Anda di halaman 1dari 18

BAHASA INDONESIA

Huruf kapital adalah huruf yang berukuran dan berbentuk khusus (lebih besar


daripada huruf biasa), biasanya digunakan sebagai huruf pertama dari kata
pertama dalam kalimat, huruf pertama nama diri dan sebagainya
Berikut rincian peggunaan huruf kapital:
1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
Contoh: Dia membeli sebuah gitar akustik

2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk
julukan.
Contoh: Andi Anugrah adalah orang yang baik
Makassar memiliki julukan sebagai Kota Daeng

3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.


Contoh: Bahrul berpesan kepada Akmal, "Belikan saya nasi padang, Bro!"

4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab
suci, Tuhan dan kata ganti untuk Tuhan.  
Contoh: Islam memiliki kitab suci yang bernama Alquran.
Kristen memiki kitab suci yang bernama Alkitab.

5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, profesi serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai
sebagai sapaan.
Contoh: Selamat malam, Pangeran.
Sesuai keinginanmu, Yang Mulia.
Selamat datang, Bos.

6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat
yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang
tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh: Bupati Gowa sedang berpidato.

7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa.
Negara Brasil adalah negara yang paling banyak memenangkan piala dunia sepak bola

8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan harus
besar atau hari raya.
Contoh: Kantor teman ku libur pada hari Sabtu dan Minggu
BAHASA INDONESIA
A.     Aturan Penulisan Huruf Kapital (PUEBI)
1.    Dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat. Misalnya:
Aku sedang berjalan
Apakah dia baik-baik saja?
Kehidupan ini sangat berdinamika.
2.    Dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang. Misalnya:
Hijrah Husain
Amir Hamzah
Dewi Sartika
3.    Dipakai pada awal kalimat petikan langsung. Misalnya:
adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
“Mereka berhasil meraih medali emas,” katanya.
orang itu menasihati anaknya, “Berhati-hatilah, Nak!”
4.    Dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci,
Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan, nama bangsa,
suku bangsa, dan bahasa. Misalnya:
agama Islam
agama Kristen
Alquran
Allah
Weda
Allah akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya
bangsa Indonesia
suku Batak
bahasa Bali
5.    Dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, serta
huruf pertama singkatan nama gelar atau sapaan.
Sultan Hasanuddin
Nabi Ibrahim
Raden Ajeng Kartini
Doktor Mohammad Hatta.
Agung Permana, S.H.
M.Si = magister sains
M.Hum = magister humaniora
Prof. = profesor
Dg. =Daeng
Pdt. = Pendeta
Tn. = tuan
Ny. = Nyonya
6.    Dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang
tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Nehru
Profesor Supomo
Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
7.    Dipakai sebagai huruf pertama unsur sapaan. Misalnya:
selamat datang, Yang Mulia.
mohon izin, Jenderal
terima kasih, Dokter.
selamat pagi, Kiai.
silakan duduk, Prof.
semoga berbahagia, Sultan
“Bu, saya sudah melaporkan hal ini kepada Bapak.”
“Silakan duduk, Dik!” kata orang itu.
“Hai, Kutu Buku, sedang membaca apa?”
siapa nama Anda?
8.    Dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar
atau hari raya
tahun Hijriah
tarikh Masehi
bulan Agustus
hari Jumat
hari Lebaran
hari Galungan
9.  Dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah, huruf
pertama nama geografi, dan huruf pertama semua kata (termask semua
unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, dan
dokumen, kecuali kata tugas (di, ke, dari, dan, yang, dan untuk)
Konferensi Asia Afrika
Perang Dunia II
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Jakarta
Asia Tenggara
Gunung Semeru
Kota Makassar
Kabupaten Soppeng
Sungai Musi
Gang Kelinci
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

BAHASA INDONESIA
Tanda baca merupakan unsur yang penting dalam bahasa tulis. Tanda baca dapat
membantu pembaca bisa memahami jalan pikiran sang penulisnya. Bisa dibayangkan
bertapa sulitnya kita dalam memahami suatu tulisan yang tidak dilengkapi dengan
tanda baca sama sekali.

Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti
pemerincian atau penjelasan. Misalnya: Mereka memerlukan perabot rumah tangga:
kursi, meja, dan lemari.
Berikut penggunaan tanda titik dua:

1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti
pemerincian atau penjelasan.

Contoh : Angga membeli komponen PC: processor, graphic card, harddisk, RAM,
motherboard, dan power supply unit.

Bila kita perhatikan contoh tersebut, tanda titik dua digunakan untuk memerinci atau
memberikan penjelasan pada suatu pernyataan lengkap. 

2. Tanda titik dua tidak dipakai jika pemerincian atau penjelasan itu merupakan
pelengkap yang mengakhiri pernyataan.   

Contoh : Angga membeli processor, graphic card, harddisk, RAM, motherboard, dan
power supply unit.

3. Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan
pelaku dalam percakapan.

Contoh: 

Angga: “Lu mau kemana abis ini, Dil?”

Idil: Gue mau balik, Bro.

4. Tanda titik dua dipakai diantara jilid atau nomor dan halaman.

Makassar Info, No. 8/2019: 201

5. Tanda titik dua dipakai diantara surah dan ayat dalam kitab suci.

Surah Yasin: 20
6. Tanda titik dua dipakai diantara judul dan anak judul suatu karangan.
Akuntansi Advance: Laporan Keuangan Konsolidasi
7. Tanda titik dua dipakai diantara nama kota dan penerbit dalam daftar pustaka.
Contoh: Yogyakarta: MediaKom
BAHASA INDONESIA
1. Paragraf Deskripsi berasal dari verba to describe, yang artinya menguraikan,
memerikan, atau melukiskan. Paragraf deskripsi adalah paragraf yang bertujuan
memberikan kesan/impresi kepada pembaca terhadap objek, gagasan, tempat,
dan peristiwa. Biasanya objek yang diceritakan berupa objek yang dapat di
bayangkan dan dirasakn oleh alat indra kita.

Contoh: Dia adalah pendekar yang gagah berani, memiliki tubuh tinggi nan
kekardengan rambut gimbalnya. Dapat dilihat dari sepatunya pria itu
adalah satrio totosembodo.

2. Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan tentang sebuah kejadian


yang memiliki latar, tokoh, alur dan konflik. Paragraf ini biasanya dapat
ditemukan pada sebuah cerpen atau novel.

Ciri-ciri paragraf narasi:

 Berupa cerita tentang peristtiwa atau pengalaman penulis.


 Paragraf narasi menonjolkan unsur kelakuan atau tindakan.
 Dirangkai di dalam urutan waktu secara runtun dan jelas di mana bagian
orientasi, klimaks dan resolusi.
 Memiliki unsur-unsur utama sepert tokoh, latar, konflik dan sudut pandang
pengarang.
 Biasanya terkandung cukup banyak kata-kata langsung di dalam paragraf.

Contoh: Di sebuah kota Z, hiduplah seorang pemuda yang ingin menjadi


pahlawan. Pada suatu hari ia menolong seorang anak kecil yang akan dibunuh
oleh penjahat, ia kewalahan melawan penjahat tersebut namun akhirnya menang.
Karena semakin bersemangat menjadi pahlawan, ia berlatih dengan 100x push
up, 100x squat jump, 100x sit up dan lari 3 KM setiap harinya. Pada akhirnya dia
bisa menjadi orang yang sangat kuat.

3. Paragraf persuuasi adalah paragraf yang mengajak setiap pembacanya atau


bersifat mempengaruhi. Dapat kalian temui jenis paragraf persuasi biasanya
digunakan untuk periklanan.

Ciri-ciri paragraf persuasi:

 Berisi data dan fakta


 Meyakinkan pembaca
 Berisi kata-kata ajakan
 Menghindari Konflik

Contoh: Sarung ini terbuat dari kain yang bagus dan tidak panas ketika dipakai.
Perkenalkan sarung gajah terbang. Buruan beli, potongan setengah harga, senin
harga naik.
4. Paragraf argumentasi, yaitu sebuah tulisan yang isinya bertujuan membuktikan
kebenaran suatu pendapat dengan data atau fakta sebagai alasan pendukung.
Oleh karena itu, paragraf ini selalu memiliki satu ide atau pendapat utama yang
kemudian didukung dengan beberapa data atau bukti. Dengan kata lain, paragraf
argumentasi bertujuan agar pembaca setuju dengan argumen si penulis.
Ciri-ciri dari paragraf argumentasi adalah sebagai berikut:

 Ada pernyataan, ide, atau pendapat yang dikemukakan penulisnya


 Ada alasan, data, atau fakta yang mendukung
 Kebenaran berdasarkan data dan fakta yang disampaikan

Secara garis besar, untuk menulis paragraf argumentatif dibutuhkan sebuah


pendapat atau ide utama yang sangat kuat. Selain itu, penulis juga harus memilih
data-data yang mendukung secara langsung argumen utama agar paragrafnya
berkualitas

Contoh: Setiap warga di Indonesia belum mendapatkan rumah atau tempat


tinggal yang layak untuk di tinggali. Pernyataan tersebut di ungkapkan oleh
kemetrian pemerintah daerah pada saat pidato pembukaan rapat daerah.

5. Paragraf eksposisi adalah paragraf yang menyampaikan isi pendapat atau ide
pikiran yang dapat menambah pengetahuan dan wawasan setiap pembacanya.
Biasanya pada paragraf ini terdapat kalimat atau data yang aktual dan ilmiah
untuk menjadi refrensi. Ataupun biasanya di lengkapi dengan sebuah tabel atau
grafik data dukungan.
Ciri-ciri dari paragraf eksposisi:

 Berupa tulisan yang memberikan pegertian dan pengetahuan


 Menjawab pertanyaan tentang apa, mengapa, kapan, dan bagaimana
 Disampaikan secara lugas dengan menggunakan bahasa baku
 Bersifat netral, dalam artian tidak memihak, dan memaksakan sikap penulis
terhadap pembaca
Contoh: Danau Toba adalah danau Vulkanik yang paling besar di Indonesia dan
terletak di pulau Sumatra dan tepatnya Sumatra utara. Danau ini memiliki luas
1.130 Km2 dan kedalaman maksimum 529 m, danau ini terletak di Sumatra utara
dengan ketinggian permukaan 900 meter (2953 ft).

BAHASA INDONESIA
Jenis Paragraf menurut letak kalimat utamanya

1. Paragraf deduktif adalah salah satu paragraf yang kalimat utamanya berada di
awal paragraf. Paragraf ini diawali dengan pernyataan yang bersifat umum dan
juga dilengkapi dengan penjelasan yang khusus yang berupa contoh, rincian
khusus, bukti-bukti dll. Sebab paragraf deduktif dikembangkan dari sebuah
pernyataan umum, maka pola kalimatnya adalah dari umum ke khusus.

ciri-ciri paragraf deduktif:

 Kalimat utamanya terletak diawal kalimat


 Kalimat disusun dari pernyataan umum dan dijelaskan dengan penjelasan
khusus
Pola paragraf deduktif:

 Umum
 Khusus
 Khusus
Contoh: Pantai plengkung mempunyai pantai yang sangat indah dan juga ombak
besar yang sangat disukai para peselancar. Pantai ini juga mempunyai
gelombang yang besar dan indah sehingga sangat disukai para peselancar,
pantai ini seolah-olah menjadi surga bagi peselancar sebab ombaknya yang
cukup besar dengan ketinggian 2-6 m dan panjang gelombang 2 km yang susul
menyusul sejauh tujuh gelombang, dalam interval 5 menit bisa menghasilkan
pemandangan yang sangat indah.

2. Kalimat utama Paragraf induktif berada pada bagian akhir paragraf, paragraf ini
diawali dengan kalimat-kalimat penjelas yang berupa fakta, contoh, rincian
khusus maupun bukti-bukti yang kemudian disimpulkan ke dalam satu kalimat
pada akhir paragraf, paragraf induktif menggunkan dari pola khusus ke umum.

ciri-ciri paragraf induktif:

 Diawali dengan penjelasan-penjelasan khusus.


 Kemudian digeneralisasikan menjadi suatu kesimpulan yang berdasarkan
penjelasan yang khusus.
 Intinya yang merupakan kalimat utama terletak di akhir paragraf.
Pola Paragraf Induktif:

 Khusus
 Khusus
 Umum
Contoh: Dikala tes semester telah berakhir, nilai seluruh murid dievaluasi.
Nyatanya, terdapat sebagian nilai siswa yang nilainya melebihi standar kelulusan,
ialah sebanyak 13 siswa. Sebaliknya 9 siswa memperoleh nilai standar kelulusan,
serta tidak terdapat siswa yang menemukan nilai di dasar rata- rata. Dengan
begitu, dapat dibilang kalau aktivitas pendidikan pada sekolah tersebut sukses.

3. Paragraf campuran adalah paragraf yang kalimat utamanya diletakkan di dua


bagian. Contoh yang sering ditemukan adalah diletakkan di bagian awal dan akhir
paragraf. Dua kalimat utama yang digunakan sebenarnya sama, tetapi disajikan
dengan kata-kata yang berbeda untuk penekanan inti masalah.

ciri-ciri paragraf campuran:

  terdiri dari dua kalimat utama atau kalimat umum yang terletak di awal dan
akhir paragraf.
4. Paragraf Ineratif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di tengah
paragraf. Dalam sebuah paragraf ada kalimat penjelas/pendukung dan kalimat
utama. Nah, di paragraf ineratif, kalimat utama justru diletakkan di tengah
paragraf. Walaupun jarang penulis yang menggunakan pola ineratif, tetapi
kemunculan paragraf ini terkadang bisa membut tulisan menjadi kreatif.

ciri-ciri paragraf ineratif:

 Kalimat utama terletak di tengah paragraf.


 Kalimat awal merupakan kalimat penjelas yang berfungsi sebagai
pengantar paragraf.
 Kalimat terakhir merupakan kesimpulan atau penutup dari paragraf ini.
Pola paragraf ineratif:

 Khusus
 Umum
 Khusus
Contoh: Menyepelekan kesehatan tubuh saat bekerja malam akan membuat
badan justru rentan terkena sakit saat melakukan pekerjaan. Oleh karena itu,
menjaga kesehatan bagi orang yang bekerja di malam hari sangatlah penting
dilakukan. Adapun hal-hal yang bisa dilakukan agar pekerja malam dapat
menjaga kesehatannya antara lain: mengkonsumsi makanan sehat, tidur sejenak
di waktu istirahat, dan berolahraga sebelum bekerja.

BAHASA INDONESIA
Paragraf adalah bagian dari suatu karangan yang memuat beberapa kalimat.
Kalimat merupakan gagasan yang dibangun oleh rangkaian konsep yang
terkandung dalam kata-kata. Kata-kata ini disusun menurut aturan tata kalimat
atau sintaksis (Septianingsih, 2015). Dalam satu paragraf terdapat satu kalimat
utama yang memuat ide pokok dan beberapa kalimat pendukung. Unsur
pembentuk suatu kalimat terdiri dari Subjek, Predikat, Objek, Pelengkap, dan
keterangan atau disingkat S+P+O/Pel+K.
Paragraf berdasarkan letak kalimat utamanya terbagi menjadi 3 jenis, yakni:

 Paragraf deduktif merupakan paragraf yang kalimat utamanya berada di


awal paragraf. Jika digambarkan berbentuk segitiga terbalik (▼) karena
membahas hal-hal umum-khusus Contoh: Komite Nasional Keselamatan
Transportasi ( KNKT) mengungkap kondisi dan saat-saat terakhir pesawat
Sriwijaya Air SJ 182 sebelum jatuh di sekitar Kepulauan Seribu, Jakarta,
pada 9 Januari 2021. Data ini berdasarkan rekaman flight data recorder
atau salah satu bagian hitam dari kotak hitam pesawat tersebut, serta data
dari air traffic controller (ATC) Bandara Soekarno-Hatta. Ketua Sub-Komite
Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Kapten Nurcahyo Utomo
mengatakan, pesawat berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta pada pukul
14.36 WIB. "FDR mencatat bahwa pada ketinggian 1.980 kaki, autopilot
mulai aktif atau engage," ujar Soerjanto dalam konferensi pers yang
ditayangkan Kompas TV pada Rabu (10/2/2021). Sumber : Kompas.com
 Paragraf induktif merupakan jenis paragraf yang kalimat utamanya berada
di akhir paragraf. Jika digambarkan berbentuk segitiga (▲) karena
membahas hal-hal khusus-umum.
Contoh: Lansia menjadi kelompok rentan sebab menurunnya sistem
kekebalan tubuh seiring usia. Sejalan dengan pertambahan usia, tubuh
akan mengalami berbagai penurunan akibat   proses penuaan. Hampir
semua fungsi organ dan gerak menurun.Diikuti dengan menurunnya
imunitas sebagai pelindung tubuh yang tidak bekerja sekuat ketika masih
muda. Oleh    karena itu, orang lansia rentan terserang berbagai penyakit,
termasuk Covid-19. Sumber: Kompas.com
 Paragraf campuran adalah jenis paragraf yang diawali dengan kalimat
utama dan diakhiri dengan kesimpulan yang berisi penegasan dari kalimat
pertama.
Contoh: Pendidikan yang paling utama untuk anak adalah pendidikan
karakter. Karena dengan pendidikan karakter yang baik, anak memiliki
pondasi mental dan karakter yang kuat.    Orang tua dan guru bisa bekerja
sama untuk membentuk karakter anak. Ketika berhasil, maka ilmu dan
nasihat akan lebih mudah di transfer ke anak. Jadi, pendidikan karakter
harus   diutamakan dalam pendidikan.

INGAT!!! KALIMAT UTAMA MEMUAT IDE POKOK


APA SIH IDE POKOK ITU?

Ide pokok atau gagasan utama adalah topik yang dibahas dalam suatu paragraf.
Ide pokok dari masing-masing paragraf diatas, yaitu:
a. Paragraf deduktif      : KNKT mengungkap kondisi saat-saat terakhir Pesawat
Sriwijaya Air SJ 182 sebelum terjatuh
b. Paragraf induktif       : Orang lansia rentan terserang berbagai penyakit
termasuk Covid-19
c. Paragraf campuran   : pendidikan karakter merupakan pendidikan utama bagi
anak
BAHASA INDONESIA
1.      Bilangan dalam teks yang dinyatakan dapat dinyatakan dengan
satu atau dua
kata ditulis dengan huruf, kecuali jika dipakai secara berurutan seperti 
dalam perincian. 
     Misalnya:
    Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.
    Koleksi perpustakaan itu lebih dari satu juta buku.
    Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak
setuju, dan 5 orang abstain.
2.      Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Misalnya:
    Lima puluh siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah daerah
.
    Tiga pemenang sayembara diundang ke Jakarta.
3.      Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian
dengan huruf lebih luas mudah dibaca. Misalnya:
    Dia mendapatkan bantuan 250 juta rupiah untuk mengembangkan usa
hanya.
    Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550 miliar rupiah.
4.      Angka yang dipakai untuk menyatakan ukuran panjang, berat,
luas, isi, dan waktu serta nilai uang. Misalnya:
    0,5 sentimeter
    5 kilogram
    4 hektar
    2 tahun 6 bulan 5 hari
    Rp5.000,00
5.      Angka dipakai untuk menomori alamat, sepert jalan, rumah,
apartemen, atau kamar. Misalnya:
    Jalan Tanah Abang I No. 15
    Jalan Tanah Abang I/15
    Hotel Mahameru, Kamar 169 
6.      Angka dipakai untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci. 
Misalnya:
    Bab X, Pasal 5, halaman 252
    Surah Yasin: 9
    Markus 16: 15-16
7.      Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
    dua belas (12)
    tiga puluh (30)
    lima ribu (5.000)
    setengah atau seperdua (1/2)
    seperenam belas (1/16)
    satu persen (1%)
    dua persepuluh (2/10)
8.      Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.
    abad XX
    abad ke-20
    abad kedua puluh
    Perang Dunia II
    Perang Dunia Ke-2
    Perang Dunia Kedua
9.      Penulisan angka yang mendapat akhiran –an dilakukan dengan
cara berikut. Misalnya:
    lima lembar uang 1.000-an
    tahun 1950-an
    uang 5.000-an
10.  Penulisan bilangan dengan angka dan huruf dilakukan sekaligus
dalam peraturan perundang-undangan, akta, dan kuitansi. Misalnya:
    Telah diterima uang sebanyak Rp2.950.000,00 (dua juta sembilan
ratus lima puluh ribu rupiah)  untuk pembayaran satu unit televisi.
11.  Penulisan bilangan yang dilambangkan dengan angka dan diikuti
huruf dilakukan seperti berikut. Misalnya:
    Saya memberikan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50
(sembilan ratus ribu lima ratus rupiah lima puluh sen).
12.  Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi dituli
s dengan huruf. Misalnya:
    Kelapa dua
    Raja ampat
    Simpang Lima

BAHASA INDONESIA
A.     Tanda Baca Titik
1.      Dipakai pada akhir kalimat. Misalnya:
Ani sedang berlari.
Dia akan datang pada pertemuan itu.
2.      Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau
daftar. Misalnya:
1. Patokan Umum
1.1 Isi karangan
1.2.1 Ilustrasi
Bahasa Indonesia
Tanda titik tidak dipakai pada angka atau huruf yang sudah bertanda
kurung dalam suatu perincian. Contoh:
1) lambang kebanggaan nasional
a) indentitas nasional
3.      Dipakai untuk indikator jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu
atau jangka waktu. Misalnya:
pukul 01.35.20
00.00.30 jam (30 detik)
00.20.30 (20 menit, 30 detik)
4.      Dipakai dalam penulisan daftar pustaka diantara nama penulis, tahun,
dan judul yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan
tempat terbit. Misalnya:
Moeliono, Anton M. 1989. Kembara Bahasa. Jakarta: Gramedia.
5.      Dipakai untuk nomor bilangan atau kelipatannya yang menunjukkan
jumlah. Misalnya:
Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau.
Penduduk kota itu lebih dari 7.000.000 orang
B.     Penggunaan Tanda Baca Koma
1.      Dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerintahan atau
pembilangan. Misalnya:

Telepon seluler, komputer, atau inernet bukan barang asing lagi.


Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber kepustakaan
Satu, dua, ... tiga!
2.      Dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, sedangkan, kecuali,
melainkan, sedangkan, yakni/yaitu. Misalnya:

Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya.


Saya ingin ke pasar, tetapi di luar sedang hujan deras
Dia membaca cerita pendek, sedangkan adiknya melukis panorama.
3.      Tanda koma dipakai setelah konjungsi antar kalimat, seperti Oleh karena
itu, dengan demikian, jadi, sehubungan dengan itu, meskipun demikian.
Misalnya:

Ia terlambat menyetor tugas. Oleh karena itu, ia dihukum oleh dosen.
Orang tuanya kurang mampu. Meskipun demikian, anak-anaknya berhasil
menjadi sarjana.
Saat ini penyebaran Covid-19 begitu cepat. Sehubungan dengan itu,
seluruh fasilitas umum ditutup.
4.      Dipakai jika anak kalimat mendahului induk kalimat. Misalnya:

Kalau diundang, saya datang.


Karena baik hati, dia mampunyai banyak teman.
Agar memiliki wawasan luas, kita harus membaca buku.
5.      Dipakai sebelum dan / atau sesudah kata seru (o, ya, wah,
aduh, atau hai, dll) dan kata sapaan (Bu, Dik, Nak). Misalnya:

O, begitu?
Wah, bukan main!
Nak, kapan kamu pulang?
Siapa namamu, Dik?
6.      Dipakai untuk petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Misalnya:

 “Di mana saudara tinggal?” tanya Pak Lurah.


Kata Ibu, “Aku anak yang rajin”
7.      Dipakai sebelum angka desimal atau diantara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka. Misalnya:

12,5 m
27.3 kg
Rp500,00
 8.      Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan atau aposisi

Di daerah kami, misalnya, masih banyak tambang yang belum diolah.
Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, harus mengikuti latihan
paduan suara.
Soekarno, Presiden RI, merupakan salah seorang Pendiri Gerakan
Nonblok.
9.      Dapat dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat
untuk menghindari salah baca / salah pengertian. Misalnya:

Dalam pengembangan bahasa, kita dapat memanfaatkan bahasa daerah.


Atas perhatian saudara, kami mengucapkan terima kasih.

BAHASA INDONESIA
A. Kalimat Rumpang

Kalimat rumpang adalah kalimat yang memiliki kekosongan di dalamnya


sehingga tidak memenuhi aturan penulisan kalimat efektif.

Contoh:

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti


Nadia Tarmizi mengatakan, vaksin Covid-19 sangat penting (1)…. terutama
pada tenaga kesehatan. Menurut dia, pemberian vaksin bisa mengurangi
risiko (2)… dan juga kematian akibat Covid-19. Nadia mengatakan, vaksin
yang saat ini digunakan akan memberikan (3)... manusia dan mengurangi
risiko penularan hingga 30%, sedangkan tanpa perlindungan vaksin, risiko
terpapar Covid-19 akan menjadi tiga kali lebih besar, dibanding orang yang
mendapatkan vaksinasi covid 19. (Sumber: Kompas.com)

Soal:

1. Kata yang tepat untuk melengkapi kalimat bertanda nomor (1) adalah...
a. Memberi
b. Diberikan
c. Diberi
d. Memberikan
2. Kata yang tepat untuk melengkapi kalimat bertanda nomor (2) adalah...
a. Pemaparan
b. Dipaparkan
c. Terpapar
d. Terpaparkan
3. Kata yang tepat untuk melengkapi kalimat bertanda nomor (3) adalah...
a. lindungan
b. Dilindungi
c. Perlindungan

d. Melindungi
B. Penulisan Daftar Pustaka

Daftar pustaka adalah daftar rujukan seorang penulis dalam membuat atau
menyusun suatu karya. Unsur-unsurnya adalah nama pengarang, tahun
penerbitan bahan rujukan, judul rujukan (buku, artikel jurnal, majalah,
prosiding), tempat penerbitan, dan penerbit.

Disingkat: Na.Ta.Ju.Tem:Pe.

1.      Nama pengarang: Dikutip secara lengkap dari nama akhir/belakang tanpa


diikuti oleh gelar. Contoh:

a.    Ruly Novita Sari menjadi Sari, Ruly Novita

b.    Andi Firda, S.P menjadi Firda, Andi

2.      Tahun penerbitan: Waktu penerbitan rujukan yang ditulis menggunakan


angka

3.      Judul: Judul buku ditulis italic atau miring, sedangkan jurnal dan
prosiding ditulis biasa

4.      Tempat: Tempat atau kota penerbitan buku (pustaka yang berupa artikel
jurnal, hanya menuliskan nama jurnal dan volume, serta halaman
letakrujukan

5.      Penerbit: Nama penerbit buku

Contoh:
Andi Firda menuliskan buku berjudul Kiat Meraih Prestasi pada tahun 2021. Buku
tersebut Ia tulis di Kota Makassar dan diterbitkan oleh CV. Karya Rakyat.

Maka dapat ditulis dengan rumus Na.Ta.Ju.Tem.Pe.

Firda, Andi. 2021. Kiat Meraih Prestasi. Makassar: CV. Karya Rakyat.

BAHASA INDONESIA
KALIMAT EFEKTIF
Syarat suatu kalimat dinyatakan efektif, yakni:
1. Struktur atau pola kalimat terdiri dari minimal subjek dan predikat. Secara keseluruhan pola
kalimat yaitu S+P+O/Pel+K

2. Penggunaan diksi atau pilihan kata, yang terbagi menjadi


a.       Preposisi atau kata depan, misalnya di, ke, dari, dan daripada
b.      Konjungsi korelatif
Baik.... Maupun....
Bukan... Melainkan...
Tidak... Tetapi...
Antara... Dan...
Bukan hanya... Melainkan juga...
c.       Kata Mubazir
Agar... Supaya...
Adalah... Merupakan...

Sangat... Sekali...

Saling pukul-memukul, dll.

3. Memiliki satu gagasan pokok


4. Kalimat-kalimatnya memiliki sifat koheren
5. Menggunakan aturan PUEBI yang tepat

B. Kalimat inti
    Dapat juga disebut kalimat paling sederhana, terdiri atas minimal subjek dan predikat.
    Berikut adalah ciri-cirinya:
        1. Kalimat inti dapat berpola S+P atau S+P+O atau S+P+Pel
        2. Tidak memiliki unsur keterangan
        3. Berupa kalimat aktif

CONTOH:

Anda mungkin juga menyukai