Anda di halaman 1dari 4

COR, COS DAN TONE REPEATER

COR (Carrier Operated Relay), banyak sekali versi cor yang dipergunakan dan dipost oleh
teman-teman blogger, mulai dari yang sangat sederhana sekali hingga yang tinggkat
profesional, dan cor ini biasanya dipergunakan untuk menggabunggkan dua buah radio
yang umumnya di buat untuk membuat pancar ulang, dan mungkin saja postingan kali ini
juga bagian dari banyak rangkaian-rangkaian cor yang dapat ditemukan di internet untuk
membuat sendiri pancar ulang. memang dari gambar rangkaian dalam artikel ini sedikit agak
lebih rumit dan bagi yang ingin informasi lengkap silahkan kunjungi link di bawah artikel
pada blog ini,

COS Input

Dari Penggalan gambar rangkaian diatas terdapat ada penambahan switch, penambahan ini
di buat untuk antisipasi jika COS dari radio Recivernya berlogika low atau high, rangkaian ini
mungkin dapat dipergunakan untuk semua merk radio yang diharapkan rangkaian
cortersebut juga dapat dipergunakan, dengan cara merubah posisi switch, jika COS dari
radio penerima berlogika low maka switch diposisikan ke no 3, dan jika COS dari radio
penerimanya berlogika high maka posisi switch dipindahkan ke no1, pada prinsipnya ada
dua type transistor yang berbeda PNP dan NPN, pada saat COS yang diterima berlogika
low maka yang bekerja adalah transistor PNP, dan sebaliknya jika COS yang diterima
berlogika high maka transistor yang bekerja adalah NPN sama halnya dengan rangkaian cor
pada postingan pancara ulang dengan icom 2100 yang lalu.

Input Audio
Di rangkain input ini terdapat dua buah resistor yang memang sengaja tidak di buat berapa
besar nilai tahannanya, hal ini disesuaikan dengan input yang digunakan, pada saat artikel
ini di posting uji coba audio yang digunakan diambil dari audio input radio receiver sebelum
ke VR (trimpot) Volume dari radio penerimanya, nilai RX1 di buat 1K, sedangkan tahanan
RX2 tidak digunakan sama sekali. jika audio in di hubungkan ke speaker out dari radionya
nilai tahanan RX1 dibuat sebesar 5k6 ohm dan nilai tahanan RX2 100ohm, dan usahakan
volume dari radio penerimanya jangan terlalau besar, dikarenakan jika suara input terlalu
tinggi maka suara yang dihasilkan tidak akan sempurna, pada saat penyambungan pastikan
ground terpasang dengan baik dan kabel yang dipergunakan sebaiknya mempergunakan
kabel head yang baik untuk mengurangi noise audio.

Tone Control

Rangkaian tone control disini bukanlah tone control tingkat profesional namun tone control
sederhana, hanya memfilter suara atau nada tinggi (treable) rendah (bass) yang dapat lewat
pada kapasitor keramik 4n7 dan 10nf, untuk hasil yang sesuai dengan yang diinginkan
sebaiknya kalibrasi nilai tahanan VR dengan besar kapasitas kondensator perlu diperhatikan
dan disesuaikan.

Dari penggalanan tone diatas juga terdapat VR atau tahanan geser yang berfungsi sebagai
volume untuk mic in radio pemancar atau Radio TX, penambahan transistor C945 diatas
sebagai penguat sehingga suara yang masuk melalui beberapa tahanan dan kapasitor
dapat di perkuat sebelum dikirimkan ke luar ( keradio pemancar).

Koneksi Ke Radio
Radio Penerima

Audi In sebaiknya diambil sebelum masuk ke IC Ampli/Penguat yang terdapat di dalam radio
untuk hasil audio yang baik, namun dapat juga mengambil audio dari jack speaker yang
terdapat di radio, hanya saja jika menggunakan jalur ini sebaiknya volume radio jangan
terlalu besar. sedangkan COS in sebaiknya di cari dengan baik jika menggunakan radio
yang tidak ada konektor outnya seperti radio alinco DR135 yang sudah disediakan conector
db9, radio motorola ada yang sudah tersedia ada juga yang tidak, untuk mecari jalur cos
pada radio sebenarnya tidak terlalu sulit namun dibutuhkan sedikti ketelitian dan kesabaran,

Sekilas cara mencari jalur cos pada radio,


Atur frekuensi yang hendak di gunakan, pastikan posisi penerimaan radio dalam mode biasa
(normal) atau menggunakan tone, seteleh itu siapkan radio ht dan samakan posisi
frekuensinya dan coba meneken ptt pada radio yang kedua (ht), gunakan multi tester untuk
mencari jalur cosnya, pertama coba telusuri di daerah kaki IC ampli/suara biasanya ada jalur
audio mute jalur ini juga bisa dipergunakan pada saat radio menerima sinyal dari radio yang
kedua. Akan ada perubahan pada jarum mutitester pada saat ptt di radio kedua ditekan dan
dilepas, jika di bagian audio mute tidak ditemukan coba telusuri di bagian if biasanya disini
juga ada. hanya saja tegangannya lebih kecil dari jalur utuk audio mute.Jika pada saat PTT
dari radio lain ditekan dan jarum bergerak naik berarti cosnya high, dan ptt dilepas jarum
kembali keawal, begitu sebaliknya ptt tidak ditekan jarum menunjuukan level tegangan atau
berada ditengah dan pada saat PTT ditekan jarum bergerak turun maka cos nya low. pada
pencarian cos ini usahakan cari cos yang berlevel tegangan 5 volt.

Radio Pemancar (TX)


Untuk koneksi rangkaian ke keradio pemancar, VCC bisa dihubungkan ke jalur + 8Volt yang
biasanya terdapat pada jack untuk extramic, atau dapat juga menghubungkan langsun
didalam radio pemancar atau bisa juga dengan cara menambahkan adaptor, pemberian
catu daya atau tegangan untuk rangkaian cor dan tone ini usahakan tegangan yang
diberikan benar-benar stabil, karena kestabilan dari tengangan saangat mempengaruhi
suara yang dihasilkan, jika catu daya tidak baik suara yang dihasilkan bisa saja tidak
sempurna ada dengung atau suara sedikit berisik. untuk jalur audio out dari rangkaian
dihubungkan ke jalur mic dari radio pemancar, dan jalur ptt dihubungkan ke ptt radio
pemancar, sedangkan jalur ground pastikan terhubung dengan baik, baik itu ground untuk
mic dan ground chasis pesawat.

PL atau CTSS Tone


PL adalah singkatan Private Line, sebutan yang dipakai pada produk-produk Motorola bagi
fitur yang oleh pabrikan lain disebut CTSS atau CTCSS (Continuous Tone-coded Squelch
System) atau sistim squelch (mematikan RX) dengan kode tone yang berkesinam- bungan,
suatu fitur yang digunakan untuk mencegah repeater “melayani” sinyal-sinyal yang tidak
dikehen- daki atau QRM yang berlebihan. Dengan fitur ini repeater hanya dapat diakses
oleh rig/ HT yang dapat mengirimkan tone tertentu.

Contoh: Kalau repeater di-set untuk hanya terpicu (untuk memancar ulang) kalau RX-nya
menerima misal- nya PL Tone 136.5 Hz (hertz), maka TX pada repeater tersebut hanya
akan bekerja (activated) kalau diakses dengan rig/HT yang dapat di-set atau dilengkapi de-
ngan PL tone 136.5 Hz pula. Dengan kata lain, kalau rig/HT anda tidak memancarkan tone
136.5 Hz, maka RX pada repeater tidak akan ”mendengar” pancaran anda, dan tentunya
repeater tidak akan melayani pang- gilan anda. Karenanya, repeater yang dilengkapi PL
atau CTSS (atau CTCSS) disebut juga repeater yang eksklusip atau tertutup

Anda mungkin juga menyukai