Anda di halaman 1dari 25

TUGAS TERSTRUKTUR MANAJEMEN PERUBAHAN

WORK FROM HOME (WFH) DI PROVINSI LAMPUNG

Disusun Oleh :

Nama : Prilia Ristanti

Kelas : C-3

NPP : 28.0470

Program Studi Manajemen Sumber Daya Aparatur


Fakultas Manajemen Pemerintahan

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI


2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-

Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Work From Home (WFH)

di Provinsi Lampung”. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan

kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah

menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam

yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.

Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang

menjadi tugas pendidikan agama dengan judul “Work From Home (WFH)

di Provinsi Lampung”. Disamping itu, kami mengucapkan banyak

terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama

pembuatan makalah ini berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah

makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran

terhadap makalah ini agar kedepannya dapat kami perbaiki.

Jatinangor, Maret
2020
 

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini dunia sedang digemparkan karena adanya penyebaran Covid-

19/Virus Corona. Virus ini pertama kali terdeteksi di Wuhan salah satu

kota di China pada akhir Desember 2019 yang kemudian menyebar ke

lebih dari 150 negara di seluruh dunia hingga saat ini. Virus Corona atau

Covid-19 telah memakan korban hingga ratusan orang meninggal dan

puluhan ribu lainnya terinfeksi. Para ahli di China mendalami lebih

lanjut terkait asal mula virus Corona yaitu berasal dari ular, kelelawar

atau bahkan tikus.

Virus ini mudah sekali menyebar. Komisi Kesehatan Nasional China

mengkonfirmasi virus corona dapat ditularkan dari manusia ke manusia

yang terinfeksi. Bahkan virus itu bisa saja menempel di salah satu

tempat dekat pasien corona.

Di Indonesia pada tanggal 02 Maret 2020 Presiden Republik Indonesia

mengumumkan di Istana Negara secara resmi bahwa telah terdapat

Warga Negara Indonesia positif terinfeksi virus corona yaitu dua orang

berasal dari Depok, Jawa Barat. Sampai dengan saat ini jumlah pasien

terinfeksi positif virus corona di Indonesia terus bertambah menjadi 893


orang bahkan sudah beberapa kasus yang ada di Indonesia kemudian

memakan korban jiwa.

Melihat perkembangan penyebaran virus tersebut Presiden Joko Widodo

secara resmi pada tanggal 15 Maret 2020 mengeluarkan himbauan agar

seluruh instansi baik negeri ataupun swasta menghindari kontak dekat

dan menghindari kerumunan manusia, kemudian bekerja dari rumah,

belajar dari rumah, dan beribadah dari rumah (work from home). Hal ini

dimaksudkan agar penyebaran Virus Corona tersebut dapat dibatasi agar

tidak semakin meluas.

Menindaklanjuti himbauan presiden tersebut beberapa pemerintah

daerah mulai mengeluarkan kebijakan-kebijakan seperti meliburkan

anak sekolah sampai kurang lebih akhir Maret 2020, kemudian

pembatasan kegiatan-kegiatan yang menyangkut orang ramai. Selain itu,

beberapa instansi pemerintah maupun swasta mengeluarkan kebijakan

work from home (WFH) dengan kriteria-kriteria tertentu.

Work from home merupakan sebuah konsep kerja dimana pekerja atau

mahasiswa dapat melakukan pekerjaannya dari rumah. Hal tersebut

diterapkan untuk pembatasan interaksi antar individu melalui “social

distancing” karena melihat virus corona yang sangat membahayakan

bagi kesehatan dan kehidupan, mudah menyebar dan menular antar

manusia sehingga diperlukan upaya untuk mengurangi resiko tersebut.

Instruksi Presiden mengenai work from home mulai diterapkan oleh

Gubernur Lampung bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk


mengantisipasi penyebaran Corona Virus Diasease (COVID-19) di

Provinsi Lampung. Kebijakan tersebut menuai pro dan kontra terutama

bagi para pekerja. Work from home bagi sebagian bidang pekerjaan

memang belum bisa dilakukan, apalagi dari kesiapan dalam

penyelenggaraan pemerintahan belum tentu semua siap dengan sistem

work from home (WFH).

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana sistem penyelenggaraan pemerintah di Provinsi

Lampung dengan diterapkannya Kebijakan Work from home

(WFH) ?

1.2.2 Bagaimana dampak diterapkannya Kebijakan Work from home

(WFH) terhadap penyelenggaraan pemerintahan ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui sistem penyelenggaraan pemerintah di Provinsi

Lampung dengan diterapkannya kebijakan Work from home

(WFH).

1.3.2 Mengetahui dampak diterapkannya Kebijakan Work from home

(WFH) terhadap penyelenggaraan pemerintahan.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Work from home (WFH) atau Bekerja di Rumah

Istilah work form home (WFH) menjadi trending topic karena merebaknya

COVID-19. Sehingga banyak kantor publik/pemerintah maupun private

sector menyarankan pegawai/karyawannya untuk bekerja di rumah. Hal ini

dapat dikaitkan dengan ketentuan Pasal 86 ayat (1) huruf a Undang-undang

Nomor 13 Tahun 2013 tentang ketenagakerjaan (UU Ketenagakerjaan)

dimana setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh

perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja.

Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi Provinsi DKI Jakarta telah

menerbitkan Surat Edaran Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi

Provinsi DKI Jakarta Nomor 14/SE/2020 Tentang Himbauan Bekerja di

Rumah (Work from home) (SE 14/2020) yang menindaklanjuti Instruksi

Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 16 Tahun 2020 tantang Peningkatan

Kewaspadaan terhadap Resiko Penularan Infeksi Corona Virus Disease

(COVID-19).

Menurut Surat Edaran 14/2020, para pimpinan perusahaan diharapkan dapat

mengambil langkah pencegahan terkait resiko penularan infeksi COVID-19

dengan melakukan pekerjaan di rumah.


Langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil dapat di kelompokkan

menjadi tiga kategori, yaitu :

1. Perusahaan untuk sementara waktu dapat menghentikan seluruh

kegiatan usahanya;

2. Perusahaan untuk sementara waktu dapat mengurangi sebagian

kegiatan usahanya (sebagian karyawan, waktu, dan fasilitas

operasional)

3. Perusahaan yang tidak dapat menghentikan kegiatan usahanya,

mengingat kepentingan langsung yang berhubungan dengan

pelayanan kesehatan, kebutuhan bahan-bahan pokok, dan bahan

bakar minyak (BBM).

Keputusan Kepala Badan Nasional Penanggulanagan Bencana Nomor 13 A

Tahun 2020 tentang Perpanjangan Status Keadaan Tertentu Darurat

Bencana Wabah Penyakit Akibat Virus Corona di Indonesia telah

menetapkan poin kedua bahwa status keadaan tertentu darurat terkait wabah

corona diperpanjang selama 91 hari, terhitung sejak tanggal 29 Februari

2020 sampai dengan tanggal 29 Mei 2020.

Sedangkan pada instasi pemerintahan, kebijakan Work from home

dirumuskan dalam Surat Edaran Menteri Pendahyahgunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 19 Tahun 2020 tentang

Penyesuaian Sistem Kerja Aparatur Sipil Negara dalam Upaya Pencegahan

Covid-19 di Lingkungan Instansi Pemerintah. Terbitnya SE 19/2020 di


latarbelakangi dengan peningkatan penyebaran Covid-19 di Indonesia serta

memperhatikan pernyataan resmi World Health Organazation (WHO) yang

menyatakan Covid-19 sebagai pandemic global, pernyataan Presiden RI

tentang penyebaran virus corona sebagai bencana nasional (bencana non-

alam) dan arahannya terkait penyesuaian sistem kerja Aparatur Sipil Negara

(ASN). Sebagai pedoman bagi ASN pada instansi pemerintah untuk bekerja

dirumah/tempat tinggalnya (WFH) dalam melaksanakan tugas kedinasan.

Hal ini upaya mencegah dan meminimalisi penyebaran COVID-19.

ASN yang berada di lingkungan instansi pemerintah dapat menjalankan

tugas kedinasan dengan bekerja dirumah/tempat tinggalnya (WFH). Namun,

pejabat pembina kepegawaian harus memastikan terdapat minimal dua level

jabatan structural tertinggi untuk tetap melaksanakan tugasnya di kantor

agar penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat tidak

terhambat.

ASN yang sedang melaksanakan work from home, harus berada dalam

tempat tinggalnya masing-masing kecuali dalam keadaan penting/mendesak.

Misalnya untuk memenuhi kebutuhan terkait pangan, kesehatan, ataupun

keselamatan dan harus harus melaporkannya kepada atasan langsung.

Apabila terdapat pertemuan penting/rapat penting yang harus dihadiri, ASN

yang sedang melaksanakan tugas kedinasan di rumah/tempat tinggalnya

dan/atau video conference dengan memanfaatkan sistem informasi dan

komunikasi ataupun media elektronik. Pelaksanaan WFH ini akan dilakukan


sampai dengan tanggal 31 Maret 2020 dan akan dievaluasi sesuai dengan

kebutuhan.

2.2 Penyelenggaraan Pemerintah Provinsi Lampung terkait Kebijakan

“Work from home”

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung mulai memberlakukan “work

from home” (WFH) atau bekerja di rumah bagi aparatur sipil negara (ASN)

mulai Senin, 23 Maret 2020 hingga waktu yang belum ditentukan untuk

mengantisipasi penyebaran wabah virus Corona atau Corona Virus Disease

(COVID-19) di Provinsi Lampung. Keputusan tersebut dituangkan dalam

Surat Edaran Gubernur Lampung Nomor : 045.2/1118/07/2020 tentang

Penyesuaian Sistem Kerja ASN dalam Upaya Pencegahan Penyebaran

COVID-19.

Surat Edaran tersebut menindaklanjuti arahan Presiden Republik Indonesia

tanggal 15 Maret 2020 terkait Penanganan Cepat COVID-19, Surat Edaran

Menteri Pendayahgunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

19 Tahun 2020 Tanggal 16 Maret 2020 tentang Penyesuaian Sistem Kerja

Aparatur Sipil Negara dalam Upaya Pencegahan dan Penyebaran COVID-

19 di Lingkungan Instansi Pemerintahan.

Selain itu, Gubernur Lampung sebelumnya telah mengeluarkan Surat

tanggal 14 Maret 2020 Nomor 440/1022/06/2020 perihal Antisipasi dan

Kesiapsiagaan Menghadapi Infeksi COVID-19 di Provinsi Lampung atas

dasar Kondisi penyebaran virus corona yang semakin meluas sehingga

diperlukan upaya pengurangan resiko melalui pembatasan interaksi antar


individu melalui “social distancing” dan “work from home” (WFH). Adapun

Surat Instruksi tersebut berisi 9 instruksi sebagai berikut :

1. Menyampaikan himbauan kepada masyarakat untuk tetap melakukan

perilaku hidup bersih dan sehat/Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

(GERMAS) serta tetap menjaga stamina agar daya tahan tubuh tetap

terjaga;

2. Memberikan informasi kepada masyarakat untuk segera

memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami

gejala demam lebih dari 38°C, batuk, pilek, sakit tenggorokan dan

sesak nafas, untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut;

3. Untuk mencegah dan melakukan tindak antisipatif penyebaran virus

Covid-19 di lingkungan kerja masing-masing, diinstruksikan kepada

Saudara segera melakukan Pembentukan Gugus tugas penanganan

Covid-19 di masing-masing lingkup kerja;

4. Untuk meminimalisir penyebaran virus Covid-19 di Provinsi

Lampung, seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) dapat melaksanakan

tugas-tugas pekerjaan kantor/kedinasan di rumah masing-masing

(bukan libur) dengan tetap memperhatikan pelayanan publik dan

tidak mengurangi kinerja masing-masing Organisasi Perangkat

Daerah (OPD) serta dilakukan evaluasi oleh Pejabat Tinggi Pratama

(PTP) / Kepala OPD masing-masing dengan menerapkan daftar

hadir manual, terhitung mulai tanggal 17 Maret 2020 sampai dengan

30 Maret 2020 (14 Hari Kalender);


5. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada semua jenjang dan jenis

pendidikan di Provinsi Lampung dilakukan di rumah peserta didik

masing-masing terhitung mulai tanggal 17 Maret 2020 sampai

dengan 30 Maret 2020 (14 Hari Kalender);

6. Seluruh guru/pengajar/instruktur agar menyiapkan materi

pembelajaran dan melaksanakan proses belajar mengajar melalui

metode dalam jaringan (online), maupun melalui penugasan

terstruktur sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan, serta

melakukan hasil evaluasi setelah peserta didik kembali ke sekolah;

7. Melakukan koordinasi internal secara intensif sampai dengan tingkat

desa/kelurahan/pekon dengan melibatkan Forum Koordinasi

Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota, Rumah Sakit dan Pengelola Fasilitas Layanan

Publik yang ada di masing-masing wilayah (Bandara, Pelabuhan,

Terminal, Stasiun Kereta Api dst) dan bila dipandang perlu dapat

membentuk "Whatsapp Group" untuk pelaporan respon cepat 1x24

jam;

8. Agar Bupati/Walikota dan instansi terkait melakukan pengawasan

terhadap ketersediaan pangan untuk terjaminnya pasokan pangan

utama bagi masyarakat dengan harga yang terjangkau dan

melakukan pemantauan terhadap kondisi kesehatan para TKI yang

baru kembali dari luar negeri dalam waktu 14 hari terakhir serta

terhadap tenaga kerja asing di wilayah Provinsi Lampung;


9. Melaporkan hal-hal terkait progres penanganan kesiapsiagaan di

masing-masing Kabupaten/Kota dan segera melaporkan jika

ditemukan kasus suspect corona / Covid-19 kepada Gubernur

Lampung melalui Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung selaku

Ketua Gugus tugas penanganan Covid-19 di Provinsi Lampung

melalui nomor WA 08127415087.

Sistem pelaksanaan work from home dalam penyelenggaraan pemerintahan

di Provinsi Lampung memiliki beberapa kententuan, yaitu :

1. Seluruh pejabat dan staf melaksanakan pekerjaan di rumah (work

from home), handphone pegawai harus selalu dalam kondisi aktif

dan tetap melaporkan hasil pekerjaan kepada atasan;

2. Agar selalu melakukan pengecekan atau control kondisi kesehatan

masing-masing anggota keluarga;

3. Tidak melakukan kegiatan atau mengumpulkan orang, baik tugas

kedinasan kemasyarakatan maupun keluarga dan lainnya, karena

wabah virus corona mudah sekali menular hanya melalui

perkumpulan. Sudah banyak kasus yang terjadi meluasnya virus

corona akibat perkumpulan ataupun kerumunan;

4. Memberikan sosialisasi dan menghimbau seluruh warga masyarakat

yang ada disekitar tempat tinggal untuk tidak berkumpul dan/atau

mengadakan kegiatan yang mengumpulkan orang banyak. Bisa

dikatakan harus melakukan social distancing agar menekan jumlah

penyebaran virus corona. Contohnya Di Malaysia virus corona

melonjak naik karena sebuah acara keagamaan yang mengundang


banyak negara dari luar, seperti Singapura, Brunei Darussalam,

Fhilipia. Karena kita tidak pernah mengetahui apakah orang yang

ada disana terinfeksi virus corona atau tidak sehingga pemerintah

menghimbau untuk melakukan social distancing atau tidak

berkumpul dalam kegiatan yang tidak mendesak;

5. Masing-masing kepala perangkat daerah agar melakukan monitoring

melalui sistem teknologi informasi. Oleh karena itu, untuk sementara

waktu absensi fingerprint ditiadakan sampai waktu yang belum

ditentukan;

6. Perangkat daerah yang masih tetap bekerja melaksanakan tugas

adalah pejabat pimpinan tinggi pratama, pejabat administrator, dan

beberapa pejabat/staf lainnya untuk menjalankan tugas-tugas

kedinasana;

7. Bagi instansi/perangkat daerah yang menjalankan tugas memberikan

pelayanan publik kepada masyarakat tetap melaksanakan tugasnya

dengan pengaturan sesuai dengan kekhususan masing-masing,

seperti rumah sakit, samsat, dan pelayanan publik lainnya.

Penyelenggaraan pemerintah di Provinsi Lampung melakukan Pembatasan

Pelayanan Publik sejak pertengahan bulan Maret yang dimulai dari

meliburkan anak sekolah dengan meminta untuk belajar dirumah dan

kemudian meminta kepada pegawai-pegawai untuk melakukan work from

home (WFH).

Pemberlakuan work from home memang tidak diberlakukan kepada seluruh

penyelenggara pelayanan publik, dikarenakan ada beberapa bidang yang


tidak dapat melakukan work from home, seperti Dinas Pencacatan Sipil dan

Kependudukan terkait dengan perekaman E-KTP, pembayaran pajak

kendaraan bermotor maupun perpanjangan STNK di Samsat, dan bidang-

bidang lain yang memerlukan kedangan masyarakat secara langsung.

Walaupun tidak memberlakukan work from home tetapi tetap

memberlakukan pembatasan pelayanan publik. Pembatasan yang dilakukan

yaitu dengan mengurangi jumlah antrian yang msuk ke dalam ruangan serta

didalam ruangan pelayanan harus menjaga jarak aman yaitu minimal 1

meter.

Dengan berlakunya work from home bagi pegawai yang bergerak dalam

pelayanan publik menyebabkan pelayanan publik menjadi terhambat karena

ada beberapa bidang pelayanan tidak dapat melayani masyarakat secara

langsung. Akan tetapi, penyelenggara publik membuat inovasi dalam

memberikan pelayanan agar pelayanan tidak terhambat seperti memberikan

pelayanan melalui sistem online.

Sistem online yang kemudian sedang diterapkan oleh beberapa

penyelenggara pelayanan publik kepada masyarakat agar pelayanan publik

tetap berjalan, seperti beberapa penyelenggara yang melakukan pelayanan

menggunakan sistem online yaitu PLN dalam pemberian pelayanan mulai

dari penyambungan baru, perubahan daya sampai kepengaduan serta dalam

pembayaran melalui ATM atau internet banking. Kemudian Direktorat

Jenderal Pajak (DPJ) menghentikan pelaporan secara langsung dan

mengarahkan secara online serta memperpanjang masa pelaporan pajak


yang seharusnya berakhir pada tanggal 31 Maret 2020 menjadi tanggal 30

April 2020.

Himbauan pemerintah untuk tetap berada di rumah (work from home) dan

pembatasan pemberian pelayanan publik membuat masyarakat menjadi

kurang nyaman dalam menerima pelayanan publik, tetapi ini merupakan

kebijakan yang saat ini diambil pemerintah untuk membatasi atau

menghentikan penyebaran Covid-19. Dengan adanya pembatasan ini banyak

masyarakat bertanya apakah hak-hak dari masyarakat dalam mendapatkan

pelayanan publik menjadi berkurang. Hal itu merupakan pertanyaan

mendasar dari sebagian besar masyarakat.

Dengan adanya pembatasan pelayanan publik menjadi sedikit

berkurang benefit yang diperoleh masyarakat dalam mendapatkan pelayanan

publik. Akan tetapi, masyarakat tetap mempunyai hak untuk mendapatkan

pelayanan publik yang baik dan masyarakat mempunyai peran dalam

pengawasan terhadap pembatasan pelayanan publik yang dilakukan oleh

penyelenggara pelayanan publik,

Peran masyarakat sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009

tentang Pelayanan Publik adalah untuk mengawasi jalannya pelayanan

publik yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Seperti

yang diatur dalam Pasal 39 menjelaskan bahwa masyarakat seharusnya

disertakan mulai dari penyusunan standar pelayanan sampai dengan evaluasi

jalannya pelaksanaan pelayanan publik.


Dalam keadaan yang mendesak dikarenakan penyebaran Covid-19 yang

sangat cepat, masyarakat mungkin tidak dilibatkan dalam penyusunan

standar pelayanan terkait pembatasan pelayanan publik ini. Akan tetapi,

masyarakat masih mempunyai peran yang lain yaitu sebagaimana diatur

dalam Pasal 35 ayat (3) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 bahwa

masyarakat adalah sebagai pengawas eksternal. Bahwa pengawasan

penyelenggaraan pelayanan publik itu dapat dilakukan oleh pengawas

internal dan eksternal, masyarakat yang merupakan pengawas eksternal

dapat melakukan tugas pengawasannya dengan melalui laporan atau

pengaduan.

Pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat ini dilakukan dengan

memastikan apakah pembatasan pelayanan publik yang dilakukan oleh

penyelenggara ini masih memenuhi komponen-komponen dalam standar

pelayanan sesuai dengan yang diatur dalam Pasal 21 Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2009 serta masyarakat masih mendapatkan haknya

sebagaimana diatur dalam Pasal 18 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009.

Apabila masyarakat merasa dengan adanya pembatasan ini membuat

masyarakat tidak dapat mengakses pelayanan publik maka masyarakat

mempunyai hak untuk melaporkan atau membuat pengaduan terkait hal

tersebut kepada penyelenggara pelayanan publik atau atasannya. Apabila

tetap tidak mendapatkan tanggapan atas laporan/pengaduan tersebut dari

penyelenggara atau atasannya, maka masyarakat dapat melaporkan tidak

diberikannya layanan tersebut kepada Ombdsman Republik Indonesia.


Ombudsman Republik Indonesia khususnya Perwakilan Provinsi Lampung

telah memberlakukan pembatasan pelayanan publik dengan mengurangi jam

pelayanan menjadi hari Senin sampai dengan Kamis dari pukul 09.30 WIB

sampai pukul 15.00 WIB, hari Jumat dari pukul 09.30 WIB sampai dengan

pukul 15.30 WIB. Selain itu, Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan

Provinsi Lampung juga menghimbau untuk melapor secara online melalui

layanan pengaduan sebagai berikut :

1. Telp pengaduan di 0721 - 251373;

2. Whatsapp pengaduan di nomor 08119803737;

3. Page Facebook Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Lampung; dan

4. Instagram Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Lampung

@ombudsmanri173lampung

Selain itu, Pemerintah Provinsi Lampung guna mencegah penyebarluasan

Covid-19 dengan pertimbangan yang seksama menghimbau untuk

sementara waktu meniadakan upacara rutin atau kegiatan yang

mengumpulkan banyak orang pada saat bersamaan.

2.3 Dampak Work from home terhadap Penyelenggaraan Pemerintahan

Dalam penerapan work from home terhadap penyelenggaraan pemerintah

menuai dampak positif dan negatif bagi pemerintahan maupun masyarakat

yang melakukannya. Berikut dampak postif dan negatif dari work from

home terhadap penyelenggaraan pemerintahan yaitu :

A. Dampak Positif
1. Menjaga jarak sosial (social distancing) yakni mengurangi mobilitas

orang, menjaga jarak, dang mengurangi kerumunan orang. Perjalanan

dari rumah ke kantor akan berpotensi untuk bertemu, berdeketan, dan

berkumpul/berkerumun dengan banyak orang;

2. Mengurangi biaya pemakaian listrik (penerangan, perkantoran

lift/evelator), air, dan biaya pemeliharaan gedung serta biaya opersional

kantor (alat tulis kantor, printer, fotocopy);

3. Meningkatkan kualitas hidup pegawai dengan tersedianya waktu lebih

banyak untuk olahraga, terhindar dari kepadatan lalu lintas,

mendapatkan fleksibilitas jam kerja, hingga bermanfaat untuk

meningkatkan produktivitas pegawai;

4. Pegawai dapat terhindar dari penularan Covid-19 karena tidak perlu

kehadiran fisik di lokasi kerja maupun di perjalan menuju tempat kerja;

5. Efesiensi biaya antara lain perjalanan dinas, operasional mobil dinas,

gedung perkantoran, lahan perparkiran serta pemeliharaannya, yang

dijadikan sumber penerimaan (PNBP);

6. Pegawai akan mendapat manfaat dari penghematan biaya transportasi,

biaya konsumsi, penitipan anak, biaya Pendidikan anak (home

schooling), serta emotional bonding dengan anak yang lebih kuat;

7. Mengurangi polusi udaran karena berkurangnya kebutuhan

menyediakan alat transportasi yang digunakan pegawai, menghemat

penggunaan BBM, mengurangi efek rumah kaca.

B. Dampak Negatif
1. Penyelenggaraan kegiatan yang mengharuskan tatap muka dan

menghadirkan banyak peserta dilakukan penundaan bahkan dibatalkan

sehingga hal tersebut dapat menghambat penyelenggaraan

pemerintahan yang akan direncanakan atau dibuat;

2. Penyelenggaraan rapat dilakukan secara selektif sesuai prioritas dan

urgensi dengan memanfaatkan Teknologi Informasi (TI) dan media

elektronik yang tersedia sehingga rapat yang dilaksanakan harus rapat

yang bersifat mendesak dan sangat penting yang apabila tidak

dilaksanakan akan menghambat jalannya penyelenggaraan

pemerintahan. Apabila rapat harus diselenggarakan secara tatap muka

karena urgensi yang sangat tinggi harus memperhatikan jarak aman

antar peserta rapat (social distancing);

3. Perjalanan Dinas Dalam Negeri harus dilakukan secara selektif sesuai

skala prioritas dan urgensi, sedangkan Perjalanan Dinas Luar Negeri

agar ditunda. Bagi ASN yang telah melakukan perjalanan ke negara

yang terjangkit Covid-19 atau yang pernah berinteraksi dengan

penderita Covid-19 untuk segera menghubungi Hotline Centre Corona

melalui Nomor Telepon 119 ext.9 dan/atau Halo Kemenkes pada

Nomor 1500567;

4. Kegiatan Pendidikan yaitu belajar mengajar menjadi terhambat bahkan

terhenti walaupun ada beberapa yang dilakukan secara online akan

tetapi tidak berjalan efektif karena tidak semua daerah dapat terjangkau

internet dengan baik;


5. Waktu kerja menjadi tidak terbatas, karena pegawai harus membuat jam

kerja sendiri. Jika tidak membatasi diri, waktu kerja bisa lebih dari 12

jam;

6. Komunikasi dan koordinasi bisa jadi kurang efektif karena banyak

gangguan dari anggota keluarga yang lain;

7. Sejumlah pekerjaan yang terkait dengan data-data penting tidak bisa

asal dibawa kerumah karena hal tersebut berkaitan dengan bagian

pekerjaan yang tergantung dengan sistem internal kantor;

8. Tidak semua pekerjaan memungkinkan untuk dilakukan dirumah.

Pekerjaan seperti pertanian, industry pengolahan, transportasi,

pertambangan pengadaan air, listrik, dan gas. Pekerjaan yang

berhubungan dengan jasa pelayanan, seperti media, dokter, perawat,

petugas pelayanan pemerintahan, hingga hospitality industry, seperti

hotel, restoran, penjaga tenant pusat perdagangan, tidak bisa melakukan

pekerjaan dirumah atau work from home;


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pemerintah Provinsi Lampung mulai memberlakukan “work from home”

sebagai bentuk antisipasi dan kesiapsiagaan pemerintah daerah dalam

mengurangi jumlah Covid-19 yang semakin meluas di Indonesia.

Keputusan terkait work from home dituangkan dalam Surat Edaran

Gubernur Lampung Nomor : 045.2/1118/07/2020 tentang Penyesuaian

Sistem Kerja ASN dalam Upaya Pencegahan Penyebaran COVID-19.

Surat Edaran tersebut merupakan bentuk tindak lanjut terhadap arahan

Presiden Republik Indonesia terkait penanganan cepat Covid-19, Surat

Edaran Menteri PAN-RB Nomor 19 Tahun 2020 tentang Penyesuaian

Sistem Kerja Aparatur Sipil Negara dalam Upaya Pencegahan dan

Penyebaran Covid-19 di Lingkungan Instansi Pemerintahan.


Adapun sistem pelaksanaan work from home di Provinsi Lampung

sebagai berikut :

1. Seluruh pejabat dan staf melaksanakan pekerjaan dirumah,

handphone pegawai harus selalu dalam kondisi aktif dan tetap

melaporkan hasil pekerjaan kepada atasan;

2. Agar selalu melakukan pengecekan atau control kondisi

kesehatan masing-masing anggota keluarga;

3. Tidak melakukan kegiatan atau mengumpulkan orang, baik

tugas kedinasan kemasyarakatan maupun keluarga;

4. Memberikan sosialisasi dan menghimbau seluruh warga

masyarakat yang ada disekitar tempat untuk tidak berkumpul

dan/atau mengumpulkan orang banyak;

5. Masing-masing kepala perangkat daerah agar melakukan

monitoring melalui sistem teknologi informasi. Oleh karena itu,

untuk sementara waktu absensi fingerprint ditiadakan sampai

waktu yang belum ditentukan;

6. Perangkat daerah yang masih tetap bekerja melaksanakan tugas

adalah pejabat pimpinan tinggi pratama, pejabat administrator,

dan beberapa pejabat/staf lainnya untuk menjalankan tugas-

tugas kedinasana;

7. Bagi instansi/perangkat daerah yang menjalankan tugas

memberikan pelayanan publik kepada masyarakat tetap

melaksanakan tugasnya dengan pengaturan sesuai dengan


kekhususan masing-masing, seperti rumah sakit, samsat, dan

pelayanan publik lainnya.

1. Dampak Work From Home terhadap Penyelenggaraan Pemerintahan

A. Dampak Positif

1. Menjaga jarak social;

2. Mengurangi biaya pemakaian listrik;

3. Meningkatkan kualitas hidup pegawai;

4. Pegawai dapat terhindar dari penularan Covid-19;

5. Efesiensi biaya;

6. Pegawai mendapat manfaat dari penghematan biaya;

7. Mengurangi polusi udara

B. Dampak Negatif

1. Penyelenggaraan kegiatan yang mengharuskan tatap muka

dibatalkan/dihapuskan;

2. Penyelenggaraan rapat dilakukan secara selektif dan urgensi;

3. Perjalanan dinas harus dilakukan secara selektif sesuai skalah

prioritas dan urgensi;

4. Kegiatan Pendidikan menjadi kurang efektif;

5. Waktu kerja menjadi tidak terbatas;

6. Komunikasi dan koordinasi menjadi kurang efektif;

7. Sejumlah pekerjaan yang terkait data-dara penting tidak bisa

asal dibawa kerumah;

8. Tidak semua pekerjaan memungkinkan untuk dibawa kerumah.


3.2 Saran

Untuk mendukung kebijakan pemerintah terkait work from home

sebaiknya masyarakat dapat mematuhi kebijakan tersebut dengan

menunda segala aktivitas di luar rumah dan menggantinya di dalam

rumah. Agar wabah virus corona yang telah menyebar di Indonesia

dapat berkurang, sehingga aktivitas penyelenggaraan pemerintahan di

Indonesia dapat berjalan secara efektif dan efesien seperti sedia kala.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Pandemi_koronavirus_2019–2020

https://www.law-justice.co/artikel/83389/pelaksanaan-work-from-home-di-

indonesia-ini-dasar-hukumnya/

https://lampung.antaranews.com/berita/402950/pemprov-lampung-

terapkan-work-from-home-antisipasi-penularan-Covid-19

https://balitbangda.lampungprov.go.id/berita-rapat-mengenai-wfh-di-

lingkungan-balitbangda-prov-lampung.html

https://mediaindonesia.com/read/detail/298498-work-from-home

https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--virus-corona-dan-pembatasan-

pelayanan-publik
https://www.saibumi.com/artikel-100442-tangani-virus-corona-gubernur-

lampung-keluarkan-surat-instruksi.html#ixzz6HxtjFhEb

https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5e6f546c88d7f/cegah-virus-

corona--menpan-rb-terapkan-work-form-home-untuk-asn/

https://bebas.kompas.id/baca/riset/2020/03/20/tantangan-bekerja-dari-

rumah/

https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/pencegahan-penyebaran-virus-

covid-19-dengan-kerja-di-rumah-bagi-asn

Anda mungkin juga menyukai