Anda di halaman 1dari 3

KESELAMATAN PASIEN DALAM PELAYANAN GIZI DI RUMAH SAKIT

Oleh : Puput Patricia Prasticha Mbau, A.Md.Gz


Rumah sakit merupakan tempat pelayanan kesehatan dimana keselamatan dan
pelayanan pasien menjadi prioritas utama dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Keselamatan pasien merupakan indikator yang paling utama dalam sistem pelayanan kesehatan
yang diharapkan dapat menjadi acuan dalam menghasilkan pelayanan kesehatan yang optimal
dan mengurangi insiden bagi pasien. Salah satu pelayanan di rumah sakit adalah pelayanan gizi
dalam pemberian diet yang tepat untuk membantu proses penyembuhan sakit, keselamatan
pasien erat kaitannya dengan ketepatan diet dalam pelayanan gizi. Ketepatan pemberian diet
pasien merupakan salah satu Standar Pelayanan Minimal rumah sakit yang harus dicapai Instalasi
gizi.

Kata Kunci : Keselamatan pasien, ketepatan pemberian diet, pelayanan gizi, rumah sakit.

dapat mempengaruhi
KETEPATAN PEMBERIAN DIET KESELAMATAN PASIEN

Rumah sakit merupakan bagian penting dari sistem kesehatan. Rumah sakit
menyediakan pelayanan kuratif, pelayanan gawat darurat, pusat alih pengetahuan dan teknologi
dan berfungsi sebagai pusat rujukan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009,
rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna dan menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat. Rumah sakit harus senantiasa meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan harapan
untuk meningkatkan kepuasan pemakai jasa.
Keselamatan pasien atau patient Safety adalah suatu sistem yang membuat asuhan
pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil, hampir setiap tindakan medis menyimpan potensi risiko. Standar
keselamatan pasien wajib diterapkan fasilitas pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan
penilaiannya dilakukan dengan menggunakan Instrumen Akreditasi (Akreditasi Rumah Sakit).

Isu tentang keselamatan pasien mendapatkan perhatian serius dari pemerintah seperti
yang dituangkan dalam Undang – Undang Rumah Sakit Nomor 44 Tahun 2009. Rumah sakit
wajib memenuhi hak pasien memperoleh keamanan dan keselamatan selama dalam perawatan
di rumah sakit. Berdasarkan Permenkes 1691/ MENKES/ PER/ VIII/ 2011 tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit bahwa setiap rumah sakit diwajibkan melaksanakan dan menerapkan
manajemen keselamatan pasien.
Keselamatan pasien merupakan suatu langkah untuk memperbaiki mutu pelayanan
dalam memberikan asuhan di bidang pelayanan rumah sakit. Inti dari keselamatan pasien yaitu
penghindaran, pencegahan dan perbaikan dari kejadian yang tidak diharapkan atau mengatasi
cedera – cedera dari proses pelayanan kesehatan. Program utama keselamatan pasien yaitu
suatu usaha untuk menurunkan angka kejadian tidak diharapkan (KTD) yang sering terjadi pada
pasien selama dirawat di rumah sakit yang sangat merugikan baik pasien maupun pihak rumah
sakit.

Kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit merupakan salah satu pelayanan penunjang
medik dalam pelayanan kesehatan paripurna rumah sakit yang berhubungan dengan kegiatan
lainnya, kegiatan pokok dari pelayanan gizi diantaranya asuhan gizi rawat inap, asuhan gizi rawat
jalan, penyelenggaraan makanan, penelitian dan pengembangan. Ketepatan pemberian diet
merupakan suatu indikator tercapainya standar pelayanan minimal rumah sakit di samping
ketepatan waktu pendistribusian makanan ke pasien dan sisa makanan pasien. Kesalahan
pemberian diet pasien kemungkinan dapat diakibatkan karena kesalahan dokter dalam
menentukan diet, kesalahan ahli gizi dalam menterjemahkan diet, sehingga sampai pada
kesalahan tenaga distribusi (Kemenkes, 2008). Indikator standar pelayanan gizi menurut
standar pelayanan minimal rumah sakit terdiri dari ketepatan waktu pemberian makanan yaitu
≥90%, sisa makanan yang tidak termakan ≤20%, dan tidak adanya kesalahan pemberian diet
sebanyak 100% (Depkes RI, 2008).
Ketepatan pemberian diet dalam melakukan pelayanan gizi khususnya pemberian
makanan kepada pasien, instalasi gizi harus memberikan makanan kepada pasien harus tepat
sesuai dengan diet yang telah ditetapkan untuk pasien tersebut. Ketepatan diet yang diberikan
kepada pasien dapat diukur dengan :
1. Kesesuaian diet pasien dengan standar porsi
2. Kesesuaian porsi berdasarkan jenis diet
3. Kesesuaian nilai gizi menurut jenis diet

Besar porsi sering kali menjadi hal yang salah saat menyajikan makanan, terutama dalam
pemorsian makanan. Masih terjadi kelebihan dan kekurangan porsi makan di rumah sakit
karena tidak ada ukuran yang tepat dalam pemorsian. Pemorsian makanan ini harus sesuai
dengan standar porsi yang telah ditentukan oleh pihak instalasi gizi rumah sakit. Besar porsi
akan berpengaruh langsung terhadap standar porsi yang terkandung dalam suatu makanan.

Kesesuaian nilai gizi menurut jenis diet juga harus diperhatikan, nilai – nilai gizi dalam
kandungan bahan makan harus disesuaikan dengan penyakit pasien. Hal tersebut sangat
berpengaruh terhadap kesembuhan pasien. Contoh jika kesalahan pemberian diet terjadi pada
pasien diabetes yang diberikan salah diet hipertensi, sedangkan diet pada pasien diabetes lebih
ditekankan mengurangi dan mengatur konsumsi karbohidrat dengan perhitungan karbohidrat
diharapkan diperoleh jumlah asupan yang sesuai dalam sehari yang bertujuan untuk
mempertahankan kadar glukosa darah yang aman, sedangkan pasien hipertensi lebih
ditekankan mengurangi asupan natrium, lemak dan kolesterol yang bertujuan menurunkan
tekanan darah pada pasien hipertensi. Kesalahan pemberian diet dapat memberi dampak serius
terhadap pasien.
Ketepatan pemberian diet sangat berpengaruh terhadap keselamatan pasien, jika ahli
gizi tidak mengidentifikasi pasien dengan baik sesuai dengan asuhan gizi, diagnosis gizi dan
intervensi diet yang kurang tepat dapat memperlambat proses penyembuhan. Kesalahan
pelayanan pada pasien akan menyebabkan kerugian bagi pasien menjadi lebih besar dan pasien
semakin lama dirawat di rumah sakit.

Kesalahan juga dapat dilakukan oleh petugas distribusi makanan, petugas distribusi
makanan atau pramusaji. Pada petugas pramusaji kesalahan terjadi karena ketidakpahaman
petugas terhadap SPO yang ada. Pada faktor organisasi tidak adanya penempatan struktur
organisasi yang jelas dan minimnya sosialisasi SPO pada petugas pramusaji. Kesalahan dalam
memutuskan suatu tindakan, hampir terasa di setiap proses pelayanan di rumah sakit, tanpa
kecuali pelayanan asuhan gizi rawat inap. Dampak dari kesalahan pada asuhan gizi yang
ditimbulkan seperti rasa tidak nyaman, berisiko ringan, namun tidak sedikit pula yang dapat
menimbulkan risiko berat yang berdampak memberi ancaman terhadap peningkatan angka
kesakitan, memperburuk keadaan, dan lama sembuh.

Sumber referensi :
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan
pasien
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2013 tentang Pedoman
Pelayanan Gizi Rumah Sakit
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129 Tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit
Buku Panduan Diet Instalasi Gizi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang Tahun 2014

Anda mungkin juga menyukai