Anda di halaman 1dari 6

TUGAS BAHASA INDONESIA

Nama : Muhammad Fachrurrazi


Kelas : x KKBT 2

Pantun Bebas

1. Bawa tali sepanjang lengan


Tali hijau harus diikatkan
Jika peduli dengan lingkungan
Menanam pohon ayo lakukan.
2. Buah asem, bunga melati
Tumbuh terpencil di dekat kali
Rasa kangen menyapa hati
Teman kecil yang selalu peduli.
Pantun Pendidikan
1. Suara gemuruh seperti anak lagu
Kudengar sampai ke langit biru
Membeli seragam tanpa ragu
Untuk mendapatkan posisi terbaru

2. Kenangan terakhirnya adalah baju


Dia sudah menjadi jenazah
Sekolah tempat mencari ilmu
Penghargaan terakhir mendapat ijazah

Pantun Agama
1. Tekun kita beramal ibadah
Untuk belanja di kemudian hari
Kita serahkan kehadirat Allah
2. Sebatang pohon daunnya rimbun
Lebat daunnya tiada buahnya
Walaupun hidup seribu tahun
Kalau tak sembahyang apa gunanya

Pantun Jenaka
1. Putih-putih bunga melati
Merah-Merah buah delima
Bagaimana hati tak geli
Melihat gajah bermain mata

2. Pagi-pagi makan kuaci


Jangan dimakan dengan kulitnya
Bagaimana pula kau ini
Satu tambah satu masa tak bisa

Pantun Persahabatan
1. Putih-putih bunga melati
Merah-Merah buah delima
Bagaimana hati tak geli
Melihat gajah bermain mata

2. Pagi-pagi makan kuaci


Jangan dimakan dengan kulitnya
Bagaimana pula kau ini
Satu tambah satu masa tak bisa

PUISI
Puisi Bebas
1. Sajak Matahari

Matahari bangkit dari sanubariku.


Menyentuh permukaan samodra raya.
Matahari keluar dari mulutku,
menjadi pelangi di cakrawala.

Wajahmu keluar dari jidatku,


wahai kamu, wanita miskin!
kakimu terbenam di dalam lumpur.
Kamu harapkan beras seperempat gantang,
dan di tengah sawah tuan tanah menanammu!

Satu juta lelaki gundul


keluar dari hutan belantara,
tubuh mereka terbalut lumpur
dan kepala mereka berkilatan
memantulkan cahaya matahari.
Mata mereka menyala
tubuh mereka menjadi bara
dan mereka membakar dunia.

Matahari adalah cakra jingga


yang dilepas tangan Sang Krishna.
Ia menjadi rahmat dan kutukanmu,
ya, umat manusia!

Pusi Ramadhan
Selamat Bulan Ramadhan
Karya: Masayu Sechmaida

Mati bulan pada lini


Hilal bersimpul, tersenyum mentari
Terbuka pintu bulan pahala suci
Cahaya mulia menyambangi hari

Langkah pertama menjejak hati


Ikhlas menjalani perintah Ilahi
Berpuasa sepenuh bulat bulan
Dengan cobaan menuju kemenangan

Menumpas nafsu nan meraja


Menahan lapar dahaga mendera
Seluas samudra kesabaran teruji
Lisan terjaga dari perkataan keji

Jiwa raga pancarkan kasih nurani


Pijarkan putih cahaya ruhani
Membaur sinar kemuliaan bulan pahala
Menyentuh hangat insan beriman

Titian bulan pahala terbentang kemuliaan


Semangatlah menapaki dengan ketaqwaan
Hingga final menggapai kemenangan
Selamat menjalani ibadah Ramadhan

Puisi Majas
Majas litoses

Majas litoses merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk memperkecil atau
melemahkan sesuatu. Berikut ini contohnya:

Aku bukan siapa-siapa

Berulang kali ku panggil namamu

Sekali saja kau menoleh ke arahku

Namun senyummu bukanlah untukku

Aku hanyalah angin

Puisi Balada
2. Balada Orang-orang Tercinta
Karya: W.S. Rendra
Kita bergantian menghirup asam
Batuk dan lemas terceruk
Marah dan terbaret-baret
Cinta membuat kita bertahan
dengan secuil redup harapan
Kita berjalan terseok-seok
Mengira lelah akan hilang
di ujung terowongan yang terang
Namun cinta tidak membawa kita
memahami satu sama lain
Kadang kita merasa beruntung
Namun harusnya kita merenung
Akankah kita sampai di altar
Dengan berlari terpatah-patah
Mengapa cinta tak mengajari kita
Untuk berhenti berpura-pura?
Kita meleleh dan tergerus
Serut-serut sinar matahari
Sementara kita sudah lupa
rasanya mengalir bersama kehidupan
Melupakan hal-hal kecil
yang dulu termaafkan
Mengapa kita saling menyembunyikan
Mengapa marah dengan keadaan?
Mengapa lari ketika sesuatu
membengkak jika dibiarkan?
Kita percaya pada cinta
Yang borok dan tak sederhana
Kita tertangkap jatuh terperangkap
Dalam balada orang-orang tercinta

Puisi Tipografi

Sebagai Dahulu
Laksana bintang berkilat cahaya,
Di atas langit hitam kelam,
Sinar berkilau cahya matamu,
Menembus aku kejiwa dalam.

Ah, tersadar aku,


Dahulu ………………………………
Telah terpasang lentera harapan
Tetiup angin gelap keliling.

Laksana bintang di langit atas,


Bintangku Kejora
Segera lenyap peredar pula,
Bersama zaman terus berputar

Anda mungkin juga menyukai