Anda di halaman 1dari 18

Cara Melakukan Perawatan Luka

MELAKUKAN PERAWATAN LUKA

1. Mencuci tangan
2. Lakukan inform consent lisan pada klien/keluarga dan intruksikan klien untuk tidak
menyentuh area luka atau peralatan steril.
3. Menjaga privacy dan kenyamanan klien dan mengatur kenyamanan klien
4. Atur posisi yang nyaman bagi klien dan tutupi bagian tubuh selain bagian luka dengan
selimut mandi.
5. Siapkan plester untuk fiksasi (bila perlu)
6. Pasang alas/perlak
7. Dekatkan nierbekken
8. Paket steril dibuka dengan benar
9. Kenakan sarung tangan sekali pakai
10. Membuka balutan lama
o Basahi plester yang melekat dengan was bensin dengan lidi kapas.
o Lepaskan plester menggunakan pinset anatomis ke 1 dengan melepaskan
ujungnya dan menarik secara perlahan, sejajar dengan kulit ke arah balutan.
o Kemudian buang balutan ke nierbekken.
o Simpan pinset on steril ke nierbekken yang sudah terisi larutan chlorin 0,5%
11. Kaji Luka:

Jenis, tipe luka, luas/kedalaman luka, grade luka, warna dasar luka, fase proses penyembuhan,
tanda-tanda infeksi perhatikan kondisinya, letak drain, kondisi jahitan, bila perlu palpasi luka
denga tangan
non dominan untuk mengkaji ada tidaknya puss.

12. Membersihkan luka:

 Larutan NaCl/normal salin (NS) di tuang ke kom kecil ke 1


 Ambil pinset, tangan kanan memegang pinset chirurgis dan tangan kiri memegang pinset
anatomis ke-2
 Membuat kassa lembab secukupnya untuk membersihkan luka (dengan cara memasukkan
kapas/kassa ke dalam kom berisi NaCL 0,9% dan memerasnya dengan menggunakan
pinset)
 Lalu mengambil kapas basah dengan pinset anatomis dan dipindahkan ke pinset chirurgis
 Luka dibersihkan menggunakan kasa lembab dengan kassa terpisah untuk sekali usapan.
Gunakan teknik dari area kurang terkontaminasi ke area terkontaminasi.

13. Menutup Luka

 Bila sudah bersih, luka dikeringkan dengan kassa steril kering yang diambil dengan
pinset anatomis kemudian dipindahkan ke pinset chirurgis di tangan kanan.
 Beri topikal therapy bila diperlukan/sesuai indikasi
 Kompres dengan kasa lembab (bila kondisi luka basah) atau langsung ditutup dengan
kassa kering (kurang lebih 2 lapis)
 Kemudian pasang bantalan kasa yang lebih tebal
 Luka diberi plester secukupnya atau dibalut dengan pembalut dengan balutan yang tidak
terlalu ketat.

14. Alat-alat dibereskan


15. Lepaskan sarung tangan dan buang ke tong sampah
16. Bantu klien untuk berada dalam posisi yang nyaman
17. Buang seluruh perlengkapan dan cuci tangan

1. DOKUMENTASI
2. Hasil observasi luka
3. Balutan dan atau drainase
4. Waktu melakukan penggantian balutan
5. Respon klien

2.8. Perawatan Luka Basah

Balutan basah kering adalah tindakan pilihan untuk luka yang memerlukan debridemen
(pengangkatan benda asing atau jaringan yang mati atau berdekatan dengan lesi akibat trauma
atau infeksi sampai sekeliling jaringan yang sehat)

Indikasi : luka bersih yang terkontaminasi dan luka infeksi yang memerlukan debridement

Tujuan :

1. Membersihkan luka terinfeksi dan nekrotik


2. Mengabsorbsi semua eksudat dan debris luka
3. Membantu menarik kelompok kelembapan ke dalam balutan

Persiapan alat :

1. Bak balutan steril :


o Kapas balut atau kasa persegi panjang
o Kom kecil 2 buah
o 2 pasang pinset (4 buah) atau minimal 3 buah (2 cirurgis dan 1 anatomis)
o Aplikator atau spatel untuk salaep jika diperlukan
o Sarung tangan steril jika perlu
2. Perlak dan pengalas
3. Bengkok 2 buah
o Bengkok 1berisi desinfektan 0,5 % untuk merendam alat bekas
o Bengkok 2 untuk sampah
4. Larutan Nacl 0,9 %
5. Gunting plester dan sarung tangan bersih
6. Kayu putih dan 2 buah kapas lidi
Prosedur :

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakuakan


2. Dekatkan peralatan di meja yang mudah dijangkau perawat
3. Tutup ruangan sekitar tempat tidur dan pasang sampiran
4. Bantu klien pada posisi nyaman. Buka pakaian hanya pada bagian luka dan instruksikan
pada klien supaya tidak menyentuh daerah luka atau peralatan
5. Cuci tangan
6. Pasang perlak pengalas di bawah area luka
7. Pakai sarung tangan bersih, lepaskan plester dengan was bensin menggunakan lidi kapas,
ikatan atau balutan. Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan menariknya dengan
perlahan sejajar kulit dan mengarah pada balutan. Jika masih terdapat bekas plester di
kulit bersihkan dengan kayu putih
8. Angkat balutan kotor perlahan-lahan dengan menggunakan pinset atau sarung tangan,
pertahankan permukaan kotor jauh dari penglihatan klien. Bila terdapat drain angkat
balutan lapis demi lapis
9. Bila balutan lengket pada luka lepaskan dengan menggunakan normal salin ( NaCl 0,9
%)
10. Observasi karakter dari jumlah drainase pada balutan
11. Buang balutan kotor pada sampah, hindari kontaminasi permukaan luar kantung,
lepaskan sarung tangan dan simpan pinset dalam bengkok yang berisi larutan desinfektan
12. Buka bak steril, tuangkan larutan normal salin steril ke dalam mangkok kecil. Tambahkan
kassa ke dalam normal salin
13. Kenakan sarung tangan steril
14. Inspeksi keadaan luka, perhatikan kondisinya, letak drain, integritas jahitan atau penutup
kulit dan karakter drainase ( palpasi luka bila perlu dengan bagian tangan yang
nondominan yang tidak akan menyentuh bahan steril )
15. Bersihkan luka dengan kapas atau kassa lembab yang telah dibasahi normal salin. Pegang
kassa atau kapas yang telah dibasahi dengan pinset. Gunakan kassa atau kapas terpisah
untuk setiap usapan membersihkan. Bersihkan dari area yang kurang terkontaminasi ke
area terkontaminasi
16. Pasang kassa yang lembab tepat pada permukaan kulit yang luka. Bila luka dalam maka
dengan perlahan buat kemasan dengan menekuk tepi kasa dengan pinset. Secara perlahan
masukan kassa ke dalam luka sehingga semua permukaan luka kontak dengan kassa
lembab
17. Luka ditutup dengan kassa kering. Usahakan serat kassa jangan melekat pada luka.
Pasang kassa lapisan kedua sebagai lapisan penerap dan tambahkan lapisan ketiga
18. Luka difiksasi dengan plester atau dibalut dengan rapi,
19. Lepaskan sarung tangan dan buang ke tempat yang telah disediakan, dan simpan pisnet
yang telah digunakan pada bengkok perendam
20. Bereskan semua peralatan dan bantu pasien merapikan pakaian, dan atur kembali posisi
yang nyaman
21. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
22. Dokumentasikan hasil, observasi luka, balutan dan drainase, termasuk respon klien

Perhatian :
 Pengangkatan balutan dan pemasangan kembali balutan basah kering dapat menimbulkan
rasa nyeri pada klien
 Perawat harus memberikan analgesi dan waktu penggantian balutan sesuai dengan
puncak efek obat
 Pelindung mata harus digunakan jika terdapat resiko adanya kontaminasi ocular seperti
percikan dari luka

PERAWATAN LUKA

I.       DEFINISI LUKA


Kulit merupakan bagian tubuh paling luar yang berguna dalam melindungi diri dari trauma
luar dan masuknya benda asing. Trauma dapat menyebabkan luka pada kulit, yaitusuatu keadaan
terputusnya kontinuitas jaringan tubuh karena gesekan, tekanan, suhu, infeksi, dan yang lainnya
yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi tubuh sehingga mengganggu aktivitas sehari-
hari. Dalam bahasa indonesia dikenal dengan kata luka, borok, koreng, dekubitus, dan lain-lain.

II.          Tujuan Melakukan Perawatan Luka


Tujuan untuk melakukan perawatan luka adalah :
  Memberikan lingkungan yang memadai untuk penyembuhan luka.
  Absorbsi drainase.
   Menekan dan imobilisasi luka.
  Mencegah jaringan epitel baru dari cedera mekanis.
  Mencegah luka dari kontaminasi.
  Meningkatkan hemostasis dengan menekan dressing.
  Memberikan rasa nyaman mental dan fisik pada pasien.
III.       KLASIFIKASI LUKA
A.  Luka Berdasarkan sifat kejadiannya dibedakan menjadi
1.    Luka yang disengaja misalnya terkena radiasi atau bedah.
2.    Luka tidak disengaja misalnya luka terkena trauma. Luka yang tidak disengaja bisa dibagi
menjadi luka tertutup (jika tidak terjadi robekan) dan luka terbuka (jika terjadi robekan dan
kelihatan. Seperti luka abrasi (akibat gesekan), puncture (akibat tusukan), hautration (akibat
alat-alat yang digunakan dalam perawatan luka). Didalam kebidanan yang sering terjadi adalah
luka episiotomi, luka bedah seksio caesarea atau luka saat persalinan.
B.  Luka Berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi luka mekanik dan non mekanik.
1.  Luka mekanik terdiri atas:
a.    Vulnus scissum,  luka sayat benda tajam. Pinggir lukanya terihat rapi.
b.    Vulnus contusum, luka memar akibat cedera pada jaringan bawah kulit akibat benturan benda
tumpul.
c.    Vulnus laceratum, luka robek  akibat terkena mesin atau benda lainnya yang menyebabkan
robeknya jaringan rusak dalam.
d.   Vulnus punture, luka tusuk yang kecil dibagian luar (dibagian mulut lukanya) tetapi besar
dibagian dalam luka.
e.    Vulnus sclopetorum, luka tembak akibat tembakan peluru.
f.     Vulnus morsum, luka gigitan yang tidak jelas bentuknya pada bagianluka.
g.    Vulnus abrasio, luka terkikis yang terjadi pada bagian luka dan tidak sampai ke pembuluh darah.
2.  Luka non mekanik terdiri
a.    luka akibat zat kimia
b.    Termik
c.    Radiasi
d.   Serangan listrik.
C. Luka berdasarkan lamanya proses penyembuhan luka dibagi menjadi luka akut dan luka kronis
1.    Luka akut adalah luka yang sembuh sesuai dengan waktu proses penyembuhan luka, diantaranya
luka operasi, luka kecelakaan, dan luka bakar. Jika penanganan betul dan luka menutup dalam 21
hari maka dikatakan luka akut, jika tidak maka akan jatuh pada luka kronis.
2.    Luka kronis adalah luka yang sulit sembuh dan fase penyembuhan lukanya mengalami
pemanjangan. Misalkan pada luka dengan dasar luka merah sudah 1 bulan (>21 hari) tidak mau
menutup. Diantaranya luka tekan (dekubitus), luka karena diabetes, luka karena pembuluh darah
vena maupun arteri, luka kanker, luka dehiscene dan abses. salah satu ciri yang khas yaitu
adanya jaringan nekroris (jaringan mati) baik yang berwarna kuning maupun berwarna hitam.

IV.       KONSEP LEMBAB


       Pada tahun 1962 prof. Dr. George D. Winter melakukan penelitian tentang efektifitas
perawatan luka antara perawatan secara terbuka (kering) dengan perawatan secara tertutup
(lembab). Hasilnya menunjukan bahwa perawatan luka dengan menggunakan konsep tertutup
(lembab) dua kali lebih cepat sembuh dibandingkan dengan perawatan luka terbuka (kering).
Lembab yang harus diciptakan adalah lembab yang seimbang (moisture balance). Hal ini
disebabkan jika lembab yang seimbang tidak tercipta, maka akan terlalu lembab (basah) yang
membuat kulit sekitar luka maserasi atau bahkan kurang lembab (kering) sehingga proses
penyembuhan luka tidak terjadi dengan optimal.
       Beberapa keuntungan prinsip moisture dalam perawatan luka diantaranya:
  mencegah luka menjadi kering dan keras
   meningkatkan laju epitelisasi
  menjaga pembentukan jaringan
  meningkatkan pembentukan jaringan dermis
   dapat menurunkan kejadian infeksi
  menurunkan nyeri
  mudah digunakan.

V.       PROSES PENYEMBUHAN LUKA


Secara fisiologis luka akan sembuh dengan sendirinya karena tubuh dapat melakukan
penyembuhan sendiri yang dikenal dengan istilah wound healing process atau proses
penyembuhan luka. Proses penyembuhan luka terdiri dari beberapa tahap yang terjadi secara
tumpang tindih, artinya sebelum selesai fase pertama sudah masuk fase berikutnya.Proses
penyembuhan luka yaitu:
A.    Tahap inflamasi akut terhadap cedera, berlangsung selama 0-5 hari Dimulai saat terjadinya luka
dan terjadi proses hemostatis yang ditandai dengan pelepasan histamin dan mediator lain lebih
dari sel-sel yang rusak, disertai proses peradangan dan migrasi sel darah putih ke daerah yang
rusak.tanda-tanda inflamasi disekitar luka antara lain : kemerahan, hangat, bengkak,dan nyeri.
B.     Tahap destruktif yaitu terjadi pembersihan  jaringan yang mati
oleh leukosit, polimorfonuklear dan makrofag.
C.     Tahap poliferatif  yaitu pembuluh darah baru diperkuat oleh jaringan ikat dan menginfiltrasi
luka. Berlangsung selama 5-21 hari, penampilan klinisnya antara lain dasar luka merah cerah
(granulasi dengan vaskularisasi baik), kadang ditemukan bekuan darah, adanya kulit baru
(epitelisasi) bewarna merah muda pada tepi luka.
D.    Tahap maturasi  yaitu terjadi repetelisasi, kontruksi luka, dan organisasi jaringan ikat. fase ini
berlangsung selama 21 hari - 2 tahun dimana luka sudah menutup sempurna pada hari ke-21 dan
akan muncul bekas luka (scar) atau keloid (scar yang menebal) selama proses maturasi
berlangsung.

VI.       FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA


A.  Proses penyembuhan luka dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu:
1.    Vaskularisasi mempengaruhi luka karena luka membutuhkan keadaan peredaran darah yang
baik utnuk pertumbuhan atau perbaikan sel.
2.    Anemia, memperlambat proses penyembuhan luka mengingat perbaikan sel membutuhkan kadar
protein yang cukup.
3.    Usia, kecepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan atau kematangan usia
seseorang. Namun selanjutnya proses penuaan dapat menurunkan sistem perbaikan sel sehingga
dapat memperlambat proses penyembuhan luka.
4.    Penyakit lain, mempengaruhi proses penyembuhan luka. Seperti diabetes dan ginjal dapat
memperlambat proses penyembuhan luka.
5.     Nutrisi, merupakan unsur pertama dalam membantu perbaikan sel, terutama karena kandungan
zat gizi yang terdapat didalamnya, sebagai contoh vitamin A untuk membantu proses
epitelisasi/penutupan luka dan sintesis kolagen, vitamin B kompleks sebagai kofaktor pada
sistem enzim yang mengatur metabolisme protein, karbohidrat dan lainnya.
6.    Kegemukan, obat-obatan, merokok dan stres, mempengaruhi proses penyembuhan luka. Orang
yang terlalu gemuk, banyak mengkonsumsi obat-obatan, merokok atau stres akan mengalami
proses penyembuhan luka yang lebh lama.
B.  Faktor yang menghambat penyembuhan luka
1.    Tehnik penanganan luka yang tidak tepat
2.     Rasa sakit
3.     Adanya penyakit lain misal : diabetes
4.    Kondisi kesehatan buruk
5.    Kondisi nutrisi buruk
6.    Minum alkohol, merokok
7.    Pemakaian obat-obatan
8.    Sirkulasi tidak lancar
9.    Lokasi luka sering bergerak

VII.       PENATALAKSANAAN PERAWATAN LUKA


     Merupakan tindakan untuk merawat luka dan melakukan pembalutan, hal ini bertujuan
untuk mencegah infeksi silang ( masuk melalui luka) dan mempercepat proses penyembuhan
luka.
A.  Persiapan alat dan bahan :
      Pinset anatomi 2        kasa steril
      Pinset cirurghi 2        NaCl 0.9%
      Gunting luka steril        Betadine 2%
      Kom kecil 3        Alkohol 70%
      Handscoon        Kapas penekan /deppers
      Gunting plester        Plester
      Perlak dan alas        Kapas lidi
       Tempat sampah basah dan kering

B.  Prosedur kerja :


1.    Persiapan pasien
  Perkenalkan diri
  Jelaskan tujuan
  Jelaskan prosedur perawatan pada pasien
  Persetujuan pasien
2.    Persiapan alat
3.    Memasang sampiran atau penutup tirai
4.    Mengatur posisi passien senyaman mungkin
5.    Memasang perlak dan pengalasnya dibawah daerah yang akan dilakukan perawatan
6.    Mengoleskan bagian plester perban dengan baby oil /minyak kayu putih
7.    Mencuci tangan
8.    Menggunakan handscoon
9.    Buka perban dengan pinset dan buang pada tempatnya serta kajilah luka bercubitus yang ada
10.    Bersihkan plester dengan alkohol (bila tidak ada kontra indikasi) arah dari luar ke dalam.
11.    Bersihkan luka dengan betadine menggunakan kasa
12.    Bersihkan uka dengan NaCl 0.9% dan keringkan
13.    Olesi luka / kompres luka dengan betadine 2% (sesuai advis dokter) dan tutup dengan kassa
steril
14.    Plester perban dengan plester
15.    Rapikan pasien
16.    Alat bereskan rendam peralatan bekas pakai dalam larut klorin 0.5% selama 10 menit
17.    Cuci tangan
18.    Catat kondisi dan perkembangan luka

VIII.          DOKUMENTASI
A.   Hasil observasi luka
B.    Balutan dan atau drainase
C.    Waktu melakukan penggantian balutan
D.   Respon klien
   PERAWATAN LUKA BASAH
A.  Definisi
Balutan basah kering adalah tindakan pilihan untuk luka yang memerlukan debridemen
(pengangkatan benda asing atau jaringan yang mati atau berdekatan dengan lesi akibat trauma
atau infeksi sampai sekeliling jaringan yang sehat)
B.  Indikasi : luka bersih yang terkontaminasi dan luka infeksi yang memerlukan debridement
C.  Tujuan :
1.    Membersihkan luka terinfeksi dan nekrotik
2.    Mengabsorbsi semua eksudat dan debris luka
3.    Membantu menarik kelompok kelembapan ke dalam balutan
D.    Persiapan alat :
1.    Bak steril berisi :
  Kapas balut atau kasa persegi panjang
  Kom kecil 2 buah
  2 pasang pinset (4 buah) atau minimal 3 buah (2 cirurgis dan 1 anatomis)
  Aplikator atau spatel untuk salaep jika diperlukan
  Sarung tangan steril jika perlu
2.    Perlak dan pengalas
3.    Bengkok 2 buah                                  
  Bengkok 1berisi desinfektan 0,5 % untuk merendam alat bekas
  Bengkok 2 untuk sampah
4.    Larutan Nacl 0,9 %
5.    Gunting plester dan sarung tangan bersih
6.    Kayu putih dan 2 buah kapas lidi
E.   Prosedur :
1.    Jelaskan prosedur yang akan dilakuakan
2.    Dekatkan peralatan di meja yang mudah dijangkau perawat
3.    Tutup ruangan sekitar tempat tidur dan pasang sampiran
4.    Bantu klien pada posisi nyaman. Buka pakaian hanya pada bagian luka dan instruksikan pada
klien supaya tidak menyentuh daerah luka atau peralatan
5.    Cuci tangan
6.    Pasang perlak pengalas di bawah area luka
7.    Pakai sarung tangan bersih, lepaskan plester dengan was bensin menggunakan lidi kapas, ikatan
atau balutan. Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan menariknya dengan perlahan
sejajar kulit dan mengarah pada balutan. Jika masih terdapat bekas plester di kulit bersihkan
dengan kayu putih
8.     Angkat balutan kotor perlahan-lahan dengan menggunakan pinset atau sarung tangan,
pertahankan permukaan kotor jauh dari penglihatan klien. Bila terdapat drain angkat balutan
lapis demi lapis
9.    Bila balutan lengket pada luka lepaskan dengan menggunakan normal salin ( NaCl 0,9 % )
10.    Observasi karakter dari jumlah drainase pada balutan
11.    Buang balutan kotor pada sampah, hindari kontaminasi permukaan luar kantung, lepaskan
sarung tangan dan simpan pinset dalam bengkok yang berisi larutan desinfektan
12.    Buka bak steril, tuangkan larutan normal salin steril  ke dalam mangkok kecil. Tambahkan kassa
ke dalam normal salin
13.    Kenakan sarung tangan steril
14.    Inspeksi keadaan luka, perhatikan kondisinya, letak drain, integritas jahitan atau penutup kulit
dan karakter drainase ( palpasi luka bila perlu dengan bagian tangan yang nondominan yang
tidak akan menyentuh bahan steril )
15.    Bersihkan luka dengan kapas atau kassa lembab yang telah dibasahi normal salin. Pegang kassa
atau kapas yang telah dibasahi dengan pinset. Gunakan kassa atau kapas terpisah untuk setiap
usapan membersihkan. Bersihkan dari area yang kurang terkontaminasi ke area terkontaminasi
16.    Pasang kassa yang lembab tepat pada permukaan kulit yang luka. Bila luka dalam maka dengan
perlahan buat kemasan dengan menekuk tepi kasa dengan pinset. Secara perlahan masukan kassa
ke dalam luka sehingga semua permukaan luka kontak dengan kassa lembab
17.    Luka ditutup dengan kassa kering. Usahakan serat kassa jangan melekat pada luka. Pasang kassa
lapisan kedua sebagai lapisan penerap dan tambahkan lapisan ketiga
18.    Luka difiksasi dengan plester atau dibalut dengan rapi,
19.    Lepaskan sarung tangan dan buang ke tempat yang telah disediakan, dan simpan pisnet yang
telah digunakan pada bengkok perendam
20.    Bereskan semua peralatan dan bantu pasien merapikan pakaian, dan atur kembali posisi yang
nyaman
21.    Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
22.    Dokumentasikan hasil, observasi luka, balutan dan drainase, termasuk respon klien
F.   Perhatian :
1.    Pengangkatan balutan dan pemasangan kembali balutan  basah kering dapat menimbulkan rasa
nyeri pada klien
2.    Perawat harus memberikan analgesi dan waktu penggantian balutan sesuai dengan puncak efek
obat
3.    Pelindung mata harus digunakan jika terdapat resiko adanya kontaminasi ocular seperti percikan
dari luka

   PERAWATAN LUKA KERING


A.  Definisi
Balutan kering melindungi luka dengan drainase minimal dari kontaminasi mikroorganisme.
Balutan dapat hanya berupa bantalan kasa yang tidak melekat kejaringan luka dan menyebabkan
iritasi yang sangat kecil. Atau dapat menjadi bantalan telfa yang juga tidak melekat pada insisi
atau lubang luka tetapi memungkinkan drainase melalui permukaan yang tidak melekat dibawah
kasa lembut.
( Perry.Peterson.Potter, 2003 )
B.  PRINSIP TINDAKAN
Selama insisi atau luka tetap teerbuka, pemasangan balutan kering memerlukan teknik steril.
( Perry Potter, 1995 )
C.   TUJUAN
Adapun beberapa tujuan dari prosedur perawatan luka kering, sebagai berikut :
1.      Menurunkan nyeri
2.      Meningkatkan penyembuhan luka
3.      Memperbaiki hasil kosmetik
4.      Pemeliharaan lingkungan lembab
5.      Perlindungan dari kontaminan luar
6.      Perlindungan dari cidera lebih lanjut
7.      Pencegahan penyebaran mikroorganisme
8.      Peningkatan kenyamanan klien
9.      Pengendalian perdarahan
(  Perry.Peterson.Potter. 2003 )
10.  Pasien mendapatka terapi fisik dengan mendemonstrasikan penggunaan alat bantu yang
nyaman setelah post operasi
11.  Pasien mampu melakukan relaksasi
12.  Pasien tidak demam dan nyeri pasien teratas.
( T.M. Marrelli, 2000 )
D.   KONSEP TEORI
Balutan yang ideal harus mudah digunakan, dapat mengikuti kontur tubuh, tahan lama tetspi
fleksibel, efektif-biaya, dapat mengabsorpsi atau menampung eksudat, mudah dilepaskan tanpa
merusak permukaan yang sedang proses penyembuhan, dan dapat diterima dalam hal
penampilan.
( Perry,Peterson,Potter, 2003 )
E.    INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
Dilakukan pada pasien yang mengalami luka insisi atau luka tetap terbuka.luka bersih ataupun
luka tak terkontaminasi.
( Perry Potter, 1995 )
Teknik pembalutan dilakukan bila klien mengalami perawatan luka secara tertutup.
( Aziz Alimul Hidayat, 2002 )
F.   PERSIAPAN ALAT
1.     Sarung tangan steril
2.    Kasa/ balutan steril
3.    Gunting steril
4.    Plester
5.    Larutan pembersih yang diresepkan oleh dokter
6.    Larutan garam faal atau air
7.    Pengikat atau balutan sesuai kebutuhan
8.    Kantung tahan air untuk sampah
9.    Balutan kasa ekstra dan surpigad atau bantalan ABD
10.      Selimut mandi
11.     Pengangkat perekat (tidak menjadi keharusan )
12.      Alat pengukur ( tidak menjadi keharusan )

G.  PROSEDUT DAN RASIONALISASI


No. Langkah-Langkah Rasional
1. Jelaskah prosedur pada klien dengan Menghilangkan ansietas klien dan
menggambarkan langkah-langkah meningkatkan pemahaman proses
perawatan luka. penyembuhan.
2. Susun semua peralatan yang Mencegah kesempatan merusak teknik
diperlukan dimeja tempat tidur steril dengan kelalaian tak disengaja
( jangan membuka peralatan ). pada peralatan yang diperlukan.
3. Ambil kantung sekali pakai dan buat Mencegah kontaminasi tak disengaja
lipatan diatasnya. Letakan kantung pada bagian atas luar permukaan
dalam jangkauan area kerja anda. kantung. Jangan menyeberangi area
steril untuk membuang balutan kotor.
4. Tutup ruangan atau tirai tempat tidur Memberikan klien privasi dan
atau atur partisi disekitar tempat mengurangi udara yang dapat
tidur. Tutup semua jendela yang mentransmisikan mikroorganisme.
terbuka.
5. Bantu klien pada posisi nyaman dan Gerakan tiba-tiba dari klien selama
selimut pasien mandi hanya untuk penggantian balutan dapat
memanjankan tempat luka. menyebabkan kontaminasi luka atau
Instruksikan klien untuk tidak peralatan. Penutupan memberikan jalan
menyentuh area luka peralatan steril. masuk pada luka dan meminimalkan
pemanjaan yang tidak perlu.
6. Cuci tangan secara menyeluruh. Menghilangkan mikroorganisme yang
tinggal dipermukaan kulit dan
mengurangi transmisi pathogen pada
jaringan yang terpajan.
7. Gunakan sarung tangan bersih sekali Sarung tangan mencegah transmisi
pakai dan lepaskan plester, ikatan, organism dari balutan kotor pada tangan
atau balutan. anda.
8. Lepaskan plaster dengan melepaskan Mengurangi tegangan pada jahitan atau
ujung dan menariknya dengan tepi luka.
perlahan, sejajar pada kulit dan
mengarah pada balutan. ( bila masih
terdapat plaster dikulit, ini dapat
dibersihkan dengan aseton ).
9. Dengan sarung tangan atau forsep, Penampilan drainase dapat mengganggu
angkat balutan, pertahankan klien scara emosional. Pengangkatan
permukaan kotor jauh dari balutan dengan hati-hati denga balutan
penglihatan klien. mencegah penarikan tak disengaja pada
H. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN PERAWAT
1.    Saat melepaskan atau memasang balutan , perhatikan untuk tidak mengubah posisi atau menarik
drain. Bila luka kering dan utuh, penyembuhan mungkin optimal dengan memanjankannya pada
udara. Hubungi dokter untuk pesanan penghentian penggantian balutan luka.
2.    Alat pelindung mata harus dipakai bila terdapat risiko kontaminasi ocular, seperti cipratan dari
luka

Anda mungkin juga menyukai