Anda di halaman 1dari 6

Cerita Rakyat Batu

Menangis
1. Unsur-unsur Intrinsik cerita rakyat batu menangis :
a. Tema : Tema pada cerita rakyat tersebut adalah
kedurhakaan seorang anak kepada ibu kandungnya.
Karena kesal dengan perilaku buruk anaknya,sang
Ibu pun mengutuk anaknya menjadi batu.
b. Alur : Dalam cerita tersebut terdapat alur maju,karena
menceritakan kehidupan sehari-hari Darmi dan Ibu
Darmi.
c. Latar -
-Latar Tempat : Di rumah, di pasar, di desa
Pembuktian : “. . .Mereka tinggal di sebuah gubuk yang
terletak
di ujung desa. . .”(paragraph 2)=dirumah
: “. . .Kemudian Ibunya mengajaknya ikut ke
Pasar. . .”(paragraph 4)=di pasar
: “Alkisah, di sebuah desa terpencil di daerah
Kalimantan Barat. . . .”(paragraph 2)=di desa
-Latar Waktu : Setiap sore
Pembuktian : “. . .Setiap sore ia selalu hilir mudik di
Kampungnya tanpa tujuan yang jelas. . .”(pag
2)
-Latar Suasana : Suasana tegang
Pembuktian : “. . .Petir menyambar-nyambar dan suara
Guntur
bergemuruh memekakkan telinga. . .”(pag 5)
d. Tokoh
-Darmi : Angkuh dan sombong
Pembuktian: “. . .Tidak, Bu aku tidak mau pergi ke sawah.
Nanti kuku dan kulitku kotor terkena lumpur. .
.”
(paragraph 2)
-Ibu Darmi : Sabar
Pembuktian: “. . . .Tapi ia hanya terdiamsambil menahan rasa
Perih.”(paragraph 4)
e. Gaya Bahasa: Gaya bahasa yang dipakai adalah gaya bahasa
Yang mudah dipahami
Majas : Hiperbola
Pembuktian : “. . .Laksana di sambar petir orang tua itu
Mendengar ucapan putrinya.”(paragraph 4)
Majas : Litotes
Pembuktian : “. . .sedangkan sang Ibu kelihatan sangat
tua dengan pakaian yang sangat kotor dan
penuh tambalan. . .”(paragraph 4)
f. Sudut Pandang: Sudut pandang dalam cerita tersebut adalah
sudut pandang orang ke tiga, karena
menceritakan perilaku dan
kehidupan sehari-hari Darmi dan Ibu
Darmi.
g. Amanat : Kita sebagai anak harus berbakti kepada
Orang tua karena tanpa jasa orang tua kita
tidak
mungkin menjadi orang yang sukses, kita juga
harus bisa membahagiakan orang tua dan
jangan menjadi anak yang durhaka kepada
orang tuanya terlebih kepada Ibu, karena doa
Ibu selalu terkabulkan.
2. Isi Dari Cerita Rakyat “Batu Menangis”
# Isi dari cerita tersebut adalah seorang gadis manja bernama
Darmi. Dia adalah gadis yang cantik jelita. Tetapi dia anak
yang
angkuh dan sombong. Karena kecantikannya, dia tidak mau
membantu Ibunya bekerja di sawah, kerjanya hanya
mempercantik diri. Darmi adlah anak yang durhaka kepada
Ibu
kandungnya, ia tidak mau mengakui Ibu kandungnya karena
malu dengan kaadaan Ibunya. Karena sang Ibu tak kuasa
menerima perlakuan buruk anaknya sang Ibu pun memohon
kepada Tuhan agar diberi hukuman. Dan ternyata doa Ibu
terkabulkankan, sehingga berubah menjadi batu.

3. Nilai-nilai cerita rakyat :


a. Nilai Perilaku : Darmi memperlakukan Ibunya bukan
sebagai Ibu kandung melainkan sebagai
pembantu
Pembuktian : “. . .Tentu saja bukan Ibuku!Dia adalah
pembantuku. . .”(paragraph 4)
b. Nilai Sosial : Perbandingan antara penampilan Ibu Darmi
dan Darmi
Pembuktian : “. . .Meskipun kedua Ibu dan anak,
penampilan mereka kelihatan sangat
berbeda. . .”(paragraph 4)
c. Nilai Moral : Darmi tega meminta uang kepada Ibunya

tanpa menyadari keadaan ekonomi


keluarganya.
Pembuktian : “. . .Setelah Ibunya pulang dari sawah,
Darmi
meminta uang upah yang diperoleh Ibunya
untuk dibelikan alat-alat kecantikan. . .”
(paragraph 3)

4. Membandingkan Nilai
# Nilai social dahulu yaitu membandingkan penampilan antara
Ibu dan anak sekarang sudah berkurang karena sekarang
zaman
modern, hampir semua orang sudah mempelajari dunia mode,
dan mengerti cara berpenampilan era modern. Dahulu kala
zaman belum berkembang mode, hanya sebagian saja yang
sudah. Jadi perbardingan nilai-nilai dalam cerita yaitu nilai
social.

5. Menceritakan sinopsis cerita rakyat “Batu Menangis”


Dahulu kala terdapat sebuah desa terpencil yang
terletak di daerah Kalimantan Barat. Di dalam desa tersebut
dikisahkan seorang janda hidup bersama anak gadisnya
bernama Darmi. Dia adalah gadis desa yang cantik jelita
tetapi dia mempunyai sifat yang buruk yaitu sifat pemalas dan
manja. Sifat malas dan manja itu dibawanya dari kecil, karena
sewaktu kecil Darmi selalu dimanjakan kedua orang tuanya
dan permintaannya selalu terpenuhi. Sehinnga saat dewasa
Darmi tidak mau membantu Ibunya bekerja di sawah karena
ia berpikir bahwa yang seharusnya bekerja hanyalah Ibunya
sedangkan Darmi hanya menikmati hasil jerih payah
Ibunya.Tidak hanya itu Darmi adalah anak yang durhaka
terhadap Ibunya. Dia tidak mau mengakui Ibu kandungnya
sendiri.Dalam keseharian, Darmi tidak mau membantu
Ibunya mencari nafkah kebiasaan dia hanya mempercantik
diri dan memamerkan kecantikannya tersebut kepada warga
kampung
Pada suatu hari sang Ibu mengajak Darmi untuk
ikut pergi ke pasar. Dan separti biasanya, Darmi selalu
menyuruh Ibunya agar membelikannya alat-alat kecantikan.
Tetapi karena sang Ibu tidak tahu alat kecantikan yang
dimaksud, Ibu memaksa Darmi agar mau pergi ke pasar.
Akhirnya dengan terpaksa, Darmi pun mau menemani Ibunya
pergi ke pasar. Tetapi dengan satu syarat yaitu Ibunya harus
berjalan di belakang Darmi, selayaknya sebagai pembantu dan
tuan putri. Darmi malu dengan keadaan Ibunya sendiri
sehingga ia tidak ingin berjalan bersampingan dengan Ibunya.
Dengan berat hati sang Ibu pun menyetujui permintaan
anaknya sendiri.
Sesampainya di pasar kedua Ibu dan Anak itu pun
sekejap manjadi pusat perhatian warga pasar. Tentu saja
karena penampilan Ibu Darmi dan Darmi yang sangat
berbeda, bukan seperti Ibu dan anak. Darmi yang cantik jelita
mengenakan pakaian yang sangat bagus dan rapi bak seorang
putrid,sedangkan Ibu yang sangat tua hanya mengenakan
pakaian yang kotor, dan sangat kumul. Dalam perjalanan ada
seseorang mendatangi Darmi dan bertanya kepadanya tentang
orang sedang berjalan di belakang Darmi. Dengan angkuh
Darmi mengaku bahwa orang yang berda di belakangnya
adalah pembantunya. Dan lebih banyak pertanyaan mengenai
Ibunya, Darmi pun merasa kesal.
Tetapi tiba-tiba Ibu Darmi berhenti dan memohon
kepada Tuhan agar Darmi mendapatkan hukuman yang
setimpal atas perbuatannya. Ibu Darmi tak kuasa menahan
penderitaan yang selama ini di alami Ibu Darmi. Dalam
sekejap langit menjadi mendung. Petir menyambar-nyambar
dan hujan turun deras. Tuhan telah mendengar doa sang Ibu.
Seketika badan Darmi berubah menjadi batu. Darmi pun tak
kuasa menahan air mata karena sesuatu terjadi terhadapnya.
Sambil meneteskan air mata Darmi meminta maaf kepada
Ibunya atas perbuatannya selama ini. Namun apa mau dikata
semua telah terjadi.Seluruh tubuh Darmi berubah menjadi
batu. Dan sampai
sekarang batu tersebut dipercaya bias mengeluarkan air mata,
sehingga batu tersebut diberi nama “Batu Menangis”.

Anda mungkin juga menyukai