Anda di halaman 1dari 5

Ricuh, Arema Kalahkan PSM Makassar 1-0

Arema Indonesia menepati janjinya untuk membalas dendam atas tim tamu PSM Makassar dalam laga
lanjutan Piala Indonesia 2012, di Stadion Gajayana, Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (30/5/2012). Arema
berhasil mengalahkan PSM dengan skor 1-0. Sayang, di menit-menit akhir, pertandingan dinodai dengan
kericuhan antarpemain. Dengan kemenangan atas PSM Makassar, tim berjuluk "Singo Edan" itu lolos ke
babak lanjutan.

Pada seperempat jam pertandingan berlangsung, Arema baru bisa mengimbangi dominasi PSM. Arema
tampak mulai berani memainkan bola pendek merapat dalam menyusun serangan. Pada menit ke 24, TA
Musafri, berhasil menerobos kotak penalti PSM. Sayang, tendangan keras kaki kanannya masih bisa
diblok pemain belakang tim Laskar Juku Eja.

Lagi-lagi TA Musyafri, menit ke 37 berhasil membahayakan pertahanan PSM. Namun, masih berhasil
digagalkan. Tak terlalu banyak peluang bagi kedua tim, hingga turun minum, kedudukan masih imbang
0-0

Sejak menit awal, pertandingan berjalan keras. Menit pertama, Irfan Raditya langsung diganjar kartu
kuning karena melanggar penyerang PSM Makassar, M Rahmat. Awalnya, PSM tampak bisa menguasai
alur permainan. Melalui umpan-umpan pendek, Samsul Bahri Khaeruddin dan kawan-kawan, terus
berjuang membongkar pertahanan anak asuh Dejan Antonic.

Saat beberapa kali terjadi gesekan antarpemain, wasit Daryanto harus memberi peringatan. Bahkan
langsung mengganjar kartu kuning. Saat PSM tak bisa membalas kekalahan, banyak pemain PSM terlihat
mulai emosi. Terbukti, di penghujung pertandingan, sempat terjadi keributan antara pemain kedua tim.
Setelah saling dorong, bahkan saling kejar antar pemain Arema dan PSM, dengan tegas, wasit
memutuskan kiper PSM, Deny Saprianto mendapat kartu merah, karena melanggar pemain Arema.

Sejak itu, nyaris terjadi kerusuhan yang melibatkan offisial dan pemain kedua tim. Hal ini membuat
pertandingan terhenti hingga lima menit. Bahkan, ada beberapa suporter yang masuk ke lapangan. Tak
lama pertandingan dilanjutnya, wasit langsung meniup peluit, bertanda pertandingan usai dan
kemenangan ada ditangan tim "Singo Edan". Melihat wasit mengakhiri pertandingan, pemain dan
pelatih PSM yang kesal, langsung mengejar wasit. Namun, wasit langsung lari dengan dipagari anggota
polisi, menuju dalam stadion Gajayana Kota Malang

(https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/bola/read/2012/05/30/19505279/index-html)

Kekerasan merupakan tindakan agresi yang dikategorikan dalam pelanggaran yang

termasuk didalamnya (pemukulan, penyiksaan, kekerasan seksual dan lain-lain) yang

menyebabkan penderitaan bagi orang lain baik fisik maupun mental

Tindakan yang dapat memicu tindakan kekerasan dari supporter the macz man

diantaranya disebabkan oleh kepemimpinan wasit yang dianggap tidak fair play sehingga memicu
kemarahan supporter.

Kepemimpinan wasit memang sangat berpengaruh terhadap jalannya pertandingan,

penonton hendaknya memahami dinamika pertandingan dan lebih dewasa menanggapai

dinamika tersebut. Tindakan anarkis dan kekerasan juga biasanya terjadi akibat berbedanya

harapan dan kenyataan terhadap penampilan tim pujaan saat bertanding.


Selain itu adanya indikasi fanatisme yang tentunya

berlebihan, pengambilan keputusan dalam bertindak tidak lagi didasari atas pemikiran

yang rasional, sehingga apabila terjadi sesuatu dilapangan yang dianggap merugikan club

yang di belanya akan sangat mudah tersulut dan terjadi tindakan kekerasan. Dari hasil

observasi yang dilakukan kekerasan fisik memang sudah jarang terjadi namun yang paling

sering terjadi adalah kekerasan verbal yang di lakukan dengan mengumpat dan mencaci

pihak lawan ataupun menyanyikan yel-yel yang isinya mengintimidasi terhadap pihak

lawan yang cenderung menghina.

Tindak kekerasan yang terjadi pada supporter olahraga sepak bola khususnya pada

supporter PSM Makassar juga banyak dipicu oleh peran media massa. Peran media massa

memiliki dampak yang cukup signifikan dalam memicu terjadinya tindak kekerasan hal

tersebut terjadi karena biasanya media massa dalam mengekspose tentang tindak kekerasan

supporter lain dalam permainan sepakbola secara berulang dan terus menerus sehingga
ditiru oleh supporter lain. Penyebaran berita hoax pada media social yang sangat massif

turut memberi andil, hasil penelitian tersebut selaras dengan hasil penelitian (Lulescu,

2019) yang menyatakan bahwa hubungan antara manifestasi kekerasan dalam olahraga

terdapat banyak factor yang bercampur dan salah satu factor yang menghasilkan tindak

kekerasan pada supporter olahraga yang sering dihasilkan oleh media massa.

Factor lain yang biasanya memicu terjadinya tindak kekerasan supporter pada

pertandingan PSM Makassar adalah tindakan pelemparan kedalam lapangan. Berdasarkan

hasil penelusuran yang dilakukan penyebab sehinggga tindakan tersebut dilakukan

didasarkan pada beberapa factor diantaranya sebagai bentuk protes kepada pengadil

lapangan maupun tim lawan yang dianggap tidak menjalankan tugas sesuai aturan yang

berlaku , selain itu pelemparan di lakukan sebagai upaya untuk mengganggu konsentrasi

bermain lawan yang diharapkan dapat memberi kesempatan kepada tim yang dibela untuk
mendapatkan keuntungan dari tindakan tersebut.

Kasus tersebut termasuk agresivitas Bermusuhan karena semata-mata dilakukan dengan maksud
menyakiti orang lain atau sebagai ungkapan kemarahan dan emosi yang tinggi akibat perlakuan wasit.

Anda mungkin juga menyukai