Makalah Firma Aspek Hukum Dalam Bisnis Kelompok 4
Makalah Firma Aspek Hukum Dalam Bisnis Kelompok 4
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS TULUNGAGUNG
2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai masyarakat, kita telah banyak mengetahui jenis-jenis dan penggolongan
perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia. Dari segi bidang usahanya, rata-rata masyarakat
lebih mudah membedakan yang mana merupakan perusahaan dagang, perusahaan jasa, dan
industri. Tetapi, ketika mengklasifikasikan dalam hal bentuk perusahaan, kebanyakan mereka
sulit untuk menentukan perbedaan dari masing-masing bentuk perusahaan tersebut.
Salah satu bentuk perusahaan di Indonesia adalah Firma. Nama Firma memang jarang
terdengar di telinga masyarakat luas karena Firma tidak seperti Perseroan Terbatas (PT) yang
mempunyai pergerakan luas hingga mencakup kegiatan di bursa efek. Meskipun begitu, bentuk
perusahaan Firma tidak selalu lebih kecil daripada Perseroan Terbatas (PT) ataupun Perseroan
Komanditer (CV) karena perseroan firma yang tergolong besar dapat mempunyai modal lebih
dari Rp. 10 Milyar. Ditambah lagi, ada berbagai kebaikan yang akan didapatkan jika mendirikan
perusahaan berbentuk Firma. Kemudian, semua itu kembali kepada kita dalam menentukan
bentuk perusahaan apakah yang kita butuhkan dan kita inginkan.
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah aspek hukum dalam bisnis.
2. Untuk membantu memahami subbab yang bersangkutan
A. Manfaat
1. Memberikan tambahan materi atau pengetahuan dalam mata kuliah yang bersangkutan.
2. Sebagai kumpulan referensi dari berbagai sumber mengenai firma untuk informasi yang
lebih detail.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Manulang (1975) persekutuan dengan firma adalah persekutuan untuk menjalankan
perusahaan dengan memakai nama bersama.
Menurut Prof. Sukardono, perseroan firma adalah suatu perikatan perdata yang khusus,
kekhususan menurut pasal 16 KUHD yaitu adanya 3 unsur mutlak diantaranya :
1. Menjalankan perusahaan
2. Dengan pemakaian nama bersama
3. Bertanggung jawab tiap-tiap sekutu mengenai seluruh perikatan dengan firma.
Menurut pasal 16 dan 18 KUHD, yan dimaksud dengan firma ialah tiap-tiap perseroan
yang didirikan untuk menjalankan sesuatu perusahaan dibawah satu nama bersama, dimana
masing-masing anggota bertanggung jawab seluruhnya.
Firma bukan merupakan badan usaha yang berbadan hukum karena tidak ada pemisah
harta kekayaan antara persekutuan dan pribadi sekutu-sekutu, setiap sekutu bertanggung jawab
secara pribadi untuk keseluruhan, selain itu firma tidak bisa dikatakan berbadan hukum karena
firma telah memenuhi syarat materiil namun syarat formalnya berupa pengesahan atau
pengakuan dari Negara berupa peraturan perundang-undangan belum ada. Hal inilah yang
menyebabkan Persekutuan Firma bukan merupakan persekutuan yang berbadan hukum.
Tujuan dari firma adalah untuk memperluas usaha dan menambah modal agar lebih kuat
dan mampu bersaing dengan perusahaan yang lain. Perusahaan dengan berbentuk firma bisa
dijumpai pada berbagai jenis perusahaan. Seperti perusahaan penerbitan, perusahaan dagang,
perusahaan jasa, kantor-kantor konsultan hukum, dan akuntansi publik.
o Sekutu
Dalam Persekutuan Firma hanya terdapat satu macam sekutu, yaitu sekutu komplementer
atau Firmant. Sekutu komplementer menjalankan perusahaan dan mengadakan hubungan hukum
dengan pihak ketiga sehingga bertanggung jawab pribadi untuk keseluruhan. Pasal 17 KUHD
menyebutkan bahwa dalam anggaran dasar harus ditegaskan apakah di antara para sekutu ada
yang tidak diperkenankan bertindak keluar untuk mengadakan hubungan hukum dengan pihak
ketiga. Meskipun sekutu kerja tersebut dikeluarkan wewenangnya atau tidak diberi wewenang
untuk mengadakan hubungan hukum dengan pihak ketiga, namun hal ini tidak menghilangkan
sifat tanggung jawab pribadi untuk keseluruhan, sebagaimana diatur dalam Pasal 18 KUHD.
o Keuntungan
Perihal pembagian keuntungan dan kerugian dalam persekutuan Firma diatur dalam Pasal
1633 sampai dengan Pasal 1635 KUHPerdata yang mengatur cara pembagian keuntungan dan
kerugian yang diperjanjikan dan yang tidak diperjanjikan di antara pada sekutu. Dalam hal cara
pembagian keuntungan dan kerugian diperjanjikan oleh sekutu, sebaiknya pembagian tersebut
diatur di dalam perjanjian pendirian persekutuan. Dengan batasan ketentuan tersebut tidak boleh
memberikan seluruh keuntungan hanya kepada salah seorang sekutu saja dan boleh diperjanjikan
jika seluruh kerugian hanya ditanggung oleh salah satu sekutu saja. Penetapan pembagian
keuntungan oleh pihak ketiga tidak diperbolehkan.
Apabila cara pembagian keuntungan dan kerugian tidak diperjanjikan, maka pembagian
didasarkan pada perimbangan pemasukan secara adil dan seimbang dan sekutu yang memasukkan
berupa tenaga kerja hanya dipersamakan dengan sekutu yang memasukkan uang atau benda yang
paling dikit.
2.2 Pentingnya Perubahan dan Pengembangan Organisasi
Manusia sebagai individu, Dua asumsi penting yang mendasari pengembangan organisasi
adalah bahwa manusia memiliki hasrat berkembang dan kebanyakan orang tidak hanya
berpotensi, dan berkeinginan untuk berkontribusi sebanyak mungkin pada organisasi.
pengembangan organisasi bertujuan untuk menghilangkan faktor-faktor dalam organisasi yang
menghambat perkembangan dan menghalangi orang untuk berkontribusi demi tercapainya
sasaran organisasi
2. Modal Perusahaan 100% dimiliki oleh warga negara Indonesia dan bersumber dari modal
para pendiri firma yang juga merupakan warga negara Indonesia.
3. Perjanjian firma dapat dilakukan di hadapan notaris maupun di bawah tangan.
6. Apabila terdapat hutang tak terbayar, maka setiap pemilik wajib melunasi dengan harta
pribadi.
8. Seorang anggota tidak berhak memasukan anggota baru tanpa seizing anggota yang
lainnya.
1. Mutual Agency (saling mewakili), setiap anggota dalam menjalankan usaha Firma
merupakan wakil dari anggota Firma yang lain. Apabila ada salah seorang anggota
beroperasi dalam bidang usaha Firma, maka secara tidak langsung anggota tersebut
mewakili anggota Firma yang lain.
2. Limited Life (umur terbatas), Firma yang didirikan oleh beberapa anggota memiliki umur
yang terbatas. Artinya adalah jika ada anggota yang keluar berarti Firma tersebut
dinyatakan bubar secara hukum, dan apabila ada anggota baru yang bergabung, Firma
dinyatakan masih beroperasi.
3. Unlimited Liability (tanggung jawab terhadap Firma tidak terbatas), maksudnya tanggung
jawab tak terbatas, tanggung jawab atas hutang tidak terbatas pada kekayaan yang
dimiliki Firma saja, tapi juga sampai harta milik pribadi anggota Firma. Jika dalam
keadaan tertentu Firma memiliki huang pada kreditur dan Firma tersebut tidak mampu
membayar karena jumlah kekayaan tidak mencukupi maka kreditur berhak menagih
kepada para anggota Firma sampai harta milik pribadi
5. Participating in Partenrship Profit maksudnya, laba atau rugi sebagai hasil operasi Firma
akan dibagikan kepada setiap anggota Firma berdasarkan partisipasi para anggota dalam
Firma.
3. Besar : Untuk pendirian Firma dengan modal ditempatkan dan disetor diatas Rp. 10
milyar
Untuk mendirikan perusahaan dan membuat badan usaha dalam bentuk Firma dibutuhkan
minimal 2 orang sebagai pendiri perusahaan.Para pendiri firma adalah warga negara Indonesia
yang menjadi anggota pengurus didalam perusahaan dengan jabatan sebagai Direktur. Masing-
masing pengurus firma memiliki hak dan kewajiban yang setara dan masing-masing dapat
bertindak untuk dan atas nama perusahaan.
Dengan data tersebut diatas, sudah bisa mengajukan permohonan pendirian Firma kepada
Notaris untuk dibuatkan Akta Otentik sebagai Akta Pendirian yang menjadi dasar terbentuknya
sebuah perusahaan.
Sebelum akta pendirian Firma dibuat Notaris akan membuat draf/notulen sebagai anggaran
dasar yang harus ditdantangani oleh para pendiri atau penerima kuasa. Setelah draf/notulen
tersebut ditandatangani oleh para pendiri dan kuasanya kemudian Notaris akan membuat salinan
draf/notulen tersebut yang sama isinya dalam bentuk Akta Pendirian yang ditandatangani oleh
Notaris.
Setelah Akta dibuat dan ditandatangani oleh Notaris, maka lahirnya badan usaha atau
perusahaan baru pada hari dan tanggal yang disebutkan didalam Akta Pendirian. Setelah
perusahaan dibentuk dengan Akta Notaris, maka yang harus anda lakukan segera melengkapi
legalitas perusahaan dengan pendaftaran dan izin usaha yang dibutuhkan untuk dapat melakukan
kegiatan usaha.
Persyaratan;
Persyaratan:
Permohonan pendaftaran wajib pajak badan usaha diajukan kepada Kepala Kantor Pelayanan
Pajak sesuai dengan keberadaan domisili perusahaan untuk mendapatkan;
Kartu NPWP
Surat keterangan tedaftar sebagai wajib pajak
Permohonan ini diajukan kepada Kantor Pengadilan Negeri setempat sesuai tempat dan
kedudukan perusahaan berada.
Peraturan SIUP diatur sesuai Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor
46/M-DAG/9/2009 tentang Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan.
Bagi perusahaan yang telah terdaftar akan diberikan sertifikat Tanda Daftar Perusahaan
sebagai bukti bahwa Perusahaan/Badan Usaha telah melakukan Wajib Daftar Perusahaan sesuai
dengan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No.37/M-DAG/PER/9/2007 tentang
Penyelenggaraan Pendaftaran Perusahaan
Persyaratan:
Pengumuman
Sesudah mendapat nomor dan tanggal pendaftaran sebagai persekutuan firma dari
pengadilan negeri maka akte pendirian tersebut harus dicatat dan diumumkan di dalam berita
negara
2.3.4 Proses Pembubaran
Pembubaran Persekutuan Firma diatur dalam ketentuan Pasal 1646 sampai dengan Pasal
1652 KUHPerdata dan Pasal 31 sampai dengan Pasal 35 KUHD. Pasal 1646 KUHPerdata
menyebutkan bahwa ada 5 hal yang menyebabkan Persekutuan Firma berakhir, yaitu :/
1. Jangka waktu firma telah berakhir sesuai yang telah ditentukan dalam akta pendirian;
2. Adanya pengunduran diri dari sekutunya atau pemberhentian sekutunya;
3. Musnahnya barang atau telah selesainya usaha yang dijalankan persekutuan firma;
4. Adanya kehendak dari seorang atau beberapa orang sekutu;
5. Salah seorang sekutu meninggal dunia atau berada di bawah pengampuan atau
dinyatakan pailit.
a. Jumlah modalnya relatif besar dari usaha perseorangan sehingga mudah untuk
memperlus usahanya.
b. Lebih mudah memperoleh kredit karena mempunyai kemampuan finansial yang lebih
besar yang merupakan gabungan modal yang dimiliki beberapa orang.
c. Kemampuan manajemen lebih besar karena adanya pembagian kerja di antara para
anggota dan semua keputusan di ambil bersama-sama. Sehingga keputusan-keputusan
menjadi lebih baik.
d. Kelangsungan hidup perusahaan tidak terjamin, sebab bila salah seorang anggota
keluar, maka Perseroan Firma pun bubar.
e. Utang usaha perusahaan ditanggung oleh kekayaan pribadi para anggota Firma.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Firma adalah suatu usaha yang dijalankan atas kesepakatan lebih dari satu orang dan atas
nama bersama yang dasar hukumnya diatur dalam pasal 16-35 KUHD. Di dalam firma, hanya
terdapat satu sekutu yang disebut firman. Firman mempunyai tanggung jawab penuh dan tak
terbatas di dalam perseroan firma. Firman juga harus memasukkan sesuatu ke dalam firma (baik
berbentuk uang, barang, ataupun tenaga) yang mana nanti hasil kerugian/ keuntungannya akan
ditanggung bersama.
Firma bukan merupakan badan usaha yang berbadan hukum karena tidak ada pemisah
harta kekayaan antara persekutuan dan pribadi sekutu-sekutu, setiap sekutu bertanggung jawab
secara pribadi untuk keseluruhan. Selain itu, hal yang menjadikan firma bukan merupakan adan
usaha yang berbadan hukum adalah pendiriannya yang hanya dilakukan di depan notaris yang
kemudian disahkan ke pengadilan negeri setempat dan akhirnya diumumkan lewat surat kabar
resmi sesuai dengan ketentuan pasal 22, 23, dan 28 KUHD.
DAFTAR PUSTAKA
Suharyono. 2015. Bahan Kuliah Aspek Hukum Ekonomi Dan Bisnis, Samarinda