Anda di halaman 1dari 10

SEMINAR NASIONAL SDM TEKNOLOGI NUKLIR

YOGYARTA, 20 AGUSTUS 2018


ISSN 1978-0176

APLIKASI MULTIKRITERIA BERBASIS GIS DALAM PEMILIHAN


TAPAK PLTN DI NTB
Heni Susiati1, Hadi Suntoko2, Eko Rudi Iswanto3

1) Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir, BATAN, Jakarta Selatan, Indonesia,


heni_susiati@batan.go.id

ABSTRAK

APLIKASI MULTIKRITERIA BERBASIS GIS DALAM PEMILIHAN TAPAK PLTN DI NTB.


Seleksi zona tapak PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) adalah fase kunci dari proses pemilihan tapak
PLTN dan dapat berpengaruh signifikan terhadap keselamatan dan biaya selama PLTN beroperasi. Untuk
mempersiapkan program PLTN di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) telah dilakukan pemilihan di wilayah
sepanjang pesisir. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan zona-zona yang sesuai untuk lokasi PLTN
dengan pertimbangan multi kriteria dalam penentuan tapak PLTN dengan menggunakan analisis spasial
berbasis raster dan pemodelan SIG. Penentuan tapak potensial PLTN didasarkan pada beberapa kriteria, yaitu:
data jaringan jalan, geologi, hidrologi, Human Induced Event, kerawanan bencana, morfologi, tataguna lahan,
pemukiman, dan RTRW. Metode yang digunakan pada penelitian adalah deskriptif kuantitatif dan pembobotan
biner. Berdasarkan hasil pembobotan dan pemeringkatan dengan menggunakan GIS (SIG= Sistem Informasi
Geografi) diperoleh 6 lokasi di pesisir NTB yang sesuai untuk dijadikan sebagai tapak potensial PLTN. Zona
calon tapak PLTN di antaranya 6 tapak terpilih berada di kawasan pesisir. Analisis kesesuaian lahan
menunjukkan bahwa semua tapak potensial tersebut telah memenuhi kriteria umum dan teknis, antara lain
karena bukan merupakan lahan bukan di area patahan, gambut, serta jauh dari pemukiman.

Kata kunci: seleksi, multi kriteria, PLTN, SIG

ABSTRACT

GIS-BASED MULTICRITERIA APPLICATION IN THE SELECTION OF NPP SITE


NTB.Selection of nuclear power plant (NPP) zones is a key phase of the NPP site selection process and can
have a significant effect on safety and costs as long as the NPP operates. To prepare NPP program in NTB
province, elections have been conducted in areas along the coast. The aim of the study was to obtain suitable
zones for the location of NPP with multi criteria consideration in determining the NPP site using raster-based
spatial analysis and GIS modeling. The potential site designation for NPP is based on several criteria, namely:
road network, geology, hydrology, Human Induced Event, disaster vulnerability, morphology, land use,
settlements, and RTRW. The method used in the research is quantitative descriptive and binary weighting.
Based on the results of weighting and ranking using the GIS (Geographic Information System), 6 locations on
the NTB coast are suitable to be used as potential sites for NPP. NPP prospective zone including 6 selected
sites located in coastal areas. Land suitability analysis shows that all potential sites have fulfilled general and
technical criteria, partly because they are not land not in the fault area, peat, and far from settlements.

Key words: selection, multi criteria. NPP, GIS

pasokan listrik dalam jangka panjang dengan


PENDAHULUAN memanfaatkan semua potensi sumber energi
baik konvensional maupun non konvensional
Rencana pembangunan PLTN di NTB melalui energi baru dan terbarukan (EBT).
merupakan program untuk mendapatkan Sesuai dengan Rencana Tata Ruang
sumber listrik. Kondisi persediaan pasokan Wilayah (RTRW) Provinsi NTB di Kawasan
listrik di NTB pada saat ini mengalami defisit, pesisir mempunyai potensi sumber daya pesisir
sehingga perlu satu usaha untuk menjamin dan laut yang direncanakan sebagai Kawasan

[ 271 ]
SEMINAR NASIONAL SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYARTA, 20 AGUSTUS 2018
ISSN 1978-0176

industri maritim, wisata bahari, dan daerah Selatan (Pulau Bangka), Kalimantan, dan
perlindungan[2]. Batam[9].
Provinsi NTB telah menindaklanjuti Multi kriteria dalam penentuan tapak
dengan membuat studi awal introduksi PLTN di PLTN ini menjadi sulit mengingat banyak
NTB. Meskipun NTB menyimpan sumber daya parameter atau aspek yang berpengaruh dalam
alam khususnya sumber daya energi yang cukup wilayah administrasi suatu daerah
melimpah berupa minyak, gas dan batubara, (kabupaten/kota) yang secara regional
namun sumber daya alam tersebut merupakan dievaluasi terlebih dahulu[10]. Peran Sistem
sumber daya alam yang tak terbarukan sehingga Informasi Geografis (SIG) akan digunakan
pemanfaatan energi alternatif tetap diperlukan dalam studi ini untuk membantu menyaring
dalam perencanaan jangka panjang untuk setiap lokasi berdasarkan tiap-tiap kriteria yang
menjamin keamanan energi di NTB. Dalam ada dengan kemampuannya mengelola data-
kesempatan ini, Badan Tenaga Nuklir Nasional data spasial. SIG sendiri saat ini sudah banyak
(BATAN) sebagai promotor penggunaan digunakan dalam bebagai penelitian
teknologi nuklir di Indonesia mempunyai sebelumnya yang berkaitan dengan studi
kewajiban untuk mempromosikan PLTN yang pemilihanlokasi[11].
merupakan salah satu energi baru dan SIG atau GIS didefinisikan sebagai suatu
terbarukan (EBT)[1,2,3]. sistem yang dirancang untuk membantu
Dalam rangka mendukung program pengumpulan data, pengolahan data, analisis
PLTN di NTB, telah dilakukan kegiatan survei data, modelling, serta penyajian data
tahap awal dalam proses penentuan tapak spatial/graphic dan data attribute/textual atau
(lokasi) PLTN. Dalam penelitian ini, pemilihan deskriptif. Kedua jenis data tersebut disimpan
tapak PLTN dilakukan dengan sistem dalam suatu sistem dinamakan basis data SIG,
pemodelan builder[4]. Pada saat ini pemilihan dimana sistem basis data ini merupakan
tapak PLTN telah banyak dilakukan dengan komponen utama yang harus tersedia. SIG
berbagai metode diantaranya metode adalah perangkat terintegrasi, berfungsi untuk
multikriteria berbasis spasial[5]. membantu mempercepat proses perencanaan
Sesuai dengan azas keselamatan dan pengambilan keputusan yang melibatkan
teknologi nuklir, pemilihan tapak (site) untuk pengintegrasian data keruangan serta
PLTN harus memenuhi beberapa persyaratan deskripsinya dalam lingkup penyelesaian suatu
keselamatan, yaitu: (a) aspek keselamatan masalah, sebagai contoh proses koordinasi
akibat faktor eksternal alamiah (external kegiatan perencanaan, serta penataan
natural events), (b) aspek keselamatan akibat pengelolaan suatu kawasan lahan
kegiatan manusia (external human-induced peruntukan[12].
events), dan (c) aspek keselamatan masyarakat Hasil dari studi ini diharapkan dapat
dan lingkungan (public and environmental memberikan lokasi daerah zona kawasan tapak
safety)[4,5]. Tapak PLTN yang siap untuk PLTN di wilayah propinsi NTB. Proses
dibangun, dalam penentuannya diperlukan pemilihan tapak PLTN dengan SIG memiliki
beberapa tahapan yang harus dilakukan, yaitu keuntungan dalam prosedur seleksi tapak di
tahap (i) pra survei tapak; (ii) survei tapak; (iii) masa mendatang. Kriteria kesesuaian yang
evaluasi tapak dan (iv) pra-operasional. digunakan untuk komparatif sangat menentukan
Penelitian ini dilakukan sesuai dengan dalam pemilihan tapak PLTN.
pedoman IAEA (International Atomic Energy
Agency), Safety Standard Series NS-R-3 tahun METODE
2003 tentang Site Evaluation for nuclear
installation[6], Specific Safety Guide No. SSG- Penelitian dilakukan di sepanjang wilayah
35 tahun 2015 tentang Site Survey and Site pesisir Provinsi NTB.
Selection for Nuclear Installations[7] dan Perka
BAPETEN No 5 tahun 2007 tentang Ketentuan Alat dan Bahan
Keselamatan Tapak Reaktor Nuklir[8]. BATAN
telah melakukan penelitian terkait penetapan Alat
tapak di beberapa lokasi di Indonesia 1. ArcGIS 10.2 (Software Pengolah GIS)
sebelumnya, yaitu di Muria (Jepara), 2. ENVI 4.5 (Software Pengolah Data Citra)
Kramatwatu (Banten), Bangka Barat dan

[ 272 ]
SEMINAR NASIONAL SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYARTA, 20 AGUSTUS 2018
ISSN 1978-0176

Bahan Analisis Data


1. Peta Geologi Nusa Tenggara Barat Analisis kesesuaian zona Kawasan
2. Peta Hidrogeologi Nusa Tenggara Barat PLTN dilakukan dengan menggunakan SIG,
3. Peta Rupabumi Indonesia Wilayah Nusa yaitu sistem informasi spasial berbasis
Tenggara Barat komputer dengan menggunakan perangkat
4. Citra Landsat 8 OLI Nusa Tenggara Barat lunak ArcGis. Masing-masing komponen atau
5. DEM SRTM Wilayah Nusa Tenggara parameter dalam penentuan tapak PLTN yang
Barat sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan,
6. Data sebaran HIE dan Perencanaan HIE dijadikan peta tematik kemudian dioverlaykan
Wilayah Nusa Tenggara Barat untuk mendapatkan peta zonasi tapak interes
7. Peta Kerawanan Bencana Wilayah Nusa PLTN dengan pemodelan builder (Gambar 1).
Tenggara Barat
8. Rencana Tata Ruang Wilayah Nusa
Tenggara Barat

Gambar 1. Model Builder dalam Pemilihan Tapak PLTN NTB

Penentuan kesesuaian setiap kriteria yang PLTN dilakukan dengan metode pembobotan
diperhitungan dalam pemilihan zona tapak berikut:

[ 273 ]
SEMINAR NASIONAL SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYARTA, 20 AGUSTUS 2018
ISSN 1978-0176

Tabel 1. Matriks Pembobotan unuk Zona Tapak PLTN

No. Parameter Kategori Skor Kategori Skor Kategori Skor Bobot


1. Jarak terhadap 2 km 5 5 km 4 >8 km 1 3
Aksesibilitas Jalan
2. Geologi Granit 5 - Andesit, 4 - Alluvium 1 5
Basalt - Colluvium
- Tefra 3 - Limeston
- Tuffite
- Sandstone
- Mudstone
- Coral
3. Hidrologi Akuifer 5 - Akuifer 4 - Setempat 2 5
Produktif Produktif Akuifer
tinggi sedang Produktif
- Akuifer 3 sedang 1
Produktif - Daerah Air
Kecil Tanah Langka

4. Human Induces Non HIE 5 - SPBU 1 - IndustriGalanga 1 3


Event (HIE) - Gardu n Kapal
- Terminal - Instalasi
- Bandara Pengolahan Air
- Pelabuhan - Kelistrikan
- Pembangkit - Mata Air
Listrik - Embung
- Terminal
- Pusat Kegiatan

5. Kerawanan Non Rawan 5 - Aliran Bahan 1 - Potensi 1 5


Bencana Bencana Rombakan Tsunami
- Potensi - Potensi Banjir
Gerakan Bah
Tanah Sedang - Potensi Banjir
- Potensi Bandang
Gerakan
Tanah Tinggi
6. Morfologi/ <20 5 8-150 3 25-400 1 4
Kemiringan 2-80 4 15-250 2 >400
Lereng
7. Tataguna Lahan - Semak/ 5 - Perkebunan, 3 - Pertambangan 2 3
Belukar, Tambak, - Hutan,
Lahan Pertanian, Mangrove, 1
Kosong Sawah Pemukiman/
- Pasir, 4 - Lahan
Savana terbangun

8. Permukiman Non 5 Pemukiman 1 5


Pemukiman dengan Buffer 3
km
9. Wilayah Tambang Non Tambang 5 Wilayah 1 4
Tambang
10. RTRW - Hutang 1 - Taman 1 Area Penggunaan 5 4
Lindung Nasional Lain
- Hutan - Cagar Alam
Produksi - Kawasan
Tetap Konservasi

[ 274 ]
SEMINAR NASIONAL SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYARTA, 20 AGUSTUS 2018
ISSN 1978-0176

- Hutan - Taman Wisata


Produksi Alam
Terbatas - Taman Wisata
Air laut
- Danau

HASIL DAN PEMBAHASAN aksesibilitas tertinggi dibandingkan dengan


pulau Sumbawa.
HASIL
Peta Tematik dalam penentuan zona tapak
PLTN di Provinsi NTB

Pembuatan peta wilayah potensial tapak


PLTN menggunakan Metode Pembobotan
berjenjang bertimbang menggunakan
pendekatan SIG dan data penginderaan Jauh.
Setiap Parameter memiliki nilai skoringnya
masing-masing dan juga memiliki nilai
pembobot, semakin penting dan berpengaruh
suatu parameter maka bobot nilainya akan
semakin bertambah besar. Tahapan awal
dilakukan dengan mengekstrak data-data yang Gambar 2. Peta Aksesibilitas
dimiliki untuk dijadikan parameter penentu
tapak PLTN. Pada penentuan wilayah tapak
NTB digunakan parameter berupa HIE, 2. Peta Geologi
Litologi, Morfologi, Multi Kerawanan Bencana, Peta geologi wilayah NTB memiliki 9
RTRW berupa Pola Ruang, Utilitas Rencana kelas yaitu granit, andesit, basalt, alluvium,
Pembangunan HIE, Potensi Tambang, kolluvium, limestone, tefra, coral, tufle
Pembangunan Aksesibilitas Jalan, Hidrogeologi sandstone dan mudstone. Pembagian kelas dan
dan Patahan. Parameter tersebut didapatkan skoring didasarkan pada kemasivan batuan
melalui data-data spasial maupun penurunan induk dimana batuan beku menjadi batuan dan
data lainnya berupa citra satelit maupun data skor tertinggi.
DEM wilayah NTB. Pada gambar 3 Wilayah NTB terlihat
didominasi oleh batuan andesit pada pulau
Peta Tematik untuk Analisis Multi Kriteria Sumbawa dan Lombok lebih didominasi basalt
1. Peta Aksesibilitas dan andesit. Wilayah pesisir pantai didominasi
Pembuatan peta aksesibilitas oleh coral dan alluvium.
menggunakan metode buffering, metode
buffering dilakukan untuk menentukan area
terdekat dengan aksesibiltas jalan yang ada
diwilayah NTB. Berdasarkan Peta Rupabumi
Indonesia Skala 1 : 50.000 wilayah NTB
memiliki klasifikasi 4 jalan berupa Jalan Arteri,
Jalan Kolektor, Jalan Lokal dan Jalan Setapak.
Dalam Pemodelan ini hanya menggunakan
2kelas Jalan yaitu Arteri dan kolektor karena
dua jalan ini merupakan jalan vital dengan
rerata lebar jalan > 8 meter. Analisis Buffering
Dilakukan dengan 3 kelas yaitu jarak 2, 5, dan
> 8 Kilometer, sesuai pada tabel 1. Pada gambar Gambar 3. Peta Geologi Wilayah NTB
2. Pulau Lombok menjadi wilayah dengan

[ 275 ]
SEMINAR NASIONAL SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYARTA, 20 AGUSTUS 2018
ISSN 1978-0176

3. Peta Hidrologi 5. Peta Rencana Human Induced Even (HIE)


Peta Hidrogeologi mencakup peta Pembuatan Peta parameter rencana HIE
sebaran jenis akuifer. Pada peta hidrogeologi menggunakan titik titik yang direncakan akan
terbagi menjadi 6 kelas akuifer. Parameter dibangun fasilitas umum di wilayah NTB. Titik
hidrologi memiliki bobot maksimum yaitu 5 yang direncanakan dibangun antara lain
sama dengan geologi dan morfologi. Akuifer terminal, kelistrikan, sumber mata air, embung,
Produktif tinggi cenderung berada di pulau pusat-pusat kegiatan, industri galangan kapal
Lombok sedangkan pulau Sumbawa didominasi dan pengolahan air. Titik-titik tersebut
oleh akuifer produktif sedang dan kecil. Pada dilakukan analisis buffering dengan radius 10
pulau Sumbawa beberapa wilayah memiliki km sehingga akan mendapatkan dua kelas yaitu
kriteria Daerah air tanah langka sebarannya zona non HIE dan zona radius HIE.
hampir merata disetiap wilayah. Nilai skoring
tertinggi merupakan akuifer produktif tinggi,
menyusul sedang dan kecil hingga nilai
terendah merupakan daerah dengan kondisi air
tanah langka.

Gambar 6. Peta Rencana HIE

6. Peta Kerawanan Bencana


Peta kerawanan bencana didapatkan
melalui peta yang dibuat oleh BPBD Wilayah
NTB. Sebagian besar wilayah NTB tergolong
Gambar 4. Peta Hidrologi rawan terhadap bencana. Berdasarkan gambar
7, wilayah NTB memiliki 6 potensi bencana,
4. Peta Human Induced Event (HIE) secara umum disebabkan oleh Gunungapi,
Pembuatan peta parameter HIE Gempabumi, dan Banjir. Pada peta kerawanan
menggunakan titik-titik fasilitas umum yang bencana diklasifikasikan menjadi 2 wilayah
ada di wilayah NTB. Titik HIE yang dapat non rawan bencana dengan skor maksimum
dikumpulkan antara lain SPBU, Gardu, yaitu 5 dan wilayah rawan bencana dengan skor
Terminal, Bandara, Pelabuhan dan Pembangkit 1, nilai faktor pembobot yang digunakan adalah
Listrik. Analisis buffering dilakukan disetiap 5. Pulau Lombok menjadi wilayah dengan
titik HIE. Bandara menjadi HIE dengan radius kerawanan bencana yang kompleks dimana
terluas sejauh 16 km sedangkan lainnya 10 km. pesisirnya rawan terhadap tsunami. Sebagian
Klasifikasi kemudian dilakukan yaitu wilayah pulau Sumbawa dibagian tengah cenderung
Non HIE dan Wilayah Zonasi Buffer HIE. didominasi non-rawan bencana

Gambar 5. Peta HIE wilayah NTB Gambar 7. Peta Kerawanan Bencana wilayah
NTB

[ 276 ]
SEMINAR NASIONAL SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYARTA, 20 AGUSTUS 2018
ISSN 1978-0176

7. Peta Morfologi 9. Peta Zonasi Permukiman


Peta Morfologi didapatkan melalui Peta zonsi permukiman didapatkan melalui
ekstraksi kemiringan lereng dari data Digital analisis buffering terhadap lahan
Elevation Model (DEM). Kemiringan lereng permukiman yang ada. Buffering dilakukan
yang landau memiliki nilai yang lebih tinggi sejauh 3 kilometer. Wilayah yang masuk
dibandingkan dengan lereng yang curam. zonasi buffer 3 km memiliki nilai skor
Wilayah NTB didominasi oleh lereng dengan terkecil. Gambar 10 menunjukkan pulau
nilai 25 hingga lebih dari 40 derajat atau bisa Lombok menjadi wilayah yang padat
disebut bergunung hingga berbukit. Sebagian permukiman penduduknya hampir seluruh
wilayah dengan lereng yang landai atau datar pulau masuk kedalam zona buffer 3
berada di wilayah pesisir. kilometer. Berbeda dengan pulau Sumbawa
dimana lahan permukimannya berpencar
dan masih didominasi oleh zona non buffer.

Gambar 8. Peta Morfologi/Kemiringan


Lereng wilayah NTB

8. Peta Penggunaan Lahan Gambar 10. Peta Zonasi Permukiman Wilayah


Peta Penggunaan Lahan didapatkan NTB
melalui peta rupabumi Indonesia. Penggunan 10. Peta Zonasi Wilayah Tambang
lahan menjadi parameter dengan faktor Peta Zonasi tambang didapatkan
pembobot dengan nilai 3. Sebagian wilayah melalui peta RTRW maupun peta rupabumi
NTB didominasi oleh hutan yaitu hutan kering yaitu data penggunaan lahannya. Gambar
pada pulau Sumbawa sedangkan pada pulau 11 menunjukkan wilayah tambang tersebar
Lombok beberapa wilayah sudah didominasi disebagian willayah pulau sumbawa,
oleh campur tangan manusia pada sector terutama disebagian wilayah pesisir.
pertanian terlihat pada gambar 9. Pada Wilayah tambang memiliki nilai faktor
pemodelan pemilihan tapak lahan kosong, pembobot sebesar 4. Untuk wilayah
savanna dan semak belukar memiliki nilai tambang skor yang diberatkan menjadi nilai
tertinggi berbeda dengan hutan yang memiliki terendah berbeda dengan non tambang.
nilai terendah. Begitu juga dengan permukiman
maupun lahan terbangun dan juga lahan
pertambangan.

Gambar 11. Peta Zonasi Wilayah Tambang


NTB
11. Peta Rencana Tata Ruang Wilayah
Gambar 9. Peta Penggunaan Lahan Wilayah Peta Rencana Tata Ruang Wilayah
NTB (RTRW) memiliki nilai faktor pembobot 4.

[ 277 ]
SEMINAR NASIONAL SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYARTA, 20 AGUSTUS 2018
ISSN 1978-0176

Berdasarkan gambar 12, wilayah NTB dibagi Utara denga adanya gempa yang telah terjadi
menjadi 10 pola ruang peruntukannya. Area pada tangal 6 Agustus 2018 dengan skala 7 R,
penggunaan lahan lain menjadi kelas dengan tentunya daerah tapak terpilih tersebut harus
nilai skoring tertinggi, 9 kelas lainnya yaitu 3 ditinjau ulang kesesuaiannya. Di samping juga
jenis hutan, taman nasional, cagar alam, aspek lainnya seperti potensi fisik oseanografi
kawasan konservasi, taman wisata, dan danau yang pada penelitian ini masih belum
diberikan nilai terendah yaitu satu dipertimbangkan.
Kegiatan pra survei tapak PLTN di
Provinsi NTB dilakukan untuk mendapatkan
daerah interes pada daerah pesisir di Provinsi
NTB. Daerah interes ini secara umum sudah
terbebas dari faktor eksklusi (faktor penolak)
dan sesuai dengan rencana umum tataruang atau
masih dimungkinkannya untuk alokasi ruang
PLTN.
Pemilihan daerah tapak interes untuk
lokasi PLTN sebagaimana yang telah ditetapkan
dalam Peraturan Kepala Bapeten, didasarkan
pada kriteria umum untuk tahap pra survei yang
antara lain meliputi aspek: kebutuhan pasokan
Gambar 11. Peta Zonasi Wilayah Tambang
air pendingin, jumlah penduduk, jarak industri
NTB
strategis yang menghasilkan bahan berbahaya,
jarak jaringan perpipaan (minyak, dan gas),
PEMBAHASAN
ketersediaan air tanah, jenis tutupan lahan
bukan daerah rawa alamiah /genangan air
Pemodelan Wilayah Potensial Tapak PLTN
sepanjang tahun, jarak terhadap pelabuhan
NTB
udara (bandara) dan pelabuhan laut, jenis area
kawasan lindung (cagar alam, suaka
Analisis regional dalam proses pemilihan tapak
margasatwa, dan cagar budaya), serta jarak
PLTN di NTB telah melalui Multi Kriteria dan
terhadap fasilitas militer terdekat.
SIG walaupun kriteria yang ditinjau belum bisa
IAEA, USNRC dan DOE telah
lengkap karena keterbatasan data spasial. Di
merekomendasikan perencanaan penggunaan
NTB telah diperoleh 6 (enam) lokasi tapak
lahan untuk pemilihan lokasi PLTN sebagai
potensial sepanjang pesisir NTB.
cara yang paling logis untuk memilih lokasi
PLTN, untuk meminimalkan dampak
lingkungan negatif dan untuk membantu dalam
mencapai pembangunan berkelanjutan. Bahkan,
sebagian besar negara di seluruh dunia
bertujuan untuk menjamin keselamatan PLTN
terhadap gempa bumi, banjir dan erosi tanah,
untuk menyediakan kapasitas optimal
pembangkit listrik tenaga nuklir untuk
melindungi lingkungan biofisik dan sosial
ekonomi. Oleh karena itu, untuk membangun
PLTN di wilayah pesisir, semua standar yang
dibutuhkan ditetapkan oleh IAEA dan
BAPETEN harus dipenuhi. Meninjau pedoman
Gambar 12. Peta sebaran Zona Tapak Interes
dan standar ini menunjukkan bahwa dalam
PLTN di NTB proyek-proyek pembangkit listrik tenaga nuklir
yang paling, aspek teknis dan non teknis PLTN
Peta Zona tapak PLTN di NTB yang dihasilkan
harus sesuai dengan rencana penggunaan lahan
masih harus dilakukan pengecekan lapangan
untuk memastikan pemilihan lokasi memenuhi
untuk mendapatkan hasil yang lebih tepat lagi.
persyaratan lingkungan yang
Zona tapak di kecamatan Tanjung, Lombok dipersyaratkan[11,12].

[ 278 ]
SEMINAR NASIONAL SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYARTA, 20 AGUSTUS 2018
ISSN 1978-0176

Pemilihan tapak yang relevan dengan - Kesesuaian lahan untuk tapak potensial
metode multi kriteria di beberapa negara telah telah diperoleh 6 (enam) lokasi tapak di
dilakukan untuk mendapatkan zona-zona tapak Provinsi NTB.
PLTN. Malaysia dengan program pemilihan - Kegiatan penelitian ini didasarkan hasil
tapaknya berdasarkan peran multi kriteria dan analisis pembobotan parameter
GIS, Malaysia telah cukup memenuhi syarat multikriteria beberapa data yang
untuk mengoperasikan pembangkit listrik dikategorikan sebagai data yang dapat
tenaga nuklir sendiri untuk kebutuhan energi mempengaruhi kelayakan tapak potensial
jangka panjang dalam memenuhi kebutuhan PLTN.
listrik. Tujuh kriteria dipertimbangkan dalam - Parameter multikriteria yang
analisis ini seperti kepadatan penduduk rendah, dipertimbangkan, diantaranya data
daerah perumahan, akses sungai, topografi, tata jaringan jalan, geologi, hidrologi, Human
guna lahan, infrastruktur listrik dan kepemilikan Induced Event, kerawanan bencana,
lahan[13,14,15]. morfologi, tatagunalahan, pemukiman,
Pemilihan tapak PLTN di Yaman, RTRW.
terdapat dua tahap proses seleksi tapak yang
telah dilakukan. Daerah potensial dan tapak
potensial telah dipilih yang memenuhi subset UCAPAN TERIMAKASIH
dari kriteria seleksi yang merupakan sistem
batasan yang terpenting (3 kriteria). Calon tapak Tulisan ini dapat selesai karena keterlibatan
tersebut selanjutnya akan dievaluasi terhadap banyak pihak antara lain pemerintah daerah
kriteria keseluruhan (9) yang sebelumnya telah provinsi NTB yang telah memberikan ijin dan
di ranking oleh ahli, selanjutnya calon tapak menyediakan data yang terkait dengan daerah
akan dipilih dengan menggunakan Analytical penelitian. Semua pihak yang telah membantu
Hierarchy Process Method (AHP). Selanjutnya dalam pengumpulan data. Untuk itu penulis
calon tapak akan melalui pertimbangan mengucapkan terima kasih yang sebesar-
pembobotan kriteria pemilihan tapak yang lebih besarnya.
spesifik melalui putusan ahli akan dipilih tapak
yang lebih baik dan tapak alternative dengan DAFTAR PUSTAKA
menggunakan metode AHP[16,17,18,19].
Tipe atau karakteristik yang sesuai untuk 1. Pusat Pengembangan Energi Nuklir,
zona tapak PLTN adalah yang aman dari faktor Laporan Pra Studi Kelayakan Tapak PLTN
eksternal, seperti kegempaan, kegunungapian, di Nusa Tenggara Barat, Kerjasama
dan lainnya. Kawasan provinsi NTB terletak Pemprov NTB-BATAN, 2017.
dekat dengan pertemuan lempeng dan termasuk 2. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara
wilayah yang mempunyai frekuensi gempa Barat,Peraturan Daerah Provinsi Nusa
bumi dangkal dan besar. Zona tapak PLTN yang Tenggara Barat, No. 3 tahun 2010.
dihasilkan masih pada tahap awal sehingga 3. Pusat Pengembangan Energi Nuklir,
selanjutnya perlu dilakukan evaluasi lanjut Laporan Teknis Survei Pendahuluan Tapak
dengan mempertimbangkan kriteria yang lain. PLTN di Kalimantan (Provinsi Kalimantan
Timur), Jakarta, 2009.
KESIMPULAN 4. IAEA “Site Evaluation for Nuclear
Installations”, Safety Standard Series No.
Berdasarkan hasil analisis multi kriteria NS-R-3, International Atomic Energy
kesesuaian tapak dengan aplikasi SIG di Agency, Vienn, 2003.
Provinsi NTB dapat disimpulkan sebagai 5. IAEA (2015), “Site Survey and Site
berikut: Selection for Nuclear Installations”,
- kawasan yang sesuai untuk tapak potensial Specific Safety Guide” No. SSG-35,
PLTN berhasil ditentukan. International Atomic Energy Agency,
- Pemilihan tapak potensial PLTN yang Vienna, 2015.
diaplikasikan di sepanjang pesisir provinsi 6. BAPETEN. Perka BAPETEN No 5 Tahun
NTB telah dilakukan dengan multi kriteria 2007 tentang Ketentuan Keselamatan
berbasis SIG. Tapak Reaktor Nuklir, Jakarta2007.

[ 279 ]
SEMINAR NASIONAL SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYARTA, 20 AGUSTUS 2018
ISSN 1978-0176

7. Hadi Suntoko,Inventarisasi Tapak Khiz Region in Gilan Province, Iran,


Potensial PLTN di Wilayah Banten, Jurnal Environ Earth Sci 75:1016, DOI
Pengembangan Energi Nuklir,Volume 9 10.1007/s12665-016-5825-9, Iran, 2016.
No. 2, Desember 2007. 17. Hamidreza Jafari, Saeed Karimi, Mehrdad
8. Ankiq T.S., Skalalis D., Ujang S., Aplikasi N., Jahanbakakhsh B., Nuclear power plant
Sistem Geografi untuk Penetapan Potensi locating by WLC and GIS (case study : Iran,
Lahan Budidaya Perikanan di Kabupaten hormozgan province), International Journal
Sumedang, Hasil penellitian Fakultas of Basic and Applied Science, 4(1), doi:
Perikanan, Universitas Padjajaran, 10.14419/ijbas.v4il.3733, 2015.
Bandung, 2006. 18. Isaac Ennison, Thomas Akiti, Paulina
9. Putra Amantha, Hasibuan, Ahmad Perwira Amponsah, Shilo Oase, Joseph Gbadago,
Mulia Tarigan dan Zaid Perdana Nasution, Determination of Suitable Sites for Nuclear
Studi Pemilihan Lokasi Tempat Power Plants in Ghana: The Issues
Pembuangan Akhir (TPA) Sampah dengan Involved, Ghana,
Metode Sistem Informasi Geografis, http://dx.doi.org/10.5755/j01.erem.62.4.26
10. A.M. Abudeif, A.A. Abdel Moneim, A.F. 55, 2012.
Farrag, Multicriteria Decision Analysis 19. Mohd Noh Ahmad, Ahmas Rosly A., Mohd
Based on Analytic Hierarchy Proces in GIS Nadzari Ismail, MD Fauzan K., Mohd
Environment for Siting nuclear power plant Fadzii, Mohd Siam, Anita Setu, Nor Azura
in Egypt, Annals of Nuclear Energy 75 682- or, Azura Or Azura O., Syafiqa A Moeohd
692, Power Plant Siting Guideline for Peninsular
http://dx.doi.org/10.1016/j.anucene.2014.0 Malaysia, TNB Research Sdn. Bhd, Lorong
9.024, 2015. Ayer Itam, Kaw. Institusi Penyelidikan,
11. Mohd N.A., Ahmad R. A., Mohd Nadzari I., Malaysia, 2007.
Md Fauzan K.M.Y., Mohd Fadzil, Anita
Setu, Nor Azura Othman, Syafiqa Mohd
Saleh, Nuclear Power Plant Siting Pertanyaan:
Guideline for Peninsula Malaysia, 1. Apakah tapak PLTN di NTB yang
Prosiding ICANSE, Bandung, 2009. sudah diperoleh masih diperlukan studi
12. Heni Susiati, Jurnal pengembangan lanjut?
Penentuan Tapak Potensial PLTN dengan Jawaban:
Metode SIG di Wilayah Pesisir Propinsi 1. Benar, masih diperlukan proses panjang
Kalimantan Barat,Energi Nuklir, Volume untuk diperoleh tapak yang aman dan
16, Nomor 2, Desember 2014. memenuhi standar keselamatan sebagai
13. Heni Susiati, Aplikasi Data Penginderaan tapak PLTN yang telah diatur oleh
Jauh dan Sistem Informasi Geografi (SIG) BAPETEN maupun IAEA.
dalam Pemilihan Tapak Potensial PLTN di
Kalimantan Barat, Jurnal Pengembangan
Energi Nuklir Volume 17, Nomor 2,
Desember 2015.
14. Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir, Laporan
Teknis Dukungan Teknis Survei Tapak
PLTN Kalimantan, Jakarta, 2016.
15. Wahyu S. N., Sawitri S., Arwan Putra W.,
Penentuan Lokasi Potensial untuk
Pengembangan Kawasan Industri
Menggunakan Sistem Informasi Geografis
di Kabupaten Boyolali, Jurnal Geodesi
UNDIP, Voklume 4, Nomor 1, Tahun 2015
(ISSN:2337-845X), Januari 2015.
16. Mojtaba Barzehkar, Naghmeh Mobarghaee
Dinan, Amir Salemi, Environmental
capability evaluation for nuclear power
plant site selection: a case study of Sahar

[ 280 ]

Anda mungkin juga menyukai