Anda di halaman 1dari 89

0

Pengantar Cinta: Tauhid Nur Azhar


Duddy Fachrudin
Penulis Buku, Trainer, & Praktisi Mindfulness

Kuliah Cinta edisi 2

1
Untuk seluruh Guru Kehidupan yang telah memberikan kelembutan dan hangatnya cinta

0
Pengantar Cinta

Sebuah pengantar sederhana dalam mengarungi samudera cinta-Nya. Lautan kehidupan senantiasa

terhampar di hadapan usia. Selama umur masih terukur dan raga belum terkubur, maka lautan itu

niscaya wajib kita layari. Bila sejenak kita berdiam dan menyesali diri, maka berkepinglah kita hancur

terhempas ke tubir karang dengan terpaan gelombang yang memburu menerjang. Maka pelaut cinta

tak akan berhenti mengembara dan menyinggahi pulau-pulau tak bernama, bahkan sampai di ujung

benua tak bertanda.

Dalam perjalanan ia akan berjumpa dengan berupa manusia, berjuta duka, bermilyar suka, bergalon air

mata, tapi juga berliter-liter derai tawa. Tak terhitung berapa wajah berulas senyum ditemuinya, tak

terhitung pula wajah tersaput mendung dilihatnya kala nestapa merundung. Tapi setiap pelaut tahu, ia

pun mau untuk bersandar di sebuah pelabuhan. Di sebuah laguna yang jernih airnya memantulkan

ketenangan dan kebahagiaan. Ia memerlukan bintang sebagai pandu bahteranya. Ia memerlukan angin

3
untuk mengembangkan layar jenteranya. Ia memerlukan ombak untuk mengalun dan arus untuk

menghanyut, melarutkan rindu, melarungkan sepi. Menitip langit sang nakhkoda berkata:

“Jika aku telah menempatkan hatiku di pelabuhan tujuan, maka sudikah kiranya engkau menjadi bintang

pemandu hidupku. Sudikah anak-anak kita menjadi angin catudaya kapal kita untuk melaju. Dan sudikah

sanak saudara kerabat sahabat kita menjadi ombak yang terus mengarus? Menghanyutkan dan

melantun sampai akhir tujuan. Agar aku, kau, dan anak-anak kita kelak pasti berlabuh di teluk yang

teduh. Teluk yang rahim dengan muara rahmah, di mana semua cinta berumah.

Bersamamu dan anak-anak kita, akan kujemput hatiku kembali. Kan kusimpan dalam kehakikian Illahi

Robbi.”

Tauhid Nur Azhar

4
Dari Penulis

Sang pencinta pasti merindu pada kekasih hatinya. Ia ingin berjumpa walau hanya sedetik saja. Lalu
bertutur kata, keluh kesah, hingga kisah kepadanya. Hatinya begitu gembira tampak dari rona merah
pipinya. Andai ku dapat bertemu dengannya. Begitu kata hatinya.

Itulah cinta. Dan buku ini merupakan edisi kedua dari “Kuliah Cinta” yang saya tulis pertama kali pada

tahun 2012. Tentu terdapat banyak revisi, baik kata maupun kalimat. Lalu pada edisi baru ini juga
terdapat tambahan tulisan yang berasal dari pengalaman pribadi ketika berinteraksi dengan teman,
sahabat, klien, dan guru kehidupan.

“Kuliah Cinta” berarti sinau atau belajar cinta dari kehidupan, baik orang-orang di sekitar, orang-orang

teladan, hewan, tumbuhan, air, cahaya matahari, dan semesta raya, serta Tuhan tentunya. Sebagai

manusia biasa yang memiliki potensi iqra (melihat, membaca, memperhatikan, mendengarkan,

5
mengamati, bertanya), cinta menjadi menu wajib yang perlu diraih dan diinternalisasikan ke dalam hati.

Karena hanya dengan cintalah tercipta keindahan, kelembutan, dan kehangatan. Cinta membuat hidup
berwarna. Dan cinta yang menjadikan manusia menjadi insan mulia.

Semoga pembaca mendapat manfaat dari buku sederhana ini. Terima kasih cinta.

Dusun Cengkehan Imogiri, Desember 2016

Duddy Fachrudin

6
Daftar Isi

Cinta... 9 Aku Jatuh Cinta 43

Cinta yang Memaksa 12 2 Hal Penting 49

Meningkatkan Rasa Cinta 14 Bapak Tukang Pos 54

Attachment 16 Bidadari Surga 57

Perempuan 18 Jeruji Pikiran 61

Semuanya Kembali pada Niat 24 Jangan Marah 64


From This Moment 30 Jangan Marah II 68
Satu Klub 33 Please Forgive Yourself 71

Satu Cinta 37 Love Yourself 77

Mengukur Satu Cinta 39 Bahagia 80

7
8
Cinta...

Mendengarkan “First Love” dari Nikka Costa membuat perasaan kita melayang kembali ke masa-masa

pertama kali kita jatuh cinta. Hati bergetar dan perasaan tak menentu serta harap-harap cemas

merupakan respon fisiologis dari hasil penerjemahan hipotalamus yang bersinergi dan berkolaborasi

dengan berbagai kelenjar endokrin atas sensasi cinta yang terlihat, terdengar, dan terasa di talamus.

Sehingga tidak heran ketika kita pertama kali ingin mengatakan cinta pada sang pujaan hati jantung
kita berdegup sangat kencang, laju respirasi meningkat, suhu tangan menurun, tekanan darah naik, dan
pupil melebar. Pada saat seperti itu kita pun bingung apakah harus “fight” menyatakan cinta atau “flight”

menghindarinya untuk menenangkan diri sesaat.

Terasa aneh namun itulah kenyataannya. Toh Nikka Costa juga bingung apa yang harus dilakukan.

9
It’s my first love
What I’m dreaming of
When I go to bed
When I lay my head upon my pillow
Don’t know what to do

Begitulah cinta. Menghadirkan kebingungan. Menambah kegalauan. Seperti yang pernah dirasakan

juga oleh Cinta kepada Rangga. Marah dan benci kepada Rangga, tapi cinta...

Maka dalam kebingungan dan kegalauan, sudah saatnya kita menyelam ke dalam samudera cinta.

Dalam keheningan, kita mendengarkan hati mengatakan hal yang sejujurnya tentang cinta. Lalu
mengamatinya, merasakannya apa adanya.

Dan pertanyaan itu datang mendekat:

10
“Apakah kau telah siap?”, sang hati bertanya kepadamu.

Sebuah pertanyaan tentang kesiapan kita mengatakan cinta kepadanya. Tidak, bukan hanya sekedar

mengatakan cinta, namun meminangnya.

Meminang dengan mengucapkan hamdalah lalu bershalawat kepada Rasulullah Saw. Selain

disunnahkan, rasa syukur dan shalawat yang terucap juga mengaktifkan gelombang alfa yang membuat

diri kita tenang dan dan relaks. Dengan begitu, rasa cinta yang kita ucapkan bukan karena hawa nafsu
yang berpusat pada nukleus akumben. Namun kita mengucapkannya karena ingin mengajaknya
bersama-sama menuju surga-Nya.

“Apakah kau telah siap?”, sang hati bertanya lagi kepadamu.

Karena larut dalam keheningan, aku lupa menjawabnya.

11
Cinta yang Memaksa

Allah tak pernah memaksa mahluknya yang bernama manusia untuk masuk ke dalam Islam. Maka untuk

apa kita memaksa cinta menjadi milik kita? “Kau milikku, aku tak rela jika kau bersama orang lain,”

Kalimat itu terucap sebelum adanya ikatan. Pantaskah?

Sebelum adanya ikatan saja sudah mengatakan hal seperti itu, bagaimana jika sudah berkomitmen?

Dan kalimat di atas mungkin diteruskan dengan, “Jika kau bersama orang lain maka aku akan bunuh
diri,” atau “Jika kau berpaling dariku maka kau harus memberikan 50% harta kekayaanmu kepadaku.”

Sebuah cinta yang tulus tidak memiliki syarat apa pun. Cinta yang tulus tidak pernah memaksa dan

menekan. Cinta yang tulus tidak diatur oleh hawa nafsu si posesif yang memperlakukan pasangannya

bagaikan robot.

12
Itulah mengapa Allah Swt. menciptakan otak yang tidak hanya terdiri dari batang otak dan sistem limbik

saja. Allah ciptakan korteks otak sebagai fungsi luhur yang menjadikan manusia sebagai mahluk yang
bijaksana dalam memahami dan mengelola sebuah perasaan yang bernama cinta. Orang yang

teraktivasi korteks bagian depannya akan memiliki empati dan kelembutan dalam berinteraksi dengan

orang lain. Ia juga menjadikan cinta dan kedamaian sebagai fondasi menjalani kehidupan ini.

Bagaimana hal itu bisa terjadi?

Kuncinya hanya satu yaitu mendekat dan mencintai-Nya, dan selalu sadar bahwa semua yang
diciptakan-Nya adalah milik-Nya, termasuk pasangan kita. Disitulah kita akan merasakan cinta yang

indah. Dan tugas kita terhadap pasangan kita adalah cukup menemaninya dan menjaganya hingga
ujung waktu. Hingga suatu masa yang indah, cinta akan dipertemukan lagi oleh-Nya, tentu saja di surga.

13
Meningkatkan Rasa Cinta

Suatu ketika saya bertualang meniti bebatuan dalam eloknya riak sungai. Menaiki jembatan bambu

yang bergoyang menggerus keseimbangan. Suara alam, jangkrik, dan burung terdengar begitu merdu.

Sementara cahaya matahari menyembul malu-malu dari balik pohon-pohon rimba.

Setelah menempuh perjalanan panjang, sampailah di tempat tujuan. Terlihat sebuah keluarga: ayah,

bunda, dan dua buah hatinya. Yang satu berusia sekitar tujuh tahun. Satu lagi yang berada dalam
dekapan bundanya berusia sekitar dua tahun. Mereka menapaki jalur petualangan yang naik dan turun
yang sama seperti saya. Terlihat pancaran rona bahagia di wajah mereka. Rona bahagia itu seolah pesan

syukur atas keagungan cipta karya-Nya. Dalam eratnya genggaman tangan ayah-bunda terpancar

sinergi dan kolaborasi cinta.

14
Inilah sebuah cara yang indah dalam meningkatkan rasa cinta. Bertualang dan berjalan jauh bersama

mengikat momen yang indah dan tak terlupakan. Ketika rihlah penuh cinta, momen-momen indah itu
akan bersemayam di hipokampusnya masing-masing. Emosi bahagia tumpah ruah ke sekujur tubuh

yang lelah. Tetesan keringat bagaikan endorfin sekaligus oksitosin yang memperkuat cinta.

Saya belajar dari keluarga itu: keluarga yang terlihat sederhana.

Saat keluarga lain menghabiskan waktu di pusat perbelanjaan, mereka dengan senyum dan tawa
bahagia melakukan petualangan. Rasa cinta antara ayah-bunda, dan ayah bunda dengan anak-anaknya
semakin meningkat. Kelak suatu hari di masa depan, anak-anak akan bertutur kisah bahagia saat mereka

mendaki rimba bersama ayah bunda tercintanya. “Inilah perjalananan kita, perjalanan cinta,” begitu
mereka mengakhiri kisahnya.

15
Attachment

Michael Resnick dalam The Journal of The American Medical Association (1997), menyatakan remaja

yang merasa dicintai dan terhubung dengan orangtua mereka lebih jarang hamil di luar nikah, memakai

narkoba, bertindak agresif dan destruktif, serta bunuh diri. Pertanyaannya, bagaimana bisa hal itu

terjadi?

Bayangkan seorang ayah dan ibu yang sibuk bekerja serta memiliki waktu yang sangat sedikit sekali
untuk berinteraksi dengan anak-anaknya. Pada saat anak berusia remaja, ayah dan ibu tersebut semakin
bekerja lebih giat karena posisi mereka lebih bergengsi berada pada jajaran top eksekutif di

perusahaannya. Interaksi antara orangtua dan anak hanya terjadi ketika hari minggu, itu pun jika

orangtua tidak memiliki urusan lain. Dengan kondisi tersebut, apa yang mungkin terjadi dengan

perkembangan psikologi anak? Maka suatu hal yang mungkin jika melakukan hal-hal negatif seperti

yang dikatakan Resnick.

16
Lalu... sesungguhnya bukan jalan-jalan ke Bali atau Singapura yang dibutuhkan anak. Melainkan

attachment yang sehat dan penuh kasih sayang yang diharapkan anak dari ayah bundanya. Ia rindu
akan oksitosin dari sang bunda saat dirinya lahir ke dunia. Ia pun rindu akan cinta sang ayah yang

terbalut dengan pesona diamnya, seperti ayah Ikal—ayah juara satu sedunia.

Maka, jika orangtua terlalu sibuk, siapa yang melantunkan ayat-ayat-Nya serta menceritakan kisah para

Nabi dan teladan yang menginspirasi dunia?

17
Perempuan

Perempuan datang atas nama cinta


Bunda pergi karena cinta
Digenangi air racun jingga adalah wajahmu
Seperti bulan lelap tidur di hatimu
Yang berdinding kelam dan kedinginan

Ada apa dengannya?


Meninggalkan hati untuk dicaci

Lalu sekali ini aku lihat karya surga dari mata seorang hawa

Ada apa dengan cinta?

18
Tapi aku pasti akan kembali dalam satu purnama
Untuk mempertanyakan kembali cintanya

Bukan untuknya
Bukan untuk siapa
Tapi untukku

Karena aku ingin kamu


Itu saja
(dibacakan Rangga di ending “Ada Apa Dengan Cinta”)

Pernahkah terbesit mempelajari perempuan? Tidak. Itulah yang saya pikirkan dulu. Namun kini seiring

berjalannya waktu dan bertambahnya usia saya perlu mempelajarinya, mengenalinya, dan

memahaminya. Pertanyaannya bagaimana dan dengan cara seperti apa?

19
Mengapa tidak mulai saja dengan melihat dan mengenali perilaku ibu?

Ibu: sifat, karakter, dan perilaku seorang wanita tercermin dari seorang ibu. Dialah orang pertama yang

khawatir akan kondisi anak-anaknya. Ibu pula yang menolong kita pertama kali saat kita sakit. Kasih

sayangnya tertumpah ruah. Cintanya tak bisa diukur karena begitu tulusnya ia mencintai kita. Tak heran

Rasulullah Saw. menyebut kata “ibu” tiga kali sebagai orang yang paling penting bagi kita sebelum kata

“ayah”.

Berikutnya, kita bisa mempelajari perempuan dari istri kita. Bagi yang telah menikah pasti dapat
merasakan perbedaan antara kita sebagai suami dengan istri kita. Tidak mudah memahami satu sama

lain, karena kadang ego masing-masing dapat mengalahkannya. Sang istri mengharapkan suaminya
tidak hanya bekerja, tapi juga ikut membantu mengurus anak. Sementara sang suami bersikeras tak

mau membantu karena ketika tiba di rumah selepas bekerja energi fisik dan psikisnya sudah terkuras

20
sehingga tak ada waktu untuk menyambut permohonan istrinya. Itulah kenyataannya. Oleh karenanya,

alm. Sophan Sophian mengatakan bahwa pernikahan adalah manajemen ketidakcocokan.

Mempelajari perempuan tidak lepas dari wanita-wanita pilihan yang pernah hidup di dunia ini. Kisahnya

tertulis dalam artikel maupun buku-buku yang tak pernah lekang oleh waktu. Ibunda Khadijah, Aisyah,

dan Fathimah, tiga perempuan yang termasuk di dalamnya. Mereka adalah wanita-wanita terbaik yang

memiliki kualitas surga. Lihatlah Khadijah, yang selalu setia menemani dan menjadi teman curhat

Rasulullah Saw., manusia paling mulia itu mengalami guncangan saat awal-awal menerima wahyu. Lihat
pula bagaimana cemburunya Aisyah kepada istri Nabi Saw. yang lain. Dan Fathimah Azzahra yang
anggun yang tidak ingin dimadu oleh Ali bin Abu Thalib.

Perempuan berbeda dengan laki-laki. Value utama perempuan adalah yang berkaitan dengan perasaan

dan hubungan (relationship), sementara laki-laki menekankan power, competence, dan achievement,

begitu kata John Gray, penulis “Men Are From Mars, Women Are From Venus”.

21
Maka sebagai seorang laki-laki, kita harus bisa memahami perempuan dari setiap kata yang terucap,

dari raut wajah yang tergurat, dan dari air mata yang mengalir menuruni kedua pipinya. Dengan
memahaminya, perbedaan bukan menjadi penghalang. Justru perasaan cinta dan sayang akan semakin

besar.

Begitukah?

Mungkin...

Karena bagi seorang laki-laki, yang terpenting adalah meniatkan diri untuk menjadi pasangan terbaik

baginya, bukan?

Dalam ending “Ada Apa Dengan Cinta”, kepergian Rangga untuk melanjutkan sekolah ke New York

membanjiri air mata Cinta. Sesungguhnya, jauh-dekatnya jarak antara dua orang yang saling mencintai

22
tidak akan membedakan rasa. Rasa itu tetap sama jika kita meniatkan cinta ini sebagai satu pijakan

untuk meraih cinta-Nya.

Maka perempuan... ijinkanlah setiap bulir air mata yang menetes adalah karena-Nya. Dengan begitu

tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tak ada yang perlu dirisaukan. Jalani saja perjalanan cinta ini dengan

sederhana. Itu saja...

23
Semuanya Kembali Pada Niat

Jalanan masih pagi. Semburat senja terpantul indah di empang sebelah penginapan di sebuah kota. Ia

berpadu dengan uap panas yang muncul sehingga tampak seperti kabut tipis Mandalawangi yang

menari-nari, menyapa kami para pejalan kaki.

Saya memandang lewat jendela di dalam mobil yang menuju kaki Papandayan. “Allahumma yassir wa

la tuassir”, begitu kata sahabat kehidupan pagi itu via sms yang membuat saya tak tahan meneteskan
air mata. Semoga Allah memudahkan urusan hari itu.

Hari itu? Hari awal dari sebuah cerita baru.

Ijinkan aku menyapa


Kepada dunia

24
Tentang kita
Tentang cinta

Ijinkan aku berkata:


Terima kasih cinta

Ijinkan aku berencana


Tentang sebuah keluarga:
Mereka berlari, tersenyum, tertawa
Indahnya

Ijinkan harapan ini berwujud do’a


Bersama kita memohon kepada-Nya
Satu, hanya satu:

25
Pernikahan yang barokah

Ijinkan aku terus belajar


Menjadi pelindung dan pembuka jalan bagimu

Ijinkan aku selalu ada


Untukmu
Untuk kita
Untuk perjalanan ini menuju surga-Nya

Cerita baru. Semua orang pasti memiliki cerita baru. Cerita-cerita yang bermula sejak kelahiran hingga
ajal menjemputnya. Dalam rentang waktu itu selalu bermunculan cerita baru. Cerita-cerita itu terangkai

menjadi sebuah simfoni kehidupan yang terelaborasi dari berbagai rasa: sedih, kecewa, marah, senang,

dan bahagia.

26
Masih ingatkah dengan sebuah masa saat ibunda tercinta mengantar kita pertama kali ke sekolah?

Kemudian masih ingatkah saat-saat kita mengalami jatuh cinta? Masih ingatkah saat kita diterima kuliah
di sebuah kampus ternama. Masih ingatkah saat kita begitu bahagianya menerima gaji atau penghasilan

dari hasil kerja atau bisnis kita? Masih ingatkah pada suatu masa yang indah terpatri sebuah ikatan suci

antara kita dan kekasih hati?

Cerita-cerita baru pun terus berlanjut, di mana kita tak lagi merengek pada orangtua minta dibelikan

sepatu roda. Namun cerita tentang diri dan kekasih hati menuliskan rencana-rencana petualangan cinta.
Inilah cerita tentang aku dan kamu yang melebur menjadi kita. Maka dimulailah kehidupan baru
berbalut nuansa berbagai rasa. Dan ijinkan segala rasa itu tertuju pada-Nya.

Ijinkan aku selalu ada


Untukmu
Untuk kita

27
Untuk perjalanan ini menuju surga-Nya

Tak ada yang bisa menjaga kita selain Dia. Tak ada yang dapat melindungi kita selain Dia. Maka

petualangan yang kita rajut dan jalani ini sandarkan kepada-Nya. Hingga saatnya tiba kita kembali

kepada-Nya. Dari Dia kembali pada Dia.

Akhirnya tak ada yang paling indah selain janji setia kita pada pasangan kita:

I will love you


As long as a live
From this moment on...

28
29
From This Moment

Mungkin jika ada satu lagu cinta atau pernikahan yang paling indah liriknya adalah “From This Moment”,

yang populer dinyanyikan oleh Shania Twain:

From this moment, life has begun


From this moment, you are the one
Right beside you, is where I belong
From this moment on

Indah, bukan?

“From this moment” adalah ungkapan rasa yang paling indah ketika kita mengalami pengalaman yang

tidak pernah terlupakan dalam hidup sehingga dapat memicu reaksi kimiawi dalam tubuh yang

30
kemudian memunculkan senyawa-senyawa dopamin, adrenalin, feniletilamine, serotonin, oksitosin,

vasopresin, dan juga enkefalin.

Rasakanlah saat kita jatuh cinta. Tubuh kita akan memproduksi hormon adrenalin yang membuat kita

deg-degan ketika kita bertemu pujaan hati atau sebaliknya memicu keluarnya hormon endorfin yang

menenangkan. Namun yang jelas, cinta membuat seseorang lebih bersemangat hidup, dan ketika kita

kehilangan sang cinta, hidup terasa sepi dan hampa. Hormon dopamin dan serotonin dalam diri kita

tak ada lagi, sehingga kita terbelenggu dalam kemurungan serta depresi.

Hidup seakan berakhir karena cinta telah pergi, sehingga Romeo menembakkan dirinya ketika melihat

Juliet tak sadarkan diri. Emosi mengalahkan kebijaksanaan, seperti dalam ungkapan, “Aku ingin
menemanimu kapan pun dan di mana pun, serta dalam kondisi apa pun!”, mungkin itulah yang terucap

dalam hati Romeo saat itu. Cintanya setia. Seperti tugas hormon feniletilamine, namun cinta itu

diletakkan pada tempat yang salah.

31
Jika tadi adalah Romeo dan Juliet versi Shakespeare, maka inilah kisah Romi dan Juli:

Sang Juli tampak murung dan sedih ketika Romi pergi meninggalkannya. Beberapa tawaran bermain

film ditolaknya. Ia masih berduka bahkan terus bertanya tentang kepergian kekasihnya.

Sampai suatu saat, Ia kembali dalam suatu lakon dalam sebuah film. Berbeda dengan kisah Shakespeare,

Juli bangkit dan terus hidup serta berkarya. Bahkan Ia memasang gelar dibelakang namanya, yaitu

Sophian. Juli itu bernama Widyawati Sophian, istri dari almarhum Sophan Sophian. Hormon
feniletilamine, menjaga kesetiaan pada satu cinta. Satu cinta yang diberikan Juli kepada Romi.

32
Satu Klub

Jika ada pemain sepakbola yang suka berganti klub, maka jawabannya adalah Nicolas Anelka. Ya, sejak

1996 hingga 2013, pemain yang juga memiliki nama Abdul Salam Bilal ini pernah bermain di 11 klub,

yaitu Paris Saint Germain, Arsenal, Real Madrid, Liverpool, Manchester City, Fenerbahce, Bolton

Wanderers, Chelsea, Shanghai Shenhua, Juventus, dan West Bromwich.

Tentunya berbagai alasan melatarbelakangi Anelka pindah ke klub lain, seperti ketidakcocokkan dengan
pelatih, menjadi pemain cadangan, hingga tentunya ingin mendapat gaji yang lebih tinggi. Faktor ketiga
ini pernah terjadi saat Anelka membela Arsenal di usia 17 tahun. Selama tahun 1997-1999 Anelka

berhasil menembus tim inti dan bermain cemerlang sehingga membantu Arsenal meraih juara Premiere

League dan Piala FA di musim 1997-1998 serta penghargaan pemain muda terbaik di musim berikutnya.

Namun sayang, setelah itu Anelka terlihat kurang antusias bermain karena permintaan gajinya belum

dipenuhi dan akhirnya Anelka pindah ke Real Madrid.

33
Berbeda 180 derajat dengan kisah Anelka, nama-nama ini tergolong luar biasa, karena mereka hanya

pernah membela 1 klub sepanjang karir profesionalnya. Sebut saja Ryan Giggs, Fransesco Totti, dan
Paolo Maldini.

Meskipun Giggs adalah binaan Manchester City, namun kontrak profesionalnya justru didapat dari

tetangganya Manchester United di tahun 1990. Selama lebih dari dua dekade Giggs setia bersama

United. Berbagai godaan untuk pindah di tahun 2003 ditepisnya. “Tak ada alasan serius kenapa saya

harus meninggalkan klub ini. Memang pernah ada rumor pada 2002/ 2003 yang mengatakan saya
bergabung dengan Inter, tapi tak pernah terjadi,” kata winger kiri lincah yang total bermain selama 941
pertandingan dan mencetak 168 gol bersama United hingga tahun 2013.

Sementara Totti adalah Pangeran Roma sejati. Bermain untuk tim junior dan dilanjutkan di tim senior

sejak tahun 1992, Totti tak tergantikan sebagai jenderal di lapangan tengah Roma. Beberapa tawaran

34
menggiurkan dengan gaji tinggi dari klub besar seperti Real Madrid ditolaknya. Meski prestasi Roma

tidak sehebat Juventus, Inter, dan AC Milan di serie-A, Totti juga tetap setia dengan AS Roma.

Totti menjadi kapten di tahun 1998. Meski banyak gelandang serang dan striker berdatangan, Totti

selalu menjadi pilihan utama. Perannya tak tergantikan. Hingga 2013, Totti telah bermain sebanyak 682

partai dengan 282 gol, sebuah rekor yang sulit dipecahkan pemain Roma yang lain. Totti adalah Roma,

dan Roma adalah Totti.

Pemain selanjutnya yang paling setia dengan klubnya adalah Paolo Maldini. Berkarir sebagai pemain
bertahan selama 24 tahun (1985-2009) dengan 902 penampilan profesional adalah pencapaian yang

sangat fenomenal. Bahkan sejak usia 10 tahun, Maldini sudah menjadi bagian akademi Milan.

Sejak legenda Franco Baresi pensiun, Maldini berperan sebagai kapten tim di tahun 1997.

Kepemimpinan dan visinya luar biasa dan di atas rata-rata pemain lain. Tak ada yang meragukan

35
kemampuannya. Maldini sejajar dengan para legenda sepakbola dunia seperti Pele dan Maradona.

Setelah pensiun di tahun 2009, jersey bernomor punggung 3 miliknya dipensiunkan sebagai
penghargaan atas dedikasi dan loyalitasnya bersama AC Milan.

Tidak banyak pemain-pemain seperti Giggs, Totti, maupun Maldini di abad 21 ini yang loyal bermain

untuk 1 klub. Apalagi iming-iming gaji tinggi selalu membuat para pemain tergiur untuk pindah.

Loyalitas, kesetiaan, dan satu cinta pada klub sulit menggantikan yang lainnya.

36
Satu Cinta

Satu cinta pula yang diberikan Allah kepada kita, mahluknya. Lihatlah bagaimana Rahman dan Rahim-

Nya begitu menyinari bumi. Ia lembut bagaikan bulir air yang menyapa dedaunan hijau, tergolek,

menggelayut elok pada tubuhnya. Rahman dan Rahim-Nya pula yang membuat kita merasakan

nikmatnya rizki yang diberikan oleh-Nya.

Namun, sayangnya kita sering lupa dengan cinta-Nya. Kita dengan seenaknya “berselingkuh”.
Komitmen Tauhid yang kita ucapkan minimal 9 kali sehari sering dilanggar secara sadar maupun tidak
sadar. Kita sering menduakannya lewat harta, tahta, manusia, popularitas, aktivitas, dan juga

sesembahan lain.

37
Tidak jarang saat adzan menyahut-nyahut, kita asik sendiri dengan berbagai aktivitas. Seringkali kita

memberi, namun ingin dipuji atau diliput media. Tak lupa kita juga suka berbangga ria seakan kita hebat
segalanya. Ya Allah ampuni kami. Ampuni diri ini.

Apa yang terjadi jika kita sering melakukan hal-hal tersebut? Akibatnya hidup gundah gulana dan gaduh

gelisah, serta rasa sesal di dada. Wajar karena “perselingkuhan” membuat ketidakseimbangan dalam

jiwa manusia. Hal ini mengikuti kaidah entropi dalam ilmu termodinamika. Oleh karenanya, kita harus

membuat entropi dalam jiwa kita menjadi 0 (nol). Bagaimana caranya? Tentu saja dengan satu cinta.

Satu cinta bernama kesetiaan. Setia membalas cinta-Nya selama kita hidup. Setelah itu, kita dapat

berucap dengan tenang, inna lillahi wa inna ilaihi ra’jiun. Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah
dan kepada Allah jualah kami kembali.

38
Mengukur Satu Cinta

Sore dingin bersenandung bersama gerimis air yang jatuh. Tik-tik-tik, ia membasahi dan menggenangi

jalanan yang berlubang. Ia pun memembasahi rambut dan kepala para pejalan kaki saat itu.

Lihatlah air, molekul yang terdiri dari hidrogen dan oksigen itu memiliki sifat sederhana. Ia menggenangi

jalanan, membasahi rambut, atau membentuk segiempat pada wadah kotak. Ya, ia selalu menempati

ruang di mana ia berada. Fleksibel dan sederhana.

Dan sederhana dekat dengan ketulusan. Lihatlah begitu tulusnya kohesi antara hidrogen dan oksigen

membentuk molekul cinta yang menenangkan serta menyejukkan hati manusia sesaat sebelum

menghadap Sang Maha. Tetesannya saat manusia berwudhu menyentuh puluhan titik relaksasi dalam

tubuh. Sejuk, tenang, dan menyegarkan sebagai awal kita bertemu dengan-Nya dalam shalat.

39
Luar biasa. Kita bisa belajar banyak dari air yang mewujud dalam ketulusan. Dan tahukah bahwa dengan

ketulusan kita bisa melihat, mendengar, dan merasakan cinta itu valid. Maka kita dapat mengukur cinta
kita kepada pasangan atau anak-anak kita dengan seberapa besar ketulusan itu. Dari sederhana menjadi

ketulusan. Dan insya Allah dari ketulusan bertransformasi pada keikhlasan.

Ikhlas berfokus pada yang satu, yaitu kepada-Nya. Biarkan amal kebaikan tertuju pada-Nya, bukan

karena harta maupun tahta. Ijinkan setelah melakukan amal saleh kita tetap merendahkan hati.

Terkadang kita ingin mengatakan kepada orang lain dengan tujuan memotivasi mereka, namun bisa
jadi itu adalah rayuan setan yang akan menggugurkan pahala amal kita.

Dalam hal ikhlas ini, ada sebuah kisah yang indah bermakna keikhlasan:

40
Dikisahkan seorang pejuang kaum miskin yang hampir roboh periuknya, menemui seorang ahli hikmah,

lalu ia berkata, “Telah dua puluh tahun saya bergelimang darah dan keringat menanggulangi semua
masalah kaum dhu’afa. Namun janji Allah belum turun.”

Ahli hikmah itu berkata, “Salahmu sendiri. Bagaimana mungkin rahmat Allah akan turun jika pintu langit

masih kau kunci.”

“Kapan saya mampu mengunci pintu langit, sedangkan kuncinya saja tak pernah saya lihat apalagi
memegangnya?” tanya orang itu.

“Ingatanmu terhadap amalan itulah kuncinya!” jawab ahli hikmah.

Menurut Yusuf Al Qardhawi ikhlas berarti keinginan untuk mendapatkan ridha Allah dengan melakukan

suatu amal dan membersihkannya dari segala kepentingan, baik yang bersifat pribadi maupun duniawi.

41
Karena itu, seseorang tidak boleh mencampuri amalnya dengan sesuatu yang mengotori suatu amal

kecuali hanya karena Allah dan mengharapkan kehidupan akhirat.

Ia tidak boleh mencampuri amalnya dengan sesuatu yang akan mengotorinya berupa keinginan-

keinginan dunia, baik yang tampak maupun tersembunyi. Misalnya, berharap bagian harta rampasan,

syahwat, kedudukan/ pangkat/ jabatan, harta kekayaan, ketenaran, mendapatkan tempat di hati

manusia, mencari pujian/ sanjungan, mencari muka kepada orang tertentu, mengobati dendam yang

terpendam, memenuhi perasaan dengki yang tersembunyi, atau karena sombong yang dipatuhi, dan
lain-lain. Semua hal ini merupakan keinginan-keinginan yang tidak disadari meraih ridha Allah,
melainkan karena faktor lain, baik manusia atau materi.

Jika cinta kita berlandaskan keikhlasan maka cinta kita valid bahkan akan memiliki realibilitas yang

sempurna seperti cintanya Muhammad Rasulullah Saw. kepada umatnya yang tak pernah lekang oleh

waktu: Ummati... Ummati...

42
Aku Jatuh Cinta

Tanggal 2 April 1770, Johann Wolgang von Goethe tiba di Strasbourg untuk melanjutkan studi ilmu

hukum dari Universitas Leipzig ke Universitas Strasbourg. Ia berada di sana selama 1 tahun 4 bulan,

namun dengan waktu yang singkat tersebut, Goethe jatuh cinta pada seorang gadis, anak dari seorang

pastur bernama Friederike yang dikenalnya di desa Sesenheim. Goethe kemudian menuliskan

perasaannya pada sebuah sajak di atas: Liebesgedichte für Friederike, Sajak Cinta untuk Friederike.

Apakah aku mencintaimu, aku tak tahu


Aku hanya melihat wajahmu sekali saja
Aku memandang di matamu sekali itu
Akan membebaskan hatiku dari semua derita
Apakah aku mencintaimu, aku tak tahu

43
Strasbourg bukanlah Paris yang dikenal dengan kota cinta—kota para pecinta, tempat mereka mencari

inspirasi dan cinta. Namun memang Strasbourg merupakan gerbang masuk ke Paris, jadi wajar aura-
aura cinta sudah terasa oleh Goethe, walaupun ia tidak berada di Paris. Begitulah Paris dengan pesona

cintanya disamping berbagai mahakarya seni dan arsitektur indahnya menggoda manusia untuk

mengunjungi kota tersebut.

Bagaimana jika kita berandai-andai dan mengaktifkan imajinasi untuk pergi ke Paris, mencari sesuatu,

pemikiran, dan cinta? Baiklah kalau begitu, biarkan aku yang memulainya:

Pagi itu aku melangkah menuju sebuah menara berketinggian 300 meter. Menara tersebut disusun dari

15 ribu keping metal yang dipateri menjadi satu. Beratnya mencapai 7 ribu ton serta bertumpu pada
empat kaki penyangga dengan fondasi dasar dari beton. Gustave Eiffel membangunnya pada tahun

1889. Akhirnya aku sampai dan kemudian naik lift hingga puncak Eiffel dan terlihat indah pemandangan

kota Paris. Di situ pula aku memulai kontemplasi tentang kehidupan dan cinta.

44
Sesaat aku memikirkan kehidupanku: kuliah, kerja, dan cinta. Hal terakhir ini yang memang ingin aku

cari. Terlihat di jalanan para pasangan yang saling bergandengan tangan, berpelukan, mesra. Di antara
mereka, pasangan berusia madya: pria bermantel coklat dan wanita bersyal merah yang paling

membuatku tertegun. Ketika aku melewatinya, terlihat wajah wanita itu pucat dan tangan kiri pria

memeluk hangat pasangannya itu. Mungkin, wanita itu sedang sakit, ujarku dalam hati, dan sang pria

dengan setia mengantar wanitanya pergi ke mana pun pergi.

Kemudian aku memandangi sebuah keluarga: ayah, ibu, dan 3 orang anak bercanda ria ketika aku
mampir sejenak di restoran Les Deux Magots, tempat di mana Sartre, Beauvoir dan Camus biasa
berdiskusi. Aku keluar dari Les Deux Magots sambil membayangkan bagaimana keluargaku nanti: istri

dan anak-anakku. Aku kemudian menuju sebuah katedral, duduk di bangku taman, dan mengambil
sebuah buku dari ranselku: Notre-Dame de Paris: 1482. Tahun 1831 Victor Hugo menulis novel yang

mengisahkan katedral Notre-Dame yang ada di depanku. Aku memandanginya lama, indah.

45
Hari mulai tenggelam. Matahari segera menghilang. Aku kembali berjalan dan berhenti di sebuah

taman, lalu duduk. Kemudian aku membaca Rousseau berjudul Walden. Buku ini yang menginspirasi
behavioris BF Skinner untuk menulis Walden II, kisah tentang masyarakat impian yang teratur oleh

postulat-postulat behavioristik. Sambil membaca aku membayangkan Indonesia, tanah air yang bisa

dibilang jauh dari harapan Rousseau dan Skinner dalam bukunya.

Matahari benar-benar ingin lenyap, sudah condong ke barat. Aku mulai bergegas. Sebelum pergi dari

taman, aku membaca Liebesgedichte für Friederike. Perlahan kata demi kata aku baca: Apakah aku
mencintaimu, aku tak tahu... Aku hanya melihat wajahmu sekali saja... Aku memandang di matamu sekali
itu... Akan membebaskan hatiku dari semua derita... Apakah aku mencintaimu, aku tak tahu. Sajak yang
benar-benar menyentuh hati.

Sayang, setelah Goethe memperoleh gelar dari Universitas Strasbourg, ia menemui Friderike untuk yang

terakhir dan kembali ke Frankrut. Friederike menyangka bahwa Goethe akan kembali ke Strasbourg,

46
namun ternyata tidak. Kemudian ia memberinya surat perpisahan kepada Goethe yang sangat

membuatnya sedih: Jawaban surat perpisahan dari Friederike mengoyak hatiku... Aku sekarang baru
pertama kali merasa kehilangan... Begitulah ekspresi kesedihan Goethe yang tertuang dalam tulisannya.

Aku menutup Liebesgedichte für Friederike, membuka roti dan memakannya, sambil memandangi

taman yang dipenuhi para pasangan. Mereka mengobrol dan bercanda. Rotiku habis dan matahari

sudah tenggelam. Lampu taman menyala jingga membuat suasana menjadi semakin romantis. Aku

menengok ke sebelahku: tak ada siapa-siapa. Tak ada cinta yang bisa diajak berbagi, layaknya para
pasangan itu. Aku melamun: seseorang... siapakah seseorang yang akan berada disampingku,
menemani duduk di taman sambil makan roti dan membaca sastra? Aku kemudian teringat sebuah lirik
lagu berjudul Tentang Seseorang yang melantun indah di film Ada Apa Dengan Cinta:

Cinta hanyalah cinta


Hidup dan mati untukmu

47
Mungkinkah semua tanya kau yang jawab
Dan tentang seseorang
Itu pula dirimu
Ku bersumpah akan mencinta

Tek.. tek.. tek.. Aku membuka mata, melihat jam weker berdetak yang terletak di sebelah monitor

komputerku. Pukul 3.30 pagi. Mimpi. Aku bermimpi. Aku masih terbengong-bengong setengah sadar,

mencoba merangkai kembali mimpiku.

Aku bangun dari kasurku, berjalan menuju pintu, membukanya. Kunyalakan lampu kamar mandi, lantas

kubasahi wajahku yang kusut, lalu berwudlu, segarnya air pagi. Lalu kugelar sajadah, kupakai pakaian
terbaikku. Allahu Akbar... dalam keheningan aku bersujud dan bersyukur. Mungkin inilah jawaban dari-

Nya tentang pertanyaan yang ada dalam mimpiku yang akan membebaskan hatiku dari semua derita

kehidupan.

48
2 Hal Penting

Terimalah aku seperti apa adanya. Aku hanya insan biasa. Tak mungkin sempurna. Tetap kubangga atas
apa yang kupunya. Setiap waktu kunikmati. Anugerah hidup yang kumiliki.
(Edcoustik, Menjadi Diriku)

Tak terhitung sudah berapa berita perceraian artis yang kita lihat, dengar, dan rasakan melalui media.

Baru-baru ini diberitakan pasangan artis muda akan bercerai. Usia pernikahan mereka baru beranjak 3
tahun. Lalu mengapa mereka bisa merencanakan perceraian?

Daripada membicarakan hal itu lebih baik kita melihat masa-masa lalu saat kita bertemu pasangan kita,

indah bukan? Coba anda bayangkan kembali masa-masa itu, rasakan momen-momen romantisnya,

dengarkan suara merdunya saat doi menyapa lewat telfon, dunia serasa milik berdua! Mau ketemu aja

49
dag dig dug nggak karuan, buka sms pipi kembang kempis, saat melihat statusnya di facebook, aduhai

mana tahan...

Begitulah saat diri kita jatuh cinta. Lalu saat pernikahan tiba, bibir kita gemetaran mengucap akad nikah.

Ketika menyentuh tangannya seperti ada sensasi yang sulit dikatakan. Dan saat suap-suapan es krim,

alamak amboiii kita serasa terbang ke langit ke 77... Di langit ke 77 itulah tahi ayam jadi terasa cokelat

dengan citarasa premium.

Sebelum menikah pasangan kita terlihat ideal. Namun perlahan-lahan setelah mengenalnya lebih lama...
ternyata, dia ngoroknya minta ampun, kentutnya brat bret brot, masakannya nggak enak, dan suka

ngomel. Semua yang terlihat ideal sebelum pernikahan jadi jauh dari ideal. Selain masalah sifat dan
karakter yang ketahuan aslinya, setelah menikah juga ternyata banyak permasalahan baru yang

melanda, seperti campur tangan mertua, kehidupan finansial yang tidak stabil, stres kerja dibawa ke

rumah, sampai “rumput tetangga lebih hijau”.

50
Menikah kemudian dipersepsikan menjadi sesuatu yang negatif “nggak enak”. Karena banyak masalah,

salah satu pihak menggugat cerai. Begitukah asal muasal perceraian? Orang bijak berkata, adanya
perceraian adalah karena ada 2 orang yang menikah.

Sesungguhnya masalah dalam hidup ini selalu ada. Dan semakin hari levelnya semakin tinggi. Dulu saat

SD kelas 1 ada masalah 1+1, lalu naik ke kelas 2 apakah masalahnya 1+1 lagi? Setelah menikah apakah

masalahnya 1+1? Tentu saja bukan! Jadi masalah akan selalu ada dalam setiap level kehidupan manusia.

Masalah pasti ada. Jadi mari kita tidak mengkambing hitamkan masalah. Maka orang bijak berpesan
kepada mereka yang telah menikah:

1. Jika masalah itu berkaitan dengan pasangan kita, maka cukuplah terima dia apa adanya. Kau tidak
akan bisa mengerti dan memahami pasanganmu sebelum kau menerimanya.

2. Setelah menerima pasanganmu dan menerima masalah dalam kehidupan keluargamu, yang perlu

dilakukan selanjutnya adalah belajar. Belajar untuk memperbaiki diri, belajar untuk meningkatkan

51
kualitas diri, dan belajar untuk melepas ego diri. Penuhi gelas kita dengan ilmu. Reguklah lautan

hikmah kehidupan.

Dunia adalah universitas kehidupan. Di dalamnya ada ujian. Maka terimalah ujian itu, lalu belajarlah.

Dan ingatlah selalu bahwa, janji yang telah diikrarkan (akad nikah) tidak hanya ditujukan pada pasangan,

orang tua pasangan, atau kedua orang saksi. Namun janji tersebut juga ditujukan pada-Nya. Itulah yang

paling penting.

52
53
Bapak Tukang Pos

Ketika menjalani kerja praktek psikologi di sebuah puskesmas di Yogyakarta, seorang teman meminta

saya untuk mengunjungi rumahnya dan bertemu dengan ayahnya yang sudah berusia di atas 75 tahun.

Teman saya bercerita mengenai kondisi ayahnya yang kadang-kadang marah-marah tidak jelas.

Ayahnya juga kadang-kadang tidak bisa mengingat nama anggota keluarganya sendiri. Selain itu

ayahnya juga sering lupa dengan hal yang sudah dilakukannya. Dan yang sering dilakukan ayahnya

ketika bertemu anggota keluarga adalah bercerita tentang dirinya yang pernah menjadi seorang tukang
pos di Yogyakarta. Cerita itu terus diulang-ulang hingga mereka menjadi malas untuk mendengarnya.

“Apa yang bisa dilakukan supaya bapak nggak sering lupa ya mas. Terus bagaimana supaya bapak jika
bertemu kita nggak terus menerus cerita tentang dirinya?” tanya teman saya yang telah bekerja
mengabdi dan melayani masyarakat lebih dari 20 tahun ini. Saya tidak bisa menjawab pertanyaannya

sebelum bertemu dengan beliau, bapak tukang pos tersebut.

54
Akhirnya saya dipertemukan dengan beliau. Wajahnya tirus dan bertubuh kurus dengan mata yang

bertanya-tanya tentang orang yang baru bertemu dengannya pertama kali ini. Teman saya kemudian
memperkenalkan saya kepada beliau dan maksud kedatangan saya adalah untuk bersilaturrahim.

Seperti yang diceritakan teman saya, beliau kemudian bercerita mengenai pengalaman hidupnya

sebagai tukang pos. Beliau mengisahkan begitu bangganya menjadi seorang tukang pos, mengantar

surat demi surat dengan menggunakan sepeda ontel keliling Yogyakarta. Pada suatu masa, beliau

pernah menjadi pegawai pos berprestasi karena ketulusan dan ketekunanannya dalam bekerja. Setelah
pensiun, beliau masih diberdayakan sebagai pegawai sampai akhirnya benar-benar berhenti bekerja.

Kisah yang diceritakannya begitu luar biasa bagi saya yang mendengarkannya. Ini adalah sebuah kisah
yang memiliki kesan dan makna yang dalam bagi pribadi yang mengalaminya.

55
Setelah mendengarkan kisah bapak tukang pos, teman saya kembali menanyakan pertanyaan yang

sama, seperti yang ditanyakannya sebelum saya bertemu dengan ayahnya.

Pertemuan yang singkat antara saya dan bapak tukang pos yang luar biasa ini belum dapat menjelaskan

apa-apa selain beliau memiliki ingatan yang indah tentang pengalamannya bekerja sebagai tukang pos.

Sesungguhnya dalam kondisi ini yang paling penting adalah bukan mengubah sikap beliau, namun

seluruh anggota keluarga yang menampilkan sikap penuh cinta kepada beliau. Meskipun cerita itu terus

diulang-ulang olehnya, cukup mendengarkan beliau dengan tulus dan antusias, seperti ketika
mendengarkannya pertama kali.

56
Bidadari Surga

Dikisahkan dalam Kungfu Panda, Po Sang Dragon Warrior dan teman-teman seperjuangannya harus

menghadapi suatu senjata yang dapat menghancurkan masa depan kung fu. Po yang polos dan baru

saja belajar kung fu bingung kemudian bertanya kepada gurunya, Shifu, “Bagaimana caranya (kung fu)

menghentikan sesuatu yang ia sendiri dapat menghancurkan kung fu?”

Lalu Shifu menjawabnya dengan, “Segalanya mungkin jika kau memiliki inner peace.”

Dalam dunia yang semakin sibuk dan arus informasi yang tiada henti melalui berbagai media, serta

setiap manusia semakin berambisi, maka kita sulit menjumpai hingga memiliki inner peace (kedamaian

jiwa). Setelah kekisruhan ekonomi melanda Eropa dan Amerika, orang-orang dari Barat kini gemar

mencari serta menemukan ketenangan dan kedamaian jiwa di Timur. Tibet, Thailand, Myanmar, dan

Indonesia dengan Bali-nya konon menjadi destinasi mereka untuk menemukan kedamaian jiwa.

57
Kini orang-orang mencarinya. Namun perlu diketahui bahwa kedamaian jiwa tidak akan pernah

menghampiri kita saat diri kita sibuk dengan ambisi dunia, menjadi sempurna, terus mengejar dan
menumpuk materi, serta haus akan pujian. Ia juga tidak akan pernah menyapa hati saat kita dilanda

ketakutan, kekhawatiran akan masa depan, memiliki kemarahan dan kekecewaan di masa lalu, iri dan

dengki terhadap orang lain, sombong dan membanggakan diri, serta masih melekati diri dengan dunia.

Ijinkan saya bercerita dengan seorang lansia di Panti Werdha. Usianya sudah 81 tahun dan meskipun

jalannya sudah bongkok, ia masih dapat bercerita dengan runtut mengenai berbagai peristiwa di masa
lalunya. Ia adalah seorang kakak dari keempat adiknya dan selalu amanah terhadap pesan orang tuanya
untuk selalu menjaga adik-adiknya.

Sang Lansia memenuhi harapan orang tuanya. Ia bukan hanya menjaga adik-adiknya, tapi juga

menemani orang tuanya saat mereka pulang kembali kepada-Nya. Ketika hal itu terjadi ia berusia 34

dan 36 tahun atau tepatnya pada tahun 1967 dan 1969. Setelah bakti pada orang tuanya, ia masih

58
menjadi kakak tercinta dengan merawat keponakan-keponakannya sambil merangkai dan menjual

bunga.

Ketika saya menanyakan mengenai keluarganya (suami atau anak-anaknya), ia mengatakan, “Saya

nggak punya keluarga Nak. Paling adik-adik atau keponakan kalau datang ke sini 4 bulan sekali.” Saya

tidak melanjutkan bertanya mengenai hal itu, karena kemudian ia memberikan pelajaran berharga bagi

saya, “Yang penting kita dekat dengan Allah. Saya nggak punya keinginan apa-apa.”

Hati Sang Nenek begitu tenang dan jiwanya diliputi awan kedamaian. Pada tahun 1996 ia masuk ke
Panti Werdha atas keinginannya sendiri. Lantas tubuhnya tak berdiam diri dengan meringkuk di kursi.

Namun ia merangkai bunga, mencuci pakaian teman-temannya, menyapu halaman, berbagi rasa
dengan para pengunjung panti dan melakukan aktivitas lainnya yang penuh makna.

59
Sebelum adzan menyahut merdu, ia meminta ijin untuk kembali ke kamarnya yang sederhana untuk

memanaskan air, dan shalat duhur. Setelah beberapa lama berselang saya menghampiri kamarnya
dengan maksud pamit pula, namun ia terlihat masih khusyuk berdo’a di atas kasurnya dengan mukena

masih melekat di wajahnya.

Kedamaian jiwa saya jumpai di sebuah Panti Werdha, pada hati seorang lansia yang kelak menjadi

bidadari surga.

60
Jeruji Pikiran

Trauma masa lalu seringkali membuat hidup seseorang menjadi tidak nyaman. Apalagi jika ia sering

terbayang dan bertemu dengan objek atau subjek trauma.

“Bagaimana caranya agar perasaan dendam kepada ayah saya berhenti?”

Dalam sebuah forum kecil yang saya bawakan, tiba-tiba saja seorang residen narkoba mengangkat
tangannya dan bertanya kepada saya. Ia terlihat masih sangat muda dan usianya mungkin masih 20
tahun. Wajahnya mencoba untuk tegar dan nafasnya terasa berat. Seketika saya menanggapi

pertanyaannya dengan senyuman agar ia lebih tenang.

Tanpa diminta oleh saya, ia bercerita mengenai pengalaman traumatisnya. Hal itu terjadi saat ia kelas 4

SD. Kepala bagian kanan dipukul dengan sebongkah kayu oleh ayahnya. Pemuda ini mengakui bahwa

61
sebenarnya ia dipukul karena kesalahannya, yaitu membolos sekolah. Namun, kejadian tersebut selalu

membekas dan membuatnya marah serta dendam kepada ayahnya.

Saya merasakan hal yang telah terjadi padanya. Tentu pengalaman tersebut sangat menyakitkan, dan

yang lebih menyakitkan adalah ingatan tentang pengalaman itu terus tertanam dalam pikirannya.

Namun, meskipun ia sadar bahwa ia marah dan dendam terhadap ayahnya, ia berusaha untuk mencari

solusi. Ini adalah sesuatu yang sangat positif, karena suatu hal yang sia-sia jika terus menerus mengutuk

kegelapan. Lebih baik mulai menyalakan lilin kehidupan.

Banyak orang mengalami peristiwa-peristiwa negatif dalam hidupnya, termasuk orang-orang sukses.

Salah satu orang tersebut adalah Oprah Winfrey yang bukan hanya sukses sebagai sorang host,
pengusaha, filantropis, dan masuk dalam jajaran orang terkaya di dunia. Namun yang paling penting ia

telah sukses melepas pengalaman traumatiknya. Oprah kecil sering mengalami pelecehan seksual yang

dilakukan oleh sepupunya sendiri. Dan ketika ia berusia 14 tahun, ia hamil dan bayinya meninggal.

62
Dengan tekad dan kecerdasannya, Oprah perlahan mulai bangkit dan melepaskan pengalaman

pahitnya, serta berusaha fokus pada pekerjaannya sebagai penyiar berita di sebuah stasiun radio lokal.
Dua tahun berikutnya ia direkrut oleh stasiun televisi dan dipekerjakan bukan hanya sebagai pembawa

berita, tapi juga sebagai host acara talkshow “People Are Talking”. Karirnya terus menanjak hingga ia

memandu program acaranya sendiri, yaitu “The Oprah Winfrey Show” sejak tahun 1986.

Melepas pengalaman traumatik dapat dilakukan dengan fokus pada apa yang kita ingin capai. Bagi

sebagian orang hal tersebut dapat dilakukan dengan mudah. Namun bagi yang lain terasa sangat sulit,
karena ketika fokus pada pekerjaan, misalnya, ingatan-ingatan menyakitkan itu muncul kembali dan
mengganggu fokus. Maka pada titik ini, kita perlu kembali kepada pengalaman tersebut, melihatnya,

mendengarnya, merasakannya, dan berdamai dengannya.

Memeluk pengalaman traumatis dengan penuh penerimaan dan cinta membuat hati lebih tenang.

Bukan hanya itu, kita tidak lagi terpenjara dalam jeruji pikiran.

63
Jangan Marah

David, if you kill him, he will win...


(Detektif Sommerset)

Wrath (kemarahan; kemurkaan) adalah salah satu dosa dalam 7 dosa mematikan yang dimunculkan
terakhir oleh David Fincher dalam filmnya yang berjudul Se7en. Film thriller pembunuhan berantai itu

berkisah tentang 2 orang detektif bernama William Sommerset dan David Mills yang mengusut kasus
pembunuhan berantai berdasar 7 dosa mematikan. Dosa-dosa tersebut adalah gluttony (kerakusan),
greed (keserakahan), sloth (kemalasan), wrath (kemarahan), lust (nafsu seksual), pride (kesombongan),
dan envy (iri hati).

Satu per satu korban dibunuh oleh seorang psikopat cerdas berdasarkan dosa yang telah dibuatnya.

Pria gemuk (gluttony), seorang pengacara yang sering berbohong (greed), pengedar dan pemakai

64
narkoba (sloth), pelacur (lust), dan model yang membanggakan kecantikannya (pride). Setelah

membunuh lima orang, tiba-tiba pelakunya menyerahkan diri kepada polisi. Kedua detektif yang
memiliki karakter yang bertolak belakang ini (Sommerset yang tenang, sementara Mills yang emosian)

justru terheran-heran. Bukankah masih ada 2 pembunuhan lagi yang mewakili wrath dan envy yang

akan dilakuakn oleh pelaku, namun mengapa ia menyerahkan diri?

Justru di sinilah, sang pelaku telah merencanakan segalanya. Ia akan menunjukkan 2 korban lainnya

dengan syarat kedua detektif menemaninya. Sommerset tampak hati-hati dengan permintaan pelaku
karena mungkin ada jebakan dibalik permintaan pelaku. Sedangkan Mills sangat bersemangat dan ingin
segera menyelesaikan kasus tersebut.

Sampailah mereka bertiga di sebuah padang rumput yang luas. Dengan tangan terborgol, sang pelaku

keluar dari mobil dijaga oleh Mills yang memegang pistol. Tiba-tiba datang sebuah mobil pengiriman

barang dan Sommerset menghentikannya dan menginterogasinya. Kurir paket mengatakan bahwa ia

65
ditugaskan oleh seseorang untuk mengirimkan sebuah paket yang ditujukan kepada Detektif Mills.

Sommerset menerima paket mencurigakan tersebut dan meminta kurir untuk pergi menjauh dari
tempatnya.

Sommerset memandang dari tempatnya ke arah Mills. Ia memutuskan untuk membuka paket tersebut,

dan ternyata isinya adalah...

Psikopat berbicara kepada Mills. Ternyata ia begitu mengagumi kehidupan Mills. Ia ingin seperti Mills
yang memiliki istri yang cantik. Ia iri dengan detektif Mills. Karena iri tersebut, ia membunuh istri Mills
dan memotong kepalanya yang kemudian dipaketkan dan menyuruh seseorang untuk mengirimkannya

kepada Mills. Iri hati (envy) adalah dosa psikopat, dan ia ingin agar Mills marah dan murka (wrath)
padanya serta membunuhnya.

66
Sommerset berusaha mencegah Mills yang emosi agar tidak mengarahkan pistolnya kepada si psikopat

yang terus mengoceh sehingga Mills menjadi lebih terbakar emosinya. “David, if you kill him, he will
win...” kata Sommerset mengingatkan kembali. Mills berusaha menahan amarahnya dengan segala cara.
Namun... kemarahan partnernya telah memuncak. David Mills membunuh si Envy.

Lalu, apakah Mills juga terbunuh karena ia marah (wrath)? Diakhir film jiwanya begitu terguncang. Dalam

diam ia nampak kebingungan, berbagai rasa sedang berkecamuk dalam jiwanya: rasa marah,

kehilangan, sedih, malu, bodoh, dan rasa berdosa. Semua rasa itu telah membunuh jiwanya.

67
Jangan Marah II

Dalam situasi dan kondisi yang dialami David Mills, untuk tidak marah adalah suatu hal yang sulit.

Apalagi ia sendiri memiliki kepribadian yang emosinya cenderung meledak-ledak. Namun untuk tidak

menarik pelatuk pistol ia sebenarnya bisa melakukannya, apalagi partnernya mengatakan, “Jika kau

membunuhnya, maka ia (psikopat) yang menang.” Mills tahu tentang itu, namun emosi telah

mengalahkan kebijaksanaan.

Ketika saya bertanya pada diri sendiri, mengapa wrath sebagai dosa terakhir yang ditampilkan oleh
sutradara David Fincher, mungkin karena kemarahan lebih sulit dikendalikan dibandingkan rakus,

serakah, malas, munculnya nafsu seksual, sombong, dan iri hati. Ketika seseorang marah, ego negatifnya

mengatakan orang lain salah, sementara ia benar. Keputusan dan tindakan yang diambil hanya

berdasarkan ego negatifnya, bukan berdasarkan kebijaksanaan tertinggi.

68
Maka ada sebuah hadis yang mengatakan ketika marah, maka hendaknya diam. Mengapa diam?

Saat diam, kemarahan yang dialami berusaha untuk diterima. Akal pikiran akan memberikan berbagai

alternatif respon sebagai suatu reaksi dari kemarahan. Dengan diam, maka luapan kemarahan yang

dapat menimbulkan efek negatif terhadap orang lain dan lingkungan sekitar bisa diminimalisir bahkan

ditiadakan. Mungkin inilah mengapa diam itu emas.

Emosi manusia pada dasarnya hanya dibagi menjadi dua, yaitu emosi cinta dan emosi selain cinta, salah
satunya marah. Jika emosi marah yang muncul pada diri seseorang—apalagi sampai murka dan
dendam, maka emosi cinta menghilang. Tidak ada lagi kasih sayang, penerimaan, pemaafan, empati,

dan kebijaksanaan. Orang yang memelihara marah akan membuatnya memiliki kesehatan yang kurang
baik dan hidupnya selalu diliputi dengan ketidaktenteraman. Marah bukan hanya dapat menghancurkan

orang lain dan lingkungan, tapi merusak dirinya sendiri.

69
Orang yang kuat itu bukanlah orang yang kuat dalam bergulat, tetapi orang yang kuat adalah orang

yang bisa menahan dirinya ketika marah. Jangan marah, maka bagimu surga. Begitu wasiat Nabi
Muhammad Saw.

70
Please Forgive Yourself

Dalam sebuah sesi konseling dengan seorang klien:

“Mas.. menurut Mas sendiri, Mas adalah siapa?”

Ia tidak langsung menjawab pertanyaan saya. Beberapa detik kemudian ia mengatakan, “Saya... manusia

yang memiliki kesalahan.”

Ia memandang dirinya adalah manusia yang bersalah. Konsep dirinya masih sama seperti yang

diungkapkannya lewat katarsis pada proses asesmen. Ia belum terlepas dari pikiran dan perasaan

bersalahnya di masa lalu.

71
Saya kemudian memintanya melihat mobil yang terparkir di halaman, “Mas coba lihat mobil itu. Kira-

kira kalau mobil itu bannya diambil satu jadi mobil bukan?”

Ia menjawab, “Mobil, tapi bannya kurang satu.”

“Sekarang lihat lagi mobilnya, kalau mobil itu kerangka atau mesinnya nggak ada, jadi mobil bukan?”

Ia agak ragu-ragu menjawab. Lalu ia mengatakan, “Bukan.”

“Jadi mesin atau kerangka itu apanya mobil?”

“Bagian.”

72
“Ya, kerangka, mesin atau ban adalah bagian dari mobil. Kalau salah satunya tidak ada maka belum bisa

dikatakan mobil. Sebuah mobil akan dikatakan mobil ketika semua bagian-bagiannya menyatu secara
keseluruhan. Jadi ban, kerangka, atau mesin itu apanya mobil?”

“Bagiannya mobil.”

“Sekarang... Mas apakah mencintai ibu?”

“Ya Mas.”

“Apakah Mas adalah orang yang ingin sekali bisa shalat secara rutin?”

“Ya Mas.”

73
“Mas adalah orang yang ingin kembali bekerja?”

“Ya Mas.”

“Mas adalah orang yang memiliki kesalahan?”

“Ya Mas.”

“Apakah Mas adalah orang yang selalu ingin bersih?”

“Iya Mas.”

“Jadi Mas adalah orang yang mencintai ibu, yang ingin bisa shalat secara rutin, ingin kembali bekerja,

dan punya kesalahan, serta orang yang selalu bersih?”

74
“Iya Mas.”

“Kalau Mas hanya mencintai ibu saja apakah itu disebut diri Mas?”

“Bukan Mas.”

“Kalau Mas adalah orang yang punya kesalahan apakah itu diri Mas?”

Ia ragu-ragu menjawabnya, lalu saya bertanya kepadanya, “Apakah Mas pernah berbuat baik kepada
orang lain?”

“Pernah.”

75
Saya kemudian mengatakan bahwa ia adalah orang bukan hanya memiliki kesalahan, tapi juga berbuat

baik, mencintai ibu, ingin bisa shalat secara rutin, ingin kembali bekerja, dan orang yang selalu bersih.
Kemudian saya memberi penguatan bahwa ia adalah orang yang memiliki masa depan, dapat sukses,

dan juga memiliki keluarga, sama seperti halnya orang lain.

Please... forgive yourself.

76
Love Yourself

Memaafkan merupakan satu langkah untuk mencintai.

Seringkali kita mudah memaafkan kesalahan orang lain, namun sulit untuk memaafkan diri sendiri. kita

kecewa, kesal, dan marah dengan diri sendiri. Akhirnya yang muncul adalah perasaan bersalah yang

berlarut-larut membuat kita menjadi tak berdaya.

“Apakah keluarga saya mau menerima saya?”

“Apakah Tuhan akan memaafkan saya?”

“Apakah saya mampu berada di surganya?”

77
Pertanyaan-pertanyaan itu muncul ketika saya berinteraksi dengan para narapidana di sebuah lembaga

permasyarakatan. Suatu bentuk penyesalan dan perasaan bersalah sekaligus dapat menjadi titik awal
untuk menjadi manusia yang lebih baik. Namun, untuk ke arah sana pertanyaan berikutnya adalah,

“Apakah Anda memaafkan diri Anda sendiri?”

Pada kenyataannya kita perlu memandangi diri dan jiwa kita secara utuh. Memahaminya, melihat secara

detil hingga ke bagian-bagian paling kecil, dan kemudian berdialog. Dialog yang berisi pesan maaf,

penerimaan, terima kasih, dan cinta.

“Aku memaafkanmu”

“Aku menerimamu seutuhnya”


“Terima kasih atas bantuanmu”

“Aku mencintaimu”

78
Saat kita sudah mulai bisa menerima dan mencintai diri kita, saat itu pula hati kita mulai bercahaya.

Cahaya itu yang kemudian menerangi bagian-bagian lain dalam diri dan jiwa kita. Dan cahaya itu pula
yang menuntun kita untuk memohon ampunan pada Tuhan, orang-orang yang pernah kita sakiti, dan

seluruh isi semesta ini.

Hingga pada akhirnya cinta melebur menjadi cahaya dan menyapa semesta dengan kelembutan dan

hangatnya kebahagiaan di setiap harinya.

79
Bahagia

“Jadi dengan cinta inilah dirimu dapat bahagia?”

Lalu orang di sebelahnya menimpali, “Iya.. dan hidup saya tidak lagi hitam putih, tapi berwarna.”

Entah siapa yang menjadi psikolog dan yang menjadi klien. Dua orang itu saling berbalas kata dan

kalimat dari satu tema ke tema yang lain. Hingga kemudian mereka membicarakan suatu hal bernama
cinta.

Semua karena cinta. Berkat cinta terwujudlah semesta. Karena cinta, manusia ada. Dan cinta dari Sang

Maha Pencinta kita dapat merasa suatu hal yang tak tampak, namun indah getarannya. Dan karena cinta

seseorang dapat bahagia. Benarkah?

80
Bayangkan seorang anak yang mendapatkan cinta dan kasih sayang yang tulus dari kedua orang tuanya

sejak kecil. Lalu bayangkan juga seorang anak yang ditelantarkan begitu saja bahkan ditolak oleh
kehadirannya oleh orangtuanya sendiri. Apa yang akan terjadi pada kedua anak itu yang mendapat

perlakuan berbeda? Anak yang pertama mengembangkan emosi yang sehat dan adaptif. Sementara

anak kedua, seperti halnya kisah Dibs yang ditulis oleh Virginia M. Axline, yang dirangkum berikut ini:

Orangtua Dibs—Ayah dan Ibu Dibs adalah orang-orang sukses secara pekerjaan atau karir. Ayahnya
seorang ilmuwan dan Ibunya adalah seorang dokter bedah. Meskipun mereka menikah, namun mereka
tidak merencanakan untuk memiliki anak. Mereka lebih suka untuk mengembangkan karir dan
meningkatkan kualitas diri mereka menjadi orang yang sukses dan dihargai.

Ketika Ibu diketahui hamil, mereka merespon dengan menolaknya. Mereka tidak menginginkan anak
mereka sendiri. Sang Ibu merasa sakit saat hamil, ia membenci dirinya yang mengandung Dibs.

81
Pasangan suami-istri itu seolah-olah hidupnya dan karirnya akan hancur dengan kehadiran anak
mereka. Dibs tidak diinginkan. Dibs ditolak, bahkan sebelum ia melihat dunia.

Keluarga merupakan sistem mikro, di mana terjadi awal mula interaksi anak dengan orang tuanya. Jika

Ayah dan Ibunya saja sudah menolak keberadaan dan kehadiran anaknya, bagaimana bisa anak tersebut

mengembangkan interaksi yang normal? Ketika lahir, Dibs menangis dan mengejang saat digendong

ibunya. Dibs seperti menolak orang tuanya seperti halnya orang tuanya menolak Dibs.

Apa yang terjadi pada diri Dibs berikutnya?

Banyak para ahli dan guru mendiagnosa Dibs mengalami keterbelakangan mental, psikotik, brain
damage, bahkan ibunya mengatakan bahwa Dibs skizofrenia. Namun, perlu dicermati simtom-simtom
yang muncul pada diri Dibs sebelum Dibs diterapi di Child Guidence Center:
• Meronta-ronta/ temper tantrum

82
• Memukul-mukul sesuatu
• Tidak mau dipeluk (menghindar)
• Menangis ketika mau sekolah
• Ketika di sekolah tidak mau melibatkan diri dengan teman sebaya
• Lebih suka menyendiri di kelas dengan mengelilingi ruangan, membaca buku, menyuruk di bawah
meja, menggigit tangannya, menghisap jempol
• Ketika teman-teman di sekolah asik bermain di taman, Dibs tidak. Ia berjalan sendiri, mengambil
ranting, menggoreskannya ke tanah. Ia kemudian memandangi ranting dan tanah tersebut.
Terdiam. Tanpa memandangi siapapun

Dari simtom-simtom tersebut, Dibs sesungguhnya mengalami gangguan emosi. Ada sesuatu yang
menghambat perkembangan emosi Dibs, terutama emosi-emosi yang terkait saat berinteraksi dengan
orang lain.

83
Maka lukislah kehidupan ini dengan cinta sehingga dunia ini berwarna. Dan keindahan yang tercipta itu

akan kembali pada dirimu sendiri. Semoga ini menjadi jalan kita semua, bukan hanya untuk merasa
bahagia itu, tapi yang terpenting menjadi insan mulia.

84
85
Profil Penulis

Duddy Fachrudin atau biasa dipanggil Kang Duddy pernah mengenyam pendidikan

di Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung, Psikologi Universitas Islam

Bandung, dan Magister Psikologi Profesi Universitas Gadjah Mada. Selain belajar

secara formal, Kang Duddy belajar ilmu kehidupan dari para guru bijak dan klien-

klien yang pernah ditemuinya.

Sebelum menulis buku ini, Kang Duddy telah menghasilkan beberapa karya yaitu, Academic Psychology
Revolution, Master Map, 10 Pesan Tersembunyi & 1 Wasiat Rahasia, Kuliah Cinta, Inner Peace, Hidup
Bahagia Mati Lebih Bahagia, Program Mindfulness untuk Perawat: Modul Fasilitator, Revolusi Perut, dan
Siapa Bilang Bahagia Itu Sederhana?. Selain buku, Kang Duddy juga menulis artikel dan naskah ilmiah,
yaitu Mindfulness: Mengubah Otak, Mengubah Perilaku Adiksi (Buku Abstrak Simposium Nasional I

86
Balai Besar Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional) dan Program Mindfulness untuk Meningkatkan

Kesejahteraan Subjektif Perawat (Proceeding Seminar Nasional & Call for Paper Positive Psychology II).

Selain menulis, Kang Duddy menjadi narasumber maupun fasilitator di berbagai institusi, baik

pemerintah maupun swasta. Fokus pembelajaran dalam training, seminar, dan program lainnya yang

dibawakan Kang Duddy adalah human spiritual capital (psikospiritual) dalam konteks individu, keluarga,

kelompok, dan organisasi dengan pendekatan mindfulness, transpersonal psychology, positive

psychology, health psychology, dan neuroscience. Terbuka bagi siapapun yang ingin menyapa,
berdiskusi, belajar bersama, serta bersinergi maupun berkolaborasi dalam mewujudkan kebermanfaatan
bagi sesama dan semesta sebagai bentuk syukur atas nikmat dan karunia yang diberikan Allah Swt.

Linkedin: Duddy Fachrudin

Email: duddy.fahrifitria@gmail.com

Website: www.mindfulnesia.id

87
Cinta akan selalu pulang ke rumah,
pada hati yang lembut dan bercahaya

88

Anda mungkin juga menyukai