SURFACE GRINDING
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Penyusunan Tugas Akhir dan
Memperoleh Gelar Ahli Madya di Departemen Pendidikan Teknik Mesin
Oleh :
Dosen Pembimbing,
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
Mata Kuliah Tugas Akhir
Mengetahui,
Ketua Program Studi D3 Teknik Mesin
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “ PERBAIKAN SISTEM
HIDROLIK PADA MESIN SURFACE GRINDING” tepat pada waktunya.
Penulisan Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar Ahli Madya.
Keberhasilan penyusunan Tugas Akhir ini tidak semata-mata terselesaikan
atas usaha dan kerja keras penyusun sendiri, tetapi turut pula di dukung oleh bantuan
dari pihak yang terkait secara langsung atau tidak langsung. Untuk itu dengan segala
kerendahan hati penyusun ingin menyampaikan rasa terima kasih yang setinggi-
tingginya kepada semua pihak yang telah membantu.
Akhir kata penyusun penyusun berharap semoga tugas akhir ini dapat
memberikan manfaat bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya, terutama
kontribusi keilmuan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya kepada kita semua.Amin.
i
UCAPAN TERIMAKASIH
Laporan Tugas akhir ini dapat selesai berkat bantuan, bimbingan serta dukungan
dari berbagai pihak. Penulis menemukan adanya kesulitan dan hambatan dalam
menyelesaikan Tugas akhir ini akhirnya penyusunan Tugas Akhir ini dapat
diselesaikan. Atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis, maka
dalam kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga dengan segala hormat kepada :
1. Kedua orang tua tercinta, Bapak Welman Sagala dan Ibu Agustina Maria,
yang selalu memberikan dukungan do’a, motivasi, moral dan material yang
tak terhingga.
2. Bapak Drs. H.Wardaya, M.Pd. Selaku dosen pembimbing Tugas Akhir yang
selalu membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan laporan.
3. Bapak Drs. Yayat, M.Pd. selaku dosen penanggung jawab mata kuliah Tugas
Akhir.
4. Bapak Dr. H. Mumu Komaro, MT. selaku Ketua Departemen Pendidikan
Teknik Mesin FPTK UPI.
5. Bapak Drs. Tatang Permana, M.Pd., selaku Ketua Program Studi D3 Teknik
Mesin DPTM FPTK UPI.
6. Sahabat-sahabat terdekat penulis yang senantiasa memberikan dukungan do’a
dan semangat.
7. Teman-teman mahasiswa D3 Teknik Mesin 2017 Produksi dan Perancangan
DPTM FPTK UPI
Atas kebaikan dan kemurahan yang telah penulis terima, semoga Tuhan Yang Maha
Esa membalasnya dengan yang lebih baik.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
UCAPAN TERIMAKASIH..................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................2
1.3 Batasan Masalah...........................................................................................................2
1.4 Tujuan..........................................................................................................................3
1.5 Metode Perbaikan (Restorasi)......................................................................................3
1.6 Sistematika Penulisan...................................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................................5
2.1 Sistem Hidrolik Mesin Gergaji Logam Great Captain..................................................5
2.2 Rumus Yang Digunakan Untuk Menghitung Sistem Hidrolik.....................................6
BAB III ANALISIS DAN PERHITUNGAN......................................................................11
3.1 Langkah Kerja (FlowChart).......................................................................................11
3.2 Analisis Kerusakan Pada Sistem Hidrolik..................................................................12
3.3 Analisa dan Perhitungan F1........................................................................................13
3.4 Hasil Uji Coba Setelah Restorasi...............................................................................15
3.5 Waktu dan Ongkos Proses Restorasi..........................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Yang dilingkari adalah bagian Hidrolik Gergaji Logam Great Captain...............2
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
Gambar suface grinding bagian hidrolik
1.4 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari perbaikani komponen hidrolik mesin
surface grinding yang tidak berfungsi ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui faktor penyebab kerusakan pada sistem hidrolik.
2. Menghasilkan flowchart langkah kerja perbaikan pada sistem hidrolik.
3. Memperoleh estimasi biaya untuk proses perbaikan sistem hidrolik.
5
1.5 Metode Perbaikan (Restorasi)
Untuk mendapatkan data – data yang berhubungan dengan lapangan atau data
teknis, penulis menggunakan beberapa cara antara lain:
1. Studi literatur, yaitu dengan cara menelaah, menggali dan mengkaji konsep
dan teori yang mendukung pemecahan masalah yang dibahas.
2. Studi lapangan, yaitu dengan cara terjun ke lapangan dalam rangka mencari
data dan informasi yang mendukung, yang sekiranya tidak diperoleh melalui
studi pustaka dan laboratorium.
3. Diskusi, yaitu melakukan konsultasi dan bimbingan dengan dosen dan pihak –
pihak lain yang dapat membantu terlaksananya pembuatan alat ini.
4. Analisis perhitungan, yaitu dengan mengadakan analisis biaya restorasi
komponen sistem hidrolik mesin surface grinding yang tidak berfungsi.
5. Melakukan tindakan perbaikan.
6. Uji coba penggunaan alat.
6
Bab I Pendahuluan. Pada bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan
masalah, pembatasan masalah, tujuan pembuatan, metode restorasi dan
sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori. Pada bab ini membahas tinjauan umum proses restorasi
komponen sistem hidrolik mesin surface grinding seperti bagian-bagian mesin
gergaji logam Great Captain dan cara kerjanya, sistem hidrolik dan cara kerjanya.
Bab III Analisis dan Pembahasan. Pada bab ini membahas diagram alir, data
awal, inddentifikasi alat dan bahan,tentang perhitungan biaya perbaikan.
Bab IV membahas kesimpulan dan saran, bab ini berisi tentang kesimpulan yang
di peroleh, serta saran - saran yang berhubungan dengan perbaikan atau restorasi
sistem hidrolik pada mesin surface grinding.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
Mesin gerinda datar merupakan salah satu jenis mesin gerinda yang paling
banyak digunakan untuk menggerinda benda kerja dengan tujuan untuk
mendapatkan kerataan dan kehalusan permukaan serta ukuran benda kerja
yang diinginkan.
8
digunakan, tetapi pada umumnya ketelitian 0,002 mm dapat dicapai oleh
kebanyakan mesin gerinda.
Pada mesin gerinda datar benda kerja yang terbuat dari material ferromagnetic
dipegang dengan cekam magnetik , sedangkan benda kerja yang terbuat dari
material non ferromagnetic dipegang pada cekam mekanik atau pencekam
vakum.
Meja dan spindel roda gerinda pada mesin gerinda datar dapat dioperasikan
secara manual ataupun secara otomatis.
9
1. Mesin gerinda datar spindel horisontal dengan gerak meja bolak-balik
Pada mesin gerinda datar spindel horisontal dan meja bergerak lurus bolak-balik,
penggerindaan yang sesungguhnya terjadi pada bagian keliling roda gerinda.
10
Gbr 3. Roda gerinda spindel horisontal
Mesin gerinda datar jenis ini digunakan untuk menggerinda benda kerja dengan
permukaan rata dan menyudut.
11
Gbr 4. Mesin gerinda spindel horisontal, meja berputar
Pada mesin gerinda datar spindel horisontal dan meja bergerak berputar bagian
keliling roda gerinda juga dihadapakan pada benda kerja. Benda kerja yang
dipasang pada meja putar dijalankan di bawah putaran roda gerinda.
Meja mesin gerinda datar ini bisa juga dimiringkan untuk memberikan
penggerindaan geometri khusus, seperti penggerindaan pada bagian-bagian
yang miring.
Mesin gerinda datar jenis ini digunakan untuk menggerinda permukaan rata dari
benda kerja yang berbentuk tabung atau bulat, misalnya permukaan rata poros,
flens, selongsong dan lain-lain.
3. Mesin Gerinda Datar Spindel Vertikal dengan Gerak Meja lurus bolak-balik
Mesin gerinda datar ini mempunyai spindel atau poros penggerak roda gerinda
dengan posisi vertikal dengan meja mesin dapat bergerak lurus bolak-balik.
Pada mesin gerinda datar spindel vertikal dan meja bergerak bolak-balik, bagian
bagian sisi atau bagian muka roda gerinda dihadapkan ke permukaan benda
kerja. Benda kerja yang dicekam pada meja mesin digerakkan bolak-balik di
12
bawah putaran roda gerinda yang berputar dengan cepat.
Mesin gerinda datar jenis ini dipergunakan untuk menggerinda benda kerja
dengan permukaan yang rata, lebar dan permukaan yang menyudut.
Pada mesin gerinda datar spindel vertikal dan meja bergerak berputar, bagian
sisi roda gerinda juga dihadapkan ke permukaan benda kerja. Benda kerja
dicekam dan digerakkan pada meja putar di bawah putaran roda gerinda.
13
Gbr 7. Mesin gerinda datar spindel tegak
Sumber : www.fortunemachinetool.com
Mesin gerinda datar jenis ini digunakan untuk menggerinda permukaan benda
kerja yang lebar serta permukaan rata benda kerja yang berbentuk tabung atau
bulat, seperti poros, cincin piston, flens, roda gigi, rotor, roda gaya dan lain-lain.
14
1. Mesin Gerinda Datar Manual
Pengoperasian mesin gerinda datar ini dilakukan secara manual (dengan
tangan). Pada mesin gerinda datar manual, penggerakkan atau pengaturan meja
mesin untuk setting dan pemakanan baik dalam arah memanjang maupun arah
melintang juga pengaturan posisi spindel roda gerinda dilakukan secara manual.
15
Bagian-bagian Utama Mesin Gerinda Datar
Meskipun memiliki jenis dan ukuran yang berbeda-beda, mesin gerinda datar
secara kasar memiki bagian-bagian utama yang sama.
1. Alas (Base)
Alas memilki konstruksi persegi panjang yang berfungsi untuk mendukung
bagian-bagian mesin gerinda. Untuk memberikan fondasi yang kaku, alas juga
menopang jalan penuntun (ways) yang memungkinkan benda kerja dapat
bergerak bolak-balik ketika dilaksanakan operasi penggerindaan.
2. Kolom
Kolom atau tiang merupakan komponen yang terletak di bagian atas mesin yang
menyokong spindel dan mengendalikan gerakan vertikal dari roda gerinda, yang
berarti juga mengatur kedalaman penggerindaan.
3. Sadel (Saddle)
Sadel merupakan komponen yang dipasang pada jalan penuntun (ways) dari
alas mesin gerinda. Sadel merupakan bagian mesin gerinda yang mendukung
meja. Gerakan sepanjang jalan penuntun sadel dikendalikan oleh roda tangan
pemakanan melintang (crossfeed handwheel).
16
Gbr 8. Komponen mesin gerinda datar
Sumber : www.thefabricator.com
4. Meja mesin
Meja mesin gerinda yang dapat bergerak bolak-balik dipasang pada jalan
penuntun yang berada pada sadel di mana pada meja ini terdapat komponen
pemegang benda kerja. Gerakan meja sepanjang jalan penuntun alas
dikendalikan oleh roda tangan meja (table handwheel).
17
6. Kepala roda gerinda (wheel head)
Kepala roda gerinda dipasang pada jalan penuntun yang berada pada kolom di
mana pada kepala roda gerinda terdapat rumah spindel (spindle housing).
Gerakan kepala gerinda sepanjang jalur penuntun pada kolom dikendalikan oleh
roda tangan pemakanan roda gerinda (wheel feed handwheel).
7. Roda gerinda
Roda gerinda merupakan alat potong pada mesin gerinda yang digunakan untuk
memotong atau menggerinda benda kerja. Roda gerinda terdiri butiran asah
(abrasif) dan bahan perekat, di mana roda gerinda ini dipasang pada spindel
mesin.
8. Sistem hidrolik
Sistem hidrolik terdiri dari bak oli, oli, pompa oli, katup pengatur dan silinder
hidrolik yang merupakan sistem penggerak meja mesin.
9. Sistem pendingin
Sistem pendingin terdiri dari bak air pendingin, air pendingin, pompa air, selang
dan keran. Sistem pendingin merupakan sistem yang mengatur sirkulasi cairan
pendingin pada saat menggerinda.
18
Gambar sistem hidrolik
19
6
Sistem kontrol pada sistem hidrolik mesin gergaji logam Great Captain yaitu merubah
energi listrik menjadi energi hidrolik hingga mekanik. Pergerakan sistem hidrolik ini
bergantung pada pergerakan motor listrik yang berputar untuk memompa torak 1
untuk memberi tekanan pada torak 2 untuk menahan beban. Dari perputaran motor
secara singkat maka secara otomatis akan memompa torak 1 yang digerakan oleh
bantalan yang disalurkan pada ekor burung yang memompa naik turunnya torak
tersebut, selanjutnya dengan otomatis maka torak 1 memberi tekanan melalui fluida
yang disalurkan pada torak 2 maka beban akan ditahan oleh torak 2. Untuk
melepaskan gaya yang diberikan torak 2 yaitu bila torak 1 telah mengangkat lebih
dari 50 mm dari dalam silinder maka fluida akan secara langsung dibuang kepada
tempat cadangan fluida.
Perhatikanlah gambar 2.2, Jika sisi bottom hydraulic cylinder pada gambar di atas
mendapat oil flow, maka akan timbul tekanan P1. Tekanan tersebut mengakibatkan
gaya dorong F1 yang arahnya ke bawah dan besarnya adalah F 1 = P1×A1. Oli yang ada
di sisi head juga menghasilkan gaya dorong F2 yang arahnya ke bawah dan besarnya
adalah F2 = P2×A2. Dengan demikian yang menggerakkan piston ke arah yang
sesungguhnya adalah selisih antara F1 dan F2. Sesuai dengan hukum Pascal, besar
kecilnya gaya dorong F bergantung pada tinggi rendahnya tekanan P atau besar
kecilnya luas penampang piston A.
F1 F 2
= (2.1)
A1 A2
Satuan tekanan sering digunakan untuk mengukur kekuatan dari suatu cairan atau
gas. Satuan tekanan dapat dihubungkan dengan satuan volume (isi) dan suhu.
Semakin tinggi tekanan di dalam suatu tempat dengan isi yang sama, maka suhu akan
semakin tinggi. Hal ini dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa suhu di
pegunungan lebih rendah daripada di dataran rendah, karena di dataran rendah
tekanan lebih tinggi.
F
P= A (2.2)
Selanjutnya dalam sistem metrik, gaya dinyatakan dalan dyne, dan luas dalam
centimeter kuadrat. Dan dapatlah dinyatakan dalam cara lain, poise adalah
perbandingan antara tegangan geser dan angka geser dari fluida.
Tegangan geser
Viskositas Absolut= (2.3)
Angka geser
9
2
dyne . detik /cm
Vk= 4
2/¿ cm
(2.5)
dyne . detik ¿
cm2/detik, dinyatakan sebagai satuan Stoke (S) setelah Gabriel Stoke (1819 –
1903), yang banyak menemukan dasar tentang dinamika fluida.
Satuan Stoke adalah terlalu besar untuk jenis fluida yang digunakan dalam
hidrolika industri, dan viskositas kinematik yang dinyatakan dalam satuan SI
diberikan dalam skala yang lebih kecil yaitu centistoke.
2
Vk=mm detik , disebut centistoke (cSt) (2.6)
Perhitungan total biaya produksi suatu produk pada umumnya terdiri dari ongkos
material dan ongkos proses produksinya, perhitungan total biaya tersebut ditunjukan
oleh rumus berikut:
Perhitungan ongkos material meliputi harga material yang dibeli dan ongkos tak
langsung (indirect/ overhead cost of material) yaitu ongkos khusus yang berkenan
dengan penanganan material seperti penyimpanan, pergudangan, pengangkutan
barang, biaya gedung, perhitungan bunga pajak dan asuransi.Biaya-biaya tersebut
dibagi dengan faktor pemberat yang dibebankan pada tiap material yang berada di
gudang sesuai luas tempat dan waktu penyimpanan.
BAB III
ANALISIS DAN PERHITUNGAN
11
12
Data analisis yang penulis dapatkan pada saat pengerjaan restorasi sistem
hidrolik gergaji logam Great Captain yaitu ada beberapa bagian yang mengalami
kerusakan yang menyebabkan sistem hidrolik gergaji logam Great Captain ini tidak
bisa berfungsi secara optimum.
Gambar 3.1 adalah sedikit gambaran saat proses pengerjaan sistem hidrolik. Ada
beberapa bagian atau part yang sudah tidak befurngsi secara optimum seperti berikut :
1. Packing mengalami kerusakan yaitu adanya sobekan yang
menyebabkan bocornya fluida pada hidrolik berfungsi yang dimana
memiliki tekanan yang sangat besar.
2. Pin penyangga bola pejal tidak ada, pin penyangga bola pejal yang
berfungsi untuk menahan bola pejal pada saat penghisapan.
3. Bola pejal pecah akibat dari hilangnya pin penyangga bola pejal,
menurut penulis pecahnya bola pejal disebabkankarenaadanya
tumbukan piston dengan bola pejal,setelah pecahnya bola pejal maka
13
Jawaban :
F 2 . A1
F 1=
A2
π 2
F2. .D
4
F 1=
π 2
.D
4
231,44 x 1,13
F 1=
3,46
261.52
F 1=
3,46
F 1=75,58 N
F
P=
A
Diketahui : F 1 = 75,58 N
A1 = 1,2 cm
Ditanya :P?
Jawaban :
75,58
P=
0,785 x 1,22
75,58
P=
1,13
P=66,88 Pa
Rumus :
Tegangan geser
Viskositas Absolut=
Angka geser
Diketahui : F2 = 231,43 N
15
K = 10,062 S/m2
Ditanya : Viskositas Absolut ?
Jawaban :
231,43
Viskositas Absolut=
10,062
Viskositas Absolut=23 Pa . s
Rumus :
Viskositas absolut (μ)
Viskositas kinematik=
kerapatan( ρ)
Diketahui : = 23 Pa.s
ρ = 0.9 g/ml
Ditanya : Viskositas kinematik ?
Jawaban :
23
Viskositas kinematik=
0.9
Viskositas kinematik=25,55 mm2 /detik
Jadi, waktu yang dibutuhkan untuk proses restorasi sistem hidrolik pada mesin
gergaji logam Great Captain adalah
20 menit + 10 menit + 8 menit + 125 menit + 9 menit + 45 menit = 3 jam 37
menit
= Rp. 63.581,-
Jadi, total ongkos pembelian material dalam proses restorasi sistem hidrolik pada
mesin gergaji logam Great Captain adalah Rp. 140.000,-
17
Hartono Sugi,1988 Sistim Kontrol dan Pesawat Tenaga Hidrolik, Bandung . penerbit
tarsito bandung
Putri Permatasari D,2013 Mesin Gergaji (Hacksaw) dan Mesin Gergaji Bolak Balik
(Hacksawing Machine), Online.[Tersedia]:
(http://diniptm.blogspot.com/2013/06/mesin-gergaji.html)
Rochim T,1993, Teori & Teknologi Proses Pemesinan, Bandung, ITB Klarifikasi
Proses, Gaya dan Daya Pemesinan, ITB. Optimasi Proses Pemesinan, ITB
18