MODUL III
IDENTIFIKASI KABEL MULTIPAIR
I. TUJUAN :
1. Setelah melakukan Praktikum diharapkan mahasiswa dapat :
2. Membedakan fungsi-fungsi kabel
3. Menentukan kapasitas kabel
4. Mengupas dan menguraikan kabel
5. Menentukan kode-kode identitas dan pasangan (pair) kabel
6. Menghitung berdasarkan kode warna urat-urat kabel
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
BAHAN KABEL
a) Urat Kabel
Penghantar
Penghantar harus terbuat dari bahan tembaga lunak hasil proses
annealing dan memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Merata kualitasnya.
2. Berupa kawat padat bulat , mengkilap dan bersih.
3. Bebas dsari segala cacat
4. Harga tahanan urat kabel yang diukur harus sesuai
dengan diameternya.
b) Isolasi
Masing-masing akan dibungkus merat dengan isolasi berwarna.Isolasi harus
terbuat dari bahan kompon polietiline yang memenuhi persyaratan.
c) Pita Pengikat Satuan
Setiap 10 pair (20 pair) kabel/satuan dililit pita pengikat berwarna yang terbuat
dari bahan polipropilin atau sejenisnya.
d) Pita Pembungkus Inti
Untuk pembungkusan kabel inti dipergunakan pita non higroskopis yang terbuat
dari bahan polipropilin atau sejenisnya (plastik transparan). Dipasang dengan
dililitkan ke inti kabel secara helical atau timpang tindih. Pita pembungkus ini
disamping berfungsi sebagai pembungkus inti kabel, juga berfungsi sebagai
pencegah melelehnya isolai penghantar pada pembuatan kulit kabel.
e) Kawat Telanjang Tembaga
Kawat telanjang tembaga (yang biasanya dipertin atau dilapisi timah) pada
setiap kabel belum tentu ada, dengan diameter 0,6 mm. Kawat tembaga ini
berfungsi sebagai pengardean atau penghubung ke tanah / ground pada waktu
terminasi. Bila kabel tidak dilengkapi ini maka harus dibuat dengan cara
melilitkan kawat tembaga pada lapisan aluminium.
f) Pelindung Elektris
Untuk perlindungan terhadap kemungkinan induksi ataupun kelembapan.
Pelindung elektris harus terbuat dari pita aluminium polos atau pita aluminium
berlapis polyetheline pada salah satu sisinya. Lapisan aluminium ini diletakkan
diatas pembungkus inti, dengan membelitkan secara helikal pada inti kabel pada
inti kabel dengan tumpang tindih.
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
g) Penggantung / Bearer
Kabel udara ini mempunyai penggantung dari pilinan kawat baja gaivanis serta
yang berkuat tarik tinggi. Ukuran kawat baja penggantungkabel seperti berikut:
1. Kapasitas 10 pair sampai dengan 50 pair jumlah penggantung 7 buah
berdiameter kawat baja 1,2 mm, serta beban penyebab kerusakan 11.000 newton.
kapasitas 60 pair sampai dengan 120 pair jumlah penggantung 7 buah
berdiameter kawat baja 2 mm atau 19 buah kawat baja berdiameter 1,2 mm, serta
penyebab beban kerusakan 29.000 newton.
h) Kulit Kabel
Inti kabel yang telah dilapisi pita pembungkus dan pelindung elektris bersama-
sama dengan kawat penggantung baja dilapisi selubung polietilene berwarna
hitam. Sehingga bentuk penampang kabel udara seperti angka delapan (8).
SIFAT KELISTRIKAN.
a) Tahanan penghantar
Tahanan penghantar urat kabel harus memenuhi ketentuan pada tabel berikut :
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
PENGEMASAN KABEL
Kabel yang akan dikirimkan digulung erat dalam haspel dengan standar sebagai
berikut:
- Kapasitas kabel 60 pair sampai 120 pair, panjang kabel dalam satu haspel 500 m.
- Kapasitas kabel dibawah 60 pair, panjang kabel dalam satu haspel 1000 meter.
Ujung- ujung kabel harus ditutup dengan penutup ujung kabel yang terbuat dari
bahan panas kerut (XAGA) yang dikenal dengan End cap. Data yang terdapat di
haspel antara lain:
- Tanda pengenal.
- Jenis kabel, kapasitas kabel maupun diameter penghantar.
- Panjang Kabel dalam meter.
- Nomor haspel.
- Berat kotor dalam kilogram.
- Nomor spesifikasi.
- Arah panah penunjuk arah putaran haspel.
- Tanda akhir gulungan kabel.
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
b
c d
b) Lima quad berurutan mulai dari nomr 1 (satu) sampai nomor 5 (lima), dipilin
bersama sama membentuk satu satuan dasar atau atau satuan 10 (sepuluh) pair
yang kompak.
1
5 2
4 3
Kode warna dari isolasi penghantar untuk tiap satuan dasar harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut :
- Masing-masing satuan dasar ditandai dengan pita pengikat berwarna dengan
tebal kira-kira 0,05 mm dan lebar kira-kira 3 mm yang di lilitkan pada
masing-masing satuan tersebut.
- Warna pita pengikat satuan dasar awal pada setiap lapisan diawali dengan pita
berwarna merah, dan satuan berikutnya berwarna putih dengan pita berwarna
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
putih dan kuning secara bergantian. Bila kabelnya hanya terdiri dari satu
satuan dasar maka pengikat satuan dasar dari inti kabel tersebut berwarna
putih. Untuk kabel kapasitas 10” tisak perlu dipasang pita pengikat satuan
dasar, karena hanya satu satuan dasar.
- Ada juga pengikat satuan dasar yang berwarna sesuai dengan kode warna urat
kabel, yaitu: BIRU, ORANGE/JINGGA, HIJAU, COKLAT, ABU-ABU.
Susunan kabel seperti itu adalah kabel lama dan sudah tidak digunakan lagi.
Sejumlah satuan dasar dipilin membentuk unit yang simetris dan kompak
tergantung dari pada kapasitas kabel, permulaan dari inti keluar seperti pada
gambar berikut ini.
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
5
3
4
QUAD (2 PAIR) UNIT DASAR (10 PAIR)
1 2 1 2
1 2
3 4
3
50 PAIR 60 PAIR
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
2. MONTASE
Montase adalah pekerjaan memisahkan pair, quad, unit maupun sub unit dari kabel baik Kabel udara maupun kabel
tanah dengan menggunakan benang atau isolasi dengan tujuan untuk mempermudah pekerjaan terminasi dan
mencegah terjadinya tertukarnya pair satu dengan lainnya.
Prosedur Praktikum :
- Potong kabel sepanjang 30 cm
- Ukurlah kabel 15cm kemudian ujung lain diukur 15cm
- Kupas kulit kabel sepanjang 20 cm
- Potong aluminium foil 3 cm dari pangkal potongan
- Potong pembungkus inti 3 cm dari pangkal potongan
- Pisahkan tiap pair kurang lebih 1,5 cm dari pangkal kupasan
- Mulailah melilitkan benang dengan simpul pangkal sampai percabangan unit.
- Setelah sampai percabangan unit maka lilitkan lima kali kesatu lalu tarik simpul pangkalnya.
- Lanjutkan lilitan pada unit satu sampai lima lilitan.
- Setelah lima lilitan lalu pair ke 10 dikeluarkan, kemudian pair ke 9, 8, sampai pair pertama.
- Setelah pair kesatu dililit kemudian akhiri dengan simpul mati
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
KESELAMATAN KERJA
Untuk menghindari hal- hal yang tidak di inginkan dalam bekerja mohon diperhatikan hal- hal sebagai berikut :
- Hati- hati dalam memotong kabel dengan gergaji.
- Hati- hati dalam mengunakan cuter pada saat mengupas kabel.
- Dari pengamatan kabel tersebut tentukan Unit dan warna pita, sub Unit dan warna pita, quad dan warna isolasi
urat kabelnya, kabel yang berkapasitas 100 “, 300 “ , 600 “ dan 1000 “ (kalau tidak ada lakukan pengamatan
dari 3 jenis kabel dengan kapasitas yang berbeda) dari no. pair sbb : 3, 5, 9, 10, 13, 14, 25, 36, 99, 101, 119 dan
300. 355, 313, 414, 444, 521, 555, 597, 600, 777, 789, 818, 922, 978, 999, 1000.
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
MODUL I
Nama : ...................................................................................
.................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
.........................................................................................................................................................................
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
MODUL II
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
Cara Pengukuran:
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
Dengan demikian harga Tahanan R berbanding lurus dengan panjang saluran dan
berbanding terbalik dengan luas penampang kawat.
Artinya: Bila panjang (l) makin besar harga R makin besar
Bila penampang (q) makin besar harga R makin kecil.
Multimeter
Harga Standar:
Seperti diuraikan di atas Tahanan tergantung dari panjang saluran dan diameter kawat,
untuk itu diambil harga standar dalam 1000 meter (1 km).
Diameter kawat Tahanan (Km)
0,4 mm 300 ohm/Km
0,6 mm 130 ohm/Km
0,8 mm 73 ohm/Km
0,9 mm 58 ohm/Km
1,0 mm 46 ohm/Km
Konversi hasil ukur menjadi Harga Tahanan/Km
1000
(pjg yang diukur) x hasil ukur = Ohm/km
Untuk saluran dengan LC masing- masing ditambah 4 Ohm.
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
Cara Pengukuran:
Setiap urat yang tidak diukur dibending (disatukan) termasuk dengan Screen,
kecuali urat yang akan diukur.
Pengukuran dilakukan dengan tegangan tembus searah (DC) 500 Volt.
Hasil ukurnya menunjukan kebesaran listrik yang terjadi pada urat yang diukur
terhadap urat lainnya dan terhadap tanah (a/t: b/t: a/b).
Harga Standar
Harga tahanan isolasi saluran tergantung pada panjang kabel. Maka makin
panjang kabel kebocoran makin banyak sehingga hasil ukur makin kecil (nilai
kebocoran makin besar).
Catatan:
Kabel dalam haspel (belum ditanam dan belum diterminasi) Risolasi = 10.000
Mega Ohm/Km.
Kabel sudah terpasang dan diterminasi harga standarnya adala h minimum
1.000 Mega Ohm.
Hasil ukur dikonversi menjadi panjang 1.000 m.
Rumus:
Panjang Sal yang diukur x Hasil Ukur (Mega Ohm)
R Isolasi =
1000
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
STANDAR FCL:
Diameter Catuan STO Catuan STO
mm 40 Volt 60 Volt
0,4 1,629 1,308
0,6 0,706 0,565
0,8 0,396 0,317
1,0 0,250 0,200
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
Level : 0 dB
R. dalam : 800 Ohm tanpa Loading Coil
R. dalam : 600 Ohm tanpa Loading Coil
R. dalam : 1200 Ohm dengan Loading Coil
R. dalam : 4203 Ohm dengan Loading Coil
Hasilnya adalah IMAGE ATTENUATION
S1
S2
S3
Harga Standar:
A. Harga standar redaman saluran tergantung pada diameter kawat dan panjang
saluran tersebut.
B. Makin panjang saluran redaman makin besar, makin besar diameter kawat
redaman makin kecil.
C. Harga Standar pengukuran redaman saluran adalah harga Image Attenuation Loss.
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
0,4 3,45)
0,6 1,82
0,8 1,24
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
Prosedure Praktikum
a. Siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
b. Gunakan alat ukur multimeter dengan saklar pada audio
c. Salah satu probe dihubungkan ke urat kabel sebagai master
d. Probe yang lain dihubungkan dengan urat kabel yang diukur
e. Ujung jauh kabel di short berpindah-pindah sesuai dengan urat kabel yang
diukur pada ujung dekat
f. Bila kabel continue akan terdengar suara dari alat ukur
g. Bila alat ukur tidak mempunyai audio dapat digunakan dengan cara yang
sama dengan mengukur tahanan (menggunakan Ohm meter)
Screen kabel
s e l y a n g d i t es
Multimeter
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
Prosedure Praktikum
a. Atur tombol (Batas Ukur) multi meter pada Ohm besarnya sesuaikan
dengan yang diukur
b. Ujung jauh dari urat kabel di short (disambung)
c. Hubungkan kedua probe pada ujung dekat kedua urat kabel
d. Besarnya tahanan jerat akan nampak pada alat ukur
e. Apabila hasil nilai harganyanya tidak terbaca atur batas ukur pada
Multimeter.
Standard Tahanan Jerat (Loop) :
0,4 mm 300 ohm/Km
0,6 mm 130 ohm/Km
0,8 mm 73 ohm/Km
0,9 mm 58 ohm/Km
1,0 mm 46 ohm/Km
Prosedure Praktikum
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
f. Bila angka pada alat ukur berubah-ubah ambil angka yang paling lama
perubahannya.
g. Pengaruh tahanan isolasi pada kelistrikan adalah adanya pengurangan arus
pada kabel tersebut (drop arus).
Standard nilai tahanan isolasi :
Harga tahanan isolasi saluran tergantung pada panjang kabel. Maka
makin panjang kabel kebocoran makin banyak sehingga hasil ukur makin
kecil (nilai kebocoran makin besar).
Catatan:
a. Kabel dalam haspel (belum ditanam dan belum diterminasi) R isolasi
= 1 0.000 Mega Ohm/Km.
b. Kabel sudah terpasang dan diterminasi harga standarnya adalah
minimum 1.000 Mega Ohm.
c. Hasil ukur dikonversi menjadi panjang 1.000 m.
Rumus:
Prosedure Praktikum
a. Mengukur terlebih dahulu berapakah besarnya tegangan,arus,dan daya
awal atau biasanya adalah autput sentral.
b. Kemudian ukur arus,tegangan dan daya pada akhir jalur kabel.
Pengukuran redaman saluran dari sentral sampai soket
Pengukuran redaman tegangan di soket
misal dari hasil pengukuran didapatkan:
V1 :30,1 vdc
V2 :25,6 vdc
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
CATATAN :
1. Laksanakan pengukuran Continuitas pada kabel mulai kapasitas 10“
atau menyesuaikan kabel yang ada di Lab.
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
MODUL II
Nama : ...................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
................................................................................................................................
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
MODUL III
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
Cara Penyambungan
Sebelum diuraikan cara penyambungan lebih lanjut perlu dijelaskan tempat
dimana kabel udara akan disambung, yaitu :
Tempat sambungan diantara tiang
Tempat sambungan dekat dengan tiang
Sudah tentu cara penyambungannya akan berbeda terutama
penyambungan kawat penggantungnya.
Menentukan posisi sambungan :
Pertama-tama potong bagian kabel yang rusak pada ujung kabel yang disebabkan
oleh penarikan. Berilah tanda pada kedua ujung kabel udara yang hendak
disambung 15 cm panjangnya dari tanda titik sambung. Untuk jelasnya dapat
dilihat pada gambar berikut :
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
Gambar : Cara Penyambungan Kawat Penggantu (Tempat Sambungan Kabel Dekat Tiang)
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
Penyambungan Lurus
Alat-alat penyambungan yang dipakai seperti telah diuraikan di atas adalah sebagai
berikut ,Untuk penyambungan konduktor dapat dipakai :
B-wire connector
UY connector dari 3 M
Picabond connector dari AMP
Sistim lilit solder
Dan lain sebagainya
Untuk penyambungan selubung PE dipakai selongsong panas kerut misalnya sistim
Raychem ILS 100 terdiri atas :
PE Tape
2 buah selubung metal setengah lingkaran
Selonsong panas kerut
Cara penyambungan
Pengupasan selubung PE
Dalam pekerjaan pengupoasan selubung PE harus hati-hati, jangan sampai merusak pita
alumunium, apalagi sampai mengenai urat kabel.
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
Perlu dijelaskan bahwa pekerjaan penyambungan kabel dapat dikerjakan dibawah, tapi
dapat juga dilaksanakan di atas tiang.
Penyambungan Cabang
Alat-alat Penyambungan
Alat sambung konduktor (wire connector)
Alat-alat yang dipakai untuk menyambung konduktor pada dasarnya sama dengan yang
dipakai untuk pekerjaan penyambungan lurus seperti telah diuraikan di atas.
Hanya apabila pada sambungan cabang paralel perlu adanya alat sambungan tipe lain.
Cincin plastik untuk mengikat pasangat urat
Selongsong penyambung PE panas kerut
Selongsong penyambung PE panas kerut antara lain sistim Raychem yang disebut
BOTS (Break Out Thermo Shrinkable)
Selongsong ini hanya terdiri dari 1 jenis alat seperti gambar berikut :
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
Cara Penyambungan
Tempat untuk membuat sambungan cabang dianjurkan hanya dekat tiang telepon.
Membuat sambungan cabang diantara tiang secara teknis mungkin saja, tetapi akan
mengotori rota.
Penyambungan kabel
Pekerjaan-pekerjaan yang harus dialkukan dalam penyambungan cabang seperti :
Pengupasan selebung PE
Melepaskan pita alumunium Kabel Induk
Menganyam pasangan urat kabel yang akan disambung
Cara pelaksanaannya sama dengan penyambungan lurus seperti telah diterangkan di atas.
Setelah pekerjaan tersebut di atas dilaksanakan, sebelum penyambungan konduktor
dilakukan, kabel cabang lebih dulu dimasukkan kedalam ujung selongsong penyambung
PE panas kerut (BOTS)
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
Apabila penyambungan konduktor dari kabel induk dan cabang serta penyambungan lapisan
pelindung sudah diselesaiakn, diatur dan diikat dengan rapi, kemudian dibalut dengan pita
lumunium kembali. Apabila ternyata pita alumunium tidak cukup, dapat ditambah dengan
pita plastik.
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
Stelah letak dari sambungan kabel (cabang) pada selongsong penutup sambungagn (BOTS)
di posisi yang benar, selongsong penutup dikatupkan (dibungkuskan) dengan pertolongan
penjepit metal (metal closure channel).
Pekerjaan selanjutnya adalah memanaskan selongsong tersebbut supaya mengkerut. Untuk
mengetahui apakah selongsong penutup sudah mengkerut dengan sempurna dapat dilihat
pada bintik-bintik pada selongsong penutup yang sebelum dipanasi berwarna biru akan
berubah menjadi coklat bila sempurna pemanasannya.
Pekerjaan terakhir ialah mengikat sambungan cabang tersebut pada kawat penggantung
dengan isolasi PVC yang kuat dan rapi seperti pada gambar berikut :
LANGKAH KERJA
a. Umum
Untuk memperoleh hasil sambungan yang baik, kabel yang disambung memiliki
persyaratan elektris dan mekanis, sebelum melakukan pekerjaan penyambungan
terlebih dahulu harus ditempuh langkah persiapan yang meliputi pengamanan baik bagi
pekerja maupun ujung kabel, bahan dan perkakas, lubang sambung kabel dan cadangan
ujung kabel (slack).
b. pengaman kerja
Siapkan pengaman kerja yang terdiri dari :
Tenda yang mempunyai ukuran cukup untuk melindungi pekerja dan tempat
penyambungan dari pengaruh panas dan hujan.
Rambu lalu lintas dan tanda lainnya yang dapat terlihat jelas dari jarak 50
meter.
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
Sarung plastik lengkap dengan tali karet atau bahan sejenis untuk membungkus
ujung kabel maupun sambungan yang belum selesai dikerjakan karena keadaan
yang tidak memungkinkan.
Lampu penerangan yang memadai apabila pekerjaan penyambungan
berlangsung sampai malam hari.
Penyangga statik untuk untuk menyangga kabel dalam pelaksanaan
penyambungan.
Pompa air dan ember untuk mengeringkan lubang sambunng.
Genset 800 W- 100/220 V AC untuk keperluan penerangan, solder dan lain- lain.
P 3 K secukupnya.
PELAKSANAAN
a. Umum
Langkah pelaksanaan yang meliputi pengupasan selubung hasil dari pemotongan
pelindung mekanis baja, pengelupasan selubung dalam kabel, pemasangan continuity
wire connector, pengaturan posisi ujung kabel, penyambungan urat-urat kabel,
penyambungan continuity wire, pembalutan sambungan urat kabel, persiapan dan
pemasangan selongsong, pemasangan continuity wire pelindung mekanis baja dan
pemeriksaan seperti diuraikan di bawah ini disusun secara berurutan berdasarkan
tahap-tahap pelaksanaan. Untuk menjamin hasil kerja penyambungan kabel yang
memenuhi persyaratan mutu ellektrisbdan mekanis mutlak perlu dilaksanakan secara
tertib tahap-tahap pelaksanaan berdasarkan tahap-tahap setelah selesai dikerjakan
harus diperiksa untuk memudahkan ketahapan berikutnya.
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
Kupas kedua ujung selubung luar kabel dimulai dari tanda tadi sampai ujung
dengan gergaji besi dan pisau kabel..
Bersihkan seluruh urat kedua ujung kabel tersebut dengan lap bersih sehingga
memudahkan pengetesan /penyambungan urat urat kabel
Periksa apakah pekerjaan tersebut diatas telah dipenuhi dengan baik.
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
Perlu diperhatikan bagi lapisan alumunium yang berlapis plastik, lapisan plastik
tersebut harus dilepaskan terlebih dahulu agar diperoleh kontak listrik yang
sempurna.
Periksa pekerjaan tersebut di atas teliti sebelum melangkah pada tahap
berikutnya.
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
Pemeriksaan.
Untuk memperoleh mutu sambungan yang memenuhi persyaratan elektris dan
mekanis maka periksalah sambungan tersebut sebagai berikut :
Ukur kontinuitas dan tahanan masing-masing urat kabel tersebut.
Ukur kontinuitas dan tahanan pelindung elektris dan pelindung mekanis baja pada
kabel tersebut.
Ukur tahanan isolasi masing-masing kabel tersebut.
Periksa sambungan tersebut secara manual untuk mengetahui adanya cacat
kerusakan atau keretakan.
Pemasangan selongsong pelindung PVC.
Siapakan pipa PVC dengan diameter 1,5 kali diameter selangsong tebal 0,55 cm,
panjang 2 kali panjang selongsong yang sedemikian rupa sehingga menjadi 2
belahan yang simetris, serta dilengkapi dengan cincin penahan mekanis pada kedua
sisi yang mempunyai kekuatan mekanis sesuai dengan selongsong pelindung PVC.
Tangkupkan kedua belahan pipa PVC tersebut dengan kedudukan 0,55 kali
panjang selongsong dari kiri dan kanan.
Ikat kedua belahan selongsong pelindung PVC tersebut dengan sabuk pengaman
dari bahan baja tahan korosi.
Penutup.
Setelah pemasangan selongsong pelindung PVC selesai, sambungan dan lingkar
cadangan ujung kabel ditimbun dengan tanah setebal 10 cm, kemudian di
atasnyadilindungi dan timbun lagi dengan yang sebelumnya kotoran dan bekas
pemasangan dikumpulkan dan dibuang. Timbunlah lubang sambung kabel sesuai
dengan persyaratan yang berlaku, di atas timbunan sambungan diberi tanda yang
menyatakan adanya sambungan sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
PERSIAPAN
PELAKSANAAN
PEMERIKSAAN
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
Prosedure Praktikum
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
B. Pelaksanaan
a. Pengupasan selubung luar kabel
Ukur kontinuitas dan tahanan isolasi kedua kabel yang akan
disambung untuk meyakinkan kabel tersebut dalam kondisi baik.
Masing masing ujung kabel yang akan disambung diluruskan dan
dibersihkan dengan lap pembersih agar kabel bebas dari kotoran. Ukur
kedua ujung kabel masing masing sepanjang 25 cm dan tandai dengan
pita perekat/spidol
Kupas kedua ujung selubung luar kabel dimulai dari tanda tadi
sampai ujung dengan gergaji besi dan pisau kabel..
Apabila KU yang disambung maka potong bearer sepanjang 30 cm
Dari ujung kabel yang dikupas.
2
Gambar 3 : Pemotongan Pelindung Mekanis Baja.
15 cm
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
Bersihkan seluruh urat kedua ujung kabel tersebut dengan lap bersih
sehingga memudahkan pengetesan /penyambungan urat urat kabel
Periksa apakah pekerjaan tersebut diatas telah dipenuhi dengan baik.
c. Pemasangan Continuity Wire Connector
Lubangi selubung dalam kabel sampai tembus aluminium Foilnya pada
posisi 15 cm dari ujung .
Pasangkan continuity wire conector (urat kabel yang dikupas )
pada lapisan selubung dalam dan lapisan aluminiumnya dari kedua ujung
kabel tersebut dengan alat yang sesuai.
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
? ? ? ?
? ? ? ?
? - .? ? ?
? ? ? ?
Posisi kabel dalam pipa
? ? ?
? ? ? PIPA PVC
?
? ? ? ?
Pengaturan posisi
? ? ? pasangan urat kabel
?
? ? ? ?
PIPA TEMPAT
? ? ? ? SAMBUNGAN
(JASPRO)
? ? ? ?
? ? ? ?
? ? ? ?
? ? ? ?
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
100 90
BUNDEL 80 70
PASANGAN URAT
KABEL SETELAH 60 50
DIIKAT, DILILIT /
20 10
KAWAT TANAH
Gambar Penyambungan pasangan urat kabel setelah ditutup dengan selubung pipa PVC
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
D. Penutup.
Setelah pemasangan selongsong pelindung PVC selesai, sambungan dan
lingkar cadangan ujung kabel ditimbun dengan tanah setebal 10 cm, kemudian
di atasnya dilindungi dan timbun lagi dengan yang sebelumnya kotoran dan
bekas pemasangan dikumpulkan dan dibuang. Timbunlah lubang sambung
kabel sesuai dengan persyaratan yang berlaku, di atas timbunan sambungan
diberi tanda yang menyatakan adanya sambungan sesuai dengan persyaratan
yang berlaku, Untuk kabel udara ditambat sesuai dengan aturan yang berlaku.
Selamat Bekerja
Laboratorium Switching
Modul Praktikum – Sistem Telekomunikasi dan Wireline
MODUL III
Nama : ...................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
Laboratorium Switching