Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Bagus Prasetya

NPM : 1710012111112

KELAS : PK PERDATA A (W)

PERTEMUAN 13

PENYELESAIAN SANGKETA KONSUMEN

1. Jelaskan bentuk-bentuk penyelesaian sengketa konsumen menurut Pasal 45


UUPK!
Jawab :
Pasal 45 UUPK
1) Setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku usaha melalui lembaga
yang bertugas menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelaku usaha atau
melalui peradilan yang berada di lingkungan peradilan umum.
2) Penyelesaian sengketa konsumen dapat ditempuh melalui pengadilan atau diluar
pengadilan berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang bersengketa.
3) Penyelesaian sengketa di luar pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tidak menghilangkan tanggung jawab pidana sebagaimana diatur dalam Undang-
undang.
4) Apabila telah dipilih upaya penyelesaian sengketa konsumen di luar
pengadilan,gugatan melalui pengadilan hanya dapat ditempuh apabila upaya
tersebut dinyatakan tidakberhasil oleh salah satu pihak atau oleh pihak yang
bersengketa.

Melalui ketentuan Pasal 45 ayat (1) dapat diketahui bahwa untuk menyelesaikan
sangketa konsumen, terdapat dua pilihan yaitu :

a. Melalui lembaga yang bertugas menyelesaikan sangketa antara konsumen dan


pelaku usaha, atau
b. Melalui peradilan yang berada di lingkungan peradilan umum.

Dalam kepustakaan tentang penyelesaian sengketa jalur lembaga yang bertugas


menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelaku usaha (dalam hal ini BPSK)
disebut jalur nonlitigasi, sedangkan melalui peradilan yang berada di lingkungan
peradilan umum atau peradilan disebut dengan jalur litigasi.

2. Sebutkan dan jelaskan bentuk-bentuk penyelesaian sengketa konsumen pada


BPSK!
Jawab : Penyelesaian sengketa konsumen di BPSK dilakukan dengan tiga alternatif,
yaitu mediasi, konsiliasi, dan arbitrase berdasarkan pilihan dan kesepakatan para
pihak yang bersengketa.
- Mediasi : Mediasi sebagai salah satu alternatif penyelesaian sangketa di luar
pengadilan, Penyelesaian sangketa melalui mediasi harus didahului dengan
kesepakatan para pihak untuk menyelesaikan sangketanya melalui mediasi.Medisi
merupakan cara penyelesian sangeta yang fleksbel dan tidk mengikat serta
melibatkan pihak netral yitu mediator. Peran mediator sangat terbatas yaitu pada
hakikatnya hanya menolong oara pihak untuk mencari jalan keluar dari
persengketaan yang mereka hadapi. Keuntungan melalui mediasi adalah karena
cara pendekatan penyelesaian diarahkan pada kerja sama mencapai kompromi.
Keuntungan lainnya yaitu penyelesaian sangketa cepat terwujud, biaya
murah,bersifat rahasia,komromi,besifat kooperatif,tidak ada pihak yang kalah tapi
sama sama menang dan tidak emosional.
Tata cara penyelesaian sengketa konsumen dengan cara mediasi adalah:
1) Majelis menyerahkan sepenuhnya proses penyelesaian sengketa konsumen
dan pelaku usaha yang bersangkutan, baik mengenai bentuk maupun
jumlah ganti rugi;
2) Majelis bertindak aktif sebagai mediator dengan memberikan nasihat,
petunjuk, saran, dan upaya-upaya lain dalam menyelesaikan sengketa;
3) Majelis menerima hasil musyawarah konsumen dan pelaku usaha dan
mengeluarkan kekuatan;

- Konsiliasi : Penyelesaian dengan cara konsiliasi juga menyerahkan kepada pihak


ketiga untuk memberikan pendapatnya tentang sangketa yang disampaikan oleh
para pihak. Pendapat dari konsilitor tersebut tidak mengikat. Apabila parapihak
terdapat ketidakterikatan yang diajukan oleh konsiliator mengenai sangketa
tersebut, menyebabkan penyelesaiannya sangat tergantung pada kesukarelaan para
pihak.
Tata cara penyelesaian sengketa konsumen dengan cara konsiliasi adalah:
1) Majelis menyerahkan sepenuhnya proses penyelesaian sengketa kepada
konsumen dan pelaku usaha yang bersangkutan, baik mengenai bentuk
maupun jumlah ganti rugi;
2) Majelis bertindak sebagai konsiliator;
3) Majelis menerima hasil musyawarah konsumen dan pelaku usaha dan
mengeluarkan keputusan;

- Arbitrase : arbitrasi adalah proses penyelesaian sengketa konsumen di luar


pengadilan yang dalam hal ini para pihak yang bersengketa. Dalam penyelesaian
sengketa konsumen dengan cara arbitrasi, para pihak memilih arbitrator anggota
BPSK yang berasal dari unsur pelaku usaha, unsur pemerintah dan konsumen
sebagai anggota majelis. Arbitrator yang dipilih oleh para pihak, kemudian
memilih arbitrator ketiga dari anggota BPSK yang berasal dari unsur pemerintah
sebagai ketua majelis. Di dalam persidangan wajib memberikan petunjuk kepada
konsumen dan pelaku usaha yang bersangkutan. Dengan izin ketua majelis,
konsumen dan pelaku usaha yang bersangkutan dapat mempelajari semua berkas
yang berkaitan dengan persidangan dan membuat kutipan seperlunya
Prosedur Arbitrase
1) Para pihak memilih arbitor untuk menjadi Ketua dan Anggota Majelis;
2) Pada hari sidang pertama, Ketua Majelis wajib mendamaikan kedua pihak
yang bersengketa;
3) Hasil penyelesaian sengketa konsumen dengan cara Arbitrase dibuat dalam
bentuk putusan Majelis BPSK;
4) Atas putusan BPSK dimintakan penetapan eksekusi oleh BPSK ke
Pengadilan Negeri di tempat konsumen yang dirugikan.

3. Sebutkan kelemahan dan kelebihan menyelesaikan sengketa melalui jalur non


litigasi!
Jawab :
Kelemahan Non Litigasi

- Tidak dapat berjalan tanpa adanya ksepakatan dari kedua belahpihak,


- Tidak efektif jika dilakukan oleh pihak yang tidak berwewenang mengambil
kesepakatan,
- Sulit berjalan apabila posisi para pihak tidak seimbang, memungkinkan diadakan
penyelesaian untuk mengetahui informasi yang dirahasiakan lawan,
- Dapat membuka kekuatan dan kelemahan salah satu pihak, dan dapat membuka
kesepakatanyang kurang menguntungkan

Kelebihan Non Litigasi

- Waktu yang relatif lebih singkat dan tidak banyak menyita waktu
- Biaya murah
- Hubungan kedua pihak yang bersifat kooperatif
- Bersifat rahasia

Kelemahan dan kelebihan menyelesaikan sengketa melalui jalur non litigasi

1) Mediasi
 Kelemahan dari mediasi yaitu sebagai berikut : Kelemahan satu-
satunya yang ada pada proses mediasi terletak pada kekuatan eksekusi
para pihak setelah mencapai kesepakatan. Karena kesepakatan dicapai
dengan cara suka rela, maka eksekusi atas kesepakatan itu pun juga
dengan kondisi yang suka rela pula. Oleh karena itu, proses mediasi
hanya akan efektif diterapkan pada para pihak yang benar-benar secara
suka rela menghendaki perselisihan diselesaikan secara mediasi.
 Kelebihan dari mediasi yaitu sebagai berikut :
- Keputusan yang hemat
- Penyelesaian secara cepat
- Hasil yang memuaskan bagi seluruh pihak
- Kesepakatan yang komprehensif
- Keputusan-keputusan yang bisa dilaksanakan
- Keputusan yang berlaku tanpa mengenal waktu.
2) Konsiliasi
 Kelemahan dari konsiliasi yaitu sebagai berikut : Kelemahan
alternatif penyelesaian sengketa melalui konsiliasi ini adalah bahwa
putusan dari lembaga konsiliasi ini tidak mengikat, sehingga sangat
tergantung sepenuhnya pada para pihak yang bersengketa.
 Kelebihan dari konsiliasi yaitu sebagai berikut :
- Proses penyelesaian perkara dilakukan dengan cepat
- Biaya untuk menyelesaikan perkara murah
- Dapat diperoleh hasil yang efektif.
3) Arbitrase
 Kelemahan dari Arbitrase yaitu sebagai berikut : Berbagai
Kelemahan Dalam Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 Tentang
Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian Sengketa yakni diantaranya
adalah:
- Biaya lebih mahal.
- Lembaga arbitrase tidak memiliki kekuatan eksekutorial.
- Masalah pada subjeknya.
- Kelemahan dari segi ini memang bukan terdapat pada aturan
hukum maupun sistemnya, melainkan terdapat pada masyarakat
itu sendiri. Bahwa pemahaman masyarakat terhadap
penyelesaian sengketa secara arbitrase memang saat ini masih
kurang serta belum dikenal luas.
 Kelebihan dari Arbitrase yaitu sebagai berikut :
- Adanya jaminan kerahasiaan sengketa para pihak
- Dapat dihindarkan keterlambatan yang diakibatkan kerena hal
prosedural dan administratif
- Pemeriksaan pekara dalam arbitrase dilakukan secara tertutup,
hal tersebut tentunya berbeda dengan pengadilan umum yang
mana pemeriksaan perkaranya dilakukan secara terbuka. Para
pihak dapat menentukan hukum acara arbitrase yang digunakan
dalam pemeriksaan sengketa dengan bebas sepanjang tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. (pasal 31)
- Dalam hal ini, terdapat kebebasan memilih hukum acara yang
digunakan di dalam proses pemeriksaan perkara. Para pihak
dapat lebih mudah memilih hukum acara yang sekiranya dapat
menyelesaikan sengketa mereka.
- Waktu penyelesaian sengketa relatif cepat (maksimal 180 hari).
- Keputusan bersifat final dan mengikat.
- Para pihak (dengan persetujuan arbiter) dapat menentukan
tempat penyelesaian sengketa. Ketentuan ini lebih
memudahkan para pihak dalam memilih tempat yang dirasa
nyaman dan tempat yang mudah dijangkau oleh para pihak.

4. Sebutkan bentuk-bentuk penyelesaian sengketa melalui BPSK


Jawab :
Penyelesaian sengketa melalui BPSK dilakukan dengan cara mediasi, konsiliasi dan
arbitrase yaitu :
- Mediasi adalah sebagai salah satu alternatif penyelesaian sangketa di luar
pengadilan, Penyelesaian sangketa melalui mediasi harus didahului dengan
kesepakatan para pihak untuk menyelesaikan sangketanya melalui mediasi.Medisi
merupakan cara penyelesian sangeta yang fleksbel dan tidk mengikat serta
melibatkan pihak netral yitu mediator. Peran mediator sangat terbatas yaitu pada
hakikatnya hanya menolong oara pihak untuk mencari jalan keluar dari
persengketaan yang mereka hadapi. Keuntungan melalui mediasi adalah karena
cara pendekatan penyelesaian diarahkan pada kerja sama mencapai kompromi.
Keuntungan lainnya yaitu penyelesaian sangketa cepat terwujud, biaya
murah,bersifat rahasia,komromi,besifat kooperatif,tidak ada pihak yang kalah tapi
sama sama menang dan tidak emosional.
- Konsiliasi adalah Penyelesaian dengan cara konsiliasi juga menyerahkan kepada
pihak ketiga untuk memberikan pendapatnya tentang sangketa yang disampaikan
oleh para pihak. Pendapat dari konsilitor tersebut tidak mengikat. Apabila
parapihak terdapat ketidakterikatan yang diajukan oleh konsiliator mengenai
sangketa tersebut, menyebabkan penyelesaiannya sangat tergantung pada
kesukarelaan para pihak.
- Arbitrase adalah Proses penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan yang
dalam hal ini para pihak yang bersengketa. Dalam penyelesaian sengketa
konsumen dengan cara arbitrasi, para pihak memilih arbitrator anggota BPSK
yang berasal dari unsur pelaku usaha, unsur pemerintah dan konsumen sebagai
anggota majelis. Arbitrator yang dipilih oleh para pihak, kemudian memilih
arbitrator ketiga dari anggota BPSK yang berasal dari unsur pemerintah sebagai
ketua majelis. Di dalam persidangan wajib memberikan petunjuk kepada
konsumen dan pelaku usaha yang bersangkutan. Dengan izin ketua majelis,
konsumen dan pelaku usaha yang bersangkutan dapat mempelajari semua berkas
yang berkaitan dengan persidangan dan membuat kutipan seperlunya
-

Anda mungkin juga menyukai