Anda di halaman 1dari 4

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP

PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


TA/ 2021-2022

Nama : PUTRI LUTHFIANI


NIM : 2115302061
Kelas : 21 A PJJ
Mata Kuliah : Ginekologi
Dosen : dr Ferdinal Ferry, SpoG (K)
Waktu ujian : 60 Menit

Pertanyaan :

1. Bagaimana prosedur melakukan test IVA? Kapan pemeriksaan ini harus


dilakukan?
Jawab:
a. Sebelum mulai IVA test, Anda akan diminta untuk berbaring dengan posisi kedua
kaki terbuka lebar atau mengangkang.
b. Dokter atau bidan memasukkan alat berupa spekulum ke dalam vagina. Alat
spekulum bertujuan untuk membuat vagina terbuka lebar, sehingga memudahkan
untuk mengamati bagian serviks atau leher rahim.
c. Asam asetat atau asam cuka dengan kadar sekitar 3-5% diusapkan pada dinding
serviks
d. Tak seperti pap smear yang harus menunggu beberapa hari untuk mengetahui
hasilnya, pemeriksaan IVA adalah tes yang hasilnya bisa langsung terlihat
beberapa saat setelah pemeriksaan berlangsung.

e. Sel-sel dinding serviks yang normal tidak akan mengalami perubahan apa pun
(warna) ketika dioleskan asam asetat.

f. Sebaliknya, apabila terdapat masalah pada sel-sel dinding serviks, misalnya


merupakan sel pra kanker atau sel kanker, otomatis warna serviks akan berubah
menjadi putih.
g. Oleh karena itulah, tes IVA adalah salah satu pemeriksaan dini kanker serviks
yang bisa diketahui hasilnya dengan cepat

Pemeriksaan IVA sangat dianjurkan bagi wanita yang berisiko terhadap kanker
serviks, misalnya wanita dengan riwayat kanker serviks dalam keluarga, memiliki
lebih dari satu pasangan seksual, atau pernah mengalami infeksi menular seksual

2. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan SADARI?


Jawab:
1) Berdiri tegak. Cermati bila ada perubahan pada bentuk dan permukaan kulit
payudara, pembengkakan dan/atau perubahan pada puting. Bentuk payudara
kanan dan kiri tidak simetris? Jangan cemas, itu biasa.
2) Angkat kedua lengan ke atas, tekuk siku dan posisikan tangan di belakang kepala.
dorong siku ke depan dan cermati payudara; dan dorong siku ke belakang dan
cermati bentuk maupun ukuran payudara.
3) Posisikan kedua tangan pada pinggang, condongkan bahu ke depan sehingga
payudara menggantung, dan dorong kedua siku ke depan, lalu kencangkan
(kontraksikan) otot dada Anda.
4) Angkat lengan kiri ke atas, dan tekuk siku sehingga tangan kiri memegang bagian
atas punggung. Dengan menggunakan ujung jari tangan kanan, raba dan tekan
area payudara, serta cermati seluruh bagian payudara kiri hingga ke area ketiak.
Lakukan gerakan atas-bawah, gerakan lingkaran dan gerakan lurus dari arah tepi
payudara ke puting, dan sebaliknya. Ulangi gerakan yang sama pada payudara
kanan Anda.
5) Cubit kedua puting. Cermati bila ada cairan yang keluar dari puting.
Berkonsultasilah ke dokter seandainya hal itu terjadi.
6) Pada posisi tiduran, letakkan bantal di bawah pundak kanan. Angkat lengan ke
atas. Cermati payudara kanan dan lakukan tiga pola gerakan seperti sebelumnya.
Dengan menggunakan ujung jari-jari, tekan-tekan seluruh bagian payudara hingga
ke sekitar ketiak

3. Bagaimana pengobatan terhadap servisitis kronik? Bagaimana tatalaksana


apabila sudah mencapai endoserviks ?
Jawab:

Pengobatan servisitis kronik adalah:

 Antibiotik, misalnya azithromycin, doxycycline, erythromycin, ofloxacin, atau


ceftriaxone, untuk mengatasi servisitis akibat infeksi bakteri
 Antivirus, seperti acyclovir, valacyclovir, atau famciclovir, untuk mengatasi
servisitis akibat infeksi virus
 Antijamur, seperti fluconazole atau ketoconazole, untuk mengatasi servisitis
akibat infeksi jamur

4. Bagaimana efek samping jika pasien memilih inseminasi atau bayi tabung?
Bagaimana cara mengantisipasi efek samping tersebut?
Jawab:
1) Persalinan prematur dan berat badan lahir rendah: Meskipun risiko ini rendah
namun, program bayi tabung dapat meningkatkan risiko bayi lahir lebih awal atau
dengan berat badan lahir rendah.
2) Sindrom hiper stimulasi ovarium: Saat menjalani program, Anda akan disuntik
obat kesuburan seperti human chorionic gonadotropin (HCG), guna menginduksi
pengeluaran sel telur (ovulasi). Efek sampingnya, Anda dapat mengalami sindrom
hiperstimulasi ovarium dimana ovarium menjadi bengkak dan nyeri.
3) Keguguran: Tingkat keguguran pada wanita yang menjalani program bayi tabung
hampir sama dengan mereka yang hamil alami, yakni sekitar 15% sampai 25%.
Namun, angka ini dapat meningkat seiring dengan usia ibu.
4) Komplikasi prosedur pengambilan telur: Penggunaan jarum untuk mengumpulkan
telur mungkin dapat menyebabkan pendarahan, infeksi atau kerusakan pada usus,
kandung kemih, dan pembuluh darah.
5) Kehamilan di luar kandungan (ektopik): Risiko ini terjadi sekitar 2% hingga 5%
pada mereka yang menjalani program bayi tabung. Kehamilan ektopik sendiri
adalah kondisi dimana sel telur yang dibuahi tertanam di luar rahim, biasanya di
tuba fallopi. Embrio ini kemudian tidak dapat bertahan hidup, dan ibu tidak dapat
melanjutkan kehamilannya.
6) Cacat lahir: Usia ibu adalah faktor risiko utama yang meningkatkan anak lahir
dalam kondisi cacat.
7) Risiko mental: Program ini dapat menguras finansial, fisik, dan emosional kedua
pasangan. Dukungan dari konselor, keluarga dan orang terdekat dapat membantu
Anda dan pasangan melalui permasalahan yang mungkin terjadi selama program
5. Bagaimana prosedur pembuahan sel telur konvensional dan ICSI?
Jawab:
Proses pembuahan sel telur konvensional

Proses pembuahan sel telur ICSN


1) Sel telur yang sudah matang diangkat dan dipegang dengan pipet khusus.
2) Jarum yang sangat halus, tajam, dan berongga akan digunakan untuk mengambil
sperma.
3) Jarum kemudian dimasukkan ke dalam sitoplasma sel telur secara hati-hati dengan
menembus bagian luar sel telurnya.
4) Sperma disuntikkan secara hati-hati ke dalam sitoplasma, dan jarum secara
perlahan dikeluarkan.
5) Sel telur yang sudah dibuahi kemudian diperiksa pada hari berikutnya untuk
mencari tahu apakah terjadi pembuahan

6. Bagaimana solusi jika bayi tabung gagal ? Apakah ada alternatif lain?
Jawab:
1. In Vitro Maturation (IVM)
2. Intrauterine Insemination (IUI)
3. Injeksi Sperma Intrasitoplasma (ICSI)
4. GIFT dan ZIFT
5. Tubal Embryo Transfer (TET)

7. Jelaskan cara penularan dan pencegahan penyakit menular seksual


Jawab:

8. Jelaskan gejala IMS secara umum pada perempuan.


9. Sebutkan faktor risiko penularan IMS
10. Jelaskan mengenai penyakit gonore (cara penularan, gejala, pengobatan)
SELAMAT MENGERJAKAN

Anda mungkin juga menyukai