❑ Wabah penyakit
Bencana sosial
Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi:
❑Konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat,
Misalnya konflik sosial antar suku dan agama di Poso
❑Teror
Konflik Sosial di Poso, Sulawesi Tengah pada Tahun 1998
SIKLUS BENCANA DAN PENANGGULANGAN BENCANA
Siklus Bencana
• Fase pra bencana adalah masa sebelum terjadi
bencana. • Fase bencana adalah waktu/saat bencana
terjadi. • Fase pasca bencana adalah tahapan setelah
terjadi bencana.
Semua fase ini saling mempengaruhi dan berjalan
terus sepanjang masa.
Siklus Bencana
❑Penanganan bencana bukan hanya dimulai setelah
terjadi bencana.
❑Kegiatan sebelum terjadi bencana (pra-
bencana) berupa kegiatan pencegahan, mitigasi
(pengurangan dampak), dan kesiapsiagaan
merupakan hal yang sangat penting untuk
mengurangi dampak bencana.
❑Saat terjadinya bencana diadakan tanggap darurat
dan setelah terjadi bencana (pasca-bencana)
dilakukan usaha rehabilitasi dan rekonstruksi.
1. Pra Bencana
a. Pencegahan
❑Pencegahan ialah langkah-langkah yang dilakukan
untuk menghilangkan sama sekali atau mengurangi
secara drastis akibat dari ancaman melalui
pengendalian dan pengubahsuaian fisik dan lingkungan.
❑Tindakan-tindakan ini bertujuan untuk menekan
penyebab ancaman dengan cara mengurangi tekanan,
mengatur dan menyebarkan energi atau material ke
wilayah yang lebih luas atau melalui waktu yang lebih
panjang
b. Mitigasi
❑Mitigasi ialah tindakan-tindakan yang memfokuskan
perhatian pada pengurangan dampak dari ancaman,
sehingga dengan demikian mengurangi kemungkinan
dampak negatif
❑Tindakan-tindakan ini bertujuan untuk menekan
penyebab ancaman dengan cara mengurangi tekanan,
mengatur dan menyebarkan energi atau material ke
wilayah yang lebih luas atau melalui waktu yang lebih
panjang
Kegiatan-kegiatan mitigasi termasuk tindakan- tindakan
non-rekayasa seperti
❑Upaya-upaya peraturan dan pengaturan
DISUSUN
OLEH
Ns.H.T.M.Zaini, S,Kep
ANATOMI KULIT
DEFINISI
Luka insisi
LANJUTAN
Luka gigit
Luka tembus
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
Pisau bedah
Dissecting scissors ( gunting bedah)
Pincet
NaCl 0,9 %
Bethadin
Spuid 3 cc dan 5 cc
Lidocain ampul
Duk steril
Hand scun steril
Kasa steril
Hevavik/plaster
PERSIAPAN PASIEN
1.Infom concen
2. Memberitahu klien tindakan yang akan
dilakukan
3. Memasang sampiran/penutup/tirai
4. Mengatur posisi klien senyaman mungkin
5. Mencuci tangan dengan sabun dan di air
mengalir, kemudian keringkan dengan handuk
bersih atau hand dryer.
6. Memasang perlak dan pengalasnya
TISSUE FORCEPS
SCALPEL HANDLES
Dissecting Scissors
SUTURE SCISSORS
Needle Holder
SUTURE NEEDLELS
SPONGE FORCEPS
HEMOSTATIG FORCEPS
RETRACTORS
TOWEL CLAMPS
JENIS-JENIS BENANG
BENANG YANG DAPAT DISERAP
a. Alami ( Natural)
1). Plain Cat Gut : dibuat dari bahan kolagen sapi
atau domba. Benang ini hanya memiliki daya
serap pengikat selama 7-19 hari dan akan
diabsorbsi secara sempurna dalam waktu 70 hari.
2). Chromic Cat Gut dibuat dari bahan yang sama
dengan plain cat gut , namum dilapisi dengan
garam Chromium untuk memperpanjang waktu
absorbsinya sampai 90 hari.
b. Buatan ( Synthetic )
Adalah benang- benang yang dibuat dari bahan
sintetis, seperti Polyglactin ( merk dagang Vicryl
atau Safil), Polyglycapron ( merk dagang
Monocryl atau Monosyn), dan Polydioxanone (
merk dagang PDS II ). Benang jenis ini memiliki
daya pengikat lebih lama , yaitu 2-3 minggu,
diserap secara lengkap dalam waktu 90-120
hari.
BENANG YANG TIDAK DAPAT DISERAP
a. Alamiah ( Natural)
Dalam kelompok ini adalah benang silk ( sutera )
yang dibuat dari protein organik bernama fibroin,
yang terkandung di dalam serabut sutera hasil
produksi ulat sutera.
b. Buatan ( Synthetic )
Dalam kelompok ini terdapat benang dari bahan
dasar nylon ( merk dagang Ethilon atau Dermalon
). Polyester ( merk dagang Mersilene) dan Poly
propylene ( merk dagang Prolene ).
PERSIAPAN PENJAHITAN
a. Rambut sekitar tepi luka dicukur sampai bersih.
b. Kulit dan luka didesinfeksi dengan cairan Bethadine 10%, dimulai
dari bagian tengah kemudian menjauh dengan gerakan melingkar.
c. Daerah operasi dipersempit dengan duk steril, sehingga bagian
yang terbuka hanya bagian kulit dan luka yang akan dijahit.
d. Dilakukan anestesi local dengan injeksi infiltrasi kulit sekitar luka.
e. Luka dibersihkan dengan cairan perhydrol dan dibilas dengan
cairan NaCl.
f. Jaringan kulit, subcutis, fascia yang mati dibuang dengan
menggunakan pisau dan gunting.
g. Luka dicuci ulang dengan perhydrol dan dibilas dengan NacCl.
h. Jaringan subcutan dijahit dengan benang yang dapat diserap yaitu
plain catgut atau poiiglactin secara simple interrupted suture. i. Kulit
dijahit benang yang tak dapat diserap yaitu silk atau nylon.
TEHNIK PENJAHITAN KULIT
Prinsip yang harus diperhatikan :
a. Cara memegang kulit pada tepi luka dengan pincet
cirugis harus dilakukan secara halus dengan mencegah
trauma lebih lanjut pada jaringan tersebut.
b. Ukuran kulit yang yang diambil dari kedua tepi luka
harus sama besarnya.
c. Tempat tusukan jarum sebaiknya sekitar 1-3 cm dari
tepi lukia.Khusus” daerah wajah 2-3mm.
d. Jarak antara dua jahitan sebaiknya kurang lebih
sama dengan tusukan jarum dari tepi luika.
e. Tepi luka diusahakan dalam keadaan terbuka keluar (
evferted ) setelah penjahitan.
Jenis jenis jahitan
1. Jahitan Simpul Tunggal
Sinonim : Jahitan Terputus Sederhana, Simple Inerrupted
Suture
Merupakan jenis jahitan yang sering dipakai. digunakan juga
untuk jahitan situasi.
Teknik : – Melakukan penusukan jarum dengan jarak antara
setengah sampai 1 cm ditepi luka dan sekaligus mengambil
jaringan subkutannya sekalian dengan menusukkan jarum
secara tegak lurus pada atau searah garis luka.
– Simpul di letakkan ditepi luka pada salah satu tempat
tusukan
– Benang dipotong kurang lebih 1 cm.
2. Jahitan matras Horizontal
Sinonim : Horizontal Mattress suture,
Interrupted mattress
Jahitan dengan melakukan penusukan seperti
simpul, sebelum disimpul dilanjutkan dengan
penusukan sejajar sejauh 1 cm dari tusukan
pertama.
3. Jahitan Matras Vertikal
Sinonim : Vertical Mattress suture
Tractus respiratorus
Upper airways
Lower Airways
Paru- Paru
Upper airways Lower airways
PARU - PARU
2. Selang Tracheostomy
Ukuran Bervariasi
Laringoskop
LANJUTAN
Ke Ventilator
Cuff
Flow sensor filter
Ekspirasi
Inspirasi
Humidifikasi
Conector
tubing
Lung test
Suatu alat yang berfungsi untuk
mengambil alih aktifitas rongga
PENGERTIAN dada / paru dan diafragma.
Negative-pressure
ventilators (“iron
lungs”)
Non-invasive
The iron lung created negative pressure in abdomen
ventilation pertama as well as the chest, decreasing cardiac output.
kali digunakan di
Boston Children’s
Hospital pada 1928
Digunakan secara
ekstensif selama
wabah polio pada
tahun 1940s – 1950s
Keuntungan
• Tidak menyebabkan hipoventilasi/hiperventilasi karena
pemberian secara konstan meskipun ada sumbatan atau
kelainan paru
Kerugian :
• Menyebabkan barotrauma
PPV PRESSURE
Keuntungan
• Menurunkan Risiko barotrauma
Kerugian
• Dapat terjadi hipoventilasi
PPV TIME
Menghantarkan gas
sampai setting time di
capai
SETTING VENTILATOR
1. Respiratory Rate
2. Tidal Volume
3. Fraksi Oksigen
4. Inspirasi : Ekspirasi
5. Pressure Limit
6. Flow rate
7. Sensitifity / Trigger
8. PEEP
9. Alarm
MODE VENTILASI
1. Control Mode
2. Assisted Mode
3. IMV
4. SIMV
5. Pressure support/Spontan
Mode
6. PEEP
7. CPAP
CMV / PCV
Indikasi :
• Pasien yg figthing terhadap ventilator (sedasi)
•Pasien tetanus/ kejang (sedasi)
•Pasien yg sama sekali tidak ada trigger napas
•Trauma dada dg napas paradoks (sedasi)
ASSISTED / ASSIST CONTROL
Indikasi :
• Proses Weaning
SYNCHRONOUS INTERMITTENT
MANDATORY VENTILATION (
• Sinkron antara
SIMV ) pernapasan pasien dengan mesin
• Pasien diberi kesempatan untuk bernapas sendiri
• Secara periodic RR diberikan pada waktu tertentu
• Mandatory diberikan berdasarkan trigger klien yang
disesuaikan dengan usaha napas pasien.
• Untuk pasien yang membutuhkan bantuan, tetapi klien
sudah mampu melakukan aktifitas bernapas.
SIMV mode
P
T
5
PEEP 5
PEEP
1. Infeksi :VAP
2. Barotrauma
3. Atelektasis
4. Kerusakan Trakhea
5. Oxygen toxicity
PENYAPIHAN
• Syarat Penyapihan
• Fungsi paru Baik
• Pasien sadar
• Hemodinamik Stabil
• FIO2 50 %, PaO2 > 60 %
• PaCO2 < 45 mmHg
• TV > 10 – 15 cc /kg
PEMANTAUAN
• Status Respirasi
• Status Kardiovaskuler
• Neurologis
• Renal
• Gastroitestinal
• Immunologi
• Psikologis
ASUHAN KEPERAWATAN
• Pengkajian
• Diagnosa Keperawatan
• Rencana dan Implementasi
PENGKAJIAN
Kardiovaskuler : TTV
Respirasi
Hipoksia
Frekuensi dan pola nafas
Suara/Bunyi nafas
Volume tidal, Volume semenit, kapasitas vital
Kebutuhan pengisapan lendir
Upaya ventilasi spontan pasien
Status Neurologi
Status Nutrisi
Status Psikologis pasien
PENGKAJIAN KARDIOVASKULER
Jenis Ventilator
Modus Ventilator
Volume tidal dan frekuensi
Pengaturan FiO2
Pengaturan tekanan Inspirasi
Adanya air dalam selang, terlepas sambungan selang atau terlipat
Humidifikasi
Alarm
PEEP
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jakarta 2018
2
GARIS BESAR:
pengantar
Definisi
Indikasi
Komponen ABG
Nilai normal
Prosedur:
Komplikasi
gangguan asam basa Interpretasi hasil komparasi
Tutorial
A.Y.T
3
PENGANTAR
Fungsi utama dari sistem paru (paru-paru dan sirkulasi paru-
paru) adalah untuk mengirim oksigen ke sel-sel dan
mengeluarkan karbon dioksida dari sel-sel.
Riwayat pasien pada pemeriksaan fisik didapatkan disfungsi
pernafasan, tes diagnostik akan membantu mengidentifikasi
dan mengevaluasi disfungsi.
Analisis ABG adalah salah satu tes pertama yang menilai status
pernapasan karena membantu mengevaluasi pertukaran gas di
paru-paru.
Tes ABG dapat mengukur seberapa baik paru-paru dan ginjal
seseorang bekerja dan seberapa baik tubuh menggunakan
energi.
A.Y.T
4
DEFINISI
A.Y.T
5
INDIKASI
Untuk mendapatkan informasi tentang ventilasi
pasien (PCO2), oksigenasi (PO2) dan keseimbangan
asam basa
Memantau pertukaran gas dan kelainan basa asam
pada pasien dengan ventilasi mekanik atau tidak
Untuk mengevaluasi respon terhadap intervensi
klinis dan evaluasi diagnostik (terapi oksigen)
Tes ABG paling berguna ketika tingkat pernapasan
seseorang meningkat atau menurun atau ketika
orang tersebut memiliki kadar gula darah yang
sangat tinggi, infeksi berat, atau gagal jantung.
A.Y.T
6
ABG COMPONENT
PH:
Mengukur konsentrasi ion hidrogen dalam darah, ini
menunjukkan keasaman atau alkalinitas darah
o PCO2 :
Adalah tekanan parsial CO2 yang dibawa oleh darah untuk
ekskresi oleh paru-paru, yang dikenal sebagai parameter
pernapasan
o PO2:
Adalah tekanan parsial O2 yang terlarut dalam darah,
mencerminkan kemampuan tubuh untuk mengambil oksigen
dari paru-paru
o HCO3 :
Dikenal sebagai parameter metabolik, mencerminkan
kemampuan ginjal untuk mempertahankan dan mengeluarkan
bikarbonat
A.Y.T
7
NORMAL VALUES:
PH = 7.35 – 7.45
PCO2 = 35 – 45 mmhg
HCO3 = 22 – 28 meq/L
A.Y.T
8
PERALATAN
Alcohol swab
Disposable gloves
Lidocaine (optional)
A.Y.T
9
LANJT
Catat konsentrasi oksigen
Periksa suhu pasien
Jelaskan prosedur kepada pasien
Berikan privasi untuk klien
Jika tidak menggunakan jarum suntik yang
hepranized, hepranize jarum
Lakukan tes Allen
Tunggu setidaknya 20 menit sebelum mengambil
darah untuk ABG setelah memulai, mengubah, atau
menghentikan terapi oksigen, atau pengaturan
ventilasi mekanis, setelah penghisapan pasien atau
setelah ekstubasi.
A.Y.T
10
Femoral artery
Radial adalah lokasi yang paling
disukai digunakan karena:
Mudah diakses
ALLEN’S TEST
Ini adalah tes yang dilakukan untuk
menentukan bahwa sirkulasi kolateral baik
dari arteri ulnaris jika terjadi trombosis pada
radial.
A.Y.T
Cari arteri radial dengan telunjuk
dan jari tengah. Lakukan tes
Allen di mana lakukan
penekanan pada arteri radial dan
arteri ulnaris pada saat yang
sama selama 10 – 30 detik.
Tangan harus menjadi putih,
melepaskan arteri ulnaris dan
warna harus kembali ke tangan
selama 15 detik. Hal ini
memastikan bahwa masih akan
ada pasokan darah ke tangan.
BIASANYA, JARUM SUNTIK, DISEDIAKAN
DALAM SATU PAKET.
Siapkan posisi pasien :
Arteri Radialisi :
- Pasien tidur semi fowler dan tangan
diluruskan.
- Meraba arteri kalau perlu tangan boleh
diganjal atau ditinggikan.
- Arteri harus benar-benar teraba untuk
memastikan lokalisasinya.
Arteri Dorsalis Pedis
- Pasien boleh flat / fowler.
Arteri Brachialis
- Posisi pasien semi fowler, tangan di
hyperextensikan / diganjal dengan siku.
Arteri Femoralis
- Posisi pasien flat
Cari arteri radial dengan
telunjuk dan jari tengah
Suhu
Ada hubungan langsung antara suhu dan tekanan yang
menyebabkan tingginya PO2 dan PCO2. Nilai pH akan
mengikuti perubahan PCO2.
Nilai pH darah yang abnormal disebut asidosis atau
alkalosis sedangkan nilai PCO2 yang abnormal terjadi
pada keadaan hipo atau hiperventilasi. Hubungan
antara tekanan dan saturasi oksigen merupakan faktor
yang penting pada nilai oksigenasi darah
Komplikasi
Apabila jarum sampai menebus periosteum
tulang akan menimbulkan nyeri
Perdarahan
Cidera syaraf
Spasme arteri
31
A.Y.T
32
PH 7.30 acidemia
PaCO2 55 mmhg increased (respiratory cause)
HCO3 25 meq/l normal
PaO2 80 mmhg normal
Respiratory acidosis
PH 7.49 alkalemia
PaCO2 40 mmhg normal
HCO3 29 meq/l increased (metabolic cause)
PaO2 85 mmhg normal
Metabolic alkalosis
A.Y.T
33
Respiratory acidosis
PH PCO2 HCO3
↓ ↑ ------
A.Y.T
34
Respiratory alkalosis
PH PCO2 HCO3
↑ ↓ ------
A.Y.T
35
Metabolic acidosis
PH PCO2 HCO3
↓ ------ ↓
A.Y.T
36
Metabolic alkalosis
PH PCO2 HCO3
↑ ------ ↑
A.Y.T
37
KOMPENSASI
Sistem pernapasan dan metabolisme bekerja sama untuk
menjaga keseimbangan asam-basa tubuh dalam batas
normal.
Sistem pernapasan merespon ketidakseimbangan PH
berdasarkan metabolisme dengan cara berikut:
asidosis metabolik: ↑ tingkat pernapasan dan kedalaman (↓
PaCO2)
• alkalosis metabolik: ↓ tingkat pernapasan dan kedalaman
(↑ PaCO2)
o Sistem metabolisme merespon ketidakseimbangan PH
berdasarkan pernapasan dengan cara berikut:
Asidosis respiratorik: ↑ Reabsorpsi HCO3
* alkalosis pernapasan: ↓ reabsorpsi HCO3
A.Y.T
A. RESPIRATORY ACIDOSIS A.Y.T
Karena tidak ada respons dari ginjal yang belum asidosis, HCO3
akan tetap normal
Phase PH PaCO2 HCO3
PARTIAL COMPENSATED ↓ ↑ ↑
Karena tidak ada respons dari ginjal yang belum asidosis, HCO3
akan tetap normal
Phase PH PaCO2 HCO3
PARTIAL COMPENSATED ↑ ↓ ↓
• Perdarahan Luar
• Perdarahan Dalam
INTERNAL BLEEDING
• Perdarahan terjadi pada permukaan luar
tubuh
• Darah yang keluar terlihat
EXTERNAL BLEEDING
• Pada penderita tidak tampak berdarah
• Perdarahan terjadi dalam rongga tubuh :
rongga dada / rongga perut
INTERNAL BLEEDING
• Darah berwarna merah terang
• Menyembur/memancar dari luka
• Pancaran biasanya bersamaan
dengan denyut nadi penderita
• Lebih sulit terkontrol
• Kalau dibiarkan dan kehilangan
darah banyak Syok
kematian
• Darah berwarna merah
gelap
• Mengalir
tenang/merembes dari
luka
• Lebih mudah diatasi
• Darah berwarna merah
gelap
• Menetes pelan dari luka
• Biasanya berhenti
spontan
Penghentian Perdarahan
• Tutup luka dengan kasa
1 steril
• Tekan hingga 1 2
perdarahan berhenti
2 (direct pressure)
Rest
R Istirahatkan bagian yang
cedera
Ice
I Kompres es
Compression
C Bebat dengan perban elastis
E Elevation
Tinggikan bagian yang cedera
Benda Tertancap
• Jangan dimanipulasi, Jangan dicabut
• Buka daerah luka, singkirkan pakaian di
sekitarnya, tapi ingat tidak menggerakkan benda
• Kontrol perdarahan.
• Gunakan pembalut besar untuk membantu
menstabilkan benda
• Tutupi Luka dengan pembalut dan plester dengan
baik
• Keluarnya organ dalam dari luka terbuka
• Biasanya terjadi pada luka perut
• Jangan mengembalikan organ yang keluar
• Jangan disentuh
• Tutup organ yang keluar dengan pembalut steril
yang tebal dan dibasahi cairan steril
• Jangan gunakan kapas, tissue
• Ada bagian tubuh yang
terlepas
• Perawatan sama dengan
perawatan luka
• Tourniquet dapat digunakan
• Jangan habiskan waktu
untuk mencari bagian yang
terpotong
Penggunaan Tourniquet
• Gunakan hanya pada ujung
anggota gerak yang sudah
hancur / sudah terpotong /
teramputasi
• Dapat merusak saraf, otot,
dan pembuluh darah
Penanganan bagian tubuh yang terpotong :
• Jangan merendam bagian tubuh yang terputus
dalam air
• Letakkan ke dalam kantong plastik kering
• Masukkan kantong plastik yang berisi bagian tubuh
tadi kedalam kantong plastik yang berisi es batu
• Beri label (nama, tanggal, jam)