Anda di halaman 1dari 70

PROSEDUR BANTUAN HIDUP

DASAR
TINGKAT KESADARAN
KUANTITATIF
• Glasgow Coma Scale (GCS) : skala neurologik
digunakan untuk menilai tingkat kesadaran
• Terdiri dari 3 respon :
Respon membuka mata (E)
Respon motorik (M)
Respon verbal (V)
Membuka mata

Spontan : 4
Respon terhadap suara : 3
Terhadap rangsang nyeri : 2
Tidak ada respon : 1
Motorik

Menurut perintah : 6
Mengetahui lokasi nyeri : 5
Reaksi menghindar : 4
Fleksi (decortikasi) : 3
Ekstensi (decerebrasi) : 2
Tidak ada reaksi : 1
Verbal
Orientasi baik : 5
Bingung (dapat mengucapkan kalimat,
namun disorientasi) : 4
Tidak tepat (mengucapkan kata-kata, tidak
berupa kalimat, tidak tepat) : 3
Mengerang : 2
Tidak ada jawaban : 1
Score GCS
• Penulisan GCS harus jelas score dari masing-
masing komponen

• GCS 10 (E5M3V3)

• Pasien terintubasi  E2M4Vt (tube)


• Nilai GCS 3 -15
KUALITATIF
Compos Mentis
(conscious) : yaitu kesadaran normal, sadar
sepenuhnya, dapat menjawab semua
pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya
Apatis
yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk
berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh
tak acuh
KUALITATIF
Delirium
Yaitu : gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu),
memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi,
kadang berhayal
Somnolen
(Obtundasi, Letargi) yaitu : kesadaran menurun,
respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur,
namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang
(mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi,
mampu memberi jawaban verbal.
KUALITATIF
Stupor
(soporo koma) yaitu : keadaan seperti tertidur
lelap, tetapi berespon terhadap nyeri
Coma
(Comatose) yaitu : tidak bisa dibangunkan, tidak
ada respon terhadap rangsangan apapun (tidak
ada respon kornea maupun reflek muntah,
mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap
cahaya).
PEMERIKSAAN NADI
• Pada pemeriksaan denyut nadi yang menjadi
perhatian adalah intensitas, jumlah denyut
dalam 1 menit, irama.
• Perhatian jika ada nyeri tekan pembuluh
darah, lekukan, atau teraba adanya nodul.
Pemeriksaan Arteri
1. Arteri Radialis

2. Arteri Brachialis

3. Arteri Carotis
Pemeriksaan Arteri
4. Arteri Femoralis

5. Arteri Poplitea

6. Arteri Dorsalir Pedis

7. Arteri Poterior Radius


Meraba Arteri Brakhialis
pada bayi
PEMERIKSAAN PERNAPASAN
Bertujuan untuk :
• Mengetahui / menilai fungsi sistem
pernafasan
• Mempertahankan pertukaran oksigen
dan karbon dioksida dalam paru.
• Mengatur keseimbangan asam-basa
Inspeksi
Nilai adanya kelainan bentuk dada :
• Barrel chest ( bentuk dada mengembung).
• Funnel chest (bentuk dada cekung, terutama pada
daerah sternum).
• Pigeon chest ( bentuk dada seperti burung dara).
Amati bentuk vertebrae, adakah kelainan :
• Lordosis (melengkung ke belakang)
• Kifosis (membungkuk)
• Skoliosis (vertebrae miring ke samping)
Nilai irama pernapasan
Kelainan tulang belakang
Pernapasan Abnormal
• Dyspnea: keluhan objektif sesak bernapas
• Orthopnea : sesak napas saat tidur, berkurang
saat posisi duduk.
• Kusmaull : pernpasan cepat dan dalam.
• Asthmatic : pernapasan dengan ekspirasi
memanjang disertai wheezing
• Cheyne stokes : pernapasan periodic secara
bergantian antara pernapasan cepat (hipernea)
dengan apnea.
• Biot’s : pernapasan yang tak teratur.
Pengelolaan Jalan Nafas
• Pengertian : tindakan yang dilakukan untuk
membebaskan jalan napas dengan tetap
memperhatikan kontrol servikal

• Tujuan : membebaskan jalan napas untuk


menjamin masuknya udara ke paru secara
normal sehingga menjamin kecukupan
oksigenasi tubuh
Penilaian jalan napas
• Jika pasien sadar, dapat berbicara dengan
baik, dapat disimpulkan bahwa jalan napasnya
paten (tidak ada sumbatan).
• Jika ada penurunan kesadaran, perhatikan
kepatenan jalan napas.
• Penurunan kesadaran biasanya didapatkan
adanya darah, muntahan, atau air liur yang
berlebihan pada jalan napasnya.
Membuka jalan nafas
TANPA ALAT
(Triple Maneuver)
• Chin Lift maneuver (tindakan mengangkat
dagu)
• Jaw thrust maneuver (tindakan
mengangkat sudut rahang bawah)
• Head Tilt maneuver (tindakan menekan
dahi)
Pada pasien dengan dugaan cedera leher
dan kepala, hanya dilakukan maneuver
jaw thrust dengan hati-hati
dan mencegah gerakan leher.
Membersihkan Jalan Nafas
• Sapuan jari ( Finger Sweep ). Dilakukan bila
jalan napas oleh benda asing dalam rongga
mulut belakang atau hipofaring (gumpalan
darah, muntahan, benda asing lain) dan
hembusan nafas hilang.
• Bila tidak mungkin dilakukan sapuan jari,
maka digunakan alat bantu berupa :
laringoskop, alat pengisap, alat penjepit.
• Untuk memeriksa jalan nafas terutama di daerah
mulut, dapat dilakukan teknik Cross Finger yaitu
dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk
yang disilangkan dan menekan gigi atas dan
bawah.

• Bila jalan nafas tersumbat karena adanya benda


asing dalam rongga mulut lakukan pembersihan
manual dengan sapuan atau dengan maneuver
Hemlich

• Pada bayi : bila nafas tidak efektif atau berhenti,


lakukan back blow 5 kali (hentakan keras pada
punggung korban di titik silang garis antar belikat
dengan tulang punggung/vertebrae)
Obstruksi jalan napas

Tdk dpt
berbicara.
Bernapas, batuk,
memegang leher,
MANUVER HEIMLICH
dengan korban berdiri / duduk ( sadar )
MANUVER HEIMLICH
DENGAN KORBAN TERGELETAK ( TIDAK
SADAR )
Heimlich Manuver Pada Anak
sadar, berdiri / duduk
Heimlich Manuver Pada Bayi
Membuka jalan napas
DENGAN ALAT
• Pemasangan pipa (tube) : Cara ini dilakukan bila
pengelolaan tanpa alat tidak berhasil, maka
dipasang jalan nafas buatan
 Pipa Oro Pharingeal Airway (OPA)
 Pipa Naso pharing airway
 Pipa Endotracheal Tube (ETT)
• Krikotiroidotomi Trakeostomi

• Trakeostomi
BANTUAN HIDUP
DASAR
Rescuer Proficiency
Early Early Early Early
Access CPR Defibrillation Advanced
Care

Call for help Chest Defibrillation Advanced Life Post-Cardiac arrest


Compression Support Care
Guidelines AHA
AHA 2010 AHA 2015
- Kompresi dada - Kompresi dada
100x/menit 100120x/menit
- Kedalaman 2-2,4 inc
- Kedalaman 2 inc (5-6 cm)
(5 cm)
- Bantuan napas setip
- Bantuan napas 6 detik
setiap 6-8 detik - Interupsi minimal
selama kompresi
New Sequence
• “Chest compressions, Airway, Breathing” (CAB)
is the new order of operations from American
Heart Association.
• This applies for adults, pediatrics and infants,
excluding newborns.
• Adult Chain of Survival.

Chest Advanced Post-Cardiac


Call for help Defibrillation
Compression Life Support arrest Care
Rationale
• Banyak kejadian cardiac arrest  VF, VT tanpa nadi.
Tindakan awal kompresi dada dan defibrilasi
merupakan kunci utama keselamatan pasien.
• Metode CAB, dapat menghemat / efisien waktu
dan meningkatkan aliran darah ke otot jantung
secara cepat
• Orang awam dapat melakukan Resusitasi Jantung
Paru dengan prioritas utama pada kompresi dada.
Posisi terlentang dan berada pada
permukaan yang datar
Panggilan minta pertolongan
Basic Life Support
• Hands-Only (Kompresi hanya) CPR dapat
dilakukan oleh orang awam yang tidak terlatih,
dapat dipandu oleh operator melalui telepon.
• Mulai dengan kompresi dada sebelum membuka
jalan napas.
• Lakukan kompresi dengan kedalaman 2 inci 5
cm), dengan kecepatan100 / menit - 120 / m
Posisi penolong
Cardiopulmonary Resuscitation and
Emergency Cardiovascular Care
• Lakukan RJP sampai ada sirkulasi / nadi spontan atau
upaya penghentian RJP. Kurangi interupsi yang tidak
perlu agar tindakan efektif.
• Lakukan pengecekan pulse / nadi kedua tidak lebih
dari 10 detik.
• Bantuan kompresi dada dan pernapasan dengan rasio
30 : 2
BLS Adult Algorithm
Universal Algorithm CPR
Cara menentukan titik kompresi yang
tepat
BAGAIMANA CARA MELAKUKAN
KOMPRESI JANTUNG LUAR?
KOMPRESI DADA/ KOMPRESI JANTUNG LUAR
• Letakkan pangkal telapak
tangan di pertengahan bawah
Departemen Anestesiologi RSUP Fatmawati

tulang dada
• Letakkan tangan yang lain
diatas punggung tangan yang
satunya
• Jari-jari boleh dikepal atau
dibuka
• Kompresi dada
– Laju kompresi 100-120 x per menit
– Kedalaman 4-5 cm
– Kompresi konstan diselingi relaksasi
• Jika mungkin, bergantian
kompresi setiap 2 menit

46
BAGAIMANA CARA MEMBERIKAN
BANTUAN NAPAS (VENTILASI POSITIF)?
TEKNIK VENTILASI MANUAL
(BVM VENTILATION)

1. POSISI KEPALA EKSTENSI (BAWAH KEPALA DI


ALAS DENGAN HANDUK  POSISI TELINGA
SEJAJAR STERNAL NOTCH)
2. BUKA JALAN NAPAS
3. GUNAKAN ALAT BANTU OPA/NPA UNTUK
MEMPERMUDAH
4. POSISIKAN SUNGKUP / MASK
TEKNIK VENTILASI MANUAL
(BVM VENTILATION)

• PILIH SUNGKUP YANG SESUAI  LETAKKAN PADA


WAJAH SAMPAI HIDUNG DAN MULUT TERTUTUP
RAPAT
• TAHAN SUNGKUP PADA WAJAH DENGAN
MENGGUNAKAN TANGAN (1 ATAU 2), TEKANAN
JANGAN TERLALU KERAS
TEKNIK VENTILASI MANUAL
(BVM VENTILATION)

• JARI TELUNJUK DAN IBU JARI MEMBENTUK


HURUF C, JARI YANG LAIN MENAHAN DAN
MENGANGKAT MANDIBULA MEMBENTUK
HURUF E, PERHATIKAN JANGAN ADA CELAH
• HATI-HATI: HINDARI TEKANAN KUAT PADA
JARINGAN LUNAK LEHER & SEKITAR MATA
TEKNIK VENTILASI MANUAL
(ONE HAND E-C TECHNIQUE)
TEKNIK VENTILASI MANUAL
(TWO HAND TECHNIQUE)
TEKNIK VENTILASI MANUAL
(BVM VENTILATION)

• BERIKAN VENTILASI SAAT HENTI JANTUNG


1. BERIKAN VENTILASI SAMPAI DADA TERLIHAT
BERGERAK NAIK (MENGEMBANG)
2. SELAMA RJP, BERIKAN 2 X BANTUAN NAPAS
SETIAP 30X KOMPRESI JANTUNG LUAR
3. 1 KALI VENTILASI, 1 DETIK
TEKNIK VENTILASI MANUAL
(BVM VENTILATION)
4. BILA HANYA HENTI NAPAS SAJA ATAU PASIEN
SUDAH TERINTUBASI BERIKAN VENTILASI
SETIAP 5-6 DETIK SEKALI (10-12 X PER MENIT)
5. BILA NAPAS SPONTAN ADA, TIDAK ADEKWAT 
BERI VENTILASI BANTUAN (ASSISTED
VENTILATION) SAMPAI TERCAPAI TARGET
VOLUME & FREKWENSI NAPAS. BILA TAKIPNEU,
ASSIST BEBERAPA TARIKAN NAPAS SAJA (IKUTI
IRAMA NAPASNYA)
TEKNIK VENTILASI MANUAL
(BVM VENTILATION)
6. VENTILASI DENGAN TEKANAN >> & VOLUME
>>  DISTENSI GASTER  RISIKO ASPIRASI
7. PERTAHANKAN TEKANAN KRIKOID (SELLICK
MANUEVER)
TUJUAN: MENAHAN ESOFAGUS  CEGAH
ASPIRASI BILA RISIKO REGURGITASI
BESAR (PASIEN DIKETAHUI BARU MAKAN)
BILA AED/DEFIBRILATOR TIBA SEGERA
PASANG MONITOR EKG UNTUK
MENILAI IRAMA JANTUNG, TANPA
MENGANGGU SIKLUS RJP (30:2) 
SEGERA NILAI IRAMA JANTUNG (RJP
BERHENTI SEBENTAR)
IRAMA JANTUNG PADA HENTI JANTUNG

Asystole Coarse Ventriculer Fibrilation

Fine Ventriculer Fibrilation

VT pulseless
PEA

EMD if VT pulse, it’s mean no arrest


CPR
|
chest compression 100 -120x /minute
breaths 8-10 x /minute intubated/
synchronize 30:2
(either one or two rescuers) LMA
|
early DC shock
(check rhythm)
| |
VF/VT Asystole / PEA
| (non-VF/VT)

DC shock |
continue CPR
2 minutes
Pediatric Basic Life Support
• American Heart Association reports that 5% to 15%
of pediatric cardiac arrest are related to ventricular
fibrillation.
• Studies have also shown that resuscitation from
asphyxia benefit from combination of chest
compression and ventilations. The CAB method is
to be used.
BHD PADA PEDIATRIK
• PRINSIPNYA BHD PADA DEWASA DAPAT
DITERAPKAN PADA REMAJA, ANAK DAN BAYI
KECUALI NEONATUS
• PADA NEONATUS (BAYI BARU LAHIR), HENTI
JANTUNG TERUTAMA DISEBABKAN 
GANGGUAN AIRWAY ATAU VENTILASI
(HIPOKSEMIA)  RASIO KOMPRESI : VENTILASI =
3:1.
• TETAPI BILA HENTI JANTUNG TERJADI BUKAN
KARENA MASALAH VENTILASI  RASIO
KOMPRESI : VENTILASI = 15:2
Perubahan “guidelines 2010”
• Defibrilasi merupakan bantuan hidup dasar
• Urutan A-B-C-D, menjadi C-A-B-D kecuali pada kasus
henti jantung yang disebabkan karena hipoksia
• Tidak ada periksa pernapasan secara khusus
• Cek irama jantung, harus bisa ditentukan <10 detik
• Kompresi jantung dilakukan dengan cepat (kec 100-
120x/menit) dan keras/dalam dengan fase relaksasi
• Defibrilasi dilakukan hanya 1 kali, diikuti langsung KJL
• Evaluasi setiap 2 menit
TERSEDAK (CHOKING)
• Tersedak = sumbatan pada jalan nafas secara tiba-
tiba akibat benda asing
• Sumbatan : parsial atau total.
• Sumbatan total kegawatdaruratan, mengancam
nyawa
• Sumbatan parsial pun dapat mengancam nyawa
jika si korban kehilangan kemampuan untuk dapat
bernafas adekuat akibat kelelahan atau kekurangan
oksigen.
• Jika ada korban tersedak yang masih sadar :

• Jangan lakukan manuver Heimlich


• Periksa kondisinya :
• tanya: “apakah anda tersedak / tercekik ?”

• Jika masih bisa menjawab/bicara, batuk dan bernafas = sumbatan


parsial

• Jika tidak bisa menjawab/bicara, tidak bisa bernafas, sangat panik,


tidak bisa batuk = sumbatan total atau berat

• lakukan manuver Pukul Punggung & Heimlich


Jika korban tidak sadar = kondisi gawat !!

lakukan langkah-langkah
BANTUAN HIDUP DASAR
PUKUL PUNGGUNG 5x Jika gagal, lakukan
atau sampai sumbatan manuver HEIMLICH
lepas
Manuver HEIMLICH
Manuver HEIMLICH
Manuver HEIMLICH pada Anak
Manuver “pukul punggung” pada bayi

Anda mungkin juga menyukai