Revisi Proposal Bab 1 2 Dan 3 Cindy Cenora
Revisi Proposal Bab 1 2 Dan 3 Cindy Cenora
(Skripsi)
Oleh
CINDY CENORA
NPM: 1816041003
Oleh
CINDY CENORA
Skripsi
Pada
Halaman
DAFTAR TABEL.............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................iii
I. PENDAHULUAN.....................................................................................................4
1.1 Latar belakang....................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah..............................................................................................5
1.3 Tujuan penelitian................................................................................................6
1.5 Penelitian terdahulu............................................................................................6
II. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................3
2.1 Efektivitas..........................................................................................................3
2.2 Efektivitas kerja.................................................................................................4
2.3 Kebijakan.........................................................................................................13
2.4 Kebijakan publik..............................................................................................16
2.5 Work From Home (WFH)................................................................................17
III METODE PENELITIAN..................................................................................21
3.1 Tipe penelitian..................................................................................................21
3.2 Lokasi penelitian..............................................................................................21
3.3 Fokus penelitian...............................................................................................20
3.4 Penentuan informan.........................................................................................20
3.5 Sumber data......................................................................................................23
3.6 Teknik pengumpulan data................................................................................24
3.7 Teknik analisis data..........................................................................................25
3.8 Uji keabsahan data...........................................................................................27
DAFTAR TABEL
Halaman
Halaman
Di awal tahun 2020 terdapat wabah yang melanda hampir seluruh dunia dimana
189 negara mengkonfirmasi atas kasus wabah ini. Penyakit ini adalah
Coronavirus atau yang kini disebut dengan COVID-19. Indonesia
mengkonfirmasi kasus pertama COVID-19 pada tanggal 2 Maret 2020 (Ahidin,
2020). Hingga ahir bulan Desember 2021 indonesia mengkonfirmasi 4,261,667
kasus masyarakat teridentifikasi COVID-19 yang mana tersaji dalam tabel.1.1
Pada 34 provisi dan berbagai daerah yang mengkonfirmasi kasus ini salah satunya
adalah kabupaten Lampung Selatan yang mana hingga ahir bulan Desember 2021
mengkonfirmasi 4,605 kasus masyarakat teridentifikasi COVID-19 yang tersaji
pada tabel.1.2
Mengarah dari edaran Bupati Lampung Selatan, Badan Pusat Statistik Lampung
Selatan melakukan pemberlakukan metode Work From Home (WFH) dengan
surat edaran Nomor B-423/BPS/2000/09/2020 Perihal Mekanisme Kerja Pasca
WFH Seluruh Pegawai Yang mana Masa WFH seluruh pegawai terhitung dimulai
tanggal 18 maret 2020. Sistem kerja work from home tersebut diatur dalam surat
edaran no 407 tahun 2020 tentang panduan pelaksanaan sistem kerja Pegawai
Negeri Sipil dalam tatanan normal baru dilingkungan Badan Pusat Statistik,
dengan maksud dan tujuan memberikan perlindungan atas kesehatan dan
keselamatan bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan BPS terhadap
kemungkinan terjadinya penyebaran COVID-19, memberikan panduan
pelaksanaan sistem kerja PNS dalam tatanan normal baru di lingkungan Badan
Pusat Statistik serta memastikan pelaksanaan tugas, fungsi, dan layanan BPS tetap
berjalan secara efektif dan efisien.
Kepala Seksi Statistik Kepala Seksi Statistik Kepala Seksi Statistik Kepala Seksi Neraca Kepala Seksi Integrasi
Dwi Esty Novianti. Febriana Dwi J. Devi Pratiwi. Anggota: Destika Mulyasari.
Frida Jubilate H.
Tenaga fungsional
Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah pada rencana penelitian ini
adalah bagaimana efektivitas kerja pegawai dalam penerapan Work From Home
(WFH) di Badan Pusat Statistik Lampung Selatan.
1.3 Tujuan penelitian
a) Manfaat teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dan bahan kajian dalam ranah ilmu administrasi negara,
khususnya dalam bidang kebijakan publik.
b) Kegunaan praktis
Secara praktis penelitian ini berguna bagi :
1) Bagi program studi Ilmu Administrasi Negara
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan suplemen dalam
pembelajaran ilmu administrasi negara khususnya mengenai kebijakan
publik.
2) Bagi mahasiswa
Dalam penelitian ini mahasiswa diharapkan dapat memahami dengan
baik mengenai kebijakan publik sebagai tambahan wawasan
pengetahuan bagi mahasiswa.
3) Bagi peneliti
Mengetahui efektivitas kerja pegawai dalam penerapan Work From
Home (WFH) di Badan Pusat Statistik Lampung Selatan.
No Keterangan Penjelasan
2 Judul Efektivitas Program Work From Home (WFH)
Berbasis Outcome Masa Pandemi Covid-19
Peneliti Lindawati Kartika, Department of Management,
IPB University. Roni Jayawinangun,
Department of Communication, Pakuan
University. R. Dikky Indrawan, School of
Business, IPB University
Metode Kuantitatif
Hasil penelitian Berdasarkan analisis faktor-faktor yang
memengaruhi Pelaksanaan work from home
terhadap efektivitas pencapaian outcome
telework Terdapat lima variabel yang
memengaruhi secara signifikan yaitu possibility
to work From home because the type of work,
possilbility to work during most productive
Time, suitability of a working place at home,
time efficiency, dan team member Support.
Variabel suitability of a working place at home
memiliki pengaruh yang Paling signifikan
dibandingkan dengan variabel-variabel lainnya.
Dalam Memastikan efektivitas work from home,
karyawan perlu untuk menetapkan tempat Kerja
yang kondusif untuk menunjang kegiatan kerja.
Selain itu, pihak manajemen Perlu
mempersiapkan dan mengidentifikasi kondisi
dari pekerja untuk memastikan hasil kerja dan
performa perusahaan dengan sistem work from
home.
Perbedaan Dalam penelitian ini cendrung melihat kepada
faktor-faktor yang memengaruhi Pelaksanaan
work from home terhadap efektivitas di dalam
perusahaan (Kartika, Jayawinangun, &
Indrawan, 2021)
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Efektivitas
Kata efektif berasal dari bahasa inggris effective yang berarti berhasil atau sesuatu
yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah popular mendefenisikan
efektivitas sebagai ketepatan kegunaan, hasil guna atau menunjang tujuan. Steers
(1985) mengemukan bahwa “Efektivitas adalah jangkaun usaha suatu program
sebagai suatu sistem dengan sumber daya dan sarana tertentu untuk memenuhi
tujuan dan sarananya tanpa melumpuhkan cara dan sumber daya itu serta tanpa
memberi tekanan yang tidak wajar terhadap pelaksanaannya”.
Menurut Gibson (1985), “Efektivitas adalah pencampaian tujuan dan sasaran yang
telah disepakati untuk mencapai tujuan usaha bersama. Tingkat tujuan dan sasaran
itu menunjukkan tingkat efektivitas. Tercapainya tujuan dan sasaran itu akan
ditentukan oleh tingkat pengorbanan yang telah dikeluarkan”. Menurut David J.
Lawless dalam tulisan Gibson, Invancevich, & Donnelly (1997) mengatakan
bahwa efektifitas memiliki tiga tingkatan yaitu:
a) Efektivitas Individu
Efektivitas individu didasarkan pada pandangan dari segi individu yang
menekankan pada hasil karya karyawan atau anggota dari organisasi.
b) Efektivitas kelompok
Adanya pandangan bahwa pada kenyataannya individu saling bekerja sama
dalam kelompok. Jadi efektifitas kelompok merupakan jumlah kontribusi
dari semua anggota dari organisasi.
c) Efektivitas organisasi
Melalui sinergritas, organisasi mampu mendapatkan hasil karya yang lebih
tinggi tingkatannya daripada jumlah hasil karya tiap-tiap bagiannya.
a) Karakteristik organisasi
Karakteristik organisasi mempengaruhi efektivitas kerja karena
menggambarkan struktur yang harus dilalui oleh karyawan dalam
melakukan pekerjaannya. Struktur organisasi merupakan cara untuk
menempatkan manusia sebagai bagian dari pada suatu hubungan yang relatif
tetap yang akan menentukan pola-pola interaksi dan tingkah laku yang
berorientasi pada tugas.
b) Karakteristik lingkungan
Secara keseluruhan berada dalam lingkungan organisasi seperti peralatan,
perlengkapan, hubungan antara pegawai dan kondisi kerja. Ciri lingkungan
ini selalu mengalami perubahan yang artinya memiliki sifat ketidakpastian
karena selalu terjadi proses dinamisasi.
c) Karakteristik pekerja
Faktor ini yang paling mempengaruhi efektivitas kerja karena meskipun
sarana dan prasarana begitu lengkap, baiknya mekanisme kerja, namun
apabila tidak ada dukungan kualitas sumber daya manusia yang mengisinya
tidak akan ada artinya.
d) Karakteristik kebijakan dan praktek manajemen
Praktek manajemen adalah strategi dan mekanisme kerja yang dirancang
dalam mengkondisikan semua hal yang ada di dalam organisasi. Kebijakan
dan praktek manajemen ini harus memperhatikan juga unsur manusia
sebagai individu yang memiliki perbedaan bukan hanya mementingkan
strategi mekanisme kerja saja. Mekanisme kerja ini meliputi penetapan
tujuan strategis, pencarian dan pemanfaatan sumber daya dan menciptakan
lingkungan prestasi, proses komunikasi, kepemimpinan, dan pengambilan
keputusan yang bijaksana, serta adaptasi terhadap perubahan lingkungan
dan inovasi organisasi.
a) Kualitas kerja
Kualitas kerja merupakan sikap yang ditunjukkan oleh karyawan berupa
hasil kerja dalam bentuk kerapian, ketelitian, dan keterkaitan hasil dengan
tidak mengabaikan volume pekerjaan di dalam mengerjakan pekerjaan.
b) Kuantitas kerja
Kuantitas kerja merupakan volume kerja yang dihasilkan di bawah kondisi
normal. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya beban kerja dan keadaan yang
didapat atau dialaminya selama bekerja.
c) Pemanfaatan waktu
Pemanfaatan waktu adalah penggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan
kebijakan perusahaan agar pekerjaan selesai tepat pada waktu yang
ditetapkan.
2.3 Kebijakan
Adapun menurut Carl Friedrich dalam tulisan Agustino (2006) mengatakan bahwa
kebijakan adalah serangkaian tindakan/kegiatan yang diusulkan oleh seseorang,
kelompok, atau pemerintah dalam suatu lingkungan terutama dimana terdapat
hambatan-hambatan dan kemungkinan-kemungkinan dimana kebijakan tersebut
diusulkan agar berguna dalam mengatasinya untuk mencapai tujuan yang
dimaksud. Sedangkan Darwin (1999) mengatakan bahwa kebijakan dapat
dibedakan menjadi dua yaitu kebijakan subtantif dan kebijakan implementatif.
Kebijakan subtantif adalah keputusan yang dapat diambil berupa memilih
alternatif yang dianggap benar untuk mengatasi masalah. Tindak lanjut dari
kebijakan subtantif adalah kebijakan implementatif yaitu keputusan-keputusan
yang berupa upaya-upaya yang harus dilakukan untuk melaksanakan kebijakan
subtantif.
Menurut James E Anderson sebagaimana dalam tulisan M. Irfan & Islamy (2009)
mengungkapkan bahwa kebijakan adalah “a purposivecourse of action followed
by an actor or set of actors in dealing with aproblem or matter of concern”
(Serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan
dilaksanakan oleh seorang pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan
suatu masalah tertentu). Solichin & Wahab (2008) mengemukakan bahwa istilah
kebijakan sendiri masih terjadi silang pendapat dan merupakan ajang perdebatan
para ahli. Maka untuk memahami istilah kebijakan, Solichin & Wahab (2008)
memberikan beberapa pedoman sebagai berikut:
a) Kebijakan harus dibedakan dari keputusan.
b) Kebijakan sebenarnya tidak serta merta dapat dibedakan dari administrasi.
c) Kebijakan mencakup perilaku dan harapan-harapan.
d) Kebijakan mencakup ketiadaan tindakan ataupun adanya tindakan.
e) Kebijakan biasanya mempunyai hasil akhir yang akan dicapai.
f) Setiap kebijakan memiliki tujuan atau sasaran tertentu baik eksplisit
maupun implicit.
g) Kebijakan muncul dari suatu proses yang berlangsung sepanjang waktu.
h) Kebijakan meliputi hubungan-hubungan yang bersifat antar organisasi dan
yang bersifat intra organisasi.
i) Kebijakan publik meski tidak ekslusif menyangkut peran kunci lembaga-
lembaga pemerintah.
j) Kebijakan itu dirumuskan atau didefinisikan secara subyektif
a) Penyusunan agenda
Penyusunan agenda adalah sebuah fase dan proses yang sangat strategis
dalam realitas kebijakan publik. Dalam proses inilah ada ruang untuk
memaknai apa yang disebut sebagai masalah publik dan prioritas dalam
agenda publik dipertarungkan. Jika sebuah isu berhasil mendapatkan status
sebagai masalah publik, dan mendapatkan prioritas dalam agenda publik,
maka isu tersebut berhak mendapatkan alokasi sumber daya publik yang
lebih dari pada isu lain. Dalam penyusunan agenda juga sangat penting
untuk menentukan suatu isu publik yang akan diangkat dalam suatu agenda
pemerintah. Issue kebijakan (policy issues) sering di sebut juga sebagai
masalah kebijakan (policy problem). Policy issues biasanya muncul karena
telah terjadi silang pendapat di antara para aktor mengenai arah tindakan
yang telah atau akan ditempuh, atau pertentangan pandangan mengenai
karakter permasalahan tersebut.
b) Formulasi kebijakan
Masalah yang sudah masuk dalam agenda kebijakan kemudian di bahas oleh
para pembuat kebijakan. Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk
kemudian di cari pemecahan masalah yang terbaik. Pemecahan masalah
tersebut berasal dari berbagai alternatif atau pilihan kebijakan yang ada.
Sama halnya dengan perjuangan suatu masalah untuk masuk dalam agenda
kebijakan, dalam tahap perumusan kebijakan masing-masing alternatif
bersaing untuk dapat di pilih sebagai kebijakan yang di ambil untuk
memcahkan masalah.
c) Adopsi/legitimasi kebijakan
Tujuan legitimasi adalah untuk memberikan otorisasi pada proses dasar
pemerintahan. Jika tindakan legitimasi dalam suatu masyarakat di atur oleh
kedaulatan rakyat, warga negara akan mengikuti arahan pemerintah. Namun
warga negara harus percaya bahwa tindakan pemerintah yang sah harus
didukung.
d) Implementasi kebijakan
Kebijakan yang telah diambil, dilaksanakan oleh unit-unit administrasi yang
memobilisasi sumber daya finansial dan manusia.
e) Evaluasi kebijakan/penilaian
Evaluasi kebijakan dapat dikatakan sebagai kegiatan yang menyangkut
estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup substansi, implementasi
dan dampak. Dalam hal ini, evaluasi di pandang sebagai suatu kegiatan
fungsional. Artinya, evaluasi kebijakan tidak hanya dilakukan pada tahap
akhir saja, melainkan dilakukan dalam seluruh proses kebijakan. Dengan
demikian, evaluasi kebijakan bisa meliputi tahap perumusan masalah-
masalah kebijakan, program-program yang diusulkan untuk menyelesaikan
masalah kebijakan, implementasi, maupun tahap dampak kebijakan.
2.4 Kebijakan publik
Menurut Suharno (2010) ciri-ciri khusus yang melekat pada kebijakan publik
bersumber pada kenyataan bahwa kebijakan itu dirumuskan. Ciri-ciri kebijakan
publik antara lain:
Dalam tulisan Mungkasa (2020) mengatakan bahwa Working From Home (WFH)
itu sendiri merupakan komponen dari konsep telecommuting. Telecommuting
adalah pekerjaan yang dilakukan oleh sesorang secaara khusus, atau di waktu
tertentu dalam sebuah tempat yang jauh dari kantor. Seseorang yang dimaksud
adalah pegawai, pekerja mandiri atau pekerja rumahan. Pekerjaan secara
telecommuting tersebut menggunakan media telekomunikasi sebagai alat kerja.
Menurut Crosbie & Moore dalam tulisan Haryanto & putranto (2021), bekerja
dari rumah berarti pekerjaan berbayar yang dilakukan terutama dari rumah
(minimal 20 jam per minggu). Bekerja dari rumah akan memberikan waktu yang
fleksibel bagi pekerja untuk memberikan keseimbangan hidup bagi karyawan.
Disisi lain juga memberikan keuntungan bagi perusahaan. Sedangkan dalam
tulisan Ma'rifah (2020), Konradt, Schmook, dan Malecke mengatakan bahwa
bekerja jarak jauh dimaksudkan sebagai cara bekerja dalam sebuah organisasi
yang dilaksanakan Sebagian atau seluruhnya di luar kantor konvensional dengan
bantuan layanan telekomunikasi dan informasi.
Dalam hal ini dapat dikatakan Bekerja dari rumah atau work from
home merupakan sistem yang dipilih pemerintah untuk mengurangi penyebaran
virus corona tipe baru (SARS-CoV-2) penyebab COVID-19. Dengan bekerja dari
rumah diharapkan akan menjaga jarak sosial, yakni mengurangi mobilitas orang,
menjaga jarak fisik, dan mengurangi kerumunan orang.
Mungkasa (2020) mengatakan Pelaksanaan work from home harus didasari oleh
beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
a) Kelayakan
Kelayakan yang dimaksud adalah apabila perusahaan akan menetapkan
kebijakan bekerja jarak jauh maka perusahaan atau lembaga harus
menetapkan tempat yang cocok untuk kerja dari jarak jauh yang ditetapkan
pada kebijakan. Kelayakan ini dipertimbangkan dari analaisis model jenis
pekerjaan serta oprasional lembaga dan penentuan waktu yang tepat untuk
bekerja jarak jauh.
b) Ketersediaan
Apabila perusahaan mengeluarkan kebijakan bekerja jarak jauh maka pada
prosedur kebijakan lembaga harus menyatakan dengan jelas terkait bentuk
peraturannya yaitu jadwal, absensi dan dukungan perusahaan untuk pekerja
dalam menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan saat bekerja dari rumah.
c) Pengaturan jadwal
Pengaturan jadwal perlu ditentukan sebelumnya agar pekerjaan dapat
terselesaikan sesuai jadwal biasanya.
d) Kecepatan tanggapan
Presensi pegawai yang jauh dari pantauan langsung pimpinan selama
bekerja dapat memunculkan rasa sangsi atau kekhawatiran bahwa pegawai
tidak melaksanakan tugasnya sesuai aturan. Kekhawatiran tersebut dapat
dihilangkan dengan kecepatan pegawai dalam menanggapi pertanyaan
ataupun permintaan dari pihak kantor maupun sesama pegawai. dengan
begitu, sangat penting adanya peraturan terkait kecepatan tanggapan
pegawai atau pekerja. Selain itu, untuk mengantisipasi terjadinya hubungan
yang kurang harmonis di perusahaan selama bekerja jarak jauh dilakukan
dengan penetapan kebijakan yang jelas.
e) Ukuran produktivitas
Produktivitas pegawai dapat diukur mulai dari jangka waktu bekerja,
problem solving selama bekerja jarak jauh, sampai pada output yang
dihasilkan.
f) Lingkungan fisik
Perusahaan atau kantor perlu memperhatikan keamanan, kesehatan bahkan
kenyamanan pegawai atau karyawan selama bekerja dari rumah. Keamanan
kerja selama bekerja dari rumah tetap merupakan tanggung jawab kantor
yang sangat penting untuk diperhatikan.
g) Ketersediaan data
Ketersediaan data dan upaya pengamanan data tersebut. Bekerja jarak jauh
atau bekerja dari rumah tentunya mengandalkan data virtual. Pihak luar
memiliki peluang untuk melakukan pencurian data dari pemindahan file atau
data antara kantor dan rumah. Dengan demikian usaha pengamanan data
menjadi sangat penting.
2.1.2 Kelebihan Dan Kekurangan Work From Home (WFH)
lebih maksimal maka dari itu penulis tertarik untuk meneliti efektivitas kerja
pegawai dalam penerapan Work From Home (WFH) di Badan Pusat Statistik
Lampung Selatan.
Dalam penelitian ini peneliti memilih subjek yaitu pegawai Badan Pusat Statistik
(BPS) serta masyarakat penerima pelayanan data dari Badan Pusat Statistik
Lampung Selatan Lampung Selatan selama penerapan kebijakan work from home,
jumlah informan dalam penelitian ini fleksibel disesuaikan dengan kondisi
dilapangan tanpa mengurangi validitas data dan keterwakilan data di lapangan,
jumlah tersebut tetap mampu mewakili populasi yang ada dan mampu memenuhi
kebutuhan informasi dalam penelitian.
Menurut Lofland dalam Moleong L. (2013) sumber data utama dalam penelitian
kualitatif adalah kata-kata, tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen dan lain-lain. Kata-kata dan tindakan yang diamati atau diwawancarai
serta penyebaran angket yang dilakukan merupakan sumber data utama yang
dapat dicatat atau direkam baik melalui perekam suara atau gambar. Sementara
data tambahan seperti dokumen dapat berupa majalah ilmiah, sumber dari arsip,
dokumen pribadi, dokumen resmi dan/atau data statistik. Jenis Data yang
digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yakni sebagai berikut:
a) Data primer
Data yang di dapat langsung dari lapangan melalui wawancara dengan
pegawai Badan Pusat Statistik (BPS) serta menyebar angket kepada
masyarakat lampung selatan penerima pelayanan data dari Badan Pusat
Statistik Lampung Selatan selama penerapan kebijakan work from home.
b) Data skunder
Data tambahan yang diperoleh dari berbagai buku-buku, referensi, artikel,
dan internet serta yang berhungan dengan penelitian ini. Dengan demikian
data sekunder berfungsi untuk melengkapi dan mendukung data primer.
a) Pengamatan (observation)
Yatim (2010) berpendapat bahwa Pengamatan atau observasi dilakukan
untuk mendapatkan informasi langsung dari pengamatan yang peneliti
lakukan. Observasi sangatlah penting dilakukan karena peneliti dapat
mengenal lingkungan dan objek penelitian secara langsung dan melihat
bagaimana proses tersebut terjadi sehingga pengamatan yang dilakukan
menghasilkan data yang lebih faktual. Dalam penelitian ini jenis teknik
yang dilakukan adalah observasi partisipan. Observasi partisipan adalah
apabila observasi (orang yang melakukan observasi) turut ambil bagian atau
berada dalam keadaan obyek yang diobservasi (disebut observer). Observasi
digunakan untuk mengamati secara langsung di lapangan bagaimana
efektivitas kerja pegawai dalam penerapan Work From Home (WFH) di
Badan Pusat Statistik Lampung Selatan.
b) Wawancara atau interview
Moleong L. (2013) mengatakan wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewed) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Metode ini
digunakan untuk memperoleh informasi mengenai efektivitas kerja pegawai
dalam penerapan Work From Home (WFH) di Badan Pusat Statistik
Lampung Selatan.Wawancara yang digunakan yaitu wawancara semi
terstruktur (yang berpacu pada pedoman namun sifatnya masih terbuka).
Pihak yang akan diwawancari adalah seluruh pegawai badan pusat statistik
lampung selaan.
c) Angket
Danim (2002) menyebutkan Angket atau kuesioner adalah seperangkat
pernyataan atau pertanyaan tertulis dalam lembaran kertas atau sejenisnya
dan disampaikan kepada responden penelitian untuk diisi olehnya tanpa
intervensi dari penulis atau pihak lain. Metode ini digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti tentang pribadinya, atau
hal – hal lain yang ia ketahui. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
angket semi terbuka yaitu jawaban sudah disediakan berupa pilihan akan
tetapi diberikan tempat kosong untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan
kondisi responden yang tidak terdapat pada pilihan. sasaran angket adalah
masyarakat lampung selatan penerima pelayanan data dari Badan Pusat
Statistik Lampung Selatan yang bertepatan diterapkannya sistem kebijakan
Work From Home.
d) Dokumentasi
Ahmad (2011) menjelaskan bahwa metode dokumentasi adalah
mengumpulkan data dengan melihat atau mencatat suatu laporan yang sudah
tersedia. Metode ini dilakukan dengan melihat dokumen-dokumen resmi
seperti monografi, catatan-catatan serta buku-buku peraturan yang ada.
Menurut Arikunto (2006) Metode dokumentasi adalah mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.
Adapun instrumen dalam mengumpulkan data melalui metode dokumentasi
ini adalah peneliti sendiri. Sedangkan alat bantu yang peneliti gunakan
dalam metode dokumentasi adalah perekam gambar atau foto.
3.7 Teknik analisis data
Gambar 3.2 Teknik Analisis Data Kualitatif Menurut Miles dan Hubberman
b) Uji tranferabelity
Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif.
Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya
hasil penelitian ke populasi di mana sampel tersebut diambil. Oleh karena
itu, agar orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif ini sehingga
ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut, maka dalam
Menyusun laporan ini peneliti memberikan uraian yang rinci, jelas,
sistematis, dan dapat dipercaya. Dengan demikian, maka pembaca menjadi
jelas atas hasil penelitian ini, sehingga dapat memutuskan dapat atau
tidaknya untuk diaplikasikan hasil penelitian ini di tempat lain. Apabila
pembaca laporan penelitian memperoleh gambaran yang sedemikian
jelasnya, seperti apa suatu hasil penelitian dapat diberlakukan
(transferability), maka laporan ini memenuhi standar transferability.
c) Uji dependability
Dalam penelitian kualitatif, dependability disebut sebagai reliabilitas. Suatu
penelitian yang reliabel adalah apabila orang lain dapat mengulangi atau
mereplikasi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji
dependebility dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan
proses penelitian. Dalam penelitian ini dependebility dilakukan oleh auditor
yang independen atau dosen pembimbing untuk mengaudit keseluruhan
aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian.
d) Uji confirmability
Pengujian confirmability dalam penelitian kualitatif disebut dengan uji
obyektifitas penelitian. Penelitian dikatakan objektif apabila hasil penelitian
telah disepakati banyak orang. Dalam penelitian kualitatif, uji confirmability
mirip dengan uji dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan
secara bersamaan. Menguji confirmability berarti menguji hasil penelitian,
dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan
fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah
memenuhi standar confirmability. Dengan demikian, dalam penelitian
kualitatif ini uji confirmability di lakukan bersamaan dengan uji
dependability oleh dosen pembimbing.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
JURNAL
Haryanto, R. S., & putranto, l. s. (2021). KARAKTERISTIK PERILAKU
BEKERJA DARI RUMAH SELAMA PANDEMI COVID-19
TERHADAP FREKUENSI PERJALANAN SEHARI-HARI. JMTS:
Jurnal Mitra Teknik Sipil, 4, 119-128.
Jauhari, R., & Ridwan. (2017). EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS
PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA KOPERASI SYARIAH DI
KOTA BANDA ACEH TAHUN 2011-2015. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Ekonomi Akuntansi (JIMEKA), 2, 168-179.
Kartika, L., Jayawinangun, R., & Indrawan, R. (2021). EFEKTIVITAS
PROGRAM WORK FROM HOME (WFH) BERBASIS OUTCOME
MASA PANDEMI COVID-19. Journal of Applied Business and
Economics (JABE), 7, 338-356.
Ma'rifah, D. (2020). Implementasi Work From Home: Kajian Tentang Dampak
Positif, Dampak Negatif dan Produktivitas Pegawai. Civil Service, 14, 1-
10.
Mungkara, o. (2020). Bekerja dari Rumah (Working From Home/WFH): Menuju
Tatanan Baru Era Pandemi COVID 19. The Indonesian Journal of
Development Planning, 4, 126-150.
Mungkasa, O. (2020). Bekerja dari Rumah (Working From Home/WFH): Menuju
Tatanan Baru Era Pandemi COVID 19. The Indonesian Journal of
Development Planning, 4, 126-150.
Putra, P. P., Putra, M. S., & Eka, P. A. (2021). STUDI EKSPLORASI DAMPAK
WORK FROM HOME PADA KINERJA KARYAWAN BUMN DI
WILAYAH DENPASAR KARYAWAN DI MASA PANDEMI COVID-
19. Jurna Satyagraha, 3, 19-27.
Suspahariati, & Susilawati, R. (2020). Penerapan Sistem WFH (Work From
Home) dan Dampaknya terhadap Kinerja Staf dan Dosen Unipdu Jombang
selama Pandemi Covid-19. Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam, 6,
229-240.
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Surat edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(Menpanrb) Nomor 19 Tahun 2020 tentang penyesuaian sistem kerja
Aparatur Sipil Negara dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19 di
lingkungan instansi pemerintah.
Surat edaran no 407 tahun 2020 tentang panduan pelaksanaan sistem kerja
Pegawai Negeri Sipil dalam tatanan normal baru dilingkungan Badan
Pusat Statistik.
surat edaran Nomor B-423/BPS/2000/09/2020 Perihal Mekanisme Kerja Pasca
WFH.
Surat edaran, Nomor: 060/1562/1.10/2020 tentang penyesuaian sistem kerja
pegawai dalam upaya pencegahan penyebaran corona virus disease
(COVID-19) di lingkungan pemerintah Kabupaten Lampung Selatan.
UU Nomor 16 Tahun 1997, mengenai peranan yang harus dijalankan oleh BPS.
SUMBER LAIN:
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. (2021, Desember 24). Data COVID-19 di
Provinsi Lampung. Retrieved from INFORMASI COVID-19 PROVINSI
LAMPUNG: https://covid19.lampungprov.go.id/
Kementrian Kesehatan. (2021, Desember 24). Peta Sebaran COVID-19. Retrieved
from COVID19: https://covid19.go.id/peta-sebaran-covid19