan orang lain.
Munculnya kesenjangan sosial. Munculnya gaya hidup westernisasi atau gaya hidup kebarat-baratan.
Semakin memudarnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian, dan kesetiakawanan sosial

46.)Diuraikan dampak kemajuan dan perkembangan IPTEK. Peserta didik dapat menganalisis
contoh sikap selektif bangsa Indonesia dalam merespon kemajuan Ipteks di bidang ekonomi
Sikap Selektif terhadap Pengaruh Kemajuan IPTEK di Bidang Ekonomi

Pada kenyataanya, persaingan ekonomi dikuasai oleh negara-negara maju. Keadaan ini tentunya
memberikan ruang sempit bagi negara-negara berkembang.

Dalam hal ini, Indonesia menganut sistem ekonomi kerakyatan yang dapat digunakan sebagai senjata
utama untuk mengatasi efek negatif perkembangan IPTEK.

Beberapa hal yang dapat dilakukan pemerintah Indonesia untuk mewujudkan tujuan itu adalah sebagai
berikut:

Sistem ekonomi dikembangkan untuk memperkuat produksi domestik untuk pasar dalam negeri
sehingga memperkuat perekonomian rakyat.
Pertanian sebaiknya dijadikan prioritas utama karena mayoritas penduduk Indonesia
bermatapencaharian sebagai petani.

Industri-industri sebaiknya menggunakan bahan baku dari dalam negeri sehingga tidak bergantung
impor dari luar negeri.

Menguatkan sistem perekonomian berorientasi pada kesejahteraan rakyat. Artinya, segala sesuatu yang
menguasai hajat hidup orang banyak haruslah berharga murah dan terjangkau.

Tidak bergantung pada badan-badan multilateral seperti pada IMF, Bank Dunia, dan WTO.

Mempererat kerja sama dengan sesama negara berkembang untuk bersama-sama menghadapi
kepentingan negara-negara maju.

47.)Disajikan data periodesasi dinamika persatuan dan kesatuan bangsa Peserta didik dapat
mengidentifikasi gerakan-gerakan sparatis yang berupaya memisahkan diri dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia

PKI Madiun

Pemberontakan DI/TII

PRRI

Pemberontakan pamersta

Gerakan aceh merdeka (GAM)

Organisasi Papua merdeka (OPM)

48.)Disajikan ilustrasi tentang Kebhinekaaan Bangsa Indonesia, peserta didik dapat


menentukan arti penting perilaku dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia dengan tepat

Arti penting persatuan dan kesatuan bagi bangsa Indonesia adalah agar tak mudah terpecah belah.
Persatuan dan kesatuan sangat penting untuk mempertahakan kedaulatan dan kemerdekaan bangsa.
Arti penting persatuan dan kesatuan bagi Bangsa Indonesia juga melambangkan terbentuknya Negara
Kesatuan Republik Indonesia

49.)Disajikan ilustrasi dinamika persatuan dan kesatuan bangsa, Peserta didik dapat mengkaji
pentingnya menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa sebagai upaya mempertahankan Negara
Kesatuan Republik Indonesia .
1. Dapat menjaga keutuhan dan keamanan.

2. Memperkuat jati diri bangsa.

3. Kemajuan bangsa dapat dirasakan dalam segala bidang.

4. Terciptanya suasana tenteram dan nyaman.

50.)Peserta didik mampu menunjukan bentuk pemerintahan dan kabinet pemegang


kekuasaan pada masa Republik Indonesia Serikat

Kabinet Republik Indonesia Serikat (RIS) terbentuk berkat hasil dari perundingan Konferensi Meja
Bundar pada 23 Agustus 1949 - 2 November 1949.

Kabinet ini dipimpin oleh Mohammad Hatta dan bertugas dari tanggal 20 Desember 1949 sampai 6
September 1950.

Penetapan

Terbentuknya Kabinet RIS melekat dengan peristiwa perundingan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den
Haag pada 23 Agustus 1949.

Perundingan tersebut berlangsung sampai 2 November 1949 dan menghasilkan kesepakatan


terbentuknya Republik Indonesia Serikat (RIS) yang sudah diratifikasi oleh Komite Nasional Indonesia
Pusat (KNIP).

Sebagai bentuk realisasi dari hasil KMB, pada 15 Desember 1949 dilakukan pemilihan presiden RIS dan
Soekarno terpilih.

Setelah itu, Presiden Soekarno kemudian membentuk Kabinet RIS pertama pada 20 Desember 1949 di
bawah pimpinan Moh. Hatta selaku Perdana Menteri.

Akhirnya pada tanggal 23 Desember 1949 Moh. Hatta berangkat ke Netherland guna mendelegasikan
akta "penyerahan" kedaulatan dari Pemerintah Belanda.
Tepat pada tanggal 27 Desember 1949, di Indonesia, Belanda melakukan upacara penandatanganan
naskah penyerahan kedaulatan dari Pemerintah Belanda kepada RIS.

Susunan

Terbentuknya Kabinet RIS melahirkan anggota kabinet baru, yaitu:

Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri: Drs. Mohammad Hatta

Menteri Dalam Negeri: Ide Anak Agung Gde Agung

Menteri Pertahanan: Sri Sultan Hamengkubuwono IX

Menteri Kehakiman: Supomo

Menteri Penerangan: Arnold Mononutu

Menteri Keuangan: Sjafruddin Prawiranegara

Menteri Kemakmuran: Djuanda

Menteri Perhubungan, Tenaga, dan Pekerjaan Umum: H. Laoh

Menteri Perburuhan: Wilopo

Menteri Sosial: Mohammad Kosasih Purwanegara

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: Abu Hanifah

Menteri Kesehatan: J. Leimena

Menteri Agama: Wahid Hasjim

Menteri Negara: Hamid II (berhenti 5 April 1950)

Menteri Negara: Mohammad Roem (berhenti 19 Januari 1950)

Menteri Negara: Suparno

Sistem Pemerintahan
Selama berlakunya Kabinet RIS 1949 - 1950, Pemerintah Indonesia menetapkan untuk memberlakukan
sistem parlementer.

Di mana pada sistem ini UUD 1945 tetap berlaku, namun hanya untuk negara bagian Republik Indonesia,
yaitu Jawa, Sumatera, dan Ibu Kota Yogyakarta.

Sedangkan untuk RIS menggunakan Konstitusi RIS 1949 dengan pembagian negara-negara bagian yaitu
Negara Indonesia Timur, Negara Sumatera Timur, Negara Sumatera Selatan, Madura, Negara Jawa
Timur, dan Negara Pasundan.

Selain dari pembagian wilayah negara, dalam konstitusi RIS juga mengatur tentang sistem
pemerintahan, yaitu:

Perdana Menteri diangkat oleh presiden, bukan parlemen sebagaimana lazimnya

Kekuasaan perdana menteri masih dikendalikan oleh presiden

Kabinet dibentuk oleh presiden, bukan parlemen

Kabinet tidak dapat menyatakan mosi tidak percaya pada kabinet

Presiden RIS menduduki jabatan rangkap, yakni sebagai kepala negara sekaligus sebagai presiden RIS

Presiden adalah kepala negara yang kekuasaannya tidak dapat diganggu gugat dan dipilih orang-prang
yang dikuasakan oleh pemerintah daerah-daerah bagian.

Kebijakan

Selama Kabinet RIS berlangsung, terdapat beberapa program kerja yang dijalankan oleh Kabinet RIS,
yaitu:

Menyelenggarakan supaya pemindahan kekuasaan ke tangan bangsa Indonesia terjadi dengan seksama,
mengusahakan reorganisasi KNIL, dan pembentukan angkatan perang RIS, serta pengembalian tentara
Belanda ke negerinya dalam waktu secepatnya.
Menyelenggarakan ketentraman umum, terjamin berlakunya hak-hak demokrasi, dan terlaksana dasar-
dasar hak manusia dan kemerdekaannya.

Mengadakan persiapan untuk dasar hukum, cara bagaimana rakyat menyatakan kemauannya menurut
asas-asas Undang-undang Dasar RIS, dan menyelenggarakan pemilihan untuk konstituante.

Berusaha memperbaiki keadaan ekonomi rakyat, keadaan keuangan perhubungan, perumahan dan
kesehatan, mengadakan persiapan untuk jaminan sosial dan penempatan tenaga kembali kepada
masyarakat, peraturan tentang upah minimum, pengawasan pemerintah atas kegiatan ekonomi.

Menyempurnakan perguruan tinggi, membangun pusat kebudayaan nasional, dan mempergiat


pemberantasan buta huruf di kalangan masyarakat.

Menyelesaikan soal Irian dalam waktu setahun dengan jalan damai, menjalankan politik luar negeri
untuk memperkuat kedudukan RIS secara internasional, memperkuat cita-cita perdamaian dunia dan
persaudaraan.

Memperkuat perhubungan moril, politik, dan ekonomi antar negara-negara Asia Tenggara, menjalankan
politik dalam Uni demi kepentingan RIS.

Anda mungkin juga menyukai