Anda di halaman 1dari 12

UNSUR-UNSUR

SASTRA
TAFKUR BAHRIL WAHID
Apa yang membuat sebuah
karya bernilai sastra?
Ahmad Syāyib

Unsur-Unsur Sastra

‫العاطفة‬ ‫الخيال‬
Rasa, emosi, sentimen Imajinasi

‫المعنى‬/‫الفكرة‬ ‫األسلوب‬/‫الصورة‬
Gagasan/Tema Bentuk/Gaya Bahasa
Rasa/Emosi (‫(العاطفة‬
Padanan kata “emotion” dalam bahasa Arab
adalah “al-infi’āl”. Namun, dalam kajian
kesusastraan, padanan yang kerap dipakai
adalah “al-‘āṭifah”. Sementara kata “al-infi’āl”
lebih sering digunakan dalam kajian psikologi.

Emosi adalah keadaan batin yang kuat, yang


memperlihatkan kegembiraan, kesedihan,
keharuan, atau keberanian yang bersifat
subjektif (Syamsir Arifin, 1991 : 40). Menurut Ahmad
Syāyib, pengertian emosi inilah yang memiliki
kesamaan dengan pengertian rasa sastra.
Kekuatan Rasa
Kebenaran Rasa
Sumber kekuatan
Rasa yang timbul
rasa adalah
dengan sejujurnya.
sastrawan itu sendiri.
Tidak dibuat-buat.

Ragam Rasa
Kelanggengan Rasa Kemampuan
Kelanggengan atau sastrawan dalam
keberlangsungan rasa mentransformasikan
pada diri sastrawan beragam rasa pada
selama ia berkarya. jiwa pembaca.

Tingkat Rasa

Standar untuk Perbedaan tinggi-rendahnya


rasa sastra bagi setiap

menilai rasa sastra


sastrawan. Diketahui dari
gaya bahasa (stilistika).
Imajinasi (‫)الخيال‬
Menurut Panuti Sudjiman, imajinasi adalah
kemampuan menciptakan citra dalam angan-
angan atau pikiran tentang sesuatu yang tidak
diserap oleh pancaindra atau yang belum
pernah dialami dalam kenyataan.

Dalam karya sastra, imajinasi merupakan unsur


yang sangat penting bagi sastrawan, dapat
membantu untuk merekam peristiwa yang
telah berlalu dan akan datang.
Khayāl Ta’līfī
Khayāl Ibtikārī Khayāl Bayāni
Perpaduan antara pikiran dan
Adanya gambaran baru Disebut juga khayāl tafsīrī,
gambaran yang bermuara
dalam sebuah karya sastra berfungsi untuk
pada satu perasaan yang
yang disusun dari beberapa mengekspresikan nuansa
benar.
unsur sebelumnya. alam dengan gaya bahasa
yang indah.
Gagasan (‫)الفكرة‬
Gagasan merupakan patokan atau tolak
ukur utama dalam mengetahui karya
sastra. Jika karya sastra tersebut tidak
memiliki gagasan atau ide maka sastra
tersebut ialah sastra yang mati.
Bentuk (‫)الفكرة‬
Menurut Ahmad Syāyib, bentuk adalah sarana
yang digunakan oleh seorang sastrawan
untuk mentransformasikan pikiran dan
perasaannya kepada para pembaca atau
pendengar sastra.
Bahasa Sastra Bersifat Lugas Bahasa Sastra Berbeda
Bahasa sastra bersifat lugas karena Perbedaan Rasa
apabila bentuk bahasanya dapat Ungkapan sebuah sastra
mengekspresikan pesan-pesan berbeda karena perbedaan
dengan bahasa yang baik dan rasa. Jika rasa itu sederhana
indah. Bahasa sastra dapat atau pendek jangkauannya,

mengekspresikan pesan-pesan maka rasa itu perlu bahasa


yang sederhana pula.
sastra yang didasari pada
imajinasi dan rasa.
Bentuk Sastra Terkait dengan Bentuk Sastra Berbeda karena
Makna Perbedaan Penulis

Bentuk sastra sangat terkait erat Rasa sastra berbeda satu sama
dengan makna, irama lain, karena perbedaan si penulis
(musikalitas), dan susunan kata. sastra itu sendiri ketika
mengekspresikan perasaannya.
“ANDAI KATA TIDAK ADA
IMAJINASI, NISCAYA KEHIDUPAN
MANUSIA MENJADI MISKIN.”

Muhammad ‘Abd al-Mun’im Khafājī


TERIMA KASIH
TAFKUR BAHRIL WAHID

Anda mungkin juga menyukai