Anda di halaman 1dari 2

SKENARIO

Asuhan Terintegrasi pada Ibu Hamil dengan Pre Eklamsia


Seorang perempuan umur 30 tahun beragama islam taat beribadah, G2P1A0 dengan usia
kehamilan 32 minggu datang ke rumah sakit mengeluh nyeri kepala hebat, sesak nafas,
penglihatan kabur, dan kaki bengkak sejak tadi pagi. Ibu tampak cemas dengan kehamilan saat
ini karena biaya persalinan yang belum ada, . Hasil pemeriksaan TD 170/110 mmHg, Nadi
102x/mnt, Respirasi 28x/mnt, suhu 37.3°C, BB 70 kg, TB 155 cm, DJJ 140x/menit, dan Reflex
patela +. Dilakukan pemberian oksigen, cairan infus RL, pemasangan dower chateter, serta
dilakukan pengambilan sampel darah dan urin. Hasil pemeriksaan laboratorium urin bewarna
kuning keruh, pH 7, protein urin +++/positif 3, ureum 114 mg/dl, creatinine 9.2 mg/dl dan HB
9.8 gr/dl. Mendapat terapi MgSO4 20% 4 gram secara IV dalam waktu 10-15 menit. Selanjutnya
pemantauan pasien dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedur sesuai kewenangan
masing-masing profesi.

ISTILAH DALAM SKENARIO

G2P1A0 = Status paritas G-P-A = G (Gravida) : jumlah kehamilan , P (Paritas) : jumlah


kelahiran, A (Abortus) : jumlah keguguran

Ringer laktat adalah cairan infus yang biasa digunakan pada pasien dewasa dan anak-anak
sebagai sumber elektrolit dan air. Biasanya, cairan obat ini diberikan untuk penderita dehidrasi
yang mengalami gangguan elektrolit di dalam tubuh.

Penjelasan

Berdasarkan scenario diatas dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami PEB atau preeklampsia
berat karena ditemukannya beberapa indikasi penyakit yang diderita pasien yang diakibatkan
oleh preklamsia yang pertama pada saat pasien dirujuk untuk pemeriksaan laboratorium bahwa
pasien memiliki tekanan darah diatas dari 160/110 mmhg dan juga gejala yang dialami oleh
pasien yang pertama yaitu sesak nafas yang berarti bahwa pasien mengalami edema paru paru
yang menyebabkan pasien susah bernafas, dan juga sakit kepala yang disebabkan oleh scotoma
penglihatan atau penglihatan yang kabur serta kaki bengkak karena gangguan fungsi ginjal yang
mengakibatkan penumpukan limbah limbah yang dihasilkan tubuh yang seharusnya disaring
diginjal tetapi karena gagal ginjal yang dialami pasien maka cairan limbah tersebut menumpuk
pada bagian ekstremitas bawah selain itu hal yang paling mendukung bahwa pasien mengalami
gagal ginjal kronik yaitu kadar kreatinin dan ureum yang diatas rata rata yang seharusnya kadar
kreatinin normal yaitu 0,5-1,1 mg/dl dan kadar ureum normal yaitu 12-33 mg/dl dan juga pada
pemeriksaan protein urin didapatkan bahwa hasil yang tinggi yang mengartikan bahwa ada
kelainan fungsi ginjal yang dialami oleh pasien. Ada beberapa pemeriksaan laboratorium yang
dilakukan yaitu:

1. Pemeriksaan Urinalisis
Pemeriksaan urinalisis itu adalah pemeriksaan atau skiring awal untuk mengetahui
adanya kelainan pada faal ginjal pada pemeriksaan urin, urinalisis terbagi atas 3 yaitu
Pemeriksaan Makroskopis, Mikroskopis dan Kimia, yang dimana Makroskopis sendiri
melihat Volume yang dihasilkan pasien apakah normal, warna, kejernihan, bau, Ph, serta
berat jenis/densitas urin. Pemeriksaan mikroskopis sendiri memiliki beberapa parameter
yaitu melihat adanya unsur unsur sedimen yang terbagi atas 2 yaitu organik dan
anorganik, organic meliputi, eritrosit, leukosit, sel epitel, silindris dan bahan organic
lainnya, anorganik meliputi pengamatan dibawah mikroskop yaitu dengan melihat adanya
Kristal Kristal seperti Ca –Oksalat, asam hipuran dan Kristal Kristal lainnya.

Anda mungkin juga menyukai