0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan3 halaman
Bab ini membahas anatomi dan fisiologi lensa mata. Lensa terletak di belakang iris dan terdiri dari serat yang dapat menipis dan menebal untuk memfasilitasi akomodasi. Fisiologinya, lensa menjaga keseimbangan elektrolit dan air untuk transparansi melalui pompa Na+/K+ dan permeabilitas membran. Metabolisme glukosa melalui jalur sorbitol dan glikolisis menghasilkan radikal bebas yang dinetralkan oleh enzim antioksidan
Bab ini membahas anatomi dan fisiologi lensa mata. Lensa terletak di belakang iris dan terdiri dari serat yang dapat menipis dan menebal untuk memfasilitasi akomodasi. Fisiologinya, lensa menjaga keseimbangan elektrolit dan air untuk transparansi melalui pompa Na+/K+ dan permeabilitas membran. Metabolisme glukosa melalui jalur sorbitol dan glikolisis menghasilkan radikal bebas yang dinetralkan oleh enzim antioksidan
Bab ini membahas anatomi dan fisiologi lensa mata. Lensa terletak di belakang iris dan terdiri dari serat yang dapat menipis dan menebal untuk memfasilitasi akomodasi. Fisiologinya, lensa menjaga keseimbangan elektrolit dan air untuk transparansi melalui pompa Na+/K+ dan permeabilitas membran. Metabolisme glukosa melalui jalur sorbitol dan glikolisis menghasilkan radikal bebas yang dinetralkan oleh enzim antioksidan
Jaringan ini berasal dari ektoderm permukaan yang berbentuk lensa di dalam mata dan bersifat bening. Lensa di dalam bola mata terletak di belakang iris yang terdiri dari zat tembus cahaya berbentuk seperti cakram yang dapat menebal dan menipis pada saat terjadinya akomodasi.1 Lensa memiliki diameter ekuatorial sebesar 9-10 mm dan diameter anteroposterior sebesar 5 mm. Lensa berbentuk lempeng cakram bikonveks dan terletak di dalam bilik mata belakang. Lensa akan dibentuk oleh sel epitel lensa yang membentuk serat lensa di dalam kapsul lensa. Epitel lensa akan membentuk serat lensa terus-menerus sehingga mengakibatkan memadatnya serat lensa di bagian sentral lensa sehingga membentuk nukleus lensa. Bagian sentral lensa merupakan serat lensa yang paling dahulu dibentuk atau serat lensa yang tertua di dalam kapsul lensa. Di dalam lensa dapat dibedakan nukleus embrional, fetal dan dewasa.
Gambar 1. Anatomi lensa
Di bagian luar nukleus ini terdapat serat lensa yang lebih muda dan disebut sebagai korteks lensa. Korteks yang terletak di sebelah depan nukleus lensa disebut sebagai korteks anterior, sedang di belakangnya korteks posterior. Nukleus lensa mempunyai konsistensi lebih keras di banding korteks lensa yang lebih muda. Di bagian perifer kapsul lensa terdapat zonula Zinn yang menggantungkan lensa di seluruh ekuatornya pada badan siliar. Secara fisiologik lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu kenyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam akomodasi untuk menjadi cembung, jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan, dan terletak di tempatnya. 2.2 Fisiologi Lensa Pada keadaan normal, lensa terdiri dari 66% air dan 33% protein kristalin, dengan konsentrasi natrium 20 mM dan sodium 120 mM. Dibandingkan dengan lingkungan di sekitarnya (aqueous humor dan corpus vitreum), lensa mengandung lebih sedikit air dan lebih banyak ion kalium (K+).2 Mekanisme regulasi keseimbangan air dan elektrolit merupakan mekanisme yang paling berperan dalam menjaga transparansi lensa. Keseimbangan kation lensa dapat terjaga oleh karena permeabilitas membran sel dan aktivitas pompa natrium-kalium (Na+/K+) yang banyak terdapat di membran sel epitel lensa. Pompa Na +/K+ membutuhkan ATP dan enzim Na+,K+-ATPase untuk bekerja mengeluarkan ion Na + dan memasukkan ion K+ ke dalam sel lensa. Mekanisme transport aktif bersama dengan permeabilitas lensa menyusun sebuah sistem yang dinamakan pump-leak system (Gambar 2). Kalium dan asam amino akan mengalami transport aktif ke dalam lensa melalui epitel pada bagian anterior dan berdifusi ke luar lensa sesuai gradien konsentrasi melalui kapsul posterior, sebaliknya natrium akan masuk ke lensa dengan difusi melalui kapsul posterior dan keluar melalui transpor aktif dan difusi di anterior lensa.
Gambar 2. Hipotesis pump-leak system.
Produksi energi lensa bergantung pada metabolisme glukosa. Glukosa dari aqueous humor akan masuk ke dalam lensa melalui difusi dan difusi terfasilitasi, kemudian akan mengalami metabolism melalui tiga mekanisme, yaitu jalur sorbitol, glikolisis anaerobik, dan shunt heksosa monofosfat. Oleh karena kandungan oksigen yang rendah pada lensa, glikolisis anaerobik merupakan mekanisme yang paling aktif. Pada keadaan hiperglikemia, kadar glukosa di dalam lensa juga akan meningkat dan menyebabkan peningkatan metabolisme melalui jalur sorbitol. Peningkatan ini selanjutnya akan menyebabkan akumulasi dan retensi sorbitol di dalam lensa. Proses metabolisme yang terjadi pada lensa normalnya akan menghasilkan radikal bebas yang lama-kelamaan dapat merusak lensa itu sendiri. Meskipun demikian, lensa juga mengandung enzim-enzim antioksidan, yaitu superoksida dismutase, katalase, dan glutation peroksidase. Glutation, bersama dengan vitamin E dan asam askorbat (vitamin C) yang terdapat di dalam lensa berperan dalam membuang radikal bebas dan menjaga lensa dari kerusakan akibat stres oksidatif. Gambar 3. Skema metabolisme glukosa pada lensa.
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis