Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT)

TERHADAP KELINCAHAN PADA


PEMAIN FUTSAL

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :
Putri Wulan Sani Apriliningtias
1610301047

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI S1


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2020

i
HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP


KELINCAHAN PADA
PEMAIN FUTSAL

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
Putri Wulan Sani Apriliningtias
1610301047

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui untuk Mengikuti Ujian Skripsi


Program Studi Fisioterapi S1
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas ‟Aisyiyah
Yogyakarta

Oleh:

Pembimbing : Tyas Sari Ratna Ningrum, S.St.Ft., M.Or


Tanggal : 9 September 2020

Tanda tangan :

ii
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP
KELINCAHAN PADA PEMAIN FUTSAL¹

Putri Wulan Sani Apriliningtias², Tyas Sari Ratna Ningrum³

ABSTRAK

Latar Belakang: Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan salah satu bentuk pengukuran
atau metode skrining yang digunakan untuk mengukur komposisi tubuh yang di ambil
dari perhitungan antara berat badan dan tinggi badan seseorang. Indeks Massa Tubuh
(IMT) berat badan berperan penting terhadap kelincahan. Berat badan berlebih secara
langsung akan mengurangi kelincahan karena adanya friksi jaringan lemak pada serabut
otot sehingga kontraksi otot menjadi berkurang, yang berakibat menurunnya kecepatan
dan kelincahan sehingga terjadi kelincahan yang buruk. Tujuan : Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh (IMT) terhadap kelincahan
pada pemain futsal. Metode : Penelitian kuantitatif model observasional analitik dengan
menggunakan metode pendekatan cross sectional. Responden dalam penelitian ini
berjumlah 30 orang pemain futsal, Pengambilan sampel menggunakan teknik total
sampling. Pengukuran nilai kelincahan menggunakan Illinois Agility Run Test,
sedangkan pengukuran tinggi badan menggunakan microtoise dan berat badan
menggunakan GEA Medical. Hasil : Hasil analisis dengan menggunakan uji univariat
dengan tabel distribusi frekuensi dengan uji bivariat menggunakan uji normalitas
Shapiro Wilk dan uji korelasi rank spearman didapatkan hasil nilai sig.0,000 (p<0,05)
dan untuk nilai koefisien korelasi sebesar 0,081 yang berarti terdapat hubungan yang
sangat kuat antara indeks massa tubuh (IMT) dengan kelincahan pada pemain futsal.
Kesimpulan : Ada hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) dengan kelincahan
pemain futsal. Saran : Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian
lebih lanjut dengan mengkaji faktor-faktor lain yan dapat mempengaruhi kelincahan.

Kata Kunci : Indeks Massa Tubuh (IMT), Kelincahan, Pemain Futsal


Daftar Pustaka : 41 buah (2010-2019)

¹Judul Skripsi
²Mahasiswa Prodi Fisioterapi S1 Universitas „Aisyiyah Yogyakarta
³Dosen Universitas „Aisyiyah Yogyakarta

iii
THE RELATIONSHIP BETWEEN BODY MASS INDEX (BMI) AND
THE AGILITY OF FUTSAL PLAYERS ¹

Putri Wulan Sani Apriliningtias², Tyas Sari Ratna Ningrum³

ABSTRACT

Background: Body Mass Index (BMI) is a form of measurement or screening method


used to measure body composition which is taken from a calculation between a person's
body weight and height. Body Mass Index (BMI) plays an important role in agility.
Excess weight will directly reduce agility due to friction of fat tissue in the muscle fibers
so that muscle contraction is reduced, which results in decreased speed and agility
resulting in poor agility. Objective: This study aims to determine the relationship
between body mass index (BMI) and agility of futsal players. Method: This is a
quantitative analytic observational study using a cross sectional approach. Respondents
in this study were 30 futsal players. Sampling used total sampling technique. The
measurement of agility values used the Illinois Agility Run Test, while the measurement
of body height used Microtoise and the body weight used GEA Medical. Result: The
results of the analysis using the univariate test with frequency distribution tables with
bivariate test using the Shapiro Wilk normality test and the Spearman rank correlation
test obtained the sig.0.000 value (p<0.05) and for the correlation coefficient value of
0.081, which means there is a significant relationship which is very strong between body
mass index (BMI) and the agility of futsal players. Conclusion: There is a relationship
between body mass index (BMI) and the agility of futsal players. Suggestion: It is
hoped that future researchers can conduct further research by examining other factors
that can affect agility.

Keywords : Body Mass Index (BMI), Agility, Futsal Players


References : 41 (2010-2019)

¹Title
²Student of Physiotherapy Program, Faculty of Health Sciences, Universitas „Aisyiyah
Yogyakarta
³Lecturer of Faculty of Health Sciences, Universitas „Aisyiyah Yogyakarta

iv
A. PENDAHULUAN Sukadiyanto dan Muluk (2011)
Dalam permainan futsal kelincahan
Perkembangan olahraga saat ini sangat berperan penting untuk merubah
sangat bervariasi dan menarik mulai dari arah, baik untuk mengejar atau
sepakbola, futsal, bola basket, bola volly, menghindari lawan serta bereaksi
bulutangkis dan lain-lain. Futsal terhadap pergerakan bola. Kelincahan
merupakan salah satu jenis olahraga yang adalah salah satu bentuk kemampuan
sangat digemari oleh banyak orang dasar biomotorik yang diperlukan dalam
dipenjuru dunia pada saat ini. Futsal setiap cabang olahraga. Kelincahan
adalah versi permainan sepak bola adalah kemampuan otot untuk menjawab
didalam ruangan yang diakui oleh badan rangsang dalam waktu sesingkat
internasional sepak bola FIFA. Permainan mungkin.
ini berkembang dan terkenal diseluruh Mylsidayu (2015) Kelincahan
dunia sejak tahun 1989. Ukuran yang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lebih kecil dan dengan pemain yang lebih lain sebagai berikut: (1) Komponen
sedikit. Meskipun futsal merupakan kondisi fisik yang meliputi kekuatan otot,
permainan yang banyak disukai oleh speed, power otot, waktu reaksi,
banyak orang tetapi futsal juga bukan keseimbangan dan koordinasi, (2) Tipe
berarti permainan yang aman karena tubuh, (3) Usia, (4) Jenis kelamin, (5)
banyak menimbulkan cidera. Kelelahan, dan (6) IMT. Agar dapat
Cedera yang sering terjadi pada menunjang berbagai macam kebutuhan
olahraga futsal dapat diakibatkan oleh kondisi fisik dalam bermain futsal serta
berbagai hal, seperti pemberian latihan dapat menghasilkan kualitas bermain
fisik, teknik dan taktik yang tidak yang baik dan hasil pertandingan yang
terprogram bagi pemain baik pada saat optimal, maka pemain futsal harus
latihan maupun pertandingan. Jenis cidera memiliki indeks massa tubuh yang ideal.
yang biasa terjadi dalam kompetisi futsal Indeks Massa Tubuh (IMT)
mulai dari luka, strain, sprain, dislokasi merupakan salah satu bentuk pengukuran
sampai fracture seperti hasil penelitian atau metode skrining yang digunakan
(Emrah, 2014). Jika seorang pemain untuk mengukur komposisi tubuh yang di
mengalami cidera maka akan ambil dari perhitungan antara berat badan
mempengaruhi tingkat kelincahan pemain (BB) dan tinggi badan (TB) seseorang.
tersebut Faktor tinggi badan dan berat badan
Cidera bisa dikurangi jika pemain sangat di perlukan dalam olahraga futsal,
memiliki kondisi fisik yang baik karena karena berat badan yang ideal membantu
intensitas dalam permainan futsal berat. para pemain futsal untuk mengeluarkan
Kondisi fisik adalah salah satu unsur kemampuan terbaiknya, apabila pemain
pendukung yang sangat penting untuk kelebihan berat badan dapat menurunkan
mengurangi timbulnya cidera yag terjadi, kemampuan pemain futsal. Tinggi badan
kondisi fisik juga banyak diperlukan dan berat badan yang ideal tentu saja
untuk menunjang performa pemain di akan menunjang prestasi pemain itu
lapangan untuk mencapai prestasi. sendiri. Dalam beberapa cabang olahraga
Menurut Scheunemann (2012) termasuk futsal, postur tubuh yang tinggi
Komponen-komponen kondisi fisik yang dengan berat badan ideal dan kondisi fisik
harus dimiliki pemain futsal, yaitu Speed, yang baik akan menunjang pencapaian
strenght, flexibility, accuration, power,
coordination, reaction, balance, agility.

1
prestasi olahraga yang tinggi (Septadina melakukan screening, untuk
et al., 2016). meminimalisir terjadinya cidera, (2)
Berdasarkan penelitian berat badan memberikan edukasi kepada pemain
lebih di Indonesia cenderung memiliki futsal tentang aktivitas olahraga yang
gerak yang lamban dan kurangnya baik dan benar, (3) membuat program
fleksibilitas tubuh pada saat melakukan latihan dan dosis menggunakan prinsip-
gerakan sehingga berpengaruh pada prinsip berupa latihan dynamic stretching,
kelincahan sebesar 9,15%. Apabila berat static stretching, balance, stabilitas
badan ideal maka Kelincahan seseorang flesibilitas, dan agility. Dalam penelitian
menjadi lebih baik dibandingkan dengan ini peran preventif fisioterapi yaitu
memiliki berat badan yang lebih karena melakukan penyeleksian dilihat dari
jika berat badan terlalu berlebih maka kategori indeks massa tubuh yang ideal
akan menimbulkan tidak seimbangnya dengan kelincahan.
dan menimbulkan kelincahan yang buruk
(Husain, dkk 2015). B. METODE PENELITIAN
Berat badan berlebih berhubungan
dengan berkurangnya performa pemain, Penelitian ini dilakukan di
berat badan yang terlalu berlebihan akan Jogokaryan futsal. Jenis penelitian yang
menyebabkan pemain untuk membawa digunakan adalah metode kuantitatif
beban tambahan selama proses bermain, model observasional analitik dengan
menyebabkan kinerja yang buruk dan menggunakan metode pendekatan cross
akhirnya mengurangi kelincahan pemain, sectional. Variabel bebas dalam
sehingga menurunkan kecepatan lari. penelitian ini adalah indeks massa tubuh
Rudiyanto (2012) berat badan yang (IMT) dan Variabel terikat dalam
berlebih secara langsung dapat penelitian ini adalah kelincahan. Teknik
mengurangi kelincahan. Salah satu faktor pengambilan sampel dalam penelitian ini
penting yang mempengaruhi kelincahan adalah teknik total sampling. Sampel
adalah kecepatan. “Seseorang yang pada penelitian ini adalah pemain futsal
mempunyai berat badan berlebih FTI UAD fc Yogyakarta berusia 18-23
cenderung memiliki gerak yang lamban tahun. Pengukuran kelincahan diukur
hal ini mungkin disebabkan oleh beban menggunakan Illinois Agility Run Test.
ekstra (berat badan) dan kurangnya C. HASIL PENELITIAN
fleksibilitas tubuh pada saat melakukan
gerakan”. Sehingga apabila salah satu Data yang diperoleh diolah
faktor dari kelincahahan yaitu kecepatan menggunakan SPSS 25.0 dengan hasil
kurang baik maka secara langsung sebagai berikut :
kelincahan seseorang juga akan kurang.
Tenaga kesehatan yang berperan
dalam meningkatkan performa kelincahan
pada pemain futsal adalah Fisioterapi.
Fisioterapi sendiri dapat berperan
Promotif, Preventif, Kuratif dan
Rehabilitatif. Menurut Lesman (2015)
peran fisioterapi dalam olahraga adalah
upaya melakukan prevention. Fisoterapi
melakukan prevention diantaranya (1)

2
a. karakteristik Responden Tabel 4.3 Distribusi Responden
Berdasarkan Tinggi Badan
1. Distribusi Responden Berdasarkan
Usia Tinggi Jumlah Persentase
badan (cm) (N) (%)
Tabel 1. Distribusi Responden 150-159 1 3,3
Berdasarkan Usia 160-170 19 63,3
171-180 10 33,3
Usia Jumlah Persentase Jumlah 30 100,0
(Tahun) (N) (%)
Sumber : data primer (2020)
18-20 22 73,3
21-23 8 26,7 Berdasarkan tabel 4.3 distribusi
Jumlah 30 100,0 responden berdasarkan tiggi badan
Sumber : data primer (2020) didapatkan bahwa responden
terbanyak 19 orang dengan tinggi
Berdasarkan tabel 4.1 distribusi
badan 160-170 cm (63,3%),
responden berdasarkan usia
responden sebanyak 10 orang dengan
responden terbanyak 22 orang
tinggi badan 171-180 cm (33,3), dan
dengan usia 18-2 tahun (73,3%), dan
responden paling sedikit 1 orang
responden paling sedikit 8 orang
dengan tinggi badan 150-159 cm
dengan usia 21-23 (26,7%).
(3,3%).
2. Distribusi Responden Berdasarkan 4. Distribusi Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin Berat Badan
Tabel 4.2 Distribusi Responden Tabel 4.4 Distribusi Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan berat badan
Jenis Jumlah Persentase Berat badan Jumlah Persentase
Kelamin (N) (%) (kg) (N) (%)
Laki-Laki 30 100,0 50-61 11 36,7
Jumlah 30 100,0 62-73 10 33,3
Sumber : data primer (2020) 74-82 5 16,7
83-96 4 13,3
Berdasarkan tabel 4.2 distribusi Jumlah 30 100,0
responden berdasarkan jenis kelamin Sumber : data primer (2020)
didapatkan bahwa semua responden
pada penelitian ini berjenis kelamin Berdasarkan tabel 4.4 distribusi
laki-laki sebanyak 30 orang pemain responden berdasarkan berat badan
(100%). didapatkan bahwa responden
terbanyak 11 orang dengan berat
3. Distribusi Responden Berdasarkan badan 50-61 kg (36,7%), responden
Tinggi Badan sebanyak 10 orang dengan berat
badan 62-73 kg (33,3%), responden
sebanyak 5 orang dengan berat badan
74-82 kg (16,7%), dan responden
paling sedikit 4 orang dengan berat
badan 83-96 kg (13,3%).

3
5. Distribusi Responden Berdasarkan kelincahan menggunakan Illinois
Indeks Massa Tubuh (IMT) agility run test, hasil terbanyak
dengan kategori buruk yaitu 11 orang
Tabel 4.5 Distribusi Responden (36,7%), kategori cukup sebanyak 10
Berdasarkan Indeks Massa orang (33,3%), kategori buruk sekali
Tubuh (IMT) sebanyak 7 orang (23,3%), dan
paling sedikit yaitu kategori baik 2
Indeks Massa Jumlah Persentase orang (6,7%).
Tubuh (IMT) (N) (%)
Underweight 3 10,0 7. Distribuasi Responden Berdasarkan
Normal 11 36,7 Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan
Overweight 11 36,7 Kelincahan
Obesitas I 4 13,3
Obesitas II 1 3,3 Tabel 4.7 Distribusi berdasarkan
Jumlah 30 100,0 Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan
Sumber : data primer (2020) Kelincahan

Berdasarkan tabel 4.5 distribusi Kelincahan


responden menunjukkan bahwa Indeks baik cukup buruk Buruk total
dalam penelitian ini nilai IMT massa sekali
tubuh f % f % f % f % f %
terbanyak adalah nilai IMT normal
(IMT)
dan overweight yaitu berjumlah 11
Under 0 0 2 6,7 1 3,3 0 0 3 10
orang (36,7%), nilai IMT obesitas I weigh
sebanyak 4 orang (13,3%), nilai IMT Normal 2 6,7 8 26,7 1 3,3 0 0 11 36,7
underweight sebanyak 3 orang Over 0 0 0 0 8 26,7 3 10 11 36,7
(10,0), dan nilai IMT paling sedikit weight
yaitu obesitas II sebanyak 1 orang Obes I 0 0 0 0 1 3,3 3 10 4 13,3
(3,3%). Obes II 0 0 0 0 0 0 1 3,3 1 3,3
Total 2 6,7 10 33,3 11 36,7 7 23,3 30 100,0
6. Distribusi Responden Berdasarkan Sumber : data primer (2020)
Kelincahan
Berdasarkan Tabel 4.7
Tabel 4.6 Distribusi Responden menunjukkan bahwa total dari 30
Berdasarkan Kelincahan responden, 3 orang responden yang
memiliki IMT kategori underweight,
Kelincahan Jumlah Persentase 2 orang dengan kelincahan cukup
(N) (%) (6,7%), 1 orang dengan kelincahan
Baik 2 6,7 buruk (3,3%). 11 orang responden
Cukup 10 33,3 yang memiliki IMT kategori normal,
Buruk 11 36,7 2 orang dengan kelincahan baik
Buruk 7 23,3 (6,7%), 8 orang dengan kelincahan
sekali cukup (26,7%), 1 orang dengan
Jumlah 30 100,0 kelincahan buruk (3,3%). 11 orang
Sumber : data primer (2020) responden yang memiliki IMT
kategori overweight, 8 orang dengan
Berdasarkan tabel 4.6 distribusi kelincahan buruk (26,7%), 3 orang
responden menunjukkan bahwa tes

4
dengan kelincahan buruk sekali Berdasarkan tabel 4.9 Hasil Uji
(10%). 4 orang responden yang Spearman Rank dari Indeks Massa
memiliki IMT kategori Obesitas I, 1 Tubuh (IMT) Terhadap Kelincahan
orang dengan kelincahan buruk yaitu nilai koefisien korelasi Indeks
(3,3%), 3 orang dengan kelincahan Massa Tubuh (IMT) Terhadap
buruk sekali (10%). 1 orang Kelicahan sebesar 0,801 hal ini
responden yang memiliki IMT menunjukkan ada hubungan dalam
kategori Obesitas II, 1 orang dengan kategori sangat kuat. sesuai
kelincahan buruk sekali (3,3%). ketentuan kekuatan korelasi
(hubungan) signifikan jika nilai Sig
Berikut dibawah ini hasil dari Uji (2-tailed) hasil perhitungan lebih
Normalitas Data : kecil dari nilai p<0,05 maka Ho
ditolak dan Ha diterima. Dan jika
1. Uji Normalitas data lebih besar p>0,05 hubungan tidak
signifikan Ho diterima dan Ha
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas ditolak. Ho berarti “Tidak ada
Pengukuran Indeks Massa Tubuh Hubungan Indeks Massa Tubuh
(IMT) Terhadap Kelincahan (IMT) Terhadap Kelincahan”,
sedangkan Ha berarti “Ada
Variabel Nilai p Shapiro Hubungan Indeks Massa Tubuh
Wilk (IMT) Terhadap Kelincahan”.
Indeks Massa 0,010 Dari hasil uji rank spearman
Tubuh (IMT) tersebut maka dapat ditarik
Kelincahan 0,002 kesimpulan bahwa nilai p<0,05 yang
berarti ada hubungan Indeks Massa
Berdasarkan tabel 4.8 hasil uji Tubuh (IMT) Terhadap Kelincahan
normalitas pengukuran Indeks Massa pada pemain futsal.
Tubuh (IMT) Terhadap Kelincahan
yaitu p=0,010, p=0,002 (p<0,05). D. PEMBAHASAN
Karena data yang dihasilkan kurang
maka data tidakberdistribusi normal. 1. Karakteristik Responden Berdasarkan
Indeks Massa Tubuh (IMT)
Berikut dibawah ini hasil dari Uji Indeks Massa Tubuh (IMT)
Hipotesis : merupakan salah satu bentuk
pengukuran atau metode skrining yang
1. Uji Hipotesis digunakan untuk mengukur komposisi
tubuh yang di ambil dari perhitungan
Tabel 4.9 Hasil Uji Hubungan Indeks antara berat badan dan tinggi badan
Massa Tubuh (IMT) Terhadap seseorang. Faktor tinggi badan dan
Kelincahan berat badan sangat di perlukan dalam
olahraga futsal, karena berat badan
Variabel Sig.p yang ideal membantu para pemain
Indeks Massa Tubuh 0,000 futsal untuk mengeluarkan
(IMT) kemampuan terbaiknya, apabila
Kelincahan pemain kelebihan berat badan dapat
menurunkan kemampuan pemain

5
futsal. Tinggi badan dan berat badan yang positif dan signifikan terhadap
yang ideal tentu saja akan menunjang kelincahan.
prestasi pemain itu sendiri. Dalam
beberapa cabang olahraga termasuk 2. Karakteristik Responden Berdasarkan
futsal, postur tubuh yang tinggi dengan Kelincahan
berat badan ideal dan kondisi fisik
yang baik akan menunjang pencapaian Kelincahan adalah kemampuan
prestasi olahraga yang tinggi otot untuk menjawab rangsang dalam
(Septadina et al., 2016). waktu sesingkat mungkin
Hasil penelitian di FTI UAD fc (Sukadiyanto dan Muluk, 2011).
Yogyakarta menunjukkan bahwa Kelincahan merupakan kemampuan
pemain futsal dengan IMT kategori seorang pemain untuk mengatasi
normal sebanyak 11 responden dengan tahanan dengan suatu kecepatan
persentasi (36,7%), kategori kontraksi tinggi. Kelincahan sering
overweight sebanyak 11 responden disamakan dengan koordinasi gerakan-
dengan persentase (36,7%), kategori gerakan, keterampilan, kemampuan
obesitas I sebanyak 4 responden mengarahkan otot-otot atau kecepatan
dengan persentase (13,3%), kategori bergarak. Kelincahan cenderung
obesitas II sebanyak 1 responden menjadi sesuatu yang sangat spesifik
(3,3%) dan kategori underweight untuk penampilan gerak yang berbeda,
sebanyak 3 responden dengan tuntutan untuk membuat perubahan-
persentase (10,0%). perubahan yang cepat dalam pola-pola
Berat badan berlebih sangat gerak, jelas terlihat dalam permainan
berpengaruh terhadap pola gerakan futsa (Dionisius, et al 2017).
pemain, pemain dituntut untuk Hasil penelitian di FTI UAD fc
bergerak secara cepat ketika membawa Yogyakarta menunjukkan bahwa
bola kegawang lawan, sehingga salah pemain futsal dengan hasil Kelincahan
satu faktor yang mempengaruhi pada kategori buruk sebanyak 11
kelincahan pemain futsal adalah berat responden dengan persentase (36,7%),
badan yang cenderung berlebihan atau kategori buruk sekali sebanyak 7
IMT yang tidak normal. Hal ini sejalan responden dengan persentase (23,3%),
dengan penelitian (Didi Yudha kategori cukup sebanyak 10 responden
Pranata, 2019) dalam jurnal Indeks dengan persentase (33,3%), dan
Massa Tubuh dengan Kelincahan kategori baik sebanyak 2 responden
pemain futsal, bahwa IMT yang cukup dengan persentase (6,7%). Dalam
tinggi, mempunyai kelincahan yang penelitian ini menunjukkan bahwa
lebih rendah. Hal ini dikarena semakin lebih banyak responden yang memiliki
tinggi IMT maka semakin berat pula kelincahan buruk yaitu 36,7%.
badan pemain sehingga membuat Terdapat 3 hal yang menjadi
pergerakan pemain melambat, karakteristik kelincahan menjadi tidak
sedangkan dalam permainan futsal tepat, yaitu : perubahan arah lari secara
dibutuhkan kelincahan untuk melewati lambat, perubahan tubuh yang tidak
segala hadangan lawan. Hal ini juga seimbang, dan perubahan arah bagian-
ditegaskan dari hasil penelitian di FTI bagian tubuh yang tidak sesuai titik
UAD fc Yogyakarta yang menunjukan perubahan awal sehingga konsentrasi
bahwa IMT mempunyai hubungan pemain menjadi tidak baik. Dalam
permainan futsal koordinasi mata-kaki

6
mutlak diperlukan karena akan sangat dan Kelincahan dengan nilai (p)
menunjang untuk menguasai jalannya sebesar 0,000 sehingga p<0,05.
permainan. Koordinasi mata-kaki Penelitian yang dilakukan oleh
merupakan dasar untuk mencapai Didi Yudha Pranata (2019) dalam
keterampilan yang tinggi dalam penelitiannya mengenai indeks massa
menendang, mengontrol bola, dan tubuh dengan kelincahan pemain
menggiring bola (partavi,2013). futsal. Berdasarkan hasil perhitungan
Pemain futsal membutuhkan diperoleh bahwa ada hubungan yang
tenaga yang sehat untuk tetap signifikan antara IMT dan kelincahan,
mempertahankan kondisi fisik yang besarnya sumbangan yang diberikan
baik, karena sangat diperlukan variabel IMT juga sangat besar, yaitu
kelincahan yang cepat dan tepat pada sebesar 94 %. Hal ini berarti bahwa 94
waktu sedang bergerak, tanpa % kelincahan seseorang dipengaruhi
kehilangan keseimbangan dan oleh IMT orang itu sendiri. Sebesar 6
kesadaran akan posisinya. Kelincahan % kelincahan dipengaruhi faktor lain
juga dapat dipengaruhi oleh postur di luar IMT, seperti faktor kelenturan.
tubuh yang dimiliki oleh para pemain Hal ini juga ditegaskan dari hasil
(Dewi, 2015). penelitian yang menunjukan bahwa
IMT mempunyai hubungan yang
3. Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) positif dan signifikan dengan
terhadap Kelincahan kelincahan.
Untoro (2017) menjelaskan
Berdasarkan tabel 4.9 Hasil Uji bahwa Berat badan yang berlebihan
Spearman Rank dari Indeks Massa secara langsung akan mengurangi
Tubuh (IMT) Terhadap Kelincahan, kelincahan, dimana berat badan yang
didapatkan hasil analisis menggunakan berlebihan cenderung mengakibatkan
uji Spearman Rank dengan nilai muscle imbalance di bagian trunk juga
signifikan 0,000 (p<0,05). Untuk nilai adanya friksi jaringan lemak pada
koefisien korelasi Uji Spearman Rank serabut otot sehingga kontraksi otot
sebesar 0,801 Sehingga dapat menjadi berkurang. Otot dalam
disimpulkan bahwa ada hubungan berkontraksi dan menghasilkan
antara Indeks Massa Tubuh (IMT) tegangan memerlukan suatu tenaga
Terhadap kelincahan pada pemain atau kekuatan. Kekuatan mengarah
futsal FTI UAD fc Yogyakarta. dan kepada output tenaga dari kontraksi
tingkat keeratan hubungan sebesar otot dan secara langsung berhubungan
0,801 yang artinya adalah dengan sejumlah tension yang
menunjukkan ada hubungan dalam dihasilkan oleh kontraksi otot,
kategori sangat kuat. sehingga meningkatkan kekuatan otot
Penelitain ini juga sesuai dengan berupa level tension, hipertropi, dan
penelitian yang dilakukan oleh recruitment serabut otot. Karena
Dhapola dan Verma (2017) dalam kekuatan merupakan salah satu
penelitiannya mengenai hubungan komponen dari kecepatan, maka makin
indeks massa tubuh dengan kelincahan besar kekuatan dari suatu gerakan,
dan kecepetan pada pemain semakin besar pula tenaga eksplosif
universitas. Penelitian ini menyatakan yang terjadi sehigga akan mampu
bahwa terdapat hubungan yang meningkatkan kelincahan.
signifikan antara Indeks Massa Tubuh

7
Rudiyanto (2012) Pada Indeks namun tidak dimasukkan dalam
massa tubuh (IMT) berat badan variabel penelitian.
berperan penting terhadap kelincahan.
Berat badan berlebih secara langsung E. KESIMPULAN DAN SARAN
akan mengurangi kelincahan karena
adanya friksi jaringan lemak pada Berdasarkan hasil dan pembahasan
serabut otot sehingga kontraksi otot pada skripsi berjudul “Hubungan Indeks
menjadi berkurang, kontraksi otot Massa Tubuh (IMT) Terhadap
yang berkurang berakibat menurunnya Kelincahan Pada Pemain Futsal” dapat
kecepatan dan kelincahan. disimpulkan bahwa adanya hubungan
Pada pemain futsal FTI UAD fc indeks massa tubuh (IMT) terhadap
Yogyakarta dengan IMT overweight pemain futsal.
dan obesitas cenderung kesulitan
dalam berlari karena tubuh mengalami Berdasarkan simpulan dari hasil
kehilangan keseimbangan, sehingga penelitian “Hubungan Indeks Massa
ketika melakukan tes kelincahan Tubuh (IMT) Terhadap Kelincahan Pada
waktu tempuh yang didapat lama atau Pemain Futsal” disarankan beberapa hasil
termasuk dalam kategori buruk. IMT yang berkaitan dengan penelitian yang
pemain sangat berpengaruh terhadap akan dilakukan di masa yang akan datang
tingkat kelincahannya. Dengan sebagai berikut:
memiliki IMT yang normal pemain
a. Bagi Responden
dapat bergerak secara mudah.
Diharapkan pemain dapat menjaga
Sedangkan jika IMT terlalu kurus akan
berat badan dan pola hidup sehat agar
mengakibatkan keseimbangan yang
memiliki berat badan atau tubuh yang
kurang sehingga dapat berpengaruh
ideal dan giat melakukan latihan-
terhadap kelincahan.
latihan yang dapat meningkatkan
kelincahan, sehingga dapat menambah
4. Keterbatasan Penelitian
performa dalam bermain futsal dan
dapat mengurangi dari resiko
Penelitian ini memiliki
terjadinya cedera ketika bermain
kekurangan dan keterbatasan yang
futsal.
hendaknya dapat diperbaiki dalam
b. Bagi Institusi pendidikan
penelitian selanjutnya Keterbatasan
Diharapkan penelitian ini dapat
dalam penelitian yang dihadapi oleh
dijadikan acuan atau referensi bagi
penulis dalam melakukan penelitian
mahasiswa khususnya di Universitas
ini adalah sebagai berikut :
„Aisyiyah Yogyakarta untuk
a. Penelitian ini sebatas meneliti
melakukan penelitian selanjutnya
Indeks Massa Tubuh (IMT)
khususnya dibidang fisioterapi sport.
terhadap Kelincahan, dalam
c. Bagi praktisi
penelitian dan belum menjelaskan
Diharapkan bagi praktisi fisioterapi
hubungan Indeks Massa Tubuh
khususnya dibidang fisioterapi sport,
(IMT) dengan risiko lainnya yang
penelitian ini dapat dijadikan acuan
dapat terjadi.
dan dapat mengingatkan kembali
b. Masih banyak faktor lain yang
mengenai faktor resiko yang
dapat mempengaruhi kelincahan
mempengaruhi kelincahan dan
pentingnya kelincahan terhadap

8
pemain. Selain itu diharapkan dapat Rudiyanto., Waluyo, M dan Sugiharto.
membantu memberikan preventif saat (2012). Hubungan berat badan tinggi
pemain akan mengikuti pertandingan. badan dan panjang tungkai dengan
d. Bagi peneliti selanjutnya kelincahan. Journal of sport sciences
Pada peneliti selanjutnya bisa and fitness. 1(2). 26-31
menjadikan penelitian ini sebagai Schunemenin, T. (2012). Kurikulum Sepak
dasar untuk penelitian selanjutnya. Bola Indonesia. Jakarta: PSSI
Dan diharapkan dapat melakukan Sukadiyanto, Muluk, D. (2011). Pengantar
penelitian lebih lanjut dengan Teori dan Metodologi Melatih Fisik.
mengkaji faktor lain yang dapat Bandung: CV. Lubuk Agung.
mempengaruhi kelincahan agar Untoro, FS. (2017). Hubungan Antara
dipenelitian selanjutnya pembaca Indeks Massa Tubuh Dengan
dapat mengetahui dan memahami Kelincahan Dan Volume Oksigen
factor-faktor apa saja yang Maksimum Pada Pemain Futsal
berhubungan dengan kelincahan. MUFC Karanganyar. Skripsi.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
DAFTAR PUSTAKA

Dionisius, W. I. Putu, A. Oktovianus, F. et


al. (2017). Pelatihan Zig-Zag Run
Lebih Efektif Menigkatkan Kelincahan
Menggiring Bola Dari Pada Pelatihan
Shutell Run Dalam Permainan Futsal.
Sport and Fitness Journal Volume 5,
No.2, Juli 2017: 1-9
Didi, Y, P. (2019). Indeks Massa Tubuh
Dengan Kelincahan Pemain Futsal.
Jurnal Ilmu Olahraga dan Kesehatan,
Volume 8, No 2
Emrah, Atay. (2014). Prevalence of sport
injuries among middle school children
and suggestion for their prevention.
School of physical education and
sport, 26, 1455-1457.
Husain, A. Tendean, L. Queljoede, E.
(2015). Pengaruh Kelebihan berat
badan atau overweight Terhadap
terjadinya disfungsi seksual pria.
Journal e0Biomedik.3(3).
Mylsidayu, S; Febi, K. (2015). Ilmu
Kepelatihan Dasar. Bandung: Alfabeta
Partavi, S. 2013. Effect Of 7 Weeks Of
Rope-Jump Training on
Cardiovascular Endurance, Speed and
Agility In Middle School Student
Boys. Sport Science 6 (2013) 2: 40‐43

Anda mungkin juga menyukai