Anda di halaman 1dari 8

ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI

1. Lokasi Industri di Malang


Seiring dengan tingginya tingkat perkembangan sektor indsutri di Kota Malang, maka
pengembangan kegiatan industri di masa yang akan datang diarahkan pada :
1) Industri dan pergudangan yang ada di sekitar Jalan Tenaga(KelurahanBlimbing)
2) Untuk jangka pendek, industri di Kelurahan Ciptomulyo
3) Untuk industri yang memiliki skala besar - menengah berada di sekitar Kecamatan
Singosari dan Karangploso.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kota Malang Nomor 3 Tahun 2010 tentang
Rencana Tata Rusng Wilayah Kapubaten Malang pasal 47
(1) Kawasan peruntukan industri meliputi:
a. Kawasan industri Jabung di Kecamatan Jabung seluas 200 Ha; serta
b. Kawasan industri Sendangbiru di Kecamatan Sumbermanjing Wetan seluas 4.000 Ha.
Lokasi industri yang telah berkembang meliputi:
a. Industri di Kecamatan Singosari, Lawang dan Karangploso;
b. Industri gula di Kecamatan Bululawang dan Pakisaji;
c. Industri strategis gudang senjata Pindad di Kecamatan Turen.

Tata guna lahan peruntukan industri di Kota Malang


Sumber : Peraturan Daerah Kabupaten Kota Malang Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata
Rusng Wilayah Kapubaten Malang

JURUSAN ARSITEKTUR UNIVERSITA BRAWIJAYA


A
ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI

Persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendirikan bangunan industry yaitu sebagai
berikut.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kota Malang Nomor 3 Tahun 2010 tentang
Rencana Tata Rusng Wilayah Kapubaten Malang pasal 47 ayat 6

Pengelolaan kawasan peruntukan industri, meliputi:

a. Kawasan industri yang akan dikembangkan di Daerah adalah di Kecamatan Jabung,


dengan memanfaatkan rencana jalan tembus Singosari - Jabung - Pakis. Kawasan ini
diprediksi akan memiliki tarikan kegiatan lain yang besar sehingga diperlukan penataan
kawasan industri secara khusus;

b. Kawasan industri yang dikembangkan di Sendangbiru akan didukung oleh pelabuhan


dan permukiman dalam skala besar. Secara keseluruhan kawasan ini harus dikelola oleh
lembaga secara khusus. Kawasan Industri Sendangbiru beserta pelabuhan diarahkan pada
kawasan zona khusus pengembangan, dengan pola sejenis kawasan berikat;

c. Pengembangan kawasan industri dilakukan dengan mempertimbangkan aspek ekologis;

d. Pengembangan kawasan industri harus didukung oleh adanya jalur hijau sebagai
penyangga antar fungsi kawasan;

e. Industri yang dikembangkan memiliki keterkaitan proses produksi mulai dari industri
dasar/hulu dan industri hilir serta industri antara, yang dibentuk berdasarkan pertimbangan
efisiensi biaya produksi, biaya keseimbangan lingkungan dan biaya aktifitas sosial; serta

f. Setiap kegiatan industri sejauh mungkin menggunakan metoda atau teknologi ramah
lingkungan, dan harus dilengkapi dengan upaya pengelolaan terhadap kemungkinan
adanya bencana industri.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia tentang Izin Usaha Industri pasal
2 yaitu

1. Setiap pendirian Perusahaan Industri wajib memperoleh Izin Usaha Industri.


2. Perusahaan Industri sebagaimana dimaksud dapat berbentuk perorangan,
perusahaan persekutuan atau badan hukum yang berkedudukan di Indonesia.

JURUSAN ARSITEKTUR UNIVERSITA BRAWIJAYA


A
ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI

3. Izin Usaha Industri diberikan kepada Perusahaan Industri yang telah memenuhi
semua ketentuan perundangundangan yang berlaku dan telah selesai membangun
pabrik dan sarana produksi
4. Izin Usaha Industri dapat diberikan langsung pada saat permintaan izin, apabila
Perusahaan Industri memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Perusahaan Industri berlokasi di Kawasan Industri yang telah memiliki izin
b. Jenis dan komoditi yang proses produksinya tidak merusak ataupun membahayakan
lingkungan serta tidak menggunakan sumberdaya alam secara berlebihan;

2. Untuk bangunan industri di Indonesia lebih menekankan aspek fungsional daripada aspek
estetika, maka dari itu tipe – tipe bangunan pabrik di Indonesia memiliki karakteristik yang
sama satu sama lain yaitu penggunaan jenis atap pelana, material yang digunakan dominan
menggunakan material baja dan meminimalisir penggunaan material kaca berbeda dengan
negara maju yang lebih memaksimalkan penggunaan bahan material yang lebih modern,
tidak lepas dari baja namun juga dikombinasikan dengan material yang lain sehingga elemen
eksterior bangunan terlihat kuat.

Bangunan industry di Indonesia

Pada bangunan industri di negara maju menonjolkan aspek estetika karena bangunan industry
merupakan sumber perekonomian negara mereka. Bangunan industri pada negara maju
kebanyakan menggunakan sustainbale architecture dengan memanfaatkan pencahayaan alami
dan penghawaan alami. Untuk materialnya juga memanfaatkan material terbaru yang
mengoptimalkan kenyamanan pada bangunan dan membuat bangunan terlihat attractive.

JURUSAN ARSITEKTUR UNIVERSITA BRAWIJAYA


A
ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI

Penngunaan material
alumunium pada fasad
bangunan industri

JURUSAN ARSITEKTUR UNIVERSITA BRAWIJAYA


A
ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI

Penggunaan material baja, alumunium dan stainless steel dengan berbagai bentuk yang
dimodifikasi dapat memunculkan nilai artistic pada bangunan industry.

Estetika bangunan industri di negara maju


Zahner Factory Expansion
Sumber : archdaily

Bentuk bangunan pada bangunan industri di negara maju juga beragam dan tidak monoton,
seperti addanya bentuk atap yang bergelombang, dan bentuk bangunan yang menjorok ke
dalam yang dapat meingkatkan kualitas visual pada bangunan.

Bentuk bangunan industri di negara maju


Sumber : archdaily

JURUSAN ARSITEKTUR UNIVERSITA BRAWIJAYA


A
ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI

3. Manajemen pencegahan dan penanggulangan kebakaran sangat berperan dalam menihilkan


risiko kebakaran dan mengendalikan kerugian yang diakibatkan oleh peristiwa kebakaran.
Manajemen risiko yang diwujudkan melalui tindakan atau prosedur yang dikeluarkan oleh
pihak perusahaan seperti, manajemen dan organisasi penanggulangan kebakaran, penyediaan
sarana sistem proteksi kebakaran, inspeksi peralatan dan bahan yang digunakan dalam proses
produksi yang dapat menyebabkan kebakaran serta pendidikan dan pelatihan bagi
pekerja/karyawan.

Untuk kebijakan mengenai kebakaran pihak manajemen bangunan industri melakukan


sosialisasi berupa pelatihan/training basic safety baik di dalam class room maupun praktek
langsung seputar pemakaian alat pemadam kebakaran, melakukan inspeksi tempat kerja,
pemasangan sistem proteksi kebakaran.

1. Komunikasi dan Konsultasi

upaya pencegahan kebakaran dapat berjalan dengan efektif, bila pekerja telah
memahami tentang risiko, tingkat risiko, dampak yang ditimbulkan, serta

JURUSAN ARSITEKTUR UNIVERSITA BRAWIJAYA


A
ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI

penanggulangan kebakaran melalui komunikasi dan konsultasi yang dilakukan oleh


pihak manajemen perusahaan. Komunikasi dan konsultasi dalam pencegahan
kebakaran berupa pembinaan dan pelatihan. Pembinaan dan pelatihan merupakan unsur
penting dalam sistem manajemen kebakaran. Hal ini disebabkan karena sebagian besar
penyebab kebakaran adalah faktor manusia. Disamping, sebagai penyebab, manusia
juga berperan penting dalam upaya penanggulangan jika kebakaran terjadi.

2. Pengendalian kebakaran

Pengendalian kebakaran merupakan salah satu elemen dalam sistem manajemen


kebakaran yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran semua pihak mengenai
bahaya kebakaran, melakukan langkah-langkah preventif untuk menghindarkan atau
menekan risiko kebakaran.Pengendalian risiko kebakaran terhadap sumber api
penyebab kebakaran yaitu menerapkan aturan larangan merokok, menggunakan HP
(handphone), kamera, peralatan deteksi, alat kerja dan penggunaan senter khusus di
area pabrik.

Dalam manajemen kebakaran yang menjadi bahaya kebakaran dapat bersumber dari
proses produksi, material atau bahan yang digunakan, kegiatan kerja yang dijalankan
dalam perusahaan serta instalasi yang mengandung potensi risiko. Dalam hal
pengendalian bahan yang mudah terbakar harus dibuat dan diimplementasikan
prosedur administrasi untuk mengendalikan pengiriman, penyimpanan, pengangkutan
dan penggunaan bahan padat, cair serta gas yang mudah terbakar di seluruh area kerja.

3. Prosedur Tanggap Darurat

Prosedur Tanggap Darurat perencanaan darurat kebakaran bukanlah suatu ilmu


pengetahuan yang pasti. Sehingga perlu untuk dibuat rencana keadaan darurat yang
dalam prakteknya setelah mengevaluasi situasi dan kondisi yang ada. Tujuan utama
adannya pembuatan prosedur tanggap darurat adalah untuk mencegah cedera dan
kehilangan nyawa.

4. Penyelidikan, Pelaporan dan Audit


Penyelidikan dan pelaporan merupakan hal yang sangat diperlukan untuk mengetahui
penyebab kebakaran sehingga dapat diambil langkah pencegahan yang tepat.

JURUSAN ARSITEKTUR UNIVERSITA BRAWIJAYA


A
ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI

JURUSAN ARSITEKTUR UNIVERSITA BRAWIJAYA


A

Anda mungkin juga menyukai