Anda di halaman 1dari 10

Statistika, Vol. 8, No.

1, Mei 2020

PREDIKSI KECEPATAN ANGIN DALAM MENDETEKSI


GELOMBANG AIR LAUT TERHADAP SKALA BEAUFORT
DENGAN METODE HYBRID ARIMA-ANN
(Studi Kasus: Kabupaten Lombok Barat 2019)

Virgania Sari1, Dyah Ayu Maulidany2


1 ,2
Program Studi Studi Diploma Tiga Statistika, Akademi Statistika Muhammadiyah Semarang
Alamat e-mail : virganiasari@gmail.com

ABSTRAK
Indonesia merupakan negara kepulauan maritim banyak pulau-pulau dengan berbagai
karakteristik yang ada di Indonesia. Salah satu pulau yang memiliki posisi geografis
yang cukup menguntungkan dengan potensi daerah tujuan wisata dan jalur perhubungan
laut nasional maupun international yaitu Pulau Lombok yang bertepatan di Provinsi
Nusa Tenggara Barat (NTB). Dari sekian kabupaten di Provinsi NTB ada salah satu
kabupaten yang memiliki keunggulan pada pembangunan daerah dari berbagai aspek
seperti pariwisata, pelabuhan penyebrangan vital penghubung Pulau Bali dan Pulau
Lombok yaitu Kabupaten Lombok Barat. Sebagai wilayah yang berbatasan langsung
dengan lautan, wilayah Kabupaten Lombok Barat cukup kaya dengan produk perikanan
lautnya. Adapun beberapa faktor alam yang menjadi penyebab kekhawatiran bagi para
nelayan maupun pelaut yaitu angin yang mempengaruhi tinggi nya gelombang laut.
Dalam menyelesaikan permasalahan meramalkan rata-rata kecepatan angin di
Kabupaten Lombok Barat untuk yang akan datang, dilakukan menggunakan metode,
yaitu hybrid Autoregeressive Integrated Moving Average-Artificial Neural Network
(ARIMA-ANN). Dimana hasil peramalan dapat dijadikan acuan untuk untuk mencegah
dampak negatif dari angin dan mengoptimasikan peranan positif angin dalam kehidupan
sehari-hari manusia. Model yang digunakan untuk meramalkan rata-rata kecepatan
angin pada penelitian ini memiliki nilai MSE training dan testing terkecil sebesar
0.000061 dan 0.0657. Hal tersebut menunjukkan bahwa model yang dihasilkan
memiliki hasil permalan yang sangat baik.

Kata kunci : Kecepatan Angin, Gelombang, Hybrid ARIMA-ANN, MSE

PENDAHULUAN memiliki potensi-potensi Sumber Daya


Alam (SDA) yang melimpah di berbagai
Indonesia merupakan negara
sektor. Dimana dari berbagai kepulauan
kepulauan maritim yang cukup luas
di Indonesia ada salah satu pulau yang
dengan total wilayah Indonesia 7,81 juta
memiliki posisi geografis yang cukup
km2 yang terdiri dari 2,01 juta km2
menguntungkan dengan potensi daerah
daratan, 3,25 juta km2 lautan, dan 2,55
tujuan wisata dan jalur perhubungan laut
juta km2 Zona Ekonomi Eksklusif
nasional maupun international yaitu
(ZEE). Banyak pulau-pulau dengan
Pulau Lombok yang bertepatan di
berbagai karakteristik yang ada di
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Indonesia dimana dari tiap pulau tersebut

http://jurnal.unimus.ac.id
Statistika, Vol. 8, No. 1, Mei 2020

Menurut Bappenas (Badan series, banyak berbagai teknik yang


Perencanaan Pembangunan Na-sional) digunakan dengan metode Box-Jenkins.
secara administratif Provinsi NTB terdiri Metode Box-Jenkins terdiri dari
atas enam Kabupaten dan satu beberapa model yaitu Autoregressive
Kotamadya yaitu Kabupaten Sumbawa, (AR), Moving Average (MA),
Dompu, Bima, Lombok Barat, Lombok Autoregressive Moving Average
Tengah, Lombok Timur dan Kotamadya (ARMA), Autoregressive Integrated
Mataram. Dari sekian kabupaten di Moving Average (ARIMA) [2]. Hal itu
Provinsi NTB ada salah satu kabupaten menyebabkan model ARIMA tidak
yang memiliki keunggulan pada dapat menangkap pola-pola non-linier
pembangunan daerah dari berbagai yang terdapat pada time series [3]. Oleh
aspek seperti pariwisata, pelabuhan karena itu, model tersebut memerlukan
penyebrangan vital penghubung Pulau model yang dapat mendeteksi pola-pola
Bali dan Pulau Lombok yaitu Kabupaten non-linier. Model tersebut adalah model
Lombok Barat. ANN (Artificial Neural Network) [4].
Sebagai wilayah yang berbatasan Sehingga dengan melakukan kombinasi
langsung dengan lautan, wilayah antara metode ARIMA dan ANN disebut
Kabupaten Lombok Barat cukup kaya sebagai Hybrid ARIMA–ANN. Model
dengan produk perikanan lautnya, Hybrid dalam penelitian ini adalah
dimana menurut data Badan Pusat mengkom-binasikan hasil peramalan
Statistik Nusa Tenggara Barat pada yang berbentuk model non-linier dengan
Tahun 2017 Kabupaten Lombok Barat model linier dari dari data [5].
men-catatkan produksi lautnya sebesar
9,713 ton yang merupakan tertinggi
kedua untuk lingkup Pulau Lombok. METODELOGI PENELITIAN
Adapun beberapa faktor alam yang Sumber Data dan Variabel Penelitian
menjadi penyebab kekhawatiran bagi Skala Beaufort mengukur kecepatan
para nelayan maupun pelaut yaitu tinggi angin dengan menggambarkan
nya gelombang laut. Tinggi rendah nya pengaruhnya pada kecepatan kapal dan
gelombang yang terjadi dipengaruhi oleh gelombang air laut. Skala Beaufort
ada nya angin. menggunakan angka dan simbol.
Angin adalah udara yang bergerak Semakin besar angka skala Beaufort,
yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan maka semakin kencang angin berhembus
juga karna adanya perbedaan tekanan dan bahkan bisa semakin merusak. Skala
udara dise-kitarnya. Besar kecilnya Beaufort dimulai dari angka 1 untuk
beban angin dipengaruhi oleh kecepatan embusan angin yang paling tenang
angin yang terjadi [1]. Kecepatan angin sampai angka 12 untuk embusan angin
sendiri tidak dapat dipastikan karena yang dapat menyebabkan kehancuran.
berubah-ubah pada setiap waktu. Maka Skala Beaufort tetap berguna dan dipakai
dari itu perlu dilakukan prediksi sampai sekarang. Berikut merupakan
kecepatan angin untuk mencegah tabel Skala Beaufort:
dampak negatif dari angin dan
mengoptimasikan peranan positif angin
dalam kehidupan sehari-hari manusia.
Untuk melakukan prediksi kecepatan
angin dapat digunakan dengan metode
peramalan dalam bentuk analisis time
series. Untuk memproses data time

http://jurnal.unimus.ac.id
Statistika, Vol. 8, No. 1, Mei 2020

Tabel 1. Skala Beaufort empat jenis pola time series yaitu pola
Horizontal, Seasonal, Siklis dan Trend.
Number
Description Wind Speed
of Scale
ARIMA (Autoregressive Integrated
0 Calm <1 knot
Moving Average)
1 Light Air 1-3 knots ARIMA (Autoregressive Integrated
Moving Average) sering disebut juga
Light
2 4–6 knots metode deret berkala Box-Jenkins. Nilai
Breeze
Light data mendatang diasumsikan sebagai
Gentle
3 Winds 7–10 knots fungsi linier dari data historis dan
Breeze
random error. ARIMA dibagi dalam tiga
Moderate 11–16
4 klasifikasi yaitu:
Breeze knots
Fresh 17–21
1. Model Autoregressive (AR)
5 Autoregressive adalah suatu bentuk
Breeze knots
Strong 22–27 peramalan regresi yang meng-
6 hubungkan nilai-nilai sebelumnya
Breeze High knots
Winds 28–33 dengan masing-masing variabel pada
7 Near Gale time lag (selang waktu) yang
knots
34–40 bermacam-macam. Jadi suatu model
8 Gale AR dikatakan mengikuti proses AR
Gale- knots
Strong force 41–47 jika lag-lag pada plot ACF menurun
9
Gale knots secara eksponensial dan banyaknya
48–55 lag yang signifikan berbeda dengan
10 Storm
Storm- knots nol pada plot PACF digunakan
Violent force 56–63 sebagai indikasi parameter p. Bentuk
11
Storm knots umum model autoregressive dengan
Hurric berorde ke-p atau model ARIMA
Hurricane
12 ane- ≥63 knots
Force (p,0,0) dinyatakan sebagai berikut:
force

Analisis time series merupakan


metode peramalan yang didasarkan pada (1)
analisa hasil pola hubungan antara Dimana:
variabel yang akan diperkirakan dengan = nilai konstan
variabel waktu bertujuan untuk = nilai pengamatan pada waktu t
menentukan pola dalam deret data = koefisien orde p
historis dan menerapkan pola tersebut ke
= nilai galat pada saat ke-t
masa depan (Sulhan & Khoiriyah, 2015).
Data yang ditampilkan pada time series
berdasarkan waktu, seperti data bulanan,
2. Model Moving Average (MA)
data harian, data mingguan, data tahunan
Moving average atau rata-rata
atau jenis waktu yang lain yang dimana
bergerak berarti bahwa nilai deret
memiliki ciri-ciri adanya rentang waktu
berkala pada waktu t dipengaruhi oleh
ke waktu tertentu dan bukannya data
unsur galat pada saat ini dan
pada satu waktu tertentu (Gunaryati,
(mungkin) unsur galat terboboti pada
Fauziah, & Andryana, 2018). Dalam
masa lalu. Suatu deret berkala
memilih suatu metode time series harus
dikatakan mengikuti proses MA jika
mempertimbangakn jenis pola. Ada
lag-lag pada plot PACF menurun

10

http://jurnal.unimus.ac.id
Statistika, Vol. 8, No. 1, Mei 2020

secara eksponensial dan banyaknya ( )( ) ( ) (4)


lag yang signifikan berbeda dengan
nol pada plot ACF digunakan sebagai Dimana:
indikasi parameter q. Bentuk umum
model moving average orde ke-q atau ( )= (
ARIMA (0,0,q) dapat ditulis sebagai
)
berikut:
( )= (
(2) )
Dimana:
( ) = pembeda ordo ke-d
= nilai koefisien orde q
= nilai galat pada saat t
= nilai galat pada saat t
Metode ARIMA Box-Jenkins
3. Model ARMA memiliki 3 langkah analisis yakni
Model peramalan deret berkala jenis identifikasi model, estimasi parameter
ini dapat berbentuk autogregresive dan diagnostic checking.
(AR), rata-rata (MA) atau kombinasi
antara keduanya (ARMA). Bentuk Artificial Neural Network (ANN)
umum model ARMA (p,q) dapat Artificial Neural Network (jaringan
ditulis sebagai berikut: syaraf tiruan) adalah sebuah jaringan
terhubung yang meniru cara kerja sel-sel
( ) ( ) (3) syaraf pada otak manusia. Dalam ilmu
Dimana: Biologi, sel syaraf (neuron) adalah
sebuah sel pada otak manusia yang
( ) ( menerima, memproses dan
) memancarkan sinyal elektrik. Neuron ini
saling terhubung dengan neuron lainnya.
( ) (
Sama halnya neuron buatan terhubung
) dengan neuron lain dan melakukan
proses yang sama. Jika pada neruon
4. Model ARIMA
biologis menerima sinyal, neuron buatan
ARIMA kepanjangan dari
menerima angka dari neuron lain dan
Autoregressive Integrated Moving
memprosesnya.
Average. Model ARIMA adalah
ANN merupakan model komputasi
model ARMA (p,q) yang
yang fleksibel yang dapat diterapkan
nonstasioner. Model ini
pada model nonlinier. Salah satu
membutuhkan suatu proses
keuntungan meng-gunakan ANN yakni
pembedaan agar data stasioner.
dapat diterapkan pada model nonlinier
Model ARMA dilakukan pembedaan
dan dapat menghasilkan akurasi ramalan
dengan ordo ke-d yaitu (
yang cukup tinggi.
) sehingga , menjadi Single hidden layer feed forward
deret berkala yang stasioner, maka neural network adalah yang paling
model ARMA (p,q) menjadi model banyak digunakan untuk memodelkan
ARIMA (p,d,q). Bentuk model umum dan meramalkan data time series. Model
ARIMA (p,d,q) sebagai berikut: ANN untuk data time series
menggunakan tiga layer dari unit

11

http://jurnal.unimus.ac.id
Statistika, Vol. 8, No. 1, Mei 2020

prosesing sederhana, yakni layer input, lain menggunakan ANN untuk model
layer hidden dan layer output. linier akan menghasilkan data beragam.
∑ ( Sebagai contoh, (Denton dalam Zhang,
∑ ) (5) 2003) ketika terdapat outlier atau
multikolinieritas dalam data, neural
Dimana:
network secara signifikan mengungguli
= output jaringan yakni ramalan
model regresi liner.
= bobot layer pada input
Model Hybrid ARIMA dan ANN
= bias pada layer input dengan model linier dan nonliniernya
= banyak unit input dapat digunakan untuk menangkap pola
= bobot pada layer hidden data time series. Oleh karenanya perlu
= bias pada layer hidden dipertimbangkan menyusun struktur
autokorelasi linier dan komponen
= banyak unit hidden nonlinier, yakni
= residual (8)

Fungsi aktivasi yang digunakan Dimana:


adalah fungsi yang sering digunakan = komponen linier,
dalam membangun jaringan yakni fungsi = komponen nonlinier.
log sigmoid. Dua komponen diatas didapat dari
ramalan (estimasi) data. Pertama, hasil
( ) (6)
( ) ramalan data time series dengan model
Karena model ANN merupakan ARIMA digunakan sebagai komponen
fungsi nonlinier dari observasi data linier. Kemudian, residual dari model
historis ( ) dapat linier sebagai komponen nonlinier.
ditulis Misal, sebagai residual pada saat t
( ) pada model linier, maka
(7) ̂ (9)
Dimana: Dimana:
= nilai aktual,
= vektor dari semua parameter ̂ = komponen linier.
(bobot dan bias) Dari setiap pola nonlinier residual
= fungsi yang menentukan struktur model ARIMA memiliki batasan.
jaringan Dengan memodelkan residual
= residual menggunakan ANN, hubungan nonlinier
Maka dapat dikatakan ANN sebagai dapat dibangun. Dengan n unit input,
model nonlinier outotergressive. model ANN untuk residual sebagai
Persamaan (7) menyatakan satu unit berikut.
output pada output layer digunakan ( )
sebagai ramalan one-step-ahead atau (10)
satu periode mendatang. Dimana f fungsi nonlinier yang
ditentukan oleh jaringan dan error
Hybrid ARIMA DAN ANN acak. Tulis ramalan pada persamaan (10)
Model ARIMA dan ANN masing- sebagai ̂ , sehingga ramalan dengan
masing telah sukses sesuai dengan model Hybrid ARIMA dan ANN sebagai
domainnya yakni dalam ranah linier dan berikut.
nonlinier. Pende-katan ARIMA untuk ̂ ̂ ̂ (11)
model linier tidak akan cukup, di sisi

12

http://jurnal.unimus.ac.id
Statistika, Vol. 8, No. 1, Mei 2020

Uji Stasioner
HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil karaktersitik untuk


tiap tahun nya, maka dapat diperoleh
informasi bahwa rata-rata kecepatan
angin di Kabupaten Lombok Barat
dalam satuan m/s selama periode 2009–
2018. Hasil dari deskriptif berikut
diketahui bahwa rata-rata dari rata-rata
kecepatan angin dengan hembusan Gambar 2. Box-Cox Transformasi
tertinggi pada tahun 2012 sebesar 3,18
m/s dan rata-rata hembusan terendah Berdasarkan Gambar 2. untuk data
pada tahun 2018 sebesar 0.50 m/s. rata-rata kecepatan angin dapat diketahui
Sedangkan untuk hembusan terendah bahwa data sudah stasioner secara
dan tertinggi pada untuk kecepatan angin varians. Dari hasil Box-Cox dapat
yaitu pada tahun 2018 dengan hembusan menunjukan bahwa nilai Lower Control
terendah dan pada tahun 2015 dengan Limit sebesar 0,45 dan Upper Control
hembusan angin tertinggi pada tiap bulan Limit sebesar 1,42 dimana dari control
nya. Hal tersebut disebebakan karena limit tersebut telah melewati angka 1
perubahan iklim dari daerah Lombok atau rounded value telah bernilai 1
Barat yang tidak stabil, maupun sehingga data memenuhi stasioner secara
fenomena alam yang muncul. varians belum secara rataan. Oleh karena
itu untuk dapat mengidentifikasi
stasioner secara rataan dengan melihat
dari grafik ACF. Berikut merupakan
berbandingan Gambar dari grafik ACF
dan PACF.

Autocorrelation Function for Rata-Rata Kecepatan Angin Partial Autocorrelation Function for Rata-Rata Kecepatan Angin
(with 5% significance limits for the autocorrelations) (with 5% significance limits for the partial autocorrelations)
1.0 1.0
0.8 0.8
0.6 0.6
Partial Autocorrelation

0.4 0.4
Autocorrelation

0.2 0.2
0.0 0.0
-0.2
Gambar 1. Pola Data Time Series -0.4
-0.2

-0.4
-0.6 -0.6
-0.8 -0.8
-1.0 -1.0

Melihat pola time series pada Gambar 1 5 10 15 20 25


Lag
30 35 40 45 1 5 10 15 20 25
Lag
30 35 40 45

1. bahwa pola data tersebut mengalami Gambar 3. Plot ACF dan PACF
fluktuatif dan terindikasikan bahwa data
stasioner secara varians, namun belum Hasil dari uji stasioner secara rata-rata
stasioner secara rataan. Pola data differencing 1 pada Gambar 3.
tersebut dapat dikatakan berebentuk menunjukan grafik ACF telah telah
trend karena tidak stasioner secara stasioner dilihat dari plot ACF nilai-nilai
rataan. Maka untuk mengetahui ada nya autokorelasi dari data turun menuju nol
kestasioneran data dapat dilakukan secara drastis pada lag-lag awal (cut off).
dengan uji stasioner. Berdasarkan hasil tersebut, maka data
rata-rata kecepatan angin di Kabupaten
Lombok Barat telah stasioner secara
rataan.

13

http://jurnal.unimus.ac.id
Statistika, Vol. 8, No. 1, Mei 2020

Pemilihan Model Terbaik ARIMA ramalan mengikuti pola dari data aktual.
Oleh karena itu model ARIMA (2,1,4)
Pemilihan model ARIMA terbaik layak digunakan. Berikut merupakan
dilakukan untuk mendapatkan hasil hasil dari ramalan ARIMA (2,1,4) rata-
ramalan yang akurat pada tahun rata kecepatan angin pada tahun 2019.
mendatang. Dapat dibandingan dari
model terpenuhi dan memenuhi asumsi Implementasi Hybrid ARIMA-ANN
residual ARIMA mana yang memiliki
nilai MSE terkecil, maka model tersebut Dalam penelitian tugas akhir ini
lah yang terbaik untuk meramalkan rata- dilakukan proses pengolahan data, pada
rata kecepatan angin mendatang. tahap ini data akan dikelompokan
menjadi dua kelompok yaitu data
Tabel 2. Pemilihan Model Terbaik ARIMA pelatihan (training) dan data pengujian
(testing) dengan proporsi 80% training
dan 20% testing. Tujuan dari pembagian
data tersebut adalah pada data training
untuk membentuk model ANN yang
akan dilakukan oleh data testing dalam
melakukan suatu peramalan. Berikut
merupakan inputan ANN yang
Pada tabel 4.1 dari hasil pemilihan dihasilkan dari proses residual ARIMA,
model terbaik ARIMA pada model 7 input ANN akan diproses untuk
(2,1,4) dengan nilai MSE sebesar 0,1907 melakukan Hybrid ARIMA-ANN.
dan telah memenuhi asumsi residual dari Pada penelitian ini akan dilakukan
ARIMA white noise dan normalitas. dengan menggunakan jumlah input layer
Maka dapat disimpulkan bahwa model 12 node, hidden layer 1 sampai 20,
(2,1,4) dapat digunakan untuk output layer 1 node, learning rate 0.1,
meramalkan rata-rata kecepatan angin. max.epoch 1000, dan batasan error
Hasil Peramalan ARIMA 0.001. Selanutnya dilakukan simulasi
trial and error untuk menentukan
banyak neuron yang dibutuhkan pada
layer hidden. Hasil yang diperoleh dari
sumulasi tidak konstan kemudian dari
dari hasil ini dipilih banyaknya hidden
layer yang menghasilkan Mean Square
Error (MSE) terkecil. Berikut
merupakan hasil simulasi dari pemilihan
hidden layer yang telah dilakukan.

Gambar 4. Hasil Ramalan Model ARIMA


(2,1,4)

Perbandingan hasil peramalan dengan


data aktual dapat diketahui pada gambar
4.7 dengan hasil ramalan model ARIMA
(2,1,4) menunjukan bahwa data hasil

14

http://jurnal.unimus.ac.id
Statistika, Vol. 8, No. 1, Mei 2020

Tabel 3. Arsitektur Jaringan ANN Pada Gambar 5. yang hanya


ditampilkan beberapa hidden layer saja
selebihnya output grafik dari data
training akan ditampilkan pada
lampiran. Dari hasil output pada
arsitektur jaringan 12 - 13 - 1 dengan
MSE terkecil dan pola data training
target mendekati output target dapat
dibentuk model pola testing untuk
menghasilkan data ramalan tahun
mendatang. Berikut merupakan hasil
peramalan tahun 2019 rata-rata
kecepatan angin dari model terbaik
ARIMA-ANN.
Tabel 4. Hasil Ramalan Hybrid ARIMA-
ANN

Dari hasil simulasi yang dilakukan


pada tabel 3. menunjukan bahwa model
arsitektur jaringan 12 - 13 -1 baik
dilakukan untuk meramalkan data rata-
rata kecepatan angin karena dari
berbagai arsitektur jaringan yang ada
hanya ada satu yang memiliki nilai MSE
training dan testing terkecil. Dari hasil
Hasil dari ramalan rata-rata kecepatan
simulasi tersebut dapat kita lihat dari
angin tahun 2019 pada Tabel 4.3.2
hasil data training target insampel
menunjukan bahwa rata-rata kecepatan
dengan outsampel dengan melihat plot
angin tertinggi pada akhir tahun yaitu
manakah yang paling mengikuti data
bulan November dan Desember
target ramalan.
sedangkan untuk angin terendah pada
bulan September.

KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Rata-rata kecepatan angin di
Kabupaten Lombok Barat dengan
satuan m/s selama periode Januari
Gambar 5. Grafik Data Training Model 2009 – Desember 2018 menunjukan
Terbaik bahwa rata-rata kecepatan angin
dengan hembusan tertinggi pada

15

http://jurnal.unimus.ac.id
Statistika, Vol. 8, No. 1, Mei 2020

tahun 2012 sebesar 3,18 m/s dan rata- pecah berhamburan dengan puncah
rata hembusan terendah pada tahun ombak berbuih bening.
2018 sebesar 0.50 m/s. Sedangkan
untuk hembusan terendah dan DAFTAR PUSTAKA
tertinggi pada untuk kecepatan angin [1] Widiyanto, W. (2013). Analisis
yaitu pada tahun 2018 dengan Probabilitas Kecepatan Angin untuk
hembusan terendah dan pada tahun Pesisir Cilacap dengan Menerapkan
2015 dengan hembusan angin Distribusi Weibull dan Rayleigh
tertinggi pada tiap bulan nya. Probability Analisis of Wind Speed
2. Hasil peramalan rata-rata kecepatan for Cilacap Coast by Applying
angin di Kabupaten Lombok Barat Weibull and Rayleigh Distribution.
dengan menggunakan Hybrid Jurnal Sains Dan Teknik, 9(1), 45–
ARIMA-ANN didapatkan bahwa 60.
model terbaik dengan MSE terkecil [2] Desvina, A. P., & Anggriani, M.
dari ARIMA tersebut yaitu (4,2,1). (2015).Peramalan Kecepatan Angin
Dari model ARIMA terbaik maka Di Kota Pekanbaru Menggunakan
dilakukan permodelan menggunakan Metode Box-Jenkins. Jurnal Sains
hasil dari residual ARIMA untuk Matematika Dan Statistika, Vol. 1,
inputan ANN yang digunakan untuk No. 2, Juli 2015 ISSN 2460 - 4542
meramalakan tahun 2019. Model Peramalan, 1(2), 39–51.
ANN tersebut didapatkan dengan 12 [3] Rufiyanti, D. E. (2015).
input layer, 13 hidden layer dan 1 Implementasi Jaringan Syaraf
output layer dengan jumlah epoch 7 Tiruan Backpropagation dengan
dari jumlah maksimal epoch 1000. Input Model ARIMA untuk
Model ANN yang didapatkan tersebut Peramalan Harga Saham.
didapatkan dari nilai MSE training Universitas Negeri Semarang.
dan testing terkecil. [4] Zhang, G. P. (2000). Neural
3. Berdasarkan hasil peramalan rata-rata Networks for Classification : A
kecepatan angin tersebut yang dapat Survey. IEEE Transactions on
diketahui gambaran gelombang air System, 30(4), 451–462.
laut dimana menujukan pada skala [5] Faustina, R. S., Agoestanto, A., &
Beaufort 1 dengan rata-rata Hendikawati, P. (2017). Model
kecepatann angin sebesar 0,3–1,5 m/s Hybrid ARIMA-GARCH Untuk
dengan keadaan udara angin dan Estimasi Volatilitas Harga Emas
keadaan laut gelombang kecil tidak Menggunakan Software R. UNNES
meluap, untuk skala Beaufort 2 Journal of Mathematics, 6(1), 11–
dengan rata-rata kecepatan angin 24.
sebesar 1,6–3,4 m/s menunjukan [6] Sari, V. (2016). Model Hybrid
keadaan angin sepoi-sepoi dan ARIMA dan Neural Network untuk
gelombang kecil dengan luapan Meramalkan Data Time Series.
ombak yang tampak seperti kaca dan Majalah Ilmiah Median Vol. 9, No.
tidak pecah dan pada skala Beaufort 3 1, Oktober 2016 ISSN 1693-0568,
dengan rata-rata kecepatan angin 9(1).
sebesar 3,4–5,4 m/s menunjukan [7] Sulhan, M., & Khoiriyah, R. (2015).
bahwa keadaan angin sepoi-sepoi Sistem Informasi Peramalan
dengan keadaan laut gelombang kecil (Forecasting) Produksi Melalui
yang besar, luapan gelombang mulai Pendekatan Time Series Pada PTPN
XII (Persero) Malang. Prosiding

16

http://jurnal.unimus.ac.id
Statistika, Vol. 8, No. 1, Mei 2020

SENTIA 2015 – Politeknik Negeri


Malang Volume 7 – ISSN: 2085-
2347, 7, 147–152.
[8] Wirjohamidjojo, S. (2008). Praktek
Meteorologi Kelautan. Jakarta:
Badan Meteorologi dan Geofisika.
[9] Putri, N. I., Wirawan, A. A., &
Khofiyah, N. A. (2018). Peramalan
Kebutuhn Jumlah Vaksin Imunisasi
Campak Dengan Menggunakan
Metode ARIMA. Seminar Dan
Konferensi Nasional IDEC 2018
Surakarta, 7-8 Mei 2018 ISSN:
2579-6429 Peramalan, 7–8.
[10] Nikentari, N., Bettiza, M., &
Pratiwi, H. S. (2018). Prediksi
Kecepatan Angin Menggunakan
Adaptive Neuro Fuzzy ( ANFIS )
dan Radial Basis Function Neural
Network ( RBFNN ). Jurnal
Edukasi Dan Penelitian
Informatika, 4(1), 70–75.
[11] Kurniawan, R., & Habibie, M. N.
(2011). Variasi Bulanan Gelombang
Laut di Indonesia. Jurnal
Meteorologi Dan Geofisika, 3(1),
221–232.
[12] Kristanto, A. (2004). Jaringan
Syaraf Tiruan (Neural Network).
Jakarta: Gava Media.
[13] Dhanistha, W. L. (2014). Prediksi
Ketinggian Gelombang Pada Jalur
Pelayaran Surabaya-Banjarmasin
Menggunakan Metode JST, NLARX,
dan SMB. Institut Teknologi
Sepuluh Nopember.
[14] Derek, O., Elia, D., Allo, K., &
Tulung, N. M. (2016). Rancang
Bangun Alat Monitoring Kecepatan
Angin Dengan Koneksi Wireless
Menggunakan Arduino Uno. E-
Journal Teknik Elektro Dan
Komputer, 5(4), 1–7.
[15] Dewi, R., Pratomo, A., & Jaya, Y.
V. (2012). Pendugaan Tinggi
Gelombang Berdasarkan Kecepatan
Angin Pada Zona Alur, 6(9), 5–7.

17

http://jurnal.unimus.ac.id

Anda mungkin juga menyukai