Penyebab Kerusakan/kegagalan mesin Blistering Noack DPN 760” PT. Pharos Indonesia
Dari data diatas akan dianalisa kejadian yang akan terjadi dalam 1 tahun (12 bulan).
Untuk membuat tabel FMEA dibutuhkan nilai-nilai severity (kefatalan), occurrence
(kejadian), dan detection (deteksi). Nilai severity dan detection akan didapat dengan
mengasumsikan langsung jenis kegagalan dengan tingkatan untuk masing-masing
kegagalan dalam tabel severity dan detection yang telah ditetapkan. Sedangkan untuk
memperoleh tingkatan nilai occurrence akan didapat dengan melakukan sebuah
perhitungan statistik melalui distribusi normal, yaitu mencari nilai Ppk tersebut
diasumsikan dengan tingkatan nilai occurrence yang ada dalam tabel occurrence yang telah
ditetapkan.
Dimana,
Ref. (Ronald E Walpole, “Ilmu Peluang dan Statistik untuk Insinyur dan Ilmuwan”, ITB :
243)
Dengan,
Keterangan:
Ppk = Probability Proses Control
Z = Distribusi normal
x = waktu terjadi
n = Frekuensi kegagalan dalam satu tahun
p = Peluang kegagalan pertahun (x/12). Probabilitas yang sukses
q = Probabilitas yang gagal (q = 1 – p)
σ = Simpangan baku
µ = Nilai tengah
Jadi, untuk jenis kegagalan plate preheater korosi memiliki tingkatan nilai/ranking
occurrence = 1 (lihat tabel occurrence).
Jadi, untuk jenis kegagalan spring washer forming lemah/pecah putus memiliki
tingkatan nilai/ranking occurrence = 1 (lihat tabel occurrence).
Jadi, untuk jenis kegagalan cam shaft forming aus memiliki tingkatan nilai/ranking
occurrence = 3 (lihat tabel occurrence).
Jadi, untuk jenis kegagalan heater sealing putus memiliki tingkatan nilai/ranking
occurrence = 1 (lihat tabel occurrence).
Jadi, untuk jenis kegagalan ulir sealing plate korosi/patah memiliki tingkatan
nilai/ranking occurrence = 1 (lihat tabel occurrence).
Jadi, untuk jenis kegagalan spring washer forming lemah/pecah memiliki tingkatan
Preheater 1 Heater - Preheater station tidak beroperasi sesuai dengan - Heater putus 8 1 6 48
Station preheater fungsinya
putus - usia pemakaian
heater telah
Fungsi habis
untuk proses Setting
pemanasan temperatur
pada blister preheater station
untuk yang tinggi
mempermudah - Bagian lain seperti forming station dan sealing - tidak
dalam sattion tidak beroperasi dengan sempurna terbentuknya
pembentukan pocket (kantung)
pocket pada blister
(kantung) pada
forming station
2 Plate - kontaminasi pada produk - Pemanasan pada 5 1 10 50
preheater heater
korosi
3 Spring - Preheater station tidak beroperasi dengan - Beban yang 6 7 7 294
preaheater sempurna tinggi dari pegas
Forming Station 1 Spring - hasil proses forming pada blister kurang - setting yang 7 1 8 56
washer sempurna berlebihan pada
forming spring washer
lemah/pecah yang
menyebabkan
beban yang tinggi
pada spring
washer
- setting tekanan
pada spring
washer yang
Fungsi kurang seimbang
untuk proses - pengoperasian
pembentukan spring washer
pocket yang telah lama
(kantung) pada
blister 2 Cam shaft - hasil proses forming pada blister kurang - setting yang 4 3 9 108
forming aus sempurna berlebihan pada
spring washer
yang
menyebabkan
beban yang tinggi
pada spring
washer
- suara mesin berisik - setting speed
yang tinggi
Sealing station 1 Heater - Hasil sealing tidak terbentuk - Short pada 8 1 6 48
sealing hubungan listrik
putus heater
- Knurling pada sealing plate jadi rusak - kelalaian
operator
Fungsi
400
392
350
336
300
294.00
250
RPN
200
150
100 108
50 56 56 50 48 48 45
0
Dari grafik diatas, dapat ditarik kesimpulan hasil pengolahan data sebagai berikut :
1. Tingkat RPN yang tertinggi terjadi pada tiga bagian yaitu :
- Spring washer sealing lemah/pecah dengan RPN 392
- Spring cutting station patah dengan RPN 336
- Spring preheater lemah/patah dengan RPN 294
Tingkat RPN yang tertinggi pada bagian tersebut diatas menguasai 1022 point atau 71 % dari
RPN total sebesar 1433 point at