PERENCANAAN ALAT
Keterangan gambar :
53
54
8. : lampu menyala
9. : lampu padam
a) V sumber = 12 Volt
c) Gangguan
d) Arus Normal
I=P/V
55
I = 12 / 12
I = 1 Ampere
e) I gangguan PMT = V / R
= 12 / 6,6
= 1,8 Ampere
Dari perhitungan tersebut, maka gangguan pada PMT akan terjadi ketika arus
yang mengalir pada alat adalah I normal (1 Ampere) + I gangguan PMT (1,8
Proses manuver jaringan pada gambar 3.1, ketika tombol gangguan pada
PMT ditekan maka daerah setelah PMT akan mengalami padam. Gangguan pada
alat ini adalah gangguan hubung singkat yang menyebabkan arus lebih, dimana
Dari gambar 3.1 di atas beban pada masing – masing penyulang dapat terlihat dari
Oleh sebab itu secara otomatis ketika tombol manuver ditekan maka penyulang
Keterangan gambar :
8. : lampu menyala
9. : lampu padam
a) V sumber = 12 Volt
c) Gangguan
d) Arus Normal
I=P/V
I = 12 / 12
I = 1 Ampere
e) I gangguan PMT = V / R
= 12 / 6,6
= 1,8 Ampere
58
Dari perhitungan tersebut, maka gangguan PMT akan terjadi ketika arus yang
mengalir pada alat adalah I normal (1 Ampere) + I gangguan PMT (1,8 Ampere)
= 2,8 Ampere.
Proses manuver jaringan pada gambar 3.2, ketika tombol gangguan pada
PMT ditekan maka daerah setelah PMT akan mengalami padam. Gangguan pada
alat ini adalah gangguan hubung singkat yang menyebabkan arus lebih, dimana
Dari gambar 3.2 di atas beban pada masing – masing penyulang dapat terlihat dari
Oleh sebab itu secara otomatis ketika tombol manuver ditekan maka penyulang
Keterangan gambar :
8. : lampu menyala
60
9. : lampu padam
a) V sumber = 12 Volt
c) Gangguan
d) Arus Normal
I=P/V
I = 8 / 12
I = 0,7 Ampere
e) I gangguan Recloser = V / R
= 12 / 10
= 1,2 Ampere
61
Sehingga ketika terjadi gangguan PMT maka arus yang mengalir pada alat adalah
Proses manuver jaringan pada gambar 3.3, ketika tombol gangguan pada
Gangguan pada alat ini adalah gangguan hubung singkat yang menyebabkan arus
dilakukan perhitungan. Dari gambar 3.3 di atas beban pada masing – masing
penyulang dapat terlihat dari nyala lampu, setiap lampu bebannya 10 watt. Pada
penyulang cadangan 2 akan menerima pelimpahan beban dari daerah setelah SSO,
Perangkat keras yang digunakan antara lain arduino mega 2560, push
button, lampu led, saklar, relai, Ethernet shield, dan lain-lain. Perangkat keras ini
mencantumkan input dan output pada program beserta dengan logika untuk
memberikan kontrol pada peralatan. Gambar 3.4 menampilkan blok diagram pada
sistem alat.
Sesuai dengan sistem diagram blok perancangan alat diatas terbagi menjadi 3
bagian yaitu :
3) Perangkat sebagai output dan tampilan control guna melakukan kerja alat
1. Catu daya
Dari sumber 220 VAC, kemudian masuk ke trafo 5A. Pada trafo 5A tegangan
diturunkan menjadi 12VAC .12 VAC tersebut diinput ke 2 catu daya, dimana
outputannya 12V dan 5V. Catu daya 12V digunakan untuk mensupplay Arduino
Mega 2560, Driver Relay, dan Relay. Sedangkan Catu Daya 5V digunakan untuk
Arduino Mega 2560 mendapat input dari ACS712 dan Push Button. ACS 712
memberi masukan tegangan ke driver relay. Output Arduino Mega 2560 berupa
Driver Relay ULN 2803 digunakan sebagai interface antara relay yang memiliki
Sensor Arus ACS712 digunakan untuk mendeteksi besar arus yang mengalir
5. Ethernet Shield
64
Ethernet Shield digunakan dalam menulis program agar arduino board dapat
terhubung ke jaringan.
65
Rangkaian Catu Daya pada alat simulasi ini digunakan untuk mensuplai
seluruh rangkaian yang membutuhkan suplai sebesar 12 VDC dan 5 VDC, yaitu
relay, driver relay, push button, sensor srus ACS712, dan Arduino Mega 2560.
Gambar 3.5 menampilkan rangkaian catu daya yang digunakan pada alat.
1.
2.
2.1.
2.2.
2.2.1.
1) Sumber tegangan catu daya merupakan output dari transformator step down
output dari dioda tersebut masih memilikki ripple atau denyut sehingga
nilainya belum stabil. Supaya ripple dari output dioda berkurang maka diberi
Kapasitor yang digunakan pada catu daya tersebut adalah kapasitor jenis elco
keramik dengan besar 100F. Keluaran dari kapasitor tersebut sudah berupa
tegangan DC murni.
maka akan dialirkan melalui transistor npn TIP 3055 yang berfungsi sebagai
5) Output 12 VDC dari catu daya tersebut digunakan untk mensuplai relay,
1) Sumber tegangan catu daya merupakan output dari transformator step down
output dari dioda tersebut masih memilikki ripple atau denyut sehingga
nilainya belum stabil. Supaya ripple dari output dioda berkurang maka diberi
Kapasitor yang digunakan pada catu daya tersebut adalah kapasitor jenis elco
keramik dengan besar 100F. Keluaran dari kapasitor tersebut sudah berupa
tegangan DC murni.
maka akan dialirkan melalui transistor npn TIP 3055 yang berfungsi sebagai
5) Output sebesar 5 VDC dari catu daya tersebut digunakan untuk mensuplai
besar arus yang mengalir pada rangkaian beban, yaitu beban yang terletak di
setelah PMT dan beban yang terletak di setelah recloser. Fungsi ACS712 pada
sebenarnya yang terletak pada peralatan proteksi PMT dan recloser yang
digunakan untuk mengukur arus yang mengalir pada jaringan tegangan menengah
20 KV. Sensor ACS712 ini yang nantinya akan mendeteksi adanya arus gangguan
sehingga relay proteksi dapat bekerja. Konfigurasi pin pada ACS712 dijelaskan
Inputan sensor arus ACS712 adalah output dari rangkaian catu daya
sebesar 5 V DC, yang disebut sebagai Vcc. Sensor arus ACS712 ini tidak mampu
keadaan dimana saat tidak ada arus yang melewati ACS712, maka keluaran sensor
adalah (0,5xVcc) sebesar 2,5 V. Dan saat arus mengalir dari IP+ ke IP-, maka
keluaran akan >2,5 V. Sedangkan ketika arus listrik mengalir terbalik dari IP- ke
IP+, maka keluaran akan <2,5 V (Datasheet ACS712). Sensor arus ACS712 ini
membaca arus dengan inputan tegangan yang dikonversi dalam bentuk arus.
Memiliki sensitivitas sebesar 185 mV/A. Jadi, setiap sensor arus ACS712
sebesar 1 Ampere.
Hall terjadi ketika arus melewati keping tembaga internal sensor dan akan
penumpukkan muatan positif dan negatif pada sisi logam sehingga kedua sisi
logam muncul perbedaan potensial yang akan dideteksi oleh sensor. Efek Hall
yang outputnya berupa tegangan dengan nilai sebanding dengan arus input.
2560 melalui pin output sensor yang dimasukkan ke pin analog Arduino Mega
simulasi Tugas Akhir ini bersifat open source dan memiliki banyak port sehingga
(pin 0 sampai 58), dimana 16 pin sebagai input analog (pin A0 sampai pin A15), 4
pin UARTs (port serial untuk hardware), 1 buah osilator Kristal 16 MHz, koneksi
tegangan 6V hingga 20V. Pada simulasi Tugas Akhir ini, sumber daya yang
disupply ke Arduino Mega 2560 adalah output dari catu daya 12 VDC yang
masukan dari sensor arus push button dan ACS712. Masukan push button akan
memberikan sinyal “high” dan “low” yang nantinya akan digunakan untuk
memberi perintah kepada driver relay untuk menutup dan membuka relay
OMRON LY2N. Kemudian Masukan dari sensor arus ACS712 ini berupa hasil
pembacaan arus listrik yang mengalir pada rangkaian beban. Kemudian Arduino
Mega 2560 akan membandingkan nilai arus yang didapat dari sensor arus ACS712
tersebut dengan nilai arus yang sudah disetting, dan apabila besar arus yang
terbaca melebihi dari arus setting yang ditetapkan, Arduino Mega 2560 akan
memberikan perintah “high” kepada relay, sehingga relay akan trip. Arduino
Mega 2560 juga digunakan sebagai otak yang digunakan sebagai sarana
Rangkaian Driver Relay pada alat simulasi Tugas Akhir ini menggunakan
sebagai PMT dan recloser. Gambar 3.8 memperliharkan desain driver relay ULN
2803.
Pada rangkaian Driver relay, masukan ULN 2803 terhubung dengan pin
Arduino Mega 2560 dengan relay 12 VDC, karena output dari mikrokontroler
Arduino Mega 2560 adalah 5V, sedangkan relay membutuhkan 12V untuk dapat
3.9 menampilkan skema driver relay ULN 2803 ketika pin masukannya berlogika
low dan pada gambar 3.10 menampilkan skema driver relay krtika pin
Gambar 3.9 Skema ULN 2803 ketika Pin Masukan Berlogika Low
Ketika pin masukan ULN 2803 mendapat logika low, maka transistor
dalam rangkaian internal tiap pin ULN 2803 tidak aktif sehingga pin keluaran
dalam kondisi floating atau mengambang tidak berlogika high atau low.
73
Gambar 3.10 Skema ULN 2803 Ketika Pin Masukan Berlogika High
Ketika pin maukan ULN 2803 mendapat logika high sebesar 5 V dari
Arduino Mega 2560 maka transistor dalam rangkaian internal pin ULN 2803 akan
aktif dan tersambung dengan ground, sehingga relay dapat tersambung dengan
ground. Dengan begitu pin keluaran ULN 2803 akan menghasilkan logika low
sehingga arus pada relay akan mengalir dari Vcc ke ground melewati coil. Arus
pada coil menimbulkan adanya medan magnet yang menyebabkan kontak pada
relay perpindah dari kondisi normally close menjadi normally open. Kondisi
tersebut akan tetap bertahan selama arus masih mengalir pada coil.
Pada alat simulasi Tugas Akhir ini menggunakan relay OMRON LY2N
12V sebagai pengganti PMT dan recloser sebenarnya pada Jaringan Tegangan
dari sambungan pin keluaran driver relay. Ketika coil relay mendapat aliran arus,
maka arus listrik tersebut menimbulkan adanya medan elektromagnet yang akan
menarik kontak relay yang awalnya adalah normally close menjadi normally
74
open. Kerja dari relay tersebut dapat dikontrol oleh Arduino Mega 2560 melalui
Jenis relay yang digunakan pada alat simulasi ini adalah relay jenis double
pole-double throw dengan 8 pin yang terdiri dari 2 pin coil, 2 pin normally open
(NO), 2 pin normally close (NC) dan 2 pin common. Relay OMRON LY2N ini
Pada alat simulasi Tugas Akhir ini, menggunakan Ethernet Shield sebagai
open Modbus TCP/IP. Arduino Mega harus dijadikan open Modbus TCP/IP agar
Pada Tugas Akhir ini, Ethernet Shield terhubung dengan Arduino Mega
pada pin 4, 10, 50, 51, dan 52. Pin 4 digunakan untuk memilih SD card, pin 10
75
digunakan untuk memilik W5100 dan pin 50, 51, 52 digunakan untuk komunikasi
bus SPI. Untuk membuat Open Modbus TCP/IP diperlukan beberapa pengaturan
dasar yaitu memberi alamat MAC (Media Access Control) dan alamat IP (Internet
Rangkaian gangguan pada alat simulasi ini terdiri dari beberapa resistor
yang dirangkai paralel dengan beban dan diputus oleh push button. Dalam
button maka besar arus akan bertambah dan melebihi nilai setting, sehingga relay
f) V sumber = 12 Volt
h) Gangguan
76
I=P/V I=P/V
I = 12 / 12 I = 8 / 12
j) I gangguan PMT = V / R
= 12 / 6,6
= 1,8 Ampere
I gangguan Recloser = V / R
= 12 / 10
= 1,2 Ampere
Dari penghitungan diatas, didapat acuan gangguan yang akan digunakan dalam
1. Ketika terjadi gangguan PMT maka arus yang mengalir pada alat adalah I
2. Pada saat terjadi gangguan Recloser arus yang mengalir pada alat adalah I
Arus Acuan
Letak Gangguan Beban Terpasang
Gangguan (A)
Rangkaian beban pada alat simulasi Tugas Akhir ini menggunakan beban
lampu pijar. Pada PMT dan recloser masing – masing beban berupa 1 buah lampu
pijar 12Volt 10 Watt. Rangkaian beban mendapat supply dari transformator step
78
down 12V dan keluaran dari rangkaian beban menjadi masukan pada sensor arus
ACS712.
79
jaringan. Ketika alat tersebut sudah dalam keadaan nyala atau siap, selanjutnya
pada alat sehingga apabila arus tersebut melebihi dari arus settingnya maka PMT
dan Recloser akan trip sesuai dengan yang dibutuhkan. Pertama untuk
yang ada pada PMT. Setelah menekan tombol tersebut maka akan timbul
menekan tombol manuver, dimana ketika tombol maeuver tersebut ditekan maka
yang padam tadi akan langsung menutup dan mengalirkan bebannya kepada
jaringan yang padam sehingga dapat mengurangi daerah padam akibat PMT trip.
menormalkan atau mereset alat simulasi agar dapat melakukan percobaan yang
selanjutnya. Hal yang serupa dilakukan untuk manuver jaringan apabila Recloser
yang mengalami trip akibat gangguan. Saat tombol gangguan pada recloser
ditekan maka jaringan setelah recloser akan padam. Lalu setelah menekan tombol
manuver maka secara otomatis penyulang cadangan yang berada setelah SSO lah
yang dapat melimpahkan bebannya. Single line pada alat ditunjukkan pada
gambar 3.15.
81
VTSCADA pada alat simulasi ini digunakan untuk monitoring arus dan
relay proteksi. Ketika relay bekerja, VTSCADA akan membaca status relay,
apakah relay “high” atau “low”. Selain itu, arus yang terbaca oleh arduino juga
diagram dari simulasi alat. Pada gambar 3.16, 3.17 dan 3.18 menunjukkan
kerangka, desain dan single line alat untuk tampilan pada HMI melalui aplikasi
VTScada.
82
Gambar 3.18 Single Line Simulasi Alat pada HMI dengan Aplikasi VTScada
Pada desain ini dibuat sesuai dengan single line diagram dari jaringan
besaran arus yang terbaca oleh arduino. Selain itu juga ditambahkan button open
PMT, close PMT, open recloser, close recloser, dan button penormalan.
komponen yang ada pada desain disesuiakan dengan alamat pada arduino.
84
jaringan pada aplikasi VTScada. Untuk yang pertama ketika aplikasi sudah dibuka
dan sudah terhubung dengan HMI. Scada ini digunakan sebagai monitoring
maupun controlling pada alat simulasi. Ketika pada alat menakn tombol gangguan
maka pada Scada tombol pada PMT akan Open atau OFF. Setelah itu ketika pada
alat menekan tombol manuver maka pada Scada apabila LBS 1 yang melakukan
manuver maka LBS 1 akan ON atau Close dan LBS 2 akan OFF atau Open,
sebaliknya apabila LBS 2 yang melakukan maneuver maka LBS 2 akan ON atau
Close dan LBS 1 akan OFF atau Open.Setelah melakukan maneuver kemudian
pada tampilan Scada button Recloser akan Open atau OFF. Kemudian menekan
tombol manuver pada alat maka tampilan pada Scada adalah LBS 2 akan ON atau
Close dan LBS 1 akan OFF atau Open. Ketika gangguan terjadi pada Recloser
maka hanya ada 1 pilihan untuk melakukan manuver yaitu pada LBS 2.
//PMT
//lampu 1
if ((pmttrip==HIGH)&&(I_LBS2<I_LBS3)&&(manuver==HIGH)&&(I_LBS2<50)){
digitalWrite(recloser, HIGH);
Mb.C[7]=HIGH;
state1=HIGH;
86
for(int x=0;x<1000;x++){
delay(1);
digitalWrite(lbs2, HIGH);
Mb.C[10]=HIGH;
if ((pmttrip==HIGH)&&(I_LBS2>I_LBS3)&&(manuver==HIGH)&&(I_LBS3<50)){
digitalWrite(recloser, HIGH);
Mb.C[7]=HIGH;
for(int x=0;x<1000;x++){
delay(1);
digitalWrite(lbs3, HIGH);
Mb.C[11]=HIGH;
//lampu2
if
((pmttrip==HIGH)&&(I_LBS2>50)&&(I_LBS2<70)&&(I_LBS3>50)&&(I_LBS3<70)&&(manu
ver==HIGH)){
digitalWrite(recloser, HIGH);
Mb.C[7]=HIGH;
digitalWrite(sso, HIGH);
Mb.C[8]=HIGH;
state1=HIGH;
for(int x=0;x<1000;x++){
delay(1);
digitalWrite(lbs2, HIGH);
Mb.C[10]=HIGH;
87
digitalWrite(lbs3, HIGH);
Mb.C[11]=HIGH;
//lampu3&2
if ((pmttrip==HIGH)&&(I_LBS3>50)&&(I_LBS2>70)&&(manuver==HIGH)){
digitalWrite(recloser, HIGH);
Mb.C[7]=HIGH;
digitalWrite(sso, HIGH);
Mb.C[8]=HIGH;
state1=HIGH;
for(int x=0;x<1000;x++){
delay(1);
digitalWrite(lbs3, HIGH);
Mb.C[11]=HIGH;
if ((pmttrip==HIGH)&&(I_LBS2>50)&&(I_LBS3>70)&&(manuver==HIGH)){
digitalWrite(recloser, HIGH);
Mb.C[7]=HIGH;
digitalWrite(sso, HIGH);
Mb.C[8]=HIGH;
state1=HIGH;
for(int x=0;x<1000;x++){
delay(1);
digitalWrite(lbs2, HIGH);
Mb.C[10]=HIGH;
//RECLOSER
88
if ((reclosertrip==HIGH)&&(manuver==HIGH)&&(I_LBS3<70)){
digitalWrite(sso, HIGH);
Mb.C[8]=HIGH;
for(int x=0;x<1000;x++){
delay(1);
digitalWrite(lbs3, HIGH);
Mb.C[11]=HIGH;