Anda di halaman 1dari 2

Beri si beruang mengeluh di depan sebuah mata air setiap hari berkurang.

Ketika Beri menundukkan kepala, ia melihat seekor semut hitam sedang berjalan sambil
menggendong sebuah guci di pundaknya.

Ia memarahi semut karena terlalu banyak mengambil air di mata airnya.

Semut hitam tidak memperhatikan kemarahan si Beri, dan berjalan menuju sebuah daun.

Beri si beruang dapat menemukan semut dengan mudah.

Semut yang jengkel lalu mengatakan air yang para semut ambil dari sumber air itu akan
diberikan kepada bayi-bayi semut yang kehausan di sarangnya.

Beri tidak mau mendengarkan, ia melarang semut mengambil air lagi.

Tiba-tiba semut itu menghilang dari tanah.

Beri marah kemudian pulang ke sarangnya di pohon Oak.

Sedangkan semut yang kehausan di sarang gelisah, karena si semut hitam belum pulang dari
mencari air.

Mereka akhirnya menyusul si semut hitam dan hanya menemukan gucinya yang tergeletak di
dekat sumber air.

Ketika mereka sampai di tepi sumber air, seekor kelinci yang berbisik dari balik semak
melaporkan pada para semut tentang pertengkaran Beri si beruang dan si semut hitam.

Para semut marah dan memutuskan untuk menemui Beri di sarangnya, di pohon Oak.

Di perjalanan, para semut bertemu dengan Tupai. Mereka bertanya apakah arah yang mereka
tuju adalah arah yang tepat menuju sarang Beri si beruang.

Tupai mengangguk dan memperingatkan sebaiknya mereka tidak pergi ke sana, karena Beri
sangat marah.

Namun, para semut tetap melanjutkan perjalanan.

Ketika sampai di pohon Oak, para semut masuk ke dalam retakan tanah di depan pohon Oak.

Di dalam tanah, mereka bertemu dengan tikus tanah.

Para semut mengatakan tujuan mereka datang ke pohon Oak adalah untuk membalas
perbuatan Beri di beruang.

Akhirnya, tikus tanah mengusulkan dirinya untuk membantu para semut menggali lubang.

Para semut dan tikus tanah menggali lubang di dalam pohon Oak selama sepuluh hari.

Suatu hari, Beri pulang ke pohon Oak dan berdiri di lantai sarangnya.
Beri teringat dengan para semut yang suka mengambil air dari sumber airnya.

Ia menjadi marah, mencakar-cakar, dan menghentakkan kaki di lantai.

Tiba-tiba, lantai sarangnya jebol dan membuatnya terjatuh ke dalam lubang yang digali para
semut dan tikus tanah.

Beri si beruang berperangkap di dalam lubang tanah yang dalam.

Para semut dan hewan hutan lainnya hidup damai dari ancaman Beri si beruang.

Sedangkan, si semut hitam yang hilang di sumber air tiba-tiba pulang ke sarangnya.

Ia mengatakan dirinya tidak hilang, namun terpeleset di jalan.

Anda mungkin juga menyukai