Anda di halaman 1dari 5

Lampiran 1

BAHAN AJAR

A. Menganalisis Struktur Teks Editorial

Pernyataan
pendapat
atau
pengenalan
isu

Struktur
Teks
Editoria
l
Pe Pendapat/
Penyampaian
Saran/
argumentasi
Rekomendasi

Struktur teks editorial/opini secara umum terdiri atas tiga, yaitu:


a. pernyataan pendapat atau pengenalan isu;
Pengenalan isu merupakan bagian pendahuluan teks editorial yang berfungsi
mengenalkan isu yang akan dibahas. Pada bagian ini disajikan peristiwa
aktual, fenomenal, dan kontroversial.
b. argumentasi;
Bagian ini merupakan bagian pembahasan yang berisi tanggapan redaksi
terhadap isu yang diperkenalkan sebelumnya.
c. Penegasan
Penegasan pada teks editorial adalah simpulan, saran, atau rekomendasi. Di
dalamnya juga terselip harapan redaksi kepada para pihak terkait dalam
menghadapi persoalan yang terjadi dalam isu tersebut.
Agar lebih jelas, perhatikan contoh struktur teks editorial/opini yang
berjudul Mudik Macet Khas Lebaran berikut:
Struktur Teks
Pernyataan 1. Lebaran di Indonesia selalu diwarnai dengan kemacetan di
pendapat atau berbagai wilayah khususnya pulau Jawa dan Sumatra. Meski
pengenalan isu pemerintah telah menyediakan berbagai jenis alat transportasi
tambahan, akan tetapi banyak pemudik yang memilih
menggunakan kendaraan pribadi karena dengan begitu mereka
bisa bersilaturahmi ke kerabatnya dengan mudah tanpa harus
memikirkan kendaraan lagi. Namun, resiko macet yang
dihadapi juga tidak bisa disepelekan. Tak hanya itu, kecelakaan
di jalan juga menjadi resiko yang mengerikan.
Penyampaian 2. Lebaran semestinya menjadi momen yang membahagiakan
argumentasi karena umat muslim tak hanya dapat berkumpul dan
bersilaturahmi dengan keluarganya, namun juga sebagai media
untuk mempererat tali kasih sayang dan persaudaraan.
Sayangnya lebaran juga seringkali diliputi dengan suasana duka
dengan kasus meninggal karena kecelakaan di jalan.
3. Angka kematian karena kecelakaan pada tahun 2017 bisa
dibilang menurun berdasarkan data yang dihimpu oleh Polri
dari angka 1.261 jiwa (tahun 2016) menjadi 743 jiwa (tahun
2017). Bisa dibilang ini menjadi salah satu prestasi dari upaya
pemerintah dan Polri untuk menekan angka kematian akibat
kecelakaan sata mudik. Tetapi jika disikapi kembali, apakah
setiap tahun harus selalu ada korban? Bagaimanapun juga
angka 743 jiwa yang meninggal bukanlah hal yang sepele.
4. Lantas apa upaya yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk
semakin meminimalisir angka kematian akibat kecelakaan di
jalan raya. Jika ditinjau kembali, banyak masyarakat yang
memilih menggunakan kendaraan pribadi untuk mudik. Tentu
selain karena mereka ingin bisa bepergian ke rumah kerabatnya
tanpa harus bingung dengan kendaraan, sarana transportasi
yang disediakan oleh pemerintah tetap tidak memadai.
5. Kita bisa melihat penumpang yang berjubel di setiap kendaraan
umum dan tentunya bepergian dengan kondisi semacam itu
sangatlah tidak nyaman dan sama-sama beresiko. Apa boleh
buat, masyarakat tak punya pilihan lain.
6. Mudik saat lebaran bisa jadi adalah kewajiban dan kebutuhan
yang harus dilakukan oleh sebagian besar warga muslim (dan
bahkan yang non muslim). Sebetulnya budaya mudik ini
merupakan budaya turun temurun yang telah ada bahkan pada
masa kolonial belanda. Namun demikian, di masa lalu lebaran
tidak identik dengan kemacetan karena selain masyarakat lebih
memilih menggunakan kendaraan umum, kendaraan pribadi
memang tak banyak dimiliki oleh masyarakat karena harganya
mahal dan cara membelinyapun susah.
7. Lalu bagaimana dengan mudik pada tahun-tahun berikutnya
ketika jumlah masyarakat dan jumlah kendaraan sudah semakin
bertambah? Akankah jalan raya bisa muat untuk dilalui semua
jumlah kendaraan yang ada?
8. Rekayasa lalu lintas, pembagian arus, dan penambahan armada
harus ditingkatkan oleh pemerintah guna menekan jumlah
angkan kematian akibat kecelakaan pada saat arus mudik
lebaran. Bagaimanapun juga, masyarakat harus dikondisikan
untuk memilih kendaraan umum sebagai alat transportasi
mudik. Tentu hal tersebut harus pula diimbangi dengan kualitas
pelayanan, misalnya semua penumpang bisa duduk, jalur bus
dibuat khusus agar dapat sampai tepat waktu tanpa terganggu
kendaraan lain, dan lain sebagainya.
Penutup 9. Sangat disayangkan apabila lebaran diwarnai dengan duka
akibat kematian karena kecelakaan saat mudik. Masyarakatpun
harus menyadari hal ini dan sudah semestinya untuk ikut
memikirkan solusi minimal untuk menyelamatkan diri mereka
masing-masing saat mudik dengan cara disiplin berkendara,
mematuhi aturan dan melaksanakan himbauan pemerintah dan
Polri seperti misalnya beristirahat ketika sudah lelah.

B. Menganalisis Kebahasaan Teks Editorial


Selanjutnya, teks editorial juga memiliki kaidah atau ciri kebahasaan
yang berbeda dengan jenis teks lain. Beberapa kaidah tersebut, yaitu:

Kebahasaan Teks Editorial


Kalimat Fakta

kalimat opini

Penggunaan kalimat retorik

Banyak menggunakan kata-kata populer

Banyak menggunakan kata yang merujuk waktu,


tempat, atau peristiwa

Menggunakan kata kita


1. Kalimat Fakta
Kalimat yang dapat dibuktikan kebenarannya.
2. Kalimat Opini
Kalimat yang masih perlu dibuktikan kebenarannya.
3. Penggunaan kaliamat retoris
Kalimat retoris adalah kalimat yang tidak ditujukan untuk mendapatkan
jawabannya.
4. Banyak menggunakan kata-kata populer agar lebih akrab di kalangan
pembaca, seperti gemerlap, geger, cibiran, duit.
5. Banyak menggunakan kata yang merujuk pada waktu, tempat, peristiwa, atau
hal lainnya yang menjadi fokus ulasan.
6. Menggunakan kata kita untuk melibatkan pembaca.

C. Merancang Teks Editorial


menentukan peristiwa ataupun permasalahan yang akan menjadi
topik ulasan.
pengumpulan fakta, teori, ataupun sumber-sumber pendukung
lainnya

fakta-fakta tersebut disusun menjadi sebuah kerangka teks

pengembangan kerangka menjadi teks yang lengkap dan utuh.

pengecekan dan peninjauan kembali teks yang telah jadi.

TEKS EDITORIAL

Berangkat dari pengertian editorial/opini, sebagai teks yang bermula dari


peristiwa ataupun permasalahan yang tengah terjadi di masyarakat maka langkah
pertama yang harus dilakukan adalah menentukan peristiwa ataupun
permasalahan yang akan menjadi topik ulasan. Peristiwa atau permasalahan
tersebut diusahakan bersifat kontroversial (pro dan kontra). Adapun beberapa
topik yang bersifat kontroversial tersebut, antara lain: (1) pembubaran sekolah
berstandar internasional; (2) penambahan jam mata pelajaran; (3) pemberian
pekerjaan rumah (pr) untuk peserta didik.
Langkah berikutnya adalah pengumpulan fakta, teori, ataupun sumber-
sumber pendukung lainnya yang dapat memperkuat argumentasi. Misalnya untuk
topik “pembubaran sekolah berstandar internasional”, fakta-fakta pendukungnya,
di antaranya: (1) bukti-bukti dampak negatif pendirian sekolah berstandar
internasional; (2) perundang-undangan yang bertentangan; (3) pendapat para ahli
yang menentang terhadap adanya sekolah berstandar internasional.
Selanjutnya, fakta-fakta tersebut disusun menjadi sebuah kerangka teks
editorial/opini yang terdiri atas: (1) pengenala topik/isu; (2) argumentasi; (3)
penutup. Penyusunan kerangka ini sangat penting untuk mengarahkan alur pikir
penulis terhadap topik teks yang akan dibuat.
Langkah selanjutnya adalah pengembangan kerangka menjadi teks yang
lengkap dan utuh. Pada langkah ini perlu juga dipertimbangkan pola
pengembangan teksnya, kausalitas atau temporal atau pertentangan atau pola yang
lainnya.
Langkah terakhir yaitu pengecekan dan peninjauan kembali teks yang
telah jadi. Peninjauan ini berkaitan dengan judul teks, keefektifan kalimat, dan
penulisan. Hal ini berguna untuk meminimalkan kesalahan yang terdapat dalam
teks.

Anda mungkin juga menyukai