Tim Penyusun
Data Statistik Sektoral Bidang Ekonomi
di Provinsi Nusa Tenggara Barat
Puji dan syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Buku Statistik Sektoral Bidang Ekonomi di Provinsi Nusa Tenggara Barat
Tahun 2019 ini dengan baik. Kegiatan Penyusunan Buku Statistik Sektoral
Bidang Ekonomi ini merupakan bagian dari upaya untuk melaksanakan
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan Undang
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Akhir kata kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang
terlibat dalam proses penyusunan Buku Statistik Sektoral Bidang Ekonomi
dimaksud.
PENUTUP................................................................................... 221
13.1. Kesimpulan ......................................................................... 221
13.2. Saran .................................................................................. 223
Tabel 2. 8 Jumlah Wira Usaha Baru di Provinsi NTB Tahun 2014-2018 ............. 18
Tabel 5. 5 Jumlah Cadangan Pangan di Provinsi NTB Tahun 2014-2018 ......... 122
Tabel 12. 1 Jumlah Penerima Beras Miskin di Provinsi NTB Tahun 2016-
2018 ...........................................................................................209
Gambar 6. 6 Harga Rata-Rata Bahan Pokok di Provinsi NTB Tahun 2018 ............131
Gambar 7. 1 Jumlah Industri dan Tenaga Kerja yang Bekerja pada Sektor
Industri Tahun 2018 ....................................................................135
Gambar 10. 2 PMA/PMDN Ijin dan Non Ijin yang Tercatat di Provinsi NTB
Tahun 2014-2018 ....................................................................... 194
Gambar 10. 4 Banyaknya Penanam Modal yang Mengirim LKPM ......................... 200
Gambar 12. 2 PDRB dan laju Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi NTB ................... 212
Gambar 12. 3 Penyaluran KUR Per Bank Penyalur di Provinsi NTB Tahun
2018 .......................................................................................... 216
2.1. Koperasi
Kuda (Equus caballus atau Equus ferus caballus) adalah salah satu
dari sepuluh spesies modern mamalia dari genus Equus. Hewan ini
merupakan salah satu hewan peliharaan yang penting secara ekonomis
dan historis, dan telah memegang peranan penting dalam pengangkutan
orang.
Populasi Kuda di Provinsi NTB dari Tahun 2014 sampai Tahun 2018
terus mengalami penurunan dengan rata-rata pertumbuhan sekitar -7,40
persen setiap tahunnya. Populasi Kuda pada Tahun 2014 tercatat sebesar
65.708 ekor. Populasi tersebut terus mengalami penurunan sehingga pada
Tahun 2018 populasi Kuda tercatat sebesar 47.738 ekor dimana nilai ini
mengalami penurunan sebesar 17.970 ekor selama periode 2014-2018.
Hal tersebut terlihat pada Tabel 3.7 berikut.
Produksi telur di Provinsi NTB dari Tahun 2014 sampai Tahun 2018
terus mengalami peningkatan. Pada periode 2014-2018, produksi telur
tumbuh dengan rata-rata pertumbuhan sekitar 58,80 persen setiap
tahunnya. Produksi telur pada Tahun 2014 tercatat sebesar 12.227,71
ton. Produksi telur terus mengalami peningkatan sehingga pada Tahun
2018 produksi telur tercatat sebesar 53.341,42 ton dimana nilai ini
mengalami peningkatan sebesar 41.113,71 ton selama periode 2014-
2018.
Produksi telur di Provinsi NTB dari Tahun 2014 sampai Tahun 2018
mengalami fluktuatif dengan rata-rata pertumbuhan adalah sekitar 46,05
persen. Pertumbuhan konusmsi telur terbesar terjadi pada Tahun 2015
yaitu tubuh sekitar 145,60 persen sedangkan partumbuhan konsumsi telur
terendah terjadi pada Tahun 2017 yang tumbuh sebesar 4,32 persen.
Konsumsi telur pada Tahun 2014 tercatat sebesar 2,50 Kg/Kap/Tahun
dan pada Tahun 2018 konsumsi telur mengalami peningkatan sebesar
6,25 Kg/Kap/Tahun jika dibandingkan dengan konsumsi telur pada Tahun
2014 yaitu 8,75 Kg/Kap/Tahun pada tahun 2018.
Sumber : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB (Data Diolah)
Padi terdiri dari padi sawah dan padi ladang. Padi sawah adalah
padi yang di tanam pada lahan pertanian yang berpetak-petak dan
dibatasi oleh pematang (galengan), saluran untuk menahan/menyalurkan
air tanpa memandang dari mana diperolehnya atau status lahan tersebut.
Termasuk lahan yang terdaftar di Pajak Hasil Bumi, Iuran Pembangunan
Daerah, lahan bengkok, lahan serobotan, lahan rawa yang ditanami padi
Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Pemerintah Provinsi NTB (Data Diolah)
4.1.2. Jagung
4.2.1. Mangga
4.2.2. Manggis
4.2.4. Durian
4.2.5. Rambutan
Cabai atau cabai merah atau chili adalah buah dan tumbuhan
anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran
maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah
cabai yang pedas sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa
makanan.
Cabai rawit atau cabai kathur, adalah buah dan tumbuhan anggota
genus Capsicum. Buah cabai rawit berubah warnanya dari hijau menjadi
merah saat matang. Meskipun ukurannya lebih kecil daripada varietas
cabai lainnya, ia dianggap cukup pedas karena kepedasannya mencapai
50.000 - 100.000 pada skala Scoville.
4.2.10. Tomat
4.3.5. Kakao
4.3.8. Tebu
4.3.9. Asam
4.3.10. Lada
Lada (Piper albi Linn) adalah sebuah tanaman yang kaya akan
kandungan kimia, seperti minyak lada, minyak lemak, dan pati. Lada
bersifat pahit, pedas, hangat, dan antipiretik.
4.3.13. Cengkeh
Produksi kapuk pada tahun 2018 adalah 321,22 ton, dimana nilai ini
berkurang sebesar 134,72 ton jika dibandingkan dengan produksi cengkeh
Tahun 2017 atau tumbuh negatif sekitar -29,55 persen dari produksi
kapuk di Provinsi NTB pada Tahun 2017.
4.3.15. Vanili
4.3.16. Aren
Sumber Data : Dinas Ketahanan Pangan Pemerintah Provinsi NTB (Data Diolah)
Sumber Data : Dinas Ketahanan Pangan Pemerintah Provinsi NTB (Data Diolah)
Sumber Data : Dinas Ketahanan Pangan Pemerintah Provinsi NTB (Data Diolah)
Sumber Data : Dinas Ketahanan Pangan Pemerintah Provinsi NTB (Data Diolah)
Sumber Data : Dinas Ketahanan Pangan Pemerintah Provinsi NTB (Data Diolah)
Sumber Data : Dinas Ketahanan Pangan Pemerintah Provinsi NTB (Data Diolah)
Impor adalah proses pembelian barang atau jasa asing dari suatu
negara ke negara lain. Impor barang secara besar umumnya
membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun
penerima. Sedangkan importir adalah orang atau Lembaga perantara
dagang yang mendatangkan barang dari luar negeri.
a. Harga faktur
b. Biaya angkutan
c. Biaya-biaya lain yang berhubungan dengan usaha memperolehnya
seperti biaya pemesanan, biaya penerimaan, biaya penggudangan,
biaya asuransi, dan sebagainya.
Pada Tahun 2018 sebagian besar harga kebutuhan bahan pokok di
Provinsi NTB mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya seperti beras
C4 Medium, minyak goreng Bimolli, semua merk tepung terigu, daging
sapi, daging ayam boiler, telur ayam kampong, telur ayam broiler, cabe
merah kriting maupun biasa, garam halus, kecang kedelai ekspor impor
maupun local, kacang hijau, ikan asin teri, ikan kembung, dan ketela
pohon. Adapun bahan pokok yang mengalami penurunan harga antara
lain gula pasir, minyak goreng tanpa merk, daging ayam kampong, cabe
rawit, bawang merah, bawang putih, susu kental manis, kacang tanah,
indomie kare ayam, dan jagung pipilan kering.
a. Pancing
Pancing adalah salah satu alat penangkap ikan yang terdiri dari dua
komponen utama, yaitu tali (line) dan mata pancing (hook). Prinsip alat
tangkap ini merangsang ikan dengan umpan alam atau buatan yang
dikaitkan pada mata pancingnya. Macam-macam pancing yang sering
digunakan nelayan adalah rawai tetap, rawai tuna, rawai hanyut, rawai
tetap dasar, dan pancing
Jaring adalah salah satu alat penangkap ikan yang berupa siratan
(rajutan) tali (benang) yang membentuk mata jala. Macam-macam jaring
yang sering digunakan nelayan untuk menangkap ikan adalah payang,
pukat pantai, purse seine, jaring insang hanyut, jarring klitik/tasik, jaring
insang tetap, jaring lingkar, trammel net, bagan perahu/rakit, bagan
tancap dan jala tebar.
Jumlah alat tangkap pada Tahun 2018 sebanyak 38.082 unit. Alat
tangkap yang banyak digunakan di NTB pada Tahun 2018 adalah Jaring
dengan persentase 49,73 persen atau sekitar 18.938 unit. Sebanyak 41,15
persen atau sekitar 15.670 unit penangkapan yang ada di NTB
menggunakan Pancing sebagai alat tangkap dan hanya 9,12 persen atau
sekitar 3.474 unit penangkapan yang menggunakan alat tangkap lainnya
(seperti bubu, garpu & tombak dan lainnya).
b. Budidaya Tambak
c. Budidaya Laut
d. Budidaya Kolam
Berdasarkan data pada tabel 3.1 dan gambar 3.1 dapat diketahui
tentang perkembangan realisasi dan persentase realisasi pendapatan di
Provinsi NTB dari Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2018. Pada Tahun
2008 anggaran pendapatan daerah sekitar 1,08 Triliun Rupiah dengan
realisasi sekitar 1,05 Triliun Rupiah atau terealisasi sekitar 96,89 persen.
Realisasi PAD pada Tahun 2018 didominasi oleh hasil pajak daerah
yaitu sekitar 76,47 persen atau sekitar 1,27 Triliun Rupiah. Adapun
komponen lainnya yaitu hasil retribusi daerah sekitar 21,27 Milyar Rupiah
(1,28 persen), hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Sekitar
60,08 Milyar Rupiah, (3,62 persen) dan lain-lain PAD yang sah sekitar
309,38 Milyar Rupiah (18,63 persen).
Komponen Dana %
Target Realisasi
Perimbangan Realisasi
(1) (2) (3) (4)
Dana Bagi Hasil
Rp 289.331.903.400 Rp 261.642.853.635 90,43
Pajak/Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum Rp 1.537.777.886.000 Rp 1.537.777.886.000 100,00
Dana Alokasi Khusus Rp 1.468.579.894.816 Rp 1.412.965.949.375 96,21
Total Dana
Rp 3.295.689.684.216 Rp 3.212.386.689.010 97,47
Perimbangan
Sumber: Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Pemerintah Provinsi NTB
Sumber : Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pemerintah
Provinsi NTB (Data Diolah)
Gambar 10. 2 PMA/PMDN Ijin dan Non Ijin yang Tercatat di Provinsi
NTB Tahun 2014-2018
Sumber : Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pemerintah
Provinsi NTB (Data Diolah)
Sumber : Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pemerintah
Provinsi NTB (Data Diolah)
Sumber : Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pemerintah
Provinsi NTB (Data Diolah
Sumber : Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi NTB (Data
Diolah)
Target atau anggaran belanja modal Provinsi NTB pada Tahun 2018
adalah sekitar 976,67 Milyar Rupiah dan terealisasi sekitar 891,89 Milyar
Rupiah atau terealisasi sekitar 91,32 persen dari yang ditargetkan.
Realisasi belanja modal pada Tahun 2018 didominasi oleh belanja jalan,
irigasi, dan jaringan yaitu sekitar 53,46 persen atau sekitar 476,78 Milyar
Rupiah. Adapun komponen lainnya yaitu belanja peralatan dan mesin
yaitu sekitar 244,23 Milyar Rupiah (27,38 persen), belanja gedung dan
Tabel 12. 1 Jumlah Penerima Beras Miskin di Provinsi NTB Tahun 2016-
2018
Titik Jumlah Pagu %
Tahun Realisasi
Distribusi RTS-PM Raskin (kg) Realisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2016 1.120 471.566 84.881.880 84.881.880 100
2017 1.098 447.369 80.526.420 80.526.420 100
2018 1.098 447.369 48.756.390 48.756.390 100
Sumber : Biro Perekonomian Setda Pemerintah Provinsi NTB
PENUTUP
13.1. Kesimpulan