Anda di halaman 1dari 25

RUMAH SAKIT PEMELIHARAAN FILTER YAMAHA PURIFIER

YOS SUDARSO
PADANG
No. Dokumen Terbit Halaman

39/SPO/IG/I/ 2022 1 1/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan


PROSEDUR Direktur,
OPERASIONAL

INSTALASI GIZI 06 Januari 2022 dr. Ananto Pratikno, SpOG, MARS

Pengertian Pemeliharaan alat (water purifier) air minum adalah usaha untuk memperpanjang usia
pakai peralatan water purifier untuk menghasilkan minuman yang berkualitas.

Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah dalam melakukan pemeliharaan alat water purifier

Kebijakan 1. Keputusan Direktur Rumah Sakit Yos Sudarso Padang Tentang Kebijakan Pelayanan
Gizi Rumah Sakit Yos Sudarso Nomor:233/SKEP-A/RSYS/IX/2017
2. Permenkes No. 492/Menkes/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
3. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Kemenkes RI Tahun 2013
4. Keputusan Direktur Rumah sakit Yos Sudarso Padang Tentang Kebijakan
Pelayanan Pencegahan Pengendalian Infeksi Nasokomial (PPI) RS Yos
Sudarso No. 230/SKEP-A/RSYS/VI/2016

Prosedur Langkah – Langkah Pemeliharaan :


1. Pencucian / back wash purifier dilakukan setiap hari oleh Instalasi Gizi
- Catat jumlah kubik air sebelum dilakukan pencucian pada kertas monitoring.
- Angkat handle sampai tegak lurus 900 pada posisi back wash, pencucian
dilakukan selama 5 - 10 menit atau sampai terlihat jernih.
- Turunkan handle pada posisi miring 450 pada posisi wash, biarkan air terbuang
selama 2 – 5 menit.
- Turunkan handel mendatar keposisi purify dan proses back wash/pencucian
selesai.
- Catat jumlah kubik air setelah dilakukan pencucian dan nama petugas pada
kertas monitoring.
2. Penggantian Filter dilakukan oleh Sub.Bag. Pemeliharaan Sarana
1. Filter OH80 S
- Instalasi Gizi melihat pemakaian air pada meteran. Apabila pemakaian air
mencapai 40.000 liter (40 meter kubik) atau per 6 (enam) bulan pemakaian
melaporkan ke Sub. Bag Pemelihraan Sarana untuk penggantian filter.
- Sub.Bag. Pemeliharaan Sarana mengganti filter OH 80 S, sebelum
penggantian lakukan pencatatan jumlah kubik air dan nama petugas pada
kertas monitoring.
2. Filter OH 300SC
- Instalasi Gizi melihat pemakaian air pada meteran. Apabila pemakaian air
mencapai 240.000 liter (240 meter kubik) atau per 6 (enam) bulan
pemakaian melaporkan ke Sub. Bag Pemelihraan Sarana untuk
penggantian filter.
- Sub.Bag. Pemeliharaan Sarana mengganti filter OH 300 SC, sebelum
penggantian lakukan pencatatan jumlah kubik air dan nama petugas pada
kertas monitoring.
RUMAH SAKIT PEMELIHARAAN FILTER YAMAHA PURIFIER
YOS SUDARSO
PADANG
No. Dokumen Terbit Halaman

39/SPO/IG/I/ 2022 1 2/2

Prosedur 3. Pencucian bak orange/bak penampungan air dilakukan oleh Sub.Bag Kesehatan
Lingkungan
- Pencucian bak orange dilakukan sekali dalam seminggu.
- Petugas wajib mandi, keramas dengan menggunakan sabun dan shampo
sebelum melakukan pencucian.
- Pada saat pencucian petugas wajib menggunakan alat pelindung diri seperti
pakaian parasut, masker, tutup kepala dan sarung tangan.
- Petugas wajib mencatat jumlah kubik air sebelum pencucian dan namanya
pada kartu monitoring.

Unit terkait 1. Sub.Bag. Pemeliharaan Sarana


2. Sub.Bag. Kesehatan Lingkungan
3. PPI
KARTU MONITORING PEMELIHARAAN YAMAHA PURIFIER

Bulan :

Tgl Pencucian Pencucian Bak Orange Penggantian Filter

Vol Awal Vol Akhir Petugas Vol AkhirPetugas Vol Akhir Petugas

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

KARTU MONITORING PENCUCIAN BAK ORANGE YAMAHA PURIFIER

Bulan :

Tanggal Nama Petugas Mandi Masker Sarung Tangan Tutup Kepala


RUMAH SAKIT PEMESANAN KATERING MAKANAN
YOS SUDARSO
PADANG
No. Dokumen Terbit Halaman

40/SPO/IG/I/ 2022 1 1/2

STANDAR TanggalTerbit Ditetapkan


PROSEDUR Direktur,
OPERASIONAL

INSTALASI GIZI 06 Januari 2022 dr. Ananto Pratikno, SpOG, MARS

Pengertian Pemesanan katering makanan adalah suatu proses pemesanan catering makanan di Instalasi Gizi
yang berasal dari dalam dan luar RS Yos Sudarso

Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah dalam melakukan pemesanan katering makanan

Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Yos Sudarso Padang Tentang Kebijakan Pelayanan Gizi Rumah
Sakit Yos Sudarso Nomor:233/SKEP-A/RSYS/IX/2017

Prosedur Rincian Tarif Paket Makanan Katering(untuk paket, dikemas menggunakan kotak mika)
1. Paket A : Rp. 19.000
Nasi 1 porsi, lauk hewani 1 potong, sayur 1 porsi, pisang 1 buah
2. Paket B : Rp. 20.000
Nasi 1 porsi, lauk hewani 1 potong, lauk nabati 1 potong, sayur 1 porsi, pisang 1 buah
3. Paket C : Rp. 23.000
Nasi 1 porsi, lauk hewani 1 potong, sop 1 porsi,, sayur 1 porsi, pisang 1 buah
4. Sop 1porsi : Rp. 16.000 (Tanpa nasi)
5. Paket sarapan : Rp. 15.000
6. Ikan/ayam/daging 1 porsi : Rp. 10.000

Langkah-langkah Pemesanan :
1. Keluarga pasien yang dirawat :
1) Informasikan ke pramusaji diruangan rawat inap
2) Pramusaji menawarkan paket yang ada
3) Pramusaji melaporkannya ke Ka. Instalasi Gizi / Pj Pelayanan Gizi / Pj Pengadaan,
Pengolahan dan Pendistribusian Makanan
4) Ka. Instalasi Gizi / Pj Pelayanan Gizi / Pj Pengadaan, Pengolahan dan Pendistribusian
Makanan mengentrikannya ke rincian biaya pasien / membuat kwitansi untuk diserahkan
kekeluarga pasien
2. Dari Luar Rumah Sakit
1) Pada hari kerja dapat menghubungi costumer service RS Yos Sudarso. Sedangkan pada
hari libur menghubungi posko satpam tengah.
2) Petugas costumer service RS Yos Sudarso / Satpam menghubungi dan
menginformasikan ke Instalasi Gizi bahwa ada permintaan catering via aiphone 119.
3) Petugas Instalasi Gizi mengantarkan catering yang dipesan ke costumer service / posko
satpam tengah dan menyerahkan kwitansi pembayarannya.
4) Kemudian costumer / pelanggan membayarnya ke kasir sesuai dengan kwitansi yang
tertera

Unit terkait 1. Sub. Bag. Customer Service dan Pemasaran


2. Ka. Instalasi Rawat Inap 1
3. Ka. Instalasi Rawat Inap 2
RUMAH SAKIT
PENCATATAN SUHU KULKAS
YOS SUDARSO
PADANG No. Dokumen Revisi ke Halaman

41/SPO/IG/I/2022 2 1/1

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan


PROSEDUR Direktur,
OPERASIONAL

06 Januari 2022 Dr. Erlis Beby Julianto


INSTALASI GIZI

Pengertian Pencatatan suhu kulkas adalah suatu kegiatan pencatatan suhu kulkas meliputi : kulkas
sayur, ikan/ayam, buah dan kulkas daging yang berguna untuk menjaga kualitas dari bahan
makanan yang disimpan

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam melakukan pencatatan suhu kulkas

Kebijakan 1. Permenkes No 265/Menkes/Per/III/2008 tentang Gizi


2. SK Direktur No. 233/SKEP-A/RSYS/IX/2017 tentang Kebijakan Pelayanan Gizi RSYS
3. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Kemenkes RI Tahun 2013

Prosedur 1. Pencatatan suhu kulkas dilakukan setiap hari pada pukul 08.00 dan pukul 18.00
2. Pencatatan suhu kulkas pukul 08.00 pada hari biasa dilakukan oleh Ka Instalasi Gizi
sedangkan pada hari libur oleh Petugas masak 2
3. Pencatatan suhu kulkas pukul 18.00 pada hari biasa dilakukan oleh PJ PGRI, sedangkan
pada hari libur oleh petugas masak vip
4. Suhu kulkas dicatat pada blangko pencatatan suhu kulkas harus memperhatikan standar
suhu yang tertera didinding pintu kulkas , disertai dengan paraf dan nama petugas yang
mencatatnya
5. Suhu kulkas daging yang dianjurkan : 0 0 C s/d -10 0 C
6. Suhu kulkas sayur dan buah yang dianjurkan : 10 0 s/d 20 0
7. Suhu kulkas ikan dan ayam dianjurkan : < -200 C
8. Jika ditemukan suhu kulkas tidak sesuai dengan standar yang tertera maka segera
dilaporkan ke bagian IPS dengan melampirkan permintaan service peralatan dan
mengentrikan permintaan service kedalam SIM RS
9. Jika kerusakan kulkas terjadi dihari libur dan petugas IPS tidak ada maka petugas gizi yang
dinas pada saat itu memindahkan bahan makanan kekulkas yang lain atau dengan merebus
bahan yang mudah busuk atau rusak

Unit Terkait - PPI


- Sub Bag Pemeliharaan Sarana
- Sub Bag Logistik
RUMAH SAKIT KONSULTASI GIZI PASIEN RAWAT INAP
YOS SUDARSO
PADANG
No. Dokumen Revisi ke Halaman

42/SPO/IG/IX/2017 2 1/1

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan


PROSEDUR Direktur,
OPERASIONAL

INSTALASI GIZI 28 September 2017 Dr. Erlis Beby Julianto

Pengertian Konsultasii gizi pasen rawat inap adalah suatu proses kegiatan dimana pasien rawat inap
dibantu untukmemecahkan masalah gizi /dietnya oleh Petugas Gizi (Ahli Gizi) sehingga ia
memiliki kebiasaan makan yang baik dalam hidupnya sehari-hari

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam memberikan konsultasi gizi pasien rawat
inap

Kebijakan 1. Permenkes No 265/Menkes/Per/III/2008 tentang Gizi


2. SK Direktur No. 233/SKEP-A/RSYS/IX/2017 tentang Kebijakan Pelayanan Gizi RSYS
3. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Kemenkes RI Tahun 2013

Prosedur 1. Dokter membuat surat permintaan konsultasi gizi


2. Petugas ruangan menghubungi ahli gizi via aiphone untuk memberitahukan bahwa ada
permintaan konsultasigizi atau ahli gizi yang langsung melakukan kunjungan kepada pasien
terutama pasien dengan diet khusus
3. Sebelum memasuki kamar pasien lakukan cuci tangan
4. Ahli gizi memperkenalkan diri dan melakukan identifikasi pasien dengan cara menanyakan
nama pasien dan mencocokkannya dengan identitas yang ada pada pin
5. Lakukan asasmen/pengkajian gizi dengan anamnesis riwayat gizi, riwayat personal, mellihat
data biokimia, melakukan pengukuran antropometri dan pemeriksaan fisik/klinis pasien
6. Buat kesimpulan diagnosis gizi dari asasmen yang dilakukan
7. Susun rencana terapi, monitoring dan evaluasi terapi yang diberikan
8. Jelaskan pada pasien dan keluarga dengan bantuan materi edukasi (leaflet) tentang jenis
diet, tujuan, kebutuhan kalori dan bahan makanan yang tidak boleh diberikan, contoh menu
dan pembatasan makanan sesuai kebutuhan apabila keluarga menyediakan makanan
9. Motivasi pasien dan keluarga untuk berperan aktif dalam proses edukasi dengan
memberikan kesempatan bertanya dan memberikan pendapat
10. Tanyakan pada pasien dan keluarga apakah ada yang masih ingin ditanyakan
11. Lakukan proses evaluasi terhadap kemampuan pasien dalam menerima materi edukasi
yang telah diberikan
12. Lakukan proses verifikasi pada pasien dan keluarga meliputi kejelasan cara penyampaian
dan materi edukasi termasuk media edukasi/leaflet (bila ada) dengan menanyakan apakah
pasien dan keluarga sudah mengerti edukasi yang diberikan
13. Berikan formulir edukasi untuk ditanda tangani oleh pasien atau keluarga
14. Setelah keluar dari kamar pasien lakukan cuci tangan kembali
15. Dokumentasikan kegiatan dengan melakukan pencatatan terintegrasi dengan metoda
SOAP pada lembaran integrasi

Unit Terkait 1. Instalasi Ranap 1


2. Instalasi Ranap 2
RUMAH SAKIT PENYULUHAN DAN KONSULTASI GIZI PASIEN RAWAT JALAN
YOS SUDARSO
PADANG
No. Dokumen Revisi ke Halaman

43/SPO/IG/IX/2017 1 1/1

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan


PROSEDUR Direktur,
OPERASIONAL

INSTALASI GIZI 28 September 2017 Dr. Erlis Beby Julianto

Pengertian Penyuluhan dan konsultasi gizi pasen rawat jalan adalah suatu proses kegiatan dimana pasien
rawat jalan dibantu memecahkan masalah gizi /dietnya oleh Petugas Gizi (Ahli Gizi) sehingga ia
memiliki kebiasaan makan yang baik dalam hidupnya sehari-hari

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam penyuluhan dan konsultasi gizi pasien rawat
jalan

Kebijakan 1. Permenkes No 265/Menkes/Per/III/2008 tentang Gizi


2. SK Direktur No.233/SKEP-A/RSYS/IX/2017 tentang Kebijakan Pelayanan Gizi RSYS
3. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Kemenkes RI Tahun 2013

Prosedur 1. Pasien datang dengan membawa surat pengantar dari dokter yang berisi nama, umur,
diagnosa dan hasil laboratorium serta diet yang dimintakan oleh dokter atau atas keinginan
sendiri dan mendaftar diloket pendaftaran rawat jalan
2. Pasien diterima oleh petugas rawat jalan untuk dilakukan pengukuran antropometri seperti
penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
3. Petugas ruangan menghubungi ahli gizi via aiphone
4. Ahli gizi memperkenalkan diri dan melakukan identifikasi pasien dengan cara menanyakan
nama pasien dan mencocokkannya dengan identitas yang ada pada rekam medis
5. Lakukan asasmen/pengkajian gizi dengan anamnesis riwayat gizi, riwayat personal, melihat
data biokimia, melakukan pengukuran antropometri dan pemeriksaan fisik/klinis pasien
6. Buat kesimpulan diagnosis gizi dari asasmen yang dilakukan
7. Susun rencana terapi, monitoring dan evaluasi terapi yang diberikan
8. Jelaskan pada pasien dan keluarga dengan bantuan materi edukasi (leaflet) tentang jenis
diet, tujuan, kebutuhan kalori dan bahan makanan yang tidak boleh diberikan, contoh menu
dan pembatasan makanan sesuai kebutuhan
9. Motivasi pasien dan keluarga untuk berperan aktif dalam proses edukasi dengan
memberikan kesempatan bertanya dan memberikan pendapat
10.Tanyakan pada pasien dan keluarga apakah ada yang masih ingin ditanyakan
11.Lakukan proses evaluasi terhadap kemampuan pasien dalam menerima materi edukasi
yang telah diberikan
12.Lakukan proses verifikasi pada pasien dan keluarga meliputi kejelasan cara penyampaian
dan materi edukasi termasuk media edukasi/leaflet (bila ada) dengan menanyakan apakah
pasien dan keluarga sudah mengerti edukasi yang diberikan
13.Berikan formulir edukasi untuk ditanda tangani oleh pasien atau keluarga
14.Ucapkan salam
15. Dokumentasikan kegiatan dengan melakukan pencatatan terintegrasi dengan metoda
SOAP pada lembaran integrasi

Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Jalan


2. Pelayanan Pelanggan dan Pemasaran
RUMAH SAKIT PENYAJIAN PORSI / TAKARAN PASIEN RANAP
YOS SUDARSO
PADANG
No. Dokumen Terbit ke Halaman

44/SPO/IG/IX/2017 1 1/1

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan


PROSEDUR Direktur,
OPERASIONAL

INSTALASI GIZI 28 September 2017 Dr. Erlis Beby Julianto

Pengertian Porsi / takaran adalah ukuran yang diberikan kepada pasien sesuai dengan kebutuhannya

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam penyajian makanan pasien dan untuk
perencanaan kebutuhan makanan

Kebijakan 1. Permenkes No 265/Menkes/Per/III/2008 tentang Gizi


2. SK Direktur No. 233/SKEP-A/RSYS/IX/2017 tentang Kebijakan Pelayanan Gizi RSYS
3. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Kemenkes RI Tahun 2013

Prosedur Isi makanan kedalam alat makan pasien sesuai dengan tabel berikut :

Ukuran S. Vip,
No Jenis BM VIP, Kls 1, III B III A
Brt (gr) URT 2
1 Nasi 200 1 ½ gelas 2 X 200 gr 2 X 200 gr 2 X 200 gr
2 Lauk hewani 50 1 potong 3 X 50 gr 3 X 50 gr 3 X 50 gr
3 Lauk nabati 50 1 potong - 1 X 50 gr 1 X 50 gr
4 Sayur 50 1 mangkok 3 X 50 gr 3 X 50 gr 3 X 50 gr
5 Soup 50 1 mangkok 2 X 50 gr - -
6 Buah 100 1 potong 2 X 100 gr 1 X 100 gr 1X100 gr
7 Snack 200 2 potong 1 X 200 gr 1 X 200 gr -
8 Susu 200 1 gelas 2 X 200 ml - -
9 Teh manis 15 1 gelas 1 X 200 ml 2X200 ml 1X200 ml
(gula pasir)
10 Jus 200 1 gelas 1 X200 ml - -
11 Kacang hijau 25 1 gelas - 1 X 25 gr 1 X 25 gr

Unit Terkait Instalasi Rawat Inap


RUMAH SAKIT ASUHAN GIZI RAWAT INAP
YOS SUDARSO
PADANG No. Dokumen Revisi ke Halaman

45/SPO/IG/IX/2017 2 1/2

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan


PROSEDUR Direktur,
OPERASIONAL

INSTALASI GIZI 28 September 2017 Dr. Erlis Beby Julianto

Pengertian Asuhan gizi rawat inap adalah serangkaian proses kegiatan pelayanan gizi yang
berkesinambungan dimuali dari perencanaan diet hingga evaluasi rencana diet pasien diruang
rawat inap

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam melakukan asuhan gizi rawat inap

Kebijakan 1. Permenkes No 265/Menkes/Per/III/2008 tentang Gizi


2. SK Direktur No. 233/SKEP-A/RSYS/IX/2017 tentang Kebijakan Pelayanan Gizi RSYS
3. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Kemenkes RI Tahun 2013
4. Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar, , Depkes RI Tahun 2014

Prosedur 1. Perawat ruang rawat inap melakukan skrining gizi awal pasien baru 1 x 24 jam dan
mencatatnya hasil skor dalam format skrining awal pada lembaran skrining awal
keperawatan dan melihat kondisi pasien / diagnosa khusus pasien
2. Apabila ditemukan skor penilaian > 2 dan atau pasie dengan kondisi khusus yang
memerlukan penangangan gizi maka dirujuk ke NST ruangan untuk penanganan lebih
lanjut
3. Berdasarkan skrining awal dietisien melakukan pengkajian gizi dengan langkah-langkah :
a. Pengambilan Data
- Membaca buku rekam medik pasien untuk mendapatkan data objektif meliputi
identitaspasien, diagnosamedis, tindakan medis dan hasil pemeriksaan
laboratorium serta obat-obatan yang diberikan
- Mendatangi pasien melakukan anamnesis, untuk mendapatkan data subjektif dan
data riwayat gizi serta data lain yang diperlukan
- Melakukan pengukuran antropometri , yaitu berat badan, tinggi badan, LILA dan
pengukuran antropometri lain yang mungkin diperlukan
b. Melakukan pengkajian (Assesment)
- Melakukan identifikasi masalah berdasarkan data yang sudah didapat, identifikasi
masalah dimulai dari masalah asupan, status gizi dan perubahan fisik atau klinis
serta perubahan laboratorium.
c. Menentukan status gizi
- Status gizi adalah hasil dari pengkajian gizi yang didapat. Status gizi terdiri dari 3 :
 Gizi baik / normal apabila ditemukan nilai skor A > 50 % kategori
 Gizi kurang / sedang apabila ditemukan nilai skor B > 50 % kategori
 Gizi buruk apabila ditemukan nilai skor C > 50 % kategori
d. Apabila ditemukan status gizi kurang dan buruk maka dilakukan pengkajian
(Asesment lanjutan yang lebih mendalam) kemudian tetapkan diagnosis gizi
berdasarkan asesmen lanjutan tersebut
RUMAH SAKIT ASUHAN GIZI RAWAT INAP
YOS SUDARSO
PADANG No. Dokumen Revisi ke Halaman

45/SPO/IG/IX/2017 2 2/2

Prosedur e. Intervensi gizi


- Menentukan kebutuhan terapi gizi dengan mempertimbangkan tiga (3) macam
kebutuhan yaitu : untuk penggantian, pemeliharaan dan penambahan akibat
kehilangan yang berkelanjutan untuk pemulihan jaringan
- Prinsip pemberian : tepat bentuk, tepat cara pemberian, tepat dosis dan waktu
- Menghitung kebutuhan gizi pasien dengan menggunakan rumus yang telah
ditentukan
- Memilih dan mempersiapkan makanan dan formula khusus sesuai dengan
kebutuhan
- Melaksanakan pemberian makanan
- Melakukan edukasi pada pasien dan keluarga
f. Monitporing dan Evaluasi
- Monitoring asupan makanan dan keadaan klinis fisik pasien dilakukan setiap hari
oleh dietisien, perawat dan didokumentasikan pada catatan harian pasien
- Evaluasi status gizi dilakukan secara berkala setelah 3 hari asuhan gizi diberikan
untuk mengetahui keberhasilan asuhan gizi yang diberikan dengan cara
menimbang berat badan, melihat keadaan klinis fisik pasien dan melihat hasil
pemeriksaan laboratoriumnya. Apabila setelah dilakukan evaluasi masalah gizi
belum teratasi maka dilakukan pengkajian gizi ulangan
4. Pasien dengan resiko malnutrisi dan penyakit kritis asuhan gizinya dilakukan secara tim
khusus yaitu tim NST
5. Ringkasan asuhan gizi ditulis dilembaran catatan asuhan gizi pasien, lembaran integrasi
dan ditanda tangani oleh dietisien

Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Inap 1


2. Instalasi Rawat Inap 2
3. Tim NST RS Yos Sudarso Padang
RUMAH SAKIT
PENANGANAN PERALATAN MAKAN PASIEN DENGAN PENYAKIT INFEKSI MENULAR
YOS SUDARSO
PADANG
No. Dokumen Revisi ke Halaman

46/SPO/IG/IX/2017 1 1/1

Tanggal Terbit
STANDAR Ditetapkan
PROSEDUR Direktur,
OPERASIONAL

INSTALASI GIZI 30 September 2017 Dr. Erlis Beby Julianto

Pengertian Suatu kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya mencapai higienis dan sanitasi peralatan
makan pasien dengan penyakit infeksi menular

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :


1. Tercapainya kondisi peralatan yang baik untuk mencegah terjadinya penularan penyakit
2. Tersedianya peralatan yang higienis, memadai sebagai sarana penunjang dalam
pendistribusian makanan

Kebijakan 1. Permenkes No 265/Menkes/Per/III/2008 tentang Gizi


2. SK Direktur No. 233/SKEP-A/RSYS/IX/2017 tentang Kebijakan Pelayanan Gizi RSYS
3. SK Direktur No. 475/SKEP-A/RSYS/VIII/2016 tentang Kebijakan PPI RSYS
4. Pedoman Pelayanan Gizi Kemenkes RI, Tahun 2013

Prosedur 1. Kumpulkan peralatan makanan yang sudah dipakai dan pisahkan set makan yang
terkontaminasi dengan yang tidak terkontaminasi
2. Bersihkan sisa-sisa makanan yang ada diset makan kemudian buang pada tempat
sampah (sampah plastik pembungkus makanan buang pada tempah sampah an
organik /kering dan sampah bahan makanan dibuang pada tempat sampah
organik/basah)
3. Buat campuran larutan air +5 liter dengan takaran 1 genggam (20 gram) detergen
4. Rendam set makan yang terkontaminasi tersebut sampai terendam semuanya
didalam ember lebih kurang 10 menit
5. Sikat set makan pasien terkontaminasi tadi didalam Waskom, kemudian bilas
dengan air kran mengalir dengan suhu biasa dan rendam kedalam air panas selama
+ 5 menit kemudian dikering

Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Inap


2. PPI
RUMAH SAKIT
PEMBUANGAN SAMPAH
YOS SUDARSO
PADANG
No. Dokumen Revisi ke Halaman

47/SPO/IG/IX/2017 2 1/1

Tanggal Terbit
STANDAR Ditetapkan
PROSEDUR Direktur,
OPERASIONAL

INSTALASI GIZI 30 September 2017 Dr. Erlis Beby Julianto

Pengertian Pembuangan sampah adalah kegiatan pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan


sampah yang dihasilkan yang merupakan limbah dari proses pengolahan makanan

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menciptakan lingkungan kerja yang bersih,
nyaman dan sehat serta bebas dari gangguan serangga yang disebabkan oleh sampah
sehingga penularan infeksi nasokomial yang bersumber dari penanganan sampah dapat
dihindari

Kebijakan 1. Permenkes No 265/Menkes/Per/III/2008 tentang Gizi


2. SK Direktur No. 233/SKEP-A/RSYS/IX/2017 tentang Kebijakan Pelayanan Gizi RSYS
3. SK Direktur No. 475/SKEP-A/RSYS/VIII/2016 tentang Kebijakan PPI RSYS
4. Pedoman Pelayanan Gizi Kemenkes RI, tahun 2013

Prosedur 1. Pisahkan sampah kering dengan yang basah


2. Buang sampah pada tempat sampah tertutup
3. Pembuangan sampah didapur instalasi gizi dilakukan 2 kali dalam sehari pada pukul
06.00 WIB dan pukul 13.30 WIB
4. Sampah dibuang ketempat pembuangan sampah sementara oleh petugas instalasi gizi,
kemudian petugas dari Dinas Kebersihan dan Lingkungan Kota Padang mengambil
sampah tersebut untuk dibuang ketempat pembuangan akhir

Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Inap


2. PPI
RUMAH SAKIT PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN
YOS SUDARSO
PADANG
No. Dokumen Revisi ke Halaman

48/SPO/IG/IX/2017 1 1/1

Tanggal Terbit
STANDAR Ditetapkan
PROSEDUR Direktur,
OPERASIONAL

INSTALASI GIZI 30 September 2017 Dr. Erlis beby Julianto

Pengertian Pengolahan bahan makanan adalah suatu kegiatan mengubah (memasak) bahan makanan
mentah menjadi makanan yang siap dimakan, berkualitas dan aman untuk dikonsumsi

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :


1. Mengurangi resiko kehilangan zat gizi bahan makanan
2. Meningkatkan nilai cerna
3. Meningkatkan dan mempertahankan warna, keempukan dan penampilan makanan
4. Bebas dari organisme dan zat yang berbahaya untuk tubuh

Kebijakan 1. Permenkes No 265/Menkes/Per/III/2008 tentang Gizi


2. SK Direktur No. 233/SKEP-A/RSYS/IX/2017 tentang Kebijakan Pelayanan Gizi RSYS
3. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Kemenkes RI Tahun 2013

Prosedur 1. Sebelum memasuki dapur Instalasi Gizi diwajibkan mencuci tangan dengan sabun dan
dibilas pada air yang mengalir
2. Menggunakan alat pelindung diri seperti korpus dan celemek
3. Mempersiapkan alat-alat untuk pengolahan bahan makanan
4. Lihat daftar menu pada hari tersebut
5. Mengambil bahan makanan yang sudah dipersiapkan untuk dilakukan pengolahan sesuai
dengan menu, standar bumbu, standar resep, standar porsi
6. Lakukan proses pengolahan sesuai dengan menu, bentuk makanan, jenis diet

Unit Terkait PPI


RUMAH SAKIT PERMINTAAN MAKANAN PASIEN RAWAT INAP
YOS SUDARSO
PADANG
No. Dokumen Revisi ke Halaman

47/SPO/IG/IX/2017 1 1/1

Tanggal Terbit
STANDAR Ditetapkan
PROSEDUR Direktur,
OPERASIONAL

INSTALASI GIZI 30 September 2017 Dr. Erlis beby Julianto

Pengertian Permintaan makanan pasien adalah serangkaian kegiatan untuk mendapatkan makanan bagi
semua pasien rawat inap sesuai dengan penyakitnya atas anjuran dokter yang merawatnya

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk membuat permintaan makanan pasien
rawat inap sehingga tersedianya makanan guna memenuhi kebutuhan gizi

Kebijakan 1. Permenkes No 265/Menkes/Per/III/2008 tentang Gizi


2. SK Direktur No. 233/SKEP-A/RSYS/IX/2017 tentang Kebijakan Pelayanan Gizi RSYS
3. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Kemenkes RI Tahun 2013

Prosedur 1. Permintaan Makanan Untuk Pasien Lama


a. Daftar permintaan makanan pasien dibuat rangkap 2 oleh perawat pada pukul 06.00
dan 14.00 yang berisikan nama pasien, no rekam medis, kamar, kelas, diet, bentuk
makanan dan keterangan yang diperlukan
b. Daftar permintaan makanan pasien wajib ditanda tangani oleh pj ruangan/pj shift
yang dinas pada saat itu dan kemudian diserahkan ke pramusaji ruang rawat inap
c. Pramusaji membawa daftar permintaan makanan pasien ke instalasi gizi dan
diserahkan ke dietisien atau pj pengadaan, pengolahan dan distribusi makanan
2. Permintaan Makanan Untuk Pasien Baru
a. Perawat menginformasikan diet pasien baru ke Instalasi Gizi via aiphone kemudian
menuliskan permintaan makanan pasien baru kedalam bon permintaan makanan
pasien baru dan menyerahkannya ke pramusaji yang ada diruang rawat inap
b. Pramusaji membawa bon permintaan makanan pasien baru ke instalasi gizi dan
menyerahkannya ke dietisien atau pj pengadaan, pengolahan dan distribusi
makanan
c. Dietisien atau pj pengadaan, pengolahan dan distribusi makanan mencatat nama dan
diet pasien kedalam daftar permintaan makanan pasien
3. Permintaan makanan Untuk Perubahan Diet
a. Perawat menginformasikan perubahan diet pasien ke Instalasi Gizi via aiphone
kemudian menuliskan permintaan perubahan diet kedalam bon permintaan
perubahan diet dan menyerahkannya ke pramusaji yang ada diruang rawat inap
b. Pramusaji membawa bon permintaan perubahan makanan pasien ke instalasi gizi
dan menyerahkannya ke dietisien atau pj pengadaan, pengolahan dan distribusi
makanan
c. Dietisien atau pj pengadaan, pengolahan dan distribusi makanan merubah diet
pasien pada daftar permintaan makanan pasien

Unit Terkait 1. Ka. Instalasi Rawat Inap 1


2. Ka. Instalasi Rawat Inap 2
3. Ka. Instalasi Rawat Inap 2

RUMAH SAKIT PEMBERIAN MAKANAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP


YOS SUDARSO
PADANG
No. Dokumen Revisi ke Halaman

48 /SPO/IG/IX/2017 1 1/1

Tanggal Terbit
STANDAR Ditetapkan
PROSEDUR Direktur,
OPERASIONAL

INSTALASI GIZI 30 September 2017 Dr. Erlis beby Julianto

Pengertian Pemberian makanan pasien diruang rawat inap adalah suatu proses pemberian makanan
untuk pasien rawat inap untuk pemenuhan kebutuhan zat gizi dan mempercepat proses
penyembuhan.

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pemberian makanan pasin diruang rawat
inap untuk menghindari terjadi kesalahan dalam pemberian makanan

Kebijakan 1. Permenkes No 265/Menkes/Per/III/2008 tentang Gizi


2. SK Direktur No. 233/SKEP-A/RSYS/IX/2017 tentang Kebijakan Pelayanan Gizi RSYS
3. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Kemenkes RI Tahun 2013
4. Keputusan Direktur Rumah sakit Yos Sudarso Padang Tentang Kebijakan Pelayanan
Pencegahan Pengendalian Infeksi Nasokomial (PPI) RS Yos Sudarso No.
230/SKEP-A/RSYS/VI/2016

Prosedur 1. Ketuk kamar pasien


2. Bersihkan tangan menggunakan handrub
3. Ucapkan salam : selamat pagi, siang atau sore
4. Perkenalkan diri
5. Lakukan identifikasi pasien dengan cara menanyakan nama pasien, mencocokkan nama
dengan yang tertera pada gelang dan yang ada pada etiket makan pada set makan
pasien
6. Letakkan makanan pada meja yang telah ditentukan, untuk pasien kelas informasikan
mana makanan untuk pasien dan untuk penunggu
7. Persilahkan pasien untuk memakan makanan yang diberikan
8. Tanyakan dan tawarkan bantuan kepada pasien bila masih ada yang diperlukan
9. Ucapkan salam saat meninggalkan kamar pasien
10. Bersihkan tangan kembali menggunakan handrub

Unit Terkait 1. Ka. Instalasi Rawat Inap 1


2. Ka. Instalasi Rawat Inap 2
3. PPI
RUMAH SAKIT UJI CITA RASA
YOS SUDARSO
PADANG
No. Dokumen Terbit ke Halaman

49 /SPO/IG/IX/2017 1 1/1

Tanggal Terbit
STANDAR Ditetapkan
PROSEDUR Direktur,
OPERASIONAL

INSTALASI GIZI 30 September 2017 Dr. Erlis beby Julianto

Pengertian Uji cita rasa adalah suatu proses melaksanakan kegiatan menilai cita rasa makanan melalui
warna, rasa, aroma dan tekstur

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan uji cita rasa untuk mengetahui
cita rasa makanan yang disajikan yang berguna untuk meningkatkan selera makan

Kebijakan 1. Permenkes No 265/Menkes/Per/III/2008 tentang Gizi


2. SK Direktur No. 233/SKEP-A/RSYS/IX/2017 tentang Kebijakan Pelayanan Gizi RSYS
3. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Kemenkes RI Tahun 2013

Prosedur 1. Bahan makanan dipersiapkan sesuai dengan daftar menu/resep


2. Bahan makanan diolah menurut menu/resep yang berlaku sesuai dengan teknik
pemasakan
3. Petugas pengolahan mengambil contoh makanan yang telah dimasak dan
memasukkannya kedalam mangkok kecil yang tersedia dan meletakkannya diatas meja
pencicipan
4. Dietisien / pj pengadaan, pengolahan dan pendistrobusian makanan/ petugas masak 2
mencicipi sampel masakan yang telah disediakan dengan menggunakan sendok makan
5. Ganti sendok makan yang dipakai untuk tiap mengambil satu jenis masakan
6. Apabila ada masakan yang dinilai belum sesuai kualitas segera dilaporkan kepada
petugas pengolahan untuk penanganan berikutnya
7. Simpan bahan makanan yang dicicipi tersebut untuk sampel apabila terjadi keracunan
pada masakan selama 24 jam didalam lemari pendinginin / kulkas
8. Format uji cita rasa diisi oleh panelis

Hari / Tanggal :
Nama Panelis :
No Nama Makanan Rasa Warna Tekstur Aroma

1
2

Unit Terkait 1. Ka. Instalasi Rawat Inap 1


2. Ka. Instalasi Rawat Inap 2
3. PPI

RUMAH SAKIT PENGOLAHAN BUBUR SARING


YOS SUDARSO
PADANG Terbit ke
No. Dokumen Halaman

1
50 /SPO/IG/IX/2017 1/1

Tanggal Terbit
STANDAR Ditetapkan
PROSEDUR Direktur,
OPERASIONAL

INSTALASI GIZI 30 September 2017 Dr. Erlis beby Julianto

Pengertian Pengolahan bubur saring adalah suatu kegiatan mengubah (memasak) tepung beras menjadi
bubur saring yang siap dimakan, berkualitas dan aman untuk dikonsumsi

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan pengolahan bubur saring yang
berguna untuk mengurangi resiko kehilangan zat gizi bahan makanan, meningkatkan nilai
cerna, meningkatkan dan mempertahankan warna, rasa, keempukan dan penampilan
makanan dan bebas dari organisme dan zat yang berbahaya bagi tubuh

Kebijakan 1. Permenkes No 265/Menkes/Per/III/2008 tentang Gizi


2. SK Direktur No. 233/SKEP-A/RSYS/IX/2017 tentang Kebijakan Pelayanan Gizi RSYS
3. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Kemenkes RI Tahun 2013
4. Keputusan Direktur Rumah sakit Yos Sudarso Padang Tentang Kebijakan Pelayanan
Pencegahan Pengendalian Infeksi Nasokomial (PPI) RS Yos Sudarso No.
230/SKEP-A/RSYS/VI/2016

Prosedur 1. Untuk bubur saring tidak pakai santan


- Tepung beras (kemasan) dilarutkan dengan air biasa dengan perbandingan 1 : 4,
diberi daun pandan kemudian dimasak selama 15 menit dengan api kecil dan diaduk
sampai tercium aroma harum , warna putih mengkilap tekstur tidak kental dan tidak
encer
- Setelah masak diberi garam secukupnya
- Bubur yang sudah masak dituangkan kedalam mangkok
2. Untuk bubur saring santan
- Tepung beras (kemasan) dilarutkan dengan air biasa dengan perbandingan 1 :4 ( 2
air dan 2 santan), diberi daun pandan kemudian dimasak selama 15 menit dengan
api kecil dan diaduk sampai tercium aroma harum , warna putih mengkilap tekstur
tidak kental dan tidak encer
- Setelah masak diberi garam secukupnya
- Bubur yang sudah masak dituangkan kedalam mangkok

Unit Terkait PPI

RUMAH SAKIT PENGOLAHAN NASI TIM


YOS SUDARSO
PADANG
No. Dokumen Revisi ke Halaman

51 /SPO/IG/IX/2017 1 1/1

Tanggal Terbit
STANDAR Ditetapkan
PROSEDUR Direktur,
OPERASIONAL

INSTALASI GIZI 30 September 2017 Dr. Erlis beby Julianto

Pengertian Pengolahan nasi tim adalah suatu kegiatan mengubah (memasak) bubur menjadi nasi tim
yang siap dimakan, berkualitas dan aman untuk dikonsumsi

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan pengolahan nasi tim yang
Tujuan
berguna untuk mengurangi resiko kehilangan zat gizi bahan makanan, meningkatkan nilai
cerna, meningkatkan dan mempertahankan warna, rasa, keempukan dan penampilan
makanan dan bebas dari organisme dan zat yang berbahaya bagi tubuh

Kebijakan 1. Permenkes No 265/Menkes/Per/III/2008 tentang Gizi


2. SK Direktur No. 233/SKEP-A/RSYS/IX/2017 tentang Kebijakan Pelayanan Gizi RSYS
3. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Kemenkes RI Tahun 2013
4. Keputusan Direktur Rumah sakit Yos Sudarso Padang Tentang Kebijakan Pelayanan
Pencegahan Pengendalian Infeksi Nasokomial (PPI) RS Yos Sudarso No.
230/SKEP-A/RSYS/VI/2016

Prosedur 1. Pembuatan kaldu ayam


- Ambil air 1000 cc, masukkan ayam sebanyak 4 potong, potongan sayur (labu
siam/wortel), tambahkan PK, garda munggu, cengkeh, potongan daun seledri dan
daun bawang, rebus hingga empuk +20 menit hingga tercium aroma kaldu yang
wangi
2. Pembuatan nasi tim (Pembuatan bubur lihat SPO pengolahan bubur)
- Ambil bubur nasi yang baru dimasak dan masih hangat, campurkan dengan ayam,
sayur dan air kaldu diatas tambahkan bawang goreng dan garam secukupnya aduk
hingga merata
Unit Terkait PPI

RUMAH SAKIT PENGOLAHAN BUBUR


YOS SUDARSO
PADANG
No. Dokumen Revisi ke Halaman

52 /SPO/IG/IX/2017 1 1/1

Tanggal Terbit
STANDAR Ditetapkan
PROSEDUR Direktur,
OPERASIONAL

INSTALASI GIZI 30 September 2017 Dr. Erlis beby Julianto

Pengertian Pengolahan bubur adalah suatu kegiatan mengubah (memasak) beras menjadi bubur yang
siap dimakan, berkualitas dan aman untuk dikonsumsi

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan pengolahan beras menjadi


Tujuan
bubur yang berguna untuk mengurangi resiko kehilangan zat gizi bahan makanan,
meningkatkan nilai cerna, meningkatkan dan mempertahankan warna, rasa, keempukan dan
penampilan makanan dan bebas dari organisme dan zat yang berbahaya bagi tubuh

Kebijakan 1. Permenkes No 265/Menkes/Per/III/2008 tentang Gizi


2. SK Direktur No. 233/SKEP-A/RSYS/IX/2017 tentang Kebijakan Pelayanan Gizi RSYS
3. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Kemenkes RI Tahun 2013
4. Keputusan Direktur Rumah sakit Yos Sudarso Padang Tentang Kebijakan Pelayanan
Pencegahan Pengendalian Infeksi Nasokomial (PPI) RS Yos Sudarso No.
230/SKEP-A/RSYS/VI/2016

Prosedur 1. Beras dicuci, dibilas sampai 3 (tiga) kali


2. Beras yang sudah bersih ditaruh dipanci pemasak bubur dengan perbandingan 1 : 4
3. Beras dimasak selama 60 menit dengan api besar dan 15 menit dengan api kecil
kemudian diaduk aduk
4. Apabila sudah masak siap untuk didistribusikan

Unit Terkait PPI


RUMAH SAKIT PENGOLAHAN NASI PUTIH
YOS SUDARSO
PADANG
No. Dokumen Terbit ke Halaman

53 /SPO/IG/IX/2017 1 1/1

Tanggal Terbit
STANDAR Ditetapkan
PROSEDUR Direktur,
OPERASIONAL

INSTALASI GIZI 30 September 2017 Dr. Erlis beby Julianto

Pengertian Pengolahan nasi putih adalah suatu kegiatan mengubah (memasak) beras menjadi nasi yang
siap dimakan, berkualitas dan aman untuk dikonsumsi

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan pengolahan beras menjadi nasi
Tujuan
yang berguna untuk mengurangi resiko kehilangan zat gizi bahan makanan, meningkatkan
nilai cerna, meningkatkan dan mempertahankan warna, rasa, keempukan dan penampilan
makanan dan bebas dari organisme dan zat yang berbahaya bagi tubuh

Kebijakan 1. Permenkes No 265/Menkes/Per/III/2008 tentang Gizi


2. SK Direktur No. 233/SKEP-A/RSYS/IX/2017 tentang Kebijakan Pelayanan Gizi RSYS
3. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Kemenkes RI Tahun 2013
4. Keputusan Direktur Rumah sakit Yos Sudarso Padang Tentang Kebijakan Pelayanan
Pencegahan Pengendalian Infeksi Nasokomial (PPI) RS Yos Sudarso No.
230/SKEP-A/RSYS/VI/2016

Prosedur 1. Beras dicuci, dibilas sampai 3 (tiga) kali


2. Beras yang sudah bersih ditaruh di rice cooker dengan perbandingan beras dan air 1:2
3. Beras dimasak selama 15 – 20 menit Apabila sudah masak siap untuk didistribusikan

Unit Terkait PPI


RUMAH SAKIT PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN
YOS SUDARSO
PADANG
No. Dokumen Revisi ke Halaman

54 /SPO/IG/IX/2017 2 1/1

Tanggal Terbit
STANDAR Ditetapkan
PROSEDUR Direktur,
OPERASIONAL

INSTALASI GIZI 30 September 2017 Dr. Erlis beby Julianto

Pengertian Pengolahan bahan makanan adalah suatu kegiatan mengubah (memasak) bahan makanan
mentah menjadi makanan yang siap dimakan, berkualitas dan aman untuk dikonsumsi

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan pengolahan bahan makanan


Tujuan
yang berguna untuk mengurangi resiko kehilangan zat gizi bahan makanan, meningkatkan
nilai cerna, meningkatkan dan mempertahankan warna, rasa, keempukan dan penampilan
makanan dan bebas dari organisme dan zat yang berbahaya bagi tubuh

Kebijakan 1. Permenkes No 265/Menkes/Per/III/2008 tentang Gizi


2. SK Direktur No. 233/SKEP-A/RSYS/IX/2017 tentang Kebijakan Pelayanan Gizi RSYS
3. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Kemenkes RI Tahun 2013
4. Keputusan Direktur Rumah sakit Yos Sudarso Padang Tentang Kebijakan Pelayanan
Pencegahan Pengendalian Infeksi Nasokomial (PPI) RS Yos Sudarso No.
230/SKEP-A/RSYS/VI/2016

Prosedur 1. Sebelum memasuki dapur instalasi gizi petugas diwajibkan melakukan kebersihan tangan
dengan sabun dan air yang mengalir
2. Menggunakan alat pelindung diri seperti korpus dan celemek
3. Mempersiapkan alat-alat untuk pengolahan bahan makanan
4. Lihat daftar menu pada hari tersebut
5. Mengambil bahan makanan yang sudah dipersiapkan untuk dilakukan pengolahan sesuai
dengan menu, standar bumbu, standar resep dan standar porsi
6. Lakukan proses pengolahan sesuai dengan menu, bentuk makanan dan jenis diet
- Merebus, memasak dengan air banyak
- Mengukus, memasak dengan uap air
- Mengetim, memasak dengan alat tim menggunakan uap air
- Memanggang, memasak dengan oven
- Menggoreng, memasak dengan minyak panas
- Menumis, memasak dengan minyak sedikit dan tidak diberi air pada hasil akhirnya
- Mengungkep, memasak dengan sedikit minyak kemudian ditambah dengan air dan
kecap
- Menyemur, memasak dengan minyak kemudian ditambahkan dengan air dan kecap
7. Melaporkan hasil pemasakan dan menempatkan masakan pada wadah /panci yang
ditetapkan dan mengambil sedikit sampel untuk uji cita rasa masakan
8. Menyiapkan/menyajikan diruang pendistribusian

Unit Terkait PPI

RUMAH SAKIT PENGGUNAAN PERALATAN MESIN DAN PERALATAN YANG MENGGUNAKAN


YOS SUDARSO TANGAN
PADANG

No. Dokumen Terbit ke Halaman

55 /SPO/IG/IX/2017 1 1/1
Tanggal Terbit
STANDAR Ditetapkan
PROSEDUR Direktur,
OPERASIONAL

INSTALASI GIZI 30 September 2017 Dr. Erlis beby Julianto

Pengertian Penggunaan peralatan mesin dan peralatan yang menggunakan tangan adalah suatu kegiatan
yang dilakukan didalam menggunakan peralatan-peralatan yang berkaitan dengan proses
pengolahan makanan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menggunakan / mengoperasionalkan


Tujuan
sehingga peralatan terpelihara dengan baik dan benar

Kebijakan 1. Permenkes No 265/Menkes/Per/III/2008 tentang Gizi


2. SK Direktur No. 233/SKEP-A/RSYS/IX/2017 tentang Kebijakan Pelayanan Gizi RSYS
3. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Kemenkes RI Tahun 2013

1. Peralatan yang menggunakan bahan bakar gas


Prosedur
- Sebelum pemakaian peralatan-peralatan seperti kompor gas, rice cooker, oven gas,
perebus air dll yang menggunakan gas petugas pengolahan makanan memutar
tombol/alat penghubung gas pada posisi “on” untuk menghidupkannya (posisi lurus)
- Setiap peralatan digunakan sesuai dengan cara kerja masing-masing alat tersebut.
- Setelah alat selesai dipakai putar kembali tombol/alat penghubung dengan gas dari
posisi “on” ke posisi “of “ (melintang) untuk mematikannya
2. Peralatan yang menggunakan listrik
- Sebelum pemakaian, pastikan bahwa peralatan-peralatan yang menggunakan listrik
telah terhubung dengan sumber listrik
- Setelah terhubung, tekan/putar tombol penghidup peralatan pada posisi “on”
- Perlatan siap digunakan sesuai dengan cara kerja masing-masing peralatan tersebut
- Cabut kembali steker peralatan tersebut dari sumber listrik jika memang tidak
dipergunakan lagi kecuali untuk peralatan yang harus selalu terhubung dengan
sumber listrik

Unit Terkait Sub.Bag. Pemeliharaan Sarana

RUMAH SAKIT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN RUANG DAN PERALATAN INSTALASI GIZI
YOS SUDARSO
PADANG
No. Dokumen Terbit ke Halaman

56 /SPO/IG/IX/2017 1 1/1

Tanggal Terbit
STANDAR Ditetapkan
PROSEDUR Direktur,
OPERASIONAL

INSTALASI GIZI 30 September 2017 Dr. Erlis beby Julianto

Pengertian Pemeliharaan dan perbaikan ruang dan peralatan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
memelihara dan memperbaiki peralatan-peralatan untuk kegiatan operasional agar tetap
berfungsi dengan baik optimal

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pemeliharaan dan perbaikan ruang


Tujuan
peralatan-peralatan

Kebijakan 1. Permenkes No 265/Menkes/Per/III/2008 tentang Gizi


2. SK Direktur No. 233/SKEP-A/RSYS/IX/2017 tentang Kebijakan Pelayanan Gizi RSYS
3. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Kemenkes RI Tahun 2013

Prosedur 1. Pemeliharaan :
a. Alat-alat elektronik seperti kipas angin dan komputer dibersihkan setiap hari dari
debu-debu
Unit Terkait Sub.Bag. Pemeliharaan Sarana

Anda mungkin juga menyukai