Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN SINGKAT TENTANG BERBAGAI MACAM


PROSES PRODUKSI

Definisi Teknik Produksi


Teknik Produksi yang diterjamahkan dari Production Engineering adalah
salah satu disiplin yang terkait erat dan merupakan bagian pokok dari TEknik Industri
(Industrial Engineering). Secara definisi, TEknik Produksi bisa dinyatakan sebagai
“designing the production process for a product”. Disiplin Teknik Produksi disebut
Teknik Manufaktur (Manufacturing Engineering).
Disini akan meliputi permasalahan seperti: desain dan pemilihan mesin (process
engineering), desain peralatan-peralatan Bantu (tools, jigs dan fixtures), estimasi
biaya, system perawatan (maintenance) dan pengepakan (packaging).

Keterkaitan antara Perancangan Produk dan Perancangan Proses Produksi


Disini ada satu hubungan yang sangat erat dan saling ketergantungan antara
aktivitas-aktivitas perancangan produk, pemilihan material, proses dan peralatan
produksi, serta perancangan maupun pemilihan perkakas (tools); oleh karena itu
langkah-langkah ini perlu direncanakan dan dikoordinasikan dengan seksama sejak
awal agar dapat diperoleh biaya produksi yang paling ekonomis.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB


ST,MM
Agung Wahyudi MANAJEMEN INDUSTRI 1
Konsep

Sketsa

Gambar Kerja

Model (Prototype)

Testing & Evaluasi

Modifikasi & Perbaikan Model (Prototype)

Gambar Kerja untuk Produksi

Spesifikasi Material Pemilikan dan


Perancangan
Perkakas (Tooling)

Perencanaan dan Pembuatan Perkakas


Penjadwalan Produksi yang diperlukan

Pemasangan Perkakas
dan
Pemeriksaan

Pelaksanaan Kegiatan
Produksi/Manufakturing

Gambar
Langkah-langkan untuk Merealisasikan Konsep/Rancangan
Produk sampai ke Tahap Pembuatannya.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB


ST,MM
Agung Wahyudi MANAJEMEN INDUSTRI 2
Teknik-Teknik Pembuatan Produk (Process Engineering)
Process engineering akan berkaitan dengan aktivitas-aktivitas perancangan
proses yang diperlukan untuk membuat sebuah produk. Proses tersebut meliputi
pemilihan proses manufakturing yang tepat (efektif dan efisien) diaplikasikan serta
penetapan mesin ataupun fasilitas produksi lainnya. Terdapat berbagai macam
proses manufakturing yang bisa dijumpai, akan tetapi untuk proses pengolahan
logam (metal working) secara umum hal ini bisa dibedakan dalam: metallurgical
transformation, pengecoran, pembentukan dan pemotongan logam, pengelasan,
penyambungan, perakitan dan penyelesaian akhir (finishing).

Karena sifat-sifat dari berbagai macam logam sangat penting diketahui, mak
uji-uji tertentu perlu pula dilaksanakan guna mengetahui sifat-sifat tersebut.
Beberapa sifat-sifat logam akan diketahui dan dapat diuji dengan menggunakan
berbagai macam teknik pengujian seperti:
 Tensile Strength : untuk menguji kemampuan logam di dalam menerima
beban tarik atau tekan.
 Hardness : untuk menguji kemampuan logam didalam menahan daya
penetrasi atau menguji sifat-sifat kekerasannya.
 Impact Resistance : untuk menguji kemampuan logam didalam menyerap
atau mengabsorbsi energi yang berupa beban kejut (impact).
 Malleability : untuk menguji kemampuan dan kemudahan logam untuk bisa
dibentuk.
 Fatique Resistance : untuk menguji kemampuan logam di dalam menahan
beban yang berulang-ulang (beban dinamis)
 Corroison Resistance : untuk menguji kemampuan logam didalam menahan
korosi.

Proses Pengecoran (Casting Process)


Langkah pertama yang dilakukan dalam setiap industri pengolahan logam
adalah memeperoleh bentuk kasar yang mendekati bentuk yang sesuai dengan
rancangan produk yang diinginkan. Bentuk kasar ini yang selanjutnya akan
mengalami proses penghalusan (reaming atau finishing) akan diperoleh dengan cara
yang umumnya dilakukan yaitu proses pengecoran

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB


ST,MM
Agung Wahyudi MANAJEMEN INDUSTRI 3
Proses Pembentukan Logam (Metal Forming)
Berbeda sekali dengan proses pengecoran dimana harus ada proses
pencairan logam, penuangan dan pembekuan di dalam rongga cetakan maka pada
proses pembentukan logam (metal forming), logam dibentuk dengan cara ditekan
(pressure) sampai terjadi bentuk yang dikehendaki. Selain untuk pembentukan
logam, proses ini juga bisa dipergunakan untuk memperbaiki sifat-sifat fisik dari
logam atau kedua-duanya. Proses pembentukan dalam hal ini bisa dilaksanakan
secara panas (hot working) atau secara dingin (cold working).

Secara garis besar macam-macam proses tersebut dapat digambarkan sebagai


berikut:
Proses pengerolan (rolling) : merupakan operasi penekanan (squeezing
operation) dimana disini logam akan dibentuk bisa dikerjakan secara panas atau
dingin ke arah memanjang atau melebar.
Proses penarikan kawat (wire drawing) : merupakan operasi atau proses
penarikan sebuah kawat (wire) atau batang (rod) melalui sebuah ”die” (cetakan dari
logam) dengan penarikan ini, maka diameter penampang kawat atau batang logam
akan berkurang sesuai dengan yang diinginkan.
Proses penempaan (foreging) : merupakan proses pembentukan logam
dengan jalan memberikan beban/tekanan (pressure) secara berulang-ulang dan
terputus-putus (intermittent).
Proses ekstrusi (extruding) : proses ekstrusi dilaksanakan dengan jalan
mengkompresikan logam yang dipanaskan sampai diatas elastisitas dan menkannya
melalui sebuah ide yang sesuai dengan bentuk yang dikehendaki.
Proses pembengkokan/pelengkungan (bending) : dalam proses ini benda
kerja dikenai beban/tekanan secara permanen sehingga terjadi distorsi sesuai
bentuk yang diinginkan.

Proses Pemotongan Logam (Metal Cutting)


Setelah bentuk-bentuk kasar dari suatu produk selesai dibuat (terutama
melalui proses pengecoran), maka langkah-langkah yang sering mengikutinya
adalah proses pemotongan logam (metal cutting).

Jenis proses pemotongan logam adalah:


Proses pengguntingan (shearing) : merupakan proses pemotongan
dengan cara menekankan dua sisi pisau tjam kelembaran logam (sheet metal).

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB


ST,MM
Agung Wahyudi MANAJEMEN INDUSTRI 4
Proses-proses seperti blanking, parting, punching, nibbling, notching dan shearing
semuanya merupakan ”shearing operation””.
Proses pembubutan (turning): merupakan proses pemotongan logam yang
dilaksanakan dengan jalan memutar (turning) benda kerja dan kemudian
memotong/merautnya dengan memakankan sebuah pisau/pahat potong ke benda
kerja tersebut.
Proses Pengedrilan (drilling) : merupakan proses pembuatan, pelebaran,
dan penghalusan sebuah lubang. Proses ini umumnya dilaksanakan dengan jalan
memutar dan memaksakan sebuah pisau drill ke benda kerja (dalam posisi
stasioner) yang ingin dilubangi. Bilamana pisau drill dalam posisi tetap, sedangkan
bendea kerja yang berputar maka proses ini disebut dengan ”turning”.
Proses perataan (shaping dan Planing): adalah proses perataan
permukaan benda kerja dimana gerakan pemotongan logam dilaksanakan secara
bolak-balik. Secara umum, permukaan benda yang akan diraut berbentuk datar
(flat), meskipun permukaan yang berbentuk kurvap juga bisa dikerjakan dengan cara
ini.
Proses pengefraisan (milling) : merupakan proses perataan permukaan
benda kerja dimana pisau frais yang berupa mata pisau/pahat dalam jumlah banyak
akan bergerak berputar memotong secara bergantian secara cepat.
Proses ”broaching” : prinsip kerjanya hampir sama dengan proses
pengfraisan (milling), dimana disini sejumlah gigi pahat potong yang tersusun secara
seri akan melaksanakan proses perautan/pemotongan permukaan benda kerja.
Proses Penggergajian dan pengikiran (sawing dan filing): keduanya juga
merupakan pengerjaan pemotongan/perautan logam dengan melalui sederet gigi
pahat potong yang bergerak dengan cara ditekan ataupun ditarik maju mundur.
Dalam proses penggergajian, sejumlah material logam akan dapat dipotong tanpa
banyak terbuang dalam bentuk geram.
Proses penggerindaan : merupakan proses perutan material yang
dilaksanakan oleh sebuah ”abrasive material” yang bergerak secara kontinyu
terhadap benda kerja. Proses ini diperlukan untuk memotong atau meratakan
material logam yang terlalu keras bila dikerjakan dengan metoda pemotongan yang
lain, untuk menghaluskan permukaan benda kerja sampai tingkat kehalusan tinggi,
dan untuk memperoleh ukuran-ukuran yang memiliki toleransi yang tinggi.

Proses Pengelasan (Welding)


Pengelasan adalah suatu proses ”penyambungan” dua logam dengan jalan
memanaskan atau menekan kedua logam tersebut satu sama lain. Dalam proses ini

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB


ST,MM
Agung Wahyudi MANAJEMEN INDUSTRI 5
akan terjadi fusi diantara logam-logam yang akan disambung, yang mana hal
tersebut bisa diperoleh dengan jalan menambahkan logam pengisi (filter metal) atau
menekan dua logam induk (parent metal) tersebut kuat-kuat.

Proses Penyambungan dan Perakitan (Joining and Assembly)


Proses penyambungan (joining) dan perakitan (assembly) adalah proses
dimana berbagai macam komponen, parts atau sub-assemblies akan digabungkan
satu dengan yang lainnya untuk membentuk seuah produk rakitan yang lengkap.

Proses Penyelesaian Akhir (Finishing)


Proses ini merupakan langkah-langkah kegiatan untuk memperoleh
penampang benda kerja yang lebih halus, melindungi permukaan benda kerja
ataupun juga untuk hal-hal yang lebih bersifat memperbaiki aspek estetikanya.

Pengorganisasian Kegiatan Produksi dalam Sebuah Industri Manufaktur


Dalam sub-sub ini akan banyak disinggung mengenai pengorganisasian
fungsi-fungsi kegiatan produksi dalam sebuah industri manufaktur yang lazim dikenal
sebagai ”fabricator” karena aktivitas pokoknya adalah melakukan kegiatan fabrikasi,
yaitu membuat berbagai macam produk/komponen yang kemudian merakitnya
menjadi produk akhir untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB


ST,MM
Agung Wahyudi MANAJEMEN INDUSTRI 6
Siklus aktivitas manufaktur tersebut dapat dijabarkan dalam bagn sebagai berikut:

Penjualan & Penjualan & Manufacturing


Pemasaran Pemasaran Engineering
(Teknik Produksi)

Pengendalian Perencanaan Industrial


Persediaan Pengendalian Engineering
Produksi (Teknik Industri)
Pema
P
kai
Produ
k
(Kust Ware house Proses Produksi Penerima Pemasok
omer) (Fabrikasi & an
Pengiriman Perakitan

PENGENDALIAN KUALITAS

Gambar
Siklus Aktivitas Manufaktur

Penjualan dan Pemasaran

Perintah untuk melaksanakan kegiatan produksi yaitu kegiatan untuk mengolah


material menjadi sebuah produk yang diinginkan umumnya akan diformulasikan oleh
Departemen Penjualan dan Pemasaran (Sales and Marketing Departemen) dari
sebuah perusahaan. Hal ini akan direalisasikan melalui satu dari tiga cara berikut:
 Kustomer (pelanggan) akan memesan untuk dibuatkan suatu rancangan
produk sesuai dengan spesifikasi kebutuhannya
 Kustomer akan membeli satu atau lebih produk yang dibuat secara bebas
(standard) atau tidak perlu menunggu datangnya pesanan terlebih dahulu.
 Suatu pesanan yang didasarkan pada suatu ramalan kebutuhan dari suatu
produk tertentu di masa yang akan datang.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB


ST,MM
Agung Wahyudi MANAJEMEN INDUSTRI 7
Perancangan Produk
Bilamana produk harus dibuat sesuai dengan spesifikasi khusus yang
dikehendaki oleh pemesan, maka disini rancangan produk akan sangat tergantung
atau harus disiapkan oleh kustomer itu sendiri, hal ini bisa dijumpai dalam kasus job
order. Sebaliknya, bilamana rancangan produk tersebut merupakan patent atau hak
milik maka disini industri manufaktur berkewajiban dan bertanggung jawab untuk
merancang dan mengembangkannya.
Rancangan produk didokumentasikan dengan bantuan gambar-gambar kerja
(baik berupa gambar lengkap maupun detail komponen-komponennya), identifikasi
jels menjadi standard meupun spesifikasi teknisnya, serta Bill of Materials yang akan
menunjukkan berapa jumlah masing-masing yang dibutuhkan per produk. Untuk
melihat aspek kelayakan teknis maupun ekonomis seringkali dibuat sebuah proto-
type dan rancangan produk yang akan dibuat maupun dipasarkan tersebut.

Teknik Produksi (Manufacturing Engineering)


Bagian (Departement) Teknik Produksi dari sebuah industri manufaktur akan
memiliki 4 (empat) tanggung jawab pokok yaitu:
- Memberikan saran dan rekomendasi teknis departement perancangan
produk. (R dan D) tentang bisa/mudah tidaknya sebuah rancangan produk
pada saat akan diwujudkan.
- Menetapkan langkah-langkah proses produksi yang diperlukan untuk
membuat sebuah produk/komponen.
- Menetapkan spesifikasi dan rancangan teknis dari perkakas (tools) dan alat-
alat bantu lainnya seperti jigs atau fixture yang diperlukan dalam proses
produksi.
- Bertindak sebagai ”trouble shooting” bilamana dijumpai adanya
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi selama proses produksi
berlangsung atau setelahnya seperti:
- Materials tidak memenuhi standard yang ditetapkan
- Jigs, Fixture ataupun perkakas/peralatan produksi lainnya tidak bisa
dioperasikan sesuai dengan yang dikehendaki.
- Komponen-komponen yang dibuat menyimpang dari batas-batas toleransi
yang diberikan yang berakibat sulit untuk dirakit

Teknik Industri (Industrial Engineering)


Fungsi dari departemen ini adalah untuk menetapkan metoda kerja dan
waktu standar untuk setiap aktivitas produksi. Maksud dari penetapan metoda kerja

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB


ST,MM
Agung Wahyudi MANAJEMEN INDUSTRI 8
disini adalah untuk mendapatkan cara terbaik untuk melaksanakan suatu tugas dan
kemudian menstandarskannya. Selanjutnya dengan menentukan waktu standard,
hal ini diartiokan sebagai penetapan berapa lama waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas dengan metoda yang sudah dibakukan tersebut.

Perencanaan dan Pengendalian Produksi


Kewenangan untuk membuat produk seperti yang telah diputuskn haruslah
diterjemahkan dalam bentuk ”master schedule” yang mana secara spesifik master
scedule ini akan memberi informasi tentang berapa banyak jumlah unit dari masing-
masing produk (komponen) yang harus dibuat dan kapan masing-masing harus
dikirim.

Proses Manufacturing
Proses manufakturing merupakan proses untuk merubah bentuk
(transformasi) bahan baku menjadi produk jadi. Disini akan meliputi berbagai
macam aktivitas produksi seperti yang telah diuraikan dalam awal bab ini. Termasuk
dalam aktivitas manufakturing ini selain proses fabrikasi ataupun perakitan adalah
aktivitas pemindahan bahan (material handling) yaitu aktivitasuntuk
menggerakkan/memindahkan bahan baku dari satu proses menuju ke proses
produksi yang lain dan perawatan mesin seperti perbaikan perabotan bilamana
rusak, preventive maintenance dan lain-lain.

Pengendalian Kualitas (Quality Control)


Departemen pengendalian kualitas bertanggung jawab untuk menjamin agar
kualitas dari produk dan komponen-komponennya bisa memenuhi standard yang
telah dispesifikasikan oleh perancangannya. Fungsi pengendalian kualitas ini harus
dilaksanakan secara total dan terpadu pada setiap langkah yang ditempuh
sepanjang siklus manufakturing berlangsung.

Pengiriman dan Pengendalian Persediaan


Langkah terakhir dalam siklus manufakturing adalah berupa aktivitas
pengiriman dan pendistribusian produk langsung ke konsumen yang memerlukan
atau menyimpan produk tersebut di dalam gudang sebagai persediaan. Maksud dari
pada pengendalian persediaan disini adalah untuk memberi jaminan agar produk
baik dari segi jumlah maupun macamnya selalu tersedia setiap saat untuk
memenuhi permintaan konsumennya.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB


ST,MM
Agung Wahyudi MANAJEMEN INDUSTRI 9
Job Shop Production
Job shops production seringkali pula disebut sebagai industri yang bekerja
berdasarkan pesanan (job order). Disini jumlah atau volume produksi yang dihasilkan
seringkali rendah dan umumnya digunakan untuk memenuhi pesanan yang spesifik
dan oleh karena itu disini banyak variasi pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh
industri semacam ini.

Batch Production
Industri kategori ini akan membuat produk dalam jumlah hal ini bisa dibuat
hanya sekali atau bisa juga diproduksi pada interval waktu tertentu. Maksud dari
batch production seringkali untuk memuaskan kebutuhan konsumen akan suatu
produk secara continyu.

Mass Production
Tipe produksi massal yang diaplikasikan untuk menghasilkan produk dalam
jumlah besar tetapi relatif sejenis (identical type of product). Disini cenderung untuk
menggunakan mesin dan peralatan produksi yang spesial yang mampu
menghasilkan produk dengan laju produksi yang tinggi.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB


ST,MM
Agung Wahyudi MANAJEMEN INDUSTRI 10

Anda mungkin juga menyukai