Anda di halaman 1dari 190

Konsep, prinsip bencana dan

kejadian luar biasa

Oleh: Zahri Darni M.Kep


Bencana

► Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang


mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda,
dan dampak psikologis serta memerlukan bantuan luar
dalam penanganannya.
Pengertian lain Bencana
Bencana adalah suatu gangguan serius terhadap yang
menyebabkan kerugian meluas pada kehidupan manusia
dari segi materi, ekonomi atau lingkungan dan melampaui
kemampuan masyarakat yang bersangkutan untuk
mengatasi dengan menggunakan sumberdaya mereka
sendiri.
Jenis-jenis bencana alam
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, antara lain:
❑Gempa bumi
❑Tsunami
❑Gunung Meletus
❑Banjir
❑Angin topan
❑Tanah longsor
Bencana Banjir Terjadi di Jakarta Tahun 2012
Bencana Gunung Merapi, Jawa Tengah yang meletus pada tahun 2010

Bencana non alam


Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa:
❑ Gagal teknologi
❑ Gagal modernisasi
❑ Epidemi

❑ Wabah penyakit

Termasuk juga radiasi nuklir, kebakaran, ledakan,


kecelakaan transportasi, konflik bersenjata, dan
tindakan perang.
Ledakan Reaktor Nuklir di Jepang

Bencana sosial
Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi:
❑Konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat,
Misalnya konflik sosial antar suku dan agama di Poso
❑Teror
Konflik Sosial di Poso, Sulawesi Tengah pada Tahun 1998
SIKLUS BENCANA DAN PENANGGULANGAN BENCANA

Siklus Bencana
• Fase pra bencana adalah masa sebelum terjadi
bencana. • Fase bencana adalah waktu/saat bencana
terjadi. • Fase pasca bencana adalah tahapan setelah
terjadi bencana.
Semua fase ini saling mempengaruhi dan berjalan
terus sepanjang masa.
Siklus Bencana
❑Penanganan bencana bukan hanya dimulai setelah
terjadi bencana.
❑Kegiatan sebelum terjadi bencana (pra-
bencana) berupa kegiatan pencegahan, mitigasi
(pengurangan dampak), dan kesiapsiagaan
merupakan hal yang sangat penting untuk
mengurangi dampak bencana.
❑Saat terjadinya bencana diadakan tanggap darurat
dan setelah terjadi bencana (pasca-bencana)
dilakukan usaha rehabilitasi dan rekonstruksi.
1. Pra Bencana
a. Pencegahan
❑Pencegahan ialah langkah-langkah yang dilakukan
untuk menghilangkan sama sekali atau mengurangi
secara drastis akibat dari ancaman melalui
pengendalian dan pengubahsuaian fisik dan lingkungan.
❑Tindakan-tindakan ini bertujuan untuk menekan
penyebab ancaman dengan cara mengurangi tekanan,
mengatur dan menyebarkan energi atau material ke
wilayah yang lebih luas atau melalui waktu yang lebih
panjang
b. Mitigasi
❑Mitigasi ialah tindakan-tindakan yang memfokuskan
perhatian pada pengurangan dampak dari ancaman,
sehingga dengan demikian mengurangi kemungkinan
dampak negatif
❑Tindakan-tindakan ini bertujuan untuk menekan
penyebab ancaman dengan cara mengurangi tekanan,
mengatur dan menyebarkan energi atau material ke
wilayah yang lebih luas atau melalui waktu yang lebih
panjang
Kegiatan-kegiatan mitigasi termasuk tindakan- tindakan
non-rekayasa seperti
❑Upaya-upaya peraturan dan pengaturan

❑Pemberian sangsi dan penghargaan untuk mendorong


perilaku yang lebih tepat
❑Upaya-upaya penyuluhan dan penyediaan informasi
untuk memungkinkan orang mengambil keputusan
yang berkesadaran.
❑Upaya-upaya rekayasa termasuk pananaman modal
untuk bangunan struktur supaya lebih tahan ancaman
bencana
C. Kesiapsiagaan
❑Adalah fase dimana dilakukan persiapan yang baik

denganmemikirkan berbagai tindakan untuk


meminimalisir kerugian yang ditimbulkan akibat
terjadinya bencana dan menyusun perencanaan agar
dapat melakukan kegiatan pertolongan serta perawatan
yang efektif pada saat terjadi bencana.
❑Tindakan terhadap bencana: pengkajian terhadap

kerentanan, membuat perencanaan (pencegahan


bencana), pengorganisasian, sistem informasi,
pengumpulan sumber daya, sistem alarm, mekanisme
tindakan, pendidikan dan pelatihan penduduk dan gladi
resik.
dilakukan secara konkret yaitu: 1.
Instruksi pengungsian
2. Pencarian dan penyelamatan korban
3. Menjamin keamanan di lokasi bencana
4. Pengkajian terhadap kerugian akibat
bencana 5. Pembagian dan penggunaan
2. Saat bencana alat perlengkapan pada kondisi darurat
❑ Saat bencana disebut juga sebagai 6. Pengiriman dan penyerahan barang
tanggap darurat. ❑Fase tanggap darurat material 7. Menyediakan tempat
atau tindakan adalah fase dimana pengungsian dan lain-lain.
dilakukan berbagai aksi darurat yang
nyata untuk menjaga diri sendiri atau
harta kekayaan. ❑Aktivitas yang
3. Setelah Bencana kembali sambil memulihkan lingkungan
a. Fase Pemulihan tempat tinggalnya
❑ Merupakan fase dimana individu atau ❑ Pemerintah mulai memberikan kembali
masyarakat dengan kemampuannya pelayanan secara normal serta mulai
sendiri dapat memulihkan fungsinya menyusun rencana-rencana untuk
seperti sediakala rekonstruksi sambil terus memberikan
❑ Melakukan perbaikan darurat tempat bantuan kepada para korban.
tinggalnya, pindah ke rumah sementara,
mulai masuk sekolah ataupun bekerja
b. Fase Rekonstruksi/Rehabilitasi
merupakan fase dimana individu atau masyarakat berusaha
mengembalikan fungsi-fungsinya seperti sebelum bencana
dan merencanakan rehabilitasi terhadap seluruh komunitas.
DAMPAK BENCANA TERHADAP KESEHATAN
Masalah yang dihadapi
❑Ketenagaan
❑Pengetahuan
❑Dana
❑SOP
❑Sarana
KEJADIAN LUAR BIASA

Yaitu timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan


dan/atau kematian yang bermakna secara epidemiologis
pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu dan
merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya
wabah
Ruang Lingkup

► Penyakit menular: misalnya Flu Burung (Avian


Influenza)
► Penyakittidak menular: misalnya gizi buruk,
keracunan makanan, keracunan pestisida
► Bencana alam disertai dengan wabah penyakit:
misalnya banjir yang menimbulkan penyakit
Leptospirosis (penyakit kencing tikus)
Kriteria KLB

1. Muncul suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau


tidak dikenal.
2. Peningkatan
kejadian penyakit/ kematian terus menerus selama 3
kurun waktu berturut – turut (jam, hari, minggu) menurut jenis
penyakitnya.
3. Peningkatan
kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih
dibandingkan dengan periode sebelumnya.
4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali
lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata – rata perbulan
dalam tahun sebelumnya.
ISTILAH DALAM KLB
• EPIDEMI adalah keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya
penyakit) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang
singkat frekuensinya meningkat, misalnya flu burung, SARS

• PANDEMI adalah keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya


penyakit), frekuensinya dalam waktu singkat meningkat tinggi dan
penyebarannya telah mencakup wilayah yang luas, misalnya covid-19

• ENDEMI adalah keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya


penyakit), frekuensinya pada wilayah tertentu menetap dalam waktu lama
berkenaan dengan adanya penyakit yang secara normal biasa timbul dalam
suatu wilayah tertentu misalnya DBD, malaria dsb nya
TEHNIK MENJAHIT
LUKA

DISUSUN
OLEH
Ns.H.T.M.Zaini, S,Kep
ANATOMI KULIT
DEFINISI

 Penjahitan luka adalah suatu tindakan untuk


mendekatkan tepi luka dengan benang sampai
sembuh dan cukup untuk menahan beban
fisiologis.
INDIKASI

Setiap luka dimana untuk


penyembuhannya perlu mendekatkan
tepi luka.
KLASIFIKASI LUKA

 Superfisial adalah : yang melubatkan lapisan


epidermis,
 Partial thickness adalah : yang melibatkan
epidermis dan dermis
 Full thickness adalah ; yang melibatkan
epidermis, dermis, lapisan lemak, fascia dan
bahkan sampai ketulang
MEKANISME TERJADINYA LUKA
1. Luka insisi ( incised wounds ), terjadi karena
teriris oleh instrumen yang tajam, misal terjadi
akibat pembedahan.
2. Luka memar, (Contusion wound ), terjadi akibat
benturan oleh suatu tekanan dan dikateristikkan
oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan
bengkak.
3. Luka lecet (abraded wound), terjadi akibat kulit
bergesekan dengan benda lain yang biasanya
dengan benda yang tidak tajam.
Luka memar Luka lecet

Luka insisi
LANJUTAN

 Luka tembus/luka tembak (Penetrating Wound), yaitu


luka yang menembus organ tubuh biasanya pada
bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada
bagian ujung biasanya lukanya akan melebar, bagian
tepi luka kehitaman.
 Luka bakar (Combustio), luka yang terjadi karena
jaringan tubuh terbakar.
 Luka gigitan (Morcum Wound), luka gigitan yang tidak
jelas bentuknya pada bagian luka.
 b. Luka non mekanik : luka akibat zat kimia, termik,
radiasi atau serangan list
Luka bakar
Luka tusuk

Luka gigit
Luka tembus
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

 Pisau bedah
 Dissecting scissors ( gunting bedah)

 Suture scissors ( gunting benang )

 Nedle Holders, fungsi untuk memegang jarum


penjahit
 Suture needles ( jarum )

 Pincet
 NaCl 0,9 %
 Bethadin
 Spuid 3 cc dan 5 cc
 Lidocain ampul
 Duk steril
 Hand scun steril
 Kasa steril
 Hevavik/plaster
PERSIAPAN PASIEN
 1.Infom concen
 2. Memberitahu klien tindakan yang akan
dilakukan
3. Memasang sampiran/penutup/tirai
4. Mengatur posisi klien senyaman mungkin
5. Mencuci tangan dengan sabun dan di air
mengalir, kemudian keringkan dengan handuk
bersih atau hand dryer.
6. Memasang perlak dan pengalasnya
TISSUE FORCEPS
SCALPEL HANDLES
Dissecting Scissors
SUTURE SCISSORS
Needle Holder
SUTURE NEEDLELS
SPONGE FORCEPS
HEMOSTATIG FORCEPS
RETRACTORS
TOWEL CLAMPS
JENIS-JENIS BENANG
 BENANG YANG DAPAT DISERAP
a. Alami ( Natural)
1). Plain Cat Gut : dibuat dari bahan kolagen sapi
atau domba. Benang ini hanya memiliki daya
serap pengikat selama 7-19 hari dan akan
diabsorbsi secara sempurna dalam waktu 70 hari.
2). Chromic Cat Gut dibuat dari bahan yang sama
dengan plain cat gut , namum dilapisi dengan
garam Chromium untuk memperpanjang waktu
absorbsinya sampai 90 hari.
 b. Buatan ( Synthetic )
Adalah benang- benang yang dibuat dari bahan
sintetis, seperti Polyglactin ( merk dagang Vicryl
atau Safil), Polyglycapron ( merk dagang
Monocryl atau Monosyn), dan Polydioxanone (
merk dagang PDS II ). Benang jenis ini memiliki
daya pengikat lebih lama , yaitu 2-3 minggu,
diserap secara lengkap dalam waktu 90-120
hari.
 BENANG YANG TIDAK DAPAT DISERAP
a. Alamiah ( Natural)
Dalam kelompok ini adalah benang silk ( sutera )
yang dibuat dari protein organik bernama fibroin,
yang terkandung di dalam serabut sutera hasil
produksi ulat sutera.
b. Buatan ( Synthetic )
Dalam kelompok ini terdapat benang dari bahan
dasar nylon ( merk dagang Ethilon atau Dermalon
). Polyester ( merk dagang Mersilene) dan Poly
propylene ( merk dagang Prolene ).
PERSIAPAN PENJAHITAN
 a. Rambut sekitar tepi luka dicukur sampai bersih.
b. Kulit dan luka didesinfeksi dengan cairan Bethadine 10%, dimulai
dari bagian tengah kemudian menjauh dengan gerakan melingkar.
c. Daerah operasi dipersempit dengan duk steril, sehingga bagian
yang terbuka hanya bagian kulit dan luka yang akan dijahit.
d. Dilakukan anestesi local dengan injeksi infiltrasi kulit sekitar luka.
e. Luka dibersihkan dengan cairan perhydrol dan dibilas dengan
cairan NaCl.
f. Jaringan kulit, subcutis, fascia yang mati dibuang dengan
menggunakan pisau dan gunting.
g. Luka dicuci ulang dengan perhydrol dan dibilas dengan NacCl.
h. Jaringan subcutan dijahit dengan benang yang dapat diserap yaitu
plain catgut atau poiiglactin secara simple interrupted suture. i. Kulit
dijahit benang yang tak dapat diserap yaitu silk atau nylon.
TEHNIK PENJAHITAN KULIT
 Prinsip yang harus diperhatikan :
a. Cara memegang kulit pada tepi luka dengan pincet
cirugis harus dilakukan secara halus dengan mencegah
trauma lebih lanjut pada jaringan tersebut.
b. Ukuran kulit yang yang diambil dari kedua tepi luka
harus sama besarnya.
c. Tempat tusukan jarum sebaiknya sekitar 1-3 cm dari
tepi lukia.Khusus” daerah wajah 2-3mm.
d. Jarak antara dua jahitan sebaiknya kurang lebih
sama dengan tusukan jarum dari tepi luika.
e. Tepi luka diusahakan dalam keadaan terbuka keluar (
evferted ) setelah penjahitan.
Jenis jenis jahitan
 1. Jahitan Simpul Tunggal
Sinonim : Jahitan Terputus Sederhana, Simple Inerrupted
Suture
 Merupakan jenis jahitan yang sering dipakai. digunakan juga
untuk jahitan situasi.
 Teknik : – Melakukan penusukan jarum dengan jarak antara
setengah sampai 1 cm ditepi luka dan sekaligus mengambil
jaringan subkutannya sekalian dengan menusukkan jarum
secara tegak lurus pada atau searah garis luka.
 – Simpul di letakkan ditepi luka pada salah satu tempat
tusukan
 – Benang dipotong kurang lebih 1 cm.
 2. Jahitan matras Horizontal
 Sinonim : Horizontal Mattress suture,
Interrupted mattress
 Jahitan dengan melakukan penusukan seperti
simpul, sebelum disimpul dilanjutkan dengan
penusukan sejajar sejauh 1 cm dari tusukan
pertama.
 3. Jahitan Matras Vertikal
 Sinonim : Vertical Mattress suture

 Jahitan dengan menjahit secara mendalam


dibawah luka kemudian dilanjutkan dengan
menjahit tepi-tepi luka. Biasanya menghasilkan
penyembuhan luka yang cepat karena di
dekatkannya tepi-tepi luka oleh jahitan ini.
TERIMAKASIH
ASKEP KLIEN
DENGAN
VENTILASI
MEKANIK

Ns Salfitriwati Aruan, SKep


RESPIRASI SYSTEM

 Tractus respiratorus

Upper airways
Lower Airways

 Paru- Paru
Upper airways Lower airways
PARU - PARU

3 Lobus paru kanan


2 Lobus paru kiri
MKANISME PERNAFASAN

Proses Inhalasi dan exhalasi terjadi


Karena
Perbedaan tekanan negatip intratorakal
Bernapas Spontan
INSPIRASI
• Otot diafragma dan
Interkostal ber-
KONTRAKSI
• Rongga Dada mengembang
• Tekanan lebih negatif di
dalam rongga dada
dibandingkan dengan
atmosfir.
• Udara secara PASIF akan
mengalir dari luar ke Paru
melalui saluran pernapasan
atas
• Volume udara di Paru akan
meningkat
ALAT JALAN NAFAS
1. Selang Endotrakheal
Dewasa : Ukuran 7.0 – 8.5
Anak dan bayi : 3.0 - 6.0
Tekanan Balon pada cuff 20 – 25 mmHg

2. Selang Tracheostomy
Ukuran Bervariasi

Laringoskop
LANJUTAN

Ke Ventilator

Cuff
Flow sensor filter

Ekspirasi

Inspirasi

Humidifikasi
Conector
tubing
Lung test
 Suatu alat yang berfungsi untuk
mengambil alih aktifitas rongga
PENGERTIAN dada / paru dan diafragma.

 Suatu alat yang mampu


membantu ( sebagian ) atau
mengambil alih (semua )
pertukaran gas paru untuk
mempertahankan hidup
VENTILASI MEKANIK
• Invasive/intubated ventilation
Dengan Intubasi / trakheostomi
• Non Invasive Ventilation
Tanpa Intubasi
Menggunakan facemask/Sungkup
• Pemilihan tergantung
kondisi pasien, interaksi pasien dengan ventilator, Patofisiologi penyebab,
Keadaan pulmonary
TUJUAN
Memperbaiki pertukaran gas
• Mengatasi Hiposekmia
• Menurunkan hiperkabia
• Memperbaiki asidosis respiratorik akut
Mengatasi Distress nafas
• Menurunkan konsumsi oksigen
• Menurunkan beban kerja otot nafas
Memperbaiki ketidakseimbangan
• Membuka atelektase
• Memperbaiki compliance
• Mencegah cedera lebih lanjut
TUJUAN

Control eliminasi CO2


• Penderita dengan TIK meningkat
Menurunkan kerja jantung
• Gagal jantung
Profilaksis
• Paska operasi Bedah Jantung
TIPE VENTILATOR
 Ventilator Tekanan Positif
 Ventilator Tekanan Negatif
Awal di
mulainya Negative Pressure
ventilasi Ventilator
mekanik

 Negative-pressure
ventilators (“iron
lungs”)
 Non-invasive
The iron lung created negative pressure in abdomen
ventilation pertama as well as the chest, decreasing cardiac output.

kali digunakan di
Boston Children’s
Hospital pada 1928
 Digunakan secara
ekstensif selama
wabah polio pada
tahun 1940s – 1950s

Iron lung polio ward at Rancho Los Amigos Hospital in


1953.
TIPE VENTILATOR tekanan
positif
 Volume
 Pressure
 Time
PPV VOLUME

• Memberikan nafas / menghantarkan gas berdasarkan volume


yang di setting dan membiarkan ekspirasi terjadi secara pasif
PPV VOLUME

Keuntungan
• Tidak menyebabkan hipoventilasi/hiperventilasi karena
pemberian secara konstan meskipun ada sumbatan atau
kelainan paru
Kerugian :
• Menyebabkan barotrauma
PPV PRESSURE

• Menghantarkan gas berdasarkan pressure yang diset, dan


membiarkan ekspirasi secara pasif
• Tidak cocok untuk pasien usia tua, pneumoni berat, ARDS
PPV PRESSURE

Keuntungan
• Menurunkan Risiko barotrauma
Kerugian
• Dapat terjadi hipoventilasi
PPV TIME

Menghantarkan gas
sampai setting time di
capai
SETTING VENTILATOR

1. Respiratory Rate
2. Tidal Volume
3. Fraksi Oksigen
4. Inspirasi : Ekspirasi
5. Pressure Limit
6. Flow rate
7. Sensitifity / Trigger
8. PEEP
9. Alarm
MODE VENTILASI

1. Control Mode
2. Assisted Mode
3. IMV
4. SIMV
5. Pressure support/Spontan
Mode
6. PEEP
7. CPAP
CMV / PCV

6 DETIK 6 DETIK 6 DETIK 6 DETIK

Indikasi :
• Pasien yg figthing terhadap ventilator (sedasi)
•Pasien tetanus/ kejang (sedasi)
•Pasien yg sama sekali tidak ada trigger napas
•Trauma dada dg napas paradoks (sedasi)
ASSISTED / ASSIST CONTROL

• Dibutuhkan tekanan negatif untuk mentriger


mesin
• Usaha napas pasien sesuai dengan tekanan negatif
yang di set, maka pernapasan assisted dapat
timbul.
• Assist kontrol merupakan perpaduan Kontrol dan
assisted.
• Jika pasien berhenti bernapas, mesin memompa
• Hal yang perlu diperhatikan : Komplikasi
Hyperventilasi.
Assisted Volume Cycled
Assisted mode

Assisted Time Cycled

4 DETIK 3 DETIK 5 DETIK

Indikasi :
• Proses Weaning
SYNCHRONOUS INTERMITTENT
MANDATORY VENTILATION (
• Sinkron antara
SIMV ) pernapasan pasien dengan mesin
• Pasien diberi kesempatan untuk bernapas sendiri
• Secara periodic RR diberikan pada waktu tertentu
• Mandatory diberikan berdasarkan trigger klien yang
disesuaikan dengan usaha napas pasien.
• Untuk pasien yang membutuhkan bantuan, tetapi klien
sudah mampu melakukan aktifitas bernapas.
SIMV mode

P
T

Periode SIMV Periode spontan


Siklus SIMV
PRESSURE SUPPORT
• Memberi bantuan ventilasi dengan
cara memberikan tekanan pada saat
pasien
inspirasi. spontan
CONTINOUS POSITIVE AIRWAY
PRESSURE ( CPAP)
• Memberikan tekanan positif selama respirasi
• Untuk pasien yang sudah napas spontan dan tidak
memerlukan ventilator lagi tetapi masih perlu PEEP.
• Frekwensi dan Tidal volume ditentukan oleh pasien
CPAP mode

5
PEEP 5
PEEP

Positive end expiratory pressure ( PEEP )


Tujuan :
• Meningkatkan FRC (Fungsional Residual Capacity )
dalam paru pada Akhir ekspirasi
• Meningkatkan luas permukaan pertukaran gas.
• Mencegah kolaps alveolar dan atelektasis
• Menurunkan intra pulmonary shunt
KEUNTUNGAN :
• Meningkatkan membran respirasi
sehingga meningkatkan difusi Gas

• Meningkatkan compliance paru

• Menurunkan usaha napas


KERUGIAN :

• Meningkatkan airway pressure sehingga meningkatkan


tekanan

• Intra torak, mengakibatkan Venous Return menurun,


Cardiac Output menurun.

• Dapat menyebabkan Barotrauma

• CO menurun mengakibatkan Renal Blood Flow


menurun, menstimulasi ADH dan RAA meningkat,
mengakibatkan urine output menurun.
Komplikasi Ventilasi Mekanik

1. Infeksi :VAP
2. Barotrauma
3. Atelektasis
4. Kerusakan Trakhea
5. Oxygen toxicity
PENYAPIHAN

• Syarat Penyapihan
• Fungsi paru Baik
• Pasien sadar
• Hemodinamik Stabil
• FIO2 50 %, PaO2 > 60 %
• PaCO2 < 45 mmHg
• TV > 10 – 15 cc /kg
PEMANTAUAN

• Status Respirasi
• Status Kardiovaskuler
• Neurologis
• Renal
• Gastroitestinal
• Immunologi
• Psikologis
ASUHAN KEPERAWATAN

• Pengkajian
• Diagnosa Keperawatan
• Rencana dan Implementasi
PENGKAJIAN
Kardiovaskuler : TTV
Respirasi
Hipoksia
Frekuensi dan pola nafas
Suara/Bunyi nafas
Volume tidal, Volume semenit, kapasitas vital
Kebutuhan pengisapan lendir
Upaya ventilasi spontan pasien
Status Neurologi
Status Nutrisi
Status Psikologis pasien
PENGKAJIAN KARDIOVASKULER

• Perubahan curah jantung dapat terjadi sebagai akibat


ventilator tekanan positif
• Tekanan positif yang berlebihan dapat menyebabkan
pnemothoraks spontan akibat trauma pada alveoli
• Tanda dan gejala dari hipoksemia dan hipoksia
PENGKAJIAN ALAT

 Jenis Ventilator
 Modus Ventilator
 Volume tidal dan frekuensi
 Pengaturan FiO2
 Pengaturan tekanan Inspirasi
 Adanya air dalam selang, terlepas sambungan selang atau terlipat
 Humidifikasi
 Alarm
 PEEP
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pemeriksaan fungsi paru


• AGD
• X Ray
• Status Nutrisi/Elektrolit
MASALAH KEPERAWATAN :

1. Pola nafas tidak efektif


2. Bersihan jalan nafas tidak efektif
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan
nutrisi
4. Risiko kelebihan volume cairan
5. Risiko injury
6. Risiko infeksi
7. Gangguan Komunikasi
8. Cemas dan takut
INTERVENSI

1. Mengatur posisi tinggi


kepala TT 45 derajat
2. Melakukan pengisapan
lendir ( usahakan dengan
sistem tertutup )
3. Melakukan chst fisioterapi
4. Memeriksa AGD setiap ada
perubahan
5. Lakukan oral hygiene
6. Jaga safety pasien
7. Pastikan aktivasi dari semua alarm
8. Pastikan Stabilisasi, keamanan dan
perawatan dari endotracheal tube
9. Monitor suhu humidifair
10. Bersihkan sirkuit dari air
11. Pastikan ketersediaan manual
resusitasi dan oksigen serta
penggunaan PEEP lebih dari 5 cmH2O
12. Periksa setting ventilator
13. Pasang mayo tube
14. Ubah posisi sesering mungkin minimal 2 jam
15. Evaluasi pasien terhadap tidak
sinkronnya pernafasan
16. Perhatikan perubahan hemodinamik
terkait dengan peningkatan Vt atau
PEEP
17. Monitor tanda dan gejala gangguan pernafasan
akut, hipoksemia, hypercarbia, kelelahan
TERIMA KASIH
Analisa Gas Darah

Ns. Salfitriwati Aruan, Skep

Jakarta 2018
2

GARIS BESAR:
 pengantar
 Definisi
 Indikasi
 Komponen ABG
 Nilai normal
 Prosedur:
 Komplikasi
 gangguan asam basa Interpretasi hasil komparasi
 Tutorial

A.Y.T
3

PENGANTAR
 Fungsi utama dari sistem paru (paru-paru dan sirkulasi paru-
paru) adalah untuk mengirim oksigen ke sel-sel dan
mengeluarkan karbon dioksida dari sel-sel.
 Riwayat pasien pada pemeriksaan fisik didapatkan disfungsi
pernafasan, tes diagnostik akan membantu mengidentifikasi
dan mengevaluasi disfungsi.
 Analisis ABG adalah salah satu tes pertama yang menilai status
pernapasan karena membantu mengevaluasi pertukaran gas di
paru-paru.
 Tes ABG dapat mengukur seberapa baik paru-paru dan ginjal
seseorang bekerja dan seberapa baik tubuh menggunakan
energi.

A.Y.T
4

DEFINISI

Adalah prosedur diagnostik di mana


darah diperoleh dari arteri langsung
oleh tusukan arteri atau diakses dengan
cara kateter arteri

A.Y.T
5

INDIKASI
 Untuk mendapatkan informasi tentang ventilasi
pasien (PCO2), oksigenasi (PO2) dan keseimbangan
asam basa
 Memantau pertukaran gas dan kelainan basa asam
pada pasien dengan ventilasi mekanik atau tidak
 Untuk mengevaluasi respon terhadap intervensi
klinis dan evaluasi diagnostik (terapi oksigen)
 Tes ABG paling berguna ketika tingkat pernapasan
seseorang meningkat atau menurun atau ketika
orang tersebut memiliki kadar gula darah yang
sangat tinggi, infeksi berat, atau gagal jantung.

A.Y.T
6

ABG COMPONENT
 PH:
Mengukur konsentrasi ion hidrogen dalam darah, ini
menunjukkan keasaman atau alkalinitas darah
o PCO2 :
Adalah tekanan parsial CO2 yang dibawa oleh darah untuk
ekskresi oleh paru-paru, yang dikenal sebagai parameter
pernapasan
o PO2:
Adalah tekanan parsial O2 yang terlarut dalam darah,
mencerminkan kemampuan tubuh untuk mengambil oksigen
dari paru-paru
o HCO3 :
Dikenal sebagai parameter metabolik, mencerminkan
kemampuan ginjal untuk mempertahankan dan mengeluarkan
bikarbonat

A.Y.T
7

NORMAL VALUES:
 PH = 7.35 – 7.45

 PCO2 = 35 – 45 mmhg

 PO2 = 80 – 100 mmhg

 HCO3 = 22 – 28 meq/L

A.Y.T
8

PERALATAN

Blood gas kit


 Spuit 1ml

 23-26 gauge needle

 Alcohol swab

 Disposable gloves

 Plastic bag & crushed ice

 Lidocaine (optional)

 Vial of heparin (1:1000)

 Par code or label

A.Y.T
9

LANJT
 Catat konsentrasi oksigen
 Periksa suhu pasien
 Jelaskan prosedur kepada pasien
 Berikan privasi untuk klien
 Jika tidak menggunakan jarum suntik yang
hepranized, hepranize jarum
 Lakukan tes Allen
 Tunggu setidaknya 20 menit sebelum mengambil
darah untuk ABG setelah memulai, mengubah, atau
menghentikan terapi oksigen, atau pengaturan
ventilasi mekanis, setelah penghisapan pasien atau
setelah ekstubasi.

A.Y.T
10

LOKASI PENGAMBILAN ABG


 Arteri radial (paling
umum)
 Brachial artery

 Femoral artery
Radial adalah lokasi yang paling
disukai digunakan karena:
 Mudah diakses

 Arteri dalam yang memfasilitasi


palpasi, stabilisasi, dan
menusuk
 Arteri memiliki sirkulasi darah
kolateral
A.Y.T
Fase kinerja:

Cuci tangan Perkenalkan diri Anda


kepada pasien serta
Pakai Sarung Tangan jelaskan tujuan
tindakan
Tempatkan gulungan
handuk kecil di bawah
pergelangan tangan
pasien

Lakukan palpasi arteri


13

ALLEN’S TEST
Ini adalah tes yang dilakukan untuk
menentukan bahwa sirkulasi kolateral baik
dari arteri ulnaris jika terjadi trombosis pada
radial.

A.Y.T
Cari arteri radial dengan telunjuk
dan jari tengah. Lakukan tes
Allen di mana lakukan
penekanan pada arteri radial dan
arteri ulnaris pada saat yang
sama selama 10 – 30 detik.
Tangan harus menjadi putih,
melepaskan arteri ulnaris dan
warna harus kembali ke tangan
selama 15 detik. Hal ini
memastikan bahwa masih akan
ada pasokan darah ke tangan.
BIASANYA, JARUM SUNTIK, DISEDIAKAN
DALAM SATU PAKET.
Siapkan posisi pasien :
Arteri Radialisi :
- Pasien tidur semi fowler dan tangan
diluruskan.
- Meraba arteri kalau perlu tangan boleh
diganjal atau ditinggikan.
- Arteri harus benar-benar teraba untuk
memastikan lokalisasinya.
Arteri Dorsalis Pedis
- Pasien boleh flat / fowler.
Arteri Brachialis
- Posisi pasien semi fowler, tangan di
hyperextensikan / diganjal dengan siku.
Arteri Femoralis
- Posisi pasien flat
Cari arteri radial dengan
telunjuk dan jari tengah

Bersihkan dengan alkohol


swab dengan gerakan
melingkar
Lokasi arteri yang sudah dibersihkan difiksasi
oleh tangan kiri dengan cara kulit diregangkan
dengan kedua telunjuk dan jari tengah,
sehingga arteri yang akan di tusuk berada di
antara 2 jari tersebut
Lepaskan tutup dari jarum
Spuit di pegang
seperti memegang
pensil dengan tangan
kanan, jarum
ditusukan kedalam
arteri yang telah
difiksasi

Instruksikan pasien untuk


bernafas secara normal dan
beritahu pasien mungkin
merasakan kram singkat atau
rasa sakit yang berdenyut di
tempat tusukan
Angkat jarum suntik, jangan mendorong keluar
udara , dan mengirim langsung untuk analisis,
memastikan bahwa sampel dikemas dalam es.
buang sarung tangan dan membuang nya
dalam sampah klinis.
 Pada arteri radialis posisi jarum ± 45 
 Arteri Brachialis posisi jarum ± 60 

 Arteri Femoralis posisi jarum ± 90 


Bekas tusukan pungsi arteri di
tekan dengan kapas alkohol
dicampur bethadin
 Pada arteri Radialis dan
dorsalis pedis tekan selama
5 menit
Pada Arteri brachialis
selama 7 – 10 Menit
Pada arteri femoralis selama
10 Menit
Bila pasien dalam
pengobatan heparinisasi
tekan selama 15 menit
Buang jarum dan buang dengan aman di
tempat sampah benda tajam.
10. Dokumentasikan di dalam catatan
keperawatan waktu pemeriksaan AGD, dari
sebelah mana darah diambil dan respon
klien
Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan AGD
 Gelembung udara
Tekanan oksigen udara adalah 158 mmHg. Jika
terdapat udara dalam sampel darah maka ia
cenderung menyamakan tekanan sehingga bila
tekanan oksigen sampel darah kurang dari 158
mmHg, maka hasilnya akan meningkat.
 Antikoagulan
Antikoagulan dapat mendilusi konsentrasi gas
darah dalam tabung. Pemberian heparin yang
berlebihan akan menurunkan tekanan CO2,
sedangkan pH tidak terpengaruh karena efek
penurunan CO2 terhadap pH dihambat oleh
keasaman heparin.
 Metabolisme
Sampel darah masih merupakan jaringan yang hidup.
Sebagai jaringan hidup, ia membutuhkan oksigen dan
menghasilkan CO2. Oleh karena itu, sebaiknya sampel
diperiksa dalam 20 menit setelah pengambilan. Jika
sampel tidak langsung diperiksa, dapat disimpan dalam
kamar pendingin beberapa jam.

 Suhu
Ada hubungan langsung antara suhu dan tekanan yang
menyebabkan tingginya PO2 dan PCO2. Nilai pH akan
mengikuti perubahan PCO2.
Nilai pH darah yang abnormal disebut asidosis atau
alkalosis sedangkan nilai PCO2 yang abnormal terjadi
pada keadaan hipo atau hiperventilasi. Hubungan
antara tekanan dan saturasi oksigen merupakan faktor
yang penting pada nilai oksigenasi darah
Komplikasi
 Apabila jarum sampai menebus periosteum
tulang akan menimbulkan nyeri
 Perdarahan

 Cidera syaraf

 Spasme arteri
31

MENILAI ASAM DAN BASA


Tubuh terus bekerja untuk menjaga keseimbangan (homeostasis)
antara asam dan basa. Tanpa keseimbangan itu, sel tidak dapat
berfungsi dengan baik. Sel-sel menggunakan nutrisi untuk
menghasilkan energi, dua produk sampingan terbentuk H + &
CO2. keseimbangan asam-basa tergantung pada pengaturan ion
hidrogen bebas
Bahkan sedikit ketidakseimbangan dapat mempengaruhi
metabolisme dan fungsi tubuh yang penting. Beberapa kondisi
seperti infeksi atau trauma dan obat-obatan dapat mempengaruhi
keseimbangan asam-basa

A.Y.T
32

INTERPRETATION OF ABG RESULTS

PH 7.30 acidemia
PaCO2 55 mmhg increased (respiratory cause)
HCO3 25 meq/l normal
PaO2 80 mmhg normal

Respiratory acidosis
PH 7.49 alkalemia
PaCO2 40 mmhg normal
HCO3 29 meq/l increased (metabolic cause)
PaO2 85 mmhg normal

Metabolic alkalosis
A.Y.T
33

ACID BASE DISORDERS

Respiratory acidosis

PH PCO2 HCO3
↓ ↑ ------

A.Y.T
34

Respiratory alkalosis

PH PCO2 HCO3
↑ ↓ ------

A.Y.T
35

Metabolic acidosis

PH PCO2 HCO3
↓ ------ ↓

A.Y.T
36

Metabolic alkalosis

PH PCO2 HCO3
↑ ------ ↑

A.Y.T
37

KOMPENSASI
 Sistem pernapasan dan metabolisme bekerja sama untuk
menjaga keseimbangan asam-basa tubuh dalam batas
normal.
 Sistem pernapasan merespon ketidakseimbangan PH
berdasarkan metabolisme dengan cara berikut:
asidosis metabolik: ↑ tingkat pernapasan dan kedalaman (↓
PaCO2)
• alkalosis metabolik: ↓ tingkat pernapasan dan kedalaman
(↑ PaCO2)
o Sistem metabolisme merespon ketidakseimbangan PH
berdasarkan pernapasan dengan cara berikut:
Asidosis respiratorik: ↑ Reabsorpsi HCO3
* alkalosis pernapasan: ↓ reabsorpsi HCO3
A.Y.T
A. RESPIRATORY ACIDOSIS A.Y.T

Phase PH PaCO2 HCO3


UNCOMPENSATED ↓ ↑ ------

Karena tidak ada respons dari ginjal yang belum asidosis, HCO3
akan tetap normal
Phase PH PaCO2 HCO3
PARTIAL COMPENSATED ↓ ↑ ↑

Ginjal mulai merespons asidosis dengan meningkatkan jumlah


HCO3 yang bersirkulasi

Phase PH PaCO2 HCO3


FULL COMPENSATED N ↑ ↑

PH kembali ke tingkat PaCO2 & HCO3 normal masih tinggi untuk


memperbaiki asidosis
38
B. RESPIRATORY ALKALOSIS A.Y.T

Phase PH PaCO2 HCO3


UNCOMPENSATED ↑ ↓ ------

Karena tidak ada respons dari ginjal yang belum asidosis, HCO3
akan tetap normal
Phase PH PaCO2 HCO3
PARTIAL COMPENSATED ↑ ↓ ↓

Ginjal mulai merespon alkalosis dengan mengurangi jumlah


HCO3 yang bersirkulasi

Phase PH PaCO2 HCO3


FULL COMPENSATED N ↓ ↓

PH return to normal PaCO2 & HCO3 levels are still low to


correct alkalosis
39
C. METABOLIC ACIDOSIS A.Y.T

Phase PH PaCO2 HCO3


UNCOMPENSATED ↓ ------- ↓

Karena tidak ada respon dari paru-paru hingga asidosis, PaCO2


akan tetap normal
Phase PH PaCO2 HCO3
PARTIAL COMPENSATED ↓ ↓ ↓

Paru-paru mulai merespon asidosis dengan mengurangi jumlah


PaCO2 yang bersirkulasi

Phase PH PaCO2 HCO3


FULL COMPENSATED N ↓ ↓

PH kembali ke tingkat PaCO2 & HCO3 normal masih rendah


untuk memperbaiki asidosis
40
D. METABOLIC ALKALOSIS A.Y.T

Phase PH PaCO2 HCO3


UNCOMPENSATED ↑ ------- ↑

Karena tidak ada respon dari paru-paru hingga alkalosis PaCO2


akan tetap normal
Phase PH PaCO2 HCO3
PARTIAL COMPENSATED ↑ ↑ ↑

Paru-paru mulai merespon alkalosis dengan meningkatkan


jumlah PaCO2 yang bersirkulasi

Phase PH PaCO2 HCO3


FULL COMPENSATED N ↑ ↑

PH kembali ke tingkat PaCO2 & HCO3 normal masih tinggi untuk


memperbaiki alkalosis
41
Hal-hal yang perlu diperhatikan
•Perawat yang sudah terlatih
•Spuit + heparin
•Kaji nyeri anestesi lokal
•Arteri radialis test allent
•Arteri keluar sendiri
TERIMA
KASIH
PENANGANAN PERDARAHAN
Jenis Perdarahan EXTERNAL BLEEDING

• Perdarahan Luar
• Perdarahan Dalam

INTERNAL BLEEDING
• Perdarahan terjadi pada permukaan luar
tubuh
• Darah yang keluar terlihat
EXTERNAL BLEEDING
• Pada penderita tidak tampak berdarah
• Perdarahan terjadi dalam rongga tubuh :
rongga dada / rongga perut

INTERNAL BLEEDING
• Darah berwarna merah terang
• Menyembur/memancar dari luka
• Pancaran biasanya bersamaan
dengan denyut nadi penderita
• Lebih sulit terkontrol
• Kalau dibiarkan dan kehilangan
darah banyak ฀ Syok ฀
kematian
• Darah berwarna merah
gelap
• Mengalir
tenang/merembes dari
luka
• Lebih mudah diatasi
• Darah berwarna merah
gelap
• Menetes pelan dari luka
• Biasanya berhenti
spontan
Penghentian Perdarahan
• Tutup luka dengan kasa
1 steril

• Tekan hingga 1 2
perdarahan berhenti
2 (direct pressure)

• Tumpukkan kasa jika


perdarahan belum
3 berhenti
3 4
• Tutup kasa dengan
4 perban

5 . Tinggikan organ yang luka


• Untuk melakukan
penekanan lokal terhadap
pembuluh darah yang
cedera
• Dengan menggunakan
kassa yang digumpalkan
sehingga menjadi padat
(bulky)
• Tekan selama 3-6 menit
• Gunakan air bersih
yang mengalir.
• Dapat pula digunakan
antiseptik ringan untuk
luka seperti larutan
Povidon Iodine
(betadin), etakridin
(rivanol), merkurokrom
• Luka pada kulit, otot, saraf atau pembuluh
darah
Luka Tertutup
Jaringan lunak di bawah kulit rusak, sedang
kulit tidak rusak
Cedera Jaringan Lunak

Rest
R Istirahatkan bagian yang
cedera

Ice
I Kompres es

Compression
C Bebat dengan perban elastis

E Elevation
Tinggikan bagian yang cedera
Benda Tertancap
• Jangan dimanipulasi, Jangan dicabut
• Buka daerah luka, singkirkan pakaian di
sekitarnya, tapi ingat tidak menggerakkan benda
• Kontrol perdarahan.
• Gunakan pembalut besar untuk membantu
menstabilkan benda
• Tutupi Luka dengan pembalut dan plester dengan
baik
• Keluarnya organ dalam dari luka terbuka
• Biasanya terjadi pada luka perut
• Jangan mengembalikan organ yang keluar
• Jangan disentuh
• Tutup organ yang keluar dengan pembalut steril
yang tebal dan dibasahi cairan steril
• Jangan gunakan kapas, tissue
• Ada bagian tubuh yang
terlepas
• Perawatan sama dengan
perawatan luka
• Tourniquet dapat digunakan
• Jangan habiskan waktu
untuk mencari bagian yang
terpotong
Penggunaan Tourniquet
• Gunakan hanya pada ujung
anggota gerak yang sudah
hancur / sudah terpotong /
teramputasi
• Dapat merusak saraf, otot,
dan pembuluh darah
Penanganan bagian tubuh yang terpotong :
• Jangan merendam bagian tubuh yang terputus
dalam air
• Letakkan ke dalam kantong plastik kering
• Masukkan kantong plastik yang berisi bagian tubuh
tadi kedalam kantong plastik yang berisi es batu
• Beri label (nama, tanggal, jam)

Anda mungkin juga menyukai