LAPORAN AKHIR
Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIDYATAMA
2021
UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh:
Menyetujui.
Asisten I Asisten II
Mengesahkan.
Instruktur Praktikum
(Nama Instruktur)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya. sehingga kami bisa menyelesaikan laporan praktikum akhir dengan lancar.
Penulisan laporan penelitian ini merupakan salah satu rangkaian tugas yang wajib di
tempuh oleh setiap mahasiswa Fakultas Teknik dari Universitas Widyatama program S1 –
Teknik Industri angkatan 2019 terhadap mata kuliah Praktikum Perancangan Teknik Industri II.
Kami juga tak lupa bahwa dalam penyusunan laporan penelitian ini telah banyak
menerima bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena
itu. pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa.
2. Dosen Pembimbing Teknik Industri yaitu Bapak Mochamamad Fauzi. S.T.. M.T.
selaku dosen Mata Kuliah Praktikum Perancangan Teknik Indsutri II yang telah
membantu penulis dalam mengerjakan tugas ini.
3. Orang tua yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan.
4. Teman – teman yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan praktikum ini.
5. Semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan laporan praktikum ini.
Penulis menyadari ada kekurangan pada laporan praktikum ini. Oleh sebab itu. saran dan
kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan tugas penulis. Penulis juga berharap semoga laporan
praktikum ini mampu memberikan pengetahuan tentang Perancangan Teknik Industri.
(Penyusun)
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………1
1.1 LATAR BELAKANG………………………………………………………………………...1
1.1.1 Perancangan Lingkungan Kerja………..……………………………………………..1
1.1.2 Struktur Produk…………………………………………………………………….....2
1.1.3 Penjadwalan Produksi……...…………………………………………………………3
1.2 TUJUAN PRAKTIKUM……………………………………………………………………...4
1.2.1 Perancangan Lingkungan Kerja………………………………………………………4
1.2.2 Struktur Produk…………………………………………………………………….....4
1.2.3 Penjadwalan Produksi………...………………………………………………………4
BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………………………………..5
2.1 Perancangan Lingkungan Kerja…………………………………………………………….....5
2.1.1 Pendahuluan……………………………………………………………………………5
2.1.2 Lingkungan Fisik Kerja………………………………………………………………...9
2.1.3 Perancangan Stasiun Kerja…………………………………………………………....12
2.2 Struktur Produk……………………………………………………………………………....14
2.2.1 Definisi Struktur Produk………………………………………………………….......14
2.2.2 Bill of Materials……………………………………………………………………….18
2.3 Penjadwalan Produksi………………………………………………………………………..22
2.3.1 Pendahuluan…………………………………………………………………………..22
2.3.2 Peramalan Metode Linear Moving Average…………………………………………..22
2.3.3 Metode Double Exponential Smoothing Satu Parameter Brown……………………..23
2.3.4 Metode Double Exponential Smoothing Dua Parameter Brown……………………...24
2.3.5 Metode Regresi Linier………………………………………………………………...25
2.3.6 Kriteria Perfomansi Peramalan……………………………………………………….25
2.3.7 Master Production Schedule………………………………………………………….26
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA…………………………………….30
3.1 PENGUMPULAN DATA………….………………………………………………………..30
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.1.1 Perancangan Lingkungan Kerja
Semakin bertambahnya kebutuhan customer terhadap produk yang dihasilkan dari
suatu perusahaan. semakin membuat perusahaan untuk berinovasi menciptakan
tempat kerja yang ergonomis dan optimal. Untuk bisa mewujudkan tempat kerja
yang ergonomis dan optimal maka dibutuhkanlah perancangan stasiun kerja beserta
dengan kebutuhan operator dan alat. Karna dengan efektif serta efisiennya stasiun
kerja. maka berbanding lurus terhadap banyaknya produk yang dihasilkan. selain itu
juga dengan memperhatikan faktor ergonomis. membuat operator merasa nyaman
dan gesit dalam melaksanakan proses produksi itu sendiri. Dua faktor ini yang akan
membuat perusahaan bisa maksimal dalam melaksanakan proses produksi untuk
kedepannya. Maka dari itu diperlukanlah perancangan stasiun kerja pada suatu
industri. agar terciptanya tempat kerja yang optimal.
Kehidupan aktifitas sehari-hari. sering dijumpai banyak hal yang digunakan kadang
terasa kurang nyaman. Faktor kenyamanan pengguna merupakan suatu yang perlu
dalam sebuah pekerjaan. Manusia pada dasarnya berbeda satu dengan yang lain.
Manusia akan bervariasi dalam berbagai macam dimensi ukuran seperti kebutuhan.
jenis kelamin. kekuatan. bentuk dan ukuran tubuh. dan sebagainya. oleh karena itu
dalam proses perancangan stasiun kerja perlu dilakukan analisa terkait ergonomis
seorang operator atau pekerja ketika sedang melakukan proses produksi. misalnya
ketika seorang pekerja diatur dalam keadaan berdiri. maka perlu disesuaikan meja
tempat produksinya. Maka diperlukan langsung untuk mengambil data pengukuran
manusia agar nantinya disesuaikan dengan keadaaan lingkungan perusahaan.
Kenyamanan dan kesehatan dalam bekerja sangat diperlukan dalam sebuah aktivitas
produksi diperusahaan. karna seorang karyawan adalah aset dari sebuah perusahaan.
yang harus dijaga. agar kedepannya aktivitas dari perusahaan itu sendiri bisa berjalan
dengan baik dan optimal. Bekerja dengan mempertimbangkan faktor ergonomis
sangat diperlukan dalam sebuah perusahaan. karna faktor ergonomis berbanding
lurus dengan kenyamanan serta kesehatan dari karyawan itu sendiri. Ketika seorang
karyawan merasa nyaman dan sehat. maka akan berpengaruh signifikan dalam
aktivitas produksi dari suatu perusahaan. oleh karna itu dibutuhkan faktor ergonomis
ketika merancang dan mengadakan fasilitas bagi seorang karyawan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Perancangan Lingkungan Kerja
2.1.1 Pendahuluan
Digunakan untuk menjaga agar pekerjaan tetap berada dalam wilayah kerja yang
normal maka dari itu tidaklah cukup dengan mengoptimalkan layout tempat kerja
saja. Tetapi layout tersebut seharusnya juga menghasilkan posisi anatomi alami yang
baik.
Terdapat dua macam dasar untuk menetukan ketinggian permukaan kerja. antara
lain.
2. Bangku atau kursi yang disesuaikan hanya untuk bekerja duduk saja.
Prinsip - prinsip yang dapat diterapkan dalam perancangan untuk ketinggian. dimana
ada dua jenispermukaan kerja. Berikut ini hal - hal yang dapat dihindari pada saat
melakukan pekerjaan. antaralain.
Beban otot yang terlalu berat karena lengan atas disampingkan terlalu tinggi dalam
pekerjaankeyboard. Deviasi ulnar ialah penyimpangan pergelangan tangan kearah
kelingking.
Tekanan tajam pada sisi lengan dengan bagian bawah dari pingir bangku. bila
permukaantempat kerja terlalu tinggi.
Posisi membungkuk secara terus menerus. bila permukaan tempat kerja rendah.
1. Bangku – bangku untuk pekerjaan sambil berdiri
Ialah operator yang seharusnya bekerja dalam posisi berdiri tegak dengan lengan
atas dalam posisi santai pada posisi vertikal yang dekat dengan meja serta lengan
bawah dimiringkan sedikit dari kedudukan horizontal. Ada beberapa pendekatan
yang digunakan untuk menyelesaikan masalah. antara lain.
Masalah dalam pemilihan tinggi bangku yang didasarkan oleh sejumlah studi
penelitian. dimana S. Konz menyatakan studi – studi terdahulu yang dijelaskan
dalam sebuah eksperimen. Ada tiga perbedaan tinggi bangku. antara lain 50 mm
diatas siku. 50 mm dibawah siku dan 150 mm dibawah siku.
PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 6
UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI
Menurut Studi yang dilakukan oleh Joan S. Ward menyatakan bahwa untuk
mengetahui ketinggian permukaan kerja yang optimum untuk suatu dapur yang
berdasarkan kegiatan samping dari ibu – ibu rumah tangga. dimana menunjukkan
bahwa 23% waktu untuk didapur. 34% di wastafel dan tempat cuci. 14%
dipermukaan meja serta 13% di tungku kompor. Untuk membuktikan hasil terapan
95% ide Wanita dewasa inggris. maka dibedakan menjadi tiga kelompok subjek
yang dipilih. antara lain.
Elektromyography digunakan untuk mengukur penggunaan otot pada laki – laki dan
punggung.
Anthropometry digunakan untuk pengukuran terhadap tubuh dengan berbagai sudut
dan perbandingan dengan posisi santau serta mengukur pusat pemindahan beban
pada posisi yang mudah dijangkau.
Pemilihan subjek yang dilakukan berdasarkan keinginan subjek yang diteliti.
2. Bangku dan meja yang sesuai untuk pekerjaan yang hanya dilakukan saat
duduk
PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 7
UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI
Agar bisa menjadi cukupnya ruang untuk lutut orang dewasa. maka
direkomendasikan mengambil persentil 95 th dan ukuran telapak kaki sampai puncak
lutut serta menambahkan kelonggaran antara lain.
IBM Electric Type Writer. ketebalan keyboard 110. desk 680 (pria) 795 dan desk
650 (Wanita) 755.
VT 101 Terminal. ketebalan keyboard 80. desk 68 (pria) 765 dan desk (Wanita) 725.
Modern Personal Computer. ketebalan keyboard 30. desk 680 (pria) 715 dan desk
650 (Wanita) 675.
1. Pencahayaan
Gie (2000) berpendapat bahwa pencahayaan merupakan faktor yang sangat penting
dalam suatuperusahaan atau pabrik karena dapat memperlancar pekerjaan para
pekerja. Penerangan yang cukupakan menambah semangat kerja perawat. karena
mereka dapat lebih cepat menyelesaikan tugastugasnya.matanya tidak mudah lelah
karena cahaya yang gelap. dan kesalahan-kesalahan dapatdihindari. Banyak
kesalahan pekerjaan disebabkan karena penerangan yang buruk. misalnya
ruanganyang terlampau gelap atau karyawan harus bekerja di bawah penerangan
yang menyilaukan.
Penerangan atau cahaya yang cukup merupakan pertimbangan yang penting dalam
fasilitas fisik suatuperusahaan. Pelaksanaan pekerjaan yang sukses memerlukan
penerangan yang baik.
f. Keletihan berkurang
Pada umumnya intensitas penerangan dalam tempat kerja dapat diatur menurutTabel
1 dibawah ini:
Pada Tabel 2 merupakan standar tingkat pencahayaan ruang kerja sesuai dengan
KeputusanMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002. mengenai Peraturan
Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan. Kebersihan serta
Penerangan dalam Tempat Kerja.
2. Kebisingan
Menurut Moekijat (2002) suara bising yang keras. tajam dan tidak terduga adalah
penyebab gangguan yang kerap dialami pekerja. Gangguan ini seringkali didiamkan
saja walaupun tindakan perbaikan yang sederhana dapat dilakukan apabila waktu
dan pikiran diluangkan untuk masalah itu. Sebagian besar dari pekerja pabrik
merupakan pekerja yang membutuhkan konsentrasi pikiran. oleh karena
itudiusahakan agar jangan banyak terjadi suara-suara gaduh. Seorang mungkin tidak
Standar tingkat kebisingan yang diizinkan oleh pemerintah sesuai dengan Keputusan
Menteri Tenaga Kerja No. 51/MEN/1999. lama kebisingan yang diperbolehkan
setiap harinya adalah sebagai berikut:
3. Temperatur
Temperatur yang dapat ditahan sekitar 1 jam. tetapi jauh diatas kemampuan fisik dan
mental.
± 30 ℃ : Aktivitas mental dan daya tanggap mulai menurun dan cenderung untuk
melakukankesalahan dalam pekerjaan. timbul kelelahan fisik.
± 24 ℃: Kondisi optimum.
± 10 ℃: Kekakuan fisik yang ekstrem mulai muncul.
a) Harus selalu diingat bahwa populasi pekerja akan sangat bervariasi dan berbeda-
beda baik dalambentuk maupun ukuran tubuh (antropometri)-nya; dan
b) Harus dipahami benar tentang karakteristik dari populasi pemakai produk ataupun
fasilitas kerjaseperti pendidikan. kultur. skill. attitude. kemampuan fisik maupun
mental. dan lain-lain.
Operasi industri yang biasanya dilakukan dalam keadaan duduk ditujukan untuk
meningkatkanproduktivitas pekerja dengan memaksimasi gerakan efektif.
mengurangi kelelahan pekerja. danmeningkatkan stabilitas pekerja.
Dalam perancangan stasiun kerja. informasi yang harus disertakan adalah: meja
kerja. mesin. fasilitas kerja. peralatan kerja. material yang masuk stasiun kerja.
material yang keluar dari stasiun kerja.ruang operator. akses untuk peralatan kerja.
penempatan barang reject dan waste. dan skala gambarrancangan. (Stephens dan
Meyers. 2013). Contoh perancangan stasiun kerja dapat dilihat padaGambar di
bawah ini:
Saat perencanaan area stasiun kerja harus diperhatikan beberapa hal. antara lain:
1. Area untuk mesin dan langkah operasinya
2. Area untuk penyimpanan tools dan material
3. Area untuk operator. jalan keluar masuk. gerakan selama kerja dll
Area untuk aktivitas material handling. maintenance/service mesin. plant service.
penerangan.ventilasi. dll.
Keterangan:
FP = Finished Product yang dirakit dari part P dan SA-1 pada W/C 500
P = Manufactured Part yang dihasilkan melalui proses operasi pada tiga stasiun kerja
yaitu W/C 100. W/C 200 dan W/C 300
SA-1 = Sub-assembly yang dirakit proses operasi W/C 400 dari part Q dan R
Q = Manufactured part yang dihasilkan melalui proses operasi pada W/C 300
R = Part yang dihasilkan oleh proses operasi di stasiun kerja W/C 100 dan W/C 200
Pada umumnya produk akhir disebut juga induk atau parent dan komponen
pembentuk disebut juga anak atau child. didapat dua teknik yang digunakan pada
struktur produk. yaitu seperti yang dijelaskan dibawah ini:
1. Explotion. yaitu suatu teknik penguraian komponen struktur produk yang urutan
dimulai dari induk sampai komponen pada level paling bawah.
2. Implotion. yaitu suatu teknik penguraian komponen struktur produk yang urutan
dimulai dari komponen sampai induk atau level diatas.
Perbedaan antara struktur produk explotion dan implotion hanya pada penyusunan
levelnya.
Tingkat struktur produk dirancang untuk mengelola informasi produk sesuai dengan
persyaratan komponen produk yang terlibat:
Upper level — Mencakup informasi mengenai hierarki tingkat tinggi suatu produk.
yang diwakili oleh area utama. bagian. zona. atau sebutan objek lain. Umumnya.
struktur tingkat atas ditentukan lebih awal dan jarang berubah setelah ditetapkan.
Configuration level — Mencakup informasi mengenai elemen fungsional yang
membentuk produk. Tingkat konfigurasi struktur produk mengidentifikasi titik-titik
manajemen konfigurasi dan membahas cara memenuhi persyaratan fungsionalnya.
Lower level — Mencakup informasi mengenai rakitan fisik. suku cadang
komponen. dan suku cadang standar yang masuk ke dalam desain dan pembuatan
produk.
Bill of materials memperlihatkan berbagai informasi tentang produk jadi dan semua
komponen penyusunnya seperti level dari masing-masing komponen. jumlah
komponen yang dibutuhkan per unit parent item. sumber part per komponen yang
dibutuhkan apakah dibeli atau dibuat. nomor stok dan lain-lain yang semuanya
dibutuhkan dalam perencanaan dan eksekusi rencana pembuatan produk tersebut.
Bill of materials adalah sebuah daftar jumlah komponen. campuran bahan. dan
bahan baku yang diperlukan untuk membuat suatu produk. Bill Of Materials tidak
hanya menspesifikasikan produksi. tapi juga berguna untuk pembebanan biaya. dan
dapat dipakai sebagai daftar bahan yang harus dikeluarkan untuk karyawan produksi
atau perakitan. Bill Of Material digunakan dengan cara ini. biasanya dinamakan
daftar pilih.
1. Phantom Bill. merupakan jenis bill yang digunakan untuk material yang tidak untuk
disimpan atau untuk material yang hanya lewat saja.
2. Modular Bill. digunakan untuk material dalam menyusun produk dengan sejumlah
option yang berbeda.
3. Pseudo Bill. digunakan untuk menyusun daftar kebutuhan material yang bukan
untuk disusun menjadi produk melainkan untuk dikelompokkan berdasarkan kriteria
tertentu. Single-level bill of materials.
Jenis bill dapat juga dibagi berdasarkan tingkatan level yang disampaikannya. yaitu
single level BOM dan multilevel BOM. Jenis bill lainnya adalah planning bill. yang
merupakan jenis bill yang digunakan untuk keperluan peramalan dan perencanaan.
Manfaat dari BOM adalah sebagai alat pengendali produksi yang menspesifikasikan
bahan-bahan kandungan yang penting dari suatu produk.
Uantity for
Unit of
Part Number Description Each Decision
Measure
Assembly
semakin besar nilai level suatu part pada multilevel tree. nomornya ditulis makin
menjorok kedalam.
Tabel 2.2.2 Contoh Multi-Level Bill of Materials
ABC Lamp Company
Quantity for
Part Unit of
Description Each Decision
Number Measure
Assembly
Pemulusan Trend :
Peramalan :
Peremajaan Trend :
Peramalan :
masalah. Kita memerlukan taksiran trend dari satu periode ke periode lainnya.
Kemungkinannya b1-X2-X1.
2.3.5 Metode Regresi Linier
Metode kecenderungan dengan regresi merupakan dasar garis kecenderungan untuk
suatu persamaan. sehingga dengan dasar persamaan tersebut dapat diproyeksikan
hal-hal yang akan diteliti pada masa yang akan datang. Untuk peramalan jangka
pendek dan jangka panjang. ketepatan peramalan dengan metode ini sangat baik.
Data yang dibutuhkan untuk metode ini adalah tahunan. minimal lima tahun. Namun.
semakin banyak data yang dimiliki semakin baik hasil yang diperoleh. Adapun
perhitungan untuk peramalan dengan metode regresi linier adalah:
Peramalan :
Dimana :
F = nilai yang diramalkan
a = konstanta (Intercept)
b = koefisien regresi (Slope)
P = variabel yang mempengaruhi waktu (tahun. bulan. dan hari)
X = variabel demand
n = jumlah data
2.3.6 Kriteria Performansi Peramalan
Ketepatan atau ketelitian dalam melakukan peramalan yang menjadi kriteria performance
suatu metode peramalan. Ketepatan atau ketelitian tersebut dapat dinyatakan sebagai
kesalahan dalam peramalan. Kesalahan yang kecil memberikan arti ketelitian peramalan
yang tinggi. dengan kata lain keakuratan hasil peramalan tinggi. begitu pula sebaliknya.
Untuk menghitung kesalahan dalam peramalan dilakukan dengan rumus:
Besar kesalahan suatu peramalan dapat dihitung dengan beberapa cara. antara lain:
A. Ukuran kesalahan dengan cara statistik.
a. Mean Error (ME)
dibuat oleh suatu perusahaan manufaktur (dalam satuan waktu). Adapun fungsinya
adalah:
1. Menjadwalkan produksi dan order pembelian untuk item-item MPS.
2. Memberikan input dasar bagi sistem Material Requirement Planning (MRP).
3. Menjadi dasar bagi penentuan kebutuhan sumber daya (tenaga kerja. jam mesin.
dan ( lain-lain) melalui Rough Cut Capacity Planning (RCCP).
4. Menjadi dasar dalam membuat janji pengiriman (Delivery Promises) pada
konsumen
Sedangkan untuk tujuan dari MPS :
1. Memenuhi target tingkat pelayanan terhadap konsumen (customer service level).
2. Efisiensi penggunaan sumber daya produksi.
3. Mencapai target tingkat produksi.
Istilah yang sering digunakan:
• Time Bucket
Pembagian planning periode yang digunakan dalam MPS/MRP.
• Time Phase Plan
Penyajian plan. dimana semua (demand. order. inventory) disajikan dalam time
bucket. • Time Fences Batas waktu penyesuaian pesanan yang terdiri dari beberapa
zona. dimana setiap zonanya mempunyai aturan yang berbeda. Time Fences terdiri
dari:
a. Demand Time Fences (DTF). adalah batas dimana demand tidak bisa lagi untuk
diubah. dengan karakteristik: panjangnya=lead time. PAB dihitung dari actual
demand dan perubahan demand tidak dilayani.
b. Planning Time Fences (PTF). adalah batas dimana demand masih memungkinkan
untuk berubah jika material dan kapasitas tersedia. dengan karakteristik:
panjangnya = kumulatif lead time dan didaerah ini demand boleh berubah.
perubahan masih dilayani selama material dan kapasitas tersedia.
• Planning Horizon
Jangka waktu perencanaan yang dipakai. Dimana panjang planning horizon adalah
kumulatif lead time ditambah beberapa saat untuk melihat hasilnya
• Inventory Status
Planned Order ada apabila nilai PAB negatif atau kurang dari safety stock dan
besarnya akan tergantung pada order quantity
BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
3.1 PENGUMPULAN DATA
3.1.1 Perancangan Stasiun Kerja
Tabel dibawah ini untuk menentukan banyaknya work station pada proses produk
meja kerja yang telah ditentukan pada Praktikum PTI 1. Berikut operasi yang ada
pada setiap work station yang sesuai dengan Peta Proses Operasi:.
7 Alar ukur - - -
ttt 3.1.2
Tabel
Kebutuhan Luas Area Material
Tabel 3.1.5
Work Station 12 – 22
Work Station 34
Tabel 3.1.16
No.
Nama Komponen Unit Tipe Bahan
Komponen
16 8 Pcs Besi
Sekrup ø0.8
17 Sekrup ø0.5 96 Pcs Besi
Tahun
No Bulan 2019 2020 2021
(unit) (unit) (unit)
1 Januari 2800 2820 2820
2 Februari 2835 2825 2850
3 Maret 2850 2807 2815
4 April 2815 2835 2805
5 Mei 2805 2856 2865
6 Juni 2865 2898 2875
7 Juli 2875 2855 2850
8 Agustus 2850 2813 2845
9 September 2800 2815 2880
WORK STATION 1 – 11
TOTAL 3.372.035
WORK STATION 12 – 22
WORK STATION 23 - 33
WORK STATION 34
WORK STATION 35
1 AM + KMKa 1
2 Perakitan 1 + PD 0.5
3 Perakitan 2 + KMKi 1
5 Perakitan 4 + PLB 1
12 Perakitan 11 + LD 3
13 Perakitan 12 + LB 4.5
14 Perakitan 9 + Perakitan 13 3
TOTAL 22
MSE
491
Tabel 4.3.1.1.2 Mean Square Error DMA
43 7 2860.00
44 8 2860.00
45 9 2861.00
46 10 2862.00
47 11 2863.00
48 12 2864.00
Tabel 4.3.1.2.1 Hasil Forecast Exp Brown
MSE
794
Tabel 4.3.1.2.2 Mean Square Error Exp Brown
MSE
1.309
Tabel 4.3.1.3.2 Mean Square Error Exp Holt
39 2853.00
40 2853.00
41 2854.00
42 2854.00
43 2855.00
44 2855.00
45 2856.00
46 2857.00
47 2857.00
48 2858.00
Tabel 4.3.1.4.1 Hasil Forecast Regresi Linier
MSE
602
Tabel 4.3.1.4.2 Mean Square Error Regresi Linier
BAB V
ANALISIS
5.1 Perancangan Produksi
Setelah sudah diketahui work station apa saja yang dibutuhkan dan jumlah work station yang
dibutuhkan. maka kami menggambarkan sebuah layout pada proses produk meja kerja yang
dibutuhkan. Berikut layout yang sudah kami rancangkan
WS 1 Maintenance Area Maintenance Area Maintenance Maintenance Area
Meja Peralatan
Area
Maintenance Area
WS 3
Meja
WIP Alas Meja
Maintenance Area
Peralatan
Table Saw
Maintenance Area
Maintenance Area Papan Papan
WS 12 WIP WIP
OP OP CPU (S) CPU (S)
Table Saw
WIP
OP OP
Mesin Drill WS 29 WS 18
Mesin OP
Meja Peralatan Planner
Maintenance Area
Mesin Mesin Drill
CPU (S)
Papan
WS 25 Planner
Papan OP WS 7
WIP
Depan
Mesin Drill
Maintenance Area
Papan
WIP
Material
Depan
Maintenance Area
Raw
OP
WS 14 Mesin Drill
Kaki Meja (R)
WIP Papan Mesin OP
Kaki Meja (L) WIP WS 19
Depan Planner
Alas Kaki
WS 8
WS 2 WIP
Kaki Meja (R)
Alas Kaki WIP
WS 30
Maintenance Area
Meja Peralatan Kaki Meja (L)
Maintenance Area
OP
OP
Table Saw
Kaki Meja (R)
WIP WS 24
Table Saw
WIP
Kaki Meja (L) OP
OP
WS 13 Mesin Mesin
OP
Curving Planner
Laci (B)
WIP
Mesin Drill Laci (D)
Meja
Peralatan
OP
Maintenance Area WS 31
Maintenance Area
Mesin
Raw Mesin Drill Mesin
Planner
Laci (D)
Laci (B)
Laci (B)
Material Planner WIP WS 9
Papan Laci (D)
Maintenance Area
WIP OP
Laci (S) WS 15
WS 26
Maintenance Area OP WS 20
Table Saw
OP
Papan
WIP
WS 4 WIP Papan OP
Laci (S) WIP Mesin Drill
Laci (S)
Mesin
Maintenance Area
Planner
Maintenance Area
Table Saw
Meja
OP
WS 32 Peralatan
OP Mesin Drill
Papan
WIP LS (R)
Laci (B)
Material
WIP
Meja Peralatan
Raw
OP LS (L) OP
WS 21
WS 27
Papan
WIP LS (R)
Laci (B)
Mesin WIP
Planner WIP All Material LS (L)
LS (R)
LS (L)
Papan WS 10
WIP WS 16
Laci (B) OP
Maintenance Area
WS 34
WS 5 Mesin Drill
Table Saw
Maintenance Area
WIP
Meja Peralatan OP
Maintenance Area
Maintenance Area
Work Table
Table Saw
Mesin
OP Mesin Drill Planner
Meja
Peralatan
OP WS 28
WS 17 OP
Papan CPU
(A)
Papan CPU
(A)
WIP Papan CPU All Material
WIP Papan CPU (B)
(B)
Raw
Material WIP All Material
Papan CPU
(A)
WIP Papan CPU
(B) WS 35
WS 6
Maintenance Area
Work Table
Table Saw
OP
Meja Peralatan
Finish Good
2 Warehouse 150 33 29
1 1 2 1 3 8
4 1 5 1 6 1 7 8
Laci Belakang
Laci Samping
PVC Stiker Sekrup ø0,5 Level 2
Kanan
8 1 9 1 10 1 11 8 12 1
13 1 14 1 15 1 16 8 17 2 18 3
Perakitan 11 Laci Depan PVC Stiker Sekrup ø0,5 Handle Laci Rell T Level 4
19 1 20 1 21 1 22 8
23 1 24 1 25 1 26 8
27 1 28 1 29 1 30 8
31 1 32 1 33 1 34 8
Perakitan 6
Papan CPU
PVC Stiker Sekrup ø0,5 Level 8
Bawah
35 1 36 1 37 1 38 8
Papan CPU
Perakitan 5
Samping
PVC Stiker Sekrup ø0,5 Level 9
39 1 40 1 41 1 42 8
Papan Laci
Perakitan 4 PVC Stiker Sekrup ø0,5
Bawah Level 10
43 1 44 1 45 1 46 8
Papan Laci
Perakitan 3 PVC Stiker Sekrup ø0,5
Samping Level 11
47 1 48 1 49 1 50 1 51 4
Perakitan 2 Kaki Meja Kiri PVC Stiker Rubber Feet Sekrup ø0,8 Level 12
52 1 53 1 54 1 55 8
56 1 57 1 58 1 59 1 60 4
Pada struktur produk yang telah dibuat terdiri dari 14 level. dengan perincian level 0
yaitu 1 unit meja kerja. dan level 1 terdiri dari hasil perakitan 13 yang telah dirakit
dari perakitan 12 yang berada di level 3 dengan laci bawah. pvc stiker. skrup 0.5
dengan handle laci. dan susunan berikutnya adalah level 2 yaitu hasil perakitan 9
dirakit dengan laci belakang. laci samping kanan beserta pvc dengan jumlah masing -
masing 1 dengan sekrup 0.5. Level 4 adalah hasil perakitan 11 yang dirakit dengan
laci depan. pvc stiker masing - masing 1 pcs lalu dirakit dengan 2 pcs handle laci. 3
pasang rell T dan sekrup 0.5. Level 5 terdiri dari hasil perakitan 10 dengan laci
samping kiri 1 pcs dan pvc stiker dengan sekrup 0.5. Level 6 membentuk perakitan 8
dengan alas kaki 1 pcs. pvc stiker dan sekrup 0.5. Lalu level 7 yaitu hasil perakitan 7
dirakit dengan papan cpu atas 1 pcs. pvc stiker dan sekrup 0.5. Pada level 8 yaitu
hasil perakitan 6 dirakit dengan papan cpu bawah. pvc stiker dan sekrup 0.5. Pada
level 9 yaitu hasil perakitan 5 dirakit dengan papan cpu samping 1 pcs. pvc stiker dan
sekrup 0.5. Pada level 10 yaitu hasil perakitan 4 kemudian dirakit dengan papan laci
bawah 1 pcs. pvc stiker dan sekrup 0.5. Pada level 11 yaitu hasil perakitan 3 dirakit
dengan 1 pcs papan laci samping. pvc stiker dan sekrup 0.5. Pada level 12 yaitu hasil
perakitan 2 dirakit dengan kaki meja kiri 1 pcs. pvc stiker. sekrup 0.8 dan kaki meja
yang telah dibeli. Pada level 13 yaitu hasil perakitan 1 kemudian dirakit dengan papan
depan. pvc stiker dan sekrup 0.5. Dan pada level terakhir yaitu level 14 terdiri Alas
meja 1 pcs. kaki meja kanan 1 pcs. pvc stiker. sekrup 0.8. kaki meja yang telah dibeli
1 pcs. yang kemudian membentuk perakitan 1.
Bill of Materials
Setelah membuat struktur produk meja kerja bisa dilanjutkan untuk menunjukkan
bagaimana proses produk meja kerja akhir dibentuk dari komponen-komponennya
dengan menggunakan Bill of Materials. Berikut tabel bill of materials meja kerja di
bawah ini:
Quantity
Part Unit of
Description for Each Unit Price Total Price Decision
Number Measure
Assembly
Papan CPU
7 1 Pcs 282.33 282.33 Make
Samping
Laci Samping
13 1 Pcs 693 2.079 Make
Kanan
TOTAL 513.087.77
Pada komponen pertama meja kerja yaitu alas meja yang terdiri beberapa bagian yaitu
0.71 roll PVC sticker dengan harga Rp. 31.094.86 dan 1 pcs particle board dengan
harga Rp. 26.666.2. Selanjutnya. komponen kedua yaitu kaki meja kanan yang terdiri
dari 0.31 roll PVC sticker dengan harga Rp. 13.270.33. 1 pcs particle board dengan
harga Rp. 11.811.39. 1 pasang kaki meja dengan harga Rp. 11.000 dan 2 buah sekrup
dengan harga Rp. 320. Lalu. komponen ketiga yaitu kaki meja kiri terdiri dari 0.31
roll PVC sticker dengan harga Rp. 13.270.33. 1 pcs particle board dengan harga Rp.
11.811.39. 1 pasang kaki meja dengan harga Rp. 11.000 dan 4 buah sekrup dengan
harga Rp. 640. Pada komponen keempat yaitu papan depan terdiri dari 0.02 roll PVC
sticker dengan harga Rp. 816.68. 1 pcs particle board dengan harga Rp. 14.492.5 dan
2 buah sekrup dengan harga Rp. 320. Berikutnya. komponen kelima yaitu papan laci
samping terdiri dari 0.13 roll PVC sticker dengan harg Rp. Rp. 5.544.04. 2 buah
sekrup dengan harga Rp. 320 dan 1 psc particle board dengan harga Rp. 2.378.48.
Pada komponen ke enam yaitu papan laci bawah terdiri dari 0.11 roll PVC sticker
dengan harga Rp. 5.013.5. 4 buah sekrup dengan harga Rp. 640 dan 1 pcs particle
board dengan harga Rp. 2.148.3. Pada komponen ke tujuh yaitu papan CPU samping
yang terdiri 0.12 roll PVC sticker dengan harga Rp. 5.412.23. 6 buah sekrup dengan
harga Rp. 960 dan 1 pcs particle board dengan harga Rp. 2.323.92. Lalu. komponen
ke delapan yaitu papan CPU bawah yang terdiri 005 roll PVC sticker dengan harga
Rp. 2.457.98. 4 buah sekrup dengan harga Rp. 640 dan 1 pcs particle board dengan
harga Rp. 1.041.76. Pada komponen ke sembilan yaitu papan CPU atas terdiri dari
0.05 roll PVC sticker. 1 buah sekrup dengan harga Rp. 160 dan 1 pcs particle board
dengan 1.041.76. Komponen berikutnya ke sepuluh yaitu alas kaki memiliki 0.17 roll
dengan harga Rp. 7.583.1. 4 buah sekrup dengan harga Rp. 640 dan 1 pcs particle
board dengan harga Rp. 3.222.45. Pada komponen ke sebelas yaitu laci belakang
yang terdiri 0.21 roll dengan harga Rp. 9.310.44. 18 buah sekrup dengan harga Rp.
2.880 dan 1 pcs particle board dengan harga 11.370.65. Pada komponen ke dua belas
yaitu laci depan yang terdiri 0.21 roll PVC sticker dengan harga Rp. 9.310.44. 12 pcs
sekrup dengan harga Rp. 1.920. 1 pcs particle board dengan harga Rp. 11.370.65. 3
handle laci dengan harga Rp. 15.000 dan 3 pasang rell T dengan harga Rp. 75.000.
Komponen ke tiga belas yaitu laci samping kanan terdiri dari 0.35 roll PVC sticker
dengan harga Rp. 15.195.88. 18 buah sekrup dengan harga Rp. 2.880 dan 1 pcs
particle board dengan harga Rp. 18.552.11. Pada komponen ke empat belas yaitu laci
samping kiri terdiri dari 0.35 roll PVC sticker dengan harga Rp. 15.195.88. 18 pcs
sekrup dengan harga Rp. 2.880 dan 1 pcs particle board dengan harga Rp. 18.552.11.
Dan komponen yang terakhir yaitu laci bawah terdiri dari 0.95 roll dengan harga Rp.
41.760.73. 18 buah sekrup dengan harga Rp. 2.880 dan 1 pcs particle board dengan
harga Rp. 53.400.6. Jadi. total harga secara keseluruhan yaitu Rp. 513.087.77. Harga
tersebut merupakan harga satu unit meja kerja.
Dari tabel permintaan selama 3 tahun yaitu 2019. 2020. dan 2021dan hasil
forecasting yang telah dilakukan untuk memprediksi permintaan pada tahun 2022
dengan menggunakan 4 jenis peramalan yaitu. Double Moving Average (DMA).
Double Exponential Smoothing Satu Parameter Brown. Double Exponential
Smoothing Satu Parameter Holt. dan Regresi Linier. Setelah dilakukan peramalan
dari keempat metode yang telah dilakukan evaluasi dengan menggunakan metode
Mean Square Error (MSE). Dari tabel hasil peramalan diatas diketahui bahwa hasil
peramalan dengan metode Double Moving Average mendapatkan hasil MSE sebesar
491. metode peramalan Double Exponential Smoothing Satu Parameter Brown
mendapatkan hasil MSE sebesar 794. metode Double Exponential Smoothing Satu
Parameter Holt mendapatkan hasil sebesar 1.309. metode Regresi Linier
PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 60
UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI
mendapatkan hasil MSE sebesar 602. Setelah diketahui nilai MSE yang digunakan
untuk mengecek estimasi berapa nilai kesalaahan pada peramalan. nilai MSE yang
paling rendah menunjukkan bahwa hasil peramalan sesuai dengan data actual dan
bisa dijadikan untuk penghitungan peramalan di periode mendatang. Dari keempat
metode peramalan yang memiliki nilai MSE paling rendah adalah hasil peramalan
Double Moving Average dengan jumlah 491. Jadi. data peramalan yang akan diambil
untuk Master Planning Schedule (MPS) yaitu memakai data dari peramalan Double
Moving Average.
Dari data Master Planning Schedule hasil produksi meja kerja diketahui bahwa
order quantity 10 unit. on hand 20 unit. lot size 2920 unit. nilai Demand Time Fence
(DTF) 4. dan nilai Planning Time Fence (PTF) 8. Data hasil forecast yang terdapat
pada MPS bulan 1 adalah 2850. bulan 2 adalah 2861. bulan 3 adalah 2872. bulan 4
adalah 2883. bulan 5 adalah 2894. bulan 6 adalah 2905. bulan 7 adalah 2916. bulan 8
adalah 2927. bulan 9 adalah 2938. bulan 10 adalah 2949. bulan 11 adalah 2960.
bulan 12 adalah 2971. Actual Demand (committed) pada tahun 2022 diketahui 4
bulan pertama dengan bulan 1 adalah 2856. bulan 2 adalah 2857. bulan 3 adalah
PRAKTIKUM PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 1 61
UNIVERSITAS WIDYATAMA TEKNIK INDUSTRI
2877. dan bulan 4 adalah 2897. Pada nilai Projected Available Balanced (PAB).
Available to Promises (ATP) memiliki nilai yang sama dalam bulan yang sama.
Nilai pada bulan 1 yaitu 84. bulan 2 yaitu 147. bulan 3 yaitu 190. bulan 4 yaitu 213.
bulan 5 yaitu 239. bulan 6 yaitu 254. bulan 7 yaitu 258. bulan 8 yaitu 251. bulan 9
yaitu 233. bulan 10 yaitu 204. bulan 11 yaitu 164. dan bulan 12 yaitu 113.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
6.1.1 Perancangan Lingkungan Kerja
Kesimpulan yang telah dilakukan selama praktikum modul perancangan lingkungan
kerja ialah sebagai berikut:
1. Dengan perbulannya memproduksi meja kerja sejumlah 2836 pcs. maka work
station yang dibutuhkan pada proses produk meja kerja ini ialah 35 buah.
2. Tiap work station yang dibutuhkan prosesnya berbeda-beda. meliputi:
- Memotong dan mengukur blackboard agar membentuk sebuah komponen meja
kerja yang dibutuhkan.
- Mendrilling semua komponen meja kerja.
- Mengcurving dan memeratakan semua komponen meja kerja.
- Pemasangan PVC sticker pada semua komponen meja kerja.
- Melakukan packaging yang siap dikirim.
yang cepat dan akurat diperlukan beberapa metode peramalan dengan bantuan
komputer.
2. Penjadwalan produksi ini menggunakan 4 metode peramalan dengan hasil yang
berbeda dan dapat dengan mudah dilihat dengan grafik forecast yang tersedia.
3. Penjadwalan produksi menggunakan metode Master Production Schedule dengan
peramalan Double Moving Average yang memiliki nilai Mean Square Error
paling rendah diantara metode peramalan lainnya.
6.2 SARAN
6.2.1 Perancangan Lingkungan Kerja
Saran yang telah dilakukan selama praktikum modul perancangan lingkungan kerja ialah
sebagai berikut:
1. Perancangan stasiun kerja ini masih bisa ditingkatkan lagi produksinya dalam 1 bulan
dengan mempertimbangkan jumlah work stationnya.
2. Untuk perancangan work station dan prosesnya masih bisa ditingkatkan lagi agar
lebih efisien dan efektif.
3. Untuk pembuatan layoutnya masih bisa dirancang agar lebih ergonomis dan efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar. Asep dkk. Praktikum Perancangan Teknik Industri II Perancangan Lingkungan Kerja
(Modul). Universitas Widyatama.
Anwar. Asep dkk. Praktikum Perancangan Teknik Industri II. Struktur Produk (Modul).
Universitas Widyatama.
Anwar. Asep dkk. Praktikum Perancangan Teknik Industri II. Penjadwalan Produksi (Modul).
Universitas Widyatama.