Anda di halaman 1dari 38

BAB 2

LANDAS AN TEORI

2.1 Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi

2.1.1 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah aplikasi komputer untuk mendukung operasi dari

suatu organisasi: operasi, instalasi, dan perawatan komputer, perangkat lunak, dan

data. Suatu sistem informasi berbasis komputer adalah kumpulan hardware dan

software komputer yang didesain untuk mengubah data menjadi informasi yang

berguna. Pengertian sistem informasi menurut O’Brien (2005, p5), sistem informasi

dapat merupakan kombinasi teratur dari orang-orang, hardware, software, jaringan

komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan,

menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Adapun menurut Bodnar dan

Hopwood (1998, p3), “The term information system suggest the use of computer

technology in an organization to provide information to users. A “computer-based”

information system is a collection of computer hardware and software designed to

transform data into useful information.”.

M enurut Turban, Rainer, dan Potter (2003, p15), “An information system (IS)

collects, process, stores, analyzes, and disseminates information for a spesific

purpose. Like any other system, an information system includes inputs (data,

instruction) and outputs (reports, calculations). It process the inputs and produces

outputs that are / sent to the user or to other systems.” yang dapat diartikan sebagai

berikut: “Sebuah sistem informasi (SI) mengumpulkan, memproses, menyimpan, 


 

menganalisa, dan menyebarkan informasi untuk keperluan spesifik. Seperti sistem

lain, sebuah sistem informasi meliputi input (data, instruksi) dan output (laporan,

perhitungan). Sistem memproses input dan memproduksi output yang dikirimkan

kepada user atau sistem lain.”  

Definisi-definisi lain dari sistem informasi yang didapat dari

http://id.wikipedia.org/wiki.Sistem_Informasi, antara lain: Sistem Informasi adalah

sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur, dan atau aturan yang

diorganisasikan secara integral untuk mengolah data menjadi informasi yang

bermanfaat guna memecahkan masalah dan pengambilan keputusan. Sistem

Informasi adalah satu kesatuan data olahan yang terintegrasi dan saling melengkapi

yang menghasilkan output baik dalam bentuk gambar,suara maupun tulisan. Sistem

informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai

keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan

menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu.

Dalam sistem informasi diperlukannya klasifikasi alur informasi, hal ini

disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna

informasi. Kriteria dari sistem informasi antara lain, fleksibel, efektif dan efisien.

Sistem informasi adalah kumpulan antara sub-sub sistem yang saling berhubungan

yang membentuk suatu komponen yang didalamnya mencakup input-proses-output

yang berhubungan dengan pengolahan informasi (data yang telah diolah sehingga

lebih berguna bagi user). Suatu sistem informasi (SI) atau information system (IS)

 

merupakan aransemen dari orang, data, proses-proses, dan antar-muka yang

berinteraksi mendukung dan memperbaiki beberapa operasi sehari-hari dalam suatu

bisnis termasuk mendukung memecahkan soal dan kebutuhan pembuat-keputusan

manajemen dan para pengguna yang berpengalaman di bidangnya.

Dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan gabungan dari orang,

data, proses-proses, dan antar-muka yang berinteraksi mendukung operasi sehari-

hari dalam suatu bisnis termasuk memecahkan masalah dan membuat keputusan

bagi manajemen.

2.1.2 Pengertian Teknologi Informasi

Teknologi informasi merupakan teknologi yang digunakan untuk mendukung

end user dalam memperoleh informasi yang diperlukan. Pengertian teknologi

informasi menurut O’Brien (2005, p704), hardware, software, telekomunikasi,

manajemen database, dan teknologi pemrosesan informasi lainnya yang digunakan

dalam sistem informasi berbasis komputer. Sedangkan menurut Turban, Rainer, dan

Potter (2003,G10), “A particular component of a computer-based information

system.” Yang berarti: “Komponen tertentu dari sistem informasi berbasis

komputer.”

Definisi-definisi lain teknologi informasi yang didapat dari

http://en.wikipedia.org/wiki/information_technology, antara lain: “Information

technology (IT), as defined by the Information Technology Association of America

 
10 

(ITAA), is “the study, design, development, implementation, support or management

of computer-based information systems, particulary software applications and

computer hardware.” Yang berarti: “Teknologi informasi (TI), seperti yang

didefinisikan oleh Asosiasi Teknologi Informasi Amerika, adalah “pembelajaran,

desain, pengembangan, implementasi, dukungan atau manajemen dari sistem

informasi berbasis komputer, terutama aplikasi perangkat lunak dan perangkat keras

komputer.” dan “Information Technology (IT) is a general term that describes any

technology that helps to produce, manipulate, store, communicate, and/or

disseminate information.” Yang berarti: “Teknologi Informasi (TI) adalah istilah

umum yang menggambarkan teknologi apapun yang membantu untuk

memproduksi, memanipulasi, menyimpan, berkomunikasi, dan/atau menyebarkan

informasi.”

Dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi merupakan gabungan dari

hardware, software dan jaringan yang saling terintegrasi dan bekerja sama untuk

memproses data menjadi informasi yang berguna.

 
11 

2.1.3 Komponen S istem Informasi dan Teknologi Informasi

Komponen sistem informasi terdiri dari:

1. Hardware

Alat-alat yang berfungsi untuk menerima dan memproses data untuk

kemudian menampilkannya sebagai informasi. Contoh: keyboard, mouse,

CPU, printer, monitor, dll.

2. Software

M erupakan sarana pendukung hardware untuk melakukan proses data yang

berupa program-program dalam komputer.

3. Network

Jaringan yang menghubungkan antara sistem komputer lain dengan database

sebagai sarana pertukaran data dan informasi.

4. Prosedur

Aturan-aturan, metode, pedoman, kebijakan, serta strategi dalam

menggunakan sistem informasi.

5. Database / Data

Suatu sistem manajemen data yang menampung kumpulan dari data yang

terorganisir dan saling berhubungan.

6. Brainware / M anusia

 
12 

Orang-orang yang mengembangkan, mengoperasikan dan menggunakan

sistem informasi.

Brainware terdiri dari:

• End user / pemakai akhir: orang yang menggunakan sistem informasi.

• Programmer: orang yang mengembangkan sistem informasi.

• Operator : orang-orang yang menjadi pelaksana operasional sistem.

Komponen-komponen sistem informasi yang terdiri dari hardware, software, dan

netware disebut teknologi informasi.

2.2 Investasi Sistem Informasi / Teknologi Informasi

2.2.1 Pengertian Investasi Sistem Informasi / Teknologi Informasi

Investasi teknologi informasi merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh

perusahaan atau organisasi untuk diinvestasikan pada sistem informasi, hardware,

software, jaringan, dan pelatihan bagi end user agar perusahaan dapat bersaing dan

meraih keunggulan kompetitif.

Pengertian investasi TI menurut Schneiderians (2004), yang dimaksud

dengan investasi teknologi informasi adalah suatu keputusan investasi dalam

mengalokasikan seluruh tipe dari manajemen sistem informasi, termasuk

diantaranya manusia dan uang. Adapun menurut Fitzpatrick, Edmund W (2005),

 
13 

investasi teknologi informasi merupakan total biaya daur hidup (life cycle) dari

keseluruhan proyek atau bagian proyek yang melibatkan teknologi informasi,

termasuk biaya operasional setelah proyek berlangsung (post-project operating cost)

dari sistem yang diimplementasikan. Investasi akan hilang eksistensinya ketika

informasi tersebut digantikan atau dieliminasi dengan alasan apapun.

Dapat dikatakan bahwa investasi TI merupakan keputusan yang diambil oleh

organisasi untuk meningkatkan penggunaan TI dengan harapan mendapat manfaat

dari penggunaan TI untuk meraih keunggulan kompetitif.

2.2.2 Tujuan Investasi Sistem Informasi / Teknologi Informasi

Adapun tujuan perusahaan mengadakan investasi SI /TI diantaranya adalah:

1. M endukung proses bisnis

Bagi perusahaan dagang, SI / TI dapat membantu mencatat transaksi,

menelusuri persediaan, membayar pegawai, membeli barang dagangan baru

serta untuk mengevaluasi tren penjualan.

2. M endukung pengambilan keputusan

SI / TI dapat membantu para manajer untuk pengambilan keputusan dari

hasil analisa. M isalnya keputusan mengenai barang dagangan apa saja yang

perlu ditambah atau dihentikan, atau jenis investasi apa yang dibutuhkan.

3. M endukung keunggulan kompetitif


 

 
14 

Penerapan SI / TI dapat memperoleh keunggulan strategis atas para pesaing,

dan memperoleh pelanggan baru dikarenakan peningkatan layanan setelah

diterapkannya SI / TI.

2.2.3 Metode-Metode Evaluasi Investasi TI

M etode-metode evaluasi investasi TI antara lain:

1. Strategic Match Analysis and Evaluation.

Berupa rangkaian dari teknik ranking dan scoring yang memerlukan

keseluruhan sistem utama TI untuk dilakukan penilaian, apakah TI telah

mendukung strategi utama dalam organisasi. Dua strategi yang paling utama

adalah diferensiasi dan pengurangan biaya.

2. Value Chain Assessment.

M erupakan sistem ranking dan scoring lainnya. Pada metode ini, value-

added chain milik M ichael Porter digunakan sebagai dasar pengkajian

berkenaan dengan sistem aplikasi apa saja yang dibandingkan. Sistem

aplikasi yang mencapai sasaran akan diberi nilai yang lebih tinggi.

3. Financial Cost Benefit Analysis.

M erupakan analisa yang mengukur keuntungan dari biaya-biaya yang telah

dikeluarkan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan keuntungan sebesar-

besarnya dari biaya yang dikeluarkan dan mengurangi biaya yang terkait

dalam usaha mendapatkan keuntungan tersebut.

 
15 

2.3 Metode Evaluasi S I/ TI dengan Information Economics

2.3.1 Pengertian Information Economics

M enurut Parker (1996, p101), Information economics adalah sebuah metode

untuk mengevaluasi investasi teknologi informasi dalam sebuah perusahaan dan

untuk mengkuantifikasikan biaya (cost) dan manfaat (benefit) pada proyek-proyek

TI yang hasilnya diharapkan dapat memberikan manfaat pada perushaan.

Information Economics (IE) adalah sebuah proses pembentukkan keputusan.

Setiap investasi (pemrograman, aplikasi, hardware) harus dijustifikasikan, tetapi

setiap investasi yang potensial memiliki karakteristik yang unik dan berbeda

terhadap nilai, biaya, dan resikonya. Proses pengambilan keputusan tersebut

memisahkan justifikasi bisnis untuk teknologi informasi dari elemen-elemen

teknologi untuk aplikasi yang hendak diinvestasikan.

Dalam model metode evaluasi investasi TI pada perusahaan dengan

pendekatan metode Information Economics, secara garis besar model ini dirancang

dengan memperhatikan tiga sisi penilaian, yaitu:

1. Justifikasi keuangan, yang dilakukan dengan perhitungan perputaran


investasi sederhana (simple ROI).

2. Penilaian manfaat (Business Domain).

3. Penilaian resiko (Technology Domain).

 
16 

Weighted Weighted Weighted


Simple + Business + Technology = PROJECT SCORE
ROI Domain Domain
(Quantification) (Assessment) (Assessment)
 

Gambar 2.1 M odel Information Economics

Sumber: Parker (1996, p102)

Keterangan Gambar 2.1:

 
Cost Benefit + Value Linking + Value Acceleration + Value Restructuring + Inovation Valuation = Input Simple ROI

Category Business Domain Technology Domain

Strategic Value • Strategic Match • Strategic IS Architecture


• Competitive Advantage
• Competitive Response
• Management Information
Organizational Risk • Project or Organization • Definitional uncertainty
and Uncertainty Risk • Technical uncertainty
• IS infrastructure Risk

Dari semua metode yang ada, information economics dinilai sebagai satu-satunya cara

yang paling komprehensif dan dinilai dapat menjawab sejumlah faktor dan karakteristik

unik-serta berbagai isu dan tantangan yang dihadapi dalam mengevaluasi proyek

investasi teknologi informasi (Parker , 1996).

 
17 

Singkatnya, metode ini bertujuan untuk mengidentifikasikan, mengukur, dan me-ranking

dampak ekonomis yang timbul akibat diimplementasikannya sistem baru (perubahan

kinerja organisasi).

IE bertujuan untuk menjembatani aspek kuantitatif dan kualitatif dari manfaat teknologi

informasi, isu tangible dan intangible, hal-hal yang penuh ketidakpastiaan baik secara

strategis maupun operasional, dan terutama yang berkaitan dengan resiko yang dihadapi.

Kelemahannya adalah bahwa untuk menggunakan metode ini diperlukan keahlian

spesifik karena sifatnya yang kompleks dan cukup memakan waktu.

2.3.2 Aspek-Aspek yang Dinilai

Aspek-aspek yang dinilai dalam model IE adalah meliputi: domain keuangan,

domain bisnis, dan domain teknologi. Domain keuangan terdiri dari: cost/benefit

analysis, value linking, value acceleration, value restructuring, dan innovation valuation.

Domain bisnis terdiri dari: strategic match, competitive advantage, competitive response,

management information system, dan project risk. Sedangkan Domain Teknologi terdiri

dari: strategic architecture, definitional uncertainty, technical uncertainty, dan

infrastructure risk.

 
18 

2.3.2.1 Domain Keuangan

Lima teknik justifikasi finansial yang digunakan untuk mengukur dan

menilai kekuatan aplikasi teknologi informasi:

1. Traditional Cost Benefit Analysis

2. Value Linking

3. Value Acceleration

4. Value Restructuring

5. Innovation Valuation

2.3.2.1.1 Cost / Benefit Analysis

2.3.2.1.1.1 Cost

M enurut Parker (1996, p90) biaya atau cost merupakan suatu

pengukuran atas sejumlah sumber daya yang dibutuhkan untuk memperoleh

sebuah produk. Dalam IE terdapat dua jenis biaya pengembangan

(development cost) dan biaya berjalan (ongoing cost). Biaya pemeliharaan

(maintanance cost) termasuk dalam biaya berjalan.

2.3.2.1.1.2 Benefit

M enurut Remenyi (1995, p40) manfaat atau benefit dari

teknologi informasi merupakan suatu keuntungan atau kelebihan yang

diperoleh dengan teknologi informasi terhadap suatu perusahaan yang

 
19 

bersedia untuk membayar dana atas penggunaan teknologi informasi

tersebut.

Klasifikasi manfaat (Parker, 1996, p92):

1. Tangible Benefits

M erupakan keuntungan nyata yang dapat dikalkulasikan secara

keuangan, lebih mengarah pada isi bisnis perusahaan.

2. Quasi-tangible Benefits

M erupakan keuntungan yang lebih mengacu kepada

peningkatan efisiensi proses kerja yang sudah diterapkan dalam

perusahaan.

3. Intangible Benefits

M erupakan keuntungan yang lebih mengacu kepada efektivitas

dalam sebuah perusahaan.

Lebih lanjut Remenyi (1995, p41), mengelompkan kedua kategori

manfaat ke dalam IT Benefit Matrix seperti pada gambar dibawah ini:

 
20 

High Tangible Tangible


Measurable Unmeasurable
Tangible
Intangible Intangible
Measurable Unmeasurable
Low
High Measurable Low

Gambar 2.2 IT Benefit Matrix

Sumber: Remenyi (1995, p41)

Pengelompokkan tersebut mengembangkan 2 jenis manfaat menjadi 4 jenis yaitu:

1. Tangible Measurable

M erupakan manfaat yang membawa dampak langsung terhadap

profitabilitas perusahaan dan dampak tersebut dapat diukur secara

objektif, misalnya peningkatan penjualan dan pengurangan tenaga kerja.

2. Tangible Unmeasurable

M erupakan manfaat yang membawa dampak langsung terhadap

profitabilitas perusahaan namun sulit diukur secara langsung, misalnya

informasi yang lebih baik, pengurangan resiko, dan pemulihan keamanan.

3. Intangible Measurable

M erupakan manfaat yang dapat diukur namun dampaknya tidak secara

langsung mempengaruhi profitabilitas perusahaan, misalnya informasi

yang lebih cepat dan respon positif dari staf.


 

 
21 

4. Intangible Unmeasurable

M erupakan manfaat yang sulit diukur dan dampaknya tidak secara

langsung mempengaruhi profitabilitas perusahaan, misalnya terhadap

perusahaan pasar, persepsi dari konsumen, dan calon karyawan terhadap

produk perusahaan.

2.3.2.1.1.3 Value

Nilai (Value) didasarkan atas manfaat yang diperoleh dari kompetisi, yang

direfleksikan pada kinerja bisnis saat ini dan di masa mendatang, yang akan

meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan dari kompetitornya, yang mana akan

membuat pihak manajemen melakukan investasi (Parker, 1996, p64).

2.3.2.1.1.4 Teknik Cost Benefit Analysis

Teknik analisis manfaat dan biaya merupakan langkah awal memeriksa

dampak ekonomis untuk mencapai Information Economics. Adapun menurut Remenyi

(2001, p296) CBA didefinisikan sebagai “The process of comparing the various costs

associated with an investment with the benefits and profits that it returns”. Definisi

CBA di atas diterjemahkan sebagai proses yang membandingkan bermacam-macam

biaya yang berhubungan dengan investasi dengan manfaat dan keuntungan yang

dikembalikan.

 
22 

Ada 2 standar untuk mengevaluasi keuntungan ekonomis dari beberapa

proyek dalam Cost Benefit Analysis terdiri dari 2 langkah:

1. M engidentifikasikan dan mengestimasikan seluruh biaya dan manfaat dari

alokasi proyek dan operasi. Hal ini meliputi biaya pengembangan, biaya

operasi, dan manfaat tambahan yang diharapkan dari sistem yang baru.

2. M enyatakan biaya dan manfaat tersebut dalam unit umum. Perlu evaluasi

jumlah manfaat, dengan perbedaan antara total keuntungan dan total bcoiaya

dari pembuatan dan operasi sistem.

Sedangkan Garrison dan Noreen (2003), mengkategorikan keputusan

penganggaran modal kedalam 2 kategori besar yaitu keputusan screening dan

keputusan pemilihan.

Keputusan screening berkaitan dengan apakah proyek yang diusulkan

memnuhi standar penerimaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sebagai contoh, suatu

perusahaan mempunyai kebijakan menerima proyek jika proyek tersebut menjanjikan

pengembalian sekian persen dari suatu investasi. Tingkat pengembalian yang

disyaratkan adalah tingkat pengembalian minimum suatu proyek yang harus dihasilkan

dapat diterima.

Keputusan pemilihan, sebaiknya berkaitan dengan seleksi diantara beberapa

bagian tindakan yang memiliki daya saing. Sebagai contoh, suatu perusahaan

mempertimbangkan lima aplikasi sistem yang berbeda untuk menggantikan sistem

 
23 

aplikasi yang digunakan saat ini. Pilihan aplikasi yang mana untuk dibeli adalah

keputusan pemilihan.

2.3.2.1.2 Value Linking and Value Acceleration

Value Linking dan Value Acceleration merupakan teknik dan konsep yang

sangat berkaitan erat. Value Linking digunakan untuk mengevaluasi secara keuangan

kombinasi dampak dan fungsi peningkatan kinerja dan hasil yang tetap dari fungsi-

fungsi yang terpisah. Hal tersebut menunjukkan dampak perubahan dalam suatu fungsi

atau proses. (Parker, 1996, p111).

Value Acceleration digunakan untuk mengevaluasi secara keuangan

akselarasi dari manfaat dan biaya tepat waktu, karena terhubungnya dua departemen

atau fungsi dalam hubungan sebab-akibatnya. Teknik ini merujuk pada masalah

ketergantungan waktu, seperti menyebabkan pendapatan manfaat lebih awal. (Parker,

1996, p111).

2.3.2.1.3 Value Restructuring

Value Restructuring mengevaluasi nilai yang berhubungan dengan

restrukturisasi sebuah tugas atau fungsi sebuah departemen (Parker, 1996, p122-123).

Value Restructuring mengukur peningkatan produktifitas yang dihasilkan dari

perubahan organisasi dan berkaitan dengan dampak teknologi informasi untuk

menghasilkan pengukuran melalui peningkatan produktivitas. Value Restructuring

 
24 

memperkirakan pergerakan dari kegiatan dari nilai fungsi terendah ke nilai fungsi

tertinggi. Value Restructuring membutuhkan teknologi informasi dan perubahan

organisasi untuk mencapai efektivitas maksimal.

2.3.2.1.4 Inovation Value

Teknik Inovation Value dilakukan untuk menilai terciptanya fungsi-fungsi

baru dalam domain bisnis organisasi. Dengan adanya fungsi baru tersebut

menyebabkan berubahnya tata cara organisasi melakukan bisnisnya. Teknik penilaian

inovasi berfokus pada biaya dan resiko dari sisi organisasi daripada teknologi (Parker,

1996, p134).

Untuk menghitung keuntungan bersih dengan adanya inovasi melalui

investasi TI digunakan sebuah lembar kerja baru. Sedangkan untuk menghitung biaya

digunakan lembar kerja biaya pengembangan dan lembar kerja biaya berjalan. Nilai

inovasi ini dikuantifikasikan dari area bisnis dan ditambahkan kepada lembar kerja

economic impact.

2.3.2.2 Domain Bisnis

Faktor-faktor yang dapat diperkirakan dalam domain bisnis meliputi:

Strategic Match, Competitive Advantage, Competitive Response, Management

Information System (MIS), dan Project Risk.

 
25 

2.3.2.2.1 Strategic Match

Evaluasi Strategic Match adalah evaluasi yang memfokuskan pada

pengkajian apakah teknologi informasi atau M IS project mendukung atau sejalan

dengan tujuan strategi perusahaan (Parker, 1996, p145). Strategic Match meyediakan

metode untuk meningkatkan skor dari aplikasi yang inovatif dan secara langsung

memberikan dukungan bagi pencapaian tujuan bisnis. Penekanan terdapat juga pada

hubungan yang erat antara TI dan perencanaan bisnis. Skor dari strategic match

mempunyai rentang dr 0 (tidak ada hubungan dengan strategi bisnis) sampai 5

(mempunyai hubungan langsung dengan strategi bisnis). Semakin besar sumbangan

proyek terhadap strategi bisnis, semakin besar skor yang didapat.

2.3.2.2.2 Competitive Advantage

Competitive Advantage mengevaluasi apakah TI mendukung pertukaran data

antara organisasi dengan pemasok, distributor atau unit kerja lain dalam kaitannya

dengan meningkatkan kemampuan bersaing perusahaan/organisasi. (Parker, 1996,

p147). Nilai tersebut dapat diperoleh dengan adanya kesediaan dari organisasi untuk

mengubah struktur industri atau sistem, meningkatkan posisi organisasi dalam bisnis

yang ada, dan menciptakan kesempatan bisnis yang baru.

Dalam melakukan penilaian competitive advantage, maka terdapat tiga

strategi utama yang harus dipertimbangkan implementasinya, pertama, cost leadership,

 
26 

termasuk didalamnya cost avoidance, pengurangan biaya, serta identifikasi dan

eksploitasi sumber yang ada sebagai cost advantage; kedua, diferensiasi (keunikan

produk); dan ketiga, fokus yang jelas, meliputi penentuan segmentasi target dari pasar

potensial.

Skor yang dihasilkan tergantung dari derajat nilai yang disumbangkan proyek

terhadap organisasi dengan peningkatan kemampuan berkompetisi. Dengan kata lain

memusatkan perhatian pada manfaat kompetitif yang dihasilkan proyek.

2.3.2.2.3 Competitive Response

Competitive Response mengukur derajat kegagalan dalam memenuhi

keberhasilan yang diharapkan diawal dapat menyebabkan kegagalan persaingan

terhadap usaha. (Parker, 1996, p152). Competitive response meliputi resiko kehilangan

pasar karena para pesaing telah menyediakan jasa, produk, atau pertukaran data (data

exchange) maupun kemampuan yang dibutuhkan industri serta otoritas yang diberikan

sebagai kondisi aktivitas bisnis yang berkelanjutan.

2.3.2.2.4 Management Information (MI)

Faktor ketiga yang diukur dalam domain bisnis ini adalah apakah proyek

mampu menyediakan informasi kepada manajemen dalam aktivitas inti perusahaan

maupun bagi bidang bisnis khususnya untuk perencanaan dan pengambilan keputusan.

Contoh-contoh informasi manajemen untuk aktivitas inti, meliputi:


 

 
27 

1. Perencanaan strategis : pelayanan, pemasaran, kapasitas perencanaan

produk, dan penaksiran fasilitas.

2. Kontrol manajemen : budget, target penjualan, kinerja pelayanan, kapasitas,

dan penjadwalan fasilitas.

3. Kontrol operasional : customer service, informasi, klaim, kapasitas, dan

penjadwalan fasilitas.

Faktor ini memberikan kesempatan untuk mempengaruhi aplikasi secara

positif dengan penyediaan informasi manajemen yang lebih baik dan sistem untuk

mendukung strategi bisnis. (Parker, 1996, p150).

2.3.2.2.5 Project Risk

Evalusi resiko proyek maupun organisasi memfokuskan evaluasi pada

tingkat kemampuan organisasi dalam memenuhi perubahan yang dibutuhkan dalam

suatu proyek. (Parker, 1996, p153). Evaluasi berhubungan dengan user maupun

organisasi domain bisnis, bukan organisasi teknik.

Hal ini memberikan kesempatan untuk mengekspresikan resiko proyek yang

dibutuhkan oleh produk, pelanggan, atau perubahan pasar, misalnya dampak proyek.

Resiko proyek maupun organisasi ini adalah faktor negatif yang berarti penilaian

tertinggi mempresentasikan resiko terbesar dan mungkin saja akan mengurangi

keinginan akan proyek tersebut.

 
28 

2.3.2.3 Domain Teknologi

Faktor-faktor yang terdapat dalma domain teknologi membahas resiko dan

keuntungan yang bisa didapat dari penerapan teknologi dalam sebuah perusahaan.

2.3.2.3.1 Strategic Architectu re

Strategi Architecture mengevaluasi tingkat untuk proyek yang diselaraskan

dengan keseluruhan strategi sistem informasi. (Parker, 1996, p158). Penyelarasan ini

direfleksikan dalam perencanaan sistem informasi (blueprint). Blueprint ini

menghasilkan prioritas pengembangan sistem yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

rencana.

2.3.2.3.2 Definitional Uncertainty

Dengan adanya perubahan, maka timbul ketidakpastian. Teknologi berubah

seiring dengan kemampuan perusahaan dalam bermanifestasi dalam berbagai cara.

Defitional uncertainty menilai sejauh mana tingkat suatu persyaratan atau spesifikasi

yang dikenal, dan juga menilai kompleksitas dari suatu area dan kemampuan

perubahan yang tidak rutin. (Parker, 1996, p162).

 
29 

2.3.2.3.3 Technical Uncertainty

Resiko lainnya yang dapat dikenali dalam domain teknologi adalah technical

uncertainty, yang menilai kesiapan domain teknologi dalam menjalankan proyek.

Penilaian terbagi menjadi empat bagian yang terpisah, yaitu dibutuhkan keahlian,

ketergantungan perangkat keras, ketergantungan perangkat lunak, dan aplikasi

perangkat lunak. (Parker, 1996, p164). Tujuan dari penilaian ini bukan untuk menekan

perencanaan penolakan resiko, tetapi lebih kepada mengenali resiko dan menekan

kesiapan dan persiapan yang dibutuhkan untuk keberhasilan proyek.

2.3.2.3.4 Infrastructure Risk

Faktor ini menilai tingkat investasi non-proyek yang penting untuk

mengakomodasi proyek. Ini merupakan penilaian lingkungan yang melibatkan faktor-

faktor deperti data administration, komunikasi, dan sistem terdistribusi. (Parker, 1996,

p164). Penekanan dalam hal ini adalah keseluruhan organisasi sistem informasi,

termasuk perangkat keras, perangkat lunak, dan staff dalam bentuk investasi penting

yang diperlukan untuk mengakomodasi proyek yang diusulkan.

2.3.4 Value Chain

Kegunaan value chain dapat membantu perusahaan dalam memahami dengan

jelas perbandingan antara rantai nilai sendiri dengan pesaing sehingga memberikan

pilihan yang menguntungkan dalam menghadapi persaingan bisnis.

 
30 

Value Chain secara garis besar dibagi menjadi dua bagian yaitu aktivitas

utama dan aktivitas pendukung. Aktivitas utama adalah bagian yang dapat memenuhi

aturan dari value chain itu sendiri dan meningkatkan kepuasan pelanggan, yang akan

berdampak langsung kepada aktivitas yang berhubungan. Tidak hanya setiap aktivitas

harus berjalan dengan baik tetapi juga harus berhubungan satu sama lain secara efektif

jika menginginkan kemampuan seluruh bisnis dioptimalkan. Aktivitas utama ini terdiri

dari:

1. Inbound Logistic: Penerimaan, penyimpanan, mendapatkan, dan menentukan

input dan sumber daya dan kualitas dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan

bisnis. Hal ini mungkin meliputi perekrutan staff yang baik, pembelian

material, komponen dan jasa.

2. Operation: M elakukan perubahan dari input menjadi produk dan jasa yang

dibutuhkan oleh konsumen.

3. Outbound Logistic: M endistribusikan produk ke konsumen baik secara

langsung atau melalui perantara jalur distribusi.

4. Sales and Marketing: M enentukan cara bagaimana agar konsumen peduli

terhadap produk dan jasa serta menerimanya, termasuk bagaimana caranya

membujuk mereka untuk membeli dan menggunakan produk dan jasa.

5. Services: M enambahkan nilai dengan memastikan konsumen mendapatkan

keuntungan atau nilai dari produk yang dibelinya secara penuh.

 
31 

Infrastructure → Legal, accounting, finansial, management

Human Resource Management → Personal, recruitment training, manpower planning

Product and Tecnology Development → Product and process design, producting engineering,
market testing, research and development

Procurement → Supplier management, funding, subcontracting, specification


Value Added – 
Inbound Logistic Operations Outbound Sales and Services
logistic Cost = Profit 
Marketing
Example: Example:
Example: Example:
Quality control, Manufacturing, Example:
receiving, material packaging, Finishing
control Warranty,
production good order Customer
control, handling, management,
maintenance,
maintenance delivery, order
taking,promotion,
invoicing
sales and
Upgrade
analysis, market
research

Gambar 2.3 Value Chain

Sumber: Parker (1996, p101)

Sedangkan aktivitas pendukung merupakan bagian yang memungkinkan

untuk mengontrol dan mengembangkan bisnis sepanjang waktu dan menambah nilai

secara tidak langsung. Nilai akan terwujud jika aktivitas utama dijalankan dengan

sukses.

Aktivitas pendukung terdiri dari beberapa bagian, antara lain:

1. Infrastructure : Seperti bangunan fisik, fasilitas, dan legal.

2. Human Resources Management : Terdiri dari karyawan atau personel, proses

perekrutan, training, dan payroll.

 
32 

3. Product and Technology Development: M elakukan riset dan pengembangan,

serta mendesain produk dan prosesnya.

4. Procurement: M elakukan pembelian dan pendanaan untuk kebutuhan

aktivitas bisnis.

2.3.5 Corporate Value

Corporate Value digunakan perusahaan untuk menilai kekuatan nilai yang

relatif dalam investasi teknologi informasi.

2.3.5.1 Value Based on Corporate Culture

Adapun menurut Parker (1996, p180) hal ini dilakukan untuk dapat

mengerti bagaimana menguraikan nilai atau bobot yang tepat untuk

dikontribusikan sebagai value dan risk dalam teknologi informasi dan

kebiasaan perusahaan merupakan sistem kepercayaan yang meliputi sejarah

perusahaan, kepercayaan, dan nilai-nilai termasuk juga pandangan dan nilai

dari manajemen yang menanyakan pihak yang berkepentingan dalam

perusahaan. Kebiasaan perusahaan mewakili semangat dan kemauan keras

dari suatu organisasi. M anajer sistem informasi harus mengerti perusahaan

sebelum dapat bersaing untuk sumber daya yang ada dalam perushaan,

 
33 

dahulu keputusan dibuat berdasarkan pada aspek kebiasaan perusahaan dan

sistem kepercayaan bersama.

2.3.5.2 Establishing Corporate Value

M etode ini digunakan untuk menguraikan corporate value

dengan menentukan bobot relatif sebagai sesuatu yang penting untuk setiap

kategori dan risk.

1. Kuadran A: Investment.

Perusahaan yang memiliki organisasi atau kegiatan bisnis yang kuat

tetapi belum didukung dengan sistem komputer yang baik dapat

dikategorikan kuadran A, Investment. Hal ini tidak dapat mendukung

dalam melakukan pengembangan kemajuan perusahaan, maka dari itu

perusahaan perlu meningkatkan invesrtasi IT untuk mendukung proses

bisnis yang baik.

2. Kuadran B: Strategic.

Organisasi bisnis yang memiliki dasar bisnis yang kuat dengan

dukungan komputer yang kuat. Dengan begitu perusahaan ini

mempunyai kesempatan menginvestasi dalam competitive advantage

dan rintangan competitive aplication.

3. Kuadran C: Infrastructue.
 

 
34 

Organisasi bisnis yang lemah dengan dukungan komputer yang lemah.

Interpretasinya bahwa bisnis yang dijalankan kurang baik tetapi tetap

ada dukungan komputer untuk bisnis. Jadi keputusan untuk investasi TI,

berhubungan dengan pengembangan infrastruktur.

4. Kuadran D: Breakthrough.

Organisasi yang lemah dengan dukungan sistem informasi yang kuat.

Dengan adanya dukungan SI yang baik dalam penggunaan

komputerisasi dapat memberikan kesempatan dalam investasi dan

pengembangan yang secara signifikan serta dapat memperkuat potensial

bisnis.

 
35 

 
Quadrant A: Quadrant B:

Strong
Investment Strategic

Quadrant C: Quadrant D:

Weak
Infrastructure Breakthru or

Management

        Weak Strong

Gambar 2.4 Establishing Corporate Values

Sumber: Parker (1996, p180)

1.3.6 Information Economics Scorecard

Scorecard adalah tahap akhir dari kerangka kerja Information Economics

dengan memasukkan masing-masing nilai dari perhitungan Simple ROI yang

diperoleh, dari ke-4 faktor domain teknologi dan nilai ke-5 pada faktor domain bisnis

ke dalam scorecard (lembar penilaian) tersebut. Dapat dilihat pada tabel 2.5,

keseluruhan nilai-nilai tersebut dicantumkan pada masing-masing kolom yang telah

disediakan, lalu dikalikan dengan niilai relatif korporat untuk mendapatkan bobot nilai.

Kemudian bobot nilai ini dijumlahkan (dalam bentuk nilai + atau - ) untuk

mendapatkan total nilai proyek.

 
36 

Weighted
Evaluator ROI Business Domain Technology Domain S core
ROI S M CA MI CR OR SA DU TU IR
Factor + + + + - - - - - -
Business
Domain
Technology
Domain
Weighted
S core

where:
ROI = Return of Investment

Business Domain Assessment


SM = Strategic M atch
CA = Competitive Advantage
M I = M anagement Information
CR = Competitive Response
OR = Organizational Risk

Technology Domain
SA = Strategic IS Architecture
DU = Definitional Uncertainty
TU = Technology Uncertainty
IR = Infrastructure Risk

Gambar 2.5 The Information Economic Scorecard

Sumber: Parker (1996, p145)

 
37 

2.4 Lembar Kerja Menghitung ROI

M enurut Parker (1996, p95), untuk menghitung nilai pengembalian atau ROI

(Return on Investment) digunakan tiga macam lembar kerja yaitu: lembar kerja biaya

pengembangan (Development Cost Worksheet), lembar kerja beban yang sedang

berjalan (Ongoing Expenses Worksheet), dan lembar kerja dampak ekonomis

(Economic Impact Worksheet).

1. Lembar kerja biaya pengembangan

Lembar kerja ini terdiri dari lima kategori yaitu:

a. Development effort (usaha pengembangan)

M encakup biaya peningkatan sistem dan pemrograman, biaya

peningkatan adanya penambahan karyawan, seperti administrasi data.

b. New purchased hardware (pembelian piranti keras baru)

M encakup biaya-biaya tambahan untuk berbagai peralatan komputer


misalnya terminal, printer, monitor, jaringan komunikasi, dan sebagainya.

c. New purchased software (pembelian piranti lunak baru)

M encakup semua biaya yang berkaitan dengan adanya software baru


dalam perusahaan termasuk setiap pembelian atau penyewaan piranti
lunak yang baru.

d. User training (pelatihan pemakai)

 
38 

M encakup keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memberikan


pelatihan bagi karyawan dengan adanya sistem baru. Terdiri dari biaya
pengajaran dan pembelajaran.

e. Other cost (biaya lainnya)

M encakup semua biaya yang dikeluarkan, termasuk juga didalamnya


sistem pengujian sistem baru pada saat implementasi.

 
39 

T abel 2.1 Lembar Kerja Biaya Pengembangan

Sumber: Parker (1996, p95)

Year 1

a. Development effort
b. Incremental system and programming
(eg. Estimate days times $xxx/day) _______________________

c. Incremental staff support


(eg data administration at $xxx/day) _______________________

d. New hardware
e. Terminal, printer, communication _______________________
f. Other_____________________
g. New (purchase) software
h. Package application software _______________________
i. Other_____________________ _______________________
j. User training
k. Other_____________________ _______________________
Total          _______________________ 

 
40 

2. Lembar kerja beban yang sedang berjalan

M enurut Parker (1996, p95), lembar kerja saat ini mencakup enam kategori, yaitu:

a. Application software maintanance (biaya pemeliharaan aplikasi piranti lunak).

Biaya pemeliharaan aplikasi piranti lunak diperoleh dari memperkirakan jumlah


hari pengembangan (dari lembar kerja biaya pengembangan). Rasio
pemeliharaan diaplikasikan terhadap hari pengembangan dan dikalikan dengan
tarif pemeliharaan sehari-hari. Hasilnya adalah biaya pemeliharaan aplikasi
piranti lunak.

b. Incremental data storage expense (biaya penyimpanan data tambahan).

Biaya penyimpanan data tambahan didapat dari perkiraan jumlah megabyte


terhadap perkiraan biaya per megabyte.

c. Incremental communication (biaya komunikasi tambahan).

Biaya komunikasi tambahan adalah biaya yang berhubungan dengan kabel,


pesan, dan sebagainya.

d. New software and hardware lease (biaya peningkatan perangkat lunak dan keras
yang baru).

Biaya penyewaan perangkat keras dan piranti lunak baru dapat diidentifikasi
sama mudahnya dengan persediaan dan biaya-biaya lainnya.

e. Supplies (perlengkapan).

f. Other (lainnya).

 
41 

T abel 2.2 Lembar Kerja Biaya Saat Ini

Sumber: Parker (1996, p96)

Year 1-5

A. Application softeware maintenance ____________


Development effort days ____________

Ratio of maintenance to development ____________

Resulting annual maintenance days ____________

Daily maintenance rate ____________

Total application software maintenance ____________

B. Incremental data storage required: ____ MBx____ ____________


(eg, estimated MB at $xxx)

C. Incremental communication (lines, messages,etc) ____________


(eg, estimated MB at $ xxx)

D. New Software leases or hardware leases ____________


E. Supplies ____________
F. Other ____________

Total Ongoing Expenses ____________

 
42 

3. Lembar kerja dampak ekonomis

Menurut Parker (1996, p97) dalam lembar kerja ini berisi ringkasan dampak ekonomis

dari proyek teknologi informasi. Skor (nilai) diperoleh dari adanya hubungan garis lurus

untuk menghitung Return on Investment (ROI) dari periode aliran kas bersih selama

masa waktu lima tahun. Bagian-bagian utama dari lembar kerja ini adalah investasi

bersih yang dibutuhkan (net investment required) yang diambil langsung dari lembar

kerja pengembangan. Arus kas tahunan (yearly cash flow) didapat dari manfaat

ekonomis bersih (net economic impact) ditambah dengan pengurangan biaya operasi

(operating cost reduction) menghasilkan pendapatan yang belum kena pajak (pre tax

income), kemudian dikurangi lagi dengan yang sedang berjalan. Simple return on

investment (ROI) dikalkulasikan rata-rata lima tahun arus kas bersih yang dibagi dengan

investasi bersih. Setelah simple ROI didapat, maka dampak ekonomis dapat ditentukan.

Berikut ini adalah contoh lembar kerja dampak ekonomis menurut Parker (1996, p97):

 
43 

T abel 2.3 Lembar Kerja Dampak Ekonomis

Sumber: Parker (1996, p97)

Net Investment Required (from development cost worksheet)


Yearly Cash Flows: based on five twelve month period following
implementation of the proposed system Cash Flow can be negative
Total
Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5
Net 0 0 0 0 0
economic
benefit
Operation XXX XXX XXX XXX XXX
cost
reduction

Pre-tax XXX XXX XXX XXX XXX


income
On-going XXX XXX XXX XXX XXX
expense
from
worksheet
Net cash XXX XXX XXX XXX XXX XXX
flow
Simple ROI
calculation
as B/# YRS /
A
Scoring economic impact
Score Simple ROI
0 Zero to less
1 1% to 299%
2 300% to 499%
3 500% to 699%
4 700% to 899%
5 Over
 

 
44 

2.5 Analisis SWOT pada IE

Peranan SWOT pada Information Economics adalah untuk membantu


menentukan strategi bisnis pada perusahaan. M enurut Robins dan Coulter (2002,
p229) analisis SWOT adalah analisis dari kekuatan-kekuatan dan kelemahan-
kelemahan suatu organisasi dan kesempatan-kesempatan serta ancaman-ancaman dari
lingkungannya.

SWOT terdiri dari:

1. Strength (kekuatan).

Kekuatan adalah kegiatan-kegiatan perusahaan yang berjalan baik atau


sumberdaya yang dikendalikan.

2. Weakness (kelemahan).

Kelemahan adalah kegiatan-kegiatan perusahaan yang tidak berjalan dengan


baik atau sumberdaya yang dibutuhkan oleh perusahaan tetapi tidak dimiliki
oleh perusahaan.

3. Opportunity (peluang).

Peluang adalah faktor-faktor lingkungan luar yang positif.

4. Threat (ancaman).

Ancaman adalah faktor-faktor lingkungan luar yang negatif.

Anda mungkin juga menyukai