BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan disusunnya Pedoman ini adalah:
a. sebagai pedoman dalam pelaksanaan penanggulangan dan ganti
kerugian dampak tumpahan minyak terhadap sumber daya perikanan;
dan
b. meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan Satuan Kerja lingkup
KKP dalam penanggulangan tumpahan minyak di perairan pesisir atau
Perairan Indonesia.
1.3 Sasaran
Satuan kerja lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan, baik kantor
pusat dan unit pelaksana teknis, yang mempunyai tugas dan fungsi dalam
penanggulangan dan ganti kerugian dampak tumpahan minyak terhadap
sumber daya ikan.
1.5 Pengertian
Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan :
1. Penanggulangan Pencemaran Dampak Tumpahan Minyak Terhadap
Sumber Daya Ikan adalah tindakan secara cepat, tepat dan
terkoordinasi untuk menanggulangi pencemaran Dampak
Tumpahan minyak terhadap Sumberdaya Perikanan beserta
lingkungannya untuk meminimalisasi kerugian masyarakat dan
kerusakan lingkungan perairan.
2. Perairan Pesisir adalah laut yang berbatasan dengan daratan
meliputi perairan sejauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis
pantai, perairan yang menghubungkan pantai dan pulau-pulau,
estuari, teluk, perairan dangkal, rawa payau, dan laguna.
3. Perairan Indonesia adalah laut teritorial Indonesia beserta perairan
kepulauan dan perairan pedalamannya.
3
BAB II
PENANGGULANGAN TUMPAHAN MINYAK NASIONAL TIER 3
Dalam diagram alir pada gambar 1 dijelaskan hal-hal yang terkait dengan
komponen-komponen yang terdampak yang akan mengalami pencemaran
dan kerusakan lingkungan. Dijelaskan pula komponen-komponen yang
terkait dengan sumberdaya Perikanan.
5
Tumpahan minyak di
laut
Dampak Dampak
lingkungan lingkungan
Geofisik ekosistem
FisikPesisir
dan Pantai Sosial
Ikan Moluska Ekonomi SD.
Terumbu Padang Perikanan
Mangrove
Karang Lamun
Kawasan Hatchery
Kawasan Perikanan
Budi Daya Budiidaya
Tambak Tangkap
Laut Laut
2.2 KELEMBAGAAN
Unit Operasional penanggulangan tumpahan minyak harus terdiri dari
perwakilan Kementerian Perhubungan, Kementerian Lingkungan Hidup,
BASARNAS, Kementerian ESDM, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian
Luar Negeri, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian
Kesehatan, Kementerian Kehutanan, Kementerian Keuangan, Kementerian
Hukum dan HAM, TNI-AL, POLRI, BPMIGAS, BPHMIGAS, Gubernur,
Bupati/Walikota yang sebagian wilayahnya mencakup laut serta Perusahaan
Minyak dan Gas. Unit operasi harus melaksanakan operasi penanggulangan
tumpahan minyak sebagaimana ditunjuk oleh PUSKODALNAS, serta harus
melaporkan secara kontinyu perkembangan operasi (progress) dan kesulitan-
kesulitan yang dialami di lokasi kepada PUSKODALNAS.
6
KOORDINATOR
MISI-MC
KOORDINATOR
SATUAN TUGAS
2.3 PENANGGULANGAN
2. Sifat Minyak
Sifat minyak yang harus dikenali dan dipertimbangkan dalam
penentuan pennaggulangan dan tingkat kerusakan terhadap sumber
daya ikan yaitu:
a. massa jenis (density);
b. kekentalan (viscosity);
c. titik lebur (pour point);
d. kelarutan (solubility);
e. komposisi kimiawi (percent aromatics); dan
f. potensi untuk menjadi emulsi.
3. Keterpaparan Minyak
Terjadinya kontak atau terpaparnya minyak dengan sumber daya ikan
dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung, dengan
penjelasan sebagai berikut:
8
PRESIDEN
MENHUB
PUSKODALNAS
KA.
PUSKODALNAS
(KOORDINATOR
MISI TIER 3)
TIM DAERAH
ADPEL
(KOORDINATOR
MISI TIER 2)
TIM LOKAL
ADPEL/KAKANPEL
(KOORDINATOR
MISI TIER 1)
DIAGRAM ALIR
PELAPORAN
1. Nahkoda/Pimpinan
kapal/pemilik atau
operator kapal
2. Pimpinan unit
pengusahaan MIGAS atau
penanggung jawab unit
kegiatan pengusahaan
minyak lepas pantai
3. Pimpinan atau
PELAPORA PELAPORA PELAPORA PELAPORA
ADPEL/KAKANPEL
PENERUSAN LAPORAN
KEPALA
PUSKODALNAS
APAKAH PERLU
DITANGGULANGI ?
YA TIDAK
YA
13
14
Gambar 7. Mekanisme Penanggulangan.
MEKANISME PENANGGULANGAN DAMPAK TUMPAHAN MINYAK
- Kantor Pelabuhan /
ADPEL / KAKANPEL
- Unsur Pemerintah Terdekat/
- Ditjen MIGAS
PUSKODALNAS
Tim Pengamat
KUT Penanggulangan KUT Pemadam KUT Pengamanan KUT Pengamatan KUT Penanggulangan
Tumpahan Minyak Kebakaran Dampak
KUT SAR
PULBAKET BEACH
BIOTA EVALUASI
CLEAN UP
KEBIJAKAN PUSKODALNAS
15
jenis oil boom di sekitar pantai untuk melindungi minyak ke pantai dapat
dilakukan se-efektif mungkin.
a. Membentuk Tim Ganti Rugi, dengan keanggotaan terdiri dari tenaga ahli
dari masing-masing instansi terkait;
b. Tim bertugas untuk mengkaji berkas tuntutan ganti rugi yang diajukan
oleh penggugat atau OSC baik secara hukum, operasional maupun secara
administrasi.
c. Meneruskan berkas ganti rugi tersebut langsung kepada pencemar yang
bertanggung jawab.
Setiap latihan baik internal maupun eksternal yang diadakan oleh pemegang
PROTAP harus diinformasikan dan/atau dihadiri oleh Tim Nasional selaku
General Controller.
BAB III
PENANGGULANGAN DAMPAK TUMPAHAN MINYAK
TERHADAP SUMBER DAYA IKAN
Ketua Unit beserta Ketua Sub Unit melakukan rapat koordinasi guna
monitoring dan evaluasi hasil penanggulangan dan dokumen pelaporan
3.2 KELEMBAGAAN
Komandan Satuan Tugas
penanggulangan dan ganti
kerugian dampak tumpahan
minyak terhadap sumber daya
perikanan
Tabel 1. Organisasi/kelembagaan penanggulangan dan ganti kerugian dampak tumpahan minyak terhadap
sumber daya ikan dari setiap eselon I dilingkup kementerian kelautan dan perikanan:
KEDUDUKAN
NO. TUGAS POKOK ANGGOTA KOORDINATOR
/JABATAN
1. Komandan Satuan a. Tanggung Jawab: - Sekretaris
Tugas (KST) 1) mengkoordinasikan kegiatan petugas Jenderal KKP
dibawahnya;
2) bertanggung jawab atas kelancaran
selama berlangsungnya operasi
penanggulangan;
3) mengkoordinasikan,
mengkonsultasikan, dan melaporkan
kepada PUSKODAL (sesuai tingkatan
Tier) perihal pelaksanaan kegiatan
dibidangnya;
4) mengeluarkan surat perintah tugas
kepada Tim Penanggulangan
Pencemaran Dampak Tumpahan
Minyak Terhadap Sumber Daya Ikan;
5) menginformasikan kepada unit
dibawahnya sumber daya ikan beserta
lingkungannya yang sensitif terhadap
pencemaran minyak di sekitar lokasi
kejadian;
6) menerima laporan pertanggung
jawaban pelaksanaan tugas dari unit
dibawahnya;
7) mengadakan pertemuan singkat
dengan ketua-ketua unit dibawahnya;
28
KEDUDUKAN
NO. TUGAS POKOK ANGGOTA KOORDINATOR
/JABATAN
8) mengeluarkan dan/atau menerbitkan
surat perintah tugas ke setiap unit
atau ketua unit; dan
9) menerima laporan tentang
pelaksanaan tugas dari setiap unit.
b. Lingkup Tugas :
1) menjamin terselenggaranya operasi
penanggulangan keadaan darurat
tumpahan minyak di perairan / laut;
dan
2) melaksanakan kegiatan sesuai dengan
aturan yang berlaku
2. Unit Pengamatan a. Tanggung Jawab: a. Ditjen PSDKP; Ditjen PSDKP
1) mengkoordinasikan kegiatan petugas b. Ditjen KP3K;
dibawahnya; c. Ditjen Perikanan
2) bertanggung jawab atas kelancaran Tangkap;
pengamatan selama dan selama d. Ditjen Perikanan
berlangsungnya operasi Budidaya;
penanggulangan; dan e. Ditjen P2HP;
3) mengkoordinasikan, f. BKIPM; dan
mengkonsultasikan, dan melaporkan g. Badan
kepada PUSKODAL (sesuai tingkatan Penelitian dan
tier) perihal pelaksanaan kegiatan Pengembangan
dibidangnya. KP
b. Lingkup Tugas :
1) menuju ke tempat yang ditentukan
setelah menerima pemberitahuan
29
KEDUDUKAN
NO. TUGAS POKOK ANGGOTA KOORDINATOR
/JABATAN
adanya keadaan darurat tumpahan
minyak di perairan / laut;
2) menjamin terselenggaranya
pengamatan selama operasi
penanggulangan keadaan darurat
tumpahan minyak di perairan / laut;
3) memastikan tersedianya sarana dan
prasarana pengamatan;
4) melaksanakan pengamatan sesuai
dengan tahapan kegiatan;
5) melakukan Pengamatan awal situasi
tumpahan minyak yang mencakup
lokasi tumpahan, jenis dan
karakteristik minyak, volume dan pola
penyebaran tumpahan minyak, serta
pengamatan parameter utama kondisi
hidrodinamika laut dan cuaca terkait
dengan penanggulangan tumpahan
minyak;
6) mengevaluasi tingkat ancaman dan
dampak tumpahan minyak terhadap
lingkungan dan masyarakat;
7) melakukan analisis dan penentuan
strategi pola operasi penanggulangan;
8) mengamati tumpahan minyak, jenis
dan karakteristik minyak, volume dan
pola sebaran minyak, serta mengamati
30
KEDUDUKAN
NO. TUGAS POKOK ANGGOTA KOORDINATOR
/JABATAN
parameter utama kondisi
hidrodinamika laut dan cuaca;
9) mengamati area sensitif sekitar lokasi
kejadian;
10) menandai dan mencatat
keterangan tentang :
a) koordinat setiap tumpahan minyak;
b) waktu/jam;
c) cuaca;
d) lokasi.
11) membuat dokumentasi dari
setiap kegiatan.
3. Unit Pengamanan a. Tanggung Jawab: a. Ditjen PSDKP; Ditjen PSDKP
1) mengkoordinasikan kegiatan petugas b. Ditjen KP3K;
dibawahnya; c. Ditjen Perikanan
2) bertanggung jawab atas kelancaran Tangkap;
pengamanan selama dan selama d. Ditjen Perikanan
berlangsungnya operasi Budidaya;
penanggulangan; dan e. Ditjen P2HP;
3) mengkoordinasikan, f. BKIPM; dan
mengkonsultasikan, dan melaporkan g. Badan Penelitian
kepada PUSKODAL(sesuai tingkatan dan
tier) perihal pelaksanaan kegiatan Pengembangan
dibidangnya. KP
b. Lingkup Tugas :
1) menuju ke tempat yang ditentukan
setelah menerima pemberitahuan
31
KEDUDUKAN
NO. TUGAS POKOK ANGGOTA KOORDINATOR
/JABATAN
adanya keadaan darurat tumpahan
minyak di perairan / laut;
2) menjamin terselenggaranya
pengamanan selama operasi
penanggulangan keadaan darurat
tumpahan minyak di perairan / laut;
3) memastikan tersedianya sarana dan
prasarana pengamanan; dan
4) melaksanakan pengamanan sesuai
dengan tahapan kegiatan.
4. Unit Pengumpulan a. Tanggung Jawab: a. Ditjen PSDKP; Ditjen KP3K
bahan dan 1) mengkoordinasikan kegiatan petugas b. Ditjen KP3K;
keterangan dibawahnya. c. Ditjen Perikanan
(Pulbaket) 2) bertanggung jawab atas kelancaran Tangkap;
Pulbaket selama dan selama d. Ditjen Perikanan
berlangsungnya operasi Budidaya;
penanggulangan; dan e. Ditjen P2HP;
3) mengkoordinasikan, f. BKIPM; dan
mengkonsultasikan, dan melaporkan g. Badan
kepada PUSKODAL (sesuai tingkatan Penelitian dan
tier) perihal pelaksanaan kegiatan Pengembangan
dibidangnya. KP
b. Lingkup Tugas :
1) menuju ke tempat yang ditentukan
setelah menerima pemberitahuan
adanya keadaan darurat tumpahan
minyak di perairan / laut.
32
KEDUDUKAN
NO. TUGAS POKOK ANGGOTA KOORDINATOR
/JABATAN
2) menjamin terselenggaranya Pulbaket
selama operasi penanggulangan
keadaan darurat tumpahan minyak di
perairan / laut.
3) memastikan tersedianya sarana dan
prasarana Pulbaket
4) melaksanakan Pulbaket sesuai
dengan tahapan kegiatan
c. Keanggotaan Unit Pulbaket:
1) anggota pengumpulan sampel, yang
bertugas:
a) mengambil sample minyak pada
setiap media atau ekosistem yang
terkena minyak.
b) mengambil sample tanaman (flora)
dan atau hewan (fauna) yang
terkena minyak.
c) menandai dan mencatat
keterangan tentang :
(i) koordinat setiap pengambilan
sample.
(ii) waktu/jam.
(iii)cuaca; dan
(iv) lokasi
d) mencatat nama 2 (dua) orang saksi
yang melihat/menyaksikan
pengambilan setiap sample,
meminta tanda tangannya dan
33
KEDUDUKAN
NO. TUGAS POKOK ANGGOTA KOORDINATOR
/JABATAN
keterangan-keterangan tambahan
yang diperlukan;
e) membuat dokumentasi dari setiap
kegiatan; dan
f) melaporkan kepada ketua Unit
Pulbaket setelah selesai
melaksanakan tugas.
2) anggota Pengumpulan Data, yang
bertugas:
a) mencatat setiap keterangan yang
diberikan masyarakat/nelayan
mengenai:
(i) jumlah hasil tangkapan per hari;
(ii) nilai jual hasil tangkapan per
hari;
(iii) lokasi/daerah tempat
menangkap ikan;
(iv) jenis kapal/perahu yang
dipergunakan untuk melaut
sehari-hari;
(v) jumlah biaya yang dikeluarkan
untuk sekali melaut per setiap
jenis kapal/perahu;
(vi) jumlah Anak Buah Kapal (ABK)
yang ikut serta setiap trip
melaut;
(vii) jangka waktu tidak dapat melaut
sejak adanya tumpahan minyak;
34
KEDUDUKAN
NO. TUGAS POKOK ANGGOTA KOORDINATOR
/JABATAN
(viii) jenis dan jumlah alat tangkap
yang terkena minyak;
(ix) harga beli per jenis alat tangkap;
dan
(x) informasi lain yang dianggap
perlu.
b) mencatat identitas nara sumber
yang dimintai keterangan
c) mencatat data tentang hasil
perikanaan di daerah tersebut pada
3 (tiga) tahun sebelumnya di bulan
yang sama dengan saat terjadinya
tumpahan minyak;
d) mencatat jumlah pengunjung
wisata perhari di kawasan tersebut,
termasuk juga pengunjung hotel
yang terdekat serta jenis
akomodasi lainnya; dan
e) melaporkan kepada ketua Unit
Pulbaket setelah selesai
melaksanakan tugas.
3) anggota Dokumentasi, yang bertugas:
a) mendokumentasikan setiap
kegiatan yang dilakukan oleh
kelompok tim Pulbaket, tim biota
dan tim pembersihan;
b) mencatat informasi tentang data-
data pemotretan; dan
35
KEDUDUKAN
NO. TUGAS POKOK ANGGOTA KOORDINATOR
/JABATAN
c) melaporkan kepada ketua Unit
Pulbaket setelah selesai
melaksanakan tugas.
5. Unit Pembersihan a. Tanggung Jawab : a. Ditjen PSDKP; Ditjen KP3K
biota 1) mengkoordinasikan kegiatan petugas b. Ditjen KP3K;
dibawahnya. c. Ditjen Perikanan
2) bertanggung jawab atas kelancaran Tangkap;
pembersihan biota selama dan selama d. Ditjen Perikanan
berlangsungnya operasi Budidaya;
penanggulangan. e. Ditjen P2HP;
3) mengkoordinasikan, f. BKIPM; dan
mengkonsultasikan, dan melaporkan g. Badan
kepada PUSKODAL (sesuai tingkatan Penelitian dan
tier) perihal pelaksanaan kegiatan Pengembangan
dibidangnya. KP
b. Lingkup Tugas :
1) menuju ke tempat yang ditentukan
setelah menerima pemberitahuan
adanya keadaan darurat tumpahan
minyak di perairan / laut;
2) menjamin terselenggaranya
pembersihan biota selama operasi
penanggulangan keadaan darurat
tumpahan minyak di perairan / laut;
3) memastikan ketersediaan sarana dan
prasarana pembersihan biota; dan
4) melaksanakan pembersihan biota
sesuai dengan tahapan kegiatan.
36
KEDUDUKAN
NO. TUGAS POKOK ANGGOTA KOORDINATOR
/JABATAN
c. Keanggotaan Unit Pembersihan Biota:
1) Anggota Lapangan, yang bertugas:
a) mencari dan mengambil setiap
fauna yang terkena tumpahan
minyak;
b) mencatat nama daerah dan nama
latin (jika diketahui) dari setiap
fauna yang ditemukan;
c) mencatat lokasi, waktu dan tanggal
ditemukannya fauna tersebut.
d) membawa temuan tersebut ke
laboratorium;
e) melaporkan kepada ketua Unit
Pembersihan Biota setelah selesai
melaksanakan tugas.
2) Anggota Laboratorium, yang bertugas:
a) membersihkan setiap fauna yang
masih hidup yang terkena minyak;
dan
b) merawat fauna-fauna tersebut agar
dapat kembali ke alam bebas.
6. Unit Pembersihan a. Tanggung Jawab : a. Ditjen PSDKP; Ditjen KP3K
Pantai 1) mengkoordinasikan kegiatan petugas b. Ditjen KP3K;
dibawahnya. c. Ditjen Perikanan
2) bertanggung jawab atas kelancaran Tangkap;
Pembersihan Pantai selama dan d. Ditjen Perikanan
selama berlangsungnya operasi Budidaya;
penanggulangan. e. Ditjen P2HP;
37
KEDUDUKAN
NO. TUGAS POKOK ANGGOTA KOORDINATOR
/JABATAN
3) mengkoordinasikan, f. BKIPM; dan
mengkonsultasikan, dan melaporkan g. Badan
kepada PUSKODAL (sesuai tingkatan Penelitian dan
tier) perihal pelaksanaan kegiatan Pengembangan
dibidangnya. KP
b. Lingkup Tugas :
1) menuju ke tempat yang ditentukan
setelah menerima pemberitahuan
adanya keadaan darurat tumpahan
minyak di perairan / laut;
2) menjamin terselenggaranya
pembersihan pantai selama operasi
penanggulangan keadaan darurat
tumpahan minyak di perairan / laut;
3) memastikan ketersediaan sarana dan
prasarana Pembersihan Pantai; dan
4) melaksanakan Pembersihan Pantai
sesuai dengan tahapan kegiatan.
c. Keanggotaan Unit Pembersihan Biota:
1) Anggota Pembersihan Pantai, yang
bertugas:
a) membersihkan dan atau
mengambil seluruh minyak yang
mendarat di pantai, baik di pasir,
pantai berbatu dan sebagainya;
dan
b) mengumpulkan minyak yang
bercampur dengan media
38
KEDUDUKAN
NO. TUGAS POKOK ANGGOTA KOORDINATOR
/JABATAN
lingkungan tersebut pada tempat
yang telah ditentukan.
2) Anggota Pembersihan Tanaman
a) membersihkan seluruh minyak
yang menempel pada semua
tanaman yang terkena minyak; dan
b) melaporkan kepada ketua Unit
Pembersihan Pantai setelah selesai
melaksanakan tugas.
7. Unit Evaluasi a. Tanggung Jawab : a. Ditjen PSDKP; Ditjen KP3K
1) mengkoordinasikan kegiatan petugas b. Ditjen KP3K;
dibawahnya; c. Ditjen Perikanan
2) bertanggung jawab atas kelancaran Tangkap;
evaluasi selama dan selama d. Ditjen Perikanan
berlangsungnya operasi Budidaya;
penanggulangan; e. Ditjen P2HP;
3) mengkoordinasikan, f. BKIPM; dan
mengkonsultasikan, dan melaporkan g. Badan
kepada PUSKODAL (sesuai tingkatan Penelitian dan
tier) perihal pelaksanaan kegiatan Pengembangan
dibidangnya; KP
4) melaksanakaan tugas yang diberikan
oleh KST;
5) menyusun penghitungaan klaim ganti
kerugian; dan
6) menghimpun seluruh data dan
informasi yaang didapat oleh masing-
masing ketua unit.
39
KEDUDUKAN
NO. TUGAS POKOK ANGGOTA KOORDINATOR
/JABATAN
b. Lingkup Tugas :
1) menuju ke tempat yang ditentukan
setelah menerima pemberitahuan
adanya keadaan darurat tumpahan
minyak di perairan / laut;
2) menjamin terselenggaranya evaluasi
selama operasi penanggulangan
keadaan darurat tumpahan minyak di
perairan / laut;
3) memastikan ketersediaan sarana dan
prasarana evaluasi;
4) melaksanakan evaluasi sesuai dengan
tahapan kegiatan;
5) menerbitkan biaya-biaya yang
dikeluarkan oleh operasi
penanggulangan dampak lingkungan
guna pengajuan klaim, antara lain :
(i) kehilangan pendapatan
masyarakat.
(ii) kehilangan pendapatan dari
pemanfaatan jasa lingkungan;
(iii) biaya pembersihan pantai.
(iv) biaya-biaya lain yang timbul
dari penyelenggaraan
penggulangan dampak
tumpahan minyak terhadap
sumber daya ikan.
40
KEDUDUKAN
NO. TUGAS POKOK ANGGOTA KOORDINATOR
/JABATAN
(v) kerusakan ekosistem pesisir
dan laut akibat pencemaran
minyak.
41
3.3.3.1 Umum
Tim pulbaket terdiri dari ketua tim, anggota pengumpulan sampel, anggota
pengumpulan data, anggota dokumentasi. Pada Unit PULBAKET Penyidik
42
Pegawai Negeri Sipil Kementerian Kelautan dan Perikanan (PPNS KP) dapat
bertugas:
1. Melakukan prosedur legal pulbaket untuk kepentingan penyidikan.
2. Membuat berita acara seluruh kegiatan tim pulbaket (berikut tanda
tangan para saksi).
1. Box sample
2. Sarung tangan (karet)
3. Topi
4. Safety shoes
5. GPS
6. Label Sampel
7. Tape recorder
8. Kamera
9. Alat tulis
10. Tape Recorder
11. Handycam
12. Seal
13. Label
14. Tali (untuk pengikat sample)
15. Lilin
16. Korek Api
17. Cutter/ Pisau
18. Meteran
19. dll
Form 1.
Lokasi : …………………………………………………
Koordinat : …………………………………………………
Hari/Tangggal : …………………………………………………
FOTO
Jam : …………………………………………………
Cuaca : …………………………………………………
Profesi : …………………………………………………
Umur : …………………………………………………
Alamat : …………………………………………………
I Aspek Sosial
II Aspek Ekonomi
44
1 Asal nelayan
45
Responden
Surveyor,
(………………………..)
(………………………..)
46
Form 2.
Lokasi :
………………………………………………………………………..
Koordinat :
………………………………………………………………………..
Hari/Tangggal :
………………………………………………………………………..
Jam :
………………………………………………………………………..
Cuaca :
………………………………………………………………………..
Nama :
responden ………………………………………………………………………..
Profesi :
………………………………………………………………………..
Umur :
………………………………………………………………………..
Alamat :
………………………………………………………………………..
1 Pelabuhan Rusak
Berat/sedang/ringan
2 Kapal
- Nama Pemilik
- Jenis
- Jumlah
- Tonase
- Kondisi (rusak
berat/sedang/ringan)
3 Alat tangkap
- Nama Pemilik
- Jenis
- Jumlah
- Kondisi (rusak
berat/sedang/ringan)
4 Mesin kapal dan peralatan
- Nama Pemilik
- Jenis
- Jumlah
- Kondisi (rusak
berat/sedang/ringan)
5 Jetty Rusak
Berat/sedang/ringan
- Kondisi
II Sarana dan Prasarana Perikanan Budidaya
1 Rakit
- Nama pemilik
- Jumlah
- Harga beli
- Kondisi (rusak
berat/sedang/ringan)
2 Waring
- Nama pemilik
- Jumlah
- Harga beli
- Kondisi (rusak
berat/sedang/ringan)
3 Kolam
- Nama pemilik
- Jumlah
- Harga beli
48
- Kondisi (rusak
berat/sedang/ringan)
4 Jaring
- Nama pemilik
- Jumlah
- Harga beli
- Kondisi (rusak
berat/sedang/ringan)
5 Bak Penampung
- Nama pemilik
- Jumlah
- Harga beli
- Kondisi (rusak
berat/sedang/ringan)
6 …………………dll
- Nama pemilik
- Jumlah
- Harga beli
- Kondisi (rusak
berat/sedang/ringan)
III Jenis Budidaya air payau
1 Jenis ikan:
……..(bandeng/udang/dll)
- Nama pemilik
- Status kepemilikan
- Jumlah
- Harga jual per kg
- Hasil panen
- Biaya operasional
- Biaya pemeliharaan
- Luasan
- Luasan terkena dampak
- Kondisi (rusak
berat/sedang/ringan)
2 …………………dll
- Nama pemilik
- Status kepemilikan
- Jumlah
- Harga jual per kg
- Hasil panen
- Biaya operasional
- Biaya pemeliharaan
- Luasan
- Luasan terkena dampak
49
- Kondisi (rusak
berat/sedang/ringan)
IV Jenis Budidaya air laut
1 Jenis:
………………………….……..(rum
put
laut/udang/lobster/kerapu/dll
)
- Nama pemilik
- Status kepemilikan
- Jumlah
- Harga jual per kg
- Hasil panen
- Biaya operasional
- Biaya pemeliharaan
- Luasan
- Luasan terkena dampak
- Kondisi (rusak
berat/sedang/ringan)
…………………dll
- Nama pemilik
- Status kepemilikan
- Jumlah
- Harga jual per kg
- Hasil panen
- Biaya operasional
- Biaya pemeliharaan
- Luasan
- Luasan terkena dampak
- Kondisi (rusak
berat/sedang/ringan)
Narasumber
Surveyor,
(………………………..)
(………………………..)
50
Form 3.
Lokasi :
………………………………………………………………………..
Koordinat :
………………………………………………………………………..
Hari/Tangggal :
………………………………………………………………………..
Jam :
………………………………………………………………………..
Cuaca :
………………………………………………………………………..
Nama :
responden ………………………………………………………………………..
Profesi :
………………………………………………………………………..
Umur :
………………………………………………………………………..
Alamat :
………………………………………………………………………..
Dokumentasi
1 Jenis pariwisata
4 Jumlah akomodasi
Narasumber
Surveyor,
(………………………..)
(………………………..)
52
Pulbaket Flora
Pulbaket Fauna
mencatat Melaporkan
minimal 2 hasil PULBAKET
orang saksi dan kepada ketua
meminta tanda Unit
tangan dan
Menandai dan mencatat keterangan membuat
tentang:
Berita Acara
•jumlah /kelompok nelayan
• pendapatan nelayan
• sarana -prasarana
•waktu/jam
Mengambil data sosial - •cuaca
ekonomi nelayan •lokasi
•dokumentasi
•analisis data
54
3.3.4.1 Umum
o Plastik
o Sikat
o Plastik Sampah
o Air Bersih
o Sabun
o Sarung Tangan
o Kamera
o Alat Tulis
o Meteran
o Timbangan
55
o Ember
o Gayung
o Lampu/Senter
o Masker
o Alat komunikasi
o GPS
Nama Biota :
Spesies :
Gender :
Umur :
Relawan :
Menandai dan
mencatat mencatat
Mendokumenta
Mengambil keterangan nama 2
sikan (foto saat
sampel tentang: orang saksi
terkena minyak
biota yang dan
dan foto • Koordinat
terkena meminta
sesudah sampel
minyak tanda
dibersihkan) • waktu/jam tangan
• cuaca
• lokasi
• jumlah
• kondisi biota menganalisa
**(baik2/sekarat
melaporkan
/...?
hasil analisa • analisa lab
kepada • membersihkan
ketua sub biota
unit
57
3.3.4.5 Contoh
11. Bilas burung. Ingat bahwa cairan pembersih berdampak pada bulu
burung yaitu menghilangkan kemampuan waterproofing) sehingga
harus dibilas sampai bersih. Professional cleaner harus memiliki
spa nozzles untuk menghilangkan bekas detergent. Bagian ini
biasanya dilakukan oleh petugas terlatih khusus.
12. Keringkan burung. Letakkan burung di tempat khusus/sangkar.
Gunakan pengering khusus hewan. Hair dryer terlalu panas untuk
burung dan akan membakar kulitnya. Usahakan burung mulai
membersihkan dirinya secara alami. Hal ini akan membantu bulu-
bulunya tersusun seperti semula.
13. Sediakan nutrisi dan cairan yang cukup dan sesuai. Monitoring
terus proses pemulihan. Tim kesehatan/sukarelawan terlatih akan
memberikan makanan (vitamin, dll yang tepat) dari tube setelah
dibersihkan.
14. Periksa waterproofing. Ini dilakukan dengan meletakkan burung di
kolam terapi hangat. Perhatikan tanda membersihkan diri sendiri.
Perhatikan kemampuan berenang dan mengapung. Perhatikan
kecekatan dan kewaspadaan. Periksa wet spots di bawah bulu
beberapa hari berikutnya. Ini mengindikasikan perlunya
pembersihan lanjutan dan pengeringan.
3.3.5.1 Umum
1. Peta kesesuaian daerah yang relevan dan atau peta lain yang relevan
(misalnya jalan atau peta topografi untuk akses) atau nautical chart area
2. Form Penilaian pantai yang terkena tumpahan minyak.
3. Papan tulis/Clipboard
4. Buku tulis/notebook (jika memungkinkan tahan air).
5. Alat tulis (pensil, spidol, penggaris, penjepit kertas)
6. Kompas atau Global portable Positioning System (GPS)
7. Sekop kecil
8. meteran
9. Kamera digital
10. Kamera Video dan media penyimpanan data (jika diperlukan)
11. Baterai, kemasan baterai yang terisi (untuk GPS, kamera dll)
12. Perangkat Komunikasi (misalnya radio atau telepon seluler)
13. Alat berat
14. Drum/tong
15. dll
Surveyor juga harus memiliki pakaian yang sesuai dan alat pelindung diri
selama proses pembersihan minyak di pantai, misalnya :
a. Alat perlengkapan dari hujan dan panas, topi, sepatu karet (sol anti-
selip)
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
c. Tissue tangan/alat pembersih dan kain untuk dekontaminasi.
61
Setiap daerah harus diberi kode identifikasi yang khusus. Tidak ada aturan
bagaimana hal ini dilakukan, tetapi cukup dengan menggunakan sistem yang
sederhana dan efektif misalnya pemberian kode untuk masing-masing kota
diikuti dengan nomor urut untuk setiap daerah dalam kota tersebut.
Form 5.
Identifikasi wilayah yang terkena tumpahan minyak
Panjang pantai
Koordinat (awal)
Koordinat (akhir)
Deskripsi Tipe
Garis Pantai
(estuary,
pantai…, Pantai
bertebing,
Pelabuhan, dll)
Gambaran Operasional
Luasan :
Tipe Substrat
a. Permukaan
Minyak
Ketebalan minyak
Panjang
Lebar
Penyebaran
Ketebalan
Karakteristik minyak
5
Luas area yang terpapar
Kedalaman penetrasi
minyak
Kedalaman
Lebar
Penyebaran
Ketebalan
Karakteristik Minyak
Kedalaman
Penetrasi minyak
a. Sarana dan
Prasarana Pelabuhan
Perikanan
Tangkap
Cth: 50 GT
Rusak
Mesin kapal
Alat tangkap
Jetti
64
- Alat Jaring
Budidaya
Jetti
Identifikasi
Menentukan
• Jenis dan sifat proses dan metode Pelaksanaan baik
minyak
secara fisik
• Geologi dari garis • Secara fisik
maupun alami
pantai dan laju • Secara alami
aliran air
• Jenis dan
sensitivitas
lingkungan biologi
• Survey
Melaporkan Pembuangan
hasil limbah hasil
pembersihan pembersihan
pantai kepada
ketua Unit
3.3.5.4.1 Identifikasi
Langkah-langkah survey
5. Formulir penilaian garis pantai yang terkena minyak diisi secara lengkap
dengan menyediakan semua informasi secara rinci tentang kondisi
minyak.
6. Meninjau dan mereview hasil proses survey dan melengkapi peta sketsa
yang dibuat. Memastikan bahwa semua foto dan video telah dicatat secara
akurat.
area pada saat terjadinya perubahan pasang surut air laut di pantai yang
dapat berakibat pencemaran di area bersih lainnya.
• Pada pesisir pantai berbatu sisa minyak yang menempel kuat pada
batu atau tingkat yang sangat tinggi maka pembersihan diperlukan
dengan menggunakan air panas pada tekanan tinggi.
SECARA ALAMI
SECARA FISIK
3.3.6.1 Umum
- Data Flora
- Data Fauna
- Data Sarpras
70
3.4 REHABILITASI
3.5 PELATIHAN
b. Perairan
1) Personil yang terlibat dalam penghitungan ganti kerugian
setidaknya mempunyai latar belakang ekonomi terutanma ekonomi
lingkungan guna menghitung kerugian yang diderita akibat
pencemaran atau kerusakan akibat tumpahan minyak
2) Materi pelatihan penanggulangan tumpahan minyak di perairan
mencakup antara lain: pengenalan dan pengoperasian peralatan
penanggulangan tumpahan minyak, pemahaman peran deteksi
dini, aspek-aspek kesalamatan, kajian resiko tumpahan minyak,
karakteristik fisik dan kimia minyak yang tumpah, upaya perolehan
kembali dan pengumpulan penampungan dan pembuangan,
pengguanaan dispersant, perlindungan dan pembersihan pantai,
evaluasi, pematauan pasca kegiatan operasi penanggulangan
tumpahan minyak.
3) Materi pembersihan sarana dan prasarana perikanan budidaya laut
4) Materi pembersihan sarana dan prasarana perikanan tangkap
5) Materi pembersihan biota laut
BAB IV.
KLAIM GANTI KERUGIAN
KLAIM GANTI
KERUGIAN
Ketua:
Ditjen KP3K
Anggota:
Ditjen KP3K
Ditjen PSDKP
Ditjen Tangkap
Ditjen Budidaya
Ditjen P2HP
BKIPM
Badan Litbang
PPNS KKP
Akademisi
Jangka waktu pengajuan klaim ganti rugi paling lambat 3 (tiga) tahun
terhitung dari tanggal ketika diketahuinya tejadinya pencemaran dan/atau
kerusakan dan yang telah diadakan suatu aksi pencegahan pencemaran.
Pengajuan klaim harus melengkapi dokumen pendukung, antara lain:
Gambar 21. Diagram biaya yang dihimpun dari aktifitas penanggulangan, terkena dampak dan valuasi ekonomi
MENYUSUN
DAFTAR MANFAAT DAN FUNGSI EKOSISTEM PESISIR DAN
LAUTAN
IDENTIFIKASI
KENDALA
VALUASI EKONOMI
METODE
PENILAIAN SUMBERDAYA PESISIR
EKONOMI AKIBAT TUMPAHAN
IDENTIFIKASI MINYAK
KEBUTUHAN
INFORMASI
4.2.1.Mangrove
4.2.2.Padang Lamun
4.2.3.Terumbu Karang
77
4.2.4.Estuaria
1) Manfaat Langsung
Manfaat langsung dari hutan mangrove dapat berupa manfaat
untuk kayu log, manfaat untuk kayu bakar, dan manfaat
biologis. Manfaat biologis adalah manfaat lahan yang berhutan
mangrove bagi komponen sumberdaya lainnya yang berada pada
lahan tersebut sebagai satu kesatuan ekosistem. Manfaat ini
merupakan gambaran dari fungsi keterkaitan antar komponen
sumberdaya dalam satu ekosistem. Manfaat ini antra lain terdiri
dari manfaat biologis bagi belut, manfaat biologis bagi udang,
manfaat biologis bagi alur, manfaat biologis bagi kerang, manfaat
biologis bagi kepiting, manfaat biologis, manfaat biologis bagi
burung, manfaat biologis bagi ikan, dan manfaat biologis bagi
ular.
3) Manfaat Pilihan
Nilai manfaat pilihan merupakan suatu nilai yang menunjukkan
kesediaan seseorang individu untuk membayar untuk
melestarikan sumberdaya bagi pemanfaatan di masa depan. Nilai
manfaat pilihan (option value) didekati dengan mengacu pada
nilai keanekaragaman hayati hutan mangrove Indonesia yaitu
US$ 1,500/km2 per tahun. Nilai ini dapat dipakai untuk hutan
mangrove di berbagai daerah di Indonesia bila hutan
mangrovenya secara ekologis penting dan tetap dipelihara relatif
alami.
4) Manfaat Eksistensi
79
TEV = UV + NUV
= (DUV + IUV + OV)+ (BV + EV).
Keterangan:
TEV= total economic value
UV=use value
NUV=non use value
DUV =direct use value
IUV= indirect use value
OV =option value
BV =bequest value
EV=existence value
1) Metode langsung
Metode ini menggunakan cara survei dimana individu ditanya
mengenai WTP atau WTA. Tujuannya adalah untuk melindungi
sumberdaya dan lingkungan yang ada, atau meningkatkan
kualitas sumberdaya dan lingkungan. Dalam metode ini
terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain
Contingent Valuation dan Contingent Ranking.
b) Contingent Ranking
Metode ini menggunakan skenario hipotesis. Responden
memberi urutan pilihan dan biaya-biaya yang terkait.
Dengan menggunakan urutan ini, ciri-ciri yang bervariasi
dapat dibentuk dalam nilai moneter. Misalkan pada salah
satu obyek wisata lingkungan, responden diminta untuk
merangking seperangkat pilihan alternatif jenis-jenis wisata
menurut karakteristiknya, lengkap dengan biaya-biaya yang
diperlukan. Dengan rangking tersebut akan dapat diketahui
berbagai karakteristik wisata lingkungan berdasarkan nilai-
nilai moneter. Keunggulan metode ini dibandingkan dengan
contingent valuation maka pertanyaan/kuesioner pada
metode ini lebih mudah dijawab. Sedangkan kelemahannya
berupa sulitnya menghitung dan mencari sampel yang lebih
besar.
a) Hedonic Pricing
Metode ini digunakan untuk menduga nilai dari sumberdaya
dan lingkungan saat merupakan bagian yang mempengaruhi
nilai barang pasar, berdasarkan indikasi transaksi pasar
bahwa orang sebenarnya mau membayar barang tersebut
dalam berbagai situasi. Misalnya, manfaat udara yang bersih
(pada sebuah perumahan), dapat disimpulkan harga
82
2) hakekat dari barang dan jasa non pasar adalah aplikasi nilai
secara sederhana dapat dilakukan tanpa harus merubah waktu
analisis ekonomi yang muncul berikutnya dalam aktifitas
tersebut. Dalam hal ini pengambilan keputusan yang baik
merupakan hal penting untuk menyesuaikan nilai yang diperoleh
dari lokasi yang sudah diketahui nilainya, dengan yang didapat
di lokasi yang sedang dikaji.
2) Penyesuaian nilai
Penyesuaian mendasar yang biasanya diperlukan untuk
melakukan analisis ekonomi adalah mengkuantifikasi perbedaan
dalam kondisi dasar dan/atau tingkat dampak fisik tertentu.
Penyesuaian ini dapat dilakukan pada tahap kuantifikasi dari
analisis yang dilakukan.
84
Pemilihan literatur
Penyesuaian Nilai
BAB IV
PENUTUP