Anda di halaman 1dari 18

Nama : Helena Deci

Npm : 20106046
Kelas : 2020B
Mata Kuliah : Bahasa Arab

Balasan Pantun 1-30 April 2022

1. Mayang terjuntai mengawali bulan,


abadikan keagungan karya pencipta.
Kehidupan bermakna hindari bualan,
perintang jalan mewujudkan cita-cita.

Kehidupan bermakna hindari bualan,


perintang jalan mewujudkan cita-cita.
Kehidupan itu perlu tujuan,
agar dapat ketengan jiwa.

Gunung berderet latari kampus,


langit cerah mendung tersingkir.
Keringat lelah pastilah terhapus,
sederetan prestasi yang terukir.

Keringat lelah pastilah terhapus,


sederetan prestasi yang terukir.
Perbuatan buruk haruslah dihapus,
karena kebaikan pasti diukir.

2. Pojok taman berhiaskan dahlia,


berlatar kampus gedung kembar.
Pribadi bijak berpikir mulia,
segala pilihan pastilah ditawar.

Pribadi bijak berpikir mulia,


segala pilihan pastilah ditawar.
Orang baik pasti setia,
sebab kebaikan tak pernah menawar.

Senja turun menyusuri menara,


mengakrabi bumi janjikan fajar.
Segala sesuatu serba sementara,
karenanya hidup peluang berlajar.

Segala sesuatu serba sementara,


karenanya hidup peluang berlajar.
Hidup di dunia hanya sementara,
perbuatan buruk tidak ditawar.

3. Anggrek tupai di teras rumah,


mekar indah serupa mayang.
Segala perkara terasa mudah,
jika setia kita sembahyang.

Segala perkara terasa mudah,


jika setia kita sembahyang.
Berteman itu tidak susah,
jika kita saling sayang.

Pohon lontar bertumbuh sepasang,


berlatarkan gunung berliput awan.
Semesta ciptaan indah dipandang,
mustahil kebesaran Tuhan dilawan.

Semesta ciptaan indah dipandang,


mustahil kebesaran Tuhan dilawan.
Kejahatan harus dibentang,
karena itu perlu ditiadakan.

4. Mustahillah bumi menolak hujan,


selagi insan menginginkan bunga.
Hidup menjalankan hak kewajiban,
tuntunan musafir pendamba surga.

Hidup menjalankan hak kewajiban,


tuntunan musafir pendamba surga.
Menjalankan tugas tanpa beban,
sebab bekerja dengan sesama.

Kawanan kerbau mengendus kolam,


sebelum senja meninggalkan padang.
Setiap perselisihan mestinya diredam,
jauhkan orang mengandalkan pedang.

Setiap perselisihan mestinya diredam,


jauhkan orang mengandalkan pedang.
Jadi orang janganlah suka dendam,
karena kebaikan selalu dipandang.

5. Semesta setia hadirkan pesona,


dibahasakan kala kuntum mekar.
Kejujuran itulah kereta kencana,
pelengkap semangat yang tegar.

Kejujuran itulah kereta kencana,


pelengkap semangat yang tegar.
Kebajikan perlu dipiara,
Semangat juang jangalah pudar.

Fajar bolehlah bertukar petang,


sisakan kisah seluas pelataran.
Tuhan menunggu insan datang,
berkisah hidup dalam kehinaan.
Tuhan menunggu insan datang,
berkisah hidup dalam kehinaan.
Hadapi masalah dengan tenang,
Karena perbuatan butuh tindakan.

6. Gladiola mekar dekat kolam,


batang tegak lampaui perdu.
Gembira itu ekspresi terdalam,
penguat jiwa melepas sendu.

Gembira itu ekspresi terdalam,


penguat jiwa melepas sendu.
Keburukkan hati yang kelam,
Kabijaksanaan pasti dirindu.

Langit tidak selalu mendung,


menjadikan kota tampak ceria.
Kasih Tuhan tiada terbendung,
pelita pewarta kabar gembira.

Kasih Tuhan tiada terbendung,


pelita pewarta kabar gembira.
Orang beriman hidup berdendang,
dengan senang gembira ria.

7. Kelopak mawar menanti hujan,


walau kuntumnya tinggal satu.
Kepastian akan adanya tujuan,
membuat hidup bergerak maju.

Kepastian akan adanya tujuan,


membuat hidup bergerak maju.
Hidup pasti punya tujuan,
untuk menjalani tanpa ragu.
Rumah adat menegak ke langit,
bahasakan kisah berderet warsa.
Warisan budaya haruslah dirakit,
sebelum kehidupan beralih masa.

Warisan budaya haruslah dirakit,


sebelum kehidupan beralih masa.
Adat istiadat harus dirawat,
Kalau tidak bisa tiada.

8. Mentari terpancar terus bergerak,


menapasi kuntum penghias kota.
Beriman berarti pilihan bertindak,
bukan persoalan keindahan kata.

Beriman berarti pilihan bertindak,


bukan persoalan keindahan kata.
Memgimani pilihan mendadak,
bukan hanya pilihan semata.

Gerimis mustahil menepis sinar,


ketika semesta merindu pelangi.
Perbuatan baik berpahala besar,
segala berkat mustahil terhalangi.

Perbuatan baik berpahala besar,


segala berkat mustahil terhalangi.
Perbuatan baik tidaklah pudar,
agar memperoleh hidup tinggi.

9. Kuntum mekar tiada berdaun,


narasi semesta dalam hening.
Kata bijak hanyalah penuntun,
melengkapi nurani nan bening.

Kata bijak hanyalah penuntun,


melengkapi nurani nan bening.
Kebaikan bukan sebuah tuntutan,
menjamin hidup akan datang.

Mengejar senja menuruni karang,


abadikan kisahnya di ujung langit.
Semesta hanya tempat bersarang,
merasakan suasana manis pahit.

Semesta hanya tempat bersarang,


merasakan suasana manis pahit.
Tuhan tempat berlindung,
dari segala yang jahat.

10. Mawar merah sepohon kecil,


mekar tanpa orang meminta.
Hidup terkadang tidak adil,
kalau tidak diimbangi cinta.

Hidup terkadang tidak adil,


kalau tidak diimbangi cinta.
Pengetahuan sangat kecil,
jika kita tidak membaca.

Senja kembali merenda cemara,


menggires sinar di lintasan jalan.
Tuhan berkarya tidaklah kentara,
mengajak jiwa yang ketinggalan.

Tuhan berkarya tidaklah kentara,


mengajak jiwa yang ketinggalan.
Mencintai tanpa rasa,
membuat hati tidak karuan.

11. Kembang putih berdaun hijau,


terbuka lebar menantikan fajar.
Kualitas hidup harus terpantau,
sepanjang tujuan belum terkejar.

Kualitas hidup harus terpantau,


sepanjang tujuan belum terkejar.
Meraih prestasi mesti ditinjau,
agar kesuksesan bisa dikejar.

Kabut mustahil mengalahkan senja,


walaupun turun mengejar malam.
Kebesaran Tuhan teruslah dipuja,
ekspresi kesadaran hati terdalam.

Kebesaran Tuhan teruslah dipuja,


ekspresi kesadaran hati terdalam.
Nama Tuhan yang termulia,
dari relung hati yang mendalam.

12. Kamera membidik sekuntum dahlia,


merekam kisah kesetiaan semesta.
Kejujuran narasi kehidupan termulia,
melampaui kekayaan intan permata.

Kejujuran narasi kehidupan termulia,


melampaui kekayaan intan permata.
Keagungan Tuhan sungguh mulia,
dirasakan seluruh dunia.

Senja melintas di pohon cemara,


menjanjikan fajar selepas malam.
Susah senang semua sementara,
bukan alasan harapan tenggelam.

Susah senang semua sementara,


bukan alasan harapan tenggelam.
Susah senang hadapi bersama,
hati nurani selalu terdalam.

13. Kuntum mekar belumlah tuntas,


merindukan mentari akan terbit.
Tugas panggilan haruslah tuntas,
kekuatan semangat terus dirakit.

Tugas panggilan haruslah tuntas,


kekuatan semangat terus dirakit.
Belajar itu sebuah rutinitas,
dilakukan sedikit demi sedikit.

Bangunan gereja tampak samar,


senasib nyiur ditinggal kencana.
Beramal ibadah dijadikan pagar,
pengaman jiwa hadapi bencana.

Beramal ibadah dijadikan pagar,


pengaman jiwa hadapi bencana.
Semangat belajar tidaklah pudar,
agar prestasi dapat terencana.

14. Tiada kuntum mekar dadakan,


selama alam ketiadaan cahaya.
Kasih sempurna Roh tindakan,
membingkai jejak ziarah jiwa.
Kasih sempurna Roh tindakan,
membingkai jejak ziarah jiwa.
Roh kudus diperoleh dari Tuhan,
untuk menenangkan jiwa dan raga.

Senja terpancar bagaikan kedipan,


mengakhiri kisah mengenang hari.
Wasiat kasihlah narasi kehidupan,
yang seharusnya membingkai hati.

Wasiat kasihlah narasi kehidupan,


yang seharusnya membingkai hati.
Kata kotor ujaran kebencian,
yang merusak kebaikan hati.

15. Mekar sekuntum mawar merah,


penghias halaman indah dilihat.
Domba surgawi mengucur darah,
pelunas kealpaan warga sejagat.

Domba surgawi mengucur darah,


pelunas kealpaan warga sejagat.
Hati Tuhan yang termurah,
untuk mengampuni dosa umat.

Mentari mengakrabi jalan raya,


ketika penghuni kota melintas.
Kasih tergantung berserah nyawa,
membebaskan jiwa tanpa batas.

Kasih tergantung berserah nyawa,


membebaskan jiwa tanpa batas.
Tuhan rela berserah nyawa,
karena cintanya tanpa batas.
16. Kembang indah menyambut pagi,
membiarkan musim siap bertukar.
Jangan biarkan kesempatan pergi,
selagi semangat semakin berkobar.

Jangan biarkan kesempatan pergi,


selagi semangat semakin berkobar.
Jika kesuksesan dibiarkan pergi,
maka keburukan terus berkobar.

Senja mustahil membenci langit,


bahkan selalu menjanjikan fajar.
Andaikan kehidupan terasa sulit,
jadikan kesempatan untuk belajar.

Andaikan kehidupan terasa sulit,


jadikan kesempatan untuk belajar.
Jangan biarkan kamu tersesat,
jika kamu orang terpelajar.

17. Anggrek bermekaran pagi-petang,


menjadikan semesta penuh pesona.
Orang beriman merindukan terang,
menuntun pencarian jiwa termulia.

Orang beriman merindukan terang,


menuntun pencarian jiwa termulia.
Hanya Tuhan yang paling terang,
karena kekudusannya begitu mulia.

Petak terbelah tertimpa sinar,


sebelum jagat merestui petang.
Orang benar pastilah bersinar,
hidup tenteram hatinya tenang.

Orang benar pastilah bersinar,


hidup tenteram hatinya tenang.
Perbuatan baik janganlah pudar,
jika ingin hati senang.

18. Anggrek bulan mekar mengagumkan,


narasikan semesta menyambut pagi.
Semua kebaikan pasti menumbuhkan,
sebagaimana hujan membasahi bumi.

Semua kebaikan pasti menumbuhkan,


sebagaimana hujan membasahi bumi.
Iman kita pasti bertumbuh,
sesuai dengan hati nurani.

Kabut mustahil membenci sinar,


pemberi warna menjelang petang.
Pesan kebangkitan harus disebar,
melampaui segala aral melintang.

Pesan kebangkitan harus disebar,


melampaui segala aral melintang.
Kebangkitan kristus sudah disebar,
karena kebangkitan hatinya tenang.

19. Kembang segar terangkai serasi,


penghias mesbah sebelum layu.
Bahasa perbuatan mestilah berisi,
jangan sekadar berlalunya waktu.

Bahasa perbuatan mestilah berisi,


jangan sekadar berlalunya waktu.
Belajarlah bahasa puisi,
jangan hanya sekadar berlalu.

Nuca molas terbayang senja,


mewarnai laut tampak tenang.
Menjalani hidup secara sahaja,
membuat orang selalu senang.

Menjalani hidup secara sahaja,


membuat orang selalu senang.
Kebaikan hati bersuka ria,
menjadikan hidup tenang.

20. Amarilis mekar tak berdaun,


kelopak terbuka menanti pagi.
Narasi hidup berbilang tahun,
terus maju mustahil kembali.

Narasi hidup berbilang tahun,


terus maju mustahil kembali.
Perjuangan hidup bertahun-tahun,
dengan emosi yang terkendali.

21. Pohon terendam selagi pasang,


pratanda hari menanti terbenam.
Kehidupan akan terasa gersang,
jikalau hati terbungkus dendam.

Kehidupan akan terasa gersang,


jikalau hati terbungkus dendam.
Kejahatan akan menghilang,
jika kebaikan yang terdalam.

22. Butiran embun menempeli kelopak,


pasti menghilang ditaklukkan sinar.
Komitmen kebangsaan tak dirombak,
karena kepentingan yang tersamar.

Komitmen kebangsaan tak dirombak,


karena kepentingan yang tersamar.
Berkerja sama haruslah kompak,
senja menghilang terus bersinar.

Senja terekam melewati jendela,


selagi pesawat terbang merendah.
Tiada perjuangan tanpa kendala,
sepanjang orang terus berbenah.

Tiada perjuangan tanpa kendala,


sepanjang orang terus berbenah.
Perbuatan baik dapat pahala,
maka jangan pernah berubah.

23. Kuntum ada berpasangan selalu,


penghias dinding penyegar jiwa.
Keteladanan itu lebih memukau,
bukan sekadar pratanda wibawa.

Keteladanan itu lebih memukau,


bukan sekadar pratanda wibawa.
Manusia berdosa harus mengaku,
agar selamat dari bahaya.

Senja tinggalkan berderet pulau,


sebelum terlelap penghuni alam.
Pikiran sesat secepatnya dihalau,
sebelum menoreh luka mendalam.
Pikiran sesat secepatnya dihalau,
sebelum menoreh luka mendalam.
Perbuatan jahat harus dihalau,
agar kesedihan tidak mendalam.

24. Kuntum setangkai mekar menjulur,


penghias pelataran selama sepekan.
Beribadah itu kesempatan bersyukur,
kepada Tuhan penjamin kehidupan.

Beribadah itu kesempatan bersyukur,


kepada Tuhan penjamin kehidupan.
Berdoa itu pujian syukur,
Agar memperoleh ketenangan batin.

Biduk berlabuh menghindari badai,


sebelum berlayar melepas petang.
Semua pengalaman memberi nilai,
merajut kesuksesan masa datang.

Semua pengalaman memberi nilai,


merajut kesuksesan masa datang.
Semangat belajar dapat prestasi,
untuk menjamin semester akan datang.

25. Serumpun anggrek pengisi taman,


tampak mekar narasikan semesta.
Hidup sempurna karena berkawan,
memaknai ziarah menuju Pencipta.

Hidup sempurna karena berkawan,


memaknai ziarah menuju Pencipta.
Hidup dibumi banyak berteman,
agar punya banyak cerita..
Padi sawah belum berbunga,
dibayang gulma perusak akar.
Jalan hidup merindukan surga,
melintas jalan selalu berpagar.

Jalan hidup merindukan surga,


melintas jalan selalu berpagar.
Kehidupan kekal hanya disurga,
perbuatan baik perlu diikrar.

26. Lebah hitam menyerbuk kembang,


bahasa semesta menarasikan hidup.
Pendekar kehidupan pasti berjuang,
walaupun harapan terancam redup.

Pendekar kehidupan pasti berjuang,


walaupun harapan terancam redup.
Perjuangan melawan perang,
agar kita bisa hidup.

Padi menguning sepanjang kali,


disinari mentari hingga petang.
Pikiran bijak semestinya digali,
agar keputusan tiada ditentang.

Pikiran bijak semestinya digali,


agar keputusan tiada ditentang.
Perbuatan jahat mesti dikendali,
agar dapat hati yang tenang.

27. Amarilis mekar berkelopak serupa,


menghias taman menyambut pagi.
Nilai pemberian tidaklah seberapa,
asalkan terbungkus keikhlasan hati.

Nilai pemberian tidaklah seberapa,


asalkan terbungkus keikhlasan hati.
Awali pagi dengan menyapa,
jejak kebaikan akan diteliti.

Cahaya menembus semak belukar,


mengejar malam berujungkan pagi.
Perjalanan hidup haruslah ditakar,
memastikan nilai serentetan aksi.

Perjalanan hidup haruslah ditakar,


memastikan nilai serentetan aksi.
Janji suci pasti diikrar,
karena perjanjian punya saksi.

28. Kuntum mekar menandai hari,


tampak setinggi hitungan meter.
Kesetiaan mengikuti kata hati,
ukuran tepat menilai karakter.

Kesetiaan mengikuti kata hati,


ukuran tepat menilai karakter.
Kesetiaan seseorang pasti diuji,
untuk menjadi seorang pendekar.

Sinar senja tinggal sepotong,


setelah lelah edari semesta.
Orang susah mesti di tolong,
bukan demi pujian semata.

Orang susah mesti di tolong,


bukan demi pujian semata.
Hidup pastilah datang,
untuk menguji ketulusan kita.

29. Berkuntum putih bukanlah melati,


penghias pohon di dekat dinding.
Hidup meraih kebahagiaan sejati,
selagi semesta arena bertanding.

Hidup meraih kebahagiaan sejati,


selagi semesta arena bertanding.
Melawan musuh perlu belati,
agar menang saat bertarung

Hamparan sabana berpohon lontar,


tumbuh sepasang berlatar gunung.
Tantangan itu hanyalah pengantar,
mewujudkan impian paling agung.

Tantangan itu hanyalah pengantar,


mewujudkan impian paling agung.
Tantangan hidup pasti berputar,
Bagaikan roda yang sedang berguling.

30. Kusuma berlatar kembang kipas,


kembali mekar akhiri bulan.
Kebiasaan baik pantang dilepas,
menepis aneka bentuk kebatilan

Kebiasaan baik pantang dilepas,


menepis aneka bentuk kebatilan
Kebiasaan buruk harus dihempas,
menanti baiknya kehidupan.

Petani lelah berteduh sebentar,


merindu angin lautan melintas.
Sepanjang April darma didaftar,
kemungkinan banyak tak tuntas.

Sepanjang April darma didaftar,


kemungkinan banyak tak tuntas.
Akhiri bulan dengan ujian terpelajar,
Agar dapat nilai yang bagus.

Anda mungkin juga menyukai