Anda di halaman 1dari 70

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI II

LAPORAN AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Persyaratan Akademik


Mata Kuliah Praktikum Perancangan Teknik Industri II
Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Widyatama

Oleh:

Bambang Sudrajat (0519103001)

Alma Shabrina (0519103004)

Abdul Fattah I. (40521110008)

LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS WIDYATAMA

2021
UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

LEMBAR PENGESAHAN

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI II

LAPORAN PRAKTIKUM

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS


WIDYATAMA

Oleh:

Bambang Sudrajat (0519103001)

Alma Shabrina (0519103004)

Abdul Fattah I. (40521110008)

Telah Disetujui dan Disahkan di Bandung. Tanggal 29 Oktober 2021

Menyetujui.

Asisten I Asisten II

(Nama Asisten) (Nama Asisten)

Mengesahkan.

Instruktur Praktikum

(Nama Instruktur)

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 i


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya. sehingga kami bisa menyelesaikan laporan praktikum akhir dengan lancar.
Penulisan laporan penelitian ini merupakan salah satu rangkaian tugas yang wajib di
tempuh oleh setiap mahasiswa Fakultas Teknik dari Universitas Widyatama program S1 –
Teknik Industri angkatan 2019 terhadap mata kuliah Praktikum Perancangan Teknik Industri II.
Kami juga tak lupa bahwa dalam penyusunan laporan penelitian ini telah banyak
menerima bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena
itu. pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa.
2. Dosen Pembimbing Teknik Industri yaitu Bapak Mochamamad Fauzi. S.T.. M.T.
selaku dosen Mata Kuliah Praktikum Perancangan Teknik Indsutri II yang telah
membantu penulis dalam mengerjakan tugas ini.
3. Orang tua yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan.
4. Teman – teman yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan praktikum ini.
5. Semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan laporan praktikum ini.
Penulis menyadari ada kekurangan pada laporan praktikum ini. Oleh sebab itu. saran dan
kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan tugas penulis. Penulis juga berharap semoga laporan
praktikum ini mampu memberikan pengetahuan tentang Perancangan Teknik Industri.

Bandung. Oktober 2021.

(Penyusun)

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 ii


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………1
1.1 LATAR BELAKANG………………………………………………………………………...1
1.1.1 Perancangan Lingkungan Kerja………..……………………………………………..1
1.1.2 Struktur Produk…………………………………………………………………….....2
1.1.3 Penjadwalan Produksi……...…………………………………………………………3
1.2 TUJUAN PRAKTIKUM……………………………………………………………………...4
1.2.1 Perancangan Lingkungan Kerja………………………………………………………4
1.2.2 Struktur Produk…………………………………………………………………….....4
1.2.3 Penjadwalan Produksi………...………………………………………………………4
BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………………………………..5
2.1 Perancangan Lingkungan Kerja…………………………………………………………….....5
2.1.1 Pendahuluan……………………………………………………………………………5
2.1.2 Lingkungan Fisik Kerja………………………………………………………………...9
2.1.3 Perancangan Stasiun Kerja…………………………………………………………....12
2.2 Struktur Produk……………………………………………………………………………....14
2.2.1 Definisi Struktur Produk………………………………………………………….......14
2.2.2 Bill of Materials……………………………………………………………………….18
2.3 Penjadwalan Produksi………………………………………………………………………..22
2.3.1 Pendahuluan…………………………………………………………………………..22
2.3.2 Peramalan Metode Linear Moving Average…………………………………………..22
2.3.3 Metode Double Exponential Smoothing Satu Parameter Brown……………………..23
2.3.4 Metode Double Exponential Smoothing Dua Parameter Brown……………………...24
2.3.5 Metode Regresi Linier………………………………………………………………...25
2.3.6 Kriteria Perfomansi Peramalan……………………………………………………….25
2.3.7 Master Production Schedule………………………………………………………….26
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA…………………………………….30
3.1 PENGUMPULAN DATA………….………………………………………………………..30

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 iii


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

3.1.1 Perancangan Lingkungan Kerja……..………………………………………………30


3.2.1 Struktur Produk……………………………………………………………………...34
3.3.1 Penjadwalan Produksi……………………………………………………………….36
4.1 PENGOLAHAN DATA…………………………………………………………………….37
4.2.1 Perancangan Lingkungan Kerja……………………………………………………..37
4.2.2 Struktur Produk……………………………………………………………………...40
4.3.3 Penjadwalan Produksi……………………………………………………………….41
4.3.3.1 Forecasting – Double Moving Average…………………………………………...43
4.3.3.2 Forecasting = Double Exponential Smoothing Satu Parameter Brown.…..………45
4.3.3.3 Forecasting = Double Exponential Smoothing Dua Parameter Holt….…………..46
4.3.3.4 Forecasting – Regresi Linier ………………………………………..…………….48
BAB V ANALISIS…………………………………………………………….....…....………...51
5.1 Perancangan Produksi……………………………………………………….………………51
5.2 Struktur Produk…………….………………………………………………………...……...53
5.3 Penjadwalan Produksi...……………………………………………………………………..60
5.3.1 Data Permintaan…………………………………………………………………....60
5.3.2 Master Planning Schedule (MPS)…………………………………………………61
BAB VI KESIMPLAN DAN SARAN…………………………………………………………..63
6.1 KESIMPULAN……………………………………………………………………………....63
6.1.1 Perancangan Lingkungan Kerja………………………………...…………………...63
6.1.2 Struktur Produk………………………………………………………………...........63
6.1.3 Penjadwalan Produksi…………………………………………………………….....63
6.2 SARAN……………………………………………………………………………………....64
6.2.1 Perancangan Lingkungan Kerja…………………………………………………......64
6.2.2 Struktur Produk…..……………………………………………………………….....64
6.2.3 Penjadwalan Produk……………………………………………………………........64
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………65

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 iv


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.1.1 Perancangan Lingkungan Kerja
Semakin bertambahnya kebutuhan customer terhadap produk yang dihasilkan dari
suatu perusahaan. semakin membuat perusahaan untuk berinovasi menciptakan
tempat kerja yang ergonomis dan optimal. Untuk bisa mewujudkan tempat kerja
yang ergonomis dan optimal maka dibutuhkanlah perancangan stasiun kerja beserta
dengan kebutuhan operator dan alat. Karna dengan efektif serta efisiennya stasiun
kerja. maka berbanding lurus terhadap banyaknya produk yang dihasilkan. selain itu
juga dengan memperhatikan faktor ergonomis. membuat operator merasa nyaman
dan gesit dalam melaksanakan proses produksi itu sendiri. Dua faktor ini yang akan
membuat perusahaan bisa maksimal dalam melaksanakan proses produksi untuk
kedepannya. Maka dari itu diperlukanlah perancangan stasiun kerja pada suatu
industri. agar terciptanya tempat kerja yang optimal.
Kehidupan aktifitas sehari-hari. sering dijumpai banyak hal yang digunakan kadang
terasa kurang nyaman. Faktor kenyamanan pengguna merupakan suatu yang perlu
dalam sebuah pekerjaan. Manusia pada dasarnya berbeda satu dengan yang lain.
Manusia akan bervariasi dalam berbagai macam dimensi ukuran seperti kebutuhan.
jenis kelamin. kekuatan. bentuk dan ukuran tubuh. dan sebagainya. oleh karena itu
dalam proses perancangan stasiun kerja perlu dilakukan analisa terkait ergonomis
seorang operator atau pekerja ketika sedang melakukan proses produksi. misalnya
ketika seorang pekerja diatur dalam keadaan berdiri. maka perlu disesuaikan meja
tempat produksinya. Maka diperlukan langsung untuk mengambil data pengukuran
manusia agar nantinya disesuaikan dengan keadaaan lingkungan perusahaan.

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 1


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

Kenyamanan dan kesehatan dalam bekerja sangat diperlukan dalam sebuah aktivitas
produksi diperusahaan. karna seorang karyawan adalah aset dari sebuah perusahaan.
yang harus dijaga. agar kedepannya aktivitas dari perusahaan itu sendiri bisa berjalan
dengan baik dan optimal. Bekerja dengan mempertimbangkan faktor ergonomis
sangat diperlukan dalam sebuah perusahaan. karna faktor ergonomis berbanding
lurus dengan kenyamanan serta kesehatan dari karyawan itu sendiri. Ketika seorang
karyawan merasa nyaman dan sehat. maka akan berpengaruh signifikan dalam
aktivitas produksi dari suatu perusahaan. oleh karna itu dibutuhkan faktor ergonomis
ketika merancang dan mengadakan fasilitas bagi seorang karyawan.

1.1.2 Struktur Produk


Dalam sebuah industri manufaktur alur proses produksi yang lancar dan dapat
memenuhi permintaan konsumen secara memuaskan adalah tujuan dasar dari semua
industri. banyak hal yang perlu diperhatikan dalam memastikan kelancaran proses
produksi seperti adanya persediaan bahan baku atau suku cadang dari suatu peralatan
atau mesin. Perusahaan perlu persediaan yang merupakan penunjang dari kelancaran
proses produksi. karena tanpa adanya persediaan maka perusahaan tidak dapat
beroperasi. Namun memiliki persediaan yang terlalu banyak pun dapat merugikan
perusahaan karena terjadi penumpukan barang di gudang secara berlebihan lalu
meningkatnya biaya penyimpanan dan bila persediaan terlalu sedikit dapat
berhentinya proses produksi karena terjadi kekurangan persediaan (stock out).

Perencanaan bahan baku berguna dalam memastikan kelancaran produksi dan


meningkatkan produktivitas. perusahaan harus mampu mengoptimalkan persediaan
bahan baku yang dimiliki. karena setiap bahan baku yang disimpan di gudang
menimbulkan biaya – biaya persediaan. Maka dari itu perusahaan harus mampu
mempertahankan jumlah persediaan bahan baku yang optimal yang sesuai dengan
kebutuhan produksi dalam jumlah dan kualitas yang baik dengan harga yang paling
efisien.

Dapat tercapainya pembiayaan yang efisien diperlukan proses perhitungan Bill of


Material ( BOM ) yang digunakan untuk merincikan secara detail kebutuhan apa saja
yang dibutuhkan untuk produk dan berapa banyak kebutuhan yang perlu disediakan.

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 2


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

BOM juga berfungsi untuk menyatukan fungsi – fungsi dalam perusahaan.


memudahkan hubungan dan koordinasi antar berbagai divisi khususnya mengenai
hal yang terkait dengan produksi. BOM menyajikan daftar komponen dalam bentuk
struktur produk dan dinyatakan dalam level manufaktur. penyusunan struktur produk
merupakan gambaran dari proses pembuatan produk. mulai dari bahan baku sampai
produk jadi.

1.1.3 Penjadwalan Produksi


Penjadwalan merupakan kegiatan yang penting dalam proses produksi. Penjadwalan
yang kurang baik dapat memperpanjang waktu penyelesaian produksi yang
berdampak pada turunya kuantitas produksi yang dihasilkan. Maka penjadwalan
produksi merupakan hal yang penting dalam perencanaan produksi. dengan
melakukan perencanaan yang baik untuk seluruh proses aktivitas produksi dapat
menghasilkan output yang optimal.
Dalam menentukan penjadwalan produksi yang sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan pasar. maka dibutuhkan kegiatan peramalan ( forecasting ) yaitu analisis
kebutuhan yang bertujuan untuk melihat atau memperkirakan prospek ekonomi atau
kegiatan usaha serta pengaruh lingkungan terhadap prospek tersebut dimasa yang
akan datang.
Peramalan dibutuhkan karena adanya perbedaan waktu antara kesadaran akan
dibutuhkannya suatu kebijakan baru dengan waktu kebijakan tersebut. Maka dalam
menentukan kebijaksanaan. perlu diperkirakan kesempatan ataupun peluang yang
ada. dan hambatan yang mungkin mengganggu kegiatan produksi demi mencapai
keuntungan yang sebesar – sebesarnya dan mencegah adanya kerugian karena tidak
sanggup memenuhi kebutuhan konsumen.

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 3


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

1.1 TUJUAN PRAKTIKUM


1.1.4 Perancangan Lingkungan Kerja
Tujuan dari praktikum modul satu tentang Perancangan Lingkungan Kerja adalah
sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi stasiun kerja yang ergonomis dan optimal
2. Mengidentifikasi kebutuhan operator dan alat
3. Merancang stasiun kerja yang efektif dan efisien
4. Merancang luas tempat kerja yang dibutuhkan

1.1.5 Struktur Produk


Tujuan dari praktikum modul dua tentang Struktur Produk adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi stasiun kerja yang ergonomis dan optimal
2. Mengidentifikasi kebutuhan operator dan alat
3. Merancang stasiun kerja yang efektif dan efisien
4. Merancang luas tempat kerja yang dibutuhkan

1.1.6 Penjadwalan Produksi


Tujuan dari praktikum modul tiga tentang Penjadwalan Produksi adalah sebagai
berikut:
1. Mampu membuat dan menganalisis Master Production Schedule.
2. Membuat berbagai peramalan berdasarkan data yang dimiliki.
3. Menyajikan cara dan Teknik memperkirakan penjualan dengan menggunakan
metode Double Moving Average. Double Exponential Smoothing Satu Parameter
Brown. Double Exponential Smoothing Dua Parameter Brown. dan Regresi
Linier.

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 4


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Perancangan Lingkungan Kerja
2.1.1 Pendahuluan

Perancangan tempat kerja ialah aplikasi data antropometri. tetapi masih


memerlukandimensi fungsional yang tidak terdapat pada data statistik. Data dimensi
tersebut lebih baik didapatkan dengan cara pengukuran secara langsung dari data
statis. Ada dua aspek penting perancangan tempat kerja.antara lain:
A. Daerah Kerja Horizontal
Daerah kerja horizontal ialah untuk mendefinisikan batasan – batasan dari suatu
daerah horizontal untuk memastikan bahwa material atau alat kontrol yang bisa
ditempatkan begitu saja dari luar jangkauan tangan. Batasan jangkauan secara
vertikal harus digunakan untuk kasus seperti papan kontrol. benda kerja dan
peralatan yang disusun pada sebuah permukaan horizontal.
Batasan untuk jarak jankauan akan semakin meningkat jika operator mengendalikan
beberapa macamgerakan tubuh. Menurut R. M. Barnes didalam buku Motion and
Time Study yang terbit tahun 1980menyatakan bahwa daerah kerja normal dan
maksimum dengan batasan yang ditentukan oleh ruasjari tengah. Daerah normal
ialah lengan bawah berputar pada keadaan siku tetap. Daerah maksimumialah lengan
direntangkan keluar kemudian di putar sekitar bahu.

Layout dalam daerah kerja

Digunakan untuk menjaga agar pekerjaan tetap berada dalam wilayah kerja yang
normal maka dari itu tidaklah cukup dengan mengoptimalkan layout tempat kerja
saja. Tetapi layout tersebut seharusnya juga menghasilkan posisi anatomi alami yang
baik.

B. Ketinggian Bangku atau Kursi Meja

Terdapat dua macam dasar untuk menetukan ketinggian permukaan kerja. antara
lain.

1. Bangku atau mesin yang digunakan untuk bekerja sambil berdiri.


PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 5
UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

2. Bangku atau kursi yang disesuaikan hanya untuk bekerja duduk saja.

Prinsip - prinsip yang dapat diterapkan dalam perancangan untuk ketinggian. dimana
ada dua jenispermukaan kerja. Berikut ini hal - hal yang dapat dihindari pada saat
melakukan pekerjaan. antaralain.

 Beban otot yang terlalu berat karena lengan atas disampingkan terlalu tinggi dalam
pekerjaankeyboard. Deviasi ulnar ialah penyimpangan pergelangan tangan kearah
kelingking.
 Tekanan tajam pada sisi lengan dengan bagian bawah dari pingir bangku. bila
permukaantempat kerja terlalu tinggi.
 Posisi membungkuk secara terus menerus. bila permukaan tempat kerja rendah.
1. Bangku – bangku untuk pekerjaan sambil berdiri

Ialah operator yang seharusnya bekerja dalam posisi berdiri tegak dengan lengan
atas dalam posisi santai pada posisi vertikal yang dekat dengan meja serta lengan
bawah dimiringkan sedikit dari kedudukan horizontal. Ada beberapa pendekatan
yang digunakan untuk menyelesaikan masalah. antara lain.

 Dimensi rata – rata dari ketinggan siku. dimana dapat menimbulkan


ketidaknyamanan atau gangguan diantara populasi ialah penyelesaian kurang bagus.
 Perancangan persentil 95 yang diberikan plat from lantai untuk operator yang paling
kecil. tapi bisa menimbulkan masalah baru dan sulit untuk mengatasinya.
 Perancangan persentil 5 dan menambahkan tinggi bangku untuk operator yang lebih
besar. tapi dapat mengurangi keluasan duduk dibangku tersebut serta hilangnya
ruang gerak untuk lutut.
 Rancangan suatu pengatur digunakan untuk meja – meja kantor dan sistem produk
yang komersial serta bangku kerja dengan sistem pengatur.
 Rancangan kursi yang tingginya dapat disesuaikan dan sandaran kaki bisa diatur.

Masalah dalam pemilihan tinggi bangku yang didasarkan oleh sejumlah studi
penelitian. dimana S. Konz menyatakan studi – studi terdahulu yang dijelaskan
dalam sebuah eksperimen. Ada tiga perbedaan tinggi bangku. antara lain 50 mm
diatas siku. 50 mm dibawah siku dan 150 mm dibawah siku.
PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 6
UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

Menurut Studi yang dilakukan oleh Joan S. Ward menyatakan bahwa untuk
mengetahui ketinggian permukaan kerja yang optimum untuk suatu dapur yang
berdasarkan kegiatan samping dari ibu – ibu rumah tangga. dimana menunjukkan
bahwa 23% waktu untuk didapur. 34% di wastafel dan tempat cuci. 14%
dipermukaan meja serta 13% di tungku kompor. Untuk membuktikan hasil terapan
95% ide Wanita dewasa inggris. maka dibedakan menjadi tiga kelompok subjek
yang dipilih. antara lain.

 25 th % dari jarak ketinggian (1500 / 25 mm)


 50 th % dari jarak ketinggian (1625 / 25 mm)
 97.5 th % dari jarak ketinggian (1740 / 25 mm)

Gambar 2.1.1 Tinggi permukaan meja posisi berdiri

Ketinggian tersebut diperbaiki dengan eksperimen. dimana operator melakukan


pekerjaan kantor dengan menggunakan tiga metode. antara lain.

 Elektromyography digunakan untuk mengukur penggunaan otot pada laki – laki dan
punggung.
 Anthropometry digunakan untuk pengukuran terhadap tubuh dengan berbagai sudut
dan perbandingan dengan posisi santau serta mengukur pusat pemindahan beban
pada posisi yang mudah dijangkau.
 Pemilihan subjek yang dilakukan berdasarkan keinginan subjek yang diteliti.
2. Bangku dan meja yang sesuai untuk pekerjaan yang hanya dilakukan saat
duduk
PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 7
UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

Agar bisa menjadi cukupnya ruang untuk lutut orang dewasa. maka
direkomendasikan mengambil persentil 95 th dan ukuran telapak kaki sampai puncak
lutut serta menambahkan kelonggaran antara lain.

 Pria = 635 + 25 (sepatu) + 25 (kelonggaran) = 685 mm


 Wanita = 540 + 40 (sepatu) + 25 (kelonggaran) = 645 mm

Ada tiga jenis keyboard yang dapat dibandingkan. meliputi

 IBM Electric Type Writer. ketebalan keyboard 110. desk 680 (pria) 795 dan desk
650 (Wanita) 755.
 VT 101 Terminal. ketebalan keyboard 80. desk 68 (pria) 765 dan desk (Wanita) 725.
 Modern Personal Computer. ketebalan keyboard 30. desk 680 (pria) 715 dan desk
650 (Wanita) 675.

Untuk melakukan membaca dan menulis biasanya seseorang mengistirahatkan


lengan di atas meja sehingg perlu permukaan yang lebih tinggi. Grandjean
memberikan nilai antara 740 – 780 mm (pria) dan 700 – 740 mm (wanita).

Kemiringan Permukaan Kerja

Kemiringan permukaan kerja bermanfaat agar seseorang dapat duduk elbih


kebelakang dengan sedikit memiringkan kepalanya. Jika kemiringan sebesar 12%
maka akan menghasilkan peningkatan yang signifikan tanpa adaya kekhawatiran
jatuhnya objek karena terlalu miring.

Operator harus menegakkan lengan diatas permukaan horizontal untuk jenis


permukaan kerja terlalu tinggi dan dapat menghasilkan penglihatan yang bagus.
Kemiringan permukaan kerja berfungsi untuk dapat mengurangi benturan dengan
sisi tajam dan mengurangi kerja otot statis.

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 8


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

2.1.2 Lingkungan Fisik Kerja


Menurut Wignjosoebroto (1995). lingkungan fisik merupakan segala bentuk keadaan
yang ada disekitar lingkungan kerja. Dalam sebuah operasi kerja diperlukan
penyeleksian operator kerja yangmemenuhi syarat sehat fisik dan psikologis serta
memiliki skill yang menunjang. tetapi tanpa adanyalingkungan fisik kerja yang baik
maka akan timbul berbagai masalah dalam operasi kerja. Jadi.lingkungan kerja
adalah segala sesuatu yang ada di sekitar tempat karyawan bekerja. baik itu
fisikmaupun non fisik yang dapat mempengaruhi proses penyelesaian pekerjaan
yang dilakukan olehkaryawan tersebut.

Berikut adalah beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi lingkungan fisik


kerja. diantaranyaadalah sebagai berikut:

1. Pencahayaan

Gie (2000) berpendapat bahwa pencahayaan merupakan faktor yang sangat penting
dalam suatuperusahaan atau pabrik karena dapat memperlancar pekerjaan para
pekerja. Penerangan yang cukupakan menambah semangat kerja perawat. karena
mereka dapat lebih cepat menyelesaikan tugastugasnya.matanya tidak mudah lelah
karena cahaya yang gelap. dan kesalahan-kesalahan dapatdihindari. Banyak
kesalahan pekerjaan disebabkan karena penerangan yang buruk. misalnya
ruanganyang terlampau gelap atau karyawan harus bekerja di bawah penerangan
yang menyilaukan.

Penerangan atau cahaya yang cukup merupakan pertimbangan yang penting dalam
fasilitas fisik suatuperusahaan. Pelaksanaan pekerjaan yang sukses memerlukan
penerangan yang baik.

Keuntungan penerangan yang baik adalah :

a. Perpindahan pegawai kurang


b. Semangat kerja lebih tinggi
c. Prestise lebih besar
d. Hasil kerja lebih banyak
e. Kesalahan berkurang
PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 9
UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

f. Keletihan berkurang

Pada umumnya intensitas penerangan dalam tempat kerja dapat diatur menurutTabel
1 dibawah ini:

Tabel 2.1.1 Intensitas Penerangan dalam Tempat Kerja

Tabel 2.1.2 Standar Tingkat Pencahayaan Ruang Kerja

Pada Tabel 2 merupakan standar tingkat pencahayaan ruang kerja sesuai dengan
KeputusanMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002. mengenai Peraturan
Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan. Kebersihan serta
Penerangan dalam Tempat Kerja.

2. Kebisingan

Menurut Moekijat (2002) suara bising yang keras. tajam dan tidak terduga adalah
penyebab gangguan yang kerap dialami pekerja. Gangguan ini seringkali didiamkan
saja walaupun tindakan perbaikan yang sederhana dapat dilakukan apabila waktu
dan pikiran diluangkan untuk masalah itu. Sebagian besar dari pekerja pabrik
merupakan pekerja yang membutuhkan konsentrasi pikiran. oleh karena
itudiusahakan agar jangan banyak terjadi suara-suara gaduh. Seorang mungkin tidak

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 10


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

menyadaripengaruh kegaduhan suara. tetapi setelah beberapa waktu orang akan


menjadi sangat lelah dan lekasmarah sebagai pengaruh suara yang gaduh. Pengaruh
kebisingan secara umum dikategorikan menjadidua berdasarkan tinggi rendahnya
intensitas kebisingan dan lamanya waktu pemaparan yaitu:

1. Intensitas Tinggi (diatas Nilai Ambang Batas 85 dB)


 Kerusakan pada indera pendengaran yang dapat menyebabkan penurunan daya
dengan baik yang bersifat sementara maupun yang bersiat permanen atau ketulian.
 Pengaruh kebisingan akan sangat terasa apabila jenis kebisingannya terputus-
putus pada sumber yang tidak diketahui.
2. Intensitas Rendah (dibawah Nilai Ambang Batas 85 dB)

Tingkat kebisingan intensitas rendah atau dibawah NAB banyak ditemukan di


lingkungan kerja seperti perkantoran. ruang administrasi perusahaan. dll. Intensitas
kebisingan yang masih dibawah NAB secara fisiologis tidak menyebabkan
kerusakan pendengaran. Namun. kehadirannya sering dapat menyebankan
penurunan performansi kerja sebagai salah satu penyebab stress dan gangguan
kesehatan lainnya.

Standar tingkat kebisingan yang diizinkan oleh pemerintah sesuai dengan Keputusan
Menteri Tenaga Kerja No. 51/MEN/1999. lama kebisingan yang diperbolehkan
setiap harinya adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1.3 Standar Tingkat Kebisingan yang Diizinkan

No. Tingkat Kebisingan Lama kebisingan yang


Maksimal (Db) diperbolehkan per-hari
(jam)
1 85 8
2 88 4
3 91 2
4 94 1
5 97 0.5
6 100 0.25

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 11


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

3. Temperatur

Wignjosoebroto (1995) mengatakan bahwa tubuh manusia akan selalu berusaha


mempertahankankeadaan normal dengan suatu sistem tubuh yang sempurna
sehingga dapat menyesuaikan diri denganperubahan-perubahan yang terjadi di luar
tubuh tersebut. Tetapi kemampuan untuk menyesuaikandiri dengan temperatur luar
adalah jika perubahan temperatur luar tubuh tersebut tidak melebihi 20%untuk
kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin. Menurut penyelidikan. berbagai
tingkattemperatur akan memberikan pengaruh yang berbeda-beda seperti berikut ini
(Sutalaksana. 1979): -± 49 ℃ :

Temperatur yang dapat ditahan sekitar 1 jam. tetapi jauh diatas kemampuan fisik dan
mental.

 ± 30 ℃ : Aktivitas mental dan daya tanggap mulai menurun dan cenderung untuk
melakukankesalahan dalam pekerjaan. timbul kelelahan fisik.
 ± 24 ℃: Kondisi optimum.
 ± 10 ℃: Kekakuan fisik yang ekstrem mulai muncul.

Dari hasil penyelidikan didapatkan bahwa produktivitas manusia akan mencapai


tingkat yang palingtinggi pada temperatur sekitar 24 – 27 derajat Celcius.
Berdasarkan keputusan meteri Kesehatan No.1405/menkes/SK/XI/2002 tentang
“Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran danIndustri” menyebutkan
bahwa nilai ambang batas (NAB) atau suhu ruangan antara 18-28 derajatCelcius.
2.1.3 Perancangan Stasiun Kerja
Stasiun kerja (work station) adalah area. tempat atau lokasi dimana aktivitas
produksi akandiselenggarakan untuk mengubah bahan baku menjadi sebuah produk
yang memiliki nilai tambah.
Stasiun kerja yang dirancang secara benar akan mampu memberikan keselamatan
dan kenyamanankerja bagi operator yang selanjutnya akan berpengaruh secara
signifikan dalam menentukankinerjanya.
Dua faktor penentu yang harus diperhitungkan dalam proses perancangan sebuah
stasiun kerja. yaitu:

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 12


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

a) Harus selalu diingat bahwa populasi pekerja akan sangat bervariasi dan berbeda-
beda baik dalambentuk maupun ukuran tubuh (antropometri)-nya; dan
b) Harus dipahami benar tentang karakteristik dari populasi pemakai produk ataupun
fasilitas kerjaseperti pendidikan. kultur. skill. attitude. kemampuan fisik maupun
mental. dan lain-lain.
Operasi industri yang biasanya dilakukan dalam keadaan duduk ditujukan untuk
meningkatkanproduktivitas pekerja dengan memaksimasi gerakan efektif.
mengurangi kelelahan pekerja. danmeningkatkan stabilitas pekerja.
Dalam perancangan stasiun kerja. informasi yang harus disertakan adalah: meja
kerja. mesin. fasilitas kerja. peralatan kerja. material yang masuk stasiun kerja.
material yang keluar dari stasiun kerja.ruang operator. akses untuk peralatan kerja.
penempatan barang reject dan waste. dan skala gambarrancangan. (Stephens dan
Meyers. 2013). Contoh perancangan stasiun kerja dapat dilihat padaGambar di
bawah ini:

Gambar 2.1.2 perancangan stasiun kerja

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 13


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

Saat perencanaan area stasiun kerja harus diperhatikan beberapa hal. antara lain:
1. Area untuk mesin dan langkah operasinya
2. Area untuk penyimpanan tools dan material
3. Area untuk operator. jalan keluar masuk. gerakan selama kerja dll
Area untuk aktivitas material handling. maintenance/service mesin. plant service.
penerangan.ventilasi. dll.

2.2 Struktur Produk


2.2.1 Definisi Struktur Produk
Struktur produk (Product structure tree) dapat didefinisikan sebagai cara komponen-
komponen bergabung ke dalam suatu produk selama proses manufaktur. Struktur
produk menggambarkan proses perakitan yang dilakukan untuk memperoleh suatu
produk jadi dalam bentuk tingkatan. Struktur Produk menjelaskan secara diagram
bagaimana produk akhir yang akan diproduksi disusun dari komponen-
komponennya. Struktur produk pada umumnya dibuat oleh bagian Research and
Development (RnD). Misalkan produk yang akan dibuat adalah sebuah produk yang
dirakit dari 4 komponen dengan struktur produk seperti pada gambar berikut.

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 14


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

Gambar 2.2.1 Contoh Struktur Produk

Keterangan:
FP = Finished Product yang dirakit dari part P dan SA-1 pada W/C 500
P = Manufactured Part yang dihasilkan melalui proses operasi pada tiga stasiun kerja
yaitu W/C 100. W/C 200 dan W/C 300
SA-1 = Sub-assembly yang dirakit proses operasi W/C 400 dari part Q dan R
Q = Manufactured part yang dihasilkan melalui proses operasi pada W/C 300
R = Part yang dihasilkan oleh proses operasi di stasiun kerja W/C 100 dan W/C 200
Pada umumnya produk akhir disebut juga induk atau parent dan komponen
pembentuk disebut juga anak atau child. didapat dua teknik yang digunakan pada
struktur produk. yaitu seperti yang dijelaskan dibawah ini:

1. Explotion. yaitu suatu teknik penguraian komponen struktur produk yang urutan
dimulai dari induk sampai komponen pada level paling bawah.

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 15


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

2. Implotion. yaitu suatu teknik penguraian komponen struktur produk yang urutan
dimulai dari komponen sampai induk atau level diatas.

Perbedaan antara struktur produk explotion dan implotion hanya pada penyusunan
levelnya.

Gambar 2.2.2 Struktur Produk Impotion

Gambar 2.2.3 Struktur Produk Explotion

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 16


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

Manfaat struktur produk adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui berapa jumlah item penyusunan suatu produk akhir.


2. Memberikan rincian mengenai komponen apa saja yang dibutuhkan untuk
menghasilkan suatu produk.

Tingkat struktur produk dirancang untuk mengelola informasi produk sesuai dengan
persyaratan komponen produk yang terlibat:

 Upper level — Mencakup informasi mengenai hierarki tingkat tinggi suatu produk.
yang diwakili oleh area utama. bagian. zona. atau sebutan objek lain. Umumnya.
struktur tingkat atas ditentukan lebih awal dan jarang berubah setelah ditetapkan.
 Configuration level — Mencakup informasi mengenai elemen fungsional yang
membentuk produk. Tingkat konfigurasi struktur produk mengidentifikasi titik-titik
manajemen konfigurasi dan membahas cara memenuhi persyaratan fungsionalnya.
 Lower level — Mencakup informasi mengenai rakitan fisik. suku cadang
komponen. dan suku cadang standar yang masuk ke dalam desain dan pembuatan
produk.

Setiap level mendefinisikan konfigurasi spesifik dan mencakup strukturnya sendiri.

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 17


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

Gambar 2.2.4 Level Struktur Produk

2.2.2 Bill of Materials


Sama seperti struktur produk. Bill of Materials (BOM) berfungsi untuk
menunjukkan bagaimana produk akhir dibentuk atau disusun dari komponen-
komponennya. Perbedaannya adalah Bill of Materialss tidak ditampilkan dalam
diagram tetapi dalam bentuk file sehingga dapat mencakup informasi yang lebih
lengkap tentang produk yang akan dibuat.

Bill of materials memperlihatkan berbagai informasi tentang produk jadi dan semua
komponen penyusunnya seperti level dari masing-masing komponen. jumlah
komponen yang dibutuhkan per unit parent item. sumber part per komponen yang
dibutuhkan apakah dibeli atau dibuat. nomor stok dan lain-lain yang semuanya
dibutuhkan dalam perencanaan dan eksekusi rencana pembuatan produk tersebut.

Bill of materials adalah sebuah daftar jumlah komponen. campuran bahan. dan
bahan baku yang diperlukan untuk membuat suatu produk. Bill Of Materials tidak
hanya menspesifikasikan produksi. tapi juga berguna untuk pembebanan biaya. dan

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 18


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

dapat dipakai sebagai daftar bahan yang harus dikeluarkan untuk karyawan produksi
atau perakitan. Bill Of Material digunakan dengan cara ini. biasanya dinamakan
daftar pilih.

Adapun Jenis-jenis BOM adalah:

1. Phantom Bill. merupakan jenis bill yang digunakan untuk material yang tidak untuk
disimpan atau untuk material yang hanya lewat saja.
2. Modular Bill. digunakan untuk material dalam menyusun produk dengan sejumlah
option yang berbeda.
3. Pseudo Bill. digunakan untuk menyusun daftar kebutuhan material yang bukan
untuk disusun menjadi produk melainkan untuk dikelompokkan berdasarkan kriteria
tertentu. Single-level bill of materials.

Jenis bill dapat juga dibagi berdasarkan tingkatan level yang disampaikannya. yaitu
single level BOM dan multilevel BOM. Jenis bill lainnya adalah planning bill. yang
merupakan jenis bill yang digunakan untuk keperluan peramalan dan perencanaan.

Manfaat dari BOM adalah sebagai alat pengendali produksi yang menspesifikasikan
bahan-bahan kandungan yang penting dari suatu produk.

Single-Level Bill of Materials

Single-level bill of materials adalah sebuah file yang menperlihatkan hubungan


antara produk akhir dan setiap part. komponen. dan sub-assembly yang bersifat
langsung.

Contoh Single-level bill of materials:

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 19


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

Tabel 2.2.1 Contoh Single-Level Bill of Materials

ABC Lamp Company

Bill of Materials Part LA01

Uantity for
Unit of
Part Number Description Each Decision
Measure
Assembly

B100 Base assembly 1 Each Make

S100 14” black shade 1 Each Make

A100 Socket assembly 1 Each Buy

Multi-Level Bill of Materials


Single-level bill of materials tidak cukup untuk menggambarkan produk yang
memiliki subassembly. Untuk produk dengan Subassembly. digunakan multilevel
Tree dan Multilevel Bill of Materials. Multilevel Tree berupa “Pohon” dengan
beberapa level yang menggunakan struktur produk. Produk akhir berada pada level 0
(nol). dan nomer level bertambah untuk level-level dibawahnya. Contoh multilevel
Tree dan contoh Multilevel Bill of Materials.

Gambar 2.2.5 Contoh Multi-Level tree


Pada Multilevel Bill of Materials penulisan setiap level ditandai dengan format
penulisan part number. Perhatikan penulisan part number pada tabel dibawah.

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 20


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

semakin besar nilai level suatu part pada multilevel tree. nomornya ditulis makin
menjorok kedalam.
Tabel 2.2.2 Contoh Multi-Level Bill of Materials
ABC Lamp Company

Bill of Materials Part LA01

Quantity for
Part Unit of
Description Each Decision
Number Measure
Assembly

B100 Base assembly 1 Each Make

1100 Finished shaft 1 Each Make

2100 2/8” Steel tubing 26 Inches Buy

1200 7” Diameter steel plate 1 Each Make

1300 Hub 1 Each Make

1400 ¼” 20 Screw 4 Each Make

S100 14” black shade 1 Each Make

A100 Socket assembly 1 Each Buy

1500 Steel holder 1 Each Make

1600 One-way socket 1 Each Buy

1700 Wiring assembly 1 Each Make

2200 16-Gauge lamp cord 12 Feet Make

2300 Standard plug terminal 1 Each Buy

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 21


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

2.3 Penjadwalan Produksi


2.3.1 Pendahuluan
Peramalan atau juga dikenal dengan forecasting adalah analisis kebutuhan yang
bertujuan untuk melihat atau memperkirakan prospek ekonomi atau kegiatan usaha
serta pengaruh lingkungan terhadap prospek tersebut dimasa yang akan datang.
Setiap kebijakan ekonomi maupun kebijakan perusahaan tidak akan terlepas dari
usaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat atau meningkatkan
keberhasilan perusahaan utuk mencapai tujuannya pada masa yang akan datang
dimana kebijakan tersebut dilaksanakan. Usaha untuk melihat dan mengkaji situasi
dan kondisi tersebut tidak terlepas dari kegiatan peramalan. Peramalan dibutuhkan
karena adanya perbedaan waktu antara kesadaran akan dibutuhkannya suatu
kebijakan baru dengan waktu kebijakan tersebut. Maka dalam menentukan
kebijaksanaan. perlu diperkirakan kesempatan ataupun peluang yang ada. dan
ancaman yang mungkin menghalang.
2.3.2 Peramalan Metode Linear Moving Average
Metode ini digunakan untuk data yang mengandung trend linier. Dasar dari metode
ini adalah penggunaan moving average kedua untuk memperoleh penyesuaian
bentuk pola trend. Peramalan dilakukan melalui beberapa tahap berikut:
a. Hitung rata-rata dari data dengan periode perata-rataan tertentu; hasilnya di
notasikan dengan St’.
b. Setelah semua rata-rata dihitung. hitung rata-rata kedua yaitu rata-rata dari St’
dengan periode perata- rataan yang sama. Hasilnya dinotasikan dengan: St”.
c. Hitung komponen at dengan rumus:

d. Hitung komponen trend bt dengan rumus:

e. Peramalan untuk periode kedepan setelah t adalah sebagai berikut:

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 22


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

2.3.3 Metode Double Exponential Smoothing Satu Parameter Brown


Metode penghalusan eksponensial orde dua (double exponential smoothing)
sebenarnya merupakan perkembangan dari metode rata-rata bergerak (moving
average) sederhana. Dasar pemikiran metode pemulusan eksponensial linear dari
Brown adalah serupa dengan rata-rata bergerak linear. karena kedua nilai pemulusan
tunggal dan ganda ketinggalan dari data yang sebenarnya jika terdapat unsur trend.
Perbedaan antara nilai pemulusan tunggal dan ganda dapat ditambahkan dengan nilai
pemulusan tunggal dan disesuaikan untuk trend. Persamaan yang dipakai dalam
implementasi pemulusan eksponensial linear satu-parameter dari Brown adalah
sebagai berikut:
Pemulusan Exponensial Tunggal :

Pemulusan Exponensial Ganda :

Pemulusan Trend :

Peramalan :

Agar dapat menggunakan rumus pemulusan eksponensial tunggal dan pemulusan


eksponensial ganda. nilai S 't-1 dan S ''t-1 harus ada. Tetapi pada saat t = 1. nilai-nilai
tersebut tidak tersedia. Sehingga. nilai-nilai ini harus ditentukan pada awal periode.
Hal ini dapat dilakukan dengan hanya menetapkan S 't dan S ''t sama dengan X t atau
menggunakan nilai rata-rata dari beberapa nilai pertama sebagai titik awal. Jenis
masalah inisialisasi ini muncul dalam setiap metode pemulusan eksponensial. Jika
parameter pemulusan α tidak mendekati nol. Tetapi. jika α mendekati nol. proses
inisialisasi tersebut dapat memainkan peranan yang nyata selama periode waktu yang
panjang.

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 23


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

2.3.4 Metode Double Exponential Smoothing Dua Parameter Holt


Metode pemulusan eksponensial linear dari Holt. pada prinsipnya adalah serupa
dengan Brown kecuali bahwa Holt tidak menggunakan rumus pemulusan berganda
secara langsung. Sebagai gantinya. Holt memuluskan nilai trend dengan parameter
yang berbeda dari parameter yang digunakan pada deret yang asli. Ramalan dari
pemulusan eksponensial linear Holt didapat dengan menggunakan dua konstanta
pemulusan (dengan nilai antara 0 dan 1) dan tiga persamaan:
Pemulusan :

Peremajaan Trend :

Peramalan :

Persamaan pemulusan menyesuaikan St secara langsung untuk trend periode


sebelumnya. yaitu bt-1dengan menambah nilai pemulusan yang terakhir. yaitu St-1.
Hal ini membantu untuk menghilangkan kelambatan dan menempatkan St ke nilai
data saat ini. Kemudian persamaan peremajaan trend meremajakan trend. yang
ditunjukkan sebagai perbedaan antara dua nilai pemulusan yang terakhir. Hal ini
tepat karena jika terdapat kecenderungan di dalam data. nilai yang baru akan lebih
tinggi atau lebih rendah daripada nilai yang sebelumnya. Karena mungkin masih
terdapat sedikit kerandoman. maka hal ini dihilangkan oleh pemulusan dengan γ
(gamma) trend pada periode terakhir (St – St-1). dan menambahkannya dengan
taksiran trend sebelumnya dikalikan dengan (1-γ). Jadi. persamaan peremajaan trend
serupa dengan bentuk pemulusan tunggal pada persamaan pemulusan eksponensial
tunggal tetapi dipakai untuk meremajakan trend. Akhirnya persamaan peramalan
digunakan untuk ramalan yang akan datang (ke muka). Trend. bt dikalikan dengan
jumlah periode ke muka yang diramalkan. m. dan ditambahkan pada nilai dasar. St.
Proses inisialisasi untuk pemulusan eksponensial linear dari Holt memerlukan dua
taksiran yang satu mengambil nilai pemulusan pertama untuk S1dan yang lain
mengambil trend b1. Pilih S1 -X1. Taksiran trend kadang-kadang lebih merupakan

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 24


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

masalah. Kita memerlukan taksiran trend dari satu periode ke periode lainnya.
Kemungkinannya b1-X2-X1.
2.3.5 Metode Regresi Linier
Metode kecenderungan dengan regresi merupakan dasar garis kecenderungan untuk
suatu persamaan. sehingga dengan dasar persamaan tersebut dapat diproyeksikan
hal-hal yang akan diteliti pada masa yang akan datang. Untuk peramalan jangka
pendek dan jangka panjang. ketepatan peramalan dengan metode ini sangat baik.
Data yang dibutuhkan untuk metode ini adalah tahunan. minimal lima tahun. Namun.
semakin banyak data yang dimiliki semakin baik hasil yang diperoleh. Adapun
perhitungan untuk peramalan dengan metode regresi linier adalah:
Peramalan :

Untuk mendapatkan nilai a dan b maka bisa didapatkan dari rumus :

Dimana :
F = nilai yang diramalkan
a = konstanta (Intercept)
b = koefisien regresi (Slope)
P = variabel yang mempengaruhi waktu (tahun. bulan. dan hari)
X = variabel demand
n = jumlah data
2.3.6 Kriteria Performansi Peramalan
Ketepatan atau ketelitian dalam melakukan peramalan yang menjadi kriteria performance
suatu metode peramalan. Ketepatan atau ketelitian tersebut dapat dinyatakan sebagai
kesalahan dalam peramalan. Kesalahan yang kecil memberikan arti ketelitian peramalan
yang tinggi. dengan kata lain keakuratan hasil peramalan tinggi. begitu pula sebaliknya.
Untuk menghitung kesalahan dalam peramalan dilakukan dengan rumus:

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 25


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

Besar kesalahan suatu peramalan dapat dihitung dengan beberapa cara. antara lain:
A. Ukuran kesalahan dengan cara statistik.
a. Mean Error (ME)

b. Mean Absolute Error (MAE)

c. Sum of Square Error (SSE)

d. Mean of Square Error (MSE)

e. Standard Deviation Error (SDE)

B. Ukuran kesalahan relatif


a. Percentage Error (PE)

b. Mean Percentage Error (MPE)

c. Mean Absolute Percentage Error (MAPE)

2.3.7 Master Production Schedule


Master production schedule (MPS) atau jadwal induk produksi adalah suatu set
perencanaan yang mengidentifikasi kuantitas dari item tertentu yang dapat dan akan

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 26


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

dibuat oleh suatu perusahaan manufaktur (dalam satuan waktu). Adapun fungsinya
adalah:
1. Menjadwalkan produksi dan order pembelian untuk item-item MPS.
2. Memberikan input dasar bagi sistem Material Requirement Planning (MRP).
3. Menjadi dasar bagi penentuan kebutuhan sumber daya (tenaga kerja. jam mesin.
dan ( lain-lain) melalui Rough Cut Capacity Planning (RCCP).
4. Menjadi dasar dalam membuat janji pengiriman (Delivery Promises) pada
konsumen
Sedangkan untuk tujuan dari MPS :
1. Memenuhi target tingkat pelayanan terhadap konsumen (customer service level).
2. Efisiensi penggunaan sumber daya produksi.
3. Mencapai target tingkat produksi.
Istilah yang sering digunakan:
• Time Bucket
Pembagian planning periode yang digunakan dalam MPS/MRP.
• Time Phase Plan
Penyajian plan. dimana semua (demand. order. inventory) disajikan dalam time
bucket. • Time Fences Batas waktu penyesuaian pesanan yang terdiri dari beberapa
zona. dimana setiap zonanya mempunyai aturan yang berbeda. Time Fences terdiri
dari:
a. Demand Time Fences (DTF). adalah batas dimana demand tidak bisa lagi untuk
diubah. dengan karakteristik: panjangnya=lead time. PAB dihitung dari actual
demand dan perubahan demand tidak dilayani.
b. Planning Time Fences (PTF). adalah batas dimana demand masih memungkinkan
untuk berubah jika material dan kapasitas tersedia. dengan karakteristik:
panjangnya = kumulatif lead time dan didaerah ini demand boleh berubah.
perubahan masih dilayani selama material dan kapasitas tersedia.
• Planning Horizon
Jangka waktu perencanaan yang dipakai. Dimana panjang planning horizon adalah
kumulatif lead time ditambah beberapa saat untuk melihat hasilnya
• Inventory Status

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 27


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

✓ Catatan status persediaan menggambarkan keadaan masing-masing item yang


ada didalam persediaan. baik yang ada di tangan (On-Hand) maupun yang sedang
dipesan (On-Order).
✓ Catatan-catatan transaksi yang terjadi seperti penerimaan dan pengeluaran
komponen-komponen yang rusak dan lain-lain.
✓ Catatan yang mengandung informasi tentang waktu ancang-ancang ukuran lot.
daftar pemasok dan lain-lain.
✓ Adapun tujuan dari inventory status adalah memenuhi target tingkat pelayanan
terhadap konsumen (customer service level). efisiensi penggunaan sumber daya
produksi dan mencapai target produksi.
Kriteria dasar dari item dalam MPS adalah: jenis item tidak terlalu banyak. dapat
diramalkan kebutuhannya. mempunyai bom sehingga dapat ditentukan kebutuhan
komponen dan materialnya. dapat diperhitungkan dalam menentukan kebutuhan
kapasitas. menyatakan konfigurasi produk yang dapat dikirim (produk akhir tertentu
atau komponen berlevel tinggi dari produk akhir tertentu). Dalam MPS terdapat tiga
jenis order. yaitu:
• Planned Order Merupakan order yang rencananya akan direaleased dan dibuat
setelah mempertimbangkan demand - supply.
• Firm Planned Order Merupakan order yang direncanakan akan dibuat di
perusahaan ini tapi belum direalisir (masih diperkirakan).
• Orders Merupakan order yang sudah dibuat dan diperkirakan
dibuat/dikerjakan/dibuat purchase order/dibuatkan surat perijinan.
Dalam penampilannya format MPS terdiri dari:
• Periode Digunakan sebagai jangka waktu perencanaan.
• Ramalan kebutuhan (forecast) Informasi datang dari bagian pemasaran. berupa
estimasi terhadap kunatitas end item yang akan terjual pada setiap periode.
• Permintaan konsumen (Actual Demand) Berupa permintaan konsumen yang
sudah diterima sehingga statusnya pasti.
• Proyeksi persediaan (onhand/Projected Available Balanced) Digunakan untuk
merencanakan jumlah yang harus diproduksi.

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 28


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

• Jumlah yang bisa dijanjikan (Available to Promise/ATP) Merupakan alat yang


digunakan untuk menjanjikan jumlah yang bisa dipesan konsumen. merupakan
bagian dari persediaan yang belum dijanjikan. digunakan oleh bagian pemasaran
untuk membuat janji penjualan dimasa yang akan datang.
• Jadwal produksi (Master Schedule) Berupa keputusan tentang kuantitas yang akan
diproduksi dan saat diproduksi itu memasuki stok. Ditentukan dengan
memperhatikan ketersediaan material dan kapasitas.
Tabel 2.3.1 contoh MPS

Cara pengisian format MPS: Forecast merupakan hasil peramalan dengan


menggunakan metode yang terpilih.

Planned Order ada apabila nilai PAB negatif atau kurang dari safety stock dan
besarnya akan tergantung pada order quantity

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 29


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
3.1 PENGUMPULAN DATA
3.1.1 Perancangan Stasiun Kerja
Tabel dibawah ini untuk menentukan banyaknya work station pada proses produk
meja kerja yang telah ditentukan pada Praktikum PTI 1. Berikut operasi yang ada
pada setiap work station yang sesuai dengan Peta Proses Operasi:.

Work Nama Proses Material Mesin


Station
Mengukur dan memotong black board
1-11 Particle Board Table Saw
untuk membentuk komponen meja kerja
12 - 22 Drilling semua komponen meja kerja Particle Board Drill
Mesin Planer
Meratakan. Curving. dan inspeksi
23 - 33 Particle Board dan Mesin
semua komponen meja kerja
Curving
Memasang PVC sticker semua
34 Particle Board -
komponen meja kerja
Sekrup. rell T. handle.
35 Packaging -
box. plastik wrap
Tabel 3.1.1 Work station
Berikut kebutuhan luas area untuk setiap work station dengan mengidentifikasi
terlebih dahulu dimensi mesin. material dan kebutuhan area operator.
Work Station 1 – 11
Kebutuhan Luas Area Mesin / Tools / Meja Kerja

No Nama Alat Pendukung Panjang (cm) Lebar (cm) Luas (cm²)


1 Dimensi Mesin 45 33 1.485
2 Area Pergerakkan Mesin 200 100 20.000
3 Area Maintenance & Service 300 300 90.000
4 Meja Kerja 200 100 20.000
5 Penggaris - - -
6 Spidol - - -

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 30


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

7 Alar ukur - - -
ttt 3.1.2
Tabel
Kebutuhan Luas Area Material

No Nama Material Panjang (cm) Lebar (cm) Luas (cm²)


1 Papan Kayu 500 500 250.000
Tabel 3.1.3
Kebutuhan Luas Area Work in Process

No Nama Material Panjang (cm) Lebar (cm) Luas (cm²)


1 Papan Kayu 190 90 17.100
Tabel 3.1.4
Kebutuhan Luas Area Operator

No Nama Material Panjang (cm) Lebar (cm) Luas (cm²)


1 Pergerakkan Operator 146.97 146.97 21.600

Tabel 3.1.5
Work Station 12 – 22

Kebutuhan Luas Area Mesin / Tools / Meja Kerja

No Nama Alat Pendukung Panjang (cm) Lebar (cm) Luas (cm²)


1 Dimensi Mesin 19 29 551
2 Area Pergerakkan Mesin - - -
3 Area Maintenance & Service 300 300 90.000
4 Meja Kerja 200 100 6.000
5 Penggaris - - -
6 Spidol - - -
7 Alar ukur - - -
Tabel 3.1.6

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 31


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

Kebutuhan Luas Area Work in Process

No Nama Material Panjang (cm) Lebar (cm) Luas (cm²)


1 Papan Kayu 190 90 17.100
Tabel 3.1.7
Kebutuhan Luas Area Operator

No Nama Material Panjang (cm) Lebar (cm) Luas (cm²)


1 Pergerakkan Operator 146.97 146.97 21.600
Tabel 3.1.8
Kebutuhan Luas Area Mesin / Tools / Meja Kerja

No Nama Alat Pendukung Panjang (cm) Lebar (cm) Luas (cm²)


1 Dimensi Mesin 50 30 1.500
2 Area Pergerakkan Mesin 195 95 18.525
3 Area Maintenance & Service 300 300 90.000
4 Meja Kerja 200 100 20.000
5 Penggaris - - -
6 Spidol - - -
7 Alar ukur - - -
Tabel 3.1.9

Kebutuhan Luas Area Work in Process

No Nama Material Panjang (cm) Lebar (cm) Luas (cm²)


1 Papan Kayu 190 90 17.100
Tabel 3.1.10
Kebutuhan Luas Area Operator

No Nama Material Panjang (cm) Lebar (cm) Luas (cm²)


1 Pergerakkan Operator 146.97 146.97 21.600
Tabel 3.1.11

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 32


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

Work Station 34

Kebutuhan Luas Area Mesin / Tools / Meja Kerja

No Nama Alat Pendukung Panjang (cm) Lebar (cm) Luas (cm²)


1 Meja Kerja 200 100 20.000
Tabel 3.1.12

No Nama Material Panjang (cm) Lebar (cm) Luas (cm²)


1 Papan Kayu 190 90 17.100
Tabel 3.1.13

Kebutuhan Luas Area Operator

No Nama Material Panjang (cm) Lebar (cm) Luas (cm²)


1 Pergerakkan Operator 146.97 146.97 21.600
Tabel 3.1.14
Work Station 35

Kebutuhan Luas Area Mesin / Tools / Meja Kerja

No Nama Alat Pendukung Panjang (cm) Lebar (cm) Luas (cm²)


1 Meja Kerja 1 200 100 20.000
2 Meja Kerja 2 200 100 20.000
3 Meja Kerja 3 200 100 20.000
4 Meja Kerja 4 200 100 20.000
5 Meja Kerja 5 200 100 20.000
6 Stapler - - -
7 Solasi - - -
Tabel 3.1.15

No Nama Material Panjang (cm) Lebar (cm) Luas (cm²)


1 BOX Papan Kayu 1.000 1.000 1.000.000

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 33


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

Tabel 3.1.16

Kebutuhan Luas Area Operator

No Nama Material Panjang (cm) Lebar (cm) Luas (cm²)


1 Pergerakkan Operator 146.97 146.97 21.600
Tabel 3.1.17

Pengumpulan data dilakukan di dalam ruang praktikum perancangan teknik industri.


Berikut jumlah data rekapitulasi luas area yang sudah di rekap dari tabel setiap work
stationnya.

3.2.1 Struktur Produk


Pengumpulan Data
Meja kerja yang dapat berfungsi sebagai untuk membaca. menulis. menempatkan
peralatan kantor seperti komputer. alat kantor dan sebagainya di kantor. Meja kerja ini
biasanya dapat ditemukan perkantoran. Satu unit meja kerja ini terdiri dari 15 komponen.
Bahan utama produk ini ialah particle board. Berikut ini tabel data komponen utama :

No.
Nama Komponen Unit Tipe Bahan
Komponen

1 Alas Meja 1 Particle Board

2 Kaki Meja Kanan 1 Particle Board

3 Kaki Meja Kiri 1 Particle Board

4 Papan Depan 1 Particle Board

5 Papan Laci Samping 1 Particle Board

6 Papan Laci Bawah 1 Particle Board

7 Papan CPU Samping 1 Particle Board

8 Papan CPU Bawah 1 Particle Board

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 34


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

9 Papan CPU Atas 1 Particle Board

10 Alas Kaki 1 Particle Board

11 Laci Belakang 3 Particle Board

12 Laci Depan 3 Particle Board

13 Laci Samping Kanan 3 Particle Board

14 Laci Samping Kiri 3 Particle Board

15 Laci Bawah 3 Particle Board

Tabel 3.2.1 Komponen Utama


Tabel diatas merupakan tabel menampilkan keterangan mengenai gambaran
komponen utama pada meja kerja. Komponen utamanya yaitu alas meja. kaki meja
kanan dan kiri. papan depan. papan laci samping. papan laci bawah. papan CPU
samping. papan CPU bawah dan atas. alas kaki. laci belakang dan depan. laci
samping kanan dan kiri. dan laci bawah. Semua komponen utamanya terdiri dari
particle board atau kayu.
Data komponen tamahan merupakan data mengenai komponen penunjang dalam
proses merakit sebuah produk. Berikut tabel data komponen tambahan untuk satu unit
meja kerja lebih lanjut:

No. Nama Tipe


Unit Satuan
Komponen Komponen Bahan

16 8 Pcs Besi
Sekrup ø0.8
17 Sekrup ø0.5 96 Pcs Besi

18 Rell T 3 Pasang Plastik

19 Rubber Feet 2 Pasang Karet

20 PVC Sticker 2.2 Roll Kertas

21 Handle Laci 3 Pcs Plastik

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 35


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

Tabel 3.2.2 Komponen Tambahan


Tabel di atas merupakan tabel menampilkan keterangan mengenai komponen tambahan.
Komponen tambahan untuk meja kerja adalah sekrup. rell T. kaki meja. PVC sticker dan
handle laci.
Komponen-komponen tersebut akan di olah dengan menggunakan beberapa mesin.
Mesin-mesin tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Berikut pada tabel
merupakan mesin-mesin yang akan digunakan untuk membuat meja kerja beserta
fungsinya:
No. Mesin Nama Mesin Fungsi Mesin

M1 Gergaji Mesin Memotong

M2 Mesin Drill Melubangi

M3 Mesin Curving Membengkokkan

M4 Mesin Panel Menghaluskan

Tabel 3.2.3 Mesin-mesin

3.3.1 Penjadwalan Produksi


Data Permintaan

Tahun
No Bulan 2019 2020 2021
(unit) (unit) (unit)
1 Januari 2800 2820 2820
2 Februari 2835 2825 2850
3 Maret 2850 2807 2815
4 April 2815 2835 2805
5 Mei 2805 2856 2865
6 Juni 2865 2898 2875
7 Juli 2875 2855 2850
8 Agustus 2850 2813 2845
9 September 2800 2815 2880

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 36


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

10 Oktober 2844 2847 2875


11 November 2835 2845 2840
12 Desember 2878 2835 2833

Tabel 3.3.1 Tabel Permintaan

4.2 PENGOLAHAN DATA

4.2.1 Perancangan Lingkungan Kerja

Tabel Rekapitulasi Luas Area

 WORK STATION 1 – 11

No. Deskripsi Luas (

1 Luas Area Mesin/Tools/Meja Kerja 1.446.335

2 Luas Area Peralatan Pendukung -

3 Luas Area Material 1.500.000

4 Luas Area Work In Process 188.100

5 Luas Area Finish Good -

6 Luas Area Waste & Reject Product -

7 Luas Area Operator 237.600

TOTAL 3.372.035

Tabel 4.2.1.1 Work Station

 WORK STATION 12 – 22

No. Deskripsi Luas (


1 Luas Area Mesin/Tools/Meja Kerja 1.158.762
2 Luas Area Peralatan Pendukung -
3 Luas Area Material -

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 37


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

4 Luas Area Work In Process 188.100


5 Luas Area Finish Good -
6 Luas Area Waste & Reject Product -
7 Luas Area Operator 237.600
TOTAL 1.584.462
Tabel 4.2.1.2 Work Station

 WORK STATION 23 - 33

No. Deskripsi Luas (


1 Luas Area Mesin/Tools/Meja Kerja 130.025
2 Luas Area Peralatan Pendukung -
3 Luas Area Material -
4 Luas Area Work In Process 188.100
5 Luas Area Finish Good -
6 Luas Area Waste & Reject Product -
7 Luas Area Operator 237.600
TOTAL 555.725
Tabel 4.2.1.3 Work Station

 WORK STATION 34

No. Deskripsi Luas (


1 Luas Area Mesin/Tools/Meja Kerja 20.000
2 Luas Area Peralatan Pendukung -
3 Luas Area Material -
4 Luas Area Work In Process 17.100
5 Luas Area Finish Good -
6 Luas Area Waste & Reject Product -
7 Luas Area Operator 21.600
TOTAL 58.700
Tabel 4.2.1.4 Work Station

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 38


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

 WORK STATION 35

No. Deskripsi Luas (


1 Luas Area Mesin/Tools/Meja Kerja 11.600
2 Luas Area Peralatan Pendukung -
3 Luas Area Material -
4 Luas Area Work In Process 17.100
5 Luas Area Finish Good 1.000.000
6 Luas Area Waste & Reject Product -
7 Luas Area Operator 22.400
TOTAL 1.051.100
Tabel 4.2.1.5 Work Station

Setelah sudah mendapatkan data rekapitulasi luas area. berikutnya menjumlahkan


data jumlah secara keseluruhan luas area pada tiap work station.

Tabel Keseluruhan Luas Stasiun Kerja

No. Deskripsi Luas (


1 Luas Area Work Station 1 – 11 3.372.035
2 Luas Area Work Station 12 – 22 1.584.462
3 Luas Area Work Station 23 – 33 555.725
4 Luas Area Work Station 34 58.700
5 Luas Area Work Station 35 1.051.100
Tabel 4.2.1.6 Total Luas Stasiun Kerja

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 39


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

4.2.2 Struktur Produk


Data pencatatan waktu perakitan yaitu data yang digunakan untuk mengetahui
urutan komponen-komponen apa saja yang dirakit telebih dahulu sampai
terbentuk produk meja kerja. Berikut adalah tabel data waktu perakitan :

No. Simbol Komponen Perakitan (menit)

1 AM + KMKa 1

2 Perakitan 1 + PD 0.5

3 Perakitan 2 + KMKi 1

4 Perakitan 3 + PLS 0.5

5 Perakitan 4 + PLB 1

6 Perakitan 5 + Papan CPU Samping 1.5

7 Perakitan 6 + Papan CPU Bawah 1

8 Perakitan 7 + Papan CPU Atas 1

9 Perakitan 8 + Alas Kaki 1

10 LBG + LSKa 1.5

11 Perakitan 10 + LSKi 1.5

12 Perakitan 11 + LD 3

13 Perakitan 12 + LB 4.5

14 Perakitan 9 + Perakitan 13 3

TOTAL 22

Tabel 4.2.2.1 Work Station

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 40


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

4.3.1 Penjadwalan Produksi

4.3.1.1 FORECASTING - DOUBLE MOVING AVERAGE


Periode N
Hasil
Periode Permintaan S't S''t at bt m et^2
(Ft)
1 2800
2 2835
3 2850 2828.33
4 2815 2833.33
5 2805 2823.33 2828.33 2818.33 5.00 1 2822 289
6 2865 2828.33 2828.33 2828.33 0.00 1 2827 1444
7 2875 2848.33 2833.33 2863.33 -15.00 1 2847 784
8 2850 2863.33 2846.67 2880.00 -16.67 1 2862 144
9 2800 2841.67 2851.11 2832.22 9.44 1 2840 1600
10 2844 2831.33 2845.44 2817.22 14.11 1 2830 196
11 2835 2826.33 2833.11 2819.56 6.78 1 2825 100
12 2878 2852.33 2836.67 2868.00 -15.67 1 2851 729
13 2820 2844.33 2841.00 2847.67 -3.33 1 2843 529
14 2825 2841.00 2845.89 2836.11 4.89 1 2839 196
15 2807 2817.33 2834.22 2800.44 16.89 1 2816 81
16 2835 2822.33 2826.89 2817.78 4.56 1 2821 196
17 2856 2832.67 2824.11 2841.22 -8.56 1 2831 625
18 2898 2863.00 2839.33 2886.67 -23.67 1 2861 1369
19 2855 2869.67 2855.11 2884.22 -14.56 1 2868 169
20 2813 2855.33 2862.67 2848.00 7.33 1 2854 1681
21 2815 2827.67 2850.89 2804.44 23.22 1 2826 121
22 2847 2825.00 2836.00 2814.00 11.00 1 2823 576
23 2845 2835.67 2829.44 2841.89 -6.22 1 2834 121
24 2835 2842.33 2834.33 2850.33 -8.00 1 2841 36

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 41


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

25 2820 2833.33 2837.11 2829.56 3.78 1 2832 144


26 2850 2835.00 2836.89 2833.11 1.89 1 2833 289
27 2815 2828.33 2832.22 2824.44 3.89 1 2827 144
28 2805 2823.33 2828.89 2817.78 5.56 1 2822 289
29 2865 2828.33 2826.67 2830.00 -1.67 1 2827 1444
30 2875 2848.33 2833.33 2863.33 -15.00 1 2847 784
31 2850 2863.33 2846.67 2880.00 -16.67 1 2862 144
32 2845 2856.67 2856.11 2857.22 -0.56 1 2855 100
33 2880 2858.33 2859.44 2857.22 1.11 1 2857 529
34 2875 2866.67 2860.56 2872.78 -6.11 1 2865 100
35 2840 2865.00 2863.33 2866.67 -1.67 1 2863 529
36 2833 2849.33 2860.33 2838.33 11.00 1 2848 225
37 1 2850
38 2 2861
39 3 2872
40 4 2883
41 5 2894
42 6 2905
43 7 2916
44 8 2927
45 9 2938
46 10 2949
47 11 2960
48 12 2971
Tabel 4.3.1.1.1 Hasil Forecast Double Moving Average

MSE

491
Tabel 4.3.1.1.2 Mean Square Error DMA

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 42


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

Gambar 4.3.1.1.1 Grafik Forecast DMA

4.3.1.2 FORECASTING - DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING SATU PARAMETER


BROWN
Periode N
𝛼 0.1
Periode Permintaan S't S''t at Bt m Hasil (Ft) et^2
1 2800 2800 2800
2 2835 2803.50 2800.35 2806.65 0.35 1
3 2850 2808.15 2801.13 2815.17 0.78 1 2807.00 1849.00
4 2815 2808.84 2801.90 2815.77 0.77 1 2816.00 1.00
5 2805 2808.45 2802.56 2814.35 0.66 1 2817.00 144.00
6 2865 2814.11 2803.71 2824.50 1.16 1 2816.00 2401.00
7 2875 2820.20 2805.36 2835.03 1.65 1 2826.00 2401.00
8 2850 2823.18 2807.14 2839.21 1.78 1 2837.00 169.00
9 2800 2820.86 2808.51 2833.20 1.37 1 2841.00 1681.00
10 2844 2823.17 2809.98 2836.37 1.47 1 2835.00 81.00
11 2835 2824.36 2811.42 2837.29 1.44 1 2838.00 9.00
12 2878 2829.72 2813.25 2846.19 1.83 1 2839.00 1521.00

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 43


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

13 2820 2828.75 2814.80 2842.70 1.55 1 2849.00 841.00


14 2825 2828.37 2816.15 2840.59 1.36 1 2845.00 400.00
15 2807 2826.24 2817.16 2835.31 1.01 1 2842.00 1225.00
16 2835 2827.11 2818.16 2836.07 0.99 1 2837.00 4.00
17 2856 2830.00 2819.34 2840.66 1.18 1 2838.00 324.00
18 2898 2836.80 2821.09 2852.51 1.75 1 2842.00 3136.00
19 2855 2838.62 2822.84 2854.40 1.75 1 2855.00 0.00
20 2813 2836.06 2824.16 2847.95 1.32 1 2857.00 1936.00
21 2815 2833.95 2825.14 2842.76 0.98 1 2850.00 1225.00
22 2847 2835.26 2826.15 2844.36 1.01 1 2844.00 9.00
23 2845 2836.23 2827.16 2845.30 1.01 1 2846.00 1.00
24 2835 2836.11 2828.06 2844.16 0.89 1 2847.00 144.00
25 2820 2834.50 2828.70 2840.30 0.64 1 2846.00 676.00
26 2850 2836.05 2829.43 2842.66 0.73 1 2841.00 81.00
27 2815 2833.94 2829.89 2838.00 0.45 1 2844.00 841.00
28 2805 2831.05 2830.00 2832.10 0.12 1 2839.00 1156.00
29 2865 2834.44 2830.45 2838.44 0.44 1 2833.00 1024.00
30 2875 2838.50 2831.25 2845.75 0.81 1 2839.00 1296.00
31 2850 2839.65 2832.09 2847.21 0.84 1 2847.00 9.00
32 2845 2840.18 2832.90 2847.47 0.81 1 2849.00 16.00
33 2880 2844.17 2834.03 2854.31 1.13 1 2849.00 961.00
34 2875 2847.25 2835.35 2859.15 1.32 1 2856.00 361.00
35 2840 2846.52 2836.47 2856.58 1.12 1 2861.00 441.00
36 2833 2845.17 2837.34 2853.01 0.87 1 2858.00 625.00
37 1 2854.00
38 2 2855.00
39 3 2856.00
40 4 2857.00
41 5 2858.00
42 6 2859.00

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 44


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

43 7 2860.00
44 8 2860.00
45 9 2861.00
46 10 2862.00
47 11 2863.00
48 12 2864.00
Tabel 4.3.1.2.1 Hasil Forecast Exp Brown

MSE

794
Tabel 4.3.1.2.2 Mean Square Error Exp Brown

Gambar 4.3.1.2.1 Grafik Forecast Exp Brown

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 45


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

4.3.1.3 FORECASTING - DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING DUA


PARAMETER HOLT
Periode N
𝛼 0.57
𝛾 0.3
Periode Permintaan St bt M Hasil (Ft) et^2
1 2800 2800.00 -35.00 1.00
2 2835 2804.90 -14.00 1.00 2765.00 4900.00
3 2850 2824.59 -5.30 1.00 2791.00 3481.00
4 2815 2816.84 -14.21 1.00 2820.00 25.00
5 2805 2803.98 -12.95 1.00 2803.00 4.00
6 2865 2833.20 8.94 1.00 2792.00 5329.00
7 2875 2860.87 9.26 1.00 2843.00 1024.00
8 2850 2858.65 -1.02 1.00 2871.00 441.00
9 2800 2824.78 -15.71 1.00 2858.00 3364.00
10 2844 2828.98 2.20 1.00 2810.00 1156.00
11 2835 2833.36 -1.16 1.00 2832.00 9.00
12 2878 2858.30 12.09 1.00 2833.00 2025.00
13 2820 2841.67 -8.94 1.00 2871.00 2601.00
14 2825 2828.32 -4.76 1.00 2833.00 64.00
15 2807 2814.12 -8.73 1.00 2824.00 289.00
16 2835 2822.27 2.29 1.00 2806.00 841.00
17 2856 2842.48 7.90 1.00 2825.00 961.00
18 2898 2877.52 18.13 1.00 2851.00 2209.00
19 2855 2872.48 -0.21 1.00 2896.00 1681.00
20 2813 2838.49 -12.75 1.00 2873.00 3600.00
21 2815 2819.62 -8.32 1.00 2826.00 121.00
22 2847 2831.65 3.77 1.00 2812.00 1225.00
23 2845 2840.88 2.04 1.00 2836.00 81.00
24 2835 2838.41 -1.57 1.00 2843.00 64.00
25 2820 2827.24 -5.60 1.00 2837.00 289.00

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 46


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

26 2850 2837.81 5.08 1.00 2822.00 784.00


27 2815 2826.99 -6.94 1.00 2843.00 784.00
28 2805 2811.47 -7.86 1.00 2821.00 256.00
29 2865 2838.60 12.50 1.00 2804.00 3721.00
30 2875 2864.72 11.75 1.00 2852.00 529.00
31 2850 2861.38 0.72 1.00 2877.00 729.00
32 2845 2852.36 -0.99 1.00 2863.00 324.00
33 2880 2867.69 9.80 1.00 2852.00 784.00
34 2875 2876.07 5.36 1.00 2878.00 9.00
35 2840 2857.82 -6.75 1.00 2882.00 1764.00
36 2833 2840.77 -6.82 1.00 2852.00 361.00
37 1.00 2834.00
38 2.00 2828.00
39 3.00 2821.00
40 4.00 2814.00
41 5.00 2807.00
42 6.00 2800.00
43 7.00 2794.00
44 8.00 2787.00
45 9.00 2780.00
46 10.00 2773.00
47 11.00 2766.00
48 12.00 2759.00
Tabel 4.3.1.3.1 Hasil Forecast Exp Holt

MSE

1.309
Tabel 4.3.1.3.2 Mean Square Error Exp Holt

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 47


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

Gambar 4.3.1.3.1 Grafik Forecast Exp Holt

4.3.1.4 FORECASTING - REGRESI


LINIER
Periode N
𝛼 ∑P ∑X ∑XP ∑P^2 b a
𝛾 666 102256 1893949 16206 0.570 2829.906
Periode Permintaan
XP P^2 Hasil (Ft) et^2
(P) (X)
1 2800 2800 1 2831.00 961.00
2 2835 5670 4 2832.00 9.00
3 2850 8550 9 2832.00 324.00
4 2815 11260 16 2833.00 324.00
5 2805 14025 25 2833.00 784.00
6 2865 17190 36 2834.00 961.00
7 2875 20125 49 2834.00 1681.00
8 2850 22800 64 2835.00 225.00
9 2800 25200 81 2836.00 1296.00
10 2844 28440 100 2836.00 64.00

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 48


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

11 2835 31185 121 2837.00 4.00


12 2878 34536 144 2837.00 1681.00
13 2820 36660 169 2838.00 324.00
14 2825 39550 196 2838.00 169.00
15 2807 42105 225 2839.00 1024.00
16 2835 45360 256 2840.00 25.00
17 2856 48552 289 2840.00 256.00
18 2898 52164 324 2841.00 3249.00
19 2855 54245 361 2841.00 196.00
20 2813 56260 400 2842.00 841.00
21 2815 59115 441 2842.00 729.00
22 2847 62634 484 2843.00 16.00
23 2845 65435 529 2844.00 1.00
24 2835 68040 576 2844.00 81.00
25 2820 70500 625 2845.00 625.00
26 2850 74100 676 2845.00 25.00
27 2815 76005 729 2846.00 961.00
28 2805 78540 784 2846.00 1681.00
29 2865 83085 841 2847.00 324.00
30 2875 86250 900 2847.00 784.00
31 2850 88350 961 2848.00 4.00
32 2845 91040 1024 2849.00 16.00
33 2880 95040 1089 2849.00 961.00
34 2875 97750 1156 2850.00 625.00
35 2840 99400 1225 2850.00 100.00
36 2833 101988 1296 2851.00 324.00
37 2851.00
38 2852.00

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 49


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

39 2853.00
40 2853.00
41 2854.00
42 2854.00
43 2855.00
44 2855.00
45 2856.00
46 2857.00
47 2857.00
48 2858.00
Tabel 4.3.1.4.1 Hasil Forecast Regresi Linier

MSE

602
Tabel 4.3.1.4.2 Mean Square Error Regresi Linier

Gambar 4.3.1.4.1 Grafik Forecast Regresi Lini

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 50


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

BAB V
ANALISIS
5.1 Perancangan Produksi
Setelah sudah diketahui work station apa saja yang dibutuhkan dan jumlah work station yang
dibutuhkan. maka kami menggambarkan sebuah layout pada proses produk meja kerja yang
dibutuhkan. Berikut layout yang sudah kami rancangkan
WS 1 Maintenance Area Maintenance Area Maintenance Maintenance Area
Meja Peralatan
Area
Maintenance Area

Mesin Mesin Mesin Mesin Drill Table Saw Raw


Table Saw

OP Curving Planner Planner Material


OP WS 11
WS 22
WS 23 OP
WS 33
OP OP Laci
Laci
WIP Bawah Meja
Bawah
WIP Peralatan

WIP Alas Meja


WIP
WIP Laci
Raw Alas Meja
Bawah
Material

WS 3
Meja
WIP Alas Meja
Maintenance Area

Peralatan
Table Saw

Maintenance Area
Maintenance Area Papan Papan
WS 12 WIP WIP
OP OP CPU (S) CPU (S)

Table Saw
WIP
OP OP
Mesin Drill WS 29 WS 18
Mesin OP
Meja Peralatan Planner
Maintenance Area
Mesin Mesin Drill

CPU (S)
Papan
WS 25 Planner
Papan OP WS 7
WIP
Depan
Mesin Drill
Maintenance Area
Papan
WIP

Material
Depan
Maintenance Area

Raw
OP
WS 14 Mesin Drill
Kaki Meja (R)
WIP Papan Mesin OP
Kaki Meja (L) WIP WS 19
Depan Planner

Alas Kaki
WS 8
WS 2 WIP
Kaki Meja (R)
Alas Kaki WIP
WS 30

Maintenance Area
Meja Peralatan Kaki Meja (L)
Maintenance Area

OP
OP

Table Saw
Kaki Meja (R)
WIP WS 24
Table Saw

Alas Kaki WIP

WIP
Kaki Meja (L) OP
OP
WS 13 Mesin Mesin
OP
Curving Planner
Laci (B)
WIP
Mesin Drill Laci (D)
Meja
Peralatan
OP
Maintenance Area WS 31
Maintenance Area

Mesin
Raw Mesin Drill Mesin
Planner

Laci (D)

Laci (B)
Laci (B)
Material Planner WIP WS 9
Papan Laci (D)

Maintenance Area
WIP OP
Laci (S) WS 15
WS 26
Maintenance Area OP WS 20

Table Saw
OP
Papan

WIP
WS 4 WIP Papan OP
Laci (S) WIP Mesin Drill
Laci (S)
Mesin
Maintenance Area

Planner
Maintenance Area
Table Saw

Meja
OP
WS 32 Peralatan
OP Mesin Drill
Papan
WIP LS (R)
Laci (B)

Material
WIP
Meja Peralatan

Raw
OP LS (L) OP
WS 21
WS 27
Papan
WIP LS (R)
Laci (B)
Mesin WIP
Planner WIP All Material LS (L)
LS (R)
LS (L)

Papan WS 10
WIP WS 16
Laci (B) OP

Maintenance Area
WS 34
WS 5 Mesin Drill
Table Saw
Maintenance Area
WIP

Meja Peralatan OP
Maintenance Area

Maintenance Area
Work Table
Table Saw

Mesin
OP Mesin Drill Planner
Meja
Peralatan
OP WS 28
WS 17 OP
Papan CPU
(A)
Papan CPU
(A)
WIP Papan CPU All Material
WIP Papan CPU (B)
(B)

Raw
Material WIP All Material
Papan CPU
(A)
WIP Papan CPU
(B) WS 35
WS 6
Maintenance Area

Work Table
Table Saw

OP

Meja Peralatan
Finish Good

Gambar 5.1 Layout Meja Kerja


Dari gambar layout yang sudah kami gambarkan. maka kami menggambarkan kondisi
ruangan proses produk meja kerja dalam bentuk pencahayaan. kebisingan dan temperature
yang kami butuhkan. Berikut tabel identifikasi lingkungan ruangan proses produk meja kerja.

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 51


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

Identifikasi Lingkungan Fisik

Pencahayan Kebisingan Temperatur


No. Tempat Kerja
(lux) (dB)

1 Area Perkantoran 250 35 24

2 Warehouse 150 33 29

3 Production Plant 1500 45 28

Tabel 5.1 Identifikasi Lingkungan

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 52


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

5.2 Struktur Produk


Setelah data dikumpulkan dan diolah. kami menggambarkan proses perakitan yang
dilakukan untuk memperoleh produk meja kerja. Berikut struktur produk meja kerja
yang kami buat yang terdiri dari 15 komponen pada bagan dibawah ini:

Meja Kerja Level 0

1 1 2 1 3 8

Perakitan 13 Perakitan 9 Sekrup ø0,5 Level 1

4 1 5 1 6 1 7 8

Laci Belakang
Laci Samping
PVC Stiker Sekrup ø0,5 Level 2
Kanan

8 1 9 1 10 1 11 8 12 1

Perakitan 12 Laci Bawah PVC Stiker Sekrup ø0,5 Handle Laci


Level 3

13 1 14 1 15 1 16 8 17 2 18 3

Perakitan 11 Laci Depan PVC Stiker Sekrup ø0,5 Handle Laci Rell T Level 4

19 1 20 1 21 1 22 8

Laci Samping Level 5


Perakitan 10 PVC Stiker Sekrup ø0,5
Kiri

23 1 24 1 25 1 26 8

Perakitan 8 Alas Kaki PVC Stiker Sekrup ø0,5 Level 6

27 1 28 1 29 1 30 8

Perakitan 7 Papan CPU Atas PVC Stiker Sekrup ø0,5 Level 7

31 1 32 1 33 1 34 8

Perakitan 6
Papan CPU
PVC Stiker Sekrup ø0,5 Level 8
Bawah

35 1 36 1 37 1 38 8

Papan CPU
Perakitan 5
Samping
PVC Stiker Sekrup ø0,5 Level 9

39 1 40 1 41 1 42 8

Papan Laci
Perakitan 4 PVC Stiker Sekrup ø0,5
Bawah Level 10

43 1 44 1 45 1 46 8

Papan Laci
Perakitan 3 PVC Stiker Sekrup ø0,5
Samping Level 11

47 1 48 1 49 1 50 1 51 4

Perakitan 2 Kaki Meja Kiri PVC Stiker Rubber Feet Sekrup ø0,8 Level 12

52 1 53 1 54 1 55 8

Perakitan 1 Papan Depan PVC Stiker Sekrup ø0,5 Level 13

56 1 57 1 58 1 59 1 60 4

Kaki Meja Level 14


Alas Meja PVC Stiker Rubber Feet Sekrup ø0,8
Kanan

Gambar 5.2 Struktur Produk

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 53


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

Pada struktur produk yang telah dibuat terdiri dari 14 level. dengan perincian level 0
yaitu 1 unit meja kerja. dan level 1 terdiri dari hasil perakitan 13 yang telah dirakit
dari perakitan 12 yang berada di level 3 dengan laci bawah. pvc stiker. skrup 0.5
dengan handle laci. dan susunan berikutnya adalah level 2 yaitu hasil perakitan 9
dirakit dengan laci belakang. laci samping kanan beserta pvc dengan jumlah masing -
masing 1 dengan sekrup 0.5. Level 4 adalah hasil perakitan 11 yang dirakit dengan
laci depan. pvc stiker masing - masing 1 pcs lalu dirakit dengan 2 pcs handle laci. 3
pasang rell T dan sekrup 0.5. Level 5 terdiri dari hasil perakitan 10 dengan laci
samping kiri 1 pcs dan pvc stiker dengan sekrup 0.5. Level 6 membentuk perakitan 8
dengan alas kaki 1 pcs. pvc stiker dan sekrup 0.5. Lalu level 7 yaitu hasil perakitan 7
dirakit dengan papan cpu atas 1 pcs. pvc stiker dan sekrup 0.5. Pada level 8 yaitu
hasil perakitan 6 dirakit dengan papan cpu bawah. pvc stiker dan sekrup 0.5. Pada
level 9 yaitu hasil perakitan 5 dirakit dengan papan cpu samping 1 pcs. pvc stiker dan
sekrup 0.5. Pada level 10 yaitu hasil perakitan 4 kemudian dirakit dengan papan laci
bawah 1 pcs. pvc stiker dan sekrup 0.5. Pada level 11 yaitu hasil perakitan 3 dirakit
dengan 1 pcs papan laci samping. pvc stiker dan sekrup 0.5. Pada level 12 yaitu hasil
perakitan 2 dirakit dengan kaki meja kiri 1 pcs. pvc stiker. sekrup 0.8 dan kaki meja
yang telah dibeli. Pada level 13 yaitu hasil perakitan 1 kemudian dirakit dengan papan
depan. pvc stiker dan sekrup 0.5. Dan pada level terakhir yaitu level 14 terdiri Alas
meja 1 pcs. kaki meja kanan 1 pcs. pvc stiker. sekrup 0.8. kaki meja yang telah dibeli
1 pcs. yang kemudian membentuk perakitan 1.

Bill of Materials

Setelah membuat struktur produk meja kerja bisa dilanjutkan untuk menunjukkan
bagaimana proses produk meja kerja akhir dibentuk dari komponen-komponennya
dengan menggunakan Bill of Materials. Berikut tabel bill of materials meja kerja di
bawah ini:

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 54


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

Bill of Materials Meja Kerja

Quantity
Part Unit of
Description for Each Unit Price Total Price Decision
Number Measure
Assembly

1 Alas Meja 1 Pcs 744.33 744.3 Make

A1 PVC Sticker 0.71 Roll 44.000 31.094.86 Buy

A2 Particle Board 1 Pcs 26.666.20 26.666.20 Buy

2 Kaki Meja Kanan 1 Pcs 898.34 898.34 Make

A1 PVC Sticker 0.31 Roll 44.000 13.270.33 Buy

A2 Particle Board 1 Pcs 11.811.39 11.811.39 Buy

A3 Kaki Meja 2 Pcs 5.500 11.000 Buy

A4 Sekrup 2 Pcs 160 320 Buy

3 Kaki Meja Kiri 1 Pcs 641.67 641.67 Make

A1 PVC Sticker 0.31 Roll 44.000 13.270.33 Buy

A2 Particle Board 1 Pcs 11.811.39 11.811.39 Buy

A3 Kaki Meja 2 Pcs 5.500 11.000 Buy

A4 Sekrup 4 Pcs 160 640 Buy

4 Papan Depan 1 Pcs 436.33 436.33 Make

A1 PVC Sticker 0.02 Roll 44.000 816.68 Buy

A2 Particle Board 1 Pcs 14.492.5 14.492.5 Buy

A4 Sekrup 2 Pcs 160 320 Buy

5 Papan Laci Samping 1 Pcs 231 231 Make

A1 PVC Sticker 0.13 Roll 44.000 5.544.04 Buy

A4 Sekrup 2 Pcs 160 320 Buy

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 55


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

A2 Paricle Board 1 Pcs 2.378.48 2.378.48 Buy

6 Papan Laci Bawah 1 Pcs 256.67 256.67 Make

A1 PVC Sticker 0.11 Roll 44.000 5.013.5 Buy

A4 Sekrup 4 Pcs 160 640 Buy

A2 Particle Board 1 Pcs 2.148.3 2.148.3 Buy

Papan CPU
7 1 Pcs 282.33 282.33 Make
Samping

A1 PVC Sticker 0.12 Roll 44.000 5.412.23 Buy

A4 Sekrup 6 Pcs 160 960 Buy

A2 Particle Board 1 Pcs 2.323.92 2.323.92 Buy

8 Papan CPU Bawah 1 Pcs 256.67 256.67 Make

A1 PVC Sticker 0.05 Roll 44.000 2.457.98 Buy

A4 Sekrup 4 Pcs 160 640 Buy

A2 Particle Board 1 Pcs 1.041.76 1.041.76 Buy

9 Papan CPU Atas 1 Pcs 256.67 256.67 Make

A1 PVC Sticker 0.05 Roll 44.000 2.457.98 Buy

A4 Sekrup 1 Pcs 160 160 Buy

A2 Particle Board 1 Pcs 1.041.76 1.041.76 Buy

10 Alas Kaki 1 Pcs 359.33 359.33 Make

A1 PVC Sticker 0.17 Roll 44.000 7.583.1 Buy

A4 Sekrup 4 Pcs 160 640 Buy

A2 Particle Board 1 Pcs 3.222.45 3.222.45 Buy

11 Laci Belakang 3 Pcs 693 2.079 Make

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 56


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

A1 PVC Sticker 0.21 Roll 44.000 9.310.44 Buy

A4 Sekrup 18 Pcs 160 2.880 Buy

A2 Particle Board 1 Pcs 11.370.65 11.370.65 Buy

12 Laci Depan 1 Pcs 847 2.541 Make

A1 PVC Sticker 0.21 Roll 44.000 9.310.44 Buy

A4 Sekrup 12 Pcs 160 1.920 Buy

A2 Particle Board 1 Pcs 11.370.65 11.370.65 Buy

A5 Handle Laci 3 Pcs 5.000 15.000 Buy

A6 Rell T 3 Pasang 25.000 75.000 Buy

Laci Samping
13 1 Pcs 693 2.079 Make
Kanan

A1 PVC Sticker 0.35 Roll 44.000 15.195.88 Buy

A4 Sekrup 18 Pcs 160 2.880 Buy

A2 Particle Board 1 Pcs 18.552.11 18.552.11 Buy

14 Laci Samping Kiri 1 Pcs 693 2.079 Make

A1 PVC Sticker 0.35 Roll 44.000 15.195.88 Buy

A4 Sekrup 18 Pcs 160 2.880 Buy

A2 Particle Board 1 Pcs 18.552.11 18.552.11 Buy

15 Laci Bawah 1 Pcs 693 2.079 Make

A1 PVC Sticker 0.95 Roll 44.000 41.760.73 Buy

A4 Sekrup 18 Pcs 160 2.880 Buy

A2 Particle Board 1 Pcs 53.400.6 53.400.6 Buy

TOTAL 513.087.77

Tabel 5.2 Bills of Materials

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 57


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

Pada komponen pertama meja kerja yaitu alas meja yang terdiri beberapa bagian yaitu
0.71 roll PVC sticker dengan harga Rp. 31.094.86 dan 1 pcs particle board dengan
harga Rp. 26.666.2. Selanjutnya. komponen kedua yaitu kaki meja kanan yang terdiri
dari 0.31 roll PVC sticker dengan harga Rp. 13.270.33. 1 pcs particle board dengan
harga Rp. 11.811.39. 1 pasang kaki meja dengan harga Rp. 11.000 dan 2 buah sekrup
dengan harga Rp. 320. Lalu. komponen ketiga yaitu kaki meja kiri terdiri dari 0.31
roll PVC sticker dengan harga Rp. 13.270.33. 1 pcs particle board dengan harga Rp.
11.811.39. 1 pasang kaki meja dengan harga Rp. 11.000 dan 4 buah sekrup dengan
harga Rp. 640. Pada komponen keempat yaitu papan depan terdiri dari 0.02 roll PVC
sticker dengan harga Rp. 816.68. 1 pcs particle board dengan harga Rp. 14.492.5 dan
2 buah sekrup dengan harga Rp. 320. Berikutnya. komponen kelima yaitu papan laci
samping terdiri dari 0.13 roll PVC sticker dengan harg Rp. Rp. 5.544.04. 2 buah
sekrup dengan harga Rp. 320 dan 1 psc particle board dengan harga Rp. 2.378.48.
Pada komponen ke enam yaitu papan laci bawah terdiri dari 0.11 roll PVC sticker
dengan harga Rp. 5.013.5. 4 buah sekrup dengan harga Rp. 640 dan 1 pcs particle
board dengan harga Rp. 2.148.3. Pada komponen ke tujuh yaitu papan CPU samping
yang terdiri 0.12 roll PVC sticker dengan harga Rp. 5.412.23. 6 buah sekrup dengan
harga Rp. 960 dan 1 pcs particle board dengan harga Rp. 2.323.92. Lalu. komponen
ke delapan yaitu papan CPU bawah yang terdiri 005 roll PVC sticker dengan harga
Rp. 2.457.98. 4 buah sekrup dengan harga Rp. 640 dan 1 pcs particle board dengan
harga Rp. 1.041.76. Pada komponen ke sembilan yaitu papan CPU atas terdiri dari
0.05 roll PVC sticker. 1 buah sekrup dengan harga Rp. 160 dan 1 pcs particle board
dengan 1.041.76. Komponen berikutnya ke sepuluh yaitu alas kaki memiliki 0.17 roll
dengan harga Rp. 7.583.1. 4 buah sekrup dengan harga Rp. 640 dan 1 pcs particle
board dengan harga Rp. 3.222.45. Pada komponen ke sebelas yaitu laci belakang
yang terdiri 0.21 roll dengan harga Rp. 9.310.44. 18 buah sekrup dengan harga Rp.
2.880 dan 1 pcs particle board dengan harga 11.370.65. Pada komponen ke dua belas
yaitu laci depan yang terdiri 0.21 roll PVC sticker dengan harga Rp. 9.310.44. 12 pcs
sekrup dengan harga Rp. 1.920. 1 pcs particle board dengan harga Rp. 11.370.65. 3
handle laci dengan harga Rp. 15.000 dan 3 pasang rell T dengan harga Rp. 75.000.
Komponen ke tiga belas yaitu laci samping kanan terdiri dari 0.35 roll PVC sticker

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 58


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

dengan harga Rp. 15.195.88. 18 buah sekrup dengan harga Rp. 2.880 dan 1 pcs
particle board dengan harga Rp. 18.552.11. Pada komponen ke empat belas yaitu laci
samping kiri terdiri dari 0.35 roll PVC sticker dengan harga Rp. 15.195.88. 18 pcs
sekrup dengan harga Rp. 2.880 dan 1 pcs particle board dengan harga Rp. 18.552.11.
Dan komponen yang terakhir yaitu laci bawah terdiri dari 0.95 roll dengan harga Rp.
41.760.73. 18 buah sekrup dengan harga Rp. 2.880 dan 1 pcs particle board dengan
harga Rp. 53.400.6. Jadi. total harga secara keseluruhan yaitu Rp. 513.087.77. Harga
tersebut merupakan harga satu unit meja kerja.

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 59


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

5.3 Penjadwalan Produksi

5.3.1 DATA PERMINTAAN


Tahun FORECAST 2022
No Bulan 2019 2020 2021 Exp.
DMA Exp. Holt RL
(unit) (unit) (unit) Brown
1 Januari 2800 2820 2820 2850.00 2854.00 2834.00 2851.00
2 Februari 2835 2825 2850 2861.00 2855.00 2828.00 2852.00
3 Maret 2850 2807 2815 2872.00 2856.00 2821.00 2853.00
4 April 2815 2835 2805 2883.00 2857.00 2814.00 2853.00
5 Mei 2805 2856 2865 2894.00 2858.00 2807.00 2854.00
6 Juni 2865 2898 2875 2905.00 2859.00 2800.00 2854.00
7 Juli 2875 2855 2850 2916.00 2860.00 2794.00 2855.00
8 Agustus 2850 2813 2845 2927.00 2860.00 2787.00 2855.00
9 September 2800 2815 2880 2938.00 2861.00 2780.00 2856.00
10 Oktober 2844 2847 2875 2949.00 2862.00 2773.00 2857.00
11 November 2835 2845 2840 2960.00 2863.00 2766.00 2857.00
12 Desember 2878 2835 2833 2971.00 2864.00 2759.00 2858.00
MSE 491 794 1.309 602
Tabel 5.3.1 Demand dan Rekap

Dari tabel permintaan selama 3 tahun yaitu 2019. 2020. dan 2021dan hasil
forecasting yang telah dilakukan untuk memprediksi permintaan pada tahun 2022
dengan menggunakan 4 jenis peramalan yaitu. Double Moving Average (DMA).
Double Exponential Smoothing Satu Parameter Brown. Double Exponential
Smoothing Satu Parameter Holt. dan Regresi Linier. Setelah dilakukan peramalan
dari keempat metode yang telah dilakukan evaluasi dengan menggunakan metode
Mean Square Error (MSE). Dari tabel hasil peramalan diatas diketahui bahwa hasil
peramalan dengan metode Double Moving Average mendapatkan hasil MSE sebesar
491. metode peramalan Double Exponential Smoothing Satu Parameter Brown
mendapatkan hasil MSE sebesar 794. metode Double Exponential Smoothing Satu
Parameter Holt mendapatkan hasil sebesar 1.309. metode Regresi Linier
PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 60
UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

mendapatkan hasil MSE sebesar 602. Setelah diketahui nilai MSE yang digunakan
untuk mengecek estimasi berapa nilai kesalaahan pada peramalan. nilai MSE yang
paling rendah menunjukkan bahwa hasil peramalan sesuai dengan data actual dan
bisa dijadikan untuk penghitungan peramalan di periode mendatang. Dari keempat
metode peramalan yang memiliki nilai MSE paling rendah adalah hasil peramalan
Double Moving Average dengan jumlah 491. Jadi. data peramalan yang akan diambil
untuk Master Planning Schedule (MPS) yaitu memakai data dari peramalan Double
Moving Average.

5.3.2 MASTER PLANNING SCHEDULE (MPS)

Gambar 5.3.2 Master Planning Schedule

MPS = 2910.5 ~ 2920

Dari data Master Planning Schedule hasil produksi meja kerja diketahui bahwa
order quantity 10 unit. on hand 20 unit. lot size 2920 unit. nilai Demand Time Fence
(DTF) 4. dan nilai Planning Time Fence (PTF) 8. Data hasil forecast yang terdapat
pada MPS bulan 1 adalah 2850. bulan 2 adalah 2861. bulan 3 adalah 2872. bulan 4
adalah 2883. bulan 5 adalah 2894. bulan 6 adalah 2905. bulan 7 adalah 2916. bulan 8
adalah 2927. bulan 9 adalah 2938. bulan 10 adalah 2949. bulan 11 adalah 2960.
bulan 12 adalah 2971. Actual Demand (committed) pada tahun 2022 diketahui 4
bulan pertama dengan bulan 1 adalah 2856. bulan 2 adalah 2857. bulan 3 adalah
PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 61
UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

2877. dan bulan 4 adalah 2897. Pada nilai Projected Available Balanced (PAB).
Available to Promises (ATP) memiliki nilai yang sama dalam bulan yang sama.
Nilai pada bulan 1 yaitu 84. bulan 2 yaitu 147. bulan 3 yaitu 190. bulan 4 yaitu 213.
bulan 5 yaitu 239. bulan 6 yaitu 254. bulan 7 yaitu 258. bulan 8 yaitu 251. bulan 9
yaitu 233. bulan 10 yaitu 204. bulan 11 yaitu 164. dan bulan 12 yaitu 113.

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 62


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
6.1.1 Perancangan Lingkungan Kerja
Kesimpulan yang telah dilakukan selama praktikum modul perancangan lingkungan
kerja ialah sebagai berikut:

1. Dengan perbulannya memproduksi meja kerja sejumlah 2836 pcs. maka work
station yang dibutuhkan pada proses produk meja kerja ini ialah 35 buah.
2. Tiap work station yang dibutuhkan prosesnya berbeda-beda. meliputi:
- Memotong dan mengukur blackboard agar membentuk sebuah komponen meja
kerja yang dibutuhkan.
- Mendrilling semua komponen meja kerja.
- Mengcurving dan memeratakan semua komponen meja kerja.
- Pemasangan PVC sticker pada semua komponen meja kerja.
- Melakukan packaging yang siap dikirim.

3. Kondisi pencayahaan. kebisingan dan temperature yang kami gunakan sudah


sesuai dengan ketentuan.

6.1.2 Struktur Produk


1. Struktur produk meja kerja yang kami gunakan dengan jenis struktur produk
explotion dengan sejumlah 14 level.
2. Pada struktur produk terdiri dari 60 komponen yang akan menjadi sebuah produk
meja kerja.
3. Setelah dihitung harga per material dengan menggunakan bill of materials. kami
menemukan harga per unit meja kerja yang seharga Rp. 513.087.77.-

6.1.3 Penjadwalan Produksi


Kesimpulan dari penjadwalan produksi yang telah dilakukan selama praktikum
sebagai berikut.
1. Penjadwalan produksi yang optimal diperlukan untuk meningkatkan efisiensi
dalam produksi. Maka dari itu diperlukan peramalan. untuk mendapatkan hasil

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 63


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

yang cepat dan akurat diperlukan beberapa metode peramalan dengan bantuan
komputer.
2. Penjadwalan produksi ini menggunakan 4 metode peramalan dengan hasil yang
berbeda dan dapat dengan mudah dilihat dengan grafik forecast yang tersedia.
3. Penjadwalan produksi menggunakan metode Master Production Schedule dengan
peramalan Double Moving Average yang memiliki nilai Mean Square Error
paling rendah diantara metode peramalan lainnya.

6.2 SARAN
6.2.1 Perancangan Lingkungan Kerja
Saran yang telah dilakukan selama praktikum modul perancangan lingkungan kerja ialah
sebagai berikut:

1. Perancangan stasiun kerja ini masih bisa ditingkatkan lagi produksinya dalam 1 bulan
dengan mempertimbangkan jumlah work stationnya.

2. Untuk perancangan work station dan prosesnya masih bisa ditingkatkan lagi agar
lebih efisien dan efektif.

3. Untuk pembuatan layoutnya masih bisa dirancang agar lebih ergonomis dan efektif.

6.2.2 Struktur Produk


1. Pada tabel bill of materials. lebih baik ditambahkan lagi kolom atau baris untuk
menjelaskan lebih detail mencakup harga yang didalam pembuatan tiap komponen
seperti harga listrik mesin. dan lain-lain.
2. Jumlah pada struktur produk yang berjumlah 14 level. alangkah baiknya dikurangkan
levelnya agar tidak boros dalam waktu perakitan produk.
6.2.3 Penjadwalan Produksi
1. Hasil yang diperoleh dapat dipakai untuk untuk melakukan perencanaan produksi
dimasa yang akan datang.
2. Dengan hasil peramalan yang tepat. dapat meringankan cost perusahaan untuk
inventory dan material handling.
3. Perlu dilakukan evaluasi terhadap metode peramalan yang digunakan secara berkala.

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 64


UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI

DAFTAR PUSTAKA

Anwar. Asep dkk. Praktikum Perancangan Teknik Industri II Perancangan Lingkungan Kerja
(Modul). Universitas Widyatama.

Anwar. Asep dkk. Praktikum Perancangan Teknik Industri II. Struktur Produk (Modul).
Universitas Widyatama.

Anwar. Asep dkk. Praktikum Perancangan Teknik Industri II. Penjadwalan Produksi (Modul).
Universitas Widyatama.

PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 65

Anda mungkin juga menyukai