TESIS
Disusun oleh :
YUDHI MUSTAFA ALFAJRI
NIM.12010118420115
i
ii
SERTIFIKASI
Saya, Yudhi Mustafa Alfajri, yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa
tesis yang saya ajukan ini adalah hasil karya saya sendiri yang belum pernah
ataupun pada program lainnya. Karya ini adalah milik saya, karena itu
ii
iii
PENGESAHAN TESIS
Pembimbing
iii
iv
Allah Subhanahuwata’ala
Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam
Seluruh orang tua ku yang selalu mencurahkan motivasi dan doa
kepada penulis.
Istri dan Anaku yang senantiasa mencurahkan waktu, dukungan
semangat, moral, dan doa.
Keluarga, sahabat dan rekan semua.
iv
v
ABSTRACT
In Central Java & DIY, there are a total of 78 substations that are divided into 3
management areas. 26 Substations are managed by UPT (Transmission
Management Unit) Semarang, 30 Substations are managed by UPT Purwokerto
and 22 Substations are managed by UPT Salatiga. Data for 2015 - 2019 shows that
performance in the UPT Purwokerto decreasing, due to the many disturbances in
the Substation and Transmission in the UPT Purwokerto area. Evaluation is needed
not only technical analysis side but also from the management science side so that
this problem does not occur in the UPT Semarang and UPT Salatiga Substations.
In this study, a performance improvement study was conducted by examining the
effect of 3 independent variables which were proven to increase the performance of
an organization based on previous research. First, Disturbance Variables
(Indicators: external disturbances, operational disruptions, strategic / planning
disruptions, technical equipment disturbances), secondly Transformational
leadership (Inspirational Motivation, Ideal Influence, Intellectual Stimulation,
Individual Attention) and third HR practices (Indicators: training, compensation,
motivation, recruitment). The data analysis tool in this study used SEM-PLS
(Partial Least Square) with a sample of all GI supervisors in Central Java & DIY.
The results of the study have a significant negative effect on GI leadership
performance, leadership and HR practices have a positive effect on GI
performance.
v
vi
ABSTRAK
Di jawa tengah & DIY terdapat total 78 Gardu Induk yang terbagi menjadi 3
wilayah pengelolaan. 26 GI dikelola oleh UPT (Unit Pengelola Transmisi)
Semarang, 30 GI dikelola oleh UPT Purwokerto dan 22 GI dikelola oleh UPT
Salatiga. Data 2015 – 2019 menunjukkan bahwa terdapat penurunan Kinerja yang
terjadi di wilayah UPT Purwokerto yang diakibatkan banyaknya gangguan di GI –
GI dan Transmisi wilayah UPT Purwokerto. Diperlukan evaluasi tidak hanya dari
sisi teknis, namun juga dari sisi Ilmu manajemen agar masalah ini tidak terjadi di
GI wilayah UPT Semarang dan UPT Salatiga. Dalam penelitian ini, studi
peningkatan kinerja dilakukan dengan mengkaji pengaruh 3 variabel independen
yang terbukti terhadap peningkatan kinerja suatu organisasi berdasarkan penelitian
terdahulu. Pertama Variabel Gangguan (Indikator : gangguan eksternal, gangguan
operasional, gangguan strategi / perencanan, gangguan teknis peralatan), kedua
kepemimpinan Transformasional ( Motivasi Inspirasional , Pengaruh Ideal,
Stimulasi intelektual, Perhatian Individual) ketiga praktik SDM (Indikator :
pelatihan, kompensasi, motivasi, perekrutan ). Alat analisis data dalam penelitian
ini menggunakan SEM - PLS (Partial Least Square) dengan sampel seluruh
supervisor GI di Jawa Tengah & DIY. Hasil penelitian berpengaruh berpengaruh
negatif signifikan terhadap kinerja GI kepemimpinan kepemimpinan dan praktik
SDM berpengaruh positif terhadap kinerja GI.
vi
vii
KATA PENGANTAR
alam. Atas izin dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul
“Studi Peningkatan Kinerja Gardu Induk Seluruh Jawa Tengah & DIY (Studi Pada
PT PLN Persero UPT Semarang, UPT Salatiga & UPT Purwokerto) , sebagai salah
satu syarat kelulusan pada Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas
Diponegoro Semarang. Tidak lupa shawalat serta salam tercurahkan bagi Baginda
menuju jalan yang lurus dan Semoga syafaatnya mengalir pada kita kelak.
Banyak pihak yang telah membantu dengan ikhlas baik berupa masukan, nasehat
dan semangat untuk menyelesaikan studi ini. Dengan penuh rasa syukur, penulis
ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
1. Bapak Dr. Susilo Toto Raharjo, SE, MT., selaku Ketua Program Magister
studi ini.
vii
viii
yang lebih baik serta staf administrasi yang telah banyak membantu dalam
3. Manajer ULTG, Supervisor Jargi dan semua pegawai PLN UPT Salatiga, UPT
Semarang dan UPT Purwokerto yang telah mengijinkan dan membantu penulis
4. Manajer UP2B Jateng & DIY, Manajer Bagian Operasi sistem UP2B Jateng &
DIY, rekan – rekan Dispatcher UP2B Jateng & DIY yang mendukung penuh
5. Seluruh Orang Tua Penulis ibu Hj.Yuni Kunarti,Spd., bapak H.Rosidi Irfan,
Fajrina yang telah mencurahkan perhatian, doa, semangat, saran kepada penulis
8. Teman – teman kuliah terutama angkatan 54, khususnya kelas stratejik yang
telah memberikan sebuah persahabatan dan kerjasama yang baik selama menjadi
viii
viii
ix
Dengan segala kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan
penulisan. Kritik yang terbuka dan membangun sangat penulis nantikan demi
kesempurnaan Tesis ini. Demikian kata pengantar ini penulis sampaikan. Terima
kasih atas semua pihak yang membantu penyusunan dan membaca makalah ini.
ix
x
DAFTAR ISI
x
xi
xi
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Grafik Kinerja Operasi TLOF UPT Salatiga, UPT Purwokerto, UPT Semarang ............ 3
Gambar 2 Grafik Kinerja Operasi TLOD UPT Salatiga, UPT Purwokerto, dan UPT Semarang .... 4
Gambar 3 Grafik Kinerja Operasi TROF UPT Salatiga, UPT Purwokerto, dan UPT Semarang ..... 4
Gambar 4 Grafik Kinerja Operasi TROD UPT Salatiga, UPT Purwokerto, dan UPT Semarang .... 5
Gambar 5 Faktor - Faktor Penyebab Gangguan Pada Sistem Kelistrikan Amerika Sejak 1984 -
2006 ................................................................................................................................ 21
Gambar 6 Kerangka Pemikiran Penelitian ..................................................................................... 37
Gambar 7 Model Variabel Gangguan ............................................................................................ 38
Gambar 8 Model Variabel Kepemimpinan Transformasional ....................................................... 40
Gambar 9 Model Variabel Praktik Sumber Daya Manusia ............................................................ 41
Gambar 10 Model Variabel Kinerja Gardu Induk .......................................................................... 42
Gambar 11 Konstruksi Diagram Jalur ............................................................................................ 54
Gambar 12 Struktur Organisasi PLN UPT ..................................................................................... 58
Gambar 13 Struktur Organisasi Gardu Induk ................................................................................. 59
Gambar 14 Koefisien Jalur ............................................................................................................. 76
Gambar 15 Model Struktural Dengan Faktor Loading ................................................................... 76
Gambar 16 Gangguan Berpengaruh Negatif Terhadap Kinerja GI ................................................ 88
Gambar 17 Kepemimpinan Transformasional Berpengaruh Positif Terhadap Kinerja GI ............ 89
Gambar 18 Praktik Sumber Daya Manusia Berpengaruh Positif Terhadap Kinerja GI ................. 91
xii
xiii
DAFTAR TABEL
xiii
BAB I PENDAHULUAN
konsumsi energi listrik. Semakin besar tingkat konsumsi energi listrik maka
PLN Sampai akhir tahun 2018 total produksi energi listrik di Indonesia adalah
sebelumnya. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2018
peraturan pemerintah tahun 1972, PLN ditunjuk sebagai Pemegang Kuasa Usaha
masyarakat luas. Pada tahun 1994 statusnya PLN berubah dari yang sebelumnya
memegang kendali PKUK sampai saat ini. PT PLN Persero memiliki 3 proses
PT PLN persero memiliki 47 Unit induk dan 11 anak perusahaan, salah satu
unit induk bagian transmisi yang beroprasi di wilaya Jawa Bagian Tengah adalah
Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Tengah (UITJBT). Wilayah kerja transmisi
UITJBT meliputi Jawa Barat dan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta
(DIY). UITJBT memiliki 7 Unit Pengelola Transmisi (UPT) yang terdiri dari 3 UPT
1
2
di Jawa Tengah yaitu UPT Semarang, Salatiga, dan Purwokerto serta 4 UPT di Jawa
Barat yaitu UPT Bogor, Bandung, Karawang dan Cirebon. Di jawa tengah sendiri
masing masing UPT membawahi sejumlah Gardu Induk dan ULTG (Unit Layanan
Transmisi dan Gardu Induk) . UPT Semarang membawahi 2 ULTG yaitu ULTG
Kudus, ULTG Semarang serta 24 Gardu Induk. UPT Salatiga membawahi 2 ULTG
yaitu ULTG Jogja, ULTG Surakarta serta 32 Gardu Induk. UPT Purwokerto
Induk. Tugas pokok UPT (Unit Pelaksana Transmisi) adalah mengelola kesiapan
operasi peralatan instalasi penyaluran sistem tenaga listrik tegangan tinggi dan
wilayah kerjanya. Terdapat total 78 Gardu Induk yang beroprasi di Jawa Tengah ,
dimana masing masing gardu induk di awasi oleh 1 orang supervisor GI dan 1 -3
operator GI.
indikator utama yang menentukan kinerja PT PLN (Persero) Unit Induk Transmisi
Gardu Induk dan jaringan transmisinya. Semakin sering dan lama gangguan pada
3
Gardu Induk dan jaringan Transmisi maka akan semakin tinggi nilai TLOF, TLOD,
TROF, TROD dan mengakibatkan semakin menurunnya kinerja UPT, UITJBT dan
kinerja PLN.
Berikut data kinerja operasi Gardu Induk Wilayah Jawa Tengah dan DIY
Gambar 1 Grafik Kinerja Operasi TLOF UPT Salatiga, UPT Purwokerto, UPT
Semarang
KINERJA TLOF
1,20
1,00
0,80
0,60
0,40
0,20
0,00
2015 2016 2017 2018 2019 2020
UPT SALATIGA 0,64 0,55 0,49 0,16 0,11
UPT PURWOKERTO 0,89 0,87 0,17 0,26 0,62
UPT SEMARANG 0,82 0,80 0,54 0,16 0,19
TARGET KINERJA 1,1 1,03 0,54 0,4 0,244 0,19
4
Gambar 2 Grafik Kinerja Operasi TLOD UPT Salatiga, UPT Purwokerto, dan
UPT Semarang
KINERJA TLOD
6,00
5,00
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00
2015 2016 2017 2018 2019 2020
UPT SALATIGA 2,74 5,61 0,88 0,75 0,26
UPT PURWOKERTO 2,08 3,29 0,23 0,56 2,85
UPT SEMARANG 2,30 4,39 2,80 0,22 0,41
TARGET KINERJA 3,30 3,25 2,7 1,27 0,582 0,56
Gambar 3 Grafik Kinerja Operasi TROF UPT Salatiga, UPT Purwokerto, dan
UPT Semarang
KINERJA TROF
0,25
0,20
0,15
0,10
0,05
0,00
2015 2016 2017 2018 2019 2020
UPT SALATIGA 0,23 0,13 0,03 0,06 0,03
UPT PURWOKERTO 0,10 0,09 0,04 0,04 0,04
UPT SEMARANG 0,17 0,06 0,08 0,07 0,04
TARGET KINERJA 0,15 0,11 0,05 0,05 0,038 0,03
5
Gambar 4 Grafik Kinerja Operasi TROD UPT Salatiga, UPT Purwokerto, dan
UPT Semarang
KINERJA TROD
3,50
3,00
2,50
2,00
1,50
1,00
0,50
0,00
2015 2016 2017 2018 2019 2020
UPT SALATIGA 3,00 0,79 0,19 0,16 0,07
UPT PURWOKERTO 0,16 0,42 0,28 0,07 0,10
UPT SEMARANG 1,02 0,33 0,33 0,38 0,08
TARGET KINERJA 1,40 1,37 0,45 0,5 0,14 0,09
Berdasarkan data rekap kinerja dari tahun 2015 - 2019 diatas , dapat dilihat
bahwa TLOF dan TROF UPT Purwokerto sejak 2018 / 2019 cenderung naik, hal
dan trafo di wilayah UPT purwokerto dengan signifikan. Hal ini disebabkan di
peralatan (pembangkit, jaringan transmisi, dan trafo) baru sebagai bagian dari
Purwokerto. Hal ini diperparah dengan kondisi target kinerja yang setiap tahun
meningkat. Untuk itu diperlukan evaluasi tidak hanya dari sisi teknis saja, namun
juga dari sisi Ilmu manajemen agar masalah ini tidak terjadi di UPT lainnya, yaitu
6
UPT Semarang dan UPT Salatiga yang dalam waktu dekat juga akan dibangung
Pada penelitian Islam, M. Ariful dkk. (2008) gangguan pada suatu industri
/ bisnis akan berdampak pada penurunan kinerja bisnis suatu perusahaan. Selain itu
gangguan juga menciptakan risiko bagi organisasi dalam hal produksi, kemampuan
manufaktur, sumber daya manusia, pangsa pasar dan kerugian ekonomi. Berkaitan
dengan hal tersebut maka aspek - aspek gangguan perlu dikaji dalam penelitian ini.
energi listrik di PT PLN Persero selalu membutuhkan peran serta sumber daya
sumber daya manusia yang baik menjadi faktor kunci utama bagi keberhasilan
suatu perusahaan. Selain itu praktek sumber daya manusia yang sukses terbukti
sumberdaya manusia merupakan aspek penting yang perlu dikaji dalam studi
peningkatan kinerja gardu induk ini jika dilihat dari sisi manajemen.
dibantu oleh 2 sampai 4 staf gardu induk. Beberapa tugas supervisor GI antara lain
vital dalam pengelolaan gardu induk. Semakin baik supervisor dalam memimpin
7
GI maka semakin baik pula kinerja dari suatu GI. Pada penelitian Azlin dkk. (2014)
dan Abdullah dkk. (2009) menunjukkan hubungan positif antara seorang pemimpin
dengan studi peningkatan kinerja suatu perusahaan, ada yang mendukung pengaruh
Dari latar belakang yang telah diuraikan tersebut, masalah utama yang ada
UPT Purwokerto yang diduga akibat di wilayah tersebut sedang banyak dilakukan
hanya dalam kajian bersifat teknis saja namun juga juga diperlukan kajian dari ilmu
manajemen agar masalah penurunan kinerja akibat gangguan tersebut tidak terjadi
pada UPT Semarang dan UPT Purwokerto yang nantinya juga akan banyak
11
kinerja gardu induk yaitu aspek gangguan, praktik sumber daya manusia, dan aspek
Gardu Induk PLN UPT Salatiga, UPT Semarang dan UPT Purwokerto?
Kinerja Gardu Induk PLN UPT Salatiga, UPT Semarang dan UPT
Purwokerto?
Kinerja Gardu Induk PLN UPT Salatiga, UPT Semarang dan UPT Purwokerto.
Kinerja Gardu Induk PLN UPT Salatiga, UPT Semarang dan UPT Purwokerto.
12
Selain itu penelitian ini juga berguna untuk melengkapi bahan referensi
organisasi, yang mewakili sejauh mana organisasi sebagai sistem sosial dengan
beberapa sumber daya dan sarana yang terbatas, untuk mencapai tujuannya tanpa
upaya yang berlebihan dari para anggotanya. Kriteria yang digunakan untuk menilai
Kemudian pada tahun 60an dan 70an, organisasi mulai mencari cara baru
untuk mengakses dan menggunakan sumber daya terbatas (Yuchtman & Seashore,
1967).
evaluasi upaya.
cara yang paling hati - hati dan jelas dibandingkan dengan peneliti lain di periode
13
14
yang sama. Menurut Lupton, dalam organisasi yang efektif, tingkat produktivitas
dan tingkat motivasi dan kepuasan anggotanya tinggi, sementara tingkat turnover,
biaya, keresahan tenaga kerja rendah atau tidak ada. Namun, menurut Katz dan
Kahn (1978), efektivitas dan efisiensi suatu organisasi serupa, dan keduanya
merupakan komponen penting kinerja organisasi global, yang dapat dinilai dengan
kinerja sebagai sejauh mana suatu organisasi, sebagai sistem sosial, dapat
sebagai konsep kesuksesan atau efektivitas suatu organisasi, dan sebagai indikasi
organisasi cara yang dilakukan secara efektif untuk mencapai tujuannya dengan
sukses.
tergantung pada kualitas kinerja karyawan. Dia percaya bahwa untuk menjamin
mereka mengikuti perubahan baru yang terjadi di pasar, dan, pada akhirnya,
kinerja dengan "aksi", dengan sebuah "perilaku" tertentu (dalam hal tampilan
dinamis, artinya, "melakukan") dan bukan hanya sebagai "hasil" (dalam hal
tampilan statis). Harrison dan Freeman (1999) menegaskan bahwa organisasi yang
efektif dengan standar tingkat kinerja yang tinggi adalah salah satu yang memenuhi
15
Pada dekade pertama abad kedua puluh satu, definisi kinerja organisasi pada
dasarnya berfokus pada kemampuan dan kemampuan dari suatu organisasi untuk
secara efisien mengeksploitasi sumber daya yang tersedia untuk mencapai prestasi
Verboncu dan Zalman (2005) menghargai bahwa kinerja adalah sebuah hasil
khusus yang diperoleh dalam manajemen, ekonomi, dan pemasaran yang memberi
saat ini.
• Kinerja dapat dipahami secara berbeda tergantung pada orangnya terlibat dalam
hasilnya.
16
diwaktu yang efisien dan efektif. Oleh karena itu, kinerja adalah fungsi dari dua
variabel, efisiensi dan efektifitas. Bartoli dan Blatrix (2015) percaya bahwa definisi
kinerja harus dicapai melalui hal-hal seperti uji coba, evaluasi, efisiensi,efektivitas,
dan kualitas.
2.1.2 Gangguan
diinginkan yang merusak kinerja bisnis. Konsekuensi tidak diinginkan dapat timbul
dari keadaan normal (mis., kerusakan sistem elemen melalui waktu), keadaan
pasar, downtime yang tak terduga, dan kehilangan manusia. Dalam praktiknya,
semua ini akan mengakibatkan kerugian finansial (M.A. Islam dkk., 2008).
risiko kegagalan. Risiko dapat dikategorikan menjadi tiga kategori seperti Produksi,
terkait kualitas, kerugian aktivitas terkait, dan kerusakan aset. Kedua kategori
terdiri dari risiko terhadap tenaga kerja yang terkait dengan kesehatan dan
keselamatan. Sementara kategori ketiga mencakup risiko bisnis yang terkait dengan
penalti finansial dihasilkan dari salah satu dari dua kategori pertama serta klaim
mereka sendiri untuk sebuah tujuan, misi, atau visi kolektif yang lebih tinggi.
memusatkan upaya mereka pada tujuan jangka panjang; menempatkan nilai dan
penekanan pada pengembangan visi dan inspirasi pengikut untuk mengejar visi;
pengikut untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar untuk perkembangan
mereka sendiri serta pengembangan orang lain. Para pemimpin ini sering
akan menghasilkan pengikut yang berkinerja di luar tingkat kinerja yang diharapkan
sebagai konsekuensi dari pengaruh pemimpin. Secara khusus, tingkat upaya ekstra
intrinsik mereka motivasi kerja, tingkat perkembangan mereka, atau tujuan atau
dalam mengelola kumpulan sumber daya manusia dan memastikan bahwa asset &
modal digunakan menuju pemenuhan tujuan organisasi (Schuler dan Jackson, 1987;
Bidang Sumber Daya Mansia terdiri dari berbagai praktik yang digunakan
untuk mengelola orang dalam organisasi, dan praktik ini umumnya telah
(Fombrum, Tichy, & Devanna, 1984), umumnya mencerminkan fungsi yang dapat
Selama akhir 1970-an dan awal 1980-an, sebuah pergerakan terjadi di mana
"sumber daya manusia". Pergeseran ini mengakui bahwa karyawan merupakan aset
penting, bukan hanya bagian posisi formalitas. Itu juga menandakan pengakuan
keuntungan.
Jansen, 2001; Tzafrir, 2005). Sumber daya manusia pada perusahaan merupakan
salah satu modal yang memainkan peranan penting di dalam suatu organisasi (Zaini
19
Abdullah. 2009). Selain itu Pfeffer (1994) berpendapat bahwa modal manusia telah
lama dianggap sebagai sumber daya penting di sebagian besar perusahaan. Banyak
global. sumber daya manusia memiliki peran penting dalam praktik merancang,
(Akdere, 2009).
(Florea, Cheung, & Herndon, 2013). Praktik Sumber daya manusia meliputi;
diinginkan yang merusak kinerja bisnis (M.A. Islam, J.D, Tedford, dan E.
Haemmerle, 2008).
20
Kecil dan Menengah (UKM) di Afrika Selatan yang bergerak di bidang manufaktur
terus menerus menghadapi gangguan internal dan eksternal setiap harinya pada
bagian operasi mereka dan berdampak pada pengurangan kinerja bisnis mereka.
ekonomi.
Dalam studinya, Islam M.A. Islam, J.D, Tedford, dan E. Haemmerle (2008)
mengakibatkan dampak buruk pada kinerja bisnis mereka. Pada penelitian Mitala,
A. and Pennaturb, A. ( 2004 ) Monostori, L., Szelke, E., Kadar, B. (1998) dan
Monica, P.B. and John, R.W. (1999), diamati bahwa peristiwa seperti
terhadap manusia, mesin, proses dan manajemen sangat penting, meskipun jarang
dicapai dalam praktek Islam M.A. (2008). Pada kenyataannya, industri manufaktur
adalah sistem yang kompleks yang mencakup beberapa area fungsional yang saling
21
tergantung satu sama lain mulai dari pengadaan bahan baku hingga produk jadi.
Kegagalan dalam satu fungsi akan berdampak pada yang fungsi lain (M.A. Islam,
durasi gangguan. Semakin banyak gangguan dan lama gangguan yang terjadi maka
kinerja gardu induk juga akan menjadi buruk. Gangguan tersebut dipengaruhi faktor
internal dan eksternal, selain itu gangguan tersebut ada yang bisa dikontrol (dalam
kendali) dan ada juga yang diluar kontrol (diluar kendali) manusia.
yang ada di Amerika sejak 1984 – 2006 telah mendata faktor – faktor gangguan
dasar semua gangguan internal berasal dari domain Strategis, Operasional, atau
A. Ganggguan Eksternal
memiliki dampak yang besar terhadap kehandalan jaringan tersebut. Tingkat stres
dari komponen peralatan transmisi lebih tinggi pada cuaca buruk dibandingkan
cuaca normal (Roy Billinton, 2001). Roy Billinton (2001) dalam penelitiannya
mengenai dampak cuaca buruk terhadap kehandalan sistem jaringan listrik dengan
sistem meningkat seiring dengan kondisi cuaca yang semakin buruk. Di dalam
penelitiannya dia juga menyatakan hasil laporan British electricity board bahwa
semua gangguan tersebut diperoleh ketika kondisi cuaca sedang badai, berpetir
meluas dan lebih dari 4 juta orang tidak menikmati energi listrik dalam waktu yang
lama, dan kerugiannya pun ditaksir mencapai 20 juta dollar AS. Di dalam
dampak cuaca ektrem dalam frekuensi yang cukup sering akan menyebabkan
kontaminasi dan frekuensi pekerjaan emergensi ( Builes & Eastman. 2008). Dalam
SUTT / SUTET Builes & Eastman jaringan transmisi yang dekat dengan
lingkungan pantai akan rawan terjadi hot spot dan korosi akibat pengendapan garam
terhadap gardu induk di New York menyatakan telah tercatat lebih dari 200 kali
gangguan peralatan listrik yang diakibatkan oleh hewan di gardu induk di New
York, dengan total kerugian setiap kali gangguan 12.000 dolar AS. Dampak dari
kerusakan peralatan listrik seperti trafo sebagian besar disebabkan oleh lamanya
salah satu penyebab dari kerusakan trafo yang terjadi di India disebabkan oleh
24
pemeliharaan yang hanya berbasis waktu (durasi jam operasi) saja lebih merugikan
Kualitas bahan, tenaga teknisi , proses perakitan peralatan yang buruk dan
proses operasi sistem kelistrikan yang menimbulkan stres pada material peralatan,
Hong, Yili dkk. (2009) menyatakan beberapa merk trafo daya memiliki
umur pakai yang lebih pendek dibandingkan merk trafo lain. Hal ini menurut
mereka perlu menjadi perhatian serius bagi produsen merk tersebut untuk lebih
D. Gangguan Operasi
Sumereder ove & m. Muhr ove (2003) menyatakan salah satu kunci agar
umur pakai Trafo daya paling optimal adalah dengan mengetahui mekanisme umur
dan penuaan peralatan. Mekanisme penuaan pada Trafo daya bergantung pada
25
pengikisan sistem insulasi yang ada di dalam trafo, dan pengikisan tersebut
dipengaruhi oleh seberapa sering trafo dibebani lebih oleh operator ( Sumereder ove
& m. Muhr ove. 2003). Oleh sebab itu semakin lama dan sering trafo dibebani lebih
Sejumlah besar penelitian dan data statistik kecelakaan kerja pada industri
listrik menunjukkan bahwa faktor manusia seperti operator tidak secara ketat
gangguan strategi, dan gangguan teknikal peralatan , maka dapat ditarik hipotesis :
cabang Austria, melaporkan hubungan positif yang lebih kuat antara kepemimpinan
transformasional dan kinerja jangka panjang versus jangka pendek. Geyer dan
tingkah laku yang meningkatkan emosi pengikut secara kuat dan identik dengan
pelatih dan mentor dengan memperhatikan kebutuhan pengikut mereka (B. M. and
karyawan untuk menjadi kreatif dan inovatif dalam aktivitas kerja mereka ( Avolio,
A. Motivasi Inspirasional
yang menarik untuk masa depan. Motivasi inspirasional berbicara tentang apa yang
harus dicapai, tetapi juga mengungkapkan keyakinan bahwa tujuan itu akan
gambar yang menarik dari apa yang penting untuk dipertimbangkan. motivasi ini
27
B. Pengaruh Ideal
secara kuat dan identik dengan seorang pemimpin ( Yukl, G. 2006 ; Bass, B. M.
perilaku percaya diri yang lebih besar pada kemampuan mereka dalam
suportif, mengejar strategi perusahaan yang lebih berisiko dan lebih inovatif, dan
dilakukan manajer lain (Anderson, 1977; Kipnis, 1976; Miller, Ketsde Vries, &
pengikut untuk menjadi terkait dengan pemimpin dan sering dikonotasikan atau
identik dengan karisma. Hal Ini menunjukkan bahwa sebuah pemimpin akan
kepercayaan diri dan mampu meyakinkan orang lain bahwa mereka dapat
dan memperhatikan pentingnya memiliki tujuan yang kuat. Anggota atau tim
pemimpin sebagai personifikasi karismatik dari nilai-nilai dan misi organisasi itu
C. Stimulasi Intelektual
menyelesaikan masalah, dan membuat orang lain melihat masalah-masalah itu dari
sudut yang berbeda juga. Mereka yang memanfaatkan stimulasi intelektual juga
D. Perhatian Individual
A. Hughes, 2014).
ditarik hipotesis :
induk.
29
perusahaan telah menjadi tema utama penelitian dalam dekade terakhir dan hasilnya
(Nemli-Çalışkan, 2010).
Costea (2005) juga berpendapat bahwa manajemen sumber daya manusia yang
efektif dapat menjadi faktor utama bagi keberhasilan suatu perusahaan. Saat ini
sebagian besar perusahaan percaya bahwa , tanpa program dan kegiatan praktik
SDM yang efisien, perusahaan tidak akan mencapai target dan bertahan secara
agar organisasi dapat mencapai keberhasilan organisasi (Barney, 1991; Jackson &
Schuler, 2000; Pfeffer, 1994). Biasanya, praktik SDM dianggap vital agar
bahkan menunjukkan bahwa praktik dan sistem praktik SDM berkontribusi pada
30
1994; Gerhart & Milkovich, 1992; Huselid, 1995; Macduffie, 1995; Terpstra &
Rozall, 1993).
Bailey, Berg, & Kalleberg, 2000; Cho, Woods, Jang, & Erdem, 2006; Hoque, 1999;
Huselid, 1995; Khatri, 2000; Pfeffer, 1994) dan diterima secara luas.
mengukur praktik sumber daya manusia (Ahmad & Schroeder, 2003). Praktik
sumber daya manusia berpengaruh positif pada kinerja organisasi melalui motivasi,
pelatihan, perekrutan, dan kompensasi (Harel & Tzafrir, 1999; Paul &
Anantharaman, 2003).
A. Pelatihan
akan menghasilkan kinerja perusahaan yang baik (Russell, Terberg, dan Powers
1985; Bartel 1994; Cianni dan Wnuck 1997; Ettington 1997; Barak, Maymon, dan
Harel 1999).
Pada penelitian Raja Abdul Ghafoor dan Muhammad Aslam Khan (2011)
yang melakukan penelitian dengan objek 100 orang dari berbagai perusahaan di
B. Kompensasi
daya manusia (Rodriguez & Ventura, 2003). Sistem kompensasi berkontribusi pada
mempertahankan lebih banyak kandidat yang lebih baik (Delaney & Huselid,1996;
untuk memberikan hadiah karyawan untuk mencapai tujuan dan sasaran spesifik
(Gerhart dan Milkovich 1992; Gomez-Mejia, Balkin dan Cardy 1998; Milkovich
berpengaruh positif pada kinerja perusahaan. Objek yang dijadikan sample pada
penelitian tersebut adalah CEO pada 280 perusahaan di Amerika serikat yang
terdaftar pada bursa saham New York Stock Exchange (NYSE). Hasil penelitian
32
perusahaan pada penelitian tersebut terlihat pada tingkat kenaikan ROE (Return on
Equity).
C. Motivasi
sebagai pemicu dan penguat tindakan konsisten. Dengan kata lain, motivasi adalah
kemauan untuk mencapai suatu tujuan. Ini juga merupakan urutan kebutuhan
mengarahkan usahanya ke arah itu. Selain itu, organisasi tersebut akan lebih sukses,
karena karyawan mereka terus mencari cara untuk meningkatkan kinerja mereka.
D. Perekrutan
1987). Lebih jauh, sistem seleksi yang ketat menghasilkan rasa elitisme,
tersebut dan pekerjaan itu dapat menghambat tingkat kinerja (Lado dan Wilson
1994), sedangkan sistem seleksi yang canggih dapat memastikan kecocokan yang
lebih baik antara orang tersebut kemampuan dan persyaratan organisasi (Fernandez
Perekrutan adalah salah satu faktor penting dalam praktik sumber daya
2003; Chien & Chen, 2008). Karena itu, pentingnya perekrutan jelas diklarifikasi
melalui proses seleksi untuk memahami sikap dan perilaku calon karyawan, dan
pengurangan turnover.
yang tepat, yang mengarah ke produksi produk berkualitas, yang pada gilirannya,
terdiri dari indikator : kompensasi, motivasi, perekrutan dan motivasi dapat ditarik
hipotesis
Induk.
sebagai dasar penelitian ini. Penelitian tersebut berkaitan dengan pengaruh sumber
Gangguan
H
1
H3
Praktik Sumber
Daya Manusia
pemikiran penelitian terdahulu yaitu pada penelitian : Ya-Fen Tseng dan Tzai-Zang
Lee (2009) ; Md. Ariful Islam dkk. (2008) ; dan Azlin Shafinaz Arshad dkk.
(2014).
Berikut akan diuraikan masing – masing variabel yang digunakan penelitian ini :
dasar semua gangguan internal berasal dari domain Strategis, Operasional, Teknis
X1
X2
Gangguan
X3
X4
Keterangan :
X1 : Gangguan Eksternal
X3 : Gangguan Teknis
X4 : Gangguan Operasi
untuk melampaui kepentingan diri mereka sendiri untuk sebuah tujuan, misi, atau
visi kolektif yang lebih tinggi. Komponen utama gaya transformasional adalah
segala bentuk sifat & tindakan dari supervisor gardu induk sebagai kepala gardu
individual dan stimulasi intelektual yang berpengaruh terhadap kinerja gardu induk.
40
X5
X6
Kepemimpinan
Transformasional
X7
X8
Keterangan :
X5 : Motivasi Inspirasional
X6 : Pengaruh Ideal
X7 : Stimulasi intelektual
X8 : Perhatian Individual
yang diterapkan pada sumber daya manusia di perusahaan dengan tujuan untuk
Sesuai penelitian terdahulu oleh Ya-Fen Tseng dkk. (2009), praktik sumber
Praktik sumber daya manusia yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah
X9
X10
Praktik Sumber
Daya Manusia
X11
X12
Keterangan :
X9 : Pelatihan
X10 : Kompensasi
X11 : Motivasi
X12 : Perekrutan
Gardu induk merupakan suatu unit usaha terkecil di PT PLN Persero yang
dikepalai oleh seorang supervisor sebagai penanggung jawab pada gardu induk
tersebut. Kinerja gardu induk adalah ketersediaan (availability) peralatan trafo dan
penghantar (SUTT / SUTET ) yang diukur dengan jumlah durasi dan frekuensi
X13
X14
Kinerja Gardu
Induk
X15
X16
Keterangan :
X13 = TLOF (Transmission Line Outage Frequency), yaitu jumlah kali gangguan rata
- rata pada jaringan transmisi setiap 100 kms dalam suatu periode
X14 = TLOD (Transmission Line Outage Duration), yaitu lamanya gangguan rata -
rata pada jaringan transmisi setiap 100 kms dalam suatu periode
X15 = TROF (Transformer Line Outage Frequency), yaitu jumlah kali gangguan rata
X16 = TROD (Transformer Line Outage Duration), yaitu lamanya gangguan rata - rata
pada setiap unit trafo Gardu Induk (GI) dalam suatu periode.
43
mengumpulkan informasi, yang semuanya terbagi dalam dua kategori, yaitu data
Data primer adalah data yang dikumpulkan untuk pertama kali oleh peneliti
sedangkan data sekunder adalah data yang sudah dikumpulkan atau diproduksi oleh
orang lain. perbedaan yang paling penting adalah data primer adalah data faktual
dan asli sedangkan data sekunder hanya analisis dan interpretasi dari data primer.
pribadi dll. Sebaliknya, data sekunder sumber pengumpulan adalah publikasi, situs
Data primer dalam penelitian ini ialah survei, observasi, kuesioner dan
sekunder berupa publikasi, situs web, buku, artikel jurnal, yang dijadikan sebagai
46
47
populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh unit gardu induk di seluruh
Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan sample pada peneltian
ini adalah seluruh supervisor GI yang ada pada 78 gardu induk di seluruh Jawa
gardu induk dianggap layak dijadikan sampel dalam penelitian ini, karena selain
bertugas menjadi kepala gardu induk, supervisor GI juga memiliki rata – rata
pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas karena memiliki jam terbang yang
tinggi. Supervisor GI juga menjadi subjek pengambil keputusan pada setiap gardu
induk di wilayah masing – masing serta menjadi penyambung informasi antara staf
SEMARANG
PURWOKERTO
TOTAL 55
48
1. Kuisioner
Kuisioner sebagai salah satu sumber utama data adalah observasional teknik
yang terdiri dari serangkaian item yang disajikan kepada responden dalam bentuk
responden diberikan daftar item tertulis yang dia tanggapi dengan mencentang item
seluruh Jawa Tengah & DIY yang berjumlah 55 orang yang mengepalai seluruh 78
GI di Jawa Tengah & DIY. Kuisioner menggunakan skala Likert untuk mengukur
yang dijawab oleh responden mengenai indikator dari variabel yang dianalisis.
Sehingga data yang diperoleh bersifat interval dan diberi skor sebagai berikut :
1 2 3 4 5
Setuju
49
Respon rate merupakan tingkat respon dari responden pada setiap jawaban
yang diajukan. Semakin tinggi respon rate, atau semakin banyak pertanyaan yang
terisi dari responden maka data yang diperoleh pun akan semakin kerdibel .
2. Observasi
3. Wawancara
tentang alasan dan motivasi yang mendasari sikap, preferensi atau perilaku orang.
maupun staf operator GI. Hal ini dilakukan untuk menambah informasi yang kurang
maupun menggali data lain yang bisa dijadikan dalam analisis dalam penelitian.
Analisis Data adalah proses menerapkan metode statistik dan logis secara
Ada beberapa macam jenis teknik analisis data yang biasa digunakan dalam
penelitian, diantaranya seperti CB SEM, regresi linier dan PLS SEM. Diantara
beberapa jenis teknik analisis data tersebut perlu dipilih yang cocok dan memenuhi
50
kriteria dengan penelitian ini. Analisis data pada peneltitian ini dipilih dengan
Metode analisis ini tidak memerlukan hubungan antar indikator maupun antar
variabel (konstruk).
Teknik analisis data CB SEM tidak cocok digunakan dalam penelitian ini
karena sifatnya yang hanya digunakan untuk menguji teori bukan untuk
membangun sebuah teori seperti yang dilakukan dalam penelitian ini. Sementara
Regresi linier juga tidak cocok digunakan dalam penelitian ini karena kendala
jumkah sampel yang sedikit. Hasil analisis data Regresi linier akan semakin baik
bila dilakukan dengan smapel yang besar (>= 100). Selain itu dalam regresi linier
mensyaratkan hubungan yang linier antar variabel, dimana hal tersebut belum
diketahui dalam penelitian ini, sehingga tidak bisa dilakukan dalam penelitian ini.
disebut SEM (structural equation modelling) dengan tipe variance atau component
based SEM (berbasis varians) dengan bantuan program PLS. Analisis data
hubungan antar dua variabel atau lebih dalam waktu bersamaan. Tipe SEM
tanpa memerlukan korelasi antar indikator ataupun antar konstruk (antar variabel)
seperti yang harus dilakukan pada iterasi Covariance-Based SEM. Varians adalah
ukuran korelasi antara 2 variabel acak yang sama. Analisis data dengan metode
SEM – PLS tidak ada pembatasan dalam distribusi data maupun skala pengukuruan
sehingga data dapat berbentuk ordinal, nominal, rasio maupun interval sehingga
dan reliabilitas dari data tersebut. Validitas berguna untuk mengukur apakah
jawaban dari pertanyaan kuisioner dapat digunakann untuk mengukur tujuan dari
kuisioner.
Untuk menguji tingkat validitas suatu data dapat dilakukan dengan cara
membandingkan r hitung dengan r table. r tabel merupakan sebuah tabel angka yang
digunakan untuk menguji validitas suatu instrument penelitian. Bila r hitung > r
tabel hal tersebut menandakan data kuisioner valid. Sebaliknya apabila r hitung < r
konsistensi alat ukur dalam mengukur suatu fenomena. Untuk menguji tingkat
Cronbach’s Alpha. kuisioner dikatakan reliabel jika Cronbach’s Alpha > 0.7
(Nunnally,1994 ; Ghozali,2011).
Pada penyusunan kuesioner, syarat kuesioner yang baik adalah validitas dan
reliabilitas nya dinyatakan valid. Hal tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa
52
kuesioner yang telah disusun benar – benar baik dalam mewakili suatu kerangka
Sebelum diuji pada sampel seluruh SPV GI di Jawa Tengah & DIY ,
Purwokerto, Salatiga dan Semarang dengan sampel masing – masing 5 orang setiap
wilayah, sehingga total pensampelan awal adalah 15 orang. Hal tersebut untuk
memastikan bahwa kuesioner yang akan diberikan pada sampel utama memiliki
lemah dan data yang lemah akibat sampel yang kecil atau ada permasalahan
normalitas data (Wold, 1985). Walaupun PLS juga dapat digunakan untuk
menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel laten. Dalam software PLS
perhitungan iterasi didasarkan pada algoritma yang berseri OLS (Ordinary Least
Square), sehingga tidak menjadi masalah untuk analisis sebuah model recursive (
model yang mempunyai 1 arah tanda panah ) maupun pada model nor recursive
PLS :
Inner model atau model struktural merupakan rancangan suatu model yang
menggambarkan hubungan antar variabel laten yang akan diteliti. Hubungan antar
indikator dari variabel laten, apakah bersifat refelktif ataupun formatif. Kesalahan
penentuan sifat model pengukuran akan berakibat fatal pada hasil analisisnya.
Penentuan sifat dan indikator juga dapat dilakukan dengan cara mengambil acuan
Setelah inner model (model struktural) dan outer model (model pengukuran)
Uji outer model berguna untuk mengukur hubungan antara variabel laten
berikut, diantaranya :
dengan variabel laten dan yang mendasari variabel laten tersebut secara teoritis.
Validitas konvergen diukur dengan nilai loading faktor , nilai loading faktor dalam
penelitian yang bersifat eksploratori seperti dalam penelitian ini nilai loading faktor
0.5 hingga 0.6 sudah cukup baik (Chin, 1998; Ghozali, 2006).
55
Selain dengan ukuran loading faktor, parameter lain yang harus diuji untuk
Ekstracted). Validitas konvergen suatu variabel tercapai apabilai nilai AVE lebih
b. Validitas Diskriminan
bahwa alat ukur suatu variabel yang berbeda seharusnya tidak saling berkorelasi
tinggi. Validitas diskriminan tercapai bila dua alat ukur berbeda yang mengukur
dua variabel yang diprediksi tidak saling berkorelasi menghasilkan nilai yang
kuadrat dari AVE harus lebih besar dibanding nilai korelasi antar konstruk.
indikator – indikator dalam suatu variabel . Uji reliabilitas indikator dalam suatu
variabel dapat dilakukan dengan cara mengukur nilai Cronbach’s Alpha dan
Composite Reliability. Variabel yang baik adalah variabel yang memiliki standar
nilai nilai Cronbach’s Alpha dan Composite Reliability lebih dari 0.7.
laten. Untuk mengukur suatu model struktural dapat dilakukan dengan mengamati
nilai R-squares. Nilai R-squares juga biasa disebut koefisien determinasi yang
merupakan ukuran seberapa besar variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel
56
pengukuran (outer model) dengan model struktural (inner model). Nilai Gof
berkisar antara 0 – 1 dengan kriteria : 0.10 (GoF Kecil) , 0.25 (GoF Sedang), dan
0.36 (GoF besar). Nilai Gof dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut :
𝐺𝑜𝐹 = √Communalities x R2
diduga atau diajukan sebelumnya pada bab II dalam penelitian ini. Uji hipotesis
serta besarnya dan arah koefisien pengaruh (positif atau negative) dari masing –
variabel dependen dapat dilihat pada nilai original sample hasil bootstrapping.
terhadap variabel dependen. Jika nilai original sampel positif maka variabel
Sedangkan p values merupakan nilai kesalahan yang didapat peneliti. Jika nilai t
statistic > t tabel dan p values < (0.05) maka dianggap variabel independen
transmisi maupun peralatan listrik Gardu Induk itu sendiri. Gardu Induk
dikelompokkan ke dalam wilayah wilayah tertentu yang di kepalai oleh UPT (Unit
UNIT PENGELOLA
TRANSMISI (UPT)
UNIT LAYANAN
TRANSMISI DAN GARDU
INDUK (ULTG)
operasi peralatan instalasi penyaluran sistem tenaga listrik tegangan tinggi dan
58
59
wilayah kerjanya. Terdapat total 78 Gardu Induk yang beroprasi di Jawa Tengah ,
dimana 1 atau 2 gardu induk di awasi oleh 1 orang supervisor GI dan 1 - 4 operator
GI.
Gambar 13 Struktur Organisasi Gardu Induk
JUNIOR ENGINEER /
ASSISTANT ENGINEER
JARINGAN & GI
SECURITY / PETUGAS
KEAMANAN
PETUGAS KEBERSIHAN
dibantu oleh 5 sampai 8 staf gardu induk. Beberapa tugas supervisor GI antara lain:
jawa tengah & DIY terdapat 78 Gardu Induk yang dikepalai oleh 55 supervisor GI.
Untuk itu studi peningkatan kinerja GI ini didasarkan pada hasil kuesioner dan
4 aspek kesiapan instalasi yang terdiri dari TLOD, TLOF, TROD, TROF
merupakan indikator utama penentu kinerja Unit Induk TJBT (Transmisi Jawa
Yaitu jumlah kali gangguan rata - rata pada jaringan transmisi setiap 100 kms
Yaitu lamanya gangguan rata - rata pada jaringan transmisi setiap 100 kms dalam
suatu periode.
61
Yaitu jumlah kali gangguan rata - rata pada setiap unit trafo GI dalam suatu
periode.
Yaitu lamanya gangguan rata - rata pada setiap unit trafo Gardu Induk (GI) dalam
suatu periode.
frekuensi dan semakin lama durasi gangguan trafo maupun jaringan transmisi GI
Jawa Tengah & DIY yang masih menjabat pada bulan Mei 2020 yang berjumlah
maupun pengisian kuisioner google docs secara mandiri dengan link yang diberikan
kepada responden.
dengan kriteria wilayah kerja, usia dan masa kerja. Berdasarkan data yang berhasil
63
pria. Jumlah responden paling banyak berasal dari GI diwilayah UPT SALATIGA
berjumlah 21 orang, diikuti UPT UPT Purwokerto dan UPT Semarang masing –
masing 17 orang.
SPV GI di Jawa Tengah & DIY lebih banyak / dominan berusia antara 31 –
diatas usia 46 tahun berjumlah 8 orang dan sisanya berumur antara 36 - 46 tahun
yang berjumlah 5 orang. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa umur
berjumlah 35 orang, diikuti masa kerja diatas 15 tahun yang berjumlah 10 orang,
kemudian masa kerja 6 – 10 tahun yang berjumlah 6 orang, dan terakhir dengan
masa kerja 1- 5 tahun dengan jumlah 4 orang. Hal ini menunjukkan bahwa
mayoritas responden memiliki masa kerja yang cukup untuk mengetahui proses
bisnis, adaptasi, dan pengalaman yang cukup pada wilayah kerja masing masing.
Dalam penelitian ini digunakan statistik angka indeks, yang berguna untuk
yang akan diujikan. Dalam kuesioner jawaban responden ditunjukkan dengan skala
angka 5 menunjukkan persepsi “sangat setuju”. Nilai indeks dihitung dengan cara
sebagai berikut :
((%F1x1)+(%F2x2)+(%F3x3)+(%F4x4)+(%F5x5))
Nilai Indeks =
5
64
Keterangan :
Nilai indeks terendah adalah Ketika seluruh responden (55 orang) menjawab
dengan jawaban 1 pada seluruh pertanyaan yang diberikan, hal ini dapat
((55x1)+(0x2)+(0x3)+(0x4)+(0x5))
Nilai Indeks Terendah = = 11
5
Nilai indeks tertinggi adalah Ketika seluruh responden (55 orang) menjawab
dengan jawaban 5 pada seluruh pertanyaan yang diberikan, hal ini dapat
((0x1)+(0x2)+(0x3)+(0x4)+(55x5))
Nilai Indeks Tertinggi = = 55
5
membagi 3 selisih antara nilai indeks tertinggi dengan nilai indeks terendah. Selisih
indeks tertinggi dikurangi indeks terendah adalah 44 ( berasal dari 55 – 11), dengan
membagi 3 selisih tersebut kita akan mendapatkan rentang yang dapat digunakan
untuk menentukan rentang nilai dengan indeks tinggi, sedang maupun rendah.
Hasil dari 44 dibagi 3 adalah 14,67 yang jika dibulatkan akan menjadi angka 15.
Nilai rentang 15 tersebut selanjutnya dapat digunakan untuk menentukan batas atas
/ bawah nilai indeks rendah, sedang, maupun tinggi. berdasarkan hal tersebut, kita
rata – rata nilai sedang. Mayoritas responden memiliki persepsi bahwa faktor faktor
66
penyebab gangguan yang berasal dari dalam lingkup internal organisasi PLN seperti
gangguan akibat salah perencanaan (X2), akibat kualitas peralatan yang buruk (X3)
dan akibat kesalahan pengoperasian peralatan (X4) sudah jarang terjadi. Sedangkan
nilai indeks indikator penyebab gangguan yang berasal dari luar lingkup organisasi
PLN (eksternal) memiliki nilai yang tinggi, hal ini mengindikasikan bahwa
eksternal (X1) seperti oleh layang – layang, pohon maupun petir masih sering
terjadi.
nilai angka indeks rata2 tinggi. Mayoritas responden memiliki persepsi bahwa
(X8) sangat penting untuk dilakukan untuk meningkatkan kinerja dari gardu induk
itu sendiri.
manusia memiliki nilai rata rata tinggi. Mayoritas responden memiliki persepsi
bahwa indicator seperti pelatihan (X9) , motivasi (X11), dan perekrutan yang
selektif (X12) sangat perlu untuk dilakukan. Sedangkan nilai angka indeks indicator
kompensasi (X10) memiliki nilai yang sedang, hal ini menunjukan mayoritas
Nilai angka indeks kinerja gardu induk memiliki nilai rata rata yang sedang.
gangguan jaringan transmisi (X13), durasi gangguan jaringan transmis (X14) dan
durasi gangguan trafo (X16) masih memiliki nilai yang kurang memuaskan.
Sedangkan nilai kinerja untuk frekuensi gangguan trafo (X15) memiliki nilai yang
sudah memuaskan.
Uji validitas digunakan untuk mengukur apakah suatu alat ukur dalam hal
ini kuisioner yang telah disusun benar – benar baik dalam mewakili suatu kerangka
konsep dan menghasilkan data yang valid. Pada penyusunan kuesioner, syarat
kuesioner yang baik adalah validitas dan reliabilitas nya dinyatakan valid.
software SPSS, dengan cara membandingkan antara r hitung dengan r tabel dengan
Nilai 0.26 pada r tabel diperoleh dari tabel distribusi nilai r dengan
orang. Untuk menguji validitas masing – masing indikator, nilai r hitung tiap
indikator harus lebih besar dari r tabel. Dari hasil proses perhitungan dengan
bantuan program SPSS terlihat bahwa seluruh indikator penelitian dari X1 sampai
X16 lebih besar dari r tabel. Sehingga seluruh indikator dinyatakan valid dalam
penelitian ini.
Uji reliabilitas berfungsi untuk mengukur apakah suatu instrument alat ukur
memiliki hasil yang konsisten Ketika di uji coba kapanpun dan dimanapun.
Ghozali,2011). hasil Uji reliabilitas dalam penelitian ini juga dilakukan dengan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.892 16
69
Cronbach’s Alpha sebesar 0.892. Sehingga berdasarkan hasil tersebut dapat ditarik
dengan variabel laten dan yang mendasari variabel laten tersebut secara teoritis.
Validitas konvergen diukur dengan nilai loading faktor , nilai loading faktor dalam
penelitian yang bersifat eksploratori seperti dalam penelitian ini nilai loading faktor
0.5 hingga 0.6 sudah cukup baik (Chin, 1998; Ghozali, 2006).
Tabel 12 tabel uji validitas konvergen dengan perbandingan nilai loading faktor
dalam peneltian ini memiliki faktor loading lebih dari 0.5 maupun 0.6, sehingga
Selain dengan ukuran loading faktor, parameter lain yang harus diuji untuk
Ekstracted). Validitas konvergen suatu variabel tercapai apabilai nilai AVE lebih
NO VARIABEL AVE
1 Gangguan 0.756
Berdasarkan pada tabel 13 diatas, nilai AVE pada setiap variabel dari
penelitian ini memiliki nilai yang lebih besar dari 0.5, sehingga memenuhi syarat
validitas konvergen.
71
bahwa alat ukur suatu variabel yang berbeda seharusnya tidak saling berkorelasi
tinggi. Validitas diskriminan tercapai bila dua alat ukur berbeda yang mengukur
dua variabel yang diprediksi tidak saling berkorelasi menghasilkan nilai yang
kuadrat dari AVE harus lebih besar dibanding nilai korelasi antar konstruk.
Berdasarkan pada tabel 14 tersebut terlihat bahwa hasil akar kuadrat nilai
AVE masing masing konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antar konstruk
dalam model, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa syarat validitas diskriminan
terpenuhi.
Uji reliabilitas indikator dalam suatu variabel dapat dilakukan dengan cara
mengukur nilai Cronbach’s Alpha dan Composite Reliability. Variabel yang baik
72
adalah variabel yang memiliki standar nilai nilai Cronbach’s Alpha dan Composite
nilai Cronbach’s Alpha dan Composite Reliability lebih dari 0.7, sehingga dapat
laten. Untuk mengukur suatu model struktural dapat dilakukan dengan mengamati
nilai R-squares. Nilai R-squares juga biasa disebut koefisien determinasi yang
merupakan ukuran seberapa besar variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel
software PLS menghasilkan nilai R-squares kinerja Gardu Induk sebesar 0.69.
tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen dalam model struktural ini atau
pengukuran (outer model) dengan model struktural (inner model). Nilai Gof
berkisar antara 0 – 1 dengan kriteria : 0.10 (GoF Kecil) , 0.25 (GoF Sedang), dan
0.36 (GoF besar). Nilai Gof dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut :
𝐺𝑜𝐹 = √Communalities x R2
NO VARIABEL R2 Communalities /
AVE
1 Gangguan 0.756
2 Kepemimpinan 0.935
Transformasional
3 praktik Sumber Daya 0.765
Manusia
4 Kinerja Gardu Induk 0.69 0.930
Rata – Rata 0.69 0.864
𝐺𝑜𝐹 = √Communalities x R2
𝐺𝑜𝐹 = 𝟎. 𝟕𝟕
termasuk dalam kategori besar , karena nilai GoF 0.77 dimana lebih besar dari 0.36.
74
diduga atau diajukan sebelumnya pada bab II dalam penelitian ini. Uji hipotesis
serta besarnya dan arah koefisien pengaruh (positif atau negative) dari masing –
variabel dependen dapat dilihat pada nilai original sample hasil bootstrapping.
variabel independen terhadap variabel dependen. Jika nilai original sampel positif
Sedangkan p values merupakan nilai kesalahan yang didapat peneliti. Jika nilai t
statistic > t tabel dan p values < (0.05) maka dianggap variabel independen
Selain itu dalam pembahasan ini perlu juga dibahas mengenai peran masing
nilai loading faktor. Loading faktor merupakan suatu ukuran yang mengukur
tingkat hubungan antara indikator dengan variabel latennya. Semakin tinggi nilai
loading faktor maka indikator akan semakin baik. Berikut dijabarkan beberapa
Nilai loading faktor yang tinggi akan menunjukkan nilai varian atau kuadrat
nilai loading faktor yang lebih tinggi. Sebagai contoh nilai loading faktor terendah
dalam penelitian ini adalah 0.774 (indikator Gangguan Operasional), memiliki nilai
kuadrat loading faktor atau yang biasa disebut varian sebesar 0.599. hal ini dapat
menunjukkan bahwa dalam penelitian ini seluruh indikator memiliki nilai loading
faktor lebih dari 0.71 sehingga dapat diartikan bahwa seluruh indikator pada
3.457, dimana nilai tersebut > 1.675. untuk nilai P values variabel Gangguan
terhadap kinerja GI bernilai 0.001, dimana nilai tersebut < 0.05. Dari data tersebut
pengaruh negatif yang signifikan antara variabel gangguan terhadap kinerja Gardu
Induk. Dengan kata lain Semakin besar nilai gangguan maka kinerja gardu induk
diterima.
Selain itu variabel gangguan memiliki nilai koefisien pengaruh paling lebih
besar (-0.540) dibandingkan variabel lain. Hal ini menunjukkan variabel gangguan
pengaruhnya terhadap kinerja gardu induk. Hal tersebut juga mendukung penelitian
M.A. Islam, J.D, Tedford, dan E. Haemmerle (2008) yang menyatakan gangguan
lebih dari 0.71, sehingga memiliki kriteria yang sangat sangat baik. Jika ditinjau
dari nilai loading faktor indikator dari variabel gangguan, dapat terlihat bahwa
faktor penyebab gangguan yang berasal dari lingkungan eksternal seperti petir,
layang – layang, pohon, binatang dsb. berperan paling dominan dengan nilai
loading faktor sebesar 0.918. Urutan Selanjutnya faktor penyebab gangguan yang
memiliki loading faktor terbesar secara berurutan adalah : gangguan akibat kualitas
& umur peralatan ( 0.898), kesalahan perencanaan pekerjaan (0.881), dan terakhir
Hasil olah data tersebut juga sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan
oleh peneliti kepada 13 orang responden SPV GI menyatakan bahwa saat ini faktor
penyebab gangguan yang paling tinggi disebabkan oleh faktor – faktor di luar
lingkungan organisasi seperti layang – layang, petir dan pohon. Faktor – faktor
penyebab gangguan yang berasal dari dalam organisasi (gangguan strategi, teknis
dan operasional) sudah minim sekali terjadi. Oleh karena itu jika dilihat dari
paling utama adalah mengurangi faktor penyebab gangguan yang berasal dari
eksternal / lingkungan.
79
dependen kinerja Gardu Induk bernilai 0.510. hal ini menunjukkan bahwa terdapat
induk.
kinerja GI bernilai 4.567, dimana nilai tersebut > 1.675. untuk nilai P values
dimana nilai tersebut < 0.05. Dari data tersebut menunjukkan bahwa terdapat
terhadap kinerja Gardu Induk. Dengan kata lain Semakin tinggi nilai
sebesar 0.510. hal ini menunjukkan variabel tersebut memiliki pengaruh langsung
positif yang cukup besar dalam kaitannya dengan peningkatan kinerja gardu induk.
80
(0.965) dan perhatian individual (0.965), dan terakhir adalah pengaruh ideal
penelitiannya, Azlin dkk. (2014) juga menunjukkan bahwa sebagian besar indikator
memiliki nilai loading faktor dengan kriteria yang sangat sangat baik (>0.71).
Kinerja GI
Gardu Induk.
81
dependen kinerja Gardu Induk bernilai 0.518. hal ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh positif antara praktik sumber daya manusia terhadap kinerja gardu induk.
Selain itu nilai t statistic variabel praktik sumber daya manusia terhadap
kinerja GI bernilai 4.563, dimana nilai tersebut > 1.675. untuk nilai P values
variabel praktik sumber daya manusia terhadap kinerja GI bernilai 0.000, dimana
nilai tersebut < 0.05. Dari data tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
signifikan variabel praktik sumber daya manusia terhadap variabel kinerja Gardu
Induk.
pengaruh positif signifikan antara variabel praktik sumber daya manusia terhadap
kinerja Gardu Induk. Dengan kata lain Semakin tinggi nilai praktik sumber daya
manusia maka kinerja gardu induk akan semakin tinggi. Sehingga dapat dinyatakan
Vlachos (2008), Ya-Fen Tseng, Tzai-Zang Lee (2009) yang menyatakan bahwa
Variabel praktik SDM memiliki nilai koefisien jalur sebesar 0.51. hal ini
peningkatan kinerja gardu induk. Indikator variabel praktik SDM memiliki nilai
motivasi (0.918), dan terakhir adalah perekrutan (0.878). hal tersebut menunjukkan
kinerja GI. karena faktor motivasi tersebut berkaitan dengan kemauan untuk
memperkaya pengalaman diri dan loyalitas pada perusahaan sehingga kinerja gardu
values values
→ K. GI
K. GI
BAB V KESIMPULAN & IMPLIKASI
eksternal, gangguan akibat kualitas & umur peralatan, gangguan akibat kesalahan
variabel Gangguan terhadap variabel kinerja Gardu Induk bernilai -0.540. koefisien
pengaruh variabel Gangguan tersebut memiliki nilai pengaruh yang lebih besar
kaitannya dengan kinerja GI. Nilai negatif pada koefisien pengaruh tersebut juga
semakin menurun.
3.457, dimana nilai tersebut > 1.675. untuk nilai P values variabel Gangguan
terhadap kinerja GI bernilai 0.001, dimana nilai tersebut < 0.05. Dari data tersebut
83
84
signifikan antara variabel gangguan terhadap kinerja Gardu Induk. Dengan kata lain
Semakin besar nilai gangguan maka kinerja gardu induk akan semakin rendah.
lebih dari 0.71, sehingga memiliki kriteria yang sangat sangat baik. Jika ditinjau
dari besarnya nilai loading faktor indikator dari variabel gangguan, dapat terlihat
bahwa faktor penyebab gangguan yang berasal dari lingkungan eksternal berperan
paling dominan dengan nilai loading faktor sebesar (0.918). Urutan Selanjutnya
faktor penyebab gangguan yang memiliki loading faktor terbesar secara berurutan
adalah : gangguan akibat kualitas & umur peralatan ( 0.898), kesalahan perencanaan
(0.774).
berdasarkan model penelitian Azlin Shafinaz Arshad, Chin Fei Goha, Amran Rasli
(2014).
dependen kinerja Gardu Induk bernilai 0.510. hal ini menunjukkan bahwa terdapat
85
kinerja GI bernilai 4.567, dimana nilai tersebut > 1.675. untuk nilai P values
dimana nilai tersebut < 0.05. Dari data tersebut menunjukkan bahwa terdapat
maka kinerja gardu induk akan semakin tinggi. Sehingga dapat dinyatakan bahwa
memiliki nilai loading faktor > 0.71, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh
loading faktor tersebut jika diurutkan dari besar ke kecil masing – masing ialah :
variabel praktik sumber daya manusia diukur dengan 4 indikator yaitu: Pelatihan,
86
Kompensasi, Motivasi dan Perekrutan selektif. Hasil olah data dengan SmartPLS
daya manusia terhadap variabel dependen kinerja Gardu Induk bernilai 0.518. hal
ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif cukup besar antara praktik
Selain itu nilai t statistic variabel praktik sumber daya manusia terhadap
kinerja GI bernilai 4.563, dimana nilai tersebut > 1.675. untuk nilai P values
variabel praktik sumber daya manusia terhadap kinerja GI bernilai 0.000, dimana
nilai tersebut < 0.05. Dari data tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
signifikan variabel praktik sumber daya manusia terhadap variabel kinerja Gardu
Induk.
signifikan antara variabel praktik sumber daya manusia terhadap kinerja Gardu
Induk. Dengan kata lain Semakin tinggi nilai praktik sumber daya manusia maka
kinerja gardu induk akan semakin tinggi. Sehingga dapat dinyatakan bahwa
masing : pelatihan (0.889), kompensasi (0.799) dan motivasi (0.918), dan terakhir
adalah perekrutan (0.878). Seluruh Indikator variabel praktik sumber daya manusia
juga memiliki nilai loading faktor > 0.71, sehingga dapat disimpulkan bahwa
seluruh indikator variabel praktik sumber daya manusia memiliki kriteria yang
Penelitian ini disusun sebagai usaha untuk mengetahui faktor faktor yang
Variabel Gangguan berdasarkan model penelitian M.A. Islam, J.D, Tedford, dan E.
penelitian Azlin Shafinaz Arshad, Chin Fei Goha, Amran Rasli (2014); Variabel
praktik sumber daya manusia berdasarkan model penelitian Ya-Fen Tseng, Tzai-
Zang Lee (2009). Ketiga variabel tersebut di kombinasikan menjadi satu kerangka
model dalam penelitian ini untuk dapat diketahui pengaruhnya terhadap kinerja GI.
Berikut akan dijelaskan kesimpulan masing – masing variabel terhadap kinerja GI.
daya manusia sudah dikelola dengan baik dan terdapat peningkatan sifat
antara pengaruh variabel Gangguan terhadap Kinerja GI. Dari hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa, semakin tinggi frekuensi dan durasi gangguan maka kinerja
gardu induk akan semakin menurun, begitu juga sebaliknya. Dengan demikian
88
variabel gangguan berbanding terbalik dengan variabel kinerja GI, hal tersebut
5
KINERJA GARDU INDUK
0
1 2 3 4 5
FREKUENSI & DURASI GANGGUAN
durasi gangguan pada jaringan transmisi maupun trafo di Gardu Induk. Usaha usaha
tersebut dapat dimulai dengan mengurangi faktor – faktor yang dapat menyebabkan
gangguan. Dalam penelitian ini faktor – fator penyebab gangguan ditunjukkan oleh
peralatan. Dari ke empat faktor penyebab gangguan tersebut hasil penelitian &
tengah & DIY berasal dari faktor eksternal ( layang – layang, petir, pohon dll.).
89
Agar bisa mengurangi gangguan secara signifikan maka diperlukan usaha – usaha
berbanding lurus dengan variabel kinerja GI, hal tersebut dapat dijelasakan dengan
grafik berikut :
5
KINERJA GARDU INDUK
0
1 2 3 4 5
KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
90
menunjukkan semuanya memiliki nilai loading faktor yang cenderung sama dan
relatif tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa masing – masing indikator memiliki
yang diperlukan upaya upaya untuk meningkatkan faktor – faktor yang menjadi
signifikan antara Praktik SDM terhadap kinerja gardu induk. Hal tersebut
menunjukkan bahwa praktik – praktik SDM yang dikelola dengan baik akan
berbanding lurus dengan variabel kinerja GI, hal tersebut dapat dijelasakan dengan
grafik berikut :
91
GI
5
KINERJA GARDU INDUK
0
1 2 3 4 5
PRAKTIK SDM
– praktik SDM. Usaha usaha tersebut dapat dimulai dengan meningkatkan faktor
– faktor yang ada pada praktik SDM. Dalam penelitian ini faktor – fator praktik
pelatihan, kompensasi dan motivasi, dan terakhir adalah perekrutan. Dari keempat
faktor masing – masing indikator sangat sangat baik (tinggi). Hal tersebut
praktik SDM itu sendiri yang pada akirnya akan meningkatkan kinerja GI. Sehingga
pengelolaan faktor – faktor yang menjadi indikator dalam praktik SDM yaitu :
signifikan antara variabel gangguan terhadap kinerja Gardu Induk. Dengan kata lain
Semakin besar nilai gangguan maka kinerja gardu induk akan semakin rendah. Hal
tersebut juga sesuai dan mendukung penelitian sebelumnya dari M.A. Islam, J.D,
pengurangan kinerja bisnis suatu perusahaan. M.A. Islam, J.D, Tedford, dan E.
internal dan eksternal setiap harinya pada bagian operasi mereka dan berdampak
bagi organisasi dalam hal produksi, kemampuan manufaktur, sumber daya manusia,
pangsa pasar dan kerugian ekonomi. Dalam penelitian lainnya Md. Ariful Islam,
Mst. Nasima Bagum, Choudhury Abul Anam Rashed (2012) juga menyatakan
Dengan demikian penelitian ini juga mendukung penelitian sebelumnya dari yang
dilakukan oleh Azlin Shafinaz Arshad, Chin Fei Goha, Amran Rasli (2014) yang
93
Azlin dkk. (2014) juga menunjukkan bahwa sebagian besar indikator dalam
sangat sangat baik (>0.71). Penelitian ini juga mendukung penelitian dari Jane M.
terhadap kinerja unit bisnis. Dari berbagai pemaparan diatas menunjukkan bahwa,
perusahaan.
signifikan terhadap kinerja GI (kinerja suatu unit usaha). Dengan kata lain Semakin
baik pengelolaan praktik SDM maka kinerja gardu induk akan semakin baik.
Dengan demikian penelitian ini juga mendukung penelitian sebelumnya dari yang
dilakukan oleh Ya-Fen Tseng, Tzai-Zang Lee (2009) yang menyatakan Hasil
penelitian menunjukkan hubungan positif yang kuat antara praktik sumber daya
manusia dengan kinerja perusahaan. Selain itu penelitian ini juga mendukung
yang menyatakan bahwa praktik SDM berpengaruh positif terhadap kinerja suatu
perusahaan.
signifikan terhadap kinerja GI. Berdasarkan atas temuan penelitian maka ada
beberapa implikasi kebijakan sesuai dengan prioritas yang dapat diberikan sebagai
1. Aspek gangguan merupakan aspek yang paling berpengaruh terhadap kinerja GI.
Semakin baik manajemen gangguan makan akan semakin baik kinerja GI.
dengan pihak – pihak terkait seperti TNI, POLRI, maupun perangkat desa.
kinerja GI yang baik pula. Hasil wawancara menunjukkan, hal tersebut berkaitan
pegawai, kompensasi sebagai imbal jasa, dan penyediaan tenaga baru yang
kerja berlebih.
berkoordinasi dengan pihak – pihak terkait apabila terjadi kendala pada suatu
a. Dalam riset ini pengumpulan data dilakukan dengan pendekatan yang bersifat
“self assessment”
b. Unit analisis dalam penelitian ini ada unit terkecil dalam struktur organisasi
kompleks yang menggambarkan sebuah unit bisnis yang “ideal” sebagai sebuah
obyek penelitian.
c. Jumlah unit yang diteliti karena sesuai existing masih terbatas jumlahnya.
a. Penelitian yang akan datang akan ideal apabila pengukuran yang dilakukan tidak
hanya bersifat self assessment akan tetapi dapat dilakukan dengan pendekatan
b. Jumlah obyel penelitian dapat dikembangan dengan jumlah obyek yang lebih
banyak lagi dengan melibatan wilayah lain serta dikombinasikan dengan unit
Abdullah, Zaini, Nilufar Ahsan, and Syed Shah Alam. 2009. “The Effect of Human
Resource Management Practices on Business Performance among Private
Companies in Malaysia.” International Journal of Business and Management
4(6).
Arshad, Azlin Shafinaz, Chin Fei Goh, and Amran Rasli. 2014. “A Hierarchical
Latent Variable Model of Leadership Styles Using PLS-SEM.” Jurnal
Teknologi (Sciences and Engineering) 69(6):79–82.
Bass, Bernard M., Bruce J. Avolio, Dong I. Jung, and Yair Berson. 2003.
“Predicting Unit Performance by Assessing Transformational and
Transactional Leadership.” Journal of Applied Psychology 88(2):207–18.
Dewa, M., Stephen Matope, AF Van Der Merwe, and Lungile Nyanga. 2014.
“Business Performance in Manufacturing Firms : Case Tooling Industry
South.” 26th SAIIE Conference (July):1–16.
Howell, Jane M., and Bruce J. Avolio. 1993. “Transformational Leadership,
Transactional Leadership, Locus of Control, and Support for Innovation: Key
Predictors of Consolidated-Business-Unit Performance.” Journal of Applied
Psychology 78(6):891–902.
Howell, Jane M., Derrick J. Neufeld, and Bruce J. Avolio. 2005. “Leadership at a
Distance The Effects of Physical Distance, Charismatic Leadership, and
Communication Style on Predicting Business Unit Performance.” Leadership
Quarterly 16:273–85.
Hughes, Tawney A. 2014. “Idealized , Inspirational , and Intellectual Leaders in the
Social Sector: Transformational Leadership and the Kravis Prize.” Claremont
Colleges Senior Theses 1–70.
Islam, MA, MN Bagum, and CAA Rashed. 2012. “Operational Disturbances and
Their Impact on the Manufacturing Business- An Empirical Study in the
RMG Sector of Bangladesh.” International Journal of Research in
Management & Technology 2(2):184–91.
Islam, Md Ariful, J. D. Tedford, and E. Haemmerle. 2006. “Strategic Risk
Management Approach for Small and Medium-Sized Manufacturing
Enterprises SMEs - A Theoretical Framework.” ICMIT 2006 Proceedings -
2006 IEEE International Conference on Management of Innovation and
Technology 2:694–98.
98
99
100
101
102
103
Variabel Gangguan
Ganggu
Ganggu Ganggua
an Ganggua
NO NAMA NIP JABATAN an n teknis
Ekstern n Operasi
Strategi peralatan
al
X1 X2 X3 X4
TONI 7394042 SPV JARGI
1 WIDIYONO K3 MAJENANG 5 5 5 5
M.
KAMALAUD 8809138 Spv JARGI
2 DIN LATIF P3B DIENG 3 5 5 5
RADITE Spv II JarGI
HERI 8908179 Semen
3 WIDYANTO P3B Nusantara 5 5 5 5
Spv JarGI
DHEDHI 9010036 Krapyak dan
4 NATALIA P3B BSB 4 4 4 5
8307024 SPV Jargi
5 YODISEFA P3B Banyudono 5 4 5 5
AHMAD
DHOUUT 9217115 SPV Jargi
6 TAUFIQ 6ZY Kebumen 5 5 5 5
ADI
SUDARMOK 8708203 SPV GI
7 O P3B PURWOREJO 5 4 5 5
8507025 Supervisor
8 SUKARI P3B Jargi Palur 5 5 5 5
M AGUS 9009126 Supervisor
9 KAFABI P3B Jargi Rayum 4 3 5 3
6685450 SPV GI
10 RUSLANI K3 Brebes 5 3 4 3
Spv jargi blora
SYUKUR 8307027 & semen
11 ARY MUKTI P3B indonesia 4 3 4 1
SPV jardgi
jajar &
SUGENG 8206081 mangkunegara
12 SETIAWAN P3B n 5 4 5 5
8608194 Spv Jargi
13 ASASUDDIN P3B Mranggen 4 3 4 4
AGUS 7094058 Spv Jargi
14 RUSWANTO K3 Mrica 4 2 4 2
RACHMAT
KURNIAWA 8708204 SPV Jargi
15 N P3B Kentungan 4 3 4 5
REZA
MUHAMMA 9517512 SPV JARGI
16 D GHANI ZY KEBASEN 5 3 5 4
ERRY DWI 8808206 SPV JARGI
17 HARTANTO P3B SCANG 5 4 5 2
104
LILIK
PRIYOSUSIL 8808202 Spv Jargi
18 O P3B wadaslintang 5 3 5 1
HENGKY
WIDIATMOK 9009124
19 O P3B Spv Jargi Pati 4 2 2 1
DINDI SPV
HAMAMIE 9115554 JARGITET
20 MAHFIE ZY KESUGIHAN 4 5 5 3
RAHMAT spv jargi
KURNIAWA 8908204 kentungan dan
21 N P3B gejayan 5 4 5 2
GIGIH ADI 8908198 Spv GI n GIS
22 PRAYOGO P3B Tambak Lorok 5 5 5 5
Supervisor
MASKUN 8508201 JARDGI
23 DWI YANTO P3B Kudus 5 3 5 5
FERRY 9110033 SPV JarGi
24 NUGROHO P3B Weleri 4 4 5 5
ANJAR 8809113 SPV JARGI
25 TRIMULYO P3B SAYUNG 4 3 3 3
9010027 Spv Jargi
26 EKO WAEDI P3B Purbalingga 4 2 4 2
ABDUL 9214332 SPV JARGI
27 RAHMAN ZY PEMALANG 5 3 5 2
PRIYO SPV
KISWANTOR 8608196 JarGITET
28 O P3B Ungaran 4 2 4 2
DEDI 8709141 SPV Jargi
29 FIRMAN P3B Rawalo 4 2 1 1
SPV Jargi
SULISTYO 8609140 Wonosobo &
30 FRINANTO P3B Garung 5 3 5 2
Supervisor
Gardu Induk
8608180 150 kV
31 SUPARDI P3B Kalibakal 5 4 4 5
HORSMAN
ALBERTUS 7393104
32 H K3 E E Jargi 5 2 4 2
YANTO
HARI 7294033 Spv Jargi
33 PURNOMO K3 Balapulang 3 2 3 1
FEBY TRI 8707022 SPV Jargi
34 WIDYANTO P3B Jekulo 4 3 4 2
AGUNG 8609107 Spv jargi
35 PRASETYO P3B Temanggung 5 3 3 3
DIDIT 9109134 SPV JARGI
36 PRASETYO P3B BAWEN 2 2 2 2
DWI JOKO 9113326 SPV JARGI
37 PURNOMO ZY Nguntoronadi 2 2 2 3
ARYSTIAN
BUDI 8811159 Spv Jargi
38 PRABOWO 2Z Sanggrahan 2 1 1 1
105
DWI 8407021
39 RIYANTO LP p3b Spv Harjargi 1 1 2 1
Spv Jargi
ARI AJI 8609128 Sragen -
40 HARTOYO P3B Masaran 4 2 2 2
ALFI 8508191 SPV jargi
41 YULIANTA P3B Semanu 2 1 1 1
MALIK
ARDHIANSY 8709109 Supervisor
42 AH P3B jargi klaten 2 1 1 1
SPV II Jargi
Star (sinar
AJI 7094032 tambang artha
43 GUNARTO K3 lestari) 4 2 2 2
IMAN NUR 8709101
44 HIDAYAT P3B Spv GI Wates 1 1 1 1
SPV Dasar GI
ANGGA 9110031 JELOK &
45 PRADIKTYA P3B BRINGIN 1 1 1 1
Spv jargi gis
8608195 simpanglima
46 WIDIYANTO P3B dan kalisari 3 2 2 2
ARIEF 8808189 SPV JarGI
47 WIBOWO P3B Gondangrejo 5 4 5 4
FACHRI 9118119
48 ROSYAD ZY Spv GI Batang 5 5 4 2
IMAM 7494024 Spv Jargi
49 JUNAEDI K3 Bumiayu 5 3 4 4
SUPRIYANT 6888044 SPV II JARGI
50 O K3 Kedungombo 5 2 4 4
7088046 Spv II Jargi
51 SARJI K3 Purwodadi 4 3 2 2
SPV JARGI
BANTUL &
DANI 8909129 WIROBRAJA
52 GUNAWAN P3B N 5 4 5 4
AHMAD
FAIZAL 8908175 SPV Jargi
53 AZIZ P3B Cepu 4 4 4 4
TRI Spv Jargi
SYAHIRMA 8809106 Godean
54 N P3B Medari 5 3 4 2
GILANG
MESIA 8508185 Spv Jargi
55 SANDHI P3B Wonogiri 3 1 1 1
106
Motiva Stimula
Pengar
NO NAMA NIP JABATAN si si Perhatian
uh
Inspiras intelekt Individual
Ideal
ional ual
X5 X6 X7 X8
TONI 7394042 SPV JARGI
5 5 5 5
1 WIDIYONO K3 MAJENANG
M.
KAMALAUD 8809138 Spv JARGI 5 5 5 5
2 DIN LATIF P3B DIENG
RADITE Spv II JarGI
HERI 8908179 Semen 5 5 5 5
3 WIDYANTO P3B Nusantara
Spv JarGI
DHEDHI 9010036 Krapyak dan 5 5 5 5
4 NATALIA P3B BSB
8307024 SPV Jargi
5 5 5 5
5 YODISEFA P3B Banyudono
AHMAD
DHOUUT 9217115 SPV Jargi 5 5 5 5
6 TAUFIQ 6ZY Kebumen
ADI
SUDARMOK 8708203 SPV GI 5 5 5 5
7 O P3B PURWOREJO
8507025 Supervisor
5 5 5 5
8 SUKARI P3B Jargi Palur
M AGUS 9009126 Supervisor
5 5 5 5
9 KAFABI P3B Jargi Rayum
6685450 SPV GI
5 5 5 5
10 RUSLANI K3 Brebes
Spv jargi blora
SYUKUR 8307027 & semen 5 5 5 5
11 ARY MUKTI P3B indonesia
SPV jardgi
jajar &
5 4 5 5
SUGENG 8206081 mangkunegara
12 SETIAWAN P3B n
8608194 Spv Jargi
5 5 4 4
13 ASASUDDIN P3B Mranggen
AGUS 7094058 Spv Jargi
5 5 5 5
14 RUSWANTO K3 Mrica
RACHMAT
KURNIAWA 8708204 SPV Jargi 5 5 5 5
15 N P3B Kentungan
REZA
MUHAMMA 9517512 SPV JARGI 5 4 5 5
16 D GHANI ZY KEBASEN
ERRY DWI 8808206 SPV JARGI
5 5 5 5
17 HARTANTO P3B SCANG
107
LILIK
PRIYOSUSIL 8808202 Spv Jargi 5 5 5 5
18 O P3B wadaslintang
HENGKY
WIDIATMOK 9009124 5 5 5 5
19 O P3B Spv Jargi Pati
DINDI SPV
HAMAMIE 9115554 JARGITET 5 5 5 5
20 MAHFIE ZY KESUGIHAN
RAHMAT spv jargi
KURNIAWA 8908204 kentungan dan 5 5 5 5
21 N P3B gejayan
GIGIH ADI 8908198 Spv GI n GIS
5 5 5 5
22 PRAYOGO P3B Tambak Lorok
Supervisor
MASKUN 8508201 JARDGI 5 5 5 5
23 DWI YANTO P3B Kudus
FERRY 9110033 SPV JarGi
4 4 4 4
24 NUGROHO P3B Weleri
ANJAR 8809113 SPV JARGI
5 5 5 5
25 TRIMULYO P3B SAYUNG
9010027 Spv Jargi
5 4 5 4
26 EKO WAEDI P3B Purbalingga
ABDUL 9214332 SPV JARGI
5 5 3 4
27 RAHMAN ZY PEMALANG
PRIYO SPV
KISWANTOR 8608196 JarGITET 5 5 5 5
28 O P3B Ungaran
DEDI 8709141 SPV Jargi
5 5 5 5
29 FIRMAN P3B Rawalo
SPV Jargi
SULISTYO 8609140 Wonosobo & 5 4 5 5
30 FRINANTO P3B Garung
Supervisor
Gardu Induk
5 5 5 5
8608180 150 kV
31 SUPARDI P3B Kalibakal
HORSMAN
ALBERTUS 7393104 4 4 4 5
32 H K3 E E Jargi
YANTO
HARI 7294033 Spv Jargi 5 5 5 5
33 PURNOMO K3 Balapulang
FEBY TRI 8707022 SPV Jargi
4 4 4 4
34 WIDYANTO P3B Jekulo
AGUNG 8609107 Spv jargi
4 4 5 4
35 PRASETYO P3B Temanggung
DIDIT 9109134 SPV JARGI
4 4 4 4
36 PRASETYO P3B BAWEN
DWI JOKO 9113326 SPV JARGI
4 5 4 3
37 PURNOMO ZY Nguntoronadi
ARYSTIAN
BUDI 8811159 Spv Jargi 4 4 3 3
38 PRABOWO 2Z Sanggrahan
108
DWI 8407021
4 3 4 3
39 RIYANTO LP p3b Spv Harjargi
Spv Jargi
ARI AJI 8609128 Sragen - 5 5 4 4
40 HARTOYO P3B Masaran
ALFI 8508191 SPV jargi
3 3 4 4
41 YULIANTA P3B Semanu
MALIK
ARDHIANSY 8709109 Supervisor 4 3 3 4
42 AH P3B jargi klaten
SPV II Jargi
Star (sinar
4 4 5 4
AJI 7094032 tambang artha
43 GUNARTO K3 lestari)
IMAN NUR 8709101
3 3 4 4
44 HIDAYAT P3B Spv GI Wates
SPV Dasar GI
ANGGA 9110031 JELOK & 3 3 3 4
45 PRADIKTYA P3B BRINGIN
Spv jargi gis
8608195 simpanglima 3 3 3 2
46 WIDIYANTO P3B dan kalisari
ARIEF 8808189 SPV JarGI
5 4 4 5
47 WIBOWO P3B Gondangrejo
FACHRI 9118119
5 5 5 5
48 ROSYAD ZY Spv GI Batang
IMAM 7494024 Spv Jargi
1 1 1 1
49 JUNAEDI K3 Bumiayu
SUPRIYANT 6888044 SPV II JARGI
2 2 1 1
50 O K3 Kedungombo
7088046 Spv II Jargi
5 5 5 5
51 SARJI K3 Purwodadi
SPV JARGI
BANTUL &
1 1 1 1
DANI 8909129 WIROBRAJA
52 GUNAWAN P3B N
AHMAD
FAIZAL 8908175 SPV Jargi 4 4 4 4
53 AZIZ P3B Cepu
TRI Spv Jargi
SYAHIRMA 8809106 Godean 1 1 1 1
54 N P3B Medari
GILANG
MESIA 8508185 Spv Jargi 1 1 1 1
55 SANDHI P3B Wonogiri
109
HENGKY
WIDIATMOK 9009124
19 O P3B Spv Jargi Pati 5 5 5 5
DINDI SPV
HAMAMIE 9115554 JARGITET
20 MAHFIE ZY KESUGIHAN 5 2 4 2
RAHMAT spv jargi
KURNIAWA 8908204 kentungan dan
21 N P3B gejayan 4 4 4 4
GIGIH ADI 8908198 Spv GI n GIS
22 PRAYOGO P3B Tambak Lorok 3 2 4 5
Supervisor
MASKUN 8508201 JARDGI
23 DWI YANTO P3B Kudus 5 1 5 5
FERRY 9110033 SPV JarGi
24 NUGROHO P3B Weleri 4 4 4 4
ANJAR 8809113 SPV JARGI
25 TRIMULYO P3B SAYUNG 5 4 4 4
9010027 Spv Jargi
26 EKO WAEDI P3B Purbalingga 4 4 4 4
ABDUL 9214332 SPV JARGI
27 RAHMAN ZY PEMALANG 5 4 3 5
PRIYO SPV
KISWANTOR 8608196 JarGITET
28 O P3B Ungaran 4 4 5 4
DEDI 8709141 SPV Jargi
29 FIRMAN P3B Rawalo 2 4 5 5
SPV Jargi
SULISTYO 8609140 Wonosobo &
30 FRINANTO P3B Garung 5 4 5 5
Supervisor
Gardu Induk
8608180 150 kV
31 SUPARDI P3B Kalibakal 5 4 5 5
HORSMAN
ALBERTUS 7393104
32 H K3 E E Jargi 4 4 4 4
YANTO
HARI 7294033 Spv Jargi
33 PURNOMO K3 Balapulang 4 4 4 4
FEBY TRI 8707022 SPV Jargi
34 WIDYANTO P3B Jekulo 4 4 4 3
AGUNG 8609107 Spv jargi
35 PRASETYO P3B Temanggung 3 3 4 3
DIDIT 9109134 SPV JARGI
36 PRASETYO P3B BAWEN 4 3 4 4
DWI JOKO 9113326 SPV JARGI
37 PURNOMO ZY Nguntoronadi 3 3 3 5
ARYSTIAN
BUDI 8811159 Spv Jargi
38 PRABOWO 2Z Sanggrahan 4 3 4 3
DWI 8407021
39 RIYANTO LP p3b Spv Harjargi 4 4 3 3
111
Spv Jargi
ARI AJI 8609128 Sragen -
40 HARTOYO P3B Masaran 4 2 4 4
ALFI 8508191 SPV jargi
41 YULIANTA P3B Semanu 4 2 4 4
MALIK
ARDHIANSY 8709109 Supervisor
42 AH P3B jargi klaten 4 4 3 3
SPV II Jargi
Star (sinar
AJI 7094032 tambang artha
43 GUNARTO K3 lestari) 4 3 3 4
IMAN NUR 8709101
44 HIDAYAT P3B Spv GI Wates 3 3 3 4
SPV Dasar GI
ANGGA 9110031 JELOK &
45 PRADIKTYA P3B BRINGIN 3 3 3 4
Spv jargi gis
8608195 simpanglima
46 WIDIYANTO P3B dan kalisari 3 4 3 3
ARIEF 8808189 SPV JarGI
47 WIBOWO P3B Gondangrejo 1 1 1 1
FACHRI 9118119
48 ROSYAD ZY Spv GI Batang 1 1 1 1
IMAM 7494024 Spv Jargi
49 JUNAEDI K3 Bumiayu 5 4 5 5
SUPRIYANT 6888044 SPV II JARGI
50 O K3 Kedungombo 4 3 5 3
7088046 Spv II Jargi
51 SARJI K3 Purwodadi 1 1 1 1
SPV JARGI
BANTUL &
DANI 8909129 WIROBRAJA
52 GUNAWAN P3B N 4 2 4 4
AHMAD
FAIZAL 8908175 SPV Jargi
53 AZIZ P3B Cepu 1 1 1 1
TRI Spv Jargi
SYAHIRMA 8809106 Godean
54 N P3B Medari 3 3 4 4
GILANG
MESIA 8508185 Spv Jargi
55 SANDHI P3B Wonogiri 1 1 1 1
112
TLOF TLOD
(Transmi (Trans TROF
ssion mission (Transfor TROD
NO NAMA NIP JABATAN Line Line mer Line (Transform
Outage Outage Outage er Line
Frequenc Duratio Frequenc Outage
y n y Duration
X13 X14 X15 X16
TONI 7394042 SPV JARGI
1 WIDIYONO K3 MAJENANG 4 4 4 4
M.
KAMALAUD 8809138 Spv JARGI
2 DIN LATIF P3B DIENG 5 5 5 5
RADITE Spv II JarGI
HERI 8908179 Semen
3 WIDYANTO P3B Nusantara 5 5 5 5
Spv JarGI
DHEDHI 9010036 Krapyak dan
4 NATALIA P3B BSB 5 5 5 5
8307024 SPV Jargi
5 YODISEFA P3B Banyudono 4 4 4 4
AHMAD
DHOUUT 9217115 SPV Jargi
6 TAUFIQ 6ZY Kebumen 3 4 4 4
ADI
SUDARMOK 8708203 SPV GI
7 O P3B PURWOREJO 4 4 4 4
8507025 Supervisor
8 SUKARI P3B Jargi Palur 4 4 5 5
M AGUS 9009126 Supervisor
9 KAFABI P3B Jargi Rayum 5 5 5 5
6685450 SPV GI
10 RUSLANI K3 Brebes 5 5 5 5
Spv jargi blora
SYUKUR 8307027 & semen
11 ARY MUKTI P3B indonesia 5 5 5 5
SPV jardgi
jajar &
SUGENG 8206081 mangkunegara
12 SETIAWAN P3B n 4 4 4 4
8608194 Spv Jargi
13 ASASUDDIN P3B Mranggen 5 5 5 5
AGUS 7094058 Spv Jargi
14 RUSWANTO K3 Mrica 4 5 5 5
RACHMAT
KURNIAWA 8708204 SPV Jargi
15 N P3B Kentungan 4 4 4 4
REZA
MUHAMMA 9517512 SPV JARGI
16 D GHANI ZY KEBASEN 4 4 4 4
113
ARYSTIAN
BUDI 8811159 Spv Jargi
38 PRABOWO 2Z Sanggrahan 5 5 5 5
DWI 8407021
39 RIYANTO LP p3b Spv Harjargi 5 5 5 5
Spv Jargi
ARI AJI 8609128 Sragen -
40 HARTOYO P3B Masaran 2 3 3 3
ALFI 8508191 SPV jargi
41 YULIANTA P3B Semanu 5 5 5 5
MALIK
ARDHIANSY 8709109 Supervisor
42 AH P3B jargi klaten 5 5 5 4
SPV II Jargi
Star (sinar
AJI 7094032 tambang artha
43 GUNARTO K3 lestari) 3 3 3 2
IMAN NUR 8709101
44 HIDAYAT P3B Spv GI Wates 5 5 5 5
SPV Dasar GI
ANGGA 9110031 JELOK &
45 PRADIKTYA P3B BRINGIN 5 5 5 4
Spv jargi gis
8608195 simpanglima
46 WIDIYANTO P3B dan kalisari 3 3 3 3
ARIEF 8808189 SPV JarGI
47 WIBOWO P3B Gondangrejo 1 1 1 1
FACHRI 9118119
48 ROSYAD ZY Spv GI Batang 1 1 1 1
IMAM 7494024 Spv Jargi
49 JUNAEDI K3 Bumiayu 1 1 1 1
SUPRIYANT 6888044 SPV II JARGI
50 O K3 Kedungombo 2 1 2 1
7088046 Spv II Jargi
51 SARJI K3 Purwodadi 1 1 1 4
SPV JARGI
BANTUL &
DANI 8909129 WIROBRAJA
52 GUNAWAN P3B N 1 1 1 1
AHMAD
FAIZAL 8908175 SPV Jargi
53 AZIZ P3B Cepu 1 1 1 1
TRI Spv Jargi
SYAHIRMA 8809106 Godean
54 N P3B Medari 1 1 1 1
GILANG
MESIA 8508185 Spv Jargi
55 SANDHI P3B Wonogiri 1 1 1 1